Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan
masyarakat, telah dibangun Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung
tombak upaya kesehatan (baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan
perorangan). Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang
bertempat tinggal dalam wilayah tertentu (Azwar, 1996). Kepmenkes No. 128 Tahun 2004
(dalam Soegianto, 2008) menyatakan bahwa Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis
(UPT) dari Dinas Kesehatan Kab/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas
dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :
1. Perencanaan tingkat Puskesmas
2. Lokakarya Mini Puskesmas
3. Penilaian Kinerja Puskesmas dan Manajemen Sumber Daya termasuk alat, obat,
keuangan dan Tenaga serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan
pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya
peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui penerapan quality assurance ).

Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program


unggulan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan dan
program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi prioritas di suatu
Puskesmas, perlu dirumuskan secara spesifik oleh Puskesmas sendiri demikian pula
strategi dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan dengan masalah, kebutuhan
serta potensi setempat. Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan.
Untuk mengoptimalkan kinerja Puskesmas, perlu dibuat Rencana Usulan Kegiatan
Puskesmas.
Dengan adanya RUK Puskesmas Candipuro tahun 2011 ini, maka diharapkan
dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan aktivitasnya dalam tahun 2011.
Kegiatan yang terencana tentu akan mengoptimalkan pencapaian target yang telah
ditentukan sehingga pembangunan kesehatan di wilayah Puskesmas Candipuro lebih
terarah dengan baik.

1.2 TUJUAN PENYUSUNAN RUK


Tujuan Umum : Meningkatkan kemampuan Puskesmas Candipuro dalam mengelola
kegiatan untuk meningkatkan fungsinya sebagai pusat pelaksanaan
upaya kesehatan, serta pengembangan dan pembinaan masyarakat di
wilayah kerjanya.
Tujuan Khusus :
1. Menemukan masalah-masalah kesehatan yang muncul di wilayah kerja Puskesmas
Candipuro
2. Menemukan prioritas masalah yang akan diselesaikan selama setahun ke depan.
3. Menganalisis akar masalah kesehatan masyarakat yang ada untuk kemudian dicari
pemecahan masalahnya.
4. Membuat perkiraan biaya dan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas selama
satu tahun ke depan.
5. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan Puskesmas selama satu tahun ke depan.
6. Tercapainya program-program Puskesmas, antara lain meliputi:
a. Enam program pokok Puskesmas (Kesehatan Dasar Basic Six):
1). Promosi kesehatan,
2). Kesehatan lingkungan,
3). Pencegahan pemberantasan penyakit menular,
4). Kesehatan ibu dan anak termasuk KB,
5). Perbaikan gizi masyarakat, dan
6). Pelayanan kesehatan/ pengobatan.
b. Manajemen Puskesmas
c. Program inovatif
5. Terciptanya koordinasi lintas sektor yang baik di Kecamatan Candipuro.

2
BAB II
ANALISIS SITUASI
2.1 GAMBARAN UMUM PUSKESMAS CANDIPURO
A. Keadaan Geografis
Kecamatan Candipuro merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Lumajang, mempunyai luas wilayah 71,57 Km2 dengan ketinggian + 500
meter dari permukaan laut. Mempunyai wilayah 71% dataran rendah, sisanya (29%)
merupakan dataran tinggi. Jarak dari kota Lumajang sekitar 28 km kearah selatan.
Batas wilayah kecamatan Candipuro adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : kecamatan Pasrujambe
Sebelah Timur : kecamatan Pasirian
Sebelah Barat : kecamatan Tempursari
Sebelah Selatan : kecamatan Pronojiwo
Kecamatan Candipuro mempunyai 10 Desa yang dibagi menjadi masing-
masing 5 desa untuk tiap Puskesmas. Puskesmas Candipuro merupakan 1 dari 2
Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Candipuro
Wilayah kerja Puskesmas Candipuro meliputi :
1) Sumberwuluh
2) Sumberejo
3) Candipuro
4) Jarit
5) Jugosari

B. Data Demografi
2.2 Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin

Tabel 1 Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Candipuro


Tahun 2010
Jumlah
No Desa
n %

1. Sumberwuluh 7970 24

2. Sumberejo 5102 15

3. Candipuro 5473 17

4. Jarit 10879 33

5. Jugosari 2763 0,8

Jumlah 32187 100

3
Data Sekunder: Data BPS Kecamatan Candipuro 2010

2.3 Distribusi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 3 Distribusi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Candipuro


Tahun 2010

Persentase
No. Jenis Pendidikan
(%)

1. Tidak sekolah 1,6

2. SD 58,30

3. SLTP 21,36

4. SLTA 14,87

5. Akademi / D3 / S1 /S2 3,87

Jumlah 100

2.4 Distribusi Penduduk menurut Umur

Tabel 5 Distribusi Penduduk menurut Umur di Kecamatan Candipuro Tahun 2010

No. Umur (tahun) Persentase

(%)

1. 0–4 10,46

2. 5–6 11,03

3. 7 – 12 11,63

4. 13 – 15 8,92

5. 16 – 19 7,90

6. 20 – 60 43,53

8. > 60 6,53

Jumlah 100

4
Data Sekunder: BPS Kecamatan Candipuro Tahun 2010

C. Data Sumber Daya


1) Ketenagaan
Tabel 6 Tenaga Kerja Puskesmas Candipuro Tahun 2010
Jenis Yang Status
No. Kekurangan Ketr.
Ketenagaan Ada Kepegawaian
1. Dokter Umum 2 1 PNS  
2. Dokter Gigi 1 - PNS  
Sarjana Kesh.
3. Masy. 1 -  
4. D3 -  
a. Akper 6 4 PNS  
b. Akbid 4 - PTT  
c. Akademi Gizi 0 1 -  
d. Lain-lain 0 - -  
5. Bidan 5 - PNS Pendidikan D3 (5
orang)
6. Sarjana 0 - -
Keperawatan  
7. Perawat (SPK) 0 - -  
8. Perawat Gigi 0 1 -  
9. Sanitarian 1 - PNS  
10. SPAG 0 - -  
11. Tenaga 0 1 -
Laboratorium  
12. Pengelola Obat 1 - PNS  D3 Farmasi
13. Lain-lain 5 5 PNS  
Jumlah 26 13 -  
Data Sekunder: DUK PNS Puskesmas Candipuro Tahun 2010

2) Peralatan

NO JENIS ALAT JUMLAH KONDISI KET


BERFUNGSI TDK

1 Dental Unit 1 √
2 Timbangan bayi 5 √

5
3 Timbangan Dewasa 4 √
…… dst
(Lampiran 1 : Data Inventaris Barang Puskesmas Candipuro tahun 2010)

3) Sarana dan prasarana

a) Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Tabel 8 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Candipuro Tahun 2010
Jumlah Fasilitas Pelayanan
Kelurahan/ Kesehatan
No.
Desa Lain-lain
Pustu Polindes
(dr./Bd/BP Swasta)
1. Sumberwuluh 1 2 0
2. Sumberejo 0 1 2
3. Candipuro 0 0 2 + (Pusk. Induk)
4. Jarit 1 1 2
5. Jugosari 1 0 0
 Jumlah 3 4 7

b) Keadaan Sarana Prasarana


Tabel 9 Keadaan Sarana Prasarana Puskesmas Candipuro Tahun 2010
Kondisi
No. Jenis sarana/prasarana Jumlah Rusak Rusak Rusak
Baik
ringan sedang berat
I Sarana Kesehatan
Puskesmas Pembantu 3 √ √ (1)
Polindes/ Poskesdes 4 √
Rumah Dinas Dokter 1 √
Rumah Dinas Perawat -
Rumah Dinas Bidan -
Puskesmas Keliling Roda 4 2 √
Ambulance - -
Sepeda Motor 7 √

6
II Sarana Penunjang
Komputer 7 √ (3) √ (4)
Mesin Tik 2 √
Telepon 2 √
Mesin Faximile 1 √ √ (1)
(Lampiran 1 : Data Inventaris Barang Puskesmas Candipuro tahun 2010)

7
D. Data Peran Serta Masyarakat
Tabel 10 Peran Serta Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Tahun 2010

Jumlah Jumlah Kader Dukun Bayi


No. Kelurahan/Desa
Posyandu Dilatih Aktif % Dilatih Aktif %
1. Sumberwuluh 11 99 55 55,5 10 9 90
2. Sumberejo 6 54 30 55,5 4 4 100
3. Candipuro 9 81 45 55,5 5 5 100
4. Jarit 10 90 50 55,5 4 4 100
5. Jugosari 6 54 30 55,5 9 4 44,4
  Jumlah 42 378 210 55,5 36 18 86,88
Data Sekunder: Data PKP Puskesmas Candipuro Tahun 2010

E. Data Sarana Pendidikan dan Pelatihan


Tabel 11 Sarana Pendidikan dan Pelatihan di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Tahun 2010

Jenis Jumlah Jumlah Kader


Guru UKS Keterangan
Pendidikan sekolah siswa UKHS
TK 19 913 0 0
SD/MI 22 3977 30 22
SMP/ MTS 4 1347 - 4
SLTA/ MA 2 513 - 2
Pontren 6 542 -
Lainnya - -

8
TOTAL
Data Sekunder: Data PKP Puskesmas Candipuro Tahun 2010

9
2.5 Data Sasaran Program Kesehatan

Tabel 12 Sasaran Program Kesehatan Puskesmas Candipuro Tahun 2010

10 – 19
16-19
13-15
0–1

0–2

0–4

5–6

7-12
1-4
0
WUS

USILA > 60
IBU NIFAS
T A H U N

BUTEKI
PDDK

BUMIL
NO NAMA DESA 10- 15-

REMAJA PUTRI
PRA SEKOLAH
BAWAH LIMA
BAWAH TIGA
BAWAH DUA
15-49
49 39

TAHUN

TAHUN

TAHUN
ANAK
BAYI

SLTA
SLTP
SD TAH U N
BKKB
KIA PNM
N
Sumberwulu 12 24 24 13 24 12
1 7970 487 365 607 722 364 505 597 2502 1572 2210 886
h 2 4 8 4 3 3
5102 15 15 15
2 Sumberejo 78 311 234 390 463 234 322 382 1602 1006 1415 86 79 568
6 8 6
5473 16 16 16
3 Candipuro 83 334 250 417 496 250 346 409 1718 1079 1518 92 84 609
6 9 7
1087 16 33 33 18 33 16 120
4 Jarit 9 664 497 829 986 497 689 815 3415 2146 3017
5 1 7 2 1 7 9

5 Jugosari 2763 43 169 85 127 212 87 251 127 175 207 868 545 766 46 85 43 307

3218 49 196 98 147 245 99 291 147 203 241 1010 54 98 49 357
J U M LA H 7 1 6348 8926
5 2 3 5 9 8 2 7 0 5 0 2 6 9

10
Sumber data : Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur Tahun 2010

11
2.6 Data Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
1)Kondisi Rumah Penduduk di Wilayah Kerja
Tabel 13 Kondisi Rumah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Tahun
2010
Jml
Jml Rumah Jml Rumah % Rumah
% Diperiksa Rumah
Seluruhnya Diperiksa Sehat
Sehat
10086 1068 10,6 841 78,7
Data Sekunder: PKP Puskesmas Candipuro Tahun 2010

2)Akses Air Bersih Penduduk

Tabel 14 Akses Air Bersih Penduduk di Wilayah Kerja Candipuro Tahun 2010

Keluarga
Akses Air Bersih % Akses Air Bersih
Jml Diperiksa
KK
 
Ledeng

SGL

SGL
Lain

Lain

Jml
Jml % Jml
Ledeng

1250 92 90 257 1250


1077 8,61 7,39 72 20,6 100
9 4 12 3 9
Data Sekunder: PKP Puskesmas Candipuro Tahun 2010

2.7 Kepemilikan Jamban Penduduk

Tabel 15 Kepemilikan Jamban Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro


Tahun 2010

Jamban
Jml KK
  KK KK % KK %
Sehat
Memiliki Diperiksa Memiliki Sehat

12509 6754 841 841 53,99 100


Data Sekunder: PKP Puskesmas Candipuro Tahun 2010

2.8 Pengelolaan Air Limbah Penduduk

Tabel 16 Pengelolaan Air Limbah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas


Candipuro Tahun 2010
Pengelolaan Air Limbah
Jml KK Jml KK % KK
Jml
Diperiks Memili Memili % Sehat
Sehat
a ki ki
1077 610 610

Data Sekunder: PKP Puskesmas Candipuro Tahun 2010

12
H. Data Institusi Umum serta Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)

1) Data Institusi Umum

Tabel 17 Institusi Umum Yang Dibina Kesehatan Lingkungannya di Wilayah Kerja


Puskesmas Candipuro Tahun 2010

No. Jenis Institusi Jumlah Dibina % Dibina


1. Sarana kesehatan 9 9 100
2. Sarana pendidikan 28 24 85,7
3. Sarana ibadah 32 27 84,3
4. Perkantoran 15 15 100
5. Sarana lain 6 6 100
Jumlah 90 81 90

2.9 Data Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan

Tabel 18 TUPM Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Tahun 2010

No. Jenis Sarana Jumlah Jumlah Sehat % Sehat


Diperiksa
1. Hotel - - -
2. Restoran/ R. Makan 10 10 8 80
3. Pasar 2 2 1 50
4. TUPM lain - - - -
5. Toserba 1 1 1 50
Jumlah 13 13 10 76,9

2.10 GAMBARAN KHUSUS PUSKESMAS CANDIPURO

A. Status Kesehatan

1) Data kematian

Tabel 19 Data Kelahiran dan Kematian Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas


Candipuro Tahun 2010

Jumlah Jumla
Jumlah
Lahir h
Lahir % Bayi
Lahir Mati Hidup+ Balita AKB
Hidup Lahir Mati
Lahir Mati Mati
Mati  
 
279 6 285 2,15 2 3 2
Data Sekunder: PKP Puskesmas Candipuro Tahun 2010

Tabel 20 Data Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Candipuro Tahun 2010

13
Jumlah Kematian Ibu Maternal
Jumlah
Lahir
Hidup Kematian Jumlah AKI
Kematian Kematian
Ibu
Ibu Hamil Ibu Nifas
Bersalin

279 - 2 - 2 2
Data Sekunder: PKP Puskesmas Candipuro Tahun 2010

2) Pola penyakit (10 penyakit terbanyak)

Tabel 21 Pola Penyakit (10 Penyakit Terbanyak) di Wilayah Kerja Puskesmas


Candipuro Tahun 2010

Jumla
No. Nama Penyakit h

1. Penyakit pada System otot & jaringan


Pengikat 1624

2. ISPA 1413

3. Penyakit Gigi 844

4. Diare 561

5. Penyakit Kulit Infeksi 341

6. Penyakit Kulit alergi 270

7. Penyakit Mata 264

8. Penyakit Telinga 246

9. Penyakit Lambung 242

10. Jiwa 145

14
BAB III

KEBIJAKAN

A. Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010.

B. Rencana Strategis Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2010-2014.

C. Standart Pelayanan Minimum Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008.

(Kepmenkes No. 828/SK/MENKES/X/2008 tentang Juknis SPM)

D. Pedoman Pelaksanaan JAMKESMAS Depertemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun

2007.

E. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Tahun 2009.

F. Keputusan Kepala Dinas Kabupaten Lumajang No. 050/1662/427.43/2004 Tanggal 25

Oktober 2004 tentang Penunjukkan Puskesmas sebagai Pelaksana Penggunaan Software

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Tahun 2005.

G. Alokasi Anggaran per Program (Kebijakan Puskesmas Candipuro Tahun 2010).

H. Permendagri No 59 Th. 2007 tentang Perubahan atas Permendagri No 13 Th 2006 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah.

I. Profil Puskesmas Candipuro

J. Data BPS/Kecamatan Candipuro

15
BAB IV
PERUMUSAN MASALAH

4.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan dengan melihat pencapaian target SPM dan


non SPM Puskesmas Candipuro selama tahun 2009. Program yang target
pencapaiannya rendah (di bawah target) diasumsikan bahwa program tersebut
bermasalah dan perlu diselesaikan atau ditingkatkan pencapaiannya.

Tabel 21 Masalah yang Dihadapi Puskesmas Candipuro berdasarkan Pencapaian


Target SPM dan Non SPM Tahun 2009
Program No. Masalah Kesenjangan

Kesehatan Ibu dan 1. Cakupan kunjungan Bumil Pencapaian kegiatan tahun 2009
Anak K4 rendah sebesar 89,21% (seharusnya 95%).

2. Neonatus Risti/ komplikasi Pencapaian kegiatan tahun 2009


tertangani sebesar 91,94% (seharusnya 100%).

3. Cakupan DDTK APRAS dan Pencapaian kegiatan tahun 2009


Akbal sebesar 64,55% (seharusnya 90%).

4. Cakupan APRAS dan Akbal Pencapaian kegiatan tahun 2009


Paripurna sebesar 55,83% (seharusnya 80%).

Perbaikan Gizi 5.
Masyarakat

Program No. Masalah Kesenjangan

10. Desa dengan garam yodium Pencapaian kegiatan tahun 2008


baik sebesar 57,14% (seharusnya 90%).

11. Balita naik BB (N/D) Pencapaian kegiatan tahun 2008


sebesar 75,75% (seharusnya 80%).

12. Balita BGM Dari trend 5 tahunan kasus BGM


cenderung naik.

13. Kasus BBLR Dari trend 5 tahunan BBLR


cenderung naik.

14. Penemuan balita BGM Pencapaian kegiatan tahun 2008


sebesar 2,08% (seharusnya 5%).

Pelayanan 15. Kunjungan kasus gangguan Pencapaian kegiatan tahun 2008


Kesehatan/ jiwa yang terlayani sebesar 5,49% (seharusnya 15%).
Pengobatan

16. Cakupan pelayanan kesehatan Pencapaian kegiatan tahun 2008


kerja pada pekerja formal sebesar 28,75% (seharusnya 80%).

16
17. Visite Rate Pencapaian kegiatan tahun 2008
sebesar 0,43 (seharusnya 0,6).

Pencegahan dan 18. Angka Bebas Jentik Dari trend 5 tahunan ABJ di bawah
Pemberantasan target (seharusnya >95%).
Penyakit
Menular

19. Kasus Pneumonia Penemuan kasus 219 sedangkan


target penemuan 144 (penemuan
lebih tinggi dari target à
morbiditas tinggi).
20. Penderita TBC BTA + Penemuannya lebih rendah dari
target yaitu 15,28% (seharusnya
100%).

21. Kejadian diare Penemuan kasus 824 sedangkan


target penemuan 1560 (penemuan
lebih rendah dari target).

Kesehatan 22. Tempat umum yang memenuhi Pencapaian kegiatan tahun 2008
Lingkungan syarat sebesar 57,14% (seharusnya 85%).

Program No. Masalah Kesenjangan

23. Cakupan rumah sehat Pencapaian kegiatan tahun 2008


sebesar 74,40% (seharusnya 80%).

Promosi 24. Cakupan JPK pra bayar Pencapaian kegiatan tahun 2008
Kesehatan sebesar 47,07% (seharusnya 80%).

25. Cakupan JPK GAKIN dan Pencapaian kegiatan tahun 2008


masyarakat rentan sebesar 46,64% (seharusnya
100%).

4.2 Prioritas Masalah

Prioritas masalah dilakukan untuk menentukan beberapa masalah yang akan

dicari pemecahan masalahnya. Pemprioritasan masalah dilakukan karena sumber daya

yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas. Adapun metode yang digunakan untuk

memprioritaskan masalah adalah metode Pair Comparison dengan faktor pembanding

USG, antara satu masalah dengan masalah lainnya dibandingkan satu persatu. Misalnya:

17
(masalah A : masalah B); (masalah A : masalah C); (masalah B : masalah C). Dalam

metode ini, digunakan tiga pertanyaan pokok untuk mengidentifikasi masalah mana yang

menjadi prioritas, yaitu:

1. Urgency. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah

sampai ke tingkat keputusan dan tersusunnya rencana tindakan serta berapa banyak

waktu yang tersedia bagi manajemen untuk dapat melaksanakan proses pemecahan

masalah ini.

2. Seriousness. Seberapa besar pengaruh negatif sebuah masalah terhadap komponen-

komponen lain dari system organisasi, yang diperkirakan akan mengganggu kinerja

Puskesmas. Misalnya: pengaruhnya terhadap tingkat kepuasan masyarakat, serta

pengaruhnya terhadap motivasi nakes.

3. Growth. Seberapa kompleks sebuah masalah, sehingga besar kemungkinan adanya

keterkaitan dengan kepentingan banyak orang di banyak tempat, terutama bila

dilihat dari variabel (4W + 1H)-nya, akan menumbuhkan masalah-masalah baru

yang lebih rumit dan lebih sulit diselesaikan.

Penentuan masalah terpilih dalam setiap perbandingan diputuskan melalui

kesepakatan bersama di antara petugas Puskesmas yang hadir, kemudian dijumlahkan.

Jumlah pilihan terbanyak itulah yang menjadi masalah prioritas dengan keterwakilan

program.

Berdasarkan diskusi Pair Comparison, masalah yang terpilih menjadi prioritas

adalah :

Tabel 22 Prioritas Masalah Puskesmas Candipuro Tahun 2009


Program No. Masalah Kesenjangan

Kesehatan Ibu dan 1. Neonatus Risti/ komplikasi Pencapaian kegiatan tahun 2008
Anak tertangani sebesar 59,46% (seharusnya 80%).

2. Bumil Risti/ komplikasi Pencapaian kegiatan tahun 2008


tertangani. sebesar 78,63% (seharusnya 80%).

3. Cakupan persalinan oleh bidan Pencapaian kegiatan tahun 2008


atau nakes kompeten sebesar 89,82% (seharusnya 90%).

4. Cakupan kunjungan Bumil K4 Pencapaian kegiatan tahun 2008


rendah sebesar 82,24% (seharusnya 95%).

18
Perbaikan Gizi 5. Balita BGM Dari trend 5 tahunan kasus BGM
Masyarakat cenderung naik.

6. Balita naik BB (N/D) Pencapaian kegiatan tahun 2008


sebesar 75,75% (seharusnya 80%).

7. Kasus BBLR Dari trend 5 tahunan BBLR


cenderung naik.

Pelayanan 8. Visite Rate Pencapaian kegiatan tahun 2008


Kesehatan/ sebesar 0,43 (seharusnya 0,6).
Pengobatan

Pencegahan dan 9. Kejadian diare Penemuan kasus 824 sedangkan


Pemberantasan target penemuan 1560 (penemuan
Penyakit Menular lebih rendah dari target).

4.3 Penyebab Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk mencari penyebab masalah dan pemecahan masalah, dilakukan diskusi

curah pendapat (brainstorming) oleh masing-masing pemegang program. Peserta diskusi

penyebab masalah sama dengan peserta diskusi untuk memprioritaskan masalah. Masing-

masing pemegang program yang menjadi masalah, telah membuat rancangan fishbone.

Selanjutnya fishbone dipresentasikan dan didiskusikan tentang kemungkinan adanya

penyebab yang lain atau revisi akar penyebab. Akar penyebab masalah yang telah

ditemukan kemudian dicari pemecahan masalahnya. Untuk mencari pemecahan masalah,

semua peserta diskusi mengemukakan ide untuk penyelesaian akar masalah dan ide-ide

yang terkumpul didiskusikan lagi tentang kemungkinannya untuk dipilih dan dibuat

rencana pelaksanaan kegiatannya.

Berdasarkan fishbone yang telah dibuat (lampiran ….), akar penyebab dari

masing-masing masalah dan alternatif pemecahan masalah yang dapat diterapkan

neonat sebagai berikut :

A. Kesehatan Ibu dan Anak

1. Neonatus Risti/ Komplikasi Risti Tertangani

Pencapaian kegiatan tahun 2008 sebesar 59,46% (seharusnya 80%).

Berikut ini adalah tabel akar masalah rendahnya neonatus risti/ komplikasi

tertangani. Sumber akar masalah adalah diagram fishbone yang terdapat pada

lampiran 4.

19
Tabel 23 Akar Penyebab dan Pemecahan Masalah Rendahnya Neonatus Risti/
Komplikasi Tertangani di Puskesmas Candipuro Tahun 2009
No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1 Tidak ada perencanaan/ jadwal kegiatan Mengadakan perencanaan pelatihan
pelatihan neonatus risti neonatus risti
Meliputi:
a. Deteksi dini dan análisis data
PWS KIA
b. Penanganan adequat terhadap
kasus neonatos risti

No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah


2 Nakes merasa kesejahteraan kurang Penetapan sistem renumerasi di
karena merasa insentif kurang Puskesmas

3 Hubungan interpersonal kurang baik Mengadakan pertemuan rutin bersama


misal:arisan bulanan
4 Tidak ada teamwork 1. Pelatihan dinamika kelompok
2. Outbound training
5 Kurang adanya reward dan punishment 1. Memberikan pujian untuk Nakes
psikologis yang berhasil menyelesaikan
program sesuai target.
2. Memberikan teguran untuk Nakes
yang tidak berhasil menyelesaikan
program sesuai target.

6 Tdk ada alokasi nakes baru 1. Pengangkatan tenaga honorer


2. Mengajukan penambahan nakes ke
UP Dinkes
7 Tdk ada perencanaan/ jadwal diklat Perencanaan diklat manajemen
manajemen
8 Pengorganisasian dan Pengembangan Pendampingan melalui forum
Masyarakat kurang komunikasi masyarakat yang sudah ada
misalnya: Menggerakkan PKK, Karang
Taruna, Kelompok Pengajian dengan
lebih memfokuskan pada kepedulian
dan kemandirian masyarakat di bidang
kesehatan.
9 Sasaran, Materi, Media, dan Metode 1. Perencanaan promkes yang lebih
promkes kurang efektif efektif dengan lebih dahulu
melakukan analisis audience.
2. Melaksanakan pre test dan pos test
untuk mengukur tingkat
keberhasilan promkes.
3. Melakukan monev kegiatan promkes
yang telah dilakukan.
10 Tarif tidak sesuai prosedur Penertiban tarif dengan penetapan
sanksi bagi yang melanggar.
11 Baru pertama kali hamil 1. Mengadakan parent education pada
PUS

20
2. Kunjungan rumah oleh bidan pada
bumil
12 Kurang koordinasi dan komunikasi antar 1. Meningkatkan koordinasi
Nakes komunikasi Antar Nakes.
2. Memperjelas alur pelayanan dan
pelaporan

13 Tdk ada jadwal monitoring SOP Membuat jadwal monitoring SOP

14 Tdk ada tenaga monitoring SOP Menentukan tenaga pelaksana SOP

2. Bumil Risti/ komplikasi tertangani.

Pencapaian kegiatan tahun 2008 sebesar 78,63% (seharusnya 80%). Masalah

ini tidak dilakukan pencarian akar penyebab masalah dengan fish bone karena hasil

analisis menunjukkan bahwa masalah bumi risti tersebut terkait dengan masalah K4

dan Linakes sehingga pencarian akar penyebab masalah lebih ditekankan pada

masalah K4 dan Linakes.

3. Cakupan persalinan oleh bidan atau nakes kompeten rendah.

Pencapaian kegiatan tahun 2008 sebesar 89,82% (seharusnya 90%). Berikut ini

adalah tabel akar masalah rendahnya neonatus risti/ komplikasi tertangani. Sumber

akar masalah adalah diagram fishbone yang terdapat pada lampiran 5.

Tabel 24 Akar Penyebab dan Pemecahan Masalah Rendahnya Cakupan Persalinan


oleh Bidan atau Nakes Kompeten di Puskesmas Candipuro Tahun 2008
No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1 Nakes kurang simpatik dan komunikatif Meningkatkan mutu pelayanan
sehingga masyarakat lebih percaya
dukun
2 Tarif tidak sesuai prosedur Penertiban tarif dengan penetapan
sanksi bagi yang melanggar.
3 Sasaran, Materi, Media, dan Metode 1.Perencanaan promkes yang lebih
promkes kurang efektif efektif dengan lebih dahulu melakukan
analisis audience.
2.Melaksanakan pre test dan pos test
untuk mengukur tingkat keberhasilan
promkes.
3.Melakukan monev kegiatan promkes
yang telah dilakukan.
4 Jarak sarkes sulit ditempuh Dilaksanakan Pusling
5 Nakes merasa kesejahteraan kurang Penetapan sistem renumerasi di

21
karena merasa insentif kurang Puskesmas

6 Hubungan interpersonal kurang baik Mengadakan pertemuan bersama,


misal:arisan bulanan
7 Tidak ada teamwork 1. Pelatihan dinamika kelompok
2. Outbound training
8 Kurang adanya reward dan punishment 1. Memberikan pujian untuk Nakes
psikologis yang berhasil menyelesaikan
program sesuai target.
2. Memberikan teguran untuk Nakes
yang tidak berhasil menyelesaikan
program sesuai target.
9 Tidak ada up-grading Mengadakan up-grading

No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah


10 Jumlah nakes kurang 1. Pengangkatan tenaga honorer
2. Mengajukan penambahan nakes ke
UP Dinkes

4. Cakupan kunjungan Bumil K4 rendah

Pencapaian kegiatan tahun 2008 sebesar 82,24% (seharusnya 95%). Berikut ini

adalah tabel akar masalah rendahnya cakupan kunjungan Bumil K4. Sumber akar masalah

adalah diagram fishbone yang terdapat pada lampiran 6.

Tabel 25 Akar Penyebab dan Pemecahan Masalah Rendahnya Cakupan Kunjungan


Bumil K4 di Puskesmas Candipuro Tahun 2008
No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1 Nakes merasa kesejahteraan Penetapan sistem renumerasi di Puskesmas
kurang karena merasa insentif
kurang

2 Hubungan interpersonal Mengadakan pertemuan bersama, misal:arisan


kurang baik bulanan
3 Tidak ada teamwork 1. Pelatihan dinamika kelompok
2. Outbound training
4 Kurang adanya reward dan 1. Memberikan pujian untuk Nakes yang
punishment psikologis berhasil menyelesaikan program sesuai
target.
2. Memberikan teguran untuk Nakes yang tidak
berhasil menyelesaikan program sesuai
target.
5 Jumlah nakes kurang 1. Pengangkatan tenaga honorer
2. Mengajukan penambahan nakes ke UP
Dinkes
6 Tidak ada perencanaan 1. Mengadakan perencanaan promkes yang
promkes K4 lebih efektif dengan lebih dahulu melakukan
analisis situasi

22
7 Nakes malas melakukan 1. Memberikan motivasi kepada nakes
promkes kepada kader dan 2. Melaksanakan evaluasi kinerja dan evaluasi
masyarakat proses

8 Sasaran, Materi, Media, dan 1. Perencanaan promkes yang lebih efektif


Metode promkes kurang dengan lebih dahulu melakukan analisis
efektif audience.
2. Melaksanakan pre test dan pos test untuk
mengukur tingkat keberhasilan promkes.
3. Melakukan monev kegiatan promkes yang
telah dilakukan.
9 Tdk ada perencanaan / jadwal Perencanaan diklat manajemen
diklat manajemen
10 Jarak sarkes sulit ditempuh Dilaksanakan Pusling

B. Perbaikan Gizi Masyarakat

1. Trend Kasus Balita Bawah Garis Merah (Balita BGM) cenderung naik

Data Balita BGM dari trend 5 tahunan cenderung naik. Berikut ini adalah tabel

akar masalah tingginya Balita BGM. Sumber akar masalah adalah diagram fishbone yang

terdapat pada lampiran 7.

Tabel 26 Akar Penyebab dan Pemecahan Masalah Trend Balita BGM Cenderung Naik di
Puskesmas Candipuro Tahun 2008
No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1 Nakes merasa kesejahteraan kurang Penetapan sistem renumerasi di


karena merasa insentif kurang Puskesmas

2 Hubungan interpersonal kurang baik Mengadakan pertemuan bersama


internal puskesmas , misal:pengajian,
arisan dan anjangsana bulanan, dll
3 Tidak ada teamwork 1. Pelatihan dinamika kelompok
2. Outbound training
4 Kurang adanya reward dan 1. Memberikan pujian untuk Nakes
punishment psikologis yang berhasil menyelesaikan
program sesuai target.
2. Memberikan teguran untuk Nakes
yang tidak berhasil menyelesaikan
program sesuai target.
5 Jumlah nakes kurang 1. Pengangkatan tenaga honorer
2. Mengajukan penambahan nakes ke
UP Dinkes
6 Tidak paham TUPOKSI Sosialisasi ulang TUPOKSI

7 Kurang paham cara berkomunikasi Mengadakan pelatihan komunikasi


efektif (TOT).

23
8 Sasaran, Materi, Media, dan Metode 1. Perencanaan promkes yang lebih
promkes kurang efektif efektif dengan lebih dahulu
melakukan analisis audience.
2. Melaksanakan pre test dan pos test
untuk mengukur tingkat
keberhasilan promkes.
3. Melakukan monev kegiatan
promkes yang telah dilakukan.
9 Pengorganisasian dan Pengembangan Pendampingan melalui forum
Masyarakat kurang komunikasi masyarakat yang sudah
ada misalnya: Menggerakkan PKK,
Karang Taruna, Kelompok Pengajian
dengan lebih memfokuskan pada
kepedulian dan kemandirian
masyarakat di bidang kesehatan.
No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

10 Perencanaan kegiatan promkes tidak 1. Melaksanakan kegiatan promkes


dilaksanakan sesuai perencanaan
2. Merencanakan monev kegiatan
promkes
11 ANC tidak adequate 1. Meningkatkan mutu pelayanan
ANC oleh nakes dengan:
a. sosialisasi protap ANC
b. monev kegiatan ANC

12 Promosi produk susu lebih menarik 1. Melaksanakan kegiatan parent


education pada PUS tentang
pentingnya ASI Eksklusif
(terutama hamil pertama)
2. Mengaktifkan promkes ASI
Eksklusif
13 Ibu tidak paham manajemen laktasi 1. Mengaktifkan promkes manajemen
dan kurangnya dukungan suami laktasi
(keluarga) 2. Melakukan pelatihan manajemen
laktasi kepada PUS
3. Melaksanakan kegiatan parent
education pada PUS tentang
pentingnya manajemen laktasi
14 Tidak paham pola pengasuhan yang 1. Mengaktifkan promkes tentang
benar dan tidak siap mental punya pola pengasuhan yang benar
anak 2. Melaksanakan kegiatan parent
education pada PUS (terutama
hamil pertama)
15 Diklat manajemen kurang Mengusulkan pelaksanaan kegiatan
Diklat Manajemen
16 Tidak ada analisis kebutuhan alat Mengadakan analisis kebutuhan alat
pengukur pertumbuhan pengukur pertumbuhan

2. Cakupan Balita naik BB (N/D) rendah

24
Pencapaian kegiatan tahun 2008 sebesar 75,75% (seharusnya 80%). Masalah ini

tidak dilakukan pencarian akar penyebab masalah dengan fish bone karena hasil analisis

menunjukkan bahwa cakupan balita naik BB (N/D) rendah terkait dengan masalah trend

BGM sehingga pencarian akar penyebab masalah lebih ditekankan pada masalah trend

tingginya kasus BGM. Data Balita BGM dari trend 5 tahunan cenderung naik.

3. Cakupan kasus BBLR dari trend 5 tahunan BBLR cenderung naik

Data cakupan kasus BBLR dari trend 5 tahunan cenderung naik. Berikut ini adalah tabel

akar masalah tingginya kasus BBLR. Sumber akar masalah adalah diagram fishbone yang

terdapat pada lampiran 8.

Tabel 27 Akar Penyebab dan Pemecahan Masalah Tingginya Cakupan Kasus BBLR di
Puskesmas Candipuro Tahun 2008
No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1 Perencanaan kegiatan promkes tidak 1. Melaksanakan kegiatan promkes
dilaksanakan sesuai perencanaan
2. Merencanakan monev kegiatan
promkes
2 Kemampuan nakes kurang Pelatihan deteksi BBLR

3 Sasaran, Materi, Media, dan Metode 1. Perencanaan promkes yang lebih


promkes tentang maternal dan efektif dengan lebih dahulu
antenatal care kurang efektif melakukan analisis audience.
2. Melaksanakan pre test dan pos
test untuk mengukur tingkat
keberhasilan promkes.
3. Melakukan monev kegiatan
promkes yang telah dilakukan.
4 Pengorganisasian dan Pendampingan melalui forum
Pengembangan Masyarakat kurang komunikasi masyarakat yang sudah
ada misalnya: Menggerakkan PKK,
Karang Taruna, Kelompok Pengajian
dengan lebih memfokuskan pada
kepedulian dan kemandirian
masyarakat di bidang kesehatan.
5 Asupan gizi ibu kurang Pengadaan program PMT pada ibu
hamil
6 Nakes kurang motivasi Memberikan motivasi kerja dengan
cara pelatihan motivasi kerja
7 Tidak ada monev pelaksanaan P4K Penjadwalan pelaksanaan monev

25
P4K

C. Pelayanan Kesehatan/ Pengobatan

1. Visite Rate rendah

Pencapaian kegiatan tahun 2008 sebesar 0,43 (seharusnya 0,6). Berikut ini adalah tabel

akar masalah tingginya kasus BBLR. Sumber akar masalah adalah diagram fishbone yang

terdapat pada lampiran 9.

Tabel 28 Akar Penyebab dan Pemecahan Masalah Visite Rate Rendah di Puskesmas
Candipuro Tahun 2008
No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1 Malas berobat dan tidak mau minum Menerapkan KIE
obat
2 Mitos yang ada di masyarakat bahwa Menerapkan KIE
penyakit yang diderita bisa sembuh
sendiri (hal biasa)
3 KIE kurang efektif Menerapkan metode KIE yg lebih
efektif dengan mengedepankan
pendekatan personal
4 Nakes kurang komunikatif dan 1. Meningkatkan mutu pelayanan
simpatik 2. Mengadakan pelatihan Nakes
tentang komunikasi efektif
5 Berobat ke dukun karena dianggap Melaksanakan promkes yang efektif
lebih manjur tentang pencegahan dan penanganan
penyakit yang benar
6 Tdk ada monitoring kedisiplinan Monitoring dari atasan
Nakes

7 Tdk ada sistem reward dan Menetapkan reward dan punishment


punishment tentang kedisiplinan bagi Nakes

8 Adanya biaya tambahan di luar untuk Mengaktifkan Pusling (Puskesmas


kepentingan berobat (misalnya biaya Keliling)
transportasi)

9 Sosialisasi SOP kurang 1. Mengadakan sosialisasi SOP


Yankes
2. Monitoring pelaksanaan yankes

10 Tidak ada teamwork 1. Pelatihan dinamika kelompok


2. Outbound training
11 Kurang adanya reward dan 1. Memberikan pujian untuk Nakes
punishment psikologis yang berhasil menyelesaikan
program sesuai target.
2. Memberikan teguran untuk
Nakes yang tidak berhasil

26
menyelesaikan program sesuai
target.
12 Diklat manajemen kurang Melaksanakan diklat manajemen
13 Motivasi Nakes kurang Mengadakan pelatihan untuk
membangun motivasi Nakes
(Upgrade)
14 Biaya kegiatan promkes kurang Mengalokasikan anggaran biaya
untuk perencanaan kegiatan promkes
15 Jumlah tenaga kurang 1. Pengangkatan tenaga honorer
2. Mengajukan penambahan nakes
ke UP Dinkes
No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
16 Sasaran, Materi, Media, dan Metode 1. Perencanaan promkes yang lebih
promkes tentang maternal dan efektif dengan lebih dahulu
antenatal care kurang efektif melakukan analisis audience.
2. Melaksanakan pre test dan pos
test untuk mengukur tingkat
keberhasilan promkes.
3. Melakukan monev kegiatan
promkes yang telah dilakukan.
17 Efisiensi biaya dan efisiensi waktu 1. Mengaktifkan Pusling
bagi masyarakat (puskesmas keliling) di hari
pasaran

2. Kejadian kasus diare lebih rendah dari target

Pencapaian kegiatan tahun 2008 sebesar 824 kasus sedangkan target penemuannya 1560

kasus. Berikut ini adalah tabel akar masalah rendahnya penemuan kasus diare. Sumber

akar masalah didapatkan dari diagram fishbone pada lampiran 10.

Tabel 29 Akar Penyebab dan Pemecahan Masalah Kejadian Kasus Diare lebih rendah
dari target di Puskesmas Candipuro Tahun 2008
No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1 Masyarakat merasa sudah bisa 1. Mengefektifkan promkes kasus
ditangani sendiri diare
2. Membentuk pengorganisasian
dan pengembangan masyarakat
2 Sasaran, Materi, Media, dan Metode 1. Perencanaan promkes yang lebih
promkes tentang maternal care dan efektif dengan lebih dahulu
antenatal care kurang efektif melakukan analisis audience.
2. Melaksanakan pre test dan pos
test untuk mengukur tingkat
keberhasilan promkes.
3. Melakukan monev kegiatan
promkes yang telah dilakukan.
3 Sarkes sulit ditempuh karena jarak Mengaktifkan Pusling (Puskesmas
dan medan sulit keliling)

27
4 Teamwork kurang 1. Pelatihan dinamika kelompok
2. Outbound training
5 Nakes merasa kesejahteraan kurang Penetapan sistem renumerasi di
karena merasa insentif kurang Puskesmas

No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

6 Kurang adanya reward dan 1. Memberikan pujian untuk Nakes


punishment psikologis yang berhasil menyelesaikan
program sesuai target.
2. Memberikan teguran untuk
Nakes yang tidak berhasil
menyelesaikan program sesuai
target.
7 Nakes merasa bekerja bukan 1. Memberikan penjelasan dan
tupoksinya sosialisasi Tupoksi
2. Memberikan motivasi kerja
8 Jumlah nakes kurang 1. Pengangkatan tenaga honorer
2. Mengajukan penambahan nakes
ke UP Dinkes
9 Tidak ada alokasi biaya untuk diklat 1. Mengalokasikan biaya untuk
manajemen diklat manajemen
2. Membuat perencanaan diklat
manajemen

4.4 Prioritas Pemecahan Masalah

Setelah menentukan alternatif pemecahan masalah dari tiap akar penyebab

masalah, maka proses selanjutnya adalah menentukan prioritas pemecahan masalah.

Metode yang dilakukan untuk prioritas pemecahan masalah adalah metode penyusunan

skala prioritas untuk menilai dan menganalisis alternatif pemecahan masalah yang layak

atau fisible (Matriks Prioritas).

Matrik Prioritas secara teknis langkah melakukan prioritas pemecahan masalah,

sama dengan melakukan prioritas masalah dan penyebab masalah. Namun yang berbeda

adalah kriteria yang digunakan dalam matriks. Kriteria yang mungkin dapat digunakan

dalam memilih alternatif pemecahan masalah adalah:

1. Efektivitas, tingkat ketepatgunaan alternatif pemecahan masalah dalam

menyelesaikan masalah.

2. Efisiensi, tingkat penggunaan dana dalam penyelesaian masalah.

28
3. Technical feasibility, tingkat kelayakan pelaksanaan alternatif pemecahan masalah.

(Paul dalam Yuwono, 2008)

Pemberian bobot pada masing-masing alternatif pemecahan masalah disesuaikan

dengan kriteria:

a) Kriteria efektivitas:

1 à pemecahan masalah sangat tidak efektif untuk dilaksanakan

2 à pemecahan masalah tidak efektif untuk dilaksanakan

3 à pemecahan masalah cukup efektif untuk dilaksanakan

4 à pemecahan masalah efektif untuk dilaksanakan

5 à pemecahan masalah sangat efektif untuk dilaksanakan

b) Kriteria efisiensi:

1 à pemecahan masalah sangat tidak efisien untuk dilaksanakan

2 à pemecahan masalah tidak efisien untuk dilaksanakan

3 à pemecahan masalah cukup efisien untuk dilaksanakan

4 à pemecahan masalah efisien untuk dilaksanakan

5 à pemecahan masalah sangat efisien untuk dilaksanakan

c) Kriteria Technical feasibility:

1 à pemecahan masalah sangat tidak layak untuk dilakukan

2 à pemecahan masalah tidak layak untuk dilakukan

3 à pemecahan masalah cukup layak untuk dilakukan

4 à pemecahan masalah layak untuk dilakukan

5 à pemecahan masalah sangat layak untuk dilakukan

1. Kasus BGM

Dari hasil skoring yang telah dilaksanakan, didapatkan pemecahan masalah

terpilih yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah trend Balita Bawah Garis

Merah (BGM) yang cenderung naik di puskesmas Candipuro. Berikut ini adalah

prioritas pemecahan masalah yang terpilih yaitu:

1. Memberikan pujian untuk Nakes yang berhasil dan teguran untuk Nakes yang

kurang berhasil menyelesaikan program sesuai target;

29
2. Perencanaan promkes yang lebih efektif dengan lebih dahulu melakukan analisis

audience;

3. Sosialisasi ulang TUPOKSI;

4. Mengaktifkan promkes ASI Eksklusif dan manajemen laktasi;

5. Melaksanakan kegiatan parent education dan manajemen laktasi pada PUS

tentang pentingnya ASI Eksklusif (terutama hamil pertama);

6. Mengaktifkan promkes tentang pola pengasuhan yang benar;

7. Mengusulkan pelaksanaan kegiatan diklat manajemen.

2. Visite Rate (Kunjungan) Rendah

Pemecahan masalah visite rate diperoleh dengan mencari akar penyebab

masalah yang paling dominan. Metode yang digunakan adalah Uji Banding yaitu

membandingkan akar penyebab dominan dari masing- masing faktor penyebab (Man,

Metode, Lingkungan, Alat, dan Bahan) melalui pair comparison yaitu apabila salah

satunya diatasi maka bandingannya dapat ikut teratasi pula dan tidak sebaliknya.

Penyebab dominan dari masing- masing faktor penyebab:

1. Faktor manusia: team work (selanjutnya disebut Sman)

2. Faktor metode: team work (selanjutnya disebut Smetode)

3. Faktor Lingkungan: Efisiensi biaya dan efisiensi waktu bagi masyarakat

(selanjutnya disebut Slingkungan)

Pair comparison dari masalah rendahnya visite rate adalah sebagai berikut:

1. Sman : Smetode = Sman

2. Sman : Slingkungan = Tidak berhubungan

3. Smetode : Slingkungan = Tidak berhubungan

Tabel 29 Penyebab Masalah Dominan dan Alternatif Pemecahan Masalah Visite


Rate Rendah di Puskesmas Podomoro Tahun 2008
No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Dominan
1 Team work Mengadakan kegiatan yang dapat
membangun kerja sama tim yang solid
antar nakes.
2 Efisiensi biaya dan efisiensi Mengaktifkan Pusling (puskesmas

30
waktu bagi masyarakat keliling) di hari pasaran

31
BAB V

TUJUAN

A. Tujuan Umum Program (contoh : Program Penurunan Kasus Balita BGM)

1. Menurunkan kasus Balita BGM di wilayah kerja Puskesmas Candipuro

selama tahun 2009.

2. Meningkatkan visite rate Puskesmas Candipuro selama tahun 2009.

B. Tujuan Khusus Program

(disusun berdasar Akar Penyebab Masalah yang ditemukan)

1. Meningkatkan motivasi Nakes dalam memberikan informasi tentang

deteksi dan pencegahan BGM kepada masyarakat.

2. Meningkatkan pemahaman Nakes terhadap TUPOKSI yang ada.

3. Tersusunnya Perencanaan PROMKES yang efektif (sasaran, materi,

media, dan metode tepat) tentang deteksi dan pencegahan BGM.

4. Meningkatkan pengetahuan PUS tentang manajemen laktasi dan ASI

Eksklusif.

5. Meningkatkan jumlah ibu yang memberikan ASI Eksklusif.

6. Meningkatkan pemahaman PUS tentang ASI Eksklusif dan manajemen

laktasi.

7. Meningkatkan jumlah ibu yang memberikan ASI Eksklusif.

8. Meningkatkan pengetahuan PUS tentang Pola pengasuhan yang benar.

9. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Nakes tentang manajemen

organisasi.

10. Membangun kerja sama tim antar Nakes.

11. Mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

32
BAB VI

PRIORITAS KEGIATAN

Prioritas kegiatan dilakukan setelah prioritas pemecahan masalah ditemukan.

Pemilihan prioritas ini dilakukan dengan cara memunculkan kegiatan yang sesuai

dengan prioritas pemecahan masalah yang ada. Kegiatan tersebut diharapkan mampu

menyelesaikan masalah terpilih sehingga kinerja Puskesmas lebih optimal. Berikut ini

adalah prioritas kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun ke depan.

1. Trend Kasus Balita BGM yang Cenderung Naik

Tabel 30 Prioritas Kegiatan Trend Kasus Balita BGM Yang Cenderung Naik di
Puskesmas Podomoro Tahun 2008
Prioritas Alternatif
No Prioritas Kegiatan
Pemecahan Masalah

1. Memberikan penghargaan a. Pemilihan "Nakes of the Month",


untuk Nakes yang berhasil dengan kriteria:a) aktif
menyelesaikan program melaksanakan tugas, b) berhasil
sesuai target dan mencapai target kegiatan, c)
memberikan teguran untuk disiplin, d) memiliki hubungan
Nakes yang tidak berhasil interpersonal baik dengan rekan
menyelesaikan program sejawat dan
sesuai target masyarakat .Kemudian profil
"Nakes of the Month" ditampilkan
di ruang tunggu sarana kesehatan.

b. Memberikan teguran kepada nakes


saat Lokmin bulanan.

2. Sosialisasi ulang Sosialisasi TUPOKSI


TUPOKSI

3. Perencanaan promkes a. Analisis Audience(analisa sasaran


yang lebih efektif dengan kegiatan yg diundang, missal :
lebih dahulu melakukan siapa, tk pendidikan, kondisi social
analisis audience. ekonomi, dll).

b. Koordinasi dengan Tokoh


Masyarakat, Tokoh Agama, Aparat
Kecamatan, Aparat Desa, Kader

c. Menyusun perencanaan kegiatan


PROMKES yang efektif (sasaran,

33
materi,media, dan metode tepat)
ttg Deteksi dan Pencegahan BGM.

No. Prioritas Alternatif Prioritas Kegiatan


Pemecahan Masalah

4. Mengaktifkan promkes a. Melaksanakan pre-test dan post-


ASI Eksklusif dan test ttg ASI Eksklusif dan
manajemen laktasi manajemen laktasi

b. Melaksanakan PROMKES ASI


Eksklusif dan Manajemen Laktasi
yang efektif

c. Melaksanakan monev PROMKES


ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi

d. Pemilihan "Duta ASI Eksklusif"


tingkat Puskesmas

5. Melaksanakan kegiatan Kegiatan parent education ttg ASI


parent education ttg ASI Eksklusif dan manajemen laktasi pada
Eksklusif dan manajemen PUS (terutama hamil pertama)
laktasi pada PUS
(terutama hamil pertama)

6. Mengaktifkan promkes a. Melaksanakan pre-test dan post-


tentang pola pengasuhan test tentang pola pengasuhan yang
yang benar benar

b. Melaksanakan PROMKES Pola


pengasuhan yang benar

c. Melaksanakan monev PROMKES


Pola Pengasuhan yang benar

7. Mengusulkan pelaksanaan a. Membuat proposal pelaksanaan


kegiatan diklat manajemen Diklat Manajemen ke Dinkes

b. Membuat proposal sponsorship


untuk Pelaksanaan Diklat
Manajemen lintas sektor

34
2. Rendahnya Visite Rate

Tabel 31 Prioritas Kegiatan Rendahnya Visite Rate di Puskesmas Podomoro


Tahun 2008
Prioritas Alternatif
No. Prioritas Kegiatan
Pemecahan Masalah

1. Mengadakan kegiatan a. Mengusulkan kegiatan Outbound


yang dapat membangun training kepada Dinas Kesehatan
kerja sama tim yang solid
b. Arisan anjangsana sekaligus
antar nakes
pengajian pegawai

2. Mengaktifkan PUSLING a. Membuat jadwal pelaksanaan


(Puskesmas Keliling) di PUSLING
hari pasaran
b. Melaksanakan PUSLING sesuai
jadwal

c. Monitoring dan evaluasi PUSLING

35
BAB VII

INDIKATOR KINERJA

A. Indikator Kinerja Kegiatan Untuk Penyelesaian Masalah Trend Kasus Balita

BGM yang Cenderung Naik

Tabel berikut merupakan penjabaran indikator kinerja untuk penyelesaian

masalah trend kasus balita BGM yang cenderung naik di Puskesmas Podomoro Tahun

2008:

Tabel 32 Indikator Kinerja untuk Penyelesaian Masalah Trend Kasus Balita BGM
yang Cenderung Naik di Puskesmas Podomoro Tahun 2008

No. Prioritas Kegiatan Indikator Kinerja

1. Pemilihan "Nakes of the Month" 60 % sasaran pernah terpilih


menjadi "Nakes of the Month"

2. Memberikan teguran kepada nakes saat


100% sasaran
Lokmin bulanan

3. Sosialisasi TUPOKSI 80% sasaran paham TUPOKSI

4. Analisis Audience untuk Perencanaan terlaksananya analisis Audience


PROMKES Balita BGM untuk perencanaan PROMKES
ttg Deteksi dan Pencegahan BGM

5. Koordinasi dengan Tokoh Masyarakat, Terlaksananya Koordinasi dengan


Tokoh Agama, Aparat Kecamatan, Aparat Tokoh Masyarakat, Tokoh
Desa, Kader dalam rangka Perencanaan Agama, Aparat Kecamatan,
PROMKES Balita BGM Aparat Desa, Kader

6. Menyusun perencanaan kegiatan Tersusunnya perencanaan


PROMKES yang efektif (sasaran, PROMKES yang efektif
materi,media, dan metode tepat) ttg
Deteksi dan Pencegahan BGM

7. Melaksanakan pre-test dan post-test ttg 90% sasaran meningkat


ASI Eksklusif dan manajemen laktasi pengetahuannya ttg manajemen
laktasi dan ASI Eksklusif
8. Melaksanakan PROMKES ASI Eksklusif
dan Manajemen Laktasi yang efektif

9. Melaksanakan monev PROMKES ASI 80% sasaran Buteki


Eksklusif dan Manajemen Laktasi melaksanakan program ASI
Eksklusif dan Manajemen Laktasi
10. Pemilihan "Duta ASI Eksklusif" tingkat

36
Puskesmas

No Prioritas Kegiatan Indikator Kinerja

11. Kegiatan parent education ttg ASI 1. 90% sasaran meningkat


Eksklusif dan manajemen laktasi pada Pemahamannya ttg
PUS (terutama hamil pertama) manajemen laktasi dan ASI
Eksklusif

2. 80% sasaran Buteki


melaksanakan program ASI
Eksklusif dan Manajemen
Laktasi

12. Melaksanakan pre-test dan post-test 90% sasaran meningkat


tentang pola pengasuhan yang benar Pengetahuannya ttg pola
pengasuhan yang benar
13. Melaksanakan PROMKES Pola
pengasuhan yang benar

14. Melaksanakan monev PROMKES Pola Cakupan Balita N/D naik menjadi
Pengasuhan yang benar 80%

15. Membuat proposal pelaksanaan Diklat Terlaksananya Diklat Manajemen


Manajemen ke Dinkes tiap 6 bln sekali

16. Membuat proposal sponsorship untuk 80% nakes meningkat


Pelaksanaan Diklat Manajemen lintas kemampuan manajemen
sektor organisasinya

B. Indikator Kinerja Kegiatan Penyelesaian Masalah Rendahnya Visite Rate

Tabel berikut merupakan penjabaran indikator kinerja untuk penyelesaian

masalah rendahnya visite rate di Puskesmas Podomoro Tahun 2008:

Tabel 32 Indikator Kinerja untuk Penyelesaian Masalah Rendahnya Visite Rate di


Puskesmas Podomoro Tahun 2008

No. Prioritas Kegiatan Indikator Kinerja

1. Mengusulkan kegiatan Outbound Terlaksananya kegiatan


training kepada Dinas Kesehatan outbond training

2. Arisan anjangsana sekaligus pengajian 100% sasaran mengikuti


pegawai kegiatan

3. Membuat jadwal pelaksanaan PUSLING dilaksanakan 2

37
PUSLING minggu sekali

4. Melaksanakan PUSLING sesuai


jadwal

5. Monitoring dan evaluasi PUSLING Monev PUSLING terlaksana


setiap lokmin tribulan

BAB VIII

PERKIRAAN BIAYA DAN ANGGARAN

Pagu Anggaran Dana Puskesmas Podomoro Tahun 2009 : Rp. 58.000.000,-

Alokasi Anggaran:
1. Rutin Operasional (40% x Rp.58.000.000) = Rp. 23.200.000,-
2. Program (60% x Rp. 58.000.000) = Rp. 34.800.000,-
Total alokasi anggaran program dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Kegiatan Rutin Puskesmas (40%x Rp.34.800.000) = Rp. 13.920.000,-
b. Kegiatan non Rutin (berdasarkan Prioritas Masalah)
(60%xRp. 34.800.000) = Rp. 20.880.000,-
Dari alokasi anggaran program prioritas masalah yang akan diselesaikan dibagi menjadi
7 bagian, tiap bagian mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. …….,- (sesuai
tingkatan prioritas)
1. Anggaran Program Penurunan Kasus Balita BGM = Rp. …….,-
2. Anggaran Program Peningkatan Visite rate = Rp. …….,-
3. Anggaran Program Penanganan Neonatus Risti = Rp. …….,-
4. Anggaran Program Peningkatan Cakupan Linakes = Rp. …….,-
5. Anggaran Program Peningkatan Kunjungan Bumil K4 = Rp. …….,-
6. Anggaran Program Penurunan Kasus BBLR = Rp. …….,-
7. Anggaran Program Penemuan Kasus Diare = Rp. …….,-
( untuk kegiatan program yang pemakaian anggarannya masih sisa dapat dialokasikan
kepada kegiatan lain yang masih kurang)

(Rincian terlampir dalam Ganttchart)

38
BAB IX
JADWAL PELAKSANAANBAB. V

PENUTUP

Dengan terselesaikannya POA Puskesmas Candipuro tahun 2010, sebagai bentuk rencana

kegiatan program di Puskesmas Candipuro tahun 2010. Kami berharap dapat berguna bagi

pengembangan kegiatan di Puskesmas Candipuro, kami menyadari masih banyak kekurangan

dalam penyusunan POA ini, maka kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan

pembuatan POA ini. Terimakasih.

Candipuro, Februari 2010

Kepala Puskesmas Candipuro

Dr. Syaiful Ihsan

NIP.140 364 305

40

Anda mungkin juga menyukai