Anda di halaman 1dari 18

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Dan Lokasi Penelitian

Rumah sakit Umum Labuang Baji Prov. Sul-Sel didirikan oleh

Zending Gereja Geroformat sakit ini diresmikan tanggal 12 Juni 1938

dengan kapasitas tempat tidur saat itu 25 buah tempat tidur. Untuk struktur

kelas B non pendidikan tersebut direktur sebagai pimpinan rumah sakit di

lantik dan di kukuhkan pada tanggal 13 Juni 1998, sedang personalia yang

mengisi struktur tersebut dilantik dan dikukuhkan pada tanggal 12 Maret

1999. Terakretasi 5 (lima) bidang pelayanan rumah sakit pada tahun 2000.

Dengan SK Gubernur No.821.22.107 tanggal 23 Juli 2001, direktur RSLB

Dr. H. Muh. Basir Palu, SpA, MHA di mustasilkan ke dinas kesehatan Sul-

Sel sebagai wakil kepala dinas Sul-Sel dan biliau digantikan oleh dr. H.

Sofyan Muhammad, M.Si, yang lantik pada tanggal 18 Agustus 2001 oleh

Gubernur berdasarkan SK No. 821.2/20/kepeg.

RSUD Labuang Baji Prov. Sul-Sel berubah status dari rumah sakit

kelas B non pendidikan menjadi BP RSUD Labuang Baji Prov. Sul-Sel

yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada gubernur

melalui sekretaris daerah. RSUD Labuang Baji Prov. Sul-Sel juga

merupakan lahan praktek bagi mahasiswa DIII, S1 dan Profesi Ners yang

bertempat di Jln. DR. Ratulangi No. 81 Makassar.

1. Visi Misi RSUD Labuang Baji Prov. Sul-Sel

33
34

a. Visi

Mewujudkan rumah sakit mandiri dengan pelayanan kesehatan

paripurna, profesional menggunakan teknologi tepat guna untuk

mencapai kepuasan bersama.

a. Misi

1) Mewujudkan profesionalisme SDM

2) Meningkatkan sarana dan prasana rumah sakit

3) Memberikan pelayanan prima

4) Efisiensi biaya rumah sakit

5) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

b. Falsafah rumah sakit labuang baji prov. Sul-Sel

Bahwa kesehatan jasmani maupun rohani merupakan hak semua

orang oleh karena itu rumah sakit berusaha untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat, baik bersifat

penyembuhan, pemulihan, pencegahan, maupun peingkatn serta

ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia yang memadai.

c.Motto RSUD Labuang Baji Prov. Sul-Sel

Rumah sakit labuang baji “SIPAKABAJI” Siap dengan Pelayanan

Komunikatif, Bermutu, Aman, Jujur dan Ikhlas.

d. Tenaga Kerja

Tahun 2012 berjumlah 748 orang. Tenaga kerja dibagi menurut

status kepegawaian sebagai berikut:

1) Tenaga PNS berjumlah 601 orang


35

2) Tenaga kontrak berjumlah 9 orang

3) Tenaga partimer berjumlah 3 orang

4) Tenaga titipan berjumlah 3 orang

5) Tenaga magang berjumlah 132 orang

e. Sarana dan parasarana

Sarana dan parasarana rumah sakit umum labuang baji Prov. Sul-Sel

tahun 2012 terdiri dari:

1) Falitas pokok adalah sebagai berikut:

1) Politeknik Mata

2) Politeknik Beda

3) Politeknik Paru dan TB

4) Politeknik Kebidanan kandungan/ KB

5) Politeknik KIA dan laktasi

6) Politeknik penyakit dalam

7) Politeknik saraf

8) Politeknik Radiologi

9) Politeknik Gigi dan Mulut

10) Politeknik fisioterapi

11) Politeknik paru

12) Politektik endokrin

13) Politeknik THT

14) Politeknik kulit dan kelamin

15) Politeknik konsultasi Gizi


36

16) Politeknik jiwa

17) Politeknik anak

18) Unit Hemodialisa

19) Apotek rawat jalan

20) General check Up

21) Politeknik jantung

22) Politeknik badan Orthopedic.

2) Kapasitas tempat tidur:

1) Kelas utama (VIP): 4 tempat tidur

2) Kelas I: 50 tempat tidur

3) Kelas II: 100 tempat tidur

4) Kelas III: 227 tempat tidur

5) ICU: 8 tempat tidur

6) Hemodialisa: 14 tempat tidur

7) CVCU: 6 tempat Tidur

8) RPK: 3 tempat tidur

9) IRD: 15 tempat tidur

Jadi jumlahnya adalah sebanyak 427 tempat tidur.

3) Fasilitas Penunjang

Pelayanan penunjang medis

1) Instalasi radiologi

2) Instalasi patologi klinik

3) Instalasi anatomi
37

4) Instalasi rawat intensif

5) Instalasi farmasi

Pelayanan penunjang non medis

1) Instalasi gizi

2) Instalasi pemiliharaan sarana RS

3) Instalasi sanitasi lingkungan

4) Instalasi ferensik pemulasaran jenazah

5) Instalasi rekam medik

6) Instalasi rawat darurat (IRD)

7) Instalasi rawat intensif (ICU)

8) Instalasi Rehabilitasi Medik

9) Instalasi beda sentral.


38

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Baji Pamai I RSUD

Labuang Baji Makassar pada pasien yang rawat jalan di mulai tanggal juli

sampai tanggal juli 2014. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan

data yang diinginkan peneliti dengan cara pengumpulan data dilaksanakan

melalui pengisian kuesioner dengan jumlah sampel 30 orang.

1. Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Klien Di
Ruang Rawat Baji Pamai I RSUD Labuang Baji Makassar
Jenis kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)

Laki-Laki 12 40,0

Perempuan 18 60,0

Jumlah (n) 30 100,0

Sumber : Data Primer 2014

Dari hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 30

responden diperoleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 12 (40,0%)

responden dan perempuan sebanyak 18 (60,0%) responden.


39

b. Umur

Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Klien Di
Ruang Rawat Baji Pamai I RSUD Labuang Baji Makassar
Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)

20-30 tahun 6 20,0

31-41 tahun 14 46,7

42-52 tahun 10 33,3

Jumlah 30 100,0

Sumber : Data Primer 2014

Dari hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari

30 responden, kelompok umur pasien 20-30 tahun sebanyak 6

(20,0%) responden, sedangkan kelompok umur pasein 31-41 tahun

sebanyak 14 (46,7%).dan yang pasien yang berumur 42-52 tahun

sebanyak 10 (33,3%)

c. Pendidikan

Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pasien Di
Ruang Rawat Baji Pamai I RSUD Labuang Baji Makassar
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)

SD 6 20,0

SMP 7 23,3

SMA 12 40,0

Perguruan Tinggi 5 16,7

Jumlah 30 100,0

Sumber : Data Primer 2014


40

Dari hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari

30 responden, dimana jumlah klien yang berpendidikan SD sebanyak

6 (20,0%) orang, klien yang berpendidikan SMP sebanyak 7 (23,3%)

orang, klien yang berpendidikan SMA sebanyak 12 (40,0%) orang,

dan klien yang perguruan tinggi sebanyak 5 (16,7%) orang.

2. Analisa Univariat

a. Kompres Hangat Pada Daerah Axilla

Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Kompres Hangat pada
Daerah Axilla Klien Di Ruang Rawat Baji Pamai I
RSUD Labuang Baji Makassar
Kompres Hangat Pada
Frekuensi (f) Persentase (%)
Daerah Axilla

Pernah 16 53,3

Tidak Pernah 14 46,7

Jumlah (n) 30 100,0

Sumber : Data Primer 2014

Dari hasil penelitian pada tabel 4.4 diperoleh data bahwa dari 30

responden dengan klien yang pernah kompres hangat pada daerah

axilla sebanyak 16 (53,3%) responden, sebab responden pada saat

demam sering memberikan kompres hangat pada daerah axillanya

sehingga merasa nyaman dan suhu tubuhnyapun terasa menurun.

sedangkan pasien yang tidak pernah kompres hangat pada daerah

axilla sebanyak 14 (46,7%) responden. Sebab responden tidak paham

teknik dan cara kompres hangat pada axilla.


41

b. Kompres Hangat Pada Daerah Dahi

Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Kompres Hangat pada
Daerah Dahi Klien Di Ruang Rawat Baji Pamai I
RSUD Labuang Baji Makassar
Kompres Hangat Pada
Frekuensi (f) Persentase (%)
Daerah Dahi

Pernah 15 50,0

Tidak Pernah 15 50,0

Jumlah (n) 30 100,0

Sumber : Data Primer 2014

Dari hasil penelitian pada tabel 4.5 diperoleh data bahwa dari 30

responden dengan pasien yang pernah kompres hangat pada daerah

Dahi sebanyak 15 (50,0%) responden, sebab responden mengetahui

kalau kompres dahi menurunkan suhu tubuh karena efektor suhu

tubuh paling utama demar dan kelenjar keringat makanya responden

sering memberikan kompres hangat pada dahinya. sedangkan pasien

yang tidak pernah kompres hangat pada daerah axilla sebanyak 15

(50,0%) responden. Sebab responden tidak mengetahui tentang

pengaturan suhu tubuh dan faktor yang mempengaruhi keseimbangan

suhu tubuh sehingga responden tidak pernah memberikan kompres

hangat pada dahinya.


42

c. Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam

Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Penurunan Suhu Tubuh Pada
Klien Demam Di Ruang Rawat Baji Pamai I RSUD
Labuang Baji Makassar
Penurunan Suhu Tubuh Frekuensi (f) Persentase (%)
Pada Pasien Demam
Pernah 13 43,3

Tidak Pernah 17 56,7

Jumlah 30 100,0

Sumber : Data Primer 2014

Dari hasil penelitian pada tabel 4.6 diperoleh data bahwa dari 30

responden dengan klien yang pernah menurun suhu tubuhnya

sebanyak 14 (46,7%) responden, dan klien yang tidak pernah

menurun suhu tubuhnya sebanyak 17 (56,7%) responden.


43

2. Analisia Bivariat

a. Hubungan Faktor Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Axilla


Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam Di Ruang Rawat
Baji Pamai I RSUD Labuang Baji Makassar

Tabel 4.9
Analisis Hubungan Faktor Pemberian Kompres Hangat Pada
Daerah Axilla Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien
Demam Di Ruang Rawat Baji Pamai I RSUD
Labuang Baji Makassar
Penurunan Suhu Tubuh
Kompres Nilai
Hangat Pada Tidak Total
Pernah P Value
Daerah Pernah
Axilla
F % F % N %

Pernah 11 36,7 5 16,7 16 53,3


0,003
Tidak Pernah 2 6,7 12 40,0 14 46,7

Jumlah (n) 13 43,3 17 56,7 30 100,0

Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.9 menjelaskan bahwa dari 30 responden,

responden yang pernah memberikan kompres hangat pada daerah

axilla dengan klien demam yang pernah menurun suhu tubuhnya

sebanyak 11 responden (36,7%). Dan responden yang pernah

memberikan kompres hangat pada daerah axilla dengan klien demam

yang tidak pernah menurun suhu tubuhnya sebanyak 5 responden

(16,7%). sedangkan responden yang tidak pernah memberikan

kompres hangat pada daerah axilla dengan klien demam yang pernah

menurun suhu tubuhnya sebanyak 2 responden (6,7%) dan responden

yang tidak pernah memberikan kompres hangat pada daerah axilla


44

dengan klien demam yang tidak pernah menurun suhu tubuhnya

sebanyak 12 responden (40,0%).

b. Hubungan Faktor Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Dahi


Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam Di Ruang Rawat
Baji Pamai I RSUD Labuang Baji Makassar

Tabel 4.9
Analisis Hubungan Faktor Pemberian Kompres Hangat Pada
Daerah Dahi Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam
Di Ruang Rawat Baji Pamai I RSUD
Labuang Baji Makassar
Penurunan Suhu Tubuh
Nilai
Kompres Total
Tidak
Hangat Pada Pernah P Value
Pernah
Daerah Dahi
F % F % N %

Pernah 11 36,7 4 13,3 15 50,0


0,001
Tidak Pernah 2 6,7 13 43,3 15 50,0

Jumlah (n) 13 43,3 17 56,7 30 100,0

Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.9 menjelaskan bahwa dari 30 responden,

responden yang pernah memberikan kompres hangat pada daerah dahi

dengan klien demam yang pernah menurun suhu tubuhnya sebanyak

11 responden (36,7%). Dan responden yang pernah memberikan

kompres hangat pada daerah dahi dengan klien demam yang tidak

pernah menurun suhu tubuhnya sebanyak 4 responden (13,3%).

sedangkan responden yang tidak pernah memberikan kompres hangat

pada daerah dahi dengan klien demam yang pernah menurun suhu

tubuhnya sebanyak 2 responden (6,7%) dan responden yang tidak

pernah memberikan kompres hangat pada daerah dahi dengan klien


45

demam yang tidak pernah menurun suhu tubuhnya sebanyak 13

responden (43,3%).

C. Pembahasan

1. Hubungan Faktor Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Axilla


Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam
Berdasarkan hasil pengolahan data tentang Hubungan Faktor

Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Axilla Dengan Penurunan Suhu

Tubuh Pada Klien Demam Di Ruang Rawat Baji Pamai I RSUD Labuang

Baji Makassar bahwa dari 30 responden, responden yang pernah

memberikan kompres hangat pada daerah axilla dengan klien demam yang

pernah menurun suhu tubuhnya sebanyak 11 responden (36,7%). Dan

responden yang pernah memberikan kompres hangat pada daerah axilla

dengan klien demam yang tidak pernah menurun suhu tubuhnya

sebanyak 5 responden (16,7%). sedangkan responden yang tidak pernah

memberikan kompres hangat pada daerah axilla dengan klien demam yang

pernah menurun suhu tubuhnya sebanyak 2 responden (6,7%) dan

responden yang tidak pernah memberikan kompres hangat pada daerah

axilla dengan klien demam yang tidak pernah menurun suhu tubuhnya

sebanyak 12 responden (40,0%).

Axilla adalah daerah lipatan tubuh manusia yang menghubungkan

lengan atas dengan bahu. Pemberian kompres pada daerah axilla

mempunyai pengaruh yang baik dalam menurunkan suhu tubuh karena di

tempat itulah terdapat pembuluh darah besar yang akan membantu

mengalirkan darah.
46

Menurut asumsi peneliti dapat disimpulkan berdasarkan uji statistik

Chi-Square diperoleh hasil yang bermakna dimana nilai p= 0,003,oleh

karena p<α (0,003<0,05) maka, Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

terdapat ada Hubungan Faktor Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah

Axilla Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam Di Ruang

Rawat Baji Pamai I RSUD Labuang Baji Makassar. Hal ini di sebabkan

karena pemberian kompres hangat di daerah axilla sangat mempengaruhi

penurunan suhu tubuh pada klien demam karena pemberian kompres

hangat pada daerah axilla akan memberikan sinyal ke hypotalamus melalui

sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas di

hypotalamus da rangsang, system efektor mengeluarkan sinyal yang

memulai berkeringat dan fasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembulu

darah di atur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai

otak, di bawah pengaruh hypotalamus bagian anterior sehingga terjadi

fasodilatasi. Terjadinya fasodilatasi ini menyebabkan pembuangan

kehilangan energi panas melalui kulit meningkat.

2. Hubungan Faktor Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Dahi


Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam
Berdasarkan hasil pengolahan data tentang Hubungan Faktor

Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Dahi Dengan Penurunan Suhu

Tubuh Pada Klien Demam Di Ruang Rawat Baji Pamai I RSUD Labuang

Baji Makassar bahwa dari 30 responden, responden yang pernah

memberikan kompres hangat pada daerah dahi dengan klien demam yang

pernah menurun suhu tubuhnya sebanyak 11 responden (36,7%). Dan


47

responden yang pernah memberikan kompres hangat pada daerah dahi

dengan klien demam yang tidak pernah menurun suhu tubuhnya

sebanyak 4 responden (13,3%). sedangkan responden yang tidak pernah

memberikan kompres hangat pada daerah dahi dengan klien demam yang

pernah menurun suhu tubuhnya sebanyak 2 responden (6,7%) dan

responden yang tidak pernah memberikan kompres hangat pada daerah

dahi dengan klien demam yang tidak pernah menurun suhu tubuhnya

sebanyak 13 responden (43,3%).

Kompres pada daerah dahi merupakan memberikan kompres pada

bagian tubuh manusia yang dapat membedakan jenis kelamin dengan jelas,

punggung tulang sepanjang dahi tepat di atas mata, atau yang sering di

sebut sebagai puncak kening menjadi tanda utama. Puncak kening laki-laki

lebih nyata terlihat karena memiliki daerah yang luas

Menurut asumsi peneliti dapat disimpulkan berdasarkan uji

statistik Chi-Square diperoleh hasil yang bermakna dimana nilai p= 0,001,

oleh karena p<α (0,001<0,05) maka, Ho ditolak dan Ha diterima yang

yang berarti terdapat ada Hubungan Faktor Pemberian Kompres Hangat

Pada Daerah Dahi Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam Di

Ruang Rawat Baji Pamai I RSUD Labuang Baji Makassar. Sebab

memberikan kompres hangat di dahi bagi klien yang mengalami demam

tinggi dan akan memberikan sinyal ke hypotalamus sehingga terjadi

vasodilatasi. Dan terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan kulit

berkeringat dan mengeluarkan energi panas dan terfjadilah penurunan


48

suhu tubuh yang panas menjadi normal kembali. Batas antara sirkulasi dan

otak saraf termosensitif ini terpengaruhi oleh daerah yang di aliri darah

dan masukan dari reseptor kulit dan otot. Saraf sensitiv terhadap hangat

terpengaruhi dan meningkat dengan penghangatan atau penurunan dingin,

sedangkan saraf sensitif terhadap dingin meningkat dengan pendinginan

atau penurunan dengan penghangatan.


49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor Yang Berhubungan

Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam Di Ruangan Rawat Baji

Pamai I RSUD Labuang Baji Makassar .maka dapat di tarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Ada hubungan Faktor pemberian kompres hangat pada daerah axilla

Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam Di Ruangan Rawat

Baji Pamai I RSUD Labuang Baji Makassar. Dengan nilai P Value 0,003.

2. Ada hubungan Faktor pemberian kompres hangat pada daerah axilla

Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam Di Ruangan Rawat

Baji Pamai I RSUD Labuang Baji Makassar. Dengan nilai P Value 0,001.

B. SARAN

Setelah dilakukan penelitian dan diperoleh suatu kesimpulan, maka

peneliti ingin memberikan beberapa saran yaitu :

1. Bagi Rumah Sakit

Seharusnya terdapat SOP kompres baik dengan metode Axilla maupun

metode Dahi terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien demam

2. Bagi Petugas Kesehatan

Mengajarkan keluarga dengan menerapkan kompres air hangat dengan

metode axilla dan dahi terhadap pasien demam (>37,6ºC)


50

3. Bagi Masyarakat

Di harapkan masyarakat mempunyai termometer untuk mengukur suhu

badan dan apabila merasa demam makan langsung melakukan kompres

air hangat baik dengan metode axilla maupun metode dahi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan kepada peneliti selajutnya agar peneliti variabel yang lain,

yang belum diteliti, menambah jumlah sampel atau menggunakan desain

lain untuk meneliti tentang hubungan pemberian kompres hangat

terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien demam..

Anda mungkin juga menyukai