Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit (RS) Nur Hidayah Desa Jetis
Km. 11,5 Trimulyo Jetis Bantul Yogyakarta. Secara geografis RS Nur Hidayah
jalur kendaraan umum jurusan Yogya-Imogiri sehingga amat mudah diakses oleh
Rumah Sakit Nur Hidayah dipimpin oleh seorang dokter umum dengan
Rumah Sakit, Direktur dibantu oleh Wakil Direktur Pelayanan dan Wakil Direktur
Umum. Masing-masing Wakil Direktur dibantu oleh Kepala Sub Bagian dan
Koordinator Tim Kerja. Bagian cleaning servis dan gizi karyawan, rumah sakit
memperhatikan mutu layanan. Jumlah tenaga kerja di Rumah Sakit Nur Hidayah
saat ini ada 207 orang, yang terdiri dari Dokter Umum 11, Dokter Gigi 3, Dokter
Spesialis 21, Perawat Unit Gawat Darurat (UGD) 12, Perawat Bangsal 30, Bidan
53
54
Jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Nur Hidayah meliputi (RS Nur
Hidayah, 2016) :
1. Pelayanan 24 Jam meliputi: Unit Gawat Darurat (UGD), Poli Umum, Rawat
Antar Jemput.
2. Pelayanan Poli Klinik meliputi: Poli Spesialis Bedah , Poli Spesialis Anak, Poli
Spesialis Syaraf, Poli Spesialis Penyakit Dalam, Poli Spesialis Telinga Hidung
dan Tenggorokan (THT), Poli Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Poli Spesialis
Kebidanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan Keluarga Berencana (KB), Poli
Khatimah Care), Rukhti Jenazah, Pijat Bayi, Pijat Getar Syaraf, Rekam Medik.
perusahaan untuk melakukan khitan bersama. Adapun khitan yang dapat kami
55
layani sebagai berikut: Khitan di Rumah Sakit Nur Hidayah, Khitan di Rumah,
Khitan Laser, Khitan Fimosis, Khitan dengan Bius Total, Khitan Bermalam,
Instansi/ Perusahaan.
dan sebaginya.
56
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
caesarea (SC) di Rumah Sakit Nur Hidayah sebagian besar bekerja sebagai
mobilisasi dini post sectio ceasarea (SC) di Rumah Sakit Nur Hidayah
Tabel 4.2. Mobilisasi Dini Post Sectio Ceasarea (SC) di Rumah Sakit Nur
Hidayah Imogiri Bantul
penyembuhan luka post sectio ceasarea (SC) di Rumah Sakit Nur Hidayah
Tabel 4.3. Penyembuhan Luka Post Sectio Ceasarea (SC) di Rumah Sakit Nur
Hidayah Imogiri Bantul
Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa penyembuhan luka post sectio
ceasarea (SC) di Rumah Sakit Nur Hidayah Imogiri Bantul, sebagian besar
2. Analisis Bivariat
Tabel 4.4. Hubungan Mobilisasi Dini dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Cesarea
(SC) di Rumah Sakit Nur Hidayah Imogiri Bantul
Mobilisasi
Dini Penyembuhan Luka Total
X2 P C
Sembuh Tidak
Sembuh
F % f % f %
Baik 17 56,7 0 0 17 56,7
9,808 0,002 0,496
Kurang Baik 7 23,3 6 20 13 43,3
Total 24 80 6 20 30 100
(Sumber: Data Primer, 2016)
yaitu sebanyak 17 responden (56,7%). Nilai X2hitung 9,808 (X2tabel 3.841) dan
nilai probaility (p) sebesar 0,002 p (<0,05), menunjukan bahwa ada hubungan
mobilisasi dini dengan penyembuhan luka post sectio cesarea (SC) di Rumah
Sakit Nur Hidayah Imogiri Bantul. Nilai coefficient contingency (CC) sebesar
0,496 yang berarti bahwa penelitian ini memiliki keeratan hubungan dengan
kategori sedang.
C. Pembahasan
Persalinan dengan sectio caesarea (SC) dapat menjadi salah satu penyebab
terjadinya infeksi apabila perawatan yang dilakukan tidak benar. Komplikasi yang
59
dapat terjadi adalah infeksi puerperal seperti kenaikan suhu pada masa nifas,
peritonitis, sepsis, dan sebagainya. Komplikasi yang lain adalah pendarahan, luka
Jahitan operasi caesar memiliki resiko untuk terjadinya infeksi yang bisa
saja muncul selama berada dalam masa penyembuhan dari operasi caesar yang
telah di lakukan. Dampak dari infeksi setelah melahirkan adalah membuat para
wanita cenderung kurang bisa merawat bayi mereka dan akan membutuhkan
Pada periode post partum awal, ibu yang menjalani persalinan dengan
Sectio Caesarea (SC) akan lebih sedikit bergerak dari pada ibu yang melahirkan
spontan. Hal ini disebabkan karena adanya luka setelah operasi menimbulkan
nyeri dan biasanya dirasakan setelah sadar dari pengaruh anastesi. Adanya luka
yang menimbulkan nyeri tersebut membuat pasien merasa takut dan cemas untuk
atau belajar berjalan (Hamilton, 2009). Mobilisasi dini dapat dilakukan pada
kondisi pasien yang membaik. Konsep mobilisasi berasal dari ambulasi dini yang
dengan mobilisasi dini baik dan penyembuhan lukanya sembuh yaitu sebanyak 17
responden (56,7%). Nilai X2hitung 9,808 (X2tabel 3.841) dan nilai probaility (p)
sebesar 0,002 p (<0,05), menunjukan bahwa ada hubungan mobilisasi dini dengan
penyembuhan luka post sectio cesarea (SC) di Rumah Sakit Nur Hidayah Imogiri
Bantul. Nilai coefficient contingency (CC) sebesar 0,496 yang berarti bahwa
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Angriani dkk (2014)
mungkin untuk berjalan (Manuaba, 2008). Mobilisasi dini pada ibu post partum
persalinan dengan normal, bisa dilakukan setelah 2-4 jam setelah persalinan dan
ibu yang menjalani caesar bisa melakukan mobilisasi 8 jam sesudah bersalin
pemulihan paska bedah dan dapat mencegah komplikasi paska bedah. Dengan
mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka
penyempitan pembuluh darah yang terbuka. Selain itu tindakan mobilisasi dini
diharapkan ibu post sectio caesarea dapat menjadi lebih sehat dan lebih kuat, serta
peredaran darah. Sehingga mempercepat fungsi air susu ibu (ASI) dan
seseorang dalam melakukan mobilisasi dini karena seorang anak akan berbeda
dewasa. Mayoritas ibu post sectio caesarea di RS Nur Hidayah Imogiri Bantul
(93,3%). Hal ini sejalan dengan Ambarwati (2010) yang mengatakan bahwa
Seorang anak dapat melakukan mobilisasi yang lebih aktif karena mobilisasi yang
Sedangkan mobilisasi yang dilakukan pasien post setio caesarea harus bertahap
dan harus sesuai dengan instruksi yang telah diberikan oleh perawat.
62
itu mampu terhadap adaptasi nyeri dan ditinjau dari segi kultur/budaya masing-
masing orang. Sedangkan untuk penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia
muda dari pada orang tua. Orang yang sudah lanjut usia tidak dapat mentolerir
atau rusak dengan jaringan yang baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan
regenerasi. Penyembuhan luka post sectio caesarea (SC) di Rumah Sakit Nur
ialah regenerasi jaringan pulih seperti semula baik secara struktur maupun
fungsinya, dan repair ialah pemulilhan atau penggantian oleh jaringan ikat (Boyle,
2009).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Angriani
lukanya Sembuh.
(56,7%). Hal ini sejalan dengan Notoatmojo (2008) yang mengatakan bahwa
mobilisasi dini saja tidak cukup tetapi harus diimbangi dengan motivasi untuk
menyebabkan infeksi.
pengetahuan ibu tentang melakukan mobilisasi dini pada penyembuahn luka post
secti caesarea. Penyembuhan luka adalah peroses pengganti dan perbaikan fungsi
jaringan yang rusak (Marison, 2012). Penelitian ini pun sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Purwanti (2011) yang menyatakan pengetahuan ibu post setio
kondisi ibu dan gizi, sehingga ibu post sectio caesarea dapat memperhatian
penyembuhan luka fase proliferasi pada luka post sectio caesarea dengan faktor
dan sebaliknya bila pendidikan yang kurang akan menghambat seseorang dalam
64
sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu 10 responden
(33,3%). Pernyataan tersebut seperti yang dikatakan Smeltzer (2009) bahwa status
keluarganya.
moblisasi dini maka penyembuhan lukanya akan semakin sembuh. Mobilisasi dini
mencegah komplikasi post operasi. Banyak keuntungan yang dapat diraih dari
latihan mobilisasi dini di tempat tidur dan berjalan pada periode dini post operasi.
Mobilisasi dini juga sangat penting dalam percepatan rawat inap dan mengurangi
D. Keterbatasan Penelitian
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulan bahwa:
2. Mobilisasi dini post sectio ceasarea (SC) di Rumah Sakit Nur Hidayah
cesarea (SC) di Rumah Sakit Nur Hidayah Imogiri Bantul, dan memiliki
B. Saran
langsung.
(SC).
65
66
yang lebih banyak dan lengkap, agar lebih mempermudah mahasiswa dalam
proses penelitian.