Anda di halaman 1dari 48

PEDOMAN

PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL


EMERGENSI KOMPREHENSIF
(PONEK) 24 JAM
RSUP Dr. SARDJITO
YOGYAKARTA

Pedoman PONEK 24 Jam RSUP Dr. Sarjito Page 1


KATAPENGANTAR

Sesuai dengan target yang ditentukan dalam Millenium Development Goals


(MDGs) 4 dan 5, makaIndonesia harus menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) dari 450/100.000 kelahiran hidup (KH)pada tahun 1990 menjadi
125/100.000 KH pada tahun 2015.Angka kematian bayi (AKB) harus
diturunkan dari 68 pada tahun 1990menjadi 23 pada tahun 2015. Pada
kenyataannya AKI pada tahun 2007 masih sebesar 228/100.000 kh dan
AKB sebesar 31/ 1000 kh.

Untuk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) AKI dalam 5 tahun


terakhir berturut-turut adalah 94, 109, 100, 125 dan 87 per 100.000 KH
untuk berturut-turut tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012. Berdasarkan
audit maternal tahun 2012 maka penyebab utama AKI adalah perdarahan
(32%) disusul oleh preeklampsia/eklampsia (20%), infeksi (10%),
penyakit jantung (15%), dan lain-lain (23%). Dari kajian ini juga muncul
bahwa 80% kematian ibu seharusnya dapat dihindari. Faktor
keterlambatan merupakan faktor risiko terbesar kematian ibu yang
seharusnya dapat dihindari.

Upaya peningkatan PONEK di Rumah Sakit dilakukan melalui upaya


pelatihan Tim PONEK Rumah Sakit,pemenuhan peralatan PONEK di
Rumah Sakit Kabupaten/Kota, Bimbingan Teknis, Manajemen Pelayanan
Keperawatan, pelayanan darah yang aman/Bank Darah di Rumah Sakit,
pemberdayaan Puskesmas PONED, penguatan sistem rujukan dan strategi
Pedoman PONEK 24 Jam RSUP Dr. Sarjito Page 2
pendekatan risiko (SPR), peningkatan penggunaan metode kontrasepsi
jangka panjang (MKJP), khususnya pemakaian alat kontrasepsi dalam
rahim pascasalin dan pascagugur.

Pedoman ini memuat beberapa hal yang terdapat di RSUP dr Sardjito


sebagai wujud kesiapan rumah sakit sebagai fasilitas rujukan yang
bertanggungjawab dalam penyediaan sarana pelayanan obstetri dan
neonatal.

Diharapkan Pedoman Penyelenggaraan RS PONEK ini dapat mempunyai


kontribusi dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) yang merupakan target MDGs IV dan V yang telah
ditetapkan pemerintah.

Pedoman ini disusun oleh Tim PONEK RSUP Dr. Sardjito dengan
dukungan berbagai pihak dan stake holder terkait. Untuk ituTim Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah berperan
dan berkontribusi dalam proses hingga tersusunnya pedoman ini.

Yogyakarta,Mei 2013

Pedoman PONEK 24 Jam RSUP Dr. Sarjito Page 3


Tim Penyusun
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
RSUP DR. SARJITO YOGYAKARTA

RSUP Dr. Sardjito merupakan rumah sakit pendidikan tipe A yang


merupakan rumah sakit rujukan tertinggi untuk DIY dan Jawa Tengah
Selatan. Oleh karena itu, sudah sewajarnya rumah sakit ini mengambil
peran paling tinggi dan maksimal dalam upaya pelayanan kesehatan
secara umum dan penanganan kegawat daruratan maternal perinatal
secara khusus.
Pada umumnya pasien yang dirujuk ke rumah sakit ini adalah pasien
dengan tingkat kegawat daruratan tinggi sehingga rumah sakit harus
mempersiapkan diri baik dari segi sumber daya manusia (SDM), sarana
dan prasarana maupun sistem manajemennya. AKI yang terjadi di rumah
sakit ini masih sangat tinggi yakni 2080, 1959 dan 898/100.000 KH
berturut-turut untuk tahun 2010, 2011 dan 2012. Hal ini bisa
menggambarkan 2 hal, apakah pasien yang dirujuk memang dalam
kegawat daruratan yang sangat tinggi atau kesiapan rumah sakit yang
harus ditingkatkan. Data dari audit tahun 2012 menunjukkan bahwa
keterlambatan penanganan di rumah sakit masih 25% yang seharusnya
tidak boleh terjadi.
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi jika
dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan
Human Development Reports 2010, AKB di Indonesia mencapai
Pedoman PONEK 24 Jam RSUP Dr. Sarjito Page 4
31/1000 kh. Karena itu masalah ini menjadi perhatian serius.

Dengan melihat keadaan diatas, maka kami selaku Pimpinan Rumah


Sakit menyambut gembira usaha Tim PONEK yang telah menerbitkan
buku panduan pelayanan PONEK 24 jam dan siap mendukung baik dari
segi sarana dan prasarana yang dibutuhkan maupun sistem
manajemennya dengan menertibkan kebijakan-kebijakan yang
diperlukan.
Kami menghargai kerja keras Tim PONEK rumah sakit yang telah
menyusun buku panduan ini. Mudah-mudahan dengan diterbitkannya
buku panduan ini, maka seluruh stake holder yang terkait mempunyai
pegangan baku dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Semoga
Allah meridhoi usaha tim ini dan AKI serat AKB di Provinsi DIY dapat
diturunkan lebih jauh lagi.

Direktur Utama RSUP Dr Sardjito

Dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A

Pedoman PONEK 24 Jam RSUP Dr. Sarjito Page 5


TIM PONEK

Penanggung Jawab : Direktur Utama


Ketua Umum : Direktur Pelayanan Medis
Ketua Pelaksana : dr. H. Risanto Siswosudarmo, SpOG (K)
Wakil Ketua : dr. Tunjung Wibowo, MPH, M.Kes, SpA(K)
Sekretaris : dr. Phyowai E Ganap, SpOG
Anggota : dr. Shinta Prawitasari, SpOG (K)
dr. Irwan T Rachman, SpOG (K)
Dr. dr. Sudadi, SpAN (KIC)
Dr. Ekawaty Lutfia Haksari, SpA(K)
dr. Setyowandita, SpA (K)
dr. Usi Sukorini, SpPK (K)
dr. Teguh, SpPK (K) (UPTD)
dr. Handoyo Pramusinto, SpBS
Dokter Triase IGD
Istiti Tri Purwanti, SSiT
Supiyah, SST
Wiji Triningsih, S.Kep, NERS
Mulyani, S.ST
Catharina Rika
DAFTAR ISI

KataPengantar.................................................................................... i
Sambutan Direktur Utama RSUP Dr.Sardjito................................... iii
Tim PONEK....................................................................................... x
Daftar Isi............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1
A. Latar
Belakang............................................................... 1
B.
Pengertian....................................................................... 5
C. Visi,Misi,Tujuan dan
Sasaran......................................... 6

BAB II LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT PONEK 24


JAM RSUP Dr SARDJITO
A. PONEK RS Kelas A/RS Pendidikan…………………. 9
B. Pelayanan Penunjang Medik…………………………..

BAB III KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM


A. Kriteria Umum Rumah Sakit PONEK……………….. 19
B. Kriteria Khusus……………………………………..… 20

BAB IV RUMAH SAKIT SAYANG IBU DAN BAYI (RSSIB)


A. Pengertian…………………………………………..…
B. Tujuan RSSIB………………………………………... 46
C. Sasaran……………………………………………….. 47
D. Srategi pelaksanaan…………………………………… 47

BAB V PENUTUP
A. Lampiran………………………………………………
B. Kepustakaan…………………………………………..

LAMPIRAN
KEPUSTAKAAN
BAB1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI )dan Angka
Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara
negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat. AKI dari
390/100.000 kelahiran hidup (SDKI tahun 1994), menjadi
307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Demikian pula
AKN 28,2/1000 kelahiran hidup pada tahun 1987-92 menjadi
21,8/1000 kelahiran hidup pada tahun 1992-1997. Seharusnya
sesuai dengan Rencana Strategis Depkes Tahun 2005–2009 telah
ditetapkan target penurunan angka kematian bayi dari 35
menjadi 26/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu dari
307 menjadi 226/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009.

Gambar1. GrafikAngka Kematian Ibu di Indonesia


500
Disamping itu Index Pembangunan Manusia di Indonesia berada
pada urutan ke 107 dibandingkan dengan bangsa lain dan selama 5
tahun terakhir ini mengalami perbaikan namun sangat lambat.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada
tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan
Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua
diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang
terkait dengan kesehatan ibu,bayi dan anak yaitu:
1. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua pertiga
dari AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran
hidup.
2. Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga perempa tdari AKI
Pada tahun 1990 menjadi 125/100.000 kelahiran hidup

Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi ,namun tetap


dapat dicapai apabila dilakukan upaya terobosan yang inovatif
untuk mengatasi penyebab utama kematian tersebut yang didukung
kebijakan dan system yang efektif dalam mengatasi berbagai
kendala yang timbul selama ini.

Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya


seperti Berat Badan Lahir Rendah (40,4%), asfiksia (24,6%) dan
infeksi (sekitar 10%). Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh
keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati.
Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan (25%),
infeksi (15%), pre-eklampsia/eklampsia (15%), persalinan macet
dan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat
dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan
perawatan bayi harus dilakukan dalam system terpadu tingkat
nasional dan regional.

Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya


penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu
dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Dasar (PONED) ditingkat Puskesmas.

Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan


dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang
sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi
baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga
kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan
manajemen yang handal.

Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga


kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku dalam pelayanan
kepada pasien.

Diharapkan dari Pelatihan PONEK dihasilkan parapelatihregional


yang mampu menjadi pelatih bagi Tim PONEK Rumah Sakit yang
belum dilatih di wilayah masing-masing.Dengan demikian jumlah
Tim PONEK Rumah Sakit yang dilatih dapat cepat bertambah
dengan dukungan dana dekonsentrasi pemerintah daerah untuk
akselerasi pencapaian target tahun 2009 tersebut.

Selanjutnya diharapkan Pedoman Penyelenggaraan PONEK di


Rumah Sakit Dr. Sardjito ini dapat dijadikan panduan bagi Tim
PONEK Rumah Sakit Dr. Sardjito dalam pelaksanaan program
PONEK.

B. PENGERTIAN
Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah sakit yang
menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal
secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam.
Tolak ukur penilaian adalah Penilaian Kerja Manajemen dan
Penilaian Kinerja Klinis

C. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN


VISI
Pada tahun 2015 tercapai Tujuan Pembangunan Millenium
(Millenium Development Goals) yaitu:

 Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua pertiga


dari AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran
hidup
 Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga perempat dari
AKI pada tahun 1990 menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.

MISI
Menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal yang
bermutu melalui standarisasi Rumah Sakit PONEK 24 jam,
dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi diIndonesia.

TUJUAN
1. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh
manajemen dalam pelayanan PONEK
2. Terbentuknya Tim PONEK Rumah Sakit
3. Tercapainya kemampuan teknis Tim PONEK sesuai standar
4. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengeloladan
penanggung jawab dalam manajemen program PONEK.

SASARAN

1. Seluruh Pengelola dan penanggung jawab Tim PONEK


Rumah Sakit dr. Sardjito
2. Seluruh rumah sakit yang tercakup di wilayah se-Propinsi DI
Yogyakarta
3. Pengelola program kesehatan ibu dan anak diseluruh Dinas
Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota di DI Yogyakarta
BAB 2
LINGKUP PELAYANAN RUMAH
SAKITPONEK 24 JAM

Upaya Pelayanan PONEK:

1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif


2. Penanganan kasus gawat darura toleh tim PONEK RS diruang
tindakan
3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan seksio
sesarea
4. Perawatan intensif ibu dan bayi.
5. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi

Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK


Terbagi atas 2 kelas, antara lain:

A. PONEK RUMAH SAKIT KELAS A/ RS PENDIDIKAN


1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis

a. Antenatal Care (ANC)


b. Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan
dengan tindakan operatif
c. Pelayanan Nifas
d. Asuhan Bayi Baru Lahir (Level1)
e. Klinik Laktasi
f. Inisisasi Menyusu Dini (IMD)
g. Penggunaan ASI ekslusif
h. Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK)

2. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dengan


risiko tinggi

2.1 Masa antenatal

a. Perdarahan pada kehamilan muda/abortus.


b. Nyeri perut dalam kehamilan muda
c. Kehamilan ektopik (KE) & tehamilan ektopik terganggu
(KET).
d. Hipertensi, preeklampsia/eklampsia.
e. Perdarahan pada masa kehamilan
f. Kehamilan metabolik
g. Kelainan vaskular/kantung

2.2 Masa intranatal

a. Persalinan dengan parut uterus


b. Persalinan dengan distensi uterus
c. Gawat janin dalam persalinan
d. Pelayanan terhadap syok
e. Ketuban pecah dini
f. Persalinan macet
g. Induksi dan akselerasi persalinan
h. Aspirasi vakum manual
i. Ekstraksi vakum
j. Seksio sesarea
k. Episiotomi
l. Kraniotomi dan kraniosentesis
m. Malpresentasi dan malposisi
n. Distosiabahu
o. Prolapsus tali pusat
p. Manual plasenta dan kuretase
q. Perbaikan robekan serviks
r. Perbaikan robekan vagina dan perineum
s. Perbaikan robekan dinding uterus
t. Kompresi bimanual dan aorta
u. Reposisi inversio uteri
v. Pemasangan balon kateter
w. Jahitan B Lynch
x. Ligasi arteri uterine
y. Histerektomi sesarean
z. Dispnea
aa. Blok pudendal

2. 3 Masa Post Natal

a. Masa nifas
b. Demam pasca persalinan
c. Perdarahan pasca persalinan
d. Nyeri perut pasca persalinan
e. Keluarga berencana
f. Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)

3.Pelayanan kesehatan neonatal dengan risiko tinggi

a. Hiperbilirubinemi
b. Asfiksia
c. Trauma kelahiran
d. Hipoglikemia
e. Kejang
f. Sepsis neonatal
g. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
h. Gangguan pernapasan
i. Kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan,
PDA
j. Gangguan pendarahan
k. Renjatan (shock)
l. Aspirasi mekonium
m. Koma
n. Breastfeeding
o. Kangaroo Mother Care
p. Resusitasi neonatus
q. Penyakit membran hialin
r. Pemberian minum pada bayi risiko tinggi
s. Pemberian cairan parenteral
t. Kelainan bawaan

4.Pelayanan Ginekologis

a. Kehamilan ektopik
b. Perdarahan uterus disfungsi
c. Perdarahan menoragia
d. Kista ovarium akut
e. Radang Pelvik akut
f. Abses Pelvik
g. Infeksi Saluran Genitalia
h. HIV-AIDS

5. Perawatan Intensif Neonatal

B. PELAYANAN PENUNJANG MEDIK


1. Pelayanan Darah

a. Jenis Pelayanan

1. Perencanaan kebutuhan darah di RS


2. Penerimaan darah dari UTD yang telah memenuhi
syarat uji saring (nonreaktif) dan telah dikonfirmasi
golongan darah
3. Penyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
4. Pemantauan persediaan darah harian/mingguan
5. Pemeriksaan golongan darah ABO dan
Rhesus pada darah donor dan darah recipient
6. Uji silang serasi antara darah donor dan darah
resipien

b. Tempat Pelayanan

Unit Pelayanan Tranfusi Darah (UPTD) rumah sakit

c. Kompetensi

1. Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan


tranfusi darah dan Bank Darah Rumah Sakit.
2. Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan ketrampilan
tentang
a. Transfusi darah
b. Penerimaan darah
c. Penyimpanan darah
d. Pemeriksaaan golongan darah
e. Penmeriksaan uji silang serasi
f. Pemantapan mutu internal
g. Pencatatan, pelaporan, pelacakan dan dokumentasi
h. Kewaspadaan universal (universal precaution)

d. Sumber Daya Manusia

1. Dokter
2. Paramedis Tehnologi Tranfusi darah (PTTD)
3. Tenaga administrator
4. Pekarya

e. Ruang Pelayanan Darah

Ukuran minimal 48 m2

f. Fasilitas Peralatan

Peralatan utama

2. Perawatan Intensif
a. Jenis Pelayanan
1. Pemantauan terapi cairan
2. Pengawasan gawat nafas/ventilator
3. Perawatan sepsis

b. Tempat Pelayanan

Unit Perawatan Intensif

c. Kompetensi

1. Pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk


pasien gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka
pendek dan mempunyai peran memantau serta
mencegah penyulit pada pasien medic dan bedah
yang berisiko.

2. Ventilasi mekanikdan pemantauan kardiovaskuler


sederhana.

d. Sumber Daya Manusia

1. Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan


resusitasi jantung paru.
2. Dokter Spesialis Anastesiaologi

e. Ruang Pelayanan
Ruang pelayanan intensif (ICU) 121 m2 terdiri dari 10 tempat
tidur dengan luas masing-masing 10 m2

3. Pencitraan

a. Radiologi

b.USG/Ibu dan Neonatal

4. Laboratorium

a. Pemeriksaan rutin darah, urin


b. Kultur darah, urin, pus
c. Kimia
BAB 3
KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM

A. KRITERIA UMUM RUMAH SAKIT PONEK


1. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus
emergensi baik secara umum maupun emergency obstetrik–
neonatal.
2. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK
dirumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan
obstetric dan neonatus.
3. Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan
penanganan pasien kegawat-daruratan obstetric dan neonatal.
4. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan
obstetric dan neonatal
5. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.
6. Mempunyai standar respontime di UGD, di kamar bersalin
kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.
7. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk
melakukan operasi, bila ada kasus emergensi obstetrik atau
umum.
8. Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam
waktu kurang dari 30 menit.
9. Memiliki tim yang siap melakukan operasi atau
melaksanakan tugas sewaktu-waktu.
10. Semua pihak mendukung dalam tim pelayanan PONEK, antara
lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anastesia,
dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum,
bidan dan perawat.
11. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
12. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam
PONEK, seperti Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam,
recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu siap
tersedia.
13. Perlengkapan:
a. Semua perlengkapan bersih (bebas, debu, kotoran, bercak,
cairan, dll)
b. Permukaan metal bebas karat atau bercak
c. Semua perlengakapan harus kokoh (tidak ada bagian yang
longgar atau tidak stabil)
d. Permukaan yang dicat adalah utuh dan bebas dari goresan
besar
e. Roda perlengkapan lengkap dan berfungsi baik
f. Instrumen yang siap digunakan telah disterilisasi
g. Semua perlengkapan listrik berfungsi baik (saklar, kabel dan
steker menempel kokoh)
14. Bahan
Semua bahan berkualitas baik dan jumlahnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan unit ini.

B. KRITERIA KHUSUS
1. SUMBER DAYA MANUSIA
Tabel 1.
Daftar Ketenagaan RS penyelenggara PONEK
No. JenisTenaga Tugas Jumlah
1 Dokter spesialis Penanggung jawab pelayanan 26
Obstetri & Ginekologi kesehatan maternal & neonatal
2 Dokter spesialis anak Pelayanan kesehatan perinatal dan 43
3 Dokter spesialis Pelayanan
anak anastesia 20
anastesia
4 Perawat anastesia Pelayanan anastesia 12
5 Dokter terlatih Penyelenggaraan pelayanan medik 32
6 Bidan koordinator Koordinator asuhan pelayanan 12
kesehatan
7 Bidan penyelia Koordinasi tugas, sarana dan 24
8 Bidan pelaksana Pelayanan
prasarana asuhan kebidanan 68
9 Perawat koordinator Asuhan keperawatan 12
10 Perawat pelaksana Asuhan keperawatan 51
11 Petugas laboratorium Pelayanan pemeriksaan penunjang 12
12 Pekarya kesehatan Membantu pelaksanaan 24
pelayanan kesehatan
13 Petugas administrasi Administrasi dan keuangan 14

2. PRASARANA DAN SARANA

Dalam rangka menjaga mutu penyelenggaraan PONEK telah


dipenuhi hal-hal sebagai berikut:
a. Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
b. Ruang tindakan gawat darurat dengan instrument dan bahan
yang lengkap
c. Ruang pulih/observasi pasca tindakan
d. Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk
koordinasi internal

a. Kriteria Umum Ruangan:


1). Struktur Fisik

2
a. Spesifikasi ruang ± 15-20m
b. Lantai porselen atau plastic
c. Dinding dicat dengan bahan yang bisa dicuci atau
dilapisi keramik.

2). Kebersihan

a. Cat dan lantai berwarna terang sehingga kotoran


dapat terlihat dengan mudah
b. Ruang bersih dan bebas debu, kotoran, sampah
atau limbah rumah sakit
c. Hal tersebut berlaku pada Lantai, mebel,
perlengkapan, instrumen, pintu, jendela, dinding,
steker listrik dan langit-langit.

3). Pencahayaan

a. Pencahayaan terang dan cahaya alami atau listrik


b. Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak
membahayakan dan semua lampu berfungsi baik
dan kokoh
c. Tersedia peralatan gawat darurat
d. Terdapat cukup lampu untuk setiap neonatus

4). Ventilasi

a. Ventilasi, termasuk jendela, tersedia cukup jika


dibandingkan dengan ukuran ruang.
b. Pendingin ruang berfungsi baik.
o
c. Suhu ruangan harus dijaga 24-26 C.
d. Pendingin ruangan dilengkapi filter.

5). Pencucian tangan

a. Wastafel telah dilengkapi dengan dispenser sabun


atau disinfektan yang dikendalikan dengan siku
atau otomatis.
b. Wastafel, keran dan dispenser telah dipasang pada
ketinggian yang sesuai(dari lantai dan dinding).
c. Tidak ada saluran pembuangan air yang terbuka.
d. Pasokan air panas cukup dan dilengkapi pemanas
air yang dipasang kokoh di dinding, pipa ledeng
sesuai dan tidak ada kawat terbuka.
e. Terdapat tissue untuk mengeringkan tangan,
diletakkan di sebelah Westafel.

b. Kriteria Khusus Ruangan


1) Area Cuci Tangan diruang di Ruang Obstetri dan
Neonatus
Diruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak
tempat tidur adalah 6 meter dengan wastafel

2). Area resusitasi dan stabilisasi di Ruang Obstetri dan


Neonatus/UGD
a. Ruangan berukuran 6 m2
b. Kamar PONEK di unit gawat darurat terpisah dari
kamar gawat darurat lain.
c. Tujuan kamar ini ialah: memberikan pelayanan
darurat untuk stabilisasi kondisi pasien, misalnya
syok, henti jantung, hipotermia, asfiksia dan
apabila perlu menolong partus darurat serta
resusitasi.
d. Dilengkapi dengan meja resusitasi bayi, dan
inkubator.
e. Kamar PONEK terdapat:
1. ruang berukuran 20 m2
2. berisi: lemari dan troli darurat
3. Tempat tidur bersalin serta tiang infus.
4. Incubator transport
5. Pemancar panas
6. Meja, kursi
7. Aliran udara bersih dan sejuk
8. Pencahayaan
9. Lampu sorot dan lampu darurat.
10. Mesin isap
11. Defibrilator
12. Oksigen dan tabungnya atau berasal dari
sumber dinding (outlet)
13. Lemari isi: perlengkapan persalinan, vakum,
forsep, kuret, obat/infus.
14. Alat resusitasi dewasa dan bayi
15. Wastafel dengan air mengalir dan antiseptic
16. Alat komunkasi dan telepon ke kamar bersalin
17. Nurse station dan lemari rekam medic
18. USG mobile.
f. Sarana Pendukung, meliputi: toilet, kamar
tunggu keluarga, kamar persiapan peralatan
(linen dan instrumen), kamar kerja kotor, kamar
jaga, ruang sterilisator dan jalur ke ruang
bersalin/kamar operasi terletak saling berdekatan
dan merupakan bagian dari unit gawat darurat.

3) Ruangan Maternal
a) Kamar bersalin
1. Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi
2. Luas minimal: 20m2. Terdiri dari 1 pasien, 1
penunggu dan 2 penolong diperlukan.
3. Terdapat tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.
4. Tiap ibu bersalin memiliki privasi agar keluarga
dapat hadir.
5. Ruangan bersalin tidak merupakan tempat lalu
lalang orang.
6. Terdapat 8 kamar bersalin
7. Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar
neonatal, untuk memudahkan transpor bayi dengan
komplikasi ke ruang rawat.
8. Ruang bersalin merupakan unit ter-integrasi setiap
pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu
bersama bayinya-secara privasi.
9. Kamar bersalin dekat dengan ruang jaga perawat
(nurse station) untuk memudahkan pengawasan
ketat setelah pasien partus sebelum dibawa
keruang rawat (postpartum). Selanjutnya bila
diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar
operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
10. Terdapat kamar mandi-toilet.
11. Ruang post partum dengan standar: 8 m2 pertempat
tidur (bed) dalam kamar
12. Ruang tersebut terpisah dari fasilitas: toilet, kloset,
lemari.
13. Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar
tempat tidur adalah 1m s.d 2m.
14. Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 6.
15. Tiap ruangan mempunyai jendela sehingga
cahaya dan udara cukup.
16. Terdapat fasilitas untuk cuci tangan pada tiap
ruangan
17. Kamar periksa/diagnostic berisi: tempat tidur
pasien ob/gin, kursi pemeriksa, meja, kursi,
lampusorot, troli alat, lemari obat kecil, USG
mobile dan troli emergensi.
18. Kamar periksa mempunyai luas 20 m2.
Tersedia toilet yang dekat dengan ruang periksa.
19. Ruang perawat/nursestation berisi: meja, telepon,
lemari berisi perlengkapan darurat/obat.
20. Ruang isolasi bagi kasus infeksi telah
disediakan di bangsal infeksi.
21. Ruang tindakan operasi/kecildarurat/oneday care:
untuk kuret, penjahitan dsb berisi: meja operasi
lengkap,lampu sorot, lemari perlengkapan
operasi kecil, wastafel cuci tangan operator, mesin
anastesia, inkubator, perlengkapan kuret (MVA)
dsb.
22. Terdapat lobi, yang berfungsi sebagai ruang tunggu
bagi keluarga pasien dengan ukuran 13x5m2, berisi
meja, kursi-kursi serta telepon.

b) Unit Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis

1. Unit ini berada diatas ruang bersalin.


2. Di ruang dengan beberapa tempat tidur, ada jarak
8kaki (2,4m) antara ranjang ibu.
3. Ruang dilengkapi enam steker listrik yang
dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik.
Steker mampu memasok beban listrik yang
diperlukan, aman dan berfungsi baik

4) Ruangan Neonatal
a) Unit perawatan Intensif

1. Unit ini berada di atas ruang bersalin, dan jauh


dari area yang sering dilalui
2. Ruangan berukuran 22 m2
3. Di ruang dengan beberapa tempat tidur
ada jarak 8 kaki (2,4m) antara ranjang bayi.
4. Ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah
5. Ruang dilengkapi paling sedikit enam steker
yang dipasang dengan tepat untuk peralatan
listrik.

b) Unit Perawatan Khusus

1. Unit ini berada di samping ruang bersalin.


2. Ruangan berukuran 12m2 (4m2 untuk masing-
masing pasien)
3. Ada tempat untuk isolasi bayi di tempat
terpisah
4. Ada jarak 1m antara inkubator atau tempat
tidur bayi

c) Area laktasi

Ruangan berukuran 42 m2

5) Ruang Operasi
1. Unit operasi diperlukan untuk tindakan operasi
seksio sesarea dan laparatomi.
2. Kamar operasi mempunyai luas: 25m 2 dengan lebar
5m
3. Disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin.
Didalam kamar operasi tersedia : pemancar panas,
inkubator dan perlengkapan resusitasi dewasa dan
bayi.
4. Ruang resusitasi ini berukuran : 3 m2. Tersedia 6
sumber listrik.
5. Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah
dengan standar luas: 8 m2/bed, ada 2 tempat tidur,
selain itu isi ruangan ialah :meja, kursi perawat,
lemari obat, mesin pemantau tensi/nadi oksigen,
dsb, tempat rekam medik, incubator bayi, troli
darurat.
6. Pengawasan langsung dari meja perawat ke tempat
pasien. Demikian pula agar keluarga dapat melihat
secara langsung.
7. Disediakan alat komunikasi ke kamar bersalin dan
kamar operasi, serta telepon. Terdapat ada 4 sumber
listrik/bed.
8. Fasilitas pelayanan berikut disediakan untuk unit
operasi:

1. Ruang kerja–kotor yang terpisah dari ruang


kerja bersih. Ruang ini berfungsi membereskan
alat dan kain kotor. Perlu disediakan tempat
cuci wastafel besar untuk cuci tangan dan
fasilitas air panas/dingin. Ada meja kerja dan
kursi-kursi, troli-troli.
2. Saluran pembuangan kotoran/cairan.

3. Kamar pengawas

4. Ruang tunggu keluarga: tersedia kursi-kursi,


meja dan tersedia toilet

5. Kamar obat berisi lemari dan meja untuk


distribusi obat.

6. Ruang cuci tangan (scrub) sekurangnya untuk


dua orang, terdapat di depan kamar
operasi/kamar bersalin.

7. Ruang kerja bersih. Ruang ini berisi meja dan


lemari berisi linen, baju dan perlengkapan
operasi. Juga terdapat troli pembawa linen.

8. Ruang gas/tabung gas

9. Gudang alat anastesia: alat/mesin yang


sedang direparasi-dibersihkan, meja dan kursi
10. Gudang 12 m2: tempat alat-alat kamar
bersalin dan kamar operasi

11. Kamar ganti: pria dan wanita masing-masing


12m2, berisi loker, meja, kursi dan sofa/tempat
tidur, ada toilet 3m2.

12. Kamar diskusi bagi staf dan paramedik

13. Kamar jaga dokter

14. Kamar jaga paramedik

15. Kamar rumatan rumah tangga (housekeeping):


berisi lemari, meja, kursi, peralatan mesin isap,
sapu, ember, perlengkapan kebersihan, dsb.

16. Ruang tempat brankar dan kursi dorong.

6) Ruangan penunjang harus disediakan


seperti:

a. Ruang perawat/bidan
b. Kantor perawat
c. Ruang rekam medic
d. Toilet staf
e. Ruang staf medic
f. Ruang loker staf/perawat
g. Ruang rapat/konferensi
h. Ruang keluarga pasien
i. Ruang cuci
j. Ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan
persiapan alat/bahan
k. Gudang peralatan
l. Ruang kotor/peralatan harus terpisah dari ruang
cuci/steril. Ruang ini mempunyai tempat cuci
dengan air panas-dingin, ada meja untuk kerja.
m. Ruang obat: wastafel, meja kerjadsb.
n. Ruang linen bersih.
o. Dapur kecil untuk pembagian makan pasien.

3. PRASARANA DAN SARANA PENUNJANG


a. Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD)
Unit ini berfungsi untuk melakukan tes kecocokan,
pengambilan donor dan tes labo r a t o r i u m : infeksi VDRL,
hepatitis, HIV. Ruang berukuran 54 m 2, berisi lemari
pendingin, meja kursi, lemari, telepon, kamar petugas, dsb.

Memiliki peralatan sesuai dengan standar minimal


peralatan maternal dan neonatal
b. Laboratorium

Unit ini berfungsi untuk melakukan tes labotratorium


dalam penanganan kedaruratan maternal dalam
pemeriksaan hemostasis penunjang untuk preeklampsia
dan neonatal

c. Radiologi dan USG

Unit ini berfungsi untuk diagnosis Obstetri dan Thoraks

4. PERALATAN ESSENSIAL

a. Peralatan Maternal Essensial

No. Jenis Jumla


1 Kotak Resusitasi : Peralatan h
- Balon yang bisa mengembang sendiri berfungsi baik 1
- Bilah Laringoskop berfungsi baik 1
- Bola lampu laringskop ukuran dewasa 1
- BatreAA(cadangan) untuk bilah laringoskop 1
- Bola lampu laringoskop cadangan 1
- Selang reservoar oksigen 1
- Masker oksigen dewasa 1
- Pipa endotrakeal 1
- Plester 1
- Gunting 1
- Sodium bikarbonat 8,4% 1
- KateterVena 1
2 Inkubator 1
3 Penghangat (RadiantWarmer) 1
4 Ekstraktor vakum 1
5 Forceps naegele 1
6 AVM 1
7 Pompa vakum listrik 1
8 Monitor denyut jantung / pernapasan 1
9 Foetal Doppler 1
10 Set Sectio Saesaria 1

b. Peralatan Neonatal Esensial:

Dapat memberikan perawatan Neonatal level IIB

No. Jenis Jumla


1 5 + 2 Inkubator Peralatan h 7
2 InfantWarmer : 2
1 (satu) unit di UGD
1 (satu) unit di Kamar Bersalin
3 Pulse Oxymeter Neonatus 1
4 Therapy Sinar 2
5 Syringe Pump 10
6 Tabung Oksigen 2
7 LampuTindakan 1
8 Alat-Alat Resusitasi Neonatus Laryngoskop Neonatal, 1
Lidah Kuku ukuran 0,0,0,1
Ambu Bag
9 CPAP(Continous PositiveAirways Preassure) 1
10 InkubatorTransport 1

RSUP. Dr. Sardjito memiliki Neonatal Intensive Care Unit (NICU) yang
dilengkapi dengan infuse, ventilator, dan 5 tempat tidur

5. PERALATAN IDEAL
a. Peralatan Medis

Peralatan medis yang ada di masing-masing unit:

1) Unit Perawatan intensif/Eklampsia/Sepsis untuk


maternal
a. Oksigen melalui pipa dinding, penghisap lendir,
sistem udara bertekanan.
b. Tempat tidur obstetri/bersalin, tiang infus (bagian
dada/kepala dapat turun naik, bagian kaki untuk
litotomi)
c. Meja instrument obstetric
d. Lampu sorot obstetric
e. Kursi penolong–dapat turun naik
f. Ada satu lemari dan meja untuk penyimpanan bahan
pasokan umum, rak dan lemari kaca tidak boleh retak
(agar tidak luka)
g. Ada lemari es untuk obat oksitosin
h. Ada meja di area administrasi dan penyuluhan,
dan dicat denganbahan yang dibersihkan
i. Ada tiga kursi di kamar bersalin
j. Pasokan Oksigen
k. Lampu Darurat
l. Paling sedikit ada satu monitor denyut jantung/
pernapasan yang berfungsi baik untuk setiap tempat
tidur.
m. Ada pompa vakum listrik yang bisa dipindah, selang
dan reservoir bersih.
n. Ada sistem vakum penghisap melalui pipa dengan
pengatur hisapan, selang dan reservoir atau canister
bersih.
o. Ada outlet penghisap dengan jumlah yang cukup,
satu untuk setiap tempat tidur.
p. Ada pompa vakum listrik yang bisa dipindah dengan
regulator penghisap, selang dan reservoir.
q. Ada satu Oximeter nadi untuk setiap tempat tidur
r. Ada stetoskop yang berfungsi baik setiap tiga tempat
tidur
s. Generator listrik cadangan
t. Pompa infuse yang berfungsi baik setiap tempat tidur
u. Ventilator
v. Analisis gas darah

2) Unit Perawatan Intensif Neonatal

Paling sedikit harus memiliki:

a. Satu alat penghangat (Radiant Warmer) yang


berfungsi baik
b. Satu pompa tabung yang berfungsi baik untuk
setiap 3 inkubator
c. Satu monitor denyut jantung/ pernapasan yang
berfungsi baik untuk setiap 3 inkubator.
d. Satu unit terapi sinar yang berfungsi baik untuk
setiap tiga incubator atau tempat tidur bayi
e. Satu timbangan bayi yang berfungsi baik untuk di
setiap ruangan
f. Satu Oximeter nadi untuk setiap incubator
g. Stetoskop yang berfungsi baik

3) Kamar Bersalin

Dilengkapi lemari dengan perlengkapan darurat medik


termasuk : vakum, KTG, ECG mesin pengisap,
inkubator bayi, pemancar panas (radiant warmer),
oksigen,lampusorot.

6. PERALATAN UMUM
a. Area Cuci Tangan
1. Wastafe
2. Wastafel cuci tangan ukurannya cukup besar sehingga
air tidak terciprat dan dirancang agar air tidak tergenang
atau tertahan
3. Wadah gaun bekas
4. Rak/gantungan pakaian
5. Rak sepatu
6. Lemari untuk barang pribadi
7. Wadah tertutup dengan kantung plastic
8. Sabun, tersedia dalam jumlah cukup, lebih disukai sabun
cair anti bakteri dalam dispenser dengan pompa.
9. Tissue untuk mengeringkan tangan
b. Area Resusitasi dan Stabilisasi di Ruang Neonatus/UGD
1. Steker listrik
Ruang harus dilengkapi paling sedikit tiga steker yang
dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik. Steker
mampu memasok beban listrik yang diperlukan, aman
dan berfungsi baik.
2. Meja periksa untuk ibu
Meja ditutup dengan lapisan kasur busa, lembar plastic
utuh dan seprai bersih. Bagian logam harus bebas karat.
3. Jam dinding
Menunjukkan waktu yang tepat dan berfungsibaik.
4. Meja perlengkapan
5. Selimut
Ada cukup selimut untuk menutupi ibu dalam jumlah
yang sesuai dengan perkiraan persalinan.
6. Perlengkapan
Pasokan oksigen
Tingkat III/NICU:
a. Ada oksigen dengan system pipa dengan jumlah outlet
yang sama dengan jumlah penghangat.
b. Ada dua tabung oksigen dengan satu regulator dan
pengatur aliran sebagai cadangan.
c. Tabung oksigen cadangan selalu terisi penuh.
d. Lampu darurat
e. Stetoskop dewasa
f. Balon yang bisa mengembang sendiri berfungsi baik
g. Bilah laringoskop berfungsi baik
h. Bilah laringoskop, ukuran dewasa
i. Baterai AA (cadangan) untuk bilah laringoskop
j. Bola lampu laringoskop cadangan
k. Selang reservoir oksigen
l. Masker oksigen (ukuran bayi cukup bulan dan prematur)
m. Pipa endotrakeal
n. Plaster
o. Gunting
p. Kateter penghisap
q. Naso Gastric tube
r. Alat suntik 1,2½,3,5,10,20,50cc
s. Ampul Epinefrin/Adrenalin
t. NaCL0,9% larutan Ringer Asetat/RL
u. Dextrose 5%
v. Sodium bikarbonat 8,4%
w. Penghangat (Radiant warmer)
x. Kateter Vena

c. Unit Perawatan Khusus


1. Steker listrik
2. Ruang dilengkapi enam steker yang dipasang
dengan tepat untuk peralatan listrik. Steker mampu
memasok beban listrik yang diperlukan, aman dan
berfungsi baik
3. Mebel Lemari instrument
Ada satu lemari dan meja untuk penyimpanan
bahan pasokan umum, selain dari lemari dan meja
untuk menyimpan bahan-bahan untuk ruang isolasi.
Rak dan lemari kaca tidak retak.
4. Lemari es
5. Meja di area administrasi dan penyuluhan. Dicat
dengan bahan yang bisa dibersihkan/dicuci
6. Kursi di area administrasi dan edukasi yang
berfungsi baik.
7. Wadah sampah tertutup dengan kantong plastic
8. Jam dinding
Bahan dan Peralatan Pasokan oksigen

Tingkat III (setingkat NICU):

Ada oksigen dengan system pipa dengan jumlah outlet yang sama dengan
jumlah alat penghangat. Ada dua tabung oksigen dengan satu regulator
dan pengatur aliran sebagai cadangan.

Tabung cadangan selalu terisi penuh.


a. Lampu darurat
b. Inkubator, asuhan normal
Terdapat 3 inkubator yang berfungsi baik. Jarak antar incubator atau
tempat tidur bayi adalah 1 m
c. Penghangat (Radiant warmer)
d. Timbangan bayi
e. Alat/Instrumen
f. Ekstraktor vakum yang berfungsi
AVM
Pompa vakum listrik yang bisa dibawa dengan pengatur hisapan,
selang dan reservoar bersih atau canister sebagai cadangan.
g. Oximeter
h. Generator listrik darurat

d. Kamar bersalin
Ada wastafel besar untuk cuci tangan penolong, dan
sumber listrik sebanyak 4 pada titik yang berbeda.

7. OBAT-OBATAN
a. OBAT-OBATAN MATERNAL KHUSUS PONEK
Ringer Laktat/Asetat
Dextrose 10% Dextran
40/HES Saline 0,9%
Adrenalin/Epinefrin
Metronidazol
Kadelex atau ampulKCL
Kalsium Glukonat10%
Ampisilin
Gentamisin
Kortison/Dexametason
Aminophyline
Transamin
Dopamin
Dobutamin
Sodium Bikarbonat8.4%
MgSO4 40%
Nifedipin

b. OBAT-OBATAN NEONATAL KHUSUS PONEK


Dextrose 10%
Dextrose 40% N5
KCL
NaCl 0,9% 25ml
NaCl 0,9% 500ml
KalsiumGlukonat 10ml
Dopamin
Dobutamin
Adrenalin/Epinefrin
Morphin SulfasAtropin
Midazolam
Phenobarbital Injeksi
MgSO4 20%
Sodium Bikarbonat 8,4%
Ampisilin
Gentamisin

8. MANAJEMEN
Direktur RSUP Dr. Sardjito berkomitmen untuk melaksanakan
program PONEK dalam bentuk SK Direktur No.
HK.02.04/II/7617/2013 tentang pembentukan tim
penanggulangan kegawatdaruratan maternal perinatal/tim
pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (TIM
PONEK) di RSUP Dr. Sardjito

9. SISTEM INFORMASI
Sistem informasi pada PONEK RSUP Dr. Sardjito adalah dengan
menggunakan SMS gateway.

B. PENGERTIAN
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi adalah Rumah Sakit pemerintah
maupun swasta, umum dan khusus yang telah melaksanakan 10
langkah menuju perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan
paripurna.

C. TUJUAN RSSIB
1. Umum:

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara


terpadu dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB).

2. Khusus:

a. Melaksanakan dan mengembangkan standar pelayanan


perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi
termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.
c. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan
fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk
pelayanan kegawatdaruratan (PONEK 24 Jam)
d. Meningkatkan fungsi rumahsakit sebagai pusat rujukan
pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan
kesehatanlainnya.
e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan
Pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan pemberian
ASI Eksklusif
f. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit dalam Perawatan
Metode Kangguru (PMK) pada BBLR.
g. Melaksanakan system monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program RSSIB

D. STRATEGI PELAKSANAAN
Melaksanakan Perlindungan Ibu dan Bayi secara terpadu dan
paripurna melalui 10 (sepuluh) langkah menuju keberhasilan
menyusui sebagai berikut:
1. Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung
pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk pemberian ASI
eksklusif dan Perawatan Metode Kangguru (PMK) untuk bayi
Berat Badan Lahir Rendah.
2. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling
kesehatan maternal dan neonatal
3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta
penanganan pada bayi baru lahir dengan Inisiasi menyusu dini
dan kontak kulit ibu-bayi.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK)
5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat
gabung termasuk membantu ibu menyusui yang benar, dan
pelayanan neonates sakit
6. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina
jejaring rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan sarana
kesehatan lain.
7. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh
kembang
8. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi lainnya
9. Menyelenggarakan Audit Maternal dan Perinatal Rumah Sakit
secara periodik dan tindak lanjut
10. Memberdayakan Kelompok pendukung ASI dalam
menindaklanjuti pemberian ASI eksklusif dan PMK
BAB6
PENUTUP

Indonesia harus menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 450/100.000


kelahiran hidup (KH) pada tahun 1990 menjadi 102/100.000 KH dan angka
kematian bayi (AKB) dari 68 menjadi 23 pada tahun 2015 sesuai dengan
target yang ditentukan Millenium Development Goals (MDGs).

Untuk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) AKI dalam 5 tahun


terakhir berturut-turut adalah 94, 109, 100, 125 dan 87 per 100.000 KH
untuk berturut-turut tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012. Berdasarkan
audit maternal tahun 2012 maka penyebab utama AKI adalah perdarahan
(32%) disusul oleh preeklampsia/eklampsia (20%), infeksi (10%),
penyakit jantung (15%), dan lain-lain (23%). Dari kajian ini juga muncul
bahwa 80% kematian ibu seharusnya dapat dihindari, dari salah satu aspek
yakni pelayanan kesehatan maternal dan neonatal di tingkat rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu agar program Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dijadikan
prioritas.

RSUP Dr. Sardjito merupakan rumah sakit pendidikan tipe A yang


merupakan rumah sakit rujukan tertinggi untuk DIY dan Jawa Tengah
Selatan. Oleh karena itu, sudah sewajarnya rumah sakit ini mengambil
peran sebagai Rumah Sakit PONEK sebagai upaya pelayanan kesehatan
secara umum dan penanganan kegawat daruratan maternal perinatal secara
khusus.

Upaya peningkatan PONEK di Rumah Sakit dilakukan melalui upaya


pelatihan Tim PONEK Rumah Sakit, pemenuhan peralatan PONEK di
Rumah Sakit Kabupaten/Kota, Bimbingan Teknis, Manajemen Pelayanan
Keperawatan, pelayanan darah yang aman/Bank Darah di Rumah Sakit,
pemberdayaan Puskesmas PONED, penguatan sistem rujukan dan strategi
pendekatan risiko (SPR), peningkatan penggunaan metode kontrasepsi
jangka panjang (MKJP), khususnya pemakaian alat kontrasepsi dalam
rahim pascasalin dan pascagugur.

Sesuai dengan era desentralisasi, kebijakan ini amat perlu didukung oleh
Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten daerah sehingga terjadi sinkronisasi
antara rumah sakit dan dinas kesehatan untuk menghasilkan suatu visi
yang saling memperkuat dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB).
KEPUSTAKAAN

1. Pedoman Manajemen Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi


Komprehensif 24 Jam di Tingkat Kabupaten/Kota, Departemen
Kesehatan RI–2005
2. Pedoman Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal di Tingkat
Kabupaten/Kota, Departemen Kesehatan RI–2006
3. Pedoman Teknis Audit Maternal–Perinatal di Tingkat Kabupaten/
Kota, Departemen Kesehatan RI–2007
4. Pedoman Pelaksanaan dan Penilaian Perlindungan Ibu dan Bayi
Secara Terpadu Paripurna Menuju Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi,
Departemen Kesehatan RI–2001
5. Pedoman Pelaksanaan Strategi Program Making Pregnancy Safer
(Kehamilan yang Lebih Aman), Departemen Kesehatan RI–2006
6. Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia,
Jakarta–2005
7. Modul On The Job Training Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif, JNPK-KR–2007
8. Essential Neonatal Care, Protocols for Physicians, First Edition, 2007
o

Anda mungkin juga menyukai