Pedoman ini disusun oleh Tim PONEK RSUP Dr. Sardjito dengan
dukungan berbagai pihak dan stake holder terkait. Untuk ituTim Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah berperan
dan berkontribusi dalam proses hingga tersusunnya pedoman ini.
Yogyakarta,Mei 2013
KataPengantar.................................................................................... i
Sambutan Direktur Utama RSUP Dr.Sardjito................................... iii
Tim PONEK....................................................................................... x
Daftar Isi............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1
A. Latar
Belakang............................................................... 1
B.
Pengertian....................................................................... 5
C. Visi,Misi,Tujuan dan
Sasaran......................................... 6
BAB V PENUTUP
A. Lampiran………………………………………………
B. Kepustakaan…………………………………………..
LAMPIRAN
KEPUSTAKAAN
BAB1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI )dan Angka
Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara
negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat. AKI dari
390/100.000 kelahiran hidup (SDKI tahun 1994), menjadi
307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Demikian pula
AKN 28,2/1000 kelahiran hidup pada tahun 1987-92 menjadi
21,8/1000 kelahiran hidup pada tahun 1992-1997. Seharusnya
sesuai dengan Rencana Strategis Depkes Tahun 2005–2009 telah
ditetapkan target penurunan angka kematian bayi dari 35
menjadi 26/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu dari
307 menjadi 226/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009.
B. PENGERTIAN
Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah sakit yang
menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal
secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam.
Tolak ukur penilaian adalah Penilaian Kerja Manajemen dan
Penilaian Kinerja Klinis
MISI
Menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal yang
bermutu melalui standarisasi Rumah Sakit PONEK 24 jam,
dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi diIndonesia.
TUJUAN
1. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh
manajemen dalam pelayanan PONEK
2. Terbentuknya Tim PONEK Rumah Sakit
3. Tercapainya kemampuan teknis Tim PONEK sesuai standar
4. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengeloladan
penanggung jawab dalam manajemen program PONEK.
SASARAN
a. Masa nifas
b. Demam pasca persalinan
c. Perdarahan pasca persalinan
d. Nyeri perut pasca persalinan
e. Keluarga berencana
f. Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)
a. Hiperbilirubinemi
b. Asfiksia
c. Trauma kelahiran
d. Hipoglikemia
e. Kejang
f. Sepsis neonatal
g. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
h. Gangguan pernapasan
i. Kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan,
PDA
j. Gangguan pendarahan
k. Renjatan (shock)
l. Aspirasi mekonium
m. Koma
n. Breastfeeding
o. Kangaroo Mother Care
p. Resusitasi neonatus
q. Penyakit membran hialin
r. Pemberian minum pada bayi risiko tinggi
s. Pemberian cairan parenteral
t. Kelainan bawaan
4.Pelayanan Ginekologis
a. Kehamilan ektopik
b. Perdarahan uterus disfungsi
c. Perdarahan menoragia
d. Kista ovarium akut
e. Radang Pelvik akut
f. Abses Pelvik
g. Infeksi Saluran Genitalia
h. HIV-AIDS
a. Jenis Pelayanan
b. Tempat Pelayanan
c. Kompetensi
1. Dokter
2. Paramedis Tehnologi Tranfusi darah (PTTD)
3. Tenaga administrator
4. Pekarya
Ukuran minimal 48 m2
f. Fasilitas Peralatan
Peralatan utama
2. Perawatan Intensif
a. Jenis Pelayanan
1. Pemantauan terapi cairan
2. Pengawasan gawat nafas/ventilator
3. Perawatan sepsis
b. Tempat Pelayanan
c. Kompetensi
e. Ruang Pelayanan
Ruang pelayanan intensif (ICU) 121 m2 terdiri dari 10 tempat
tidur dengan luas masing-masing 10 m2
3. Pencitraan
a. Radiologi
4. Laboratorium
B. KRITERIA KHUSUS
1. SUMBER DAYA MANUSIA
Tabel 1.
Daftar Ketenagaan RS penyelenggara PONEK
No. JenisTenaga Tugas Jumlah
1 Dokter spesialis Penanggung jawab pelayanan 26
Obstetri & Ginekologi kesehatan maternal & neonatal
2 Dokter spesialis anak Pelayanan kesehatan perinatal dan 43
3 Dokter spesialis Pelayanan
anak anastesia 20
anastesia
4 Perawat anastesia Pelayanan anastesia 12
5 Dokter terlatih Penyelenggaraan pelayanan medik 32
6 Bidan koordinator Koordinator asuhan pelayanan 12
kesehatan
7 Bidan penyelia Koordinasi tugas, sarana dan 24
8 Bidan pelaksana Pelayanan
prasarana asuhan kebidanan 68
9 Perawat koordinator Asuhan keperawatan 12
10 Perawat pelaksana Asuhan keperawatan 51
11 Petugas laboratorium Pelayanan pemeriksaan penunjang 12
12 Pekarya kesehatan Membantu pelaksanaan 24
pelayanan kesehatan
13 Petugas administrasi Administrasi dan keuangan 14
2
a. Spesifikasi ruang ± 15-20m
b. Lantai porselen atau plastic
c. Dinding dicat dengan bahan yang bisa dicuci atau
dilapisi keramik.
2). Kebersihan
3). Pencahayaan
4). Ventilasi
3) Ruangan Maternal
a) Kamar bersalin
1. Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi
2. Luas minimal: 20m2. Terdiri dari 1 pasien, 1
penunggu dan 2 penolong diperlukan.
3. Terdapat tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.
4. Tiap ibu bersalin memiliki privasi agar keluarga
dapat hadir.
5. Ruangan bersalin tidak merupakan tempat lalu
lalang orang.
6. Terdapat 8 kamar bersalin
7. Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar
neonatal, untuk memudahkan transpor bayi dengan
komplikasi ke ruang rawat.
8. Ruang bersalin merupakan unit ter-integrasi setiap
pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu
bersama bayinya-secara privasi.
9. Kamar bersalin dekat dengan ruang jaga perawat
(nurse station) untuk memudahkan pengawasan
ketat setelah pasien partus sebelum dibawa
keruang rawat (postpartum). Selanjutnya bila
diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar
operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
10. Terdapat kamar mandi-toilet.
11. Ruang post partum dengan standar: 8 m2 pertempat
tidur (bed) dalam kamar
12. Ruang tersebut terpisah dari fasilitas: toilet, kloset,
lemari.
13. Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar
tempat tidur adalah 1m s.d 2m.
14. Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 6.
15. Tiap ruangan mempunyai jendela sehingga
cahaya dan udara cukup.
16. Terdapat fasilitas untuk cuci tangan pada tiap
ruangan
17. Kamar periksa/diagnostic berisi: tempat tidur
pasien ob/gin, kursi pemeriksa, meja, kursi,
lampusorot, troli alat, lemari obat kecil, USG
mobile dan troli emergensi.
18. Kamar periksa mempunyai luas 20 m2.
Tersedia toilet yang dekat dengan ruang periksa.
19. Ruang perawat/nursestation berisi: meja, telepon,
lemari berisi perlengkapan darurat/obat.
20. Ruang isolasi bagi kasus infeksi telah
disediakan di bangsal infeksi.
21. Ruang tindakan operasi/kecildarurat/oneday care:
untuk kuret, penjahitan dsb berisi: meja operasi
lengkap,lampu sorot, lemari perlengkapan
operasi kecil, wastafel cuci tangan operator, mesin
anastesia, inkubator, perlengkapan kuret (MVA)
dsb.
22. Terdapat lobi, yang berfungsi sebagai ruang tunggu
bagi keluarga pasien dengan ukuran 13x5m2, berisi
meja, kursi-kursi serta telepon.
4) Ruangan Neonatal
a) Unit perawatan Intensif
c) Area laktasi
Ruangan berukuran 42 m2
5) Ruang Operasi
1. Unit operasi diperlukan untuk tindakan operasi
seksio sesarea dan laparatomi.
2. Kamar operasi mempunyai luas: 25m 2 dengan lebar
5m
3. Disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin.
Didalam kamar operasi tersedia : pemancar panas,
inkubator dan perlengkapan resusitasi dewasa dan
bayi.
4. Ruang resusitasi ini berukuran : 3 m2. Tersedia 6
sumber listrik.
5. Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah
dengan standar luas: 8 m2/bed, ada 2 tempat tidur,
selain itu isi ruangan ialah :meja, kursi perawat,
lemari obat, mesin pemantau tensi/nadi oksigen,
dsb, tempat rekam medik, incubator bayi, troli
darurat.
6. Pengawasan langsung dari meja perawat ke tempat
pasien. Demikian pula agar keluarga dapat melihat
secara langsung.
7. Disediakan alat komunikasi ke kamar bersalin dan
kamar operasi, serta telepon. Terdapat ada 4 sumber
listrik/bed.
8. Fasilitas pelayanan berikut disediakan untuk unit
operasi:
3. Kamar pengawas
a. Ruang perawat/bidan
b. Kantor perawat
c. Ruang rekam medic
d. Toilet staf
e. Ruang staf medic
f. Ruang loker staf/perawat
g. Ruang rapat/konferensi
h. Ruang keluarga pasien
i. Ruang cuci
j. Ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan
persiapan alat/bahan
k. Gudang peralatan
l. Ruang kotor/peralatan harus terpisah dari ruang
cuci/steril. Ruang ini mempunyai tempat cuci
dengan air panas-dingin, ada meja untuk kerja.
m. Ruang obat: wastafel, meja kerjadsb.
n. Ruang linen bersih.
o. Dapur kecil untuk pembagian makan pasien.
4. PERALATAN ESSENSIAL
RSUP. Dr. Sardjito memiliki Neonatal Intensive Care Unit (NICU) yang
dilengkapi dengan infuse, ventilator, dan 5 tempat tidur
5. PERALATAN IDEAL
a. Peralatan Medis
3) Kamar Bersalin
6. PERALATAN UMUM
a. Area Cuci Tangan
1. Wastafe
2. Wastafel cuci tangan ukurannya cukup besar sehingga
air tidak terciprat dan dirancang agar air tidak tergenang
atau tertahan
3. Wadah gaun bekas
4. Rak/gantungan pakaian
5. Rak sepatu
6. Lemari untuk barang pribadi
7. Wadah tertutup dengan kantung plastic
8. Sabun, tersedia dalam jumlah cukup, lebih disukai sabun
cair anti bakteri dalam dispenser dengan pompa.
9. Tissue untuk mengeringkan tangan
b. Area Resusitasi dan Stabilisasi di Ruang Neonatus/UGD
1. Steker listrik
Ruang harus dilengkapi paling sedikit tiga steker yang
dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik. Steker
mampu memasok beban listrik yang diperlukan, aman
dan berfungsi baik.
2. Meja periksa untuk ibu
Meja ditutup dengan lapisan kasur busa, lembar plastic
utuh dan seprai bersih. Bagian logam harus bebas karat.
3. Jam dinding
Menunjukkan waktu yang tepat dan berfungsibaik.
4. Meja perlengkapan
5. Selimut
Ada cukup selimut untuk menutupi ibu dalam jumlah
yang sesuai dengan perkiraan persalinan.
6. Perlengkapan
Pasokan oksigen
Tingkat III/NICU:
a. Ada oksigen dengan system pipa dengan jumlah outlet
yang sama dengan jumlah penghangat.
b. Ada dua tabung oksigen dengan satu regulator dan
pengatur aliran sebagai cadangan.
c. Tabung oksigen cadangan selalu terisi penuh.
d. Lampu darurat
e. Stetoskop dewasa
f. Balon yang bisa mengembang sendiri berfungsi baik
g. Bilah laringoskop berfungsi baik
h. Bilah laringoskop, ukuran dewasa
i. Baterai AA (cadangan) untuk bilah laringoskop
j. Bola lampu laringoskop cadangan
k. Selang reservoir oksigen
l. Masker oksigen (ukuran bayi cukup bulan dan prematur)
m. Pipa endotrakeal
n. Plaster
o. Gunting
p. Kateter penghisap
q. Naso Gastric tube
r. Alat suntik 1,2½,3,5,10,20,50cc
s. Ampul Epinefrin/Adrenalin
t. NaCL0,9% larutan Ringer Asetat/RL
u. Dextrose 5%
v. Sodium bikarbonat 8,4%
w. Penghangat (Radiant warmer)
x. Kateter Vena
Ada oksigen dengan system pipa dengan jumlah outlet yang sama dengan
jumlah alat penghangat. Ada dua tabung oksigen dengan satu regulator
dan pengatur aliran sebagai cadangan.
d. Kamar bersalin
Ada wastafel besar untuk cuci tangan penolong, dan
sumber listrik sebanyak 4 pada titik yang berbeda.
7. OBAT-OBATAN
a. OBAT-OBATAN MATERNAL KHUSUS PONEK
Ringer Laktat/Asetat
Dextrose 10% Dextran
40/HES Saline 0,9%
Adrenalin/Epinefrin
Metronidazol
Kadelex atau ampulKCL
Kalsium Glukonat10%
Ampisilin
Gentamisin
Kortison/Dexametason
Aminophyline
Transamin
Dopamin
Dobutamin
Sodium Bikarbonat8.4%
MgSO4 40%
Nifedipin
8. MANAJEMEN
Direktur RSUP Dr. Sardjito berkomitmen untuk melaksanakan
program PONEK dalam bentuk SK Direktur No.
HK.02.04/II/7617/2013 tentang pembentukan tim
penanggulangan kegawatdaruratan maternal perinatal/tim
pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (TIM
PONEK) di RSUP Dr. Sardjito
9. SISTEM INFORMASI
Sistem informasi pada PONEK RSUP Dr. Sardjito adalah dengan
menggunakan SMS gateway.
B. PENGERTIAN
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi adalah Rumah Sakit pemerintah
maupun swasta, umum dan khusus yang telah melaksanakan 10
langkah menuju perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan
paripurna.
C. TUJUAN RSSIB
1. Umum:
2. Khusus:
D. STRATEGI PELAKSANAAN
Melaksanakan Perlindungan Ibu dan Bayi secara terpadu dan
paripurna melalui 10 (sepuluh) langkah menuju keberhasilan
menyusui sebagai berikut:
1. Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung
pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk pemberian ASI
eksklusif dan Perawatan Metode Kangguru (PMK) untuk bayi
Berat Badan Lahir Rendah.
2. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling
kesehatan maternal dan neonatal
3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta
penanganan pada bayi baru lahir dengan Inisiasi menyusu dini
dan kontak kulit ibu-bayi.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK)
5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat
gabung termasuk membantu ibu menyusui yang benar, dan
pelayanan neonates sakit
6. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina
jejaring rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan sarana
kesehatan lain.
7. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh
kembang
8. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi lainnya
9. Menyelenggarakan Audit Maternal dan Perinatal Rumah Sakit
secara periodik dan tindak lanjut
10. Memberdayakan Kelompok pendukung ASI dalam
menindaklanjuti pemberian ASI eksklusif dan PMK
BAB6
PENUTUP
Sesuai dengan era desentralisasi, kebijakan ini amat perlu didukung oleh
Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten daerah sehingga terjadi sinkronisasi
antara rumah sakit dan dinas kesehatan untuk menghasilkan suatu visi
yang saling memperkuat dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB).
KEPUSTAKAAN