Anda di halaman 1dari 1

PENDEKAR RAJAWALI SAKTI

Di kaki bukit Cubung, membentang sebuah danau yang indah pada senja hari.
Danau Cubung. Permukaan airnya tenang. Bias cahaya matahari sore dari ufuk
Barat, memantulkan warna keperakan. Hanya ada satu jalan menuju danau itu.
Sepanjang kaki bukit sebelah Timur danau, terdapat jurang yang lebar dan
dalam bernama Lembah Bangkai. Pemandangannya memang indah, namun jika
malam telah menjelang, tak seorang pun yang berani melintasi kawasan itu.
Selain bau bangkai yang selalu menyengat pada tiap malam, jurang itu seakanakan menyimpan misteri yang sulit diungkapkan.
Sebuah kereta yang ditarik oleh empat ekor kuda putih, meluncur di bawah
siraman matahari sore membelah jalan di antara danau dan jurang.
Di belakangnya, menyusul pasukan berseragam di atas kuda yang berjumlah
sekitar dua puluh ekor itu. Dari umbul yang dibawa menandakan bahwa mereka
adalah rombongan Kadipaten Karang Setra. Di dalam kereta, duduk Adipati
Karang Setra dan seorang wanita cantik bernama Tunjung Melur yang tengah
mernangku bocah laki-laki berusia sekitar lima tahun. "Sudah hampir malam,
Kang Mas," Tunjung Melur bergumam. Matanya menatap lurus kearah danau.
Tangannya yang putih halus memeluk putra tunggalnya. "Ya. Sebentar lagi
tempat i

Anda mungkin juga menyukai