Anda di halaman 1dari 23

1

INFORMED CONSENT

(PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN/ PSP)

Judul : Gambaran Prosedur Tindakan Massase Uteri Untuk Merangsang,


Meningkatkan Kontraksi Uterus dan Untuk Mencegah Perdarahan

Penelitian :

Peneliti : Ni Ketut Atik Cahyaningsih, M

Status : Mahasiswa Program DIII KEPERAWATAN

A. Latar Belakang
kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara menurut WHO bisa dilihat dari
angka kematian ibu selama masa perinatal, intranatal, dan postnatal. Hal ini sesuai
dengan visi yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia.
Visi Indonesia sehat 2015 mempunyai delapan sasaran (Millennium Development
Goals/MDGs) MDGs yang salah satunya yaitu mengurangi angka kematian bayi dan
ibu pada saat persalinan. Data Statistik Indonesia (2008) menyebutkan bahwa Angka
Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Ratio (MMR) di Indonesia menurut data
SDKI 2002-2003 ialah sebesar 307/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka
kematian ibu di Provinsi Jawa Barat masih cukup tinggi dibandingkan dengan rata-
rata nasional yaitu sebesar 321,15/100.000 KH (Survey AKI, BPS RI, 2011). Angka
kematian ibu melahirkan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena
pendarahan. Pendarahan menjadi penyebab utama kematian ibu di Indonesia.
Penyebab kedua ialah eklamsia lalu infeksi (Depkes RI, 2011). Jika dilihat dari
penyebab kematian ibu di Jawa Barat sendiri pendarahan menjadi faktor utama
dengan 254 kasus (31%), Hipertensi dalam kehamilan 181 kasus (22%), Infeksi 55
kasus (9,6%), abortus 9 kasus (1,1%), partus lama 4 kasus (0,5%) dan penyebab lain-
lain 311 kasus (38%) (Dinkes Jawa Barat, 2011).
2

Upaya pencegahan perdarahan post partum dapat dilakukan semenjak


persalinan kala 3 dan 4 dengan pemberian oksitosin. Hormon oksitosin ini sangat
berperan dalam proses involusi uterus. Proses involusi akan berjalan dengan bagus
jika kontraksi uterus kuat sehingga harus dilakukan tindakan untuk memperbaiki
kontraksi uterus (Cuningham, 2006). Upaya untuk mengendalikan terjadinya
perdarahan dari tempat plasenta dengan memperbaiki kontraksi dan retraksi serat
myometrium yang kuat dengan pijatan oksitosin. Oleh karena itu, upaya
mempertahankan kontraksi uterus melalui pijatan untuk merangsang keluarnya
hormon oksitosin merupakan bagian penting dari perawatan post partum (Bobak,
Lowdermik, Jensen, 2005). Oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik
melalui oral, intra-nasal, intra-muscular, maupun dengan pemijatan yang merangsang
keluarnya hormon oksitosin. Sebagaimana ditulis Lun, et al (2002) dalam European
Journal of Neuroscience, bahwa perawatan pemijatan berulang bisa meningkatkan
produksi hormon oksitosin. Efek dari pijat oksitosin itu sendiri bisa dilihat reaksinya
setelah 6-12 jam pemijatan (Lun, et al 2002). Pijat oksitosin adalah suatu tindakan
pemijatan tulang belakang mulai dari nervus ke 5 - 6 sampai scapula yang akan
mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian
belakang sehingga oksitosin keluar (Suherni, 2008: Suradi, 2006; Hamranani 2010).
Hasil studi pendahuluan melalui wawancara yang dilakukan pada bidan
ruangan post partum di RSHS Bandung mereka mengatakan tidak pernah melakukan
pijat oksitosin pada saat memberikan perawatan kepada ibu post partum. Baik untuk
merangsang kontraksi uterus, mengatasi perdarahan, maupun merangsang keluarnya
ASI. Mereka lebih cenderung menggunakan terapi breast care dan terapi farmakologi
seperti oksitosin intra-muskular. Jadi metode untuk mengatasi perdarahan dan
mempercepat involusi uterus melalui terapi non-farmakologi seperti terapi pijat
oksitosin belum pernah diterapkan. Sehubungan dengan itu maka peneliti tertarik
untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap involusi uterus
pada ibu post partum di Ruang Post Partum Kelas III RSHS Bandung. Tujuan dari
penelitian ini teridentifikasinya pengaruh pijat oksitosin terhadap involusi uterus pada
ibu post partum di Ruang Post Partum Kelas III RSHS Bandung.
3

2. TUJUAN PENELITIAN
2.1 Tujuan Umum Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat pemberian massase
uteri pada ibu post partum di RSU Wisma Prasanthi Tahun 2017.
2.2 Tujuan Khusus Penelitian
Secara lebih khusus penelitian di RSU Wisma Prasanthi, bertujuan untuk mengetahui hal-
hal sebagai berikut:
Pemberian ROM untuk menghindari terjadinya perdarahan pada post partum di RSU Wisma
Prasanthi.

3. MANFAAT PENELITIAN
3.1 Manfaat Praktis Penelitian
Manfaat praktis penelitian ini adalah, sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi perawat ataupun pasien
post partum agar tidak terjadi perdarahan.
b. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi perawat dan pasien post
partum dalam upaya menurunkan resiko terjadinya perdarahan
c. Hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu model yang dapat diterapkan secara
langsung oleh perawat maupun ibu post partu agar tidak terjadi perdarahan
d.
3.2 Manfaat Akademis/Ilmiah Penelitian
Manfaat Akademis/Ilmiah Penelitian ini adalah, sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan ilmiah
mengenai masase uteri untuk menghindari terjadinya perdarahan
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bidang keperawatan yang berhubungan dengan implementasi berupa
pemeberian masase uteri pada ibu post partum
4. PERLAKUAN
Perlakuan atau intervensi yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
a. Perlakuan pada pasien post partum untuk menghindari terjadinya perdarahan
4

b. Perlakuan pada perawat di rumah sakit yaitu dengan memberikan alat pelindung diri
(APD) berupa handscoon, masker saat akan melakukan masase pada ibu post partum
5. KATAKTERISTIK KEGIATAN DALAM PENELITIAN
a. Kegiatan penelitian dilaksanakan di RSU Wisma Prasanthi pada hari senin-jumat.
b. Pengambilan data dimulai pada pukul 08.00-20.00 wita.
c. Pengambilan data dilakukan 3 minggu (16 Januari-5 Februari 2018) diselingi
intirahat dan waktu adaptasi selama 2 hari.
6. KEWAJIBAN SUBJEK PENELITIAN
a. Subjek diminta untuk mengisi biodata dan kerahasiaannya akan dijaga oleh peneliti.
b. Subjek diminta untuk menjaga kondisi fisik, tidak begadang, tidak merokok, tidak
minum-minuman yang mengandung alkohol dan tidak melakukan aktivitas yang
berlebihan selama penelitian berlangsung.
c. Subjek diminta melaksanakan masase untuk mncegah terjadinya perdarahan
7. HAK SUBJEK PENELITIAN
Subjek berhak memberikan saran atau usul terkait dengan perlakuan yang diberikan tanpa
mengubah maksud dan tata cara penelitian.
a. Subjek berhak mengundurkan diri sebagai sampel jika merasa penelitian tidak ada
manfaat bagi diri dan lingkungannya.
b. Subjek berhak mengetahui hasil penelitian.

Setelah membaca penjelasan di atas dan mendapatkan keterangan secukupnya serta


memahami dan menyadari manfaat dan risiko penelitian, maka saya :

Nama : ..........................................................................................................

Umur : .................. tahun

Jenis Kelamin : Laki laki/ Perempuan

Alamat : ..........................................................................................................

Dengan sukarela menyetujui diikut sertakan dalam penelitian di atas serta mematuhi
segala ketentuan-ketentuan penelitian yang sudah saya pahami, dengan catatan apabila suatu
waktu saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini.
5

Denpasar,.................... 2017

Mengetahui Yang menyetujui :

Peserta Penelitian,

( .................) (.............................................)

Penanggung Jawab Penelitian,

( Ni Ketut Atik Cahyaningsih, M )

NIM: P07120015028
6

DATA UMUM KESEHATAN


1. Initial klien : Ny. N Umur : 30 Tahun

3. Alamat : Jl Pahlawan Terminal Panaikan

2. Status Obsetrikus : Nifas hari ke II P I A 0

KEADAAN
TIPE BB BAYI KOMPLIKASI UMUR
NO
PERSALINAN LAHIR WAKTU NIFAS SEKARANG
LAHIR

1. Partus aterm 3380 gr Menangis Tidak ada 2 hari


(LBK) spontan

3. Masalah kehamilan sekarang : Tidak ada

4. Riwayat persalinan sekarang : Kelahiran spontan

5. Riwayat Keluarga Berencana : Belum pernah mengikuti KB

6. Rencana Keluarga Berencana : Rencana mau ikut kontransepsi ( suntik/ Pil )

DATA POST NATAL


1. Tanda vital : TD : 120/80 mmHg , N : 80/ menit, P : 28 / menit, S : 37 C

2. Keadaan umum : Baik.

3. Payudara :

Kesan umum : Normal, klien mengeluh nyeri dan tegang, Asi belum ada sehingga
bayi minum susu formula.

Putting susu : Putting susu pada kedua payudara tegak, terbentuk.

Abdomen
7

Keadaan : Lembek

Fundus uteri

TFU : 2 jari dibawah pusat

Posisi : Ditengah-tengah

Kontraksi : Baik

4. Lokia

Jumlah : 4 kali sehari bila basah

Warna : Agak kemerahan ( Lochia Rubra )

Konsistensi : Encer

Bau : Amis darah

5. Perineum

Keadaan : Ruptur tingkat II

Tanda REEDA : Tidak ada

Kebersihan : Daerah perineum dan sekitarnya nampak bersih

Hemoroid : Tidak ada

7. Eliminasi

Kesulitan BAK : Tidak ada ( BAK lancar )


Kesulitan BAB : Klien sudah 2 hari tidak BAB.
8. Ektremitas
Varises : Tidak ada
9. Pola tidur : Siang : Tidak teratur, semenjak kehamilan trimester III sampai
kelahiran bayinya : Siang : jam 14.00-15.00 , Malam : jam 24.00 05.00 , jadi total tidur
ibu antara 5-6 jam ( Kurang )
10. Asupan nutrisi : Cukup, Klien mau makan ( tidak ada pantang )
11. Keadaan mental : Cukup baik, respon terhadap lingkungan sekitar cukup baik.
8

12. Penyesuaian dengan bayi : Klien tampak senang dengan kelahiran bayinya,
dengan cara menggendong bayinya, dan meneteki, walaupun ASI belum ada.
13. Data lain yang menunjang ;
R/:
- Tiwimox 3x1
- Alpain 3x1
- Inbion 1x1
- Methergin 3x1
- Rawat perineal
14. Rangkuman : Tanggal : 21-05-2003, Jam : Wita , ibu melahirkan seorang anak laki
- laki (aterm) umur kehamilan 39 - 40 minggui, dengan BB : 3380 gr ,PB : 47 cm.
Bayi dilahirkan dengan persalinan normal dengan posisi letak belakang kepala. Perdarahan
post partum 100 cc, perineum ruptur tingkat II, sudah dilakukan penjahitan.
Saat ini ibu mengeluh masih nyeri didaerah perineum/daerah bekas jahitan, ibu mengeluh
sakit kepala, bagian perut sudah tidak terlalu dirasakan sakitnya namun kadang kadang ada
masih terasa sakit, nyeri pada kedua payudara agak tegang, ibu juga belum mampu
meneteki bayinya dengan baik dan masih belum mampu merawat bayi sepenuhnya., anak
tidak mau menyusui pada payudara ibunya sehingga diberikan susu formula, ibu bertanya-
tanya tentang bagaimana perawatan dirumah, dan bagaimana merawat payudara. Klien juga
mengeluh kurang waktu istirahatnya yaitu hanya 5 jam sehari semenjak kelahiran bayinya
9

KLASIFIKASI DATA

DATA OBJEKTIF
DATA SUBYEKTIF

Ibu mengatakan nyeri pada daerah bekas Nampak meringis pada saat
robekan perineum. memindahkan badannya.
TFU : 2 jari dibawah pusat.
Ibu mengeluh nyeri pada kedua Posisi : Ditengah-tengah
payudara. Kontraksi : Baik

Ibu mengeluh bayinya menolak disusui, Tampak kedua payudara tegang dan
karena ASI tidak ada. keras.
Anak menolak untuk disusui karena ASI
Ibu sering bertanya bagaimana cara belum ada , sehingga anak diberi susu
merawat payudara adan bagaimana cara formula.
meneteki yang baik.
Tampak ibu bertanya-tanya tentang
Ibu mengeluh sakit kepala perawatan ibu post partum dengan cara
merawat bayi.
Ibu mengeluh sangat lelah
Rawat gabung
Ibu bertanya bagaimana cara merawat Luka perineum derajat II, sudah dijahit
bayi dirumah. Dan di rawat dengan kompres bethadine.

Ibu mengatakan bahwa ada luka bekas Ibu nampak pucat


robekan perineum. Ibu nampak lelah

Ibu mengeluh jam tidurnya kurang Tanda-tanda vital :


hanya 5 jam/24 jam. TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
10

Ibu mengeluh sering terbangun pada P : 28x/menit


malam hari, karena anaknya sering S : 37 C
terbangun untuk disusui atau karena
popoknya basah. Nampak banyak pengunjung yang
datang.
Ibu menanyakan tentang keadaannya
dan bayinya Kelahiran anak pertama

Ibu berharap cepat kembali kerumah Ibu tampak cemas

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Post Partum Gangguan Rasa


Ibu mengatakan nyeri pada nyaman : Nyeri
daerah bekas robekan Robekan Perineum
perineum. ( Terputusnya
Ibu mnegeluh sakit kepala continuitas jaringan
DO : perineum )
Ada bekas luka robekan
perineum Pelepasan Mediator
Luka perineum derajat II, kimia
sudah dijahit dan di rawat (Bradikinin , histamin,
dengan kompres bethadin. prostaglandin )
Nampak meringis pada saat
memindahkan badannya. Merangsang saraf
TFU : 2 jari dibawah pusat sensoris
Posisi : Ditengah-tengah
Kontraksi : Baik Melalu proses
11

Tanda-tanda vital : :Transmisi


TD : 110/80 mmHg Transduksi modulsi
N : 80 x/menit
P : 20x/menit Dipersepsikan sebagai
S : 37,3 C Nyeri di CortekCerebri

2. DS : Post partum Ketidak nyamanan


Ibu mengeluh nyeri pada payudara : Nyeri
kedua payudara. Peningkatan
Ibu mengeluh bayi menolak vaskularisasi payudara
disusui karena ASI tidak ada.
Ibu sering bertanya bagaimana Duktus alveolar aktif /
cara merawat payudara dan terisi Asi
bagaimana cara meneteki yang
baik. Pemanfaatan yang tidak
DO : adekuat
Tampak kedua payudara
tegang dan keras. Penumpukan Asi pada
Anak menolak untuk disusui duktus Alveolar
karena ASI belum ada,
sehingga diberi susu formula. Penekanan syaraf
sensoris

Ketidaknyamanan
Payudara

DS :
3. Ibu bertanya bagaimana cara Post Partum Kurangnya
merawat bayi dirumah pengetahuan tentang
DO : Perubahan peran cara merawat Bayi
12

Tampak ibu bertanya-tanya


tentang perawatan ibu post Kebutuahnan dukungan
partum dengan cara merawat meningkat
bayi. Sumber stress
meningakat

Ketidak lengkapan
informasi tentang proses
post partum

Kurangnya pengetahuan
tentang proses post
partum

DS : Perubahan pola
4. Ibu mengeluh jam tidurnya Post partum istirahat (Tidur).
kurang yaitu hanya 5 jam/24
jam. Perubahan psikis
Ibu mengeluh sering terbangun
pada malam hari, karena Peran baru sebagai ibu
anaknya sering terbangun
untuk disusui atau karena Stress psikologis
popoknya basah.
DO : Merangsang RAS
Klien nampak pucat
Klien nampak lelah. Perubahan pola istirahat
Nampak banyak pengunjung (Tidur)
yang datang.
Ibu tampak lelah

DS
5. Ibu menanyakan tentang Post Partum anak
keadaannya dan bayinya pertama
13

Ibu berharap cepat kembali


kerumah Perubahan peran
DO
Kelahiran anak pertama Kebutuahnan dukungan
Ibu tampak cemas meningkat
Sumber stress
meningakat

Ketidak lengkapan
informasi tentang proses
post partum

Kecemasan
14

IMPLEMENTASI

DP HARI JAM

TGL IMPLEMENTASI PARAF

1. Jumat 09.001. Mengkaji derajat ketidak nyamanan melalui


isyarat verbal dan non verbal pada respon nyeri :
23-05-
2003 Klien mengatakan nyeri masih dirasakan

Susah bergeser karena sakit pada bagian


perineum

Tidak ditemukan adanya tanda-tanda REEDA


09.05
2. Mengajarkan klien dalam penggunaan tekhnik
pernafasan atau relaksasi yang tepat.

Klien mulai mengerti cara melakukan tehnik


pernafasan yang benar

Mampu memposikan duduk santai

3. Melakukan tehnik Distraksi


09.10
Klien mau melakukan anjuran

Klien memfokuskan untuk menyusui bayinya.

4. Melakukan perawatan luka ruptur perineum


09.25
Luka tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, luka
agak kering

5. Menjelaskan fisiologi after Pain


0935
Klien mengerti keadaan nyeri yang dialaminya.
15

6. Mengatur posisi berbaring dengan posisi miring

09.45 Klien banyak melakukan posisi miring kiri

7. Mengobsevasi tanda tanda vital : TD,N,P,S.

10.00 TD : 120/ 80, N : 80 x/i, P : 28 x/i,

T : 37 0 C

Jumat 1. Mengkaji tingkat nyeri

2. 23-05- 10.05 Nyeri masih dirasakan, namun agak berkurang


2003
Payudara tidak setegang semula

2. Menganjurkan untuk mengompres payudara


dengan handuk basah lebih kurang 15-30 menit
10.10
3. Mengajarkan Massase pada payudara agar Asi
bisa keluar lancar
10.20
Asi mau keluar, anak bisa disusui dengan baik pada
kedua payudara.

4. Menganjurkan pemberian kompres Air Dingin


pada payudara yang Bengkak

Payudara tidak terlalu bengkak seperti sebelumnya


10.30
5. Menganjurkan penggunaan Bra yang tepat

Ibu mengetahui manfaatnya dan mau


melaksanakan anjuran
10.40
1. Mengajarkan perawatan payudara yang baik dan
benar

Alat dan bahan :


16

" Handuk 2 buah.

" Minyak kelapa atau baby oil.

" Kapas.

" Waslap 2 buah

" Air hangat dan air dingin dalam tempatnya.

Jumat " Pompa (Tapple cuts).

23-05- " Kapas dalam air hangat (untuk membersihkan


2003 putting susu pada saat sebelum dan sesudah
3. 10.20
menyusui.

Cara kerja :

" Mencuci tangan.

" Berdiri dibelakang ibu.

" Membuka baju ibu.

" 1 handuk dibelakang ibu dan 1 handuk lagi


dibawah payudara.

" Ambil minyak, ratakan pada telapak tangan,


berdiri dibelakng ibu, mulai dari tengah samping 2 x
dan dilepas 10-15 kali.

" Melakukan pengurutan dengan sisi tangan, jika


payudara kanan tangan kiri yang menahan dan
tangan kanan yang mengurut kebawah dan
sebaliknya pada payudara kiri.

" Menggunakan ruas tangan, caranya : sama


dengan diatas.

" Dilakukan sebelum mandi, Diberi waslap yang


sudah dibasahi air hangat dan diusap melingkar,
17

kemudian dengan air dingin, caranya sama untuk


tiap payudara. 5 x untuk tiap payudara dengan
menggunakan air dingin dan iar hangat.

" Membersihkan putting :

- Kapas + minyak dioleskan pada putting susu


secara berputar.

- Jika sudah dikeringkan dan ibu dirapihkan, dapat


langsung menyusui bayinya.

- Perawat mencuci tangan.

2. Mendemonstrasikan cara menyusui yang baik dan


benar.
Jumat
Alat :
23-05-
" Kursi
2003
" Bantal atau selimut

Cara Kerja :

Duduk
" Ibu harus duduk dikursi dengan santai dalam
posisi tegak.

" Supaya bayi bias ditidurkan diatas topangan


tangan ibunya dengan enak, maka perlu diganjal
dengan bantal atau selimut yang dilipat. Tangan
sebelah yang lain memegang buah dada secara
mengapit dipangkal areola mammaedengan 2 jari,
yaitu jari telunjuk dan ibu jari. Jagalah supaya bayi
dapat memasukkan papilla mammae sampai dengan
daerah areola mammae menutup hidung bayi.

" Lama menyusui sebelah mammae 5-10 menit.


18

10.50" Selanjutnya agar bayi sendawa, bayi didudukkan


setengah duduk diatas pangkuan ibu atau didepan
bahu kiri dengan menyandarkan dada bayi kemudian
ditepuk-tepuk dengan miring kekanan atau kekiri.

Jumat " Sebelum dan sesudah menyusukan ibu harus


mencuci tangan dan membersihkan mulut bayi dan
23-05-
buah dada.
2003
Berbaring pada ibu yang lemah/sesudah
melahirkan :

" Ibu berbaring pada sebelah mammae yang akan


disusukan dan punggung ibu diganjal dengan bantal.

" Lengan ibu pada sebelah mammae yang


disusukan menopang bayi mulai dari leher bayi,
leher bayi terletak disendi siku lengan bawah,
kedudukan mulut bayi diatas dan disesuaikan
dengan papilla mammae.

" Tangan ibu yang lain memambantu memasukkan


papilla mammae secara menjepit dengan telunjuk
dan ibu jari agar supaya hidung bayi tidak melekat
pada mammae ibu.

" Lama menyusui 5-10 menit lalu diganti pada


mammae sebelah.

" Kemudian bayi ditidurkan dengan posisi miring


kekanan.

" Sebelum dan sesudah menyusui ibu mencuci


tangan.

3. Menekankan pentingnya diet / nutrisi yang


seimbang
19

" Klien mampu menyebutkan makanan yang


bergizi yang dapat dikonsumsi.

4. Menjelaskan perlunya pembersihan perianal serta


penggantian balutan

" Klien mengungkapkan mengerti cara perawatan


perianal.

5. Waspadakan klien untuk menghindari konstipasi ,


Bab teratur , laksative ringan, dan pelunak faeces
bila perlu.

" Klien sudah bisa BAB secara normal

6. Berdiskusi tentang lochea sampai 4 minggu

" Klien mulai mengerti tentang prubahan


perubahan pengeluaran cairan selama nifas.

7. Menjelaskan ambulasi dini : bangkit dan berjalan.

" Klien mengerti manfaat latihan ambulasi dini

8. Menekankan pentingnya rawat jalan, pasca post


partum

" Klien cukup kooperatif, dan punya keingintahuan


yang cukup tinggi bagaimana cara merawat
dirumah.

1. Mengkaji tingkat perubahan pola istirahat klien.


Ibu mengatakan istirahatnya berubah setelah
kelahiran bayinya.

2. Menganjurkan kepada klien untuk tidur pada siang


20

hari dan disaat bayi tidur. Ibu mengangguk-


anggukkan kepala tanda setuju.

3. Menganjurkan kepada klien untuk mengkonsumsi


makanan kecil pada dan susu hangat pada malam
hari sebelum tidur. Ibu mengatakan akan
mencobanya.

4. Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya


pada sore atau malam hari sebelum bayi tidur. Ibu
mengatakan akan mengikuti anjuran tersebut.

5. Membatasi pengunjung yang datang, dengan


memberi waktu kunjungan. Ibu mengatakan akan
memberi pengertian kepada keluarganya agar dating
pada jam-jam besuk yang sudah ditetapkan.

1. Kaji tingkat kecemasan klien

Klien mengatakan kecemasannya karena belum


mengetahui kondisi bayinya.

Bertanya-tanya tentang kondisi bayinya mengapa


anaknya tidak mau menetek dan badannya terasa
hangat (37,60C)

. 2. Menjelaskan tentang kondisi bayinya sekarang

Bayi anda dirawat terasa hangat karena belum


menetek secara adekuat .

3. Beri mental support dari petugas dan dari keluarga

Memberi dukungan bahwa klien tidak sendiri


dalam masalah ini

4. Beritahu hasil pemeriksaan yang didapatkan.


21

Tidak ada hal yang terlalu serius yang berkenaan


dengan kondisi ibu dan bayi.

CATATAN PERKEMBANGAN

HARI
DP TGL JAM E V A L U A S I PARAF

1. Sabtu 08.00 S:
24-05 " Nyeri masih dirasakan
" Susah bergeser karena sakit pada daerah perineum
O:
" Tidak ditemukan adanya tanda-tanda REEDA.
" Klien mulai mengerti cara melakukan tehnik
pernafasan yang benar.
" Klien mampu melakukan duduk secara normal
(santai).
A : Nyeri persisten
P : Lanjutkan intervensi 4,6,7
2. Sabtu 08.05
24-05- S:
2003 " Nyeri masih dirasakan, namun agak berkurang.
" Payudara tidak setegang semula.
O:
" Asi sudah keluar, anak sudah bisa disusui dengan baik
pada kedua payudara ibu.
22

" Ibu mengetahui manfaat ASI dan mau melaksanakan


anjuran petugas.
A : Nyeri pada kedua payudara berkurang, dan tidak setegang
sebelumnya , sebagian masalah teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 2,3,4.
3. Sabtu 0825
24-05- S :
2003 " Ibu mengatakan mengerti tentang apa yang sudah
dijelaskan
" Ibu mengatakan akan melaksanakan anjuran dari
petugas.
O:
" Mampu memperagakan cara perawatan dan
pengurutan payudara.
" Sudah bisa BAB secara normal.
" Mengerti cara perawatan perineum, cukup kooperatif,
dan punya keingintahuan yang cukup tinggi bagaimana
cara merawat di rumah.
A : Kemampuan intelektual klien cukup tentang perawatan
post partum meningkat.
P : -
4. Sabtu 08.30
24-05- S :
2003 " Ibu mengatakan jam tidurnya sudah mencukupi yaitu
6-8 jam sehari.
" Ibu sudah jarang terbangun pada malam hari, sebab
ada suaminya dan keluarga yang menemani bergantian
untuk mengganti popok pada malam hari.

O:
" Klien tidak pucat lagi.
" Klien nampak segar
" Pengunjung datang sesuai jam besuk.
23

A : Gangguan pola istirahat (tidur) dapat teratasi.


P :-
5. Sabtu 08.40
24-05- S : Klien mengatakan kecemasannya berkurang karena
2003 telah mengetahui keadaannya dan bayinya.
Ibu mengetakan senang karena bayinya sudah mulai
menetek
O : Keadaan baik
Ekspresi wajah ceria
Sementara harus dilakukan observasi
A : Kecemasan teratasi
P : -.

Anda mungkin juga menyukai