Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB BARU SUNTIK 1 BULAN

DI PMB SRI ASTUTI, S.ST

Oleh :

YESSY SAPUTRI
NIM 1915471028

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
D3 KEBIDANAN METRO
TAHUN 2021`

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas semua berkat dan rahmatNya
sehingga dapat terselesaikannya Laporan Studi kasus Praktik Klinik Kebidanan 2 yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Baru Suntik 1 Bulan” ini dapat
diselesaikan untuk memenuhi salah satu tugas pada Program Studi Diploma III
Kebidanan.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini, terutama kepada yang
terhormat  :
1. Islamiyati, AK., M.KM sebagai Ketua Program Studi D3 Kebidanan Metro
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
2. Yoga Triwijayanti, SKM., MKM sebagai Pembimbing Institusi Pendidikan D3
Prodi Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
3. Sri Astuti, S.ST. sebagai pembimbing lahan praktik di PMB Sri Astuti, S.ST.
Semoga semua amal kebaikan dapat diterima dan dibalas oleh Tuhan yang Maha
Esa. Kritik dan saran untuk penyempurnaan studi kasus ini sangat di harapkan.
Demikianlah, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Metro, Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Tujuan .................................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kontrasepsi............................................................................................................
1. Pengertian Kontrasepsi....................................................................................
2. Prinsip Kerja Kontrasepsi................................................................................
3. Suntik KB 1 Bulan...........................................................................................
4. Efek Samping KB 1 Bulan..............................................................................
5. Jenis Kontrasepsi Suntik..................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif........................................................................................................
B. Data Objektif.........................................................................................................
C. Assesment..............................................................................................................
D. Planning.................................................................................................................
E. Implementasi.........................................................................................................
F. Catatan Perkembangan..........................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi
baru lahir sampai organ – organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.
(Sriwahyu Ningsih, 2019)

Metode kontrasepsi teridiri dari berbagai macam metode. Semua metode kontrasepsi
mempunyai efek samping (akibat pemakaian KB, bukan gejala suatu penyakit), yang
harus diketahui oleh pemakai (akseptor) sebelum memakainya. Sebagian besar para
pasangan usia subur di Indonesia menggunakan kontrasepsi suntik (Suzzane, 2009).
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa jumlah pengguna kontrasepsi
suntik yaitu sebanyak 4.000.000 orang. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2010 terdapat kecenderungan peningkatan jumlah pemakai
kontrasepsi jenis injeksi dari 11,7% pada tahun 2008, pada tahun 2009 menjadi 15,2%,
dan 21,1% pada tahun 2010, kemudian tahun 2011 meningkat menjadi 27,8%. Metode
kotrasepsi jenis injeksi merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan di
Indonesia (Surbakti, 2003) Mengingat metode kontrasepsi suntik merupakan salah satu
cara KB yang efektif, terpilih dan banyak jumlah penggunanya, namun masih banyak
juga didapatkan akseptor kontrasepasi suntik yang mengalami efek samping sehingga
para akseptor mengalami kekhawatiran, kecemasan yang berlebihan. Sebaiknya
sebelum menggunakan kontrasepsi suntik, satu bulan akseptor harus mengetahui dan
memahami tentang efek samping yang ditimbulkannya sehingga tidak menimbulkan
drop out bagi akseptor kontrasepsi suntik.

4
Tujuan Umum
a. Mengerti tentang kontrasepsi
b. Mengerti tentang prinsip kerja kontrasepsi
c. Mengerti tentang suntik KB 1 bulan
d. Efek samping KB 1 bulan
e. Jenis kontrasepsi suntik

Manfaat
Mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam praktik di
lahan serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam masalah memberikan
asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 1 bulan.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kontrasepsi
1. Pengertian
Kontrasepsi adalah usaha – usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, usaha
– usaha itu dapat bersifat sementara atau juga bersifat permanen. Penggunaan
kontrasepsi berupa salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. Syarat dan
kontrasepsi adalah aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek samping yang
merugikan tidak ada, lama kerjanya dapat diatur sesuai keinginan, tidak
mengganggu hubungan persetubuhan, tidak memerlukan kontrol yang tepat,
sederhana dan murah dan dapat diterima oleh pasangan suami istri (Mochtar,
1998).

2. Prinsip kerja kontrasepsi


Prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan sel telur dan sel sperma,
tujuannya yaitu menekan keluarnya sel telur, menahan masuknya sperma ke
dalam saluran kelamin wanita dan menghalangi adanya nidasi.

3. Suntuk KB 1 Bulan
KB suntik 1 bulan merupakan jenis KB suntik yang mengandung kombinasi
Medroxyprogesterone Acetate yang merupakan hormon progesteron dan
Estradiol Cypionate yang merupakan hormon estrogen. KB suntik ini bekerja
secara efektif mencegah kehamilan selama 30 hari, oleh karena itu KB suntik ini
diberikan setiap 1 bulan sekali.

4. Efek samping KB suntik 1 bulan


a. Gangguan Haid
Keluhan terbanyak para pemakai KB suntik adalah gangguan

6
perdarahan.Hampir 40% kasus mengeluh ganguan haid sampai akhir tahun
pertama suntikan DMPA. Perdarahan bercak merupakan keluhan terbanyak,
yang akan menurun dengan makin lamanya pemakaian, tetapi sebaliknya
jumlah kasus yang mengalami pendarahan makin banyak dengan makin
lamanya pemakaian (Siswosudarmo, 2007).
Terdapat beberapa istilah gangguan Haid, Amenorea adalah tidak
datangnya haid selama akseptor mengikuti suntikan KB selama 3 bulan
berturut-turut atau lebih. Spooting adalah bercak-bercak perdarahan di luar
haid yang terjadi selama akseptor mengikuti KB suntik. Metrorhagie
adalah perdarahan yang berlebihan di luar siklus haid. Menometorhagie
adalah datangnya haid yang berlebihan jumlahnya tetapi masih dalam siklus
haid, semua keluhan ini dapat terjadi selama menjadi akseptor suntik KB
(Suratun, 2008).
Gangguan pola haid amenorrea disebabkan karena terjadinya atrofi
endometrium yaitu kadar estrogen turun dan progesteron meningkat
sehingga tidak menimbulkan efek yang berlekuk – lekuk di endometrium
(Wiknjosastro, 2005), gangguan pola haid spotting disebabkan karena
menurunnya hormon estrogen dan kelainan atau terjadinya gangguan
hormon (Hartanto, 2005), gangguan pola haid metroraghia disebabkan oleh
kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak sesuai dengan kondisi
dinding uterus (endometrium) untuk mengatur volume darah menstruasi dan
dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genetalia atau kelainan
fungsional, gangguan pola haid menorragia disebabkan karena
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron sehingga
menimbulkan endometrium menghasilkan volume yang lebih banyak
(Suratun, 2008).

Penatalaksanaan untuk amenorea, yakinkan ibu bahwa hal itu adalah bisa,
bukan merupakan efek samping yang serius, evaluasi untuk mengetahui
apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorea setelah masa siklus
haid yang teratur.Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk

7
merangsang pendarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi (Handayani,
2010).

Perdarahan ringan atau spooting, sering terjadi dan tidak berbahaya. Bila
spooting terus berlanjut, atau haid telah berhenti tetapi kemudian terjadi
perdarahan, maka perlu di cari penyebab perdarahan tersebut kemudian di
lakukan penanganan yang tepat. Bila penyebab perdarahan tidak diketahui
dengan jelas, Tanya klien apakah masing ingin melanjutkan suntikan. Bila
tidak ganti dengan jenis kontrasepsi lain. Bila perdarahan banyak atau lebih
dari 8 hari, atau 2 kali lebih banyak dari perdarahan dalam siklus haid yang
normal, jelaskan kepada klien bahwa haid yang normal, jelaskan kepada
klien bahwa hal itu biasa terjadi pada bulan pertama suntikan. Bila klien
tidak dapat menerima keadaan tersebut, atau perdarahan yang terjadi
mengancam kesehatan klien, suntikan dihentikan. Ganti metode kontrasepsi
lain untuk mencegah anemia pada klien, perlu di berikan preparat besi dan
anjurkan agar mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi
(Pinem, 2009).

b. Perubahan Berat badan


Berat badan bertambah atau turun beberapa kilogram dalam beberapa bulan
setelah pemakaian suntikan KB (Suratun, 2008). Perubahan BB
kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah
perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak banyak
yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan merupakan karena retensi
(penimbunan) cairan tubuh, selain itu juga DMPA merangsang pusat
pengendali nafsu makan di hipotalamus yang dapat menyebabkan akseptor
makan lebih banyak dari biasanya. Akibatnya pemakaian suntikan dapat
menyebabkan berat badan bertambah (Hanafi, 2005).
Efek samping utama yang lain bagi beberapa waktu ialah kenaikan berat
badan. Bukti kenaikan berat badan selama penggunaan DMPA masih
perdebatan. Sebuah penelitian melaporkan kenaikan berat badan lebih dari

8
2,3 kg pada tahun pertama dan selanjutnya meningkat secara bertahap
sehingga mencapai 7,5 kg selama 6 tahun. Beberapa penelitian juga
menunjukkan bahwa tidak ada masalah berkaitan dengan berat badan.
Seorang wanita yang mulai menggunakan Depo Provera harus mendapat
saran tentang kemungkinan peningkatan berat badan dan mendapat
konseling tentang penatalaksanaan berat badan sesuai dengan gaya hidup
sehat (Varney, 2006).
Penanggulanganya, jelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan penurunan
BB adalah efek samping dari pemakaian suntikan, akan tetapi tidak selalu
perubahan berat tersebut diakibatkan dari pemakaian suntikan KB.
Kenaikan dapat disebabkan oleh hal-hal lain, namun dapat pula terjadi
penurunan BB. Hal ini pun tidaklah selalu disebabkan oleh suntikan KB dan
perlu diteliti lebih seksama.Pengaturan diet merupakan pilihan yang
utama.Dianjurkan untuk melaksanakan diet rendah kalori disertai olahraga
seperti olah raga yang teratur dan sebagainya. Bila terlalu kurus dianjurkan
untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil, dianjurkan untuk ganti cara ke
kontrasepsi non hormonal (Suratun, 2008).

c. Pusing dan Sakit Kepala


Rasa berputar/sakit di kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi atau kedua
sisi atau seluruh bagian kepala biasanya bersifat sementara.pusing dan sakit
kepala disebabkan karena reaksi tubuh terhadap progestreon sehingga
hormon estrogen fluktuatif (mengalami penekanan) dan progesteron dapat
mengikat air sehingga sel – sel di dalam tubuh mengalami perubahan
sehingga terjadi penekanan pada syaraf otak (Suratun, 2008).
Hingga saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa dengan
pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan akan menyebabkan perasaan sakit
kepala atau pusing yang menetap. Penelitian yang dilakukan oleh Chrad
(2005) menyebutkan bahwa sakit kepala yang dirasakan oleh pengguna
kontrasepsi suntik 3 bulan kemungkinan disebabkan oleh penyakit bawaan
yang pernah akseptor derita seperti migrain. Seorang wanita yang mulai

9
menggunakan Depo Provera harus mendapat saran tentang kemungkinan
sakit kepala (Varney, 2007).
Penanggulanganya, jelaskan secara jujur kepada calon akseptor bahwa
kemungkinan tersebut mungkin ada, tetapi jarang terjadi.Biasanya bersifat
sementara. Pemberian anti prostaglandin atau obat mengurangi keluhan
misalnya asetol 500mg 3x1 tablet/hari atau paracetamol 500mg 3x1. Bila
tidak ada perubahan ganti dengan cara kontrasepsi non hormonal (Suratun,
2008). Penanganan lain yang dapat dilakukan yaitu melakukan penilaian
berupa periksa tekanan darah, bila perlu lakukan pemeriksaan neurologis
yang lengkap, anamnese meliputi pertanyaan tentang berat ringannya sakit
kepala, lamanya stress, lokasi sakitnya, hubungan dari sakit kepala dengan
minum pil oral, adakah riwayat keluarga dengan migrain. Dan bila sakit
kepalanya jelas disebabkan oleh kontrasepsi suntik 3 bualn, hentikan
kontrasepsi suntik 3 bulan/ganti preparer lain yang aktifitasnya estrogen dan
progesteron lebih rendah, sakit kepala pada akseptor kontrasepsi suntik
harus ditanggapi dengan serius karena dapat merupakan tanda bahaya utama
yang mendahului CFA.

d. Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan
terasa mengganggu. Ini jarang terjadi pada peserta suntik, tidak berbahaya
kecuali bila berbau, panas, atau terasa gatal sebaiknya dilakukan
pemeriksaan lebih lengkap untuk mengetahui adanya infeksi, jamur, atau
candida. Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal
pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai
dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar.
Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur
atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan
ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita
buang air kecil.
Gejala keputihan antara lain keluarnya cairan berwarna putih kekuningan

10
atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan
kadang-kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal
sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu.
Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya. Biasanya
keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga
dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya
lemah.Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada
yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.
Penanggulanganya, jelaskan bahwa peserta suntik jarang terjadi
keputihan.Apabila hal ini terjadi juga harus di cari penyebabnya dan
diberikan pengobatannya.Konseliang sebaiknya dilakukan sebelum peserta
ikut KB suntik.Anjurkan untuk menjaga kebersihan alat genetalia dan
pakaian dalam agar tetap bersih dan kering. Bila keputihan sangat
menganggu sebaiknya di rujuk untuk mendapatkan pengobatan yang tepat
(Suratun, 2008)

5. Jenis Kontrasepsi suntik


Ada 3 macam yaitu :
A. Depo Provera
Adalah medroxy progesterone yang di gunakan untuk tujuan kontrasepsi
parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif.
1. Komposisi
Suspensi steril depo medroxy progesterone a cetat (DPPA) dalam air tiap vial
berisi 3 ml suspensi (150 mg medroxy progesterone acetate), tiap vial berisi
1 ml suspensi (150 ml medroxy progesterone acetate)
2. Waktu pemberian dan dosis
Di suntikan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan.Suntikan harus lama pada
otot bokong musculus gluteus agak dalam.
3. Efektifitas
Efektifitas tinggi dengan 0,3 kehamilan paer 100 perempuan tidap tahan asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur.

11
4. Keuntungan
a. Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari seperti menelan pil
b. Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
c. Sangat efektif
d. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
e. Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre
menopause
f. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
g. Tidak menggangu hubungan seksual, mengurangi rasa nyeri dan haid
h. Tidak di dapat pengaruh sampingan dari pemakaian esterogen
5. Cara pemberian
a. Waktu pasca persalinan (PP) Berikan pada hari 3-5 PP / sesudah ASI
berproduksi ibu sebelum pulang dari RS / 6-8 minggu pasca beraslin asal
ibu tidak hamil / belum melakukan koitus.
b. Pasca keguguran Segera setelah kurefage / sewaktu ibu hendak pulang dari
RS hari pasca abortus, asal ibu belum hamil lagi. Dalam masa interval
diberikan pada hari 1-5 haid

B. Noristat (norigest)
Adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot) larutannya
merupakan campuran bernzyl benzoate dan casrol oil dalam perbandingan 4
: 6 efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui
lendir servik.
1. Komposisi Dalam ampul norigert berisi 200 mg norithindron enantal dalam
laritan menyak (depo norestirat)
2. Waktu pemberian dan dosis Disuntikan dalam dosis 200 mg/cc sekali setiap 2
bulan dengfan cara I.M untuk 6 bulan pertama suntikan diberikan setiap 8 mgg
dan setelah itu setiap 12 mgg
3. Keuntungan
a. Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi

12
b. Tidak berefek buruk terhadap laktasi
c. Kembalinya kesuburan lebih cepat
d. Kadar hb sering bertambah setinggi, dapat mencegah anemia
e. Siklus haid lebih stabil

4. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi


a. Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil
b. Mulai hari pertama sampai ke 7 siklus haid
c. Pada ibu yang tidak haid : Injeksi diberikan setiap saat asal tidak hamil,
selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh berhubungan sex.
d. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan. Suntikan pertama dapat segera diberikan tidak
perlu menunggu sampai haid berikutnya datang asal tidak hamil
e. Ibu yang sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menganti
dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain. Dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
f. Ibu yang menggunakkan kontrasepsi suntikan yang sebelumnya mengganti
dengan hormonal suntikan pertama segera asal ibu tidak hamil, dan
pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya, bila ibu di suntikkan
setelah hari ke tujuh haid, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
berhubungan sex
g. Ibu ingin mengganti AKDR dengan klontrasepsi hormonal, suntukan
pertama dapatr diberikan hari pertama sampai ke 7 siklus haid, asal tidak
hamil
h. Ibu tidak haid / ibu dengan perdarahan tidak teratur Pertama suntikan dapat
diberikan setiap saat asal tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan
tidak boleh berhubungan sex.

C. Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi 25 mg depomedroxy progesterone aserat dan 5

13
mg estradiol cyplonate
1. Komposisi Tiap ml suspensi dalam air mengandung Medroxy progesterone
acetate 50 mg dan Estradiol cypionate 10 mg
2. Waktu pemberian dan dosis Disuntikkan dalam dosis 50 mg norithidrone anantat
dan 5 mg estradiol varelat yang diberikan melalui I.M sebulan sekali
3. Efektifitas Sangat efektifitas (0,1 – 0,4 kehamilan / 100 perempuan) selama
tahun pertama penggunaan
4. Keuntungan
a. Resiko terhadap kesehatan kecil
b. Tidak berpengaruh pad ahubungan sex
c. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
d. Jangka panjang
e. Efek samping sangat kecil
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
1) Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
2) Bila disuntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid
3) Klien tidak boleh berhubungan sex selama 7 hari / menggunakan
kontrasepsi lain untuk 7 hari
4) Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid suntikan
pertama dapat diberikan suntikan kombinasi
5) Pasca Keguguran suntikan kombinasi dapat segera diberikan / dalam
waktu 7 hari
a. Bila sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ingin ganti suntikan
pertama dapat segera diberikan asal ibu tidak hamil dan pemberiannya
tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7
siklus haid, metode kontrsepsi lain tidak diperlukan.
b. Ibu sebelumnya menggunakan AKDR
6) Suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid cabut segera AKDR

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN NEONATAL


PADA BAYI NY. S DENGAN KASUS BBLR DI RUANG PERINATOLOGI
RSU AZ-ZAHRA KALIREJO

Tempat Pengkajian : Ruang Perinatologi


Tanggal Pengkajian : 26 April 2021
Pukul : 08:48 WIB
Pengkaji : Yessy Saputri

A. DATA SUBJEKTIF
I. Identitas Pasien
Nama Bayi : By. Ny. S
Tanggal Lahir : 26 April 2021
Anak Ke : 1 (satu)
Jenis Kelamin : Laki - Laki

Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. E


Umur : 34 Tahun Umur : 35 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

15
Alamat : Payung Makmur Alamat : Payung Makmur

II. Keluhan Utama :


Bayi Ny. S lahir secara Seksio Caesarea (SC) dengan berat bada lahir rendah.

III. Riwayat Sekarang :


Bayi lahir pada tanggal 26 April 2021 pukul 08.48, menjalani perawatan di ruang
perinatologi RSU AZ – ZAHRA pada saat bayi datang 0 hari dengan keluhan
Berat Badan Lahir Rendah.

IV. Riwayat Kehamilan Ibu :


a. Kehamilan saat ini
Usia kehamilan : 30 minggu
Masalah : BBLR dengan indikasi asfiksia sedang
b. Persalinan
Jenis persalinan : Seksio Caesarea (SC)
Air ketuban : Jernih
Persalinan ke : 1 ( satu )
c. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada penyakit menurun, menular, dan akut atau
kronis.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Suhu : 33,6oC
RR : 54 x/menit
Nadi : 140 x/menit
Akral : Hangat
SPO2 : 99 %
2. Antropometri

16
Berat badan : 1850 gram
Panjang badan : 42 cm
Lingkar kepala : 25 cm
Lingkar dada : 24 cm

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : simetris, lonjong, lecet (-), ubun – ubun besar terpisah, teraba
datar, sutura normal, craniosynostosis (-), molding (-), caput sucendaneum (-),
dan cephal hematom (-)

b. Leher : Rooting refleks (+), hematome pada m. SCM (-), pembesaran


kel. Tiroid (-), leher pendek (-).
c. Muka :
o Mata : katarak kongenital (-), SCB (-), conjunctivitis (-).
o Hidung : atresia choana (-/-), napas cuping hidung (+/+), rhinore (-/-)
o Mulut : palatoschizis (-), frenulum pendek (-), makroglossia (-).
o Telinga :low set ears (-/-)
d. Dada :
Inspeksi : dinding dada simetris, retraksi dinding dada (+) subcostal.
Palpasi : gerakan diding dada simetris
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler +/+, rh -/-, wh -/-
Penilaian pernapasan : napas teratur (+), tarikan dinding dada (+/+)
e. Abdomen :
Inspeksi : distensi (-), organomegali (-), kelainan congenital (-)
Auskultasi : bising usus Normal
Palpasi : massa (-), supel (+), hepar-lien tidak teraba.
Perkusi : timpani (+) diseluruh lapang abdomen
f. Genitalia : Normal. Hipospadia (-), epispadia (-), hidrokel (-), rugae testis
(+) halus.

17
g. Anus dan rektum : Anus (+), mekoninum (+) 24 jam pertama.
h. Ekstremitas : Normal. Syndactyli (-), polidactyli (-), talipes
equinovarus (-/-)
i. Refleks : Moro(+), rooting(+), swallowing(-), babinsky(+), sucking(-),
palm grasp(+).

4. Assesment
By. Ny. S lahir seksio caesarea (SC) dengan berat badan lahir rendah.

5. Plan
1. Beritahu ibu tentang keadaan bayi.
2. Melakukan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Melakukan tindakan mandiri :
a. Berikan identitas pada bayi
b. Hidupkan inkubator
c, Pakaikan pakaian bayi
d. Masukkan bayi kedalam inkubator dan pasang oksigen 0,5 ml.
e. Jaga kehangatan bayi
f. Jaga kebersihan bayi
g. Amati tanda kegawatan
h. Pantau monitor TTV/jam
4. Berikan injeksi HB.0

18
Lembar Implementasi
Waktu Kegiatan Evaluasi Paraf

19
Senin, 1. Memberitahukan kepada ibu dan Keluarga
26-04-2021 keluarga tentang keadaan bayi saat mengetahui dan
(08 : 50 WIB) ini : mengerti tentang
S : 33,6oC PB : 1850gr keadaan bayi-nya
N : 140x/menit LK : 25cm saat ini.
RR : 54x/menit LD : 24cm

(09 : 10 WIB) 2. Melakukan informed consent Keluarga setuju


kepada keluarga tentang tindakan dengan informed
yang akan dilakukan consent yang
telah disepakati.

3. Melakukan tindakan mandiri :


(09 : 25 WIB) Tindakan mandiri
a. memberikan identitas pada bayi
telah dilakukan.
untuk mempermudah mengenali
bayi dan menghindari tidak
tertukarnya bayi
1.) memberikan nama, jam, tanggal
lahir dan jenis kelamin pada gelang
identitas
2.) memasangkan gelang identitas
pada tangan bayi
3.) memasangkan kartu identitas
pada inkubator bayi
b. Menghidupkan inkubator dengan
suhu yang sudah diatur sesuai
dengan kebutuhan bayi
c. memakaikan pakaian lengkap
bayi (baju, popok, topi, sarung

20
tangan, dan sarung kaki)
d. Memasukkan bayi segera
kedalam inkubator sampai suhu
bayi benar – benar stabil dan
memasangkan gelang monitor TTV
pada bayi
e. Menjaga kehangatan bayi dengan
selalu menggantikan pakaian bayi
jika basah/kotor dan ketika
BAK/BAB
f. Menjaga kebersihan bayi dengan
memandikan bayi menggunakan air
hangat menggunakan waslap
g. Mengamati tanda kegawatan,
yaitu ;
- gangguan nafas
- kejang
- tidak sadar
h. Memantau TTV/jam

(09 : 35 WIB) 4. Memberikan injeksi HB-0 0,5ml Injeksi imunisasi


secara intra muscular pada paha HB-0 telah
sebelah kanan sesuai dengan diberikan.
instruksi dokter

CATATAN PERKEMBANGAN I
Hari/Tanggal : Senin, 26 April 2021

21
Pukul : 14.00 - 20.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Bayi Ny S sudah menagis dengan rangsangan, gerakannya aktif, reflek ada.

B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Nadi : 130x/ menit
RR : 44x/ menit
Suhu : 36,5°C
SPO2 : 96%
Akral : Hangat

C. ASSESMENT
By.Ny. N umur 0 hari dengan riwayat bayi berat lahir rendah, masalah hipotermi
teratasi.

D. PLAN
1. Monitor TTV/ Jam.
2. Edukasi dan ajarkan ibu tentang teknik menyusui dengan benar.
3. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi tali pusat.
Lembar Implementasi
Waktu Kegiatan Evaluasi Paraf
Selasa, 1. Memonitor ttv/jam, bila Monitor tt/jam telah
27-04-2021 suhu sudah dalam batas dilakukan, keadaan
(14.00 WIB) normal dan bayi sudah bayi sudah normal.
dapat minum dengan baik
serta tidak ada masalah
lain yang memerlukan
perawatan khusus maka
lakukan rawat gabung.

22
(14.10 WIB) 2. Mengedukasi dan Edukasi dan
mengajarkan ibu tentang mengajarkan ibu
teknik menyusui dengan teknik menyusui telah
benar. dilakukan, ibu
a) Usahakan pada saat mengerti dan mampu
menyusui ibu dalam mempraktekkannya
keadaan tenang. kembali dengan baik
b) Memasukkan semua dan benar.
areola mammae
kedalam mulut bayi.
c) Ibu dapat menyusui
dengan cara duduk
atau berbaring sesuai
kenyamanan dengan
santai dan dapat
menggunakan
sandaran (bantal) pada
punggung..

(14.20 WIB) 3. Menjelaskan pada ibu dan


keluarga tentang tanda-
tanda infeksi tali pusat. Edukasi dan
a) Nanah ditali pusat. mengajarkan cara
b) Demam. perawatan tali pusat
c) Kulit disekitar area tali pada ibu dan keluarga
pusat bengkak telah dilakukan, ibu
berwarna kemerahan. dan keluarga mengerti
d) Tali pusat berwarna dan mampu
kekuningan atau mengulangi kembali

23
berbau tidak sedap. apa yang sudah
Jika terjadi tanda-tanda dijelaskan dengan
infeksi, segera kefasilitas baik dan benar.
pelayanan kesehatan.

TTV/Jam By.Ny.S
Jam 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00
Suhu 36,5 36,6 36,6 36,8 36,9 36,7 36,8
RR 44 45 45 47 46 48 48
Nadi 130 132 132 134 134 135 135
SPO2 96 97 96 98 95 97 98

CATATAN PERKEMBANGAN II
Hari, Taggal : Rabu, 28 April 2021
Pukul : 14:00 - 20:00 WIB

24
E. DATA SUBJEKTIF
Bayi Ny S sudah menagis kuat, gerakannya aktif, sudah diberikan susu ASI/PASI.

F. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Nadi : 130x/ menit
RR : 44x/ menit
Suhu : 36,5°C
SPO2 : 96%
Akral : Hangat

G. ASSESMENT
By.Ny. N umur 2 hari dengan berat bayi lahir rendah, hipotermi teratasi dengan
baik.

H. PLAN
1. Melakukan observasi vital sign pada bayi setiap 2 jam.
2. Menjaga kehangatan bayi.
3. Memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi
4. Menjaga kebersihan bayi.

Lembar Implementasi
Waktu Kegiatan Evaluasi Paraf
Rabu, 1. Melakukan observasi vital Mengobservasi vital
28-04-2021 sign pada bayi setiap 2 jam sign /2jam telah
(14.00 WIB) KU : Baik dilakukan, keadaan
N : 130x/menit bayi sudah normal.
S : 36,5°C
RR : 44x/menit
Spo2 : 96%

25
2. Menjaga kehangatan bayi Telah dilakukan
(14.10 WIB) dengan mempertahankan pengaturan suhu
kestabilan suhu pada inkubator sesuai
inkubator. kebutuhan bayi.

Telah diberikan susu


(14.20 WIB) PASI pada bayi /2cc.
3. Memberikan ASI/PASI
pada bayi sesuai kebutuhan
bayi.

TTV/Jam By.Ny.N
Jam 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00
Suhu 36,5 36,6 36,6 36,8 36,9 36,7 36,8
RR 44 45 45 47 46 48 48
Nadi 130 132 132 134 134 135 135
SPO2 96 97 96 98 95 97 98

CATATAN PERKEMBANGAN III


Hari/Tanggal : Kamis, 29 April 2021
Pukul : 08.00 – 12.00 WIB

26
A. DATA SUBJEKTIF
Bayi sudah menyusu dengan baik, bergerak semakin aktif.

B. DATA OBJEKTIF
Kesadaran umum : Baik
Nadi : 135x/menit
RR : 44x/menit
Suhu : 36,5°C
SPO2 : 98%
Akral : Hangat

C. ASSESMENT
By.Ny.V umur 3 hari.

D. PLAN
1. Pantau keadaan umum dan ttv/jam.
2. Kolaborasi dengan dokter, rencana tindak lanjut.
3. Jelaskan pada keluarga saat pulang tentang SKL(Surat Keterangan Lahir),
kenang-kenangan berupa foto, kartu imunisasi dan kassa steril untuk perawatan
tali pusat.
4. Edukasi perawatan bayi saat dirumah kepada keluarga.
5. Beitahu kunjungan ulang pada ibu dan keluarga.

Lembar Implementasi
Waktu Kegiatan Evaluasi Paraf

27
Kamis, 1. Memantau keadaan umum Monitor ttv/jam telah
29-04-2021 dan tanda-tanda vital bayi, dilakukan sampai bayi
(08.00 WIB) bila keadaan umum bayi dipulangkan kerumah,
sudah dalam batas normal keadaan umum bayi
dan bayi sudah dapat minum sudah normal dan
dengan baik serta tidak ada membaik.
masalah lain yang
memerlukan perawatan
khusus rumah sakit.
(08.10 WIB) Bayi Ny.S dibawa
2. Berkolaborasi dengan dokter pulang oleh keluarga
tentang rencana tindakan atas saran dokter pada
selanjutnya. Dokter pagi hari.
memperbolehkan keluarga
untuk membawa bayinya
pulang.
(08.25 WIB Keluarga sudah paham
3. Menjelaskan kepada keluarga dan mengerti, dan
saat pulang tentang surat mampu mengulangi
keterangan lahir bayi, kembali apa saja yang
kenang-kenangan berupa foto sudah dijelaskan.
bayi, kartu imunisasi, kassa
steril untuk perawatan tali
(08.45 WIB) pusat. Edukasi perawatan
bayi telah dilakukan,
4. Mengedukasi keluarga keluarga dan ibu
tentang perawatan bayi saat mengerti dan mampu
dirumah. mengulangi kembali
a) Mencuci tangan sebelum apa saja yang sudah
kontak fisik dengan bayi. dijelaskan.
b) Menjauhkan bayi dari
asap rokok dan kipas.

28
TTV/Jam By.Ny.S
Jam 08:00 09:00 10:00 11:00 12:00
Suhu 36,5 36,6 36,7 36,8 36,8
RR 44 41 42 42 45
Nadi 135 132 130 132 134
Spo2 98 97 95 96 95

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Telah dilaksanakan pengkajian bayi berat lahir rendah dan analisis data suhu
36,5°C.
2. Merencanakan tindakan yang akan diberikan pada BBLR dengan indikasi
asfiksia sedang dengan dilakukan tindakan resusitasi serta pemberian oksigen
0,5ml sampai bayi dapat bernapas normal.
3. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada BBLR atas
indikasi asfiksia sedang dengan memasukkan bayi ke dalam inkubator,
memberikan oksigen 0,5 tetes/menit , memberi susu, dan memonitor TTV.
4. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada BBLR dengan

29
Pendokumentasian dan pengkajian dilaksanakan pada tanggal 26 April 2021
dengan pencatatan (S,O,A,P) dan dengan catatan perkembangan.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Dapat membantu mahasiswa dalam belajar tentang betapa pentingnya asuhan
kebidanan kegawatdaruratan untuk menangani kasus BBLR pada bayi baru lahir.

2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menambah kepustakaan di Prodi Kebidanan Metro serta
sumber referensi, dokumen, dan bacaan bagi mahasiswi Prodi Kebidanan Metro
tentang penanganan kegawatdaruratan pada kasus BBLR pada bayi baru lahir
agar lebih mudah untuk mencari daftar pustaka.

3. Bagi RSU AZ-ZAHRA Kalirejo


Diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan kepada
bayi dengan kasus BBLR.

DAFTAR PUSTAKA
Azis, Abdul Latief. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian/SMF Kesehatan Anak,
edisi III. RSU Dokter Sutomo. Surabaya
Kosim, Sholeh. 2008. Buku Ajar Neonatologi, edisi pertama. Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta
Suraatmaja, Sudrajat, dr,SpA(K). Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak.
RSUP Sanglah, Denpasar.
Poesponegoro, Hardiono, dr. Sp.A(K). 2005. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.

30

Anda mungkin juga menyukai