Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MATERNITAS

PENGGUNAAN KONTRASEPSI INJEKSI / SUNTIK

Disusun Oleh: Kelompok 2

1. Aghni Ilmiah Farihah ( 4003200037 )


2. Amirah Anggraeni ( 4003200031 )
3. Delvina Yunia Mustikasari ( 4003200011 )
4. Dirvan Bagus Prawira Hernawan ( 4003200032 )
5. Yuni Rasilia ( 4003200016 )

DIPLOMA TIGA KESEHATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG


JL. Terusan Jakarta No. 75, Cicaheum, Kec. KiaraCondong, Kota Bandung
Jawa Barat, 40282
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Alat Kontrasepsi Suntik/Injeksi.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Pipih Napisah,
S.kep, Ners. M,kep dalam mata kuliah Maternitas.

Dalam penulisan ini kami tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk makalah ini., supaya makalah ini menjadi makalah yang lebih baik
lagi.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Keperawatan
Maternitas 1. Demikian makalah dari kami, semoga bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.

Bandung, 2 April 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

DAFTAR ISI ....................................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................


1.2 Tujuan...................................................................................................
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kontrasepsi...........................................................................

2.2 Jenis KB Suntik ......................................................................................

2.3 Cara Kerja KB Suntik ............................................................................

2.4 Keuntungan dan Kerugian KB Suntik....................................................

2.5 Efek samping ..........................................................................................

2.6 Indikasi dan Kontra Indikasi ................................................................

2.7 Cara Pemberian dan Interaksi Obat ......................................................

2.8 Cara Penyimpanan dan Pelayanan Kontrasepsi Suntik ........................

2.9 Persiapan dan Pelaksanaan Pelayanan .................................................

2.1 Farmakologi dan Kontrasepsi Suntikan ...............................................

2.11 Mekanisme Kerja Suntikan ................................................................

BAB 3. PENUTUP

3.1 Daftar Pustaka .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan nasional dicapai dengan


berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan kesehatan dan juga dipengaruhi oleh
terkendalinya pertumbuhan penduduk. Sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan
pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur, proses pertumbuhan
penduduk harus dipantau dan dikendalikan salah satunya dengan pengadaan program
Keluarga Berencana (KB).

Program KB nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
serta mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk.

Gerakan KB tahap kedua sekarang ini sedang berusaha meningkatkan mutu para pelaksana,
pengelola dan peserta KB disemua lapangan di pedesaan baik di kota maupun di desa. Begitu
juga dengan para akseptor KB diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup tentang alat
kontrasepsi yang digunakannya (Hartanto, 2002).

Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit.Tidak hanya karena
terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode tersebut mungkin
tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual, dan
seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode,
wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek samping
potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya
keluarga yang diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan
mempunyai anak.

Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun demikian, meskipun telah
mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi yang tersedia, tetap saja terdapat kesulitan
untuk mengontrol fertilitas secara aman, efektif, dengan metode yang dapat diterima, baik
secara perseorangan maupun budaya pada berbagai tingkat reproduksi.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian KB suntik

2. Untuk mengetahui jenis-jenis KB suntik

3. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas KB suntik

4. Untuk mengetahui cara kerja KB suntik

5. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan KB suntik

6. Untuk mengetahui efek samping KB suntik dan seperti apa penanganannya

7. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi KB suntik


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kontrasepsi Injek/suntik

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’


dankonsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma tersebut. Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan
cara kontrasepsi moderen (metode efektif).

Kontrasepsi injek adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin
banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif
murah dan aman.

Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan


kecocokannya.Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai
suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang
tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama
maksimal 5 tahun.

Manfaat penggunaan KB

1. Aman artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila di gunakan.


2. Berdaya guna, artinya bila digunakan sesuai aturan akan dapat mencegah kehamilan.
3. Dapat diterima bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkunga budaya
masyarakat
4. Terjangkau.
5. Bila metode tersebut dihentikan penggunaanya, klien akan segera kembali kesuburanya,
kecuali kontap.
Faktor- faktor yang harus dipertimbangkan dalam pelayanan KB:

a) Status kesehatan

b) Efek samping potensial

c) Konsekuensi kegagalan

d) Besar keluarga yang direncanakan

e) Persetujuan pasangan

f) Norma budaya lingkungan dan orang tua.

2.2 Jenis KB Suntik


Jenis-jenis KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1. Suntikan kombinasi (Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem) Suntikan KB ini
mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate (hormon
progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen). Suntikan kombinasi yang
saat ini berada di pasaran Indonesia adalah kombinasi antara 25 mg
medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat. Cara kerja suntikan
kombinasi ini pada prinsipnya sama dengan cara kerja pil kombinasi. Yang
membedakan adalah lebih secara teknis karena isi dari kontrasepsi suntik ini tidak
mengandung etinilestradiol maka risiko terhadap hipertensi dan vaskularisasi
yang disebabkan oleh hormone ini praktis tidak terjadi.Maka kontrasepsi suntik
ini lebih aman untuk perempuan dengan hipertensi.Demikian juga pada
perempuan yang mempunyai migrain juga lebih aman menggunakan kontrasepsi
ini.
Suntikan kombinasi ini efektif bekerja selam 30 hari atau dapat juga di hitung
dalam 4 minggu. Hal yang membedakan dengan pil akan tergantung dengan
bidan/provider KB yang lain ketika menghendaki ulangan suntik. Efektivitas
suntik juga tinggi namun pengembalian kesuburan membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan pil.Perempuan yang sudah di suntik otomatis
tidak bisa menolak dari semua efek yang terjadi sampai dengan efektivitasnya
habis yaitu 30 hari untuk pil kombinasi hal ini berbeda dengan pil, yaitu klien
dapat menghentikan pengunaannya sewaktu-waktu.
Waktu pemberian suntik untuk pertama kali hampir sama dengan pil. Adapun
yang membedakan adalah untuk kunjungan ulang.Suntikan kombinasi diberikan
diberikan setiap bulan dengan teknik intra muskular dalam (disesuaikan dengan
kondisi klien, yaitu gemuk kurusnya klien).Mintalah klien untuk datang 4 minggu
sekali.Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan
terjadi gangguan pendarahan.Dapat juga diberikan 7 hari setelah jadwal
seharusnya agar diyakini perempuan tersebut tidak hamil. Anjurkan untuk
menggunakan barier lain atau tidak melakukan hubungan seksual selama 7 hari.
Namun lebih baik lagi akseptor datang tepat pada waktunya (4 minggu sekali).
Hal-hal yang perlu disampaikan kepada klien tentang hal-hal yang perlu
diwaspadai pada jangka waktu penggunaan kontrasepsi suntik kombinasi adalah:
a. Nyeri dada hebat atau nafas pendek, hal ini mengindikasikan adanya
bekuan darah atau adanya serangan jantung.
b. Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan, ini mengindikasikan
terjadinya stroke, atau migrain.
c. Nyeri tungkai hebat, ini mengindikasikan kemungkinan penyumbatan
pembuluh darah pada tungkai.
d. Tidak terjadinya perdarahan ataupun spotting selama 7 hari sebelum
penyuntikan berikutnya, ini dimungkinkan terjadinya kehamilan.
2. Suntikan progastrin (Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera,
Depogeston.)
Saat ini suntikan progestrin yang beredar di pasaran adalah yang mengandung
Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA dan
diberikan 3 bulan sekali atau 12 minggu sekali pada bokong yaitu musculus
gluteus maximus (dalam). Dahulu dikenal juga suntikan dengan jenis noristerat
tetapi saat ini sudah jarang digunakan. Kontrasepsi suntikan progestrin ini sangat
efektif dibandingkan dengan mini pil, karena dengan dosis gestagen yang cukup
tinggi dibandingkan dengan mini pil. Akan tetapi, kembali kesuburan cukup
lambat, yaitu rata-rata 4 bulan setelah berhenti dari penyuntikan sehingga akan
kurang tepat apabila digunakan para wanita yang menginginkan untuk segera
hamil pada waktu yang cukup dekat. Kontrasepsi ini cocok bagi ibu yang sedang
menyusui. Secara umum keuntungannya hampir sama dengan mini pil, hanya saja
kontrasepsi ini memang lebih efektif. Tetapi untuk keterbatasannya perlu dikaji
kembali dan disampaikan dengan benar kepada klien agar tidak kaget dengan hal-
hal yang berkaitan dengan efek samping/keterbatasan kontrasepsi. Hal-hal yang
akan sering ditemukan adalah sebagai berikut:
1. Adanya gangguan haid yang berupa:
a. Siklus haid memanjang atau memendek
b. Perdarahan yang banyak ataupun sedikit
c. Perdarahan tidak teratur ataupun perdarahan bercak
d. Tidak haid sama sekali
2. Pada penggunaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estrogen sehingga
dapat menyebabkan kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi,
sakit kepala, jerawat, dan meningkatnya risiko osteoporosis.

Siapa saja yang boleh dan tidak menggunakan kontrasepsi ini pada prinsipnya hampir sama
dengan metode kontrasepsi oral/pil. Penggunaan suntik ini pada beberapa penelitian terbukti
pada pemakaian jangka panjang akan menyebabkan defisiensi estrogen, tetapi pada penelitian
lanjutan kadar estrogen tersebut akan kembali setelah wanita tersebut berhenti menggunakan
suntik ini, sehingga risiko osteoporosis berkurang. Namun hal ini sedang diteliti lebih lanjut,
sehingga tetaplah perlu diberitahukan kepada akseptor bahwa penggunaan suntikn kombinasi
jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.Perokoko juga merupakan
kontra indikasi pemakaian kontrasepsi hormonal dikarenakan rokok dapat menyebabkan spasme
pembulih darah, sehingga menjadi penyebab penyakit jantung dan stroke. Hal ini dapat
menggangu efektivitas dari hormon ini, dan juga akan memperparah organ tubuh dalam bekerja.

Waktu pemberian suntik pertama prinsipnya sama dengan kontrasepsi hormonal lain. Adapun
untuk kunjungan ulangnya adalah 12 minggu setelah penyuntikan. Suntikan ulang dapat
diberikan 2 minggu sebelum jadwal dan bisa diberikan setelah asalkan perempuan tersebut
diyakini tidak hamil, akan tetapi perlu tambahan barier dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan
atau tidak melakukan hubungan seksual.
2.3 Cara Kerja KB Suntik

1. Menghalangi ovulasi (masa subur)

2. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental

3. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim

4. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma

5. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama jangka waktu
tertentu (antara 1 – 3 bulan).Cairan tersebut merupakan hormon sistesis progesteron. Pada saat
ini terdapat dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-provera, Depo-
geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran progestin dan
estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini akan membuat lendir rahim menjadi
kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat ini juga mencegah keluarnya sel
telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak siap menerima hasil pembuahan

Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua bagian,
yaitu primer dan sekunder.Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini,
kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap
gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses
terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda dengan pil oral kombinasi (POK), yang
tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hipofise.Penggunaan
kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.

Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan
kelenjar-kelenjar yang tidak aktif.Sering stroma menjadi oedematous.Dengan pemakaian jangka
lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya
terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan
kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa.Mekanisme sekunder ini juga membuat endometium kurang layak
untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi
kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.

Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga


menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pelepasan sel telur
yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin
hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan
berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit hormon estrogen
akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.

2.4 Keuntungan dan Kekurangan KB Suntik

 Keuntungan

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka
kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu
kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi
ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk
pengobatan kanker bagian dalam rahim.

Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada
hubungan suami-istri.Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat
dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan.Kontrasepsi suntik yang
tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan
reaksi penggumpalan darah.

Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu
menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali
melakukan suntikan berikutnya.Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya
saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan.Reaksi suntikan berlangsung sangat
cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali
Cyclofem.
 Kekurangan

1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau
sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.

2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang

6. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang

7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh hormonal, yaitu
progesterone.Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan
lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah
dibuahi.Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak,
sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat
badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.

Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang
mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit /
kering.Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon
progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan
hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah
atau disfungsi seksual pada wanita.
2.5 Efek Samping

Beberapa efek samping yang biasa ditemui pada penggunaan Suntikan KB 3 Bulan adalah:

 Timbul pendarahan ringan (bercak) pada awal pemakaian


 Rasa pusing, mual, sakit di bagian bawah perut juga sering dilaporkan pada awal
penggunaan
 Kemungkinan kenaikan berat badan 1 – 2 kg. Namun hal ini dapat diatasi dengan diet dan
olahraga yang tepat
 Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun penggunaan – namun bisa lebih cepat). Namun,
tidak semua wanita yang menggunakan metode ini terhenti haid nya
 Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini terjadi karena tingkat hormon yang
tinggi dalam suntikan 3 bulan, sehingga butuh waktu untuk dapat kembali normal (biasanya
sampai 4 bulan).

Untuk Suntikan KB 1 Bulan, efek samping yang terjadi mirip dengan efek samping yang
ditimbulkan pada penggunaan Pil KB..Berbeda dengan Suntikan KB 3 Bulan, pengguna
Suntikan KB 1 Bulan dilaporkan tetap mendapatkan haid-nya secara teratur.Kesuburan pun
lebih cepat kembali setelah penghentian metode ini dibandingkan dengan Suntikan KB 3
Bulan.

2.6 Indikasi dan Kontra Indikasi

 Indikasi

Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian
kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat
ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin
menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra
indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa
menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi
suntik.
 Kontra Indikasi

Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan
KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang
menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan
darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain
itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah
yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang
menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini

2.7 Cara Pemberian dan Interaksi Obat

 Cara Pemberian

(Waktu Pemberian)

 Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi


 Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran
(asal ibu belum hamil lagi)
 Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
 Lokasi Penyuntikan
Lokasi penyuntikan KB baik kombinasi maupun suntikan progestrin secara
consensusinternasional bahwa disuntikkan di bokong yaitu pada musculus ventro gluteal
dalam.Musculus ini dapat di ukur dari spina iliaca anterior superior (SIAS) sampai
dengan os coccygeus kemudian di ambil 1/3 bagian dari SIAS.
Atau jika dianalogikan dengan kotak, kemudian kita bagi ke dalam 4 bagian, maka yang
akan kita suntikan adalah bagian kuadran luar
 Interaksi Obat
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari
medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone
dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.
2.8 Cara Penyimpanan
 Disimpan dalam suhu 20-25°C
 Pelayanan Kontrasepsi Suntik

Penelitian tentang suntikan KB adalah pada tahun 1963 yaitu uji coba pada depo provera
suntik yang kemudian di lisensi di Inggris pada tahun 1984. Pada tahun 1990-an metode ini
telah di lisensi sebagai pilihan metode kontrasepsi pilihan pertama. Sampai saat ini jenis
metode suntik yang digunakan adalah suntikan kombinasi dan suntikan progastrin.

2.9 Persiapan dan Pelaksanaan Pelayanan


1. Pelaksanaan Pelayanan

Ruang untuk pasien rawat jalan maupun ruang perawatan dapat di gunakan untuk pemberian
kontrasepsi suntik.Bila mungkin, ruangan tersebut harus berada jauh dari daerah ramai di
lingkungan klinik taua rumah sakit. Ruangan tersebut harus:

 Mendapat cahaya yang memadai,

 Menggunakan lantai kramik atau semen agar mudah di bersihkan,

 Bebas dari debu dan serangga, dan

Memiliki vebtilasi yang baik.

Fasilitas untuk mencuci tangan juga harus tersedia di dekat ruang tersebut, termasuk
persediaan air bersih yang mengalir, serta tersedia wadah atau kantung plastik untuk
pembuangan limbah terkontaminasi.Wadah tahan tusuk harus di letakkan di tempat yang
aman untuk pembuangan jarum dan alat tulis.

2. Persiapan Klien

Karena kulit tidak mungkin disterilisasi, antiseptik di gunakan untuk meminimalkan jumlah
mikroorganisme pada kulit tempat suntikan harus dilaksanakan.Hal ini mutlak harus di
laksanakan untuk mengurangi kemungkinan risiko infeksi pada lokasi suntik.
Periksa daerah suntik apakah bersih atau kotor.

 Bila lengan atas atau pantat yang akan di suntik terlihat kotor, calon klien diterima
membersihkannya dengan sabun dan air.

Biarkan daerah tersebut kering.

3. Persiapan Yang Dilakukan Petugas

Langkah 1: cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir. Keringkan dengan
handuk atau dianginkan.

Langkah 2: buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet. Hapus karet yang
ada diatas bagian vital dengan kapas yang telah di basahi dengan alkohol 60-90%.Biarkan
kering (pada depo profera atau cyclofem).

Langlah 3: bila menggunakan jarum dan semprit sekali pakai, segera buka plastiknya. bila
menggunakan jarum dan semprit suntik yang telah di sterilkan dengan DTT, pakai korentang
atau forsep yang telah di DTT untuk mengambilnya.

Catatan: jangan pakai semprit suntik untuk lebih dari sekali suntik. Pada penelitian di
dapatkan pemakain satu semprit dengan beberapa jarum dapat menularkan virus hepatitis B.

Langkah 4: pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukkan jarum pada mulut
semprit penghubung.

Langkah 5: balikkan vial dengan mulut vial di bawah. Masukkan cairan suntik dalam
semprit. Gunakan jarum yang sama untuk menghisap kontrasepsi suntik dan menyuntikan
pada klien.

Catatan: buang kebiasaan untuk tetap membiarkan satu jarum menancap pada vital suntikan,
dengan tujuan pemakaian beberapa kali. Cara ini akan menyeababkan hubungan langsung
dari udara ke dalam tabung sehingga kuman dapat masuk dan mencemari obat atau
kontrasepsi suntik.

4. Persiapan daerah suntikan


Langkah 1: bersihkan kulit yang akan disuntik denga kapas alkohol yang di bashi oleh ethil/
isopropil alkohol 60-90%.

Langkah 2: biarkan kulit tersebut karing sebelum dapat did suntik.

Peralatan

1. Obat yang akan di suntik (depo profera, cyclofem).

2. Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai).

3. Alkohol 60-90% dan kapas.

Teknik suntikan

 Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara (depo


profera/ cyclofem).Keluarkan isinya.

 Suntikkan secara intramuskular dalam di daerah pantat (daerah glutea). Apabila suntukan
di berikan terlalu dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja
segara dan efektif.

 Depo profera (3ml/150mg atau 1ml/150mg) di berikan setiap 3 bulan (12 minggu)

 Noristerat (200mg) di berikan setiap 2 bulan (8 minggu)

 Cyclofem (25 mg medroksi progesteron asetat dan 5 mg estrogen sipionate) doberikan


setuap bulan. Di indonesia di dapatkan haid teratur pada 85 % peserta suntikan cyclofum.

Setelah tindakan suntik

Untuk jarum dan semprit sekali pakai:

 Jangan memijat daerah suntik. Jelaskan pada klien bahwa obat akan terlalu cepat di
serap.
 Jangan masukkan kembali, dan jangan membengkokkan atau mematahkannya.Buang
jarum dan semplit dalam kotak/tempat tahan robekan/ tusukan/temb us, misalnya kotak
kayu, botol plastik atau kaleng yang mempunyai tutup.Botol bekas infus dapat di pakai,
tetapi ada keungkinan tertembus/robek.

Hindarinkemungkinan tersusuk jarum secara sengaja.Jangan pisahkan jarum dengan


semprit setelah pemkaian.Jangan di srungkan kembali, di bengkokkan atau di patahkan
sebelum di buang.

Bila perlu menyarunghkan kembali, gunakan teknik “satu tangan”.

 Letakkan kotak tersebut pada tempat ayng mudah di jangkau dan mudah di buka tanpa
menggunakan benda tajam.

 Kubur/bakar bila kotak tersebut telah 2/3 penuh.

Jarum dan tabung yang di pakai lebih dari sekali.

Lakukan dekontaminasi dengan merendamnya dalam cairan klorin 0,5% sehingga jarum
dan tabung aman di pakai (cairan kloron mematikan kuman hepatitis dan HIV). Setelah
dekontaminasi, pisahkan jarum dan tabung. Bersihkan, cuci, dan sterilisasi dengan cara
penguapan atau pemanasan kering atau disinfeksi tingkat tinggi sesuai proses yang telah di
jelaskan. Otoklaf atau DTT dengan cara rebus. Bila menggunakan tabung kaca, pemanasan
kering dapat di lakukan.

Petunjuk Penggunaan Alat Suntik “ Autodisable”

1. Periksa apakah kemasan alat suntik tidak rusak dan belum dibuka. Buang bila telah
terbuka atau rusak.

2. Buka bagian bawah kemasan dan keluarkan alat suntik tersebut.

3. Tanpa menyentuh hub jarum, pasang alat suntik ke jarum dengan kencang dan putar.

4. Usapkan/bersihkan bagian tas vial dengan alkohol dan biarkan hingga kering.
5. Buka tutup pelindung jarum. Jangan menggerakkan pendorong dan jangan menyuntikka
udara ke dalam vial, karena akan membuat alat suntik tidak berfungsi (disable).

6. Ambil dan balikkan vial. Masukkan jarum kedalam vial.

7. Jaga agar ujung jarum tetap dalam cairan. Jangn memasukkan udara ke dalam alat
suntik.Hal tersebut dapat mengakibatkan dosis yang tidak tepat.Tarik pendorong secara
perlahan untuk mengisi alat suntik. Pendorong akan berhenti secara otomatis bila telah
menvcapai tanda batas 0,5 ml atau 1 ml, dan akan terdengar suara “klik”.

Untuk mengeluarkan gelembung udara, biarkan jarum dalam vial dan pegang alat suntik
dengan posisi tegak, dan ketuk tabung alat suntik. Kemudian secara perlahan tekan
pendorong ke tanda batas dosis (0,5 ml atau 1 ml)

2.10 Farmakologi dari kontrasepsi suntikan

DMPA :

1. Tersedia dalam larutan mikrokristaline

2. Setelah satu minggu penyuntikkan 150mg, tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap
tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.

3. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setela 73 hari penyuntikan, tetapi umumnya
ovulasi baru timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih.

NET EN :

1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testoteron, dibuat dalam larutan minyak.
Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang tetap dengan akibat pelepasan obat
dari tempat suntikan kedalam sirkuladi darah dapat sangat bervariasi.

2. Lebih cepat dimetabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat dibandingkan DMPA.

3. Setelah disuntikan, NET EN harus di ubah menjadi nerothindrone (NET) sebelum ias
menjadi aktif secara biologis.
4. Kadar puncak dalam serum tercapai dalam7 hari setelah penyuntikan, kemudian
menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5-4 bulan setelah disuntikan.

2.11 Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan

1. Primer (Mencegah Ovulasi)

Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respon kelenjar hypophyse
terhadap gonadoprotein releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi
kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di kelenjar hypophyse. Ini berbeda dengan
POK, yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar
hypophyse.Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.

Pada pemakaian DMPA, endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-
kelenjar yang tidak aktif.Dengan pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi
sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya didapatkan sedikit sekali
jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi
normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA yang terakhir.

2. Sekunder :

a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap
spermatozoa.

b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum yang
telah dibuahi

c. Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum dalam tuba fallopi.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dankonsepsi yang berarti
pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan
hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai
karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
Jenis-jenis KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain: suntikan / bulan
(cyclofem), suntikan / 3 bulan (Depoprovera, Depogeston).

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan
kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air
susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia
(kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker
bagian dalam rahim.Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri.
DAFTAR PUSTAKA

Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta:
EGC.

Hartono,dr.Hanafi. 2004. Keluarga dan Kontrasepsi. Jakarta: Cv muliasari.

Meilani, Niken. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Fitramaya.

Rahardja, Kirana. 2007. Obat-obat Penting ed.6, 717. Jakarta: PT. Elex Media Computa.

Saifuddin, A.B. 2006. Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai