Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Alat Kontrasepsi Suntik/Injeksi.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Pipih Napisah,
S.kep, Ners. M,kep dalam mata kuliah Maternitas.
Dalam penulisan ini kami tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk makalah ini., supaya makalah ini menjadi makalah yang lebih baik
lagi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Keperawatan
Maternitas 1. Demikian makalah dari kami, semoga bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.
HALAMAN SAMPUL
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 3. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Program KB nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
serta mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk.
Gerakan KB tahap kedua sekarang ini sedang berusaha meningkatkan mutu para pelaksana,
pengelola dan peserta KB disemua lapangan di pedesaan baik di kota maupun di desa. Begitu
juga dengan para akseptor KB diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup tentang alat
kontrasepsi yang digunakannya (Hartanto, 2002).
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit.Tidak hanya karena
terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode-metode tersebut mungkin
tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual, dan
seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode,
wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek samping
potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya
keluarga yang diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan
mempunyai anak.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun demikian, meskipun telah
mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi yang tersedia, tetap saja terdapat kesulitan
untuk mengontrol fertilitas secara aman, efektif, dengan metode yang dapat diterima, baik
secara perseorangan maupun budaya pada berbagai tingkat reproduksi.
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Kontrasepsi injek adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin
banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif
murah dan aman.
Manfaat penggunaan KB
a) Status kesehatan
c) Konsekuensi kegagalan
e) Persetujuan pasangan
Siapa saja yang boleh dan tidak menggunakan kontrasepsi ini pada prinsipnya hampir sama
dengan metode kontrasepsi oral/pil. Penggunaan suntik ini pada beberapa penelitian terbukti
pada pemakaian jangka panjang akan menyebabkan defisiensi estrogen, tetapi pada penelitian
lanjutan kadar estrogen tersebut akan kembali setelah wanita tersebut berhenti menggunakan
suntik ini, sehingga risiko osteoporosis berkurang. Namun hal ini sedang diteliti lebih lanjut,
sehingga tetaplah perlu diberitahukan kepada akseptor bahwa penggunaan suntikn kombinasi
jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.Perokoko juga merupakan
kontra indikasi pemakaian kontrasepsi hormonal dikarenakan rokok dapat menyebabkan spasme
pembulih darah, sehingga menjadi penyebab penyakit jantung dan stroke. Hal ini dapat
menggangu efektivitas dari hormon ini, dan juga akan memperparah organ tubuh dalam bekerja.
Waktu pemberian suntik pertama prinsipnya sama dengan kontrasepsi hormonal lain. Adapun
untuk kunjungan ulangnya adalah 12 minggu setelah penyuntikan. Suntikan ulang dapat
diberikan 2 minggu sebelum jadwal dan bisa diberikan setelah asalkan perempuan tersebut
diyakini tidak hamil, akan tetapi perlu tambahan barier dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan
atau tidak melakukan hubungan seksual.
2.3 Cara Kerja KB Suntik
Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama jangka waktu
tertentu (antara 1 – 3 bulan).Cairan tersebut merupakan hormon sistesis progesteron. Pada saat
ini terdapat dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-provera, Depo-
geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran progestin dan
estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini akan membuat lendir rahim menjadi
kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat ini juga mencegah keluarnya sel
telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak siap menerima hasil pembuahan
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua bagian,
yaitu primer dan sekunder.Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini,
kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap
gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses
terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda dengan pil oral kombinasi (POK), yang
tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hipofise.Penggunaan
kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan
kelenjar-kelenjar yang tidak aktif.Sering stroma menjadi oedematous.Dengan pemakaian jangka
lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya
terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan
kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa.Mekanisme sekunder ini juga membuat endometium kurang layak
untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi
kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.
Keuntungan
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka
kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu
kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi
ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk
pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada
hubungan suami-istri.Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat
dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan.Kontrasepsi suntik yang
tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan
reaksi penggumpalan darah.
Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu
menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali
melakukan suntikan berikutnya.Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya
saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan.Reaksi suntikan berlangsung sangat
cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali
Cyclofem.
Kekurangan
1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau
sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh hormonal, yaitu
progesterone.Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan
lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah
dibuahi.Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak,
sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat
badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang
mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit /
kering.Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon
progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan
hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah
atau disfungsi seksual pada wanita.
2.5 Efek Samping
Beberapa efek samping yang biasa ditemui pada penggunaan Suntikan KB 3 Bulan adalah:
Untuk Suntikan KB 1 Bulan, efek samping yang terjadi mirip dengan efek samping yang
ditimbulkan pada penggunaan Pil KB..Berbeda dengan Suntikan KB 3 Bulan, pengguna
Suntikan KB 1 Bulan dilaporkan tetap mendapatkan haid-nya secara teratur.Kesuburan pun
lebih cepat kembali setelah penghentian metode ini dibandingkan dengan Suntikan KB 3
Bulan.
Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian
kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat
ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin
menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra
indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa
menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi
suntik.
Kontra Indikasi
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan
KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang
menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan
darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain
itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah
yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang
menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini
Cara Pemberian
(Waktu Pemberian)
Penelitian tentang suntikan KB adalah pada tahun 1963 yaitu uji coba pada depo provera
suntik yang kemudian di lisensi di Inggris pada tahun 1984. Pada tahun 1990-an metode ini
telah di lisensi sebagai pilihan metode kontrasepsi pilihan pertama. Sampai saat ini jenis
metode suntik yang digunakan adalah suntikan kombinasi dan suntikan progastrin.
Ruang untuk pasien rawat jalan maupun ruang perawatan dapat di gunakan untuk pemberian
kontrasepsi suntik.Bila mungkin, ruangan tersebut harus berada jauh dari daerah ramai di
lingkungan klinik taua rumah sakit. Ruangan tersebut harus:
Fasilitas untuk mencuci tangan juga harus tersedia di dekat ruang tersebut, termasuk
persediaan air bersih yang mengalir, serta tersedia wadah atau kantung plastik untuk
pembuangan limbah terkontaminasi.Wadah tahan tusuk harus di letakkan di tempat yang
aman untuk pembuangan jarum dan alat tulis.
2. Persiapan Klien
Karena kulit tidak mungkin disterilisasi, antiseptik di gunakan untuk meminimalkan jumlah
mikroorganisme pada kulit tempat suntikan harus dilaksanakan.Hal ini mutlak harus di
laksanakan untuk mengurangi kemungkinan risiko infeksi pada lokasi suntik.
Periksa daerah suntik apakah bersih atau kotor.
Bila lengan atas atau pantat yang akan di suntik terlihat kotor, calon klien diterima
membersihkannya dengan sabun dan air.
Langkah 1: cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir. Keringkan dengan
handuk atau dianginkan.
Langkah 2: buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet. Hapus karet yang
ada diatas bagian vital dengan kapas yang telah di basahi dengan alkohol 60-90%.Biarkan
kering (pada depo profera atau cyclofem).
Langlah 3: bila menggunakan jarum dan semprit sekali pakai, segera buka plastiknya. bila
menggunakan jarum dan semprit suntik yang telah di sterilkan dengan DTT, pakai korentang
atau forsep yang telah di DTT untuk mengambilnya.
Catatan: jangan pakai semprit suntik untuk lebih dari sekali suntik. Pada penelitian di
dapatkan pemakain satu semprit dengan beberapa jarum dapat menularkan virus hepatitis B.
Langkah 4: pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukkan jarum pada mulut
semprit penghubung.
Langkah 5: balikkan vial dengan mulut vial di bawah. Masukkan cairan suntik dalam
semprit. Gunakan jarum yang sama untuk menghisap kontrasepsi suntik dan menyuntikan
pada klien.
Catatan: buang kebiasaan untuk tetap membiarkan satu jarum menancap pada vital suntikan,
dengan tujuan pemakaian beberapa kali. Cara ini akan menyeababkan hubungan langsung
dari udara ke dalam tabung sehingga kuman dapat masuk dan mencemari obat atau
kontrasepsi suntik.
Peralatan
Teknik suntikan
Suntikkan secara intramuskular dalam di daerah pantat (daerah glutea). Apabila suntukan
di berikan terlalu dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja
segara dan efektif.
Depo profera (3ml/150mg atau 1ml/150mg) di berikan setiap 3 bulan (12 minggu)
Jangan memijat daerah suntik. Jelaskan pada klien bahwa obat akan terlalu cepat di
serap.
Jangan masukkan kembali, dan jangan membengkokkan atau mematahkannya.Buang
jarum dan semplit dalam kotak/tempat tahan robekan/ tusukan/temb us, misalnya kotak
kayu, botol plastik atau kaleng yang mempunyai tutup.Botol bekas infus dapat di pakai,
tetapi ada keungkinan tertembus/robek.
Letakkan kotak tersebut pada tempat ayng mudah di jangkau dan mudah di buka tanpa
menggunakan benda tajam.
Lakukan dekontaminasi dengan merendamnya dalam cairan klorin 0,5% sehingga jarum
dan tabung aman di pakai (cairan kloron mematikan kuman hepatitis dan HIV). Setelah
dekontaminasi, pisahkan jarum dan tabung. Bersihkan, cuci, dan sterilisasi dengan cara
penguapan atau pemanasan kering atau disinfeksi tingkat tinggi sesuai proses yang telah di
jelaskan. Otoklaf atau DTT dengan cara rebus. Bila menggunakan tabung kaca, pemanasan
kering dapat di lakukan.
1. Periksa apakah kemasan alat suntik tidak rusak dan belum dibuka. Buang bila telah
terbuka atau rusak.
3. Tanpa menyentuh hub jarum, pasang alat suntik ke jarum dengan kencang dan putar.
4. Usapkan/bersihkan bagian tas vial dengan alkohol dan biarkan hingga kering.
5. Buka tutup pelindung jarum. Jangan menggerakkan pendorong dan jangan menyuntikka
udara ke dalam vial, karena akan membuat alat suntik tidak berfungsi (disable).
7. Jaga agar ujung jarum tetap dalam cairan. Jangn memasukkan udara ke dalam alat
suntik.Hal tersebut dapat mengakibatkan dosis yang tidak tepat.Tarik pendorong secara
perlahan untuk mengisi alat suntik. Pendorong akan berhenti secara otomatis bila telah
menvcapai tanda batas 0,5 ml atau 1 ml, dan akan terdengar suara “klik”.
Untuk mengeluarkan gelembung udara, biarkan jarum dalam vial dan pegang alat suntik
dengan posisi tegak, dan ketuk tabung alat suntik. Kemudian secara perlahan tekan
pendorong ke tanda batas dosis (0,5 ml atau 1 ml)
DMPA :
2. Setelah satu minggu penyuntikkan 150mg, tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap
tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
3. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setela 73 hari penyuntikan, tetapi umumnya
ovulasi baru timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih.
NET EN :
1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testoteron, dibuat dalam larutan minyak.
Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang tetap dengan akibat pelepasan obat
dari tempat suntikan kedalam sirkuladi darah dapat sangat bervariasi.
2. Lebih cepat dimetabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat dibandingkan DMPA.
3. Setelah disuntikan, NET EN harus di ubah menjadi nerothindrone (NET) sebelum ias
menjadi aktif secara biologis.
4. Kadar puncak dalam serum tercapai dalam7 hari setelah penyuntikan, kemudian
menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5-4 bulan setelah disuntikan.
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respon kelenjar hypophyse
terhadap gonadoprotein releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi
kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di kelenjar hypophyse. Ini berbeda dengan
POK, yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar
hypophyse.Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian DMPA, endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-
kelenjar yang tidak aktif.Dengan pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi
sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya didapatkan sedikit sekali
jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi
normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA yang terakhir.
2. Sekunder :
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap
spermatozoa.
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum yang
telah dibuahi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dankonsepsi yang berarti
pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan
hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai
karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
Jenis-jenis KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain: suntikan / bulan
(cyclofem), suntikan / 3 bulan (Depoprovera, Depogeston).
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan
kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air
susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia
(kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker
bagian dalam rahim.Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri.
DAFTAR PUSTAKA
Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta:
EGC.
Rahardja, Kirana. 2007. Obat-obat Penting ed.6, 717. Jakarta: PT. Elex Media Computa.
Saifuddin, A.B. 2006. Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo.