Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY S P4A0

AKSEPTOR KB SUNTIK 3 (TIGA) BULAN


DI DESA CIPACING KECAMATAN JATINANGOR
KABUPATEN SUMEDANG

SINDI RIZKI ZULLISA


130103110060

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM DIPLOMA KEBIDANAN
2014
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................

1.1 Latar Belakang .............................................................................

1.2 Identifikasi Masalah.........................................................................

1.3 Tujuan ............................................................................................

1.4 Manfaat........................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................

2.1 Pengertian Keluarga Berencana (KB)............................................

2.2 Tujuan Keluarga Berencana (KB)...................................................

2.3 Manfaat Keluarga Berencana........................................................

2.4 Macam - macam Kontrasepsi ........................................................

BAB III. ASUHAN KEBIDANAN NIFAS 4 HARI PADA NY. SDI RT 01 RW


04 DESA CIPACING KECAMATAN JATINANGOR.......................

3.1 Data Subjektif.................................................................................

3.1.1 Anamnesa............................................................................

3.2 Data Objektif................................................................................

3.2.1 Pemeriksaan Fisik............................................................

3.3 Data Penunjang/Diagnostik........................................................

3.4 Assesment...................................................................................

3.5 Planning......................................................................................

BAB IV. PEMBAHASAN....................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang

dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.

Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit

terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia

dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang.

Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu

pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka

kelahiran yang bermakna.  Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang

bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan

kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

bagaimanakah pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu akseptor kb suntik

3 bulan di desa cipacing kecamatan jatinangor kabupaten sumedang.

1.3 Tujuan

- Tujuan umum
Diperolehnya pengalaman nyata dalam melakukan asuhan

kebidanan dan konseling edukasi pada ibu akseptor kb suntik 3 bulan

di desa cipacing kecamatan jatinangor.

- Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data

yang diperlukan agar asuhan kebidanan yang diberikan sesuai

dengan kebutuhan klien.

b. Mampu melakukan interpretasi data dasar yang diperoleh dari

pengkajian data.

1.4 Manfaat

Bagi ibu

Diharapkan dengan diberikannya asuhan mengenai alat kontrasepsi

dapat memberikan informasi lebih mengenai macam-macam alat

kontrasepsi, efek samping, keuntungan dan kerugian dari alat kontrasepsi

yang digunakan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keluarga Berencana (KB)

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,

sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang

dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi

adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan

antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

2.2 Tujuan Keluarga Berencana (KB)

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan

sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar

diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia

perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Kesimpulan dari

tujuan program KB adalah:

- Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa

- Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan

bangsa

- Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB  yang berkualitas,

termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi,

dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.


2.3 Manfaat KB

Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat

menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu

terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak

kelahiran mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi

pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga membantu remaja

mangambil keputusan untuk memilih kehidupan yang lebih baik dengan

merencanakan proses reproduksinya.

2.4 Macam-macam kontrasepsi

Adapun macam-macam alat kontrasepsi antara lain :

a. Coitus Interruptus (Senggama Terputus)

Coitus interuptus atau senggama teruputus adalah metode

keluarga berencana tradisional/ alamiah, dimana pria mengeluarkan

alat kelaminya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.

Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor

kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar

sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis

keluar.

b. Kondom

Kondom adalah salah  satu alat kontrasepsi yang terbuat

karet/lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu

ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung


sperma. Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu

melakukan koitus, dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina.

Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom :

- Efektif bila digunakan dengan benar

- Tidak mengganggu produksi ASI

- Tidak mengganggu kesehatan klien

- Tidak mempunyai pengaruh sistemik

- Murah dan dapat dibeli secara umum

- Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

- Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya

harus ditunda

Keterbatasan pemakaian kontrasepsi kondom

- Efektifitas tidak terlalu tinggi

- Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi

- Agak pengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan

langsung).

- Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk

mempertahan kan ereksi.

- Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.

- Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum.

- Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam

hal limbah.
c. KB Suntik

Kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya

kehamilan dengan melalui suntikan hormonal, KB suntik dibagi 2

macam yaitu :

1. KB Suntik 1 bulan (kombinasi)

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo

medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol sipionat yang

diberikan injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg

roretindron enantat dan 5mg Estradional Valerat yang diberikan injeksi

I.m sebulan sekali.

Keuntungan menggunakan KB Suntik ialah :

- Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari

99%.

- Tidak membatasi umur

- Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak

mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui

Kerugian menggunakan KB Suntik

- Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan

berupa bercak di antara masa haid, sakit kepala dan nyeri

payudara.

- Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS

Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi

- Usia reproduksi
- Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak

- Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas tinggi

- Menyusui ASI pascasalin >6 bulan

- Riwayat kehamilan ektopik

Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi

- Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif

- Ibu hamil atau diduga hamil

- Pendarahan vaginal tanpa sebab

- Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis

- Sedang menyusui kurang dari 6 minggu

- Penderita kanker payudara

2. Suntik 3 bulan (progestin)

Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik yang hanya mengandung

progestin, yaitu :

- Depo medroksiprogesteron asetat (Depoprovera) mengandung

150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara

disuntikkan intramuskular (didaerah bokong).

- Depo noretisteron enantat (depo noristerat) yang mengandung

200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan

cara disuntikkan intramuskular di bokong.

Keuntungan

- resiko terhadap kesehatan kecil.

- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri


- Tidak di perlukan pemeriksaan dalam

- Jangka panjang

- Efek samping sangat kecil

- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

Kerugian KB suntik 3 bulan

- Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang,

perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama

sekali.

- Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

- Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

- Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian

pemakaian

- Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka

panjang

- Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas

tulang

- Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan

kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi,

sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

d. PIL

Pil adalah kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron

yang diminun setiap hari.

Jenis-jenis kontrasepsi Pil


1. Pil kombinasi

Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon

estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara

kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100%

efektif bila diminum secara teratur.

Jenis-jenis pil kombinasi

- Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dosis

yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.

- Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dua

dosis yang berbeda adalah estrogen dan progesteron, dengan 7

tablet tanpa hormone aktif.

- Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen / progestin dengan tiga dosis

berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

2. Progestin (pil mini)

Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan

memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah

mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim)

sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga

mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim)

sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.


Kontra indikasi Pemakaian Pil

Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita

hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker

kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal

melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma),

penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat

pada sebelah kepala).

Efek Samping Pemakaian Pil

Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa

perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi

(hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina

(candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.

e. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam

rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastic

(polyethylene) yang dililit tembaga berisi hormone progesterone.

Jenis – jenis AKDR

1. Copper-T

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada

bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat

tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan)

yang cukup baik. 


2. Copper-7

AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal

32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang

mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti

halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.

3. Multi Load

AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua

tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya

dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat

tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk

menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,

small (kecil), dan mini.

4. Lippes Loop

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral

atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang

benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang

berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran

25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C

berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang

putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan

yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah
bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan

usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

Indikasi

- Usia reproduktif

- Keadaan nulipara

- Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

- Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan

kontrasepsi

- Setelah melahirkan dan tidak menyusui

- Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

- Risiko rendah dari IMS

- Tidak menghendaki metoda hormonal

Kontraindikasi

- Belum pernah melahirkan

- Adanya perkiraan hamil

- Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan

yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher

rahim, dan kanker rahim.

- Perdarahan vagina yang tidak diketahui

- Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

- Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

Keuntungan

- Dapat efektif segera setelah pemasangan


- Metode jangka panjang

- Tidak mempengaruhi hubungan seksual

- Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut

untuk hamil.

- Tidak mempengaruhi kualotas dan volume ASI

- Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila

tidak terjadi infeksi)

- Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah

haid terakhir)

- Tidak interaksi dengan obat-obat.

Kerugian

Efek samping yang umum terjadi

- Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan

akan berkurang setelah 3 bulan)

- Haid lebih lama dan banyak.

- Perdarahan (spooting) antar menstruasi

- Saat haid tidak sakit

Komplikasi lain

- Merasakan sakit dan tegang dibagian bawah perut selama 3

sampai 5 hari setelah pemasangan

- Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang

memungkinkan penyebab anemia


- Perforasi dinding uterus (sangat jarang terjadi apabila

pemasanganannya benar)

- Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

f. Kontrasepsi Implan

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah

kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit

lengan atas sebelah dalam .Bentuknya semacam tabung-tabung kecil

atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang

korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau

tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif

berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit

demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan

menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5

tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.

Jenis-jenis implan

- Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan

panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36

mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

- Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira

40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-

desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

- Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan

75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun


Mekanisme Kerja implan adalah :

- Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi

sperma

- Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium

sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote

- Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya

ovulasi.

- Mengurangi transportasi sperma.

Indikasi

- Pemakaian KB yang jangka waktu lama

- Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara

kelahirannya tidak terlalu dekat.

- Tidak dapat memakai jenis KB yang lain

Kontra Indikasi

- Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab

- Wanita dalam usia reproduksi

- Telah atau belum memiliki anak

- Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk

Jadena)

- Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

- Pasca persalinan dan tidak menyusui

- Pasca keguguran
- Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi

mantap

- Riwayat kehamilan ektopik

- Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan

darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell)

- Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang

mengandung estrogen

- Sering lupa menggunakan pil

- Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya

- Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara

- Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

- Miom uterus dan kanker payudara.

- Gangguan toleransi glukosa.

g. Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur

wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan

keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu

vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah

mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi

yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena

kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling

penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari

akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada


wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau

hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan

pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan

patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah

anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah anak

yang hidup harus 3 atau lebih.

h. Kontrasepsi vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan

kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa

deferensia alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi

tidak terjadi.

Indikasi kontrasepsi vasektomi

            Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilis

dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap

kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan

kualitas keluarga.

Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi

- Infeksi kulit pada daerah operasi

- Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan

klien

- Hidrokel atau varikokel


- Hernia inguinalis

- Filarisasi(elephantiasis)

- Undesensus testikularis

- Massa intraskotalis

- Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang

menggunakan antikoaglansia
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS 4 HARI PADA NY. S

DI RT 01 RW 04 DESA CIPACING KECAMATAN JATINANGOR

Tanggal Pengkajian : 10 desember 2014

Jam pengkajian : 11:00 wib

Tempat pengkajian : rumah Ny.S

3.1 Data Subjektif

3.1.1 Anamnesa

Istri Suami

Nama : Ny. S Tn. N

Usia : 39 thn 43 thn

Suku : Sunda Sunda

Agama : Islam Islam

Pekerjaan : Irt Buruh

Pendidikan : Sd Sd

Alamat : Desa Cipacing RT 01 RW 04

Keluhan : ibu mengatakan perdarahan bercak 2 minggu terakhir diluar

menstruasi
Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu :

NO Tgl/bul- Jenis Peno Jenis BB/PB/ Komplikasi Lama

an/ kelam long persalin Menyusui


Lahir Kehamilan Bersalin Nifas
in per- an
tahun mati/
salin
melahir
Hidup
an
kan

1 07-05- Laki- bida spontan 3500gra - - - 6 bulan

1997 laki n m/ 48

cm/ H

2 23-09- Laki- bida spontan 3500 - - - 6 bulan

2001 laki n gram/47

cm/H

3 07-09- perem bida spontan 3200/50 - - - 6 bulan

2009 puan n cm/H

4 14-10- Laki- bida spontan 2500gra - Retensi - Asi

2014 laki n m/ o eksklusif

49cm/H plasenta
Riwayat menstruasi

HPHT : ibu belum mendapatkan menstruasi

karena baru 40 hari pasca melahirkan.

Menarche usia : 13 tahun

Siklus menstruasi : teratur

Lamanya : 5-6 hari

Banyaknya : ± 150 cc

Ganti pembalut : 2-3 ganti pembalut perhari

Dismenore : hari pertama dan ke 2 menstruasi

Keputihan : ya

Berbau : tidak

Gatal : tidak

Riwayat KB

 Ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi, kontrasepsi terakhir: suntik 3

bulan, lamanya 3 bulan, keluhan : tidak ada

 Alasan tidak menggunakan alat KB : ingin mempunyai anak

 Rencana KB selanjutnya/saat ini : KB suntik 3 bulan


Pola sehari-hari (Nutrisi, istirahat/tidur, eliminasi, pola hidup)

 Pola makan sebelumnya : 4 kali/hari, Jenis yang sering dikonsumsi: nasi,

sayur, ikan, dan telur.

 Pantangan : tidak ada

 Minum : ±1500 ml per hari, jenis : air putih

 Konsumsi susu : tidak. Kebiasaan konsumsi kopi :tidak, minum alkohol :

tidak, merokok : tidak,

 Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini : tidak ada

 BAK : ±6 kali, masalah : tidak ada

 BAB : ±1 kali, masalah : tidak ada

 Pola BAB sebelumnya :1 kali/hari, masalah :tidak ada

Pola aktifitas seksual

 Riwayat berganti pasangan : tidak pernah

 Frekuensi : 2 kali/minggu

 Dispareuni : tidak ada

3.2 Data Objektif

3.2.1 Pemeriksaan Fisik

 BB : 55 kg
 Tinggi badan : 150 cm

 Tanda-tanda vital : TD : 120/70mmHg, Nadi : 82 x/menit, RR : 24 x/menit,

suhu : 360C

 Mata : simetris, konjungtiva merah muda tidak anemis, sklera : ikhterik,

tidak ada kelainan

 Wajah : simetris, tidak ada oedem tidak ada kelainan,

 Mammae : simetris, putting menonjol, tidak ada benjolan dan massa,

pengeluaran ASI (+), tidak ada kelainan

 Abdomen :Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi.

- Palpasi : tidak ada pembesaran uterus

 Ekstremitas atas : simetris, tidak ada oedema, tidak ada kelainan,

 Ekstremitas bawah : simetris, tidak ada oedema dan varices, tidak ada

kelainan.

 Genitalia luar : tidak dilakukan

 Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan

3.3 Data Penunjang/Diagnostik

Tidak dilakukan

3.4 Assesment

Ny. S usia 39 P4A0 akseptor KB suntik 3 bulan

3.5 Planning

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi dalam batas normal.

Ibu mengetahui
2. Memberitahu ibu untuk tidak terlalu khawatir dengan perdarahan bercak

yang ibu alami karena merupakan efek samping dari KB suntik yang

baru ibu pakai kembali pasca postpartum. Ibu mengetahui.

3. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti

daging, telur, sayur-sayuran, buah-buahan agar kesehatan ibu tetap

terjaga. Ibu mengetahui

4. Memberikan konseling mengenai jenis-jenis kb, efek samping,

keuntungan dan kerugian dari KB, dan memberitahu ibu kb yang sesuai

dengan ibu yaitu kb jangka panjang karena usia ibu yang sudah berisiko.

Ibu mengetahui dan mempertimbangkan untuk MOP.

5. Mengingatkan ibu untuk tidak lupa suntik kb 3 bulan kemudian yaitu

pada tanggal 18 januari 2015. Ibu mengetahui

6. Memberitahu ibu dan menyepakati kunjungan rumah pada tanggal 14

desember 2014. Ibu menyepakati


BAB IV

PEMBAHASAN

Ny.S usia 39 tahun P4A0 akseptor KB suntik 3 bulan didapatkan bahwa

ibu kurang cocok memakai KB suntik 3 bulan dilihat dari usia ibu yang sudah

beresiko untuk kembali hamil dan paritas ibu yang sudah memiliki anak > 2

sesuai anjuran program keluarga berencana yang dicanangkan oleh pemerintah,

dimana tujuan dari program pemerintah tersebut antara lain meliputi

pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan

kesejahteraan keluarga. Untuk itu jenis kontrasepsi yang cocok untuk ibu

merupakan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan Implan atau sterilisasi,

untuk mencegah terjadinya kehamilan kembali pada ibu .


DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP

2. Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan pada Pasangan Usia Subur.

3. Hasan, Supsono. 2001. Buku Kuliah Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika

4. Sarifudin, Abdul Bad. 2001 Pelayanan Kesehatan maternal dan Neonatal.

YBP-SP

5. Syafrudin , SKM, M.Kes.dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai