Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB

Dosen Pembimbing :

Martini, SKM, MKM

Disusun Oleh :

Yuli Yanti (2115371011)

Ulfa Fauziah Setiawan (2115371021)

Elli Dwiani Sabani (2115371036)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN METRO

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmatnya sehingga makalah yang berjudul ‘Asuhan Kebidanan
Kesehatan Reproduksi dan KB’ dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penyelesaian makalah ini kami banyak mengalami


kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan
yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima
kasih kepada semua dosen yang membimbing kami.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses


pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Wassalamuallaikum Wr.Wb
Metro, 11 Juli 2023
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Definisi Kesehatan Reproduksi


Menurut Drs. Syaifuddin, BAC: 1992
Suatu keadaan kesehatan di mana suatu kegiatan organ kelamin
laki-laki dan perempuan yang khususnya testis menghasilkan
spermatozoid dan ovarium menghasilkan sel kelamin perempuan.
Menurut ICPD
Keadaan sejahtera fisik, mental, sosial secara utuh tidak semata-
mata terbebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala hal yang
berkaitan dengan sistem fungsi dan proses reproduksi.
Menurut WHO
Suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.

Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi


Ruang lingkup kesehatan reproduksi sangat luas, karena mencakup
keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Dalam
uraian tentang ruang lingkup kesehatan repro- duksi yang lebih
rinci digunakan pendekatan siklus hidup (live-cycle approach),
sehingga diperoleh komponen pelayan- an yang nyata dan dapat
dilaksanakan.
Komponen prioritas kesehatan reproduksi
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
2. Keluarga berencana
3. Kesehatan reproduksi remaja.
4. Pencegahan dan penanganan penyalit menular seksual,
termasuk HIV/AIDS. Pelayanan yang mencakup empat komponen
prioritas di atas disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
(PKRE). Jika PKRE ditambah dengan pelayanan kesetahan
reproduksi bagi usia lanjut, maka pelayanan yang diberikan
disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK).
Karena terdiri atas beberapa komponen, maka pela- yanan
kesehatan reproduksi diupayakan agar dapat diberikan secara
terpadu, berkualitas dan memperhatikan hak repro- duksi
perorangan. Dengan demikian, pelayanan kesehatan reproduksi
bukanlah suatu pelayanan yang baru maupun berdiri sendiri,
tetapi merupakan kombinasi berbagai pela- yanan, agar sasaran
memperoleh semua pelayanan secara terpadu dan berkualitas,
termasuk dalam aspek komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).

Hak-hak Reproduksi
Apakah hak reproduksi itu?
Yang termasuk di dalam hak reproduksi adalah:
Hak semua pasangan dan individual untuk memutuskan dan
bertanggung jawab terhadap jumlah, jeda dan waktu untuk
mempunyai anak serta hak atas informasi yang berkaitan dengan
hal tersebut
A. Rumusan Masalah
1. Apa itu imunologi dan infeksi?
2. Apa itu sistem imun tubuh?
3. Apa sifat dan penetapan imunoglubulin?
4. Apa itu antigen?
5. Apa hubungan sistem imun dengan beberapa kelainan
dalam klinik?

B. Tujuan
1. Mengetahui tentang imunologi dan infeksi.
2. Mengetahui tentang sistem imun tubuh.
3. Mengetahui sifat dan penetapan imunoglubulin.
4. Mengetahui tentang antigen?
5. Mengetahui tentang hubungan sistem imun dengan
beberapa kelainan dalam klinik.

C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kontrasepsi Metode Sederhana


Pelayanan kontrasepsi metode sederhana merupakan cara
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan yang dilakukan atau
digunakan secara sederhana atau sewaktu-waktu, bahkan untuk
sekali pemakaian saat melakukan hubungan seksual. Metode
kontrasepsi sederhana adalah suatu cara yang dapat dikerjakan
sendiri oleh peserta KB, tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu.
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 macam, yaitu:
metode kontrasepsi tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan
alat.

2.2 Metode Kontrasepsi Dengan Alat


A. Kondom
Menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan
cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang
pada penis sehingga sperma tidak tercurah kedalam saluran
reproduksi perempuan. Keuntungannya mencegah kehamilan,
memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat
hubungan seks, murah, tidak memerlukan pemeriksaan medis,
tidak menggangu produksi ASI. Kerugian kondom yaitu perlu
menghentikan sementara hubungan seksual untuk memasang
kondom, perlu dipakai secara konsisten, perlu kehati-hatian dan di
pakai terus-menerus setiap senggama. emakaian kontrasepsi
kondom akan efektif apabila dipakai secara benar setiap kali
berhubungan seksual. Pemakaian kondom yang tidak konsisten
membuat tidak efektif. Angka kegagalan kontrasepsi kondom
sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

B. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari
lateks (karet) yang di insersikan ke dalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup serviks.

1) Jenis antara lain: Flat spring (flat metal band), Coil spring (coil
wire), Arching spring (kombinasi metal spring)

2) Cara Kerja
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran
alat reproduksi ba- gian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai
alat tempat spermisida.

3) Manfaat Metode Diafragma Kontrasepsi antara lain: Efektif bila


digunakan dengan benar, tidak mengganggu produksi ASI, tidak
mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang 6 jam
sebelumnya, tidak mengganggu kesehatan klien, tidak
mempunyai pengaruh sistemik, nonkontrasepsi salah satu
perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS dan bila digunakan pada
saat haid, menampung darah menstruasi.

4) Keterbatasan antara lain: Efektivitas sedang (bila digunakan


dengan spermisida angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100
perempuan per tahun pertama). Keberhasilan sebagai kontrasepsi
bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan,
motivasi diperlukan berkesinambungan dengan meng-
gunakannya setiap berhubungan seksual, pemeriksaan pelvik oleh
petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan kete-
patan pemasangan, pada beberapa pengguna menjadi penyebab
infeksi saluran uretra dan pada 6 jam pasca hubungan seksual,
alat masih harus berada di posisinya.

5) Indikasi antara lain: Tidak menyukai metode kontrasepsi


hormonal, seperti perokok, atau di atas usia 35 tahun, tidak
menyukai pengguna AKDR, menyusui dan perlu kontrasepsi,
memerlukan proteksi terhadap IMS, memerlukan metode
sederhana sambil menunggu metode yang lain.

6) Kontraindikasi antara lain: Berdasarkan umur dan paritas serta


masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi berisiko
tinggi, terinfeksi saluran uretra, tidak stabil secara psikis atau
tidak suka menyentuh alat kelaminnya (vulva dan vagina),
mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan, dan ingin
metode KB efektif.

C. Spermisida
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia
yang digunakan untuk membunuh sperma.

1) Jenis spermisida terbagi menjadi: Aerosol (busa), Tablet vagina,


Krim.

2) Cara Kerja antara lain: Menyebabkan sel selaput sel sperma


pecah, memperlambat motilitas sperma dan menurunkan kemam-
puan pembuahan sel telur.

3) Manfaat antara lain: Efektif seketika (busa dan krim), tidak


mengganggu produksi ASI, seba- gai pendukung metode lain, tidak
mengganggu kesehatan klien, tidak mempunyai pengaruh
sistemik, mudah digunakan, Meningkatkan lubrikasi selama
hubungan seksual, tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan
medik. Manfaat non kontrasepsi, dan memberikan perlindungan
terhadap penyakit menular sek-sual termasuk HB dan HIV/AIDS

4) Keterbatasan
Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggu-nakan sesuai dengan
petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil
setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai
dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan
akan hamil setiap tahun).

Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi


lain (misal kondom). Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara
penggunaannya. Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu
dipakai setiap melakukan hubungan seksual. Pengguna harus
menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum
melakukan hubungan seksual.

5) Kontraindikasi

a) Mempunyai resiko tinggi apabila hamil (berdasarkan umur,


paritas, masalah kesehatan)
b) Terinfeksi saluran uretra
c) Memerlukan metode kontrasepsi efektif
d) Tidak mau repot untuk mengikuti petunjuk pemakaian
kontrasepsi dan siap pakai sewaktu akan melakukan
e) hubungan seksual
f) Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat
reproduksinya (vulva dan vagina)
g) Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
2.3 Metode Kontrasepsi Tanpa Alat

A. Metode Kalender
Metode Kalender adalah metode kontrasepsi sederhana yang
dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.
Knaus (ahli kebidanan Vienna) berpendapat bahwa ovulasi terjadi
tepat 14 hari sebelum menstrusi berikutnya. Sedangkan Ogino
(ahli ginekologi Jepang) berpendapat bahwa ovulasi tidak terjadi
tepat 14 hari sebelum menstruasi tetapi terjadi 12 atau 16 hari
sebelum menstruasi berikutnya.

1) Efektifitas KB kalender Bagi wanita dengan siklus haid teratur,


efektifitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang siklus haidnya
tidak teratur. Angka kegagalan berkisar 6-42. Hal yang dapat
menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:

2) Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan


hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu
bertahan selama 3 hari).
a) Anggapan bahwa perdarahan yang datang ber- samaan dengan
ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini
menyebabkan perhi- tungan masa tidak subur sebelum dan
setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
b) Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus
menstruasi sendiri.
c) Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi
dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.

3) Keuntungan KB Kalender yaitu:


a) Ditinjau dari segi ekonomi: KB kalender dilakukan secara alami
dan tanpa biaya sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
membeli alat kontrasepsi.
b) Dari segi kesehatan: sistem kalender ini jelas jauh lebih sehat
karena bisa dihindari adanya efek sampingan yang merugikan
seperti halnya memakai alat kontrasepsi lainnya (terutama yang
berupa obat).
c) Dari segi psikologis: yaitu sistem kalender ini tidak mengurangi
kenikmatanhubungan itu sendiri seperti bila memakai kondom
misalnya. Meski tentu saja dilain pihak dituntut kontrol diri dari
pasangan untuk ketat berpantang selama masa subur
d) Kerugian KB kalender mengemukakan Kerugian metode
kalender:
e) Diperlukan banyak pelatihan untuk biasa menggunakannya
dengan benar
f) Memerlukan pemberian asuhan (non-medis) yang sudah terlatih
g) Memerlukan penahanan nafsu selama fase kesuburan untuk
menghindari kehamilan
4) Indikasi KB kalender Metode ini mudah dilak- sanakan, tetapi
dalam prakteknya sukar menentu kan pada saat ovulasi dengan
tetap. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur,
lagi pula dapat terjadi variasi, lebih-lebih setelah persalinan dan
pada tahun-tahun menjelang menopause
a) Dari semua paritas, termasuk wanita multipara
b) Yang oleh karena alasan religious atau filosofis tidak bisa
menggunakan metode lain
e) Tidak bisa memakai metode lain
d) Bersedia menahan nafsu birahi lebih dari seminggu setiap siklus

B. Suhu Basal
Metode kontrasepsi ini dengan menghitung peningkatan suhu
tubuh sebelum melakukan hubungan seksual. Suhu basal tubuh
wanita saat sedang dalam masa ovulasi ber- beda dengan suhu
tubuh sehari-hari. Ketika ovulasi, tubuh mengalami pergeseran
suhu tubuh hingga 0,5 derajat.

Anda mungkin juga menyukai