Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Pemasangan KB Implant

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
Nama : WENY ASTRIA
NPM : 2390341
PRODI : Profesi Bidan Reguler

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN
MEDISTRA LUBUK PAKAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadiran ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmad dan hidayah nya,

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Pemasangan KB Implant”.

Proposal ini digunakan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan tahap akhir di

Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam. Dalam penyusunan Proposal ini peneliti menyadari

bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan maupun kata-kata. Namun besar harapan saya dalam

tulisan yang sederhana ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................


DAFTAR ISI ..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
1. Latar Belakang ........................................................................
2. Rmusan Masalah .....................................................................
3. Tujuan .....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................
1. Definisi ....................................................................................
2. Jenis-Jenis Implant dan Kerjanya ...........................................
3. Indikasi dan Kontra Indikasi ...................................................
4. Kelebihan dan Kekurangan .....................................................
5. Efek Samping ..........................................................................
6. Pemasangan Implant ...............................................................
7. Persiapan Pemasangan ............................................................
8. Pemasangan Kapsul ................................................................
9. Tindakan Pemasangan Kapsul ................................................
10.Pencabutan Implant..................................................................
BAB III Penutup ....................................................................................
Kesimpulan ...................................................................................
Saran..............................................................................................
Daftar Pustaka ........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi
yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena
metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatani individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh
kontrasepsi. Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket

Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius,


karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat
meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
$engan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan
pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi
pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka
pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-
hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode
kontrasepsi yang diinginkan.
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.
Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan
informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara
kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif
dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda
kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi
(limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamananan medis serta
kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).
Salam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai
KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan
panjang masing-masing 3 cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang
di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas
sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik
berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk
ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon
estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan,
dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi.
Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan
cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon
akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif
selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka
susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi
menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke
dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti
setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan
sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur),
panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api. Dibandingkan pil atau
suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. 1amun demikian,
efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus
mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan implan ?
2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari implan?
3. Apa saja keuntungan dan kekurangan dari implan ?
4. Bagaimana cara kerja dari implan ?
5. Apa saja efek samping dari implan ?
6. Bagaiman cara pemasangan dan pelepasan implan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari implan


2. Untuk mengetahui jenis-jenis implan
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikas implan
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan
implan
5. Untuk mengetahui efektifitas implan
6. Untuk mengetahui efek samping penggunaan implan
7. Untuk mengetahui 4 cara Pemasangan KB susuk
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Implant dan susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit
pada bagian tangan yang dilakukan oleh dokter.
Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah
kehamilan. Keuntungan memakai kontrasepsi ini, Anda tidak harus minum pil atau suntik
KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai 2-5 tahun.
Dan bilamana Anda berencana hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek samping
yang ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur.

Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh


pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu, hanya petugas klinik yang terlatih
(dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut
implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan, semua tahap
proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan
upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).

2.2. Jenis-Jenis Implant dan Mekanisme Kerjanya

1. 1mplant. terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang


3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun
2. Implanon. terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg -Keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun
3. Jadena dan indoplant. T erdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
Adapun Mekanisme Kerjanya adalah :

1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma


2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak

cocok untuk implantasi zygote.


3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
4. Mengurangi transportasi sperma.
2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi :

1. Pemakaian KB yang jangka waktu lama


2. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak

terlalu dekat.
3. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Kontra Indikasi :
1. Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
2. Wanita dalam usia reproduksi
3. Telah atau belum memiliki anak
4. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6. Pasca persalinan dan tidak menyusui
7. Pasca keguguran
8. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau

amenia bulan sabit (sickle cell)


11. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung

Estrogen.
12. Sering lupa menggunakan pil
13. Perdarahan pervagina yang belum diketahui penyebabnya
14. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
15. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
16. Miom uterus dan kanker payudara.
17. Gangguan toleransi glukosa.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan

Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan


diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain ;
1. Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan
dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna implant tidak merepotkan.
2. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa
misalnya pada penggunaan pil.
3. Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
4. Implant cukup memuaskan.Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina

dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual


5. Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginginkan

anak lagi, kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat


6. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau
mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi.
Keuntungan dari metode ini adalah;

1. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan


2. Tidak melakukan pemeriksaan dalam
3. Bebas dari pengaruh estrogen
4. Tidak mengganggu ASI
5. Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
6. Perdarahan lebih ringan
7. Tidak menaikkan tekanan darah
8. Mengurangi nyeri haid
9. Mengurangi/ memperbaiki anemia
10. Melindungi terjadinya kanker endometrium
11. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
12. Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul
Kekurangan pada alat kontrasepsi implant adalah
1. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat
badan, nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau
kegelisahan.
2. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
3. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual,

termasuk HIV/AIDS
4. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau

obat epilepsi.
5. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
perempuan per tahun)
2.5 Efek Samping

1.Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang
terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari
pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi;
• Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 5 siklus haid

• Perdarahan bercak (spotting)

• Berkurangnya panjang siklus haid


• Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau

perdarahan bercak.
3.Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang
membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering
daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan

berjalannya waktu.
7. Perdarahan hebat jarang terjadi
8. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering
ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan

2.5 Pemasangan Implant

1. Pelaksanaan Pelayanan

Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan
maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang
sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus;
a. Memiliki pencahayaan yang cukup
b. Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
c. Terbebas dari debu dan serangga
d. Memiliki ventilasi udara yang baik
e. Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air

bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).


2. Pencegahan I nfeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun
pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga
lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb;
a. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan
dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa
sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti
septik). 8angkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien
b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan
dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama
5-50 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukup
c. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau di (Gunakan sepasang
sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi
silang
d. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah
diberi anti septik; gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah
pemasangan/pencabutan implan.
e. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum
malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%.
Sebelum membuang atau merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan
larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah kering
akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10
menit kemudian bilas segera dengan air bersih.
f. Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah

dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup


g. Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi
(kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak
bocor. /arum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam
wadah yang tahan tusuk.
h. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
clorin 0,5%. 8epaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
>alaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan
pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan
mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada
kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi
pada insersi atau pencabutan implan norplant
b. Peralatan dan instrumen untuk insersi
1) Meja periksa untuk berbaling klien
2) Alat penyangga lengan (tambahan)
3) Batang implan dalam kantong
4) kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk

tempat meletakkan implan norplant.


5) Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril

(atau didisinfeksi tingkat tinggi)


6) Sabun untuk mencuci tangan
7) larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol
povidon iodin lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
8) Dat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
9) Semprit(5-50ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm

(1-1 1/2inch)
10) Trokar 10 dan madrin
11) Skalpel 11 atau 15
12) Kassa pembalut, band aid, atau plester
13) Kassa steril dan pembalut
14) Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk

kaperluan darurat)
15) Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
16) Bak/tempat instrumen (tertutup)
4. Kunci Keberhasilan Pemasangan
a. Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang
digunakan
b. Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
c. Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas

lipat siku, didaerah media lengan


d. Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit.

Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.


e. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil,
superfisisl tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan
dipaksakan
f. trokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan

memastikan pemasangan tepat dibawah kulit


g. Pastikan 5 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya
dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul
yangsudah terpasang tersebut dengan jari
tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
h. Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau
terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati
dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
i. Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang
dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam
kapsul dipasang dalam posisi benar dan pada bidang yang sama dibawah
kulit.
j. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat

5. Persiapan Pemasangan
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir
serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan
efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga
kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada)
dengan kain bersih.
Langkah 3

Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan


(misalnya ; lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping.
dengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit
bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4

Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.

Langkah 5

Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat- alat di
dalamnya.
Langkah 6

Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan
pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril. Bila tidak
ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang
didisinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain
adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu
demi satu dengan klem steril atau DTT saat melakukan pemasangan. Jangan
menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau
DTT.
6. Tindakan Sebelum Pemasanagan

Langkah 1

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.

Langkah 2

Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap klien
guna mencegah kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk
memstikan jumlahnya.
Langkah 4

Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT
untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya
dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan
menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan
dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan
biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yang
berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5

Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi
lengan. 8ubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan
dipasang kapsul. $apat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan
dengan kain steril.
Langkah 6

Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml
obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama
memasang kapsul implan.
Langkah 7

Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi
untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit
obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa
memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat
kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan
sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di
antara tempat untuk memasang kapsul.
7. Pemasanagan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk
memastikan obat anestesi telah bekerja.
Langkah 1

Pegang skalpel dengan sudut 45°, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus
kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2

Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam
menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,
1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit

sebelum memasukkan setiap kapsul.


2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah
memasang setiap kapsul.
Langkah 3

Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan
ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada
pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya
berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat
tahanan coba dari sudut lainnya.

Langkah 4

Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit
terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda
(1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan
jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya
trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.

Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset
atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul
diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel
lain.
Langkah 7

Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada
tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8

Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan.
Tarik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi
sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan
pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di
tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9

Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi
dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul
dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang
penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat
trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10

0anpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan
kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas.
Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi
kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan
sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak
yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang
sebelumnya. Bila tanda (1)
sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti
sebelumnya.
Langkah 11

Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi
pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12

Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah
terpasang.
Langkah 13

Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau
terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di
tempat yang tepat.
Langkah 14

Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan
trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit

9. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul


a. Menutup luka insisi
1) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa
steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit
karena dapat menimbulkan jaringan parut
2) Periksa adanya perdarahan.Tutup daerah pemasangan dengan pembalut
untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
b. Perawatan klien
1) Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak
umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
2) Amati klien kurang lebih 55-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka
insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk
perawatan luka insisi setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
2.6 Pencabutan Implant

Pengangkatan Norplant dilakukan atas indikasi ;

1. Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)


2. Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi

dengan pengobatan biasa


3. Sudah habis masa pakainya
4. Terjadi kehamilan
Prosedur Pengangkatan
1. Alat-alat yang diperlukan; selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu
pemasangan kapsul norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu furseps
bengkok.
2. Tentukan lokasi kapsul norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di

dorong kearah tempat insisi akan dilakukan.


3. Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang

berlubang
4. Lakukan anastesi lokal
5. Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat

dengan kapsul norplant


6. Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari
tangan lain kearah ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul dijepit
dengan ujung forceps.
7. Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo perlu
dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul
sudah terbungkus dengan jaringan sekitarnya dalam hal ini dilakukan insisi pada
jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi
bebas sehingga mudah menariknya keluar
8. Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua
sampai keenam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan maka
hentikan terlebih dahulu perdarahannya
9. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka

dengan kassa steril kemudian di plester


10. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit
11. Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari .
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul
yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat
siku. Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama,
masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu
dekat.tidak dapat memakai jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat dikemukakan
mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru.
Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif
dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna,
tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau
memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil. 3mplant merupakan cara KB yang
ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk
melakukan sterilisasi.

3.2 Saran.

1. Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera kunjungi
pekerja kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih. Jangan mencoba mencopot
sendiri di rumah.
2. Untuk Petugas Kesehatan : diharapkan agar memberikan Pelayanan kontrasepsi
lebih Kompoten agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi yang merugikan bagi
pasien.
KAPSUL

ALAT- ALAT

ANASTESI, INSISI, DAN


PEMASANGAN IMPLANT

PLASTER
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad. 2009. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (4ontraseptive for Gemale).


KB).http;//www.klikdokter.com/medisaz/read/2050/07/05/120/keluarga-berencana--
kb-( diakses hari /umat, tanggal 17 desember 2010).
http;//eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (diakses hari jumat, tanggal 17
desember 2010).

Kusumaningrum, Radita. 2009. Gaktor-Gaktor yang Mempengaruhi Pemilihan jenis


Kontrasepsi yang digunakan pada Pasangan Usia Subur.

Anda mungkin juga menyukai