Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEBIDANAN PADA

AKSEPTOR KB IMPLAN

I
S
U

S
U

OLEH
HARYATI IRHAM
Nip : 19921126 201404 2 001

PUSKESMAS BONE PUTE


TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,

memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga berencana mempunyai

misi yang sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi dan

sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program

keluarga berencana adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga

kecil berkualitas, menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian,

dan ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan

reproduksi.

Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan

atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelahdalam.

Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan

ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah

kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa

hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep

kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti

setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan

sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.


Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah jenis, cara

kerja, efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan KB implant,

jadwal kunjungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari KB implant ?

2. Apa saja jenis-jenis dari KB implant ?

3. Bagaimana cara pemasangan KB implant ?

4. Bagaimana cara pencabutan KB implant ?

1.3 Tujuan

Adapun Tujuan yang dapat kita ambil dari penyusunan makalah ini adalah agar

masyarakat mampu:

1. Mengetahui pengertian tentang KB Implan.

2. Mengetahui jenis KB Implan.

3. Mengetahui Cara pemasangan KB Implan.

4. Mengetahui Cara pencabutan KB Implan.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon)

yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic

adhesive. (Keluarga Berencana Hanafi.2004:179)

2.2 Profil Implant

- Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, indoplant dan implanon

- Nyaman

- Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea

- Aman dipakai pada masa laktasi

(Prawirohardjo, 2003 : MK – 52)

2.3 Jenis Implant

1. Norplant

Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3.4 cm dengan

diameter 2.4 cm yang diisi dengan 36mg levonorgestel dan lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon

Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, diameter 2

mm, yang diisi dengan 68 mg 3 – keto – desogestel dan lama kerjanya 3 tahun

3. Jadena dan indoplant

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestel dengan lama kerjanya 3

tahun
2.4 Cara Kerja

1. Lendir serviks menjadi kental

2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi

3. Mengurangi transportasi sperma

4. Menekan ovulasi

2.5 Efektifitas

1. Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama

2. Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke-6 kira – kira

2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil

3. Norplant – 2 sama efektivitasnya seperti norplant, untuk waktu 3 tahun pertama

2.6 Keuntungan Kontrasepsi

1. Daya guna tinggi

2. Perlindungan jangka panjang

3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5. Bebas dari pengaruh estrogen

6. Tidak menggangu ASI

7. Tidak mengganggu kegiatan senggama

8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan

9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan


2.7 Kerugian

 Tidak memberikan efek protektif terhadap PMS dan AIDS

 Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan

 Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai

keinginan sendiri akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan

 Dapat mempengaruhi penurunan dan peningkatan berat badan

 Memiliki resiko (infeksi, hematoma,dan perdarahan)

 Dapat menyebabkan perubahan pola siklus haid : spoting, amenore, hipermenore,dll.

2.8 Yang Boleh Menggunakan Implant

1. Usia reproduksi

2. Tidak memiliki anak ataupun belum punya anak

3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki

pencegahan kehamilan jangka panjang

4. Menyusui dan belum membutuhkan kontrasepsi

5. Pasca persalinan dan tidak menyusui

6. Pasca keguguran

7. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi

8. Riwayat kehamilan ektopik

9. Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia.

10. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen

11. Sering lupa menggunakan pil


2.10 Yang Tidak Boleh Menggunakan Implant

1. Hamil atau diduga hamil

2. Perdaraham pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara

4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

5. Mioma uterus dan kanker payudara

6. Penyakit jantung,hipertensi,diabetes mellitus.

7. Toleransi glukosa

2.11 Waktu Mulai Menggunakan Implant

 Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode

kontrasepsi tambahan.

 Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila di insersi

setelah hari ke-7 siklus haid,klien jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan

kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

 Bila klien tidak haid, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi

kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk

7 hari saja.

 Bila menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, Insersi dapat dilakukan

setiap saat. Bila menyusui penuh klien tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi

lain.

 Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, Insersi dapat

dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan

kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.


 Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan

implant, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan, atau

klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar

 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan,implant dapat diberikan

pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi

lain.

 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR),dan

klien ingin menggantinya dengan implant, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal

diyakini tidak terjadi kehamilan.Tidak perlu menunggu hingga datangnya haid

berikutnya

 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR, Implant dapat diinsersikan pada hari ke-7

dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode

kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.

 Paska keguguran implant dapat segera diinsersikan.

2.12 Penapisan

 Tanyakan apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur

pemasangan implant.

 Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anastesi local atau jenis

antiseptic tertentu)

 Singkirkan kemungkinan adanya kehamilan

 Periksa kondisi kesehatan klien yang dapat menimbulkan masalah.

 Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi dan meneliti kembali

rekam medic
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya

sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu tugas berupa kasus menajemen kebidanan

yang berjudul MAKALAH KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB Implan yang bertujuan

memenuhi persyaratan kelengkapan berkas dupak.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan akan tetapi

berkat bimbingan dan arahan serta tuntunan dari berbagai pihak sehingga kami dapat

menyelesaikan salah satu makalah kebidanan ini sebagaimana mestinya untuk itu kami

ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Kami juga meminta maaf jika dalam makalah kami ini terdapat banyak kesalahan dan

kami juga menerima kritikan dan saran yang membangun agar kami nantinya dapat membuat

makalah yang lebih baik lagi.

Bone Pute, 27 Juli 2022

Hormat saya

Penulis
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN


1.1. KESIMPULAN
Dari pemantauan yang kami lihat dan kami teliti bahwa ada sedikit perbedaan
diantara praktek dan teori,tidak selamanya praktek sesuai dengan teori yang kita tau
atau kita pelajari saat ini.

1.2. SARAN
1. Bagi Pasien
Dianjurkan untuk pasien sebaiknya melakukan kunjungan untuk memeriksakan
Kondisinnya minimalnya 4-6 kali selama 6 minggu ,untuk menanggulangi terjadi
resiko – resiko yang mungkin terjadi dimasa kehilan atau pada saat akan mendekati
klianan
2. Bagi Puskesmas
Dapat bermanfaat bagi Puskesmas sebagai masukan untuk lebih meningkatkan
mutu keterampilan – keterampilan dalam kebidanan dan dapat dijadikan sebagai
bahan bacaan dan menambah bahan referensi hasil menajemen asuhan kebidanan
pada ber kb ini, dapat diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk pembuatan tentang
asuhan kebidanan pada ibu ber kb IUD.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP


Cunningham,dkk.(1995). Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Hartanto Hanafi. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia Sari

Anda mungkin juga menyukai