PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sumber daya manusia yang unggul. Individu yang berperan sebagai peserta
tahun. Usia tersebut tergolong masa remaja akhir hingga dewasa awal yang
dilihat dari tugas perkembangan pada masa ini adalah pemantapan pendirian
hidup.
mengelola waktu karena dalam satu hari individu diberikan jumlah waktu
punya waktu, tidak cukup waktu, terlalu sibuk, dan alasan lainnya untuk
1
mengerjakan tugas merupakan aspek dari perilaku menunda. Perilaku
skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun oleh mahasiswa dalam
2
dilakukan dengan baik karena munculnya kemalasan sehingga memunculkan
perilaku prokrastinasi.
mengakibatkan dampak buruk bagi dirinya sendiri di masa depan. Burka dan
eksternal.
beban tugas yang dirasa berat, tidak mampu mengatur waktu, dan memilih
dengan tepat waktu. Mahasiswa yang tepat waktu dikategorikan memiliki sifat
3
disiplin. Sears dan Sears (2003) mengemukakan bahwa kedisiplinan
dan konsisten.
salat secara teratur dan tepat waktu merupakan kedisiplinan dalam beribadah
dan menjaga waktu. Sebagaiman diterangkan dalam surah al-ankabut ayat 45:
ؕب َواَقِ ِم الص َّٰلوةَؕ اِ َّن الص َّٰلوةَ ت َۡن ٰهى َع ِن ۡالفَ ۡح َشٓا ِء َو ۡال ُم ۡن َك ِرؕ َولَ ِذ ۡك ُر هّٰللا ِ اَ ۡكبَ ُر َ اُ ۡت ُل َم ۤا اُ ۡو ِح َى اِلَ ۡي
ِ ك ِمنَ ۡال ِك ٰت
ََصنَع ُۡونۡ َو ُ يَ ۡعلَ ُم َما ت هّٰللا
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-kitab (al-qur’an) dan
dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat)
adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadah-ibadah yang lain). Dan
Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Haryanto (2002) mengemukakan bahwa salat merupakan kegiatan harian,
individu yang disiplin, taat waktu, dan bekerja keras. Islam sangat peduli
saleh dan mukmin sejati. Terdapat beberapa manfaat dari salat subuh,
4
diantaranya aspek manajemen, pengendalian diri dan emosi, kepemimpinan
dan aspek sosial. Keutamaan dan aspek ruhiyah salat subuh terkandung dalam
kitab suci al-qur’an dan hadist. Salat subuh menjadi perhatian utama diantara
salat wajib lainnya. Allah Swt telah menegaskannya dalam al-qur’an: “Dan
(dirikanlah pula salat subuh), sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh
salah satu tolok ukur cara mengetahui kualitas keimanan seseorang dinilai dari
salat subuhnya. Rasulullah bersabda: “Salat yang paling berat bagi orang-
orang munafik adalah salat isya dan subuh, seandainya mereka mengetahui
mendatangi meskipun dengan merangkak (H.R. Ahmad no. 9122, 9635, 9719
dan 10457).
awal waktu merasa lebih produktif. Salat subuh bisa dikatakan sebagai
aktivitas pembuka setiap orang di pagi hari. Salat subuh merupakan aktivitas
pertama umat islam di pagi hari, jika salat subuh dilakukan dengan tidak baik
5
mendatangkan takut kepada-Nya, serta menumbuhkan rasa keagungan,
pikiran dan jiwa. Riset yang telah dilakukan oleh Davidson menemukan
itu, hasil pengumpulan data awal yang dilakukan peneliti dengan menyebar
kuesioner. Dari data tersebut diperoleh bahwa 72,9% mahasiswa yang tidak
tepat waktu melaksanakan salat subuh akan memulai aktivitas dengan rasa
malas dan sebanyak 27,1% tidak berpengaruh pada mahasiswa. Selain itu, data
awal yang diperoleh juga menunjukkan bahwa 100% mahasiswa yang bangun
6
disimpulkan bahwa kedisiplinan melaksanakan salat subuh efektif dalam
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Ridha (2015) dengan judul
salat subuh. Remaja yang memperhatikan kualitas salat subuh maka secara
bahwa individu tersebut menghargai waktu dan disiplin. Individu yang mampu
7
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
mengerjakan skripsi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
prokrastinasi akademik.
2. Manfaat Praktis
8
b. Bagi Mahasiswa
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prokrastinasi Akademik
10
akademik merupakan perilaku menunda mengerjakan tugas dengan
sengaja sampai batas waktu bahkan melebihi dari batas waktu yang telah
penyelesaian tugas.
11
penyelesaian tugas. Individu tidak mempertimbangkan waktu yang
a. Faktor internal
Faktor internal terdiri dari kondisi fisik dan psikologis yang berasal
1) Kondisi fisik
12
Faktor kondisi fisik individu dapat memengaruhi tindakan
prokrastinasi.
2) Kondisi psikologis
b. Faktor eksternal
13
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
dari luar diri individu berupa gaya pengasuhan orangtua dan kondisi
lingkungan
2) Kondisi lingkungan
rendah.
14
berdampak pada kemampuan individu mengelola waktu.
karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa program sarjana dari hasil
penelitian dasar analisis data primer dan teknik analisis data sekunder.
berkaitan dengan tugas dan tidak berguna. Surijah dan Tjunding (2007)
faktor seperi mahasiswa yang telah bekerja, telah berkeluarga, dan situasi
15
rendah yaitu sebanyak 13,33% mahasiswa melakukan prokrastinasi
1. Kedisiplinan
diri guna mencapai impian yang terbaik dalam hidup. Ekosiwoyo dan
16
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan
2. Salat subuh
yaitu bacaan al-qur’an, takbir, tasbih, dan doa, sedangan perbuatan yaitu
gerakan berdiri, ruku, sujud, dan duduk. Salat merupakan kewajiban yang
dilakukan umat muslim minimal lima waktu sehari yang dimulai dengan
kesadaran diri individu baik dari aspek spiritual, pikiran, dan mental untuk
beribadah kepada Allah SWT sebagai rasa syukur dan keimanan pada
Allah SWT. Salat akan berdampak pada sikap mental individu dalam
tidak hanya mengarahkan hati yang tenang, namun dapat mencegah dari
satu salat wajib dari salat lima waktu yang dilakukan di waktu fajar sampai
17
salat sunah qobliyah subuh. Salat subuh merupakan salat yang memiliki
muncul karena kesadaran diri dan rasa tanggung jawab. Ghofur (2018)
salat yang dilakukan dengan ketaatan pada peraturan perintah salat sesuai
dengan ketetapan waktu dan disertai dengan bacaan suci yang dimulai dari
sejak pagi. salat subuh menjadikan individu berada dalam penjagaan dan
18
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan salat
bahwa “jika telah tiba waktu salat, hendakalah salah seorang diantara
yang lebih tua dari kalian menjadi imam.” (HR. Bukhari). Katsir
salat.
berdiri, jika tidak mampu berdiri maka lakukan sambal duduk, jika
19
Katsir (2012) mengemukakan bahwa individu harus senantiasa
bersaksi atas nikmat Allah SWT. Jika hati individu telah khusyuk,
a. Kesehatan jasmani
tubuh membuat aliran darah menjadi lancar. Aliran darah yang lancar
b. Meningkatkan semangat
20
Individu yang bangun di pagi hari dan menghirup udara pagi
bangun di siang hari. Individu yang bangun di siang hari akan merasa
karena bisa melalui semua aktivitas yang harus dilakukan dengan baik
d. Mendatangkan rezeki
Individu yang bangun di pagi hari akan memiliki rezeki yang baik.
Individu yang bangun di pagi hari bisa mejemput rezekinya lebih cepat
21
mahasiswa berniat untuk menyelesaikan, namun sampai pada batas waktu
ditetapkan oleh Allah SWT. Allah SWT telah memperingatkan individu untuk
akan diliputi oleh perasaan gelisah, cemas, dan berpengaruh pada kondisi
fisik.
mendirikan salat agar terjauh dari perbuatan buruk dan tercela. Salat juga
mengajarkan individu menjadi pribadi yang disiplin dan tepat waktu. Individu
yang disiplin menjaga salatnya maka disiplin pula dalam mengerjakan dan
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Salat wajib dalam islam ada lima,
yaitu subuh, zuhur, azhar, magrib, dan isya. Namun, dari kelima salat wajib
tersebut, salat subuh yang susah dikerjakan karena masih banyak individu
yang terlelap.
22
Salat subuh merupakan aktivitas pembuka di pagi hari. Waktu pagi sering
pengaruh dan manfaat yang besar bagi diri individu, sehingga individu yang
Pelaksanaan salat subuh tepat waktu akan menjadi suatu kebiasaan baik pada
mengerjakan skripsi.
23
D. Kerangka Pikir
perilaku menunda-nunda tugas sampai waktu atau hari selanjutnya. Dalam dunia
studi (KRS). Kenyataannya masih ada mahasiswa yang membutuhkan waktu lebih
perilaku buruk dan harus dihilangkan dalam diri individu. Dalam islam individu
diajarkan dan diwajibkan melaksanakan salat lima waktu agar terhindar dari
individu menjadi disiplin dan tepat waktu. Jika individu disiplin melaksanakan
Waktu salat yang paling banyak dikeluhkan dan paling banyak ditinggalkan
adalah salat subuh. Padahal salat subuh merupakan aktivitas pembuka bagi umat
bangun di awal waktu akan memulai aktivitasnya dengan teratur tanpa tergesa-
gesa.
24
Berdasarkan hasil uraian di atas, maka kerangka pikir penelitian sebagai berikut
(Katsir, 2012)
Prokrastinasi akademik
25
salat subuh dengan konsisten, maka tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa
E. Hipotesis
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
2. Prokrastinasi akademik
27
dan menyelesaikan skripsi. Prokrastinasi akademik diukur menggunakan
kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Semakin tinggi skor
1. Populasi
yang sama sehingga dapat dibedakan dari kelompok yang lain. Populasi
skripsi.
28
Tabel 1. Jumlah mahasiswa yang beragama islam dan memprogramkan
skripsi
Angkatan Semester Jumlah
2014 14 57
2015 12 66
2016 10 88
Total 211
Sumber: Tata Usaha dan Biro Skripsi Juli, 2021.
2. Sampel
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jika populasi
besar dan peneliti tidak mampu mempelajari semua yang ada pada
sampling.
tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel yang digunakan dalam studi ini.
populasi sebanyak 211, maka sampel yang dapat mewakili sebanyak 136
subjek.
29
D. Teknik Pengumpulan Data
3) dan melaksanakan salat dengan khusyuk Skala ini terdiri dari lima
digunakan dalam skala kedisiplinan salat subuh ini terdiri dari favorable
dan unfavorable.
Tabel 2. Blue print skala kedisiplinan salat subuh sebelum uji coba
Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Bergegasmelaksanakan
salat ketika mendengar 1, 3, 5 2, 4 5
azan subuh
Melaksanakan salat
6, 8, 10, 11 7, 9 6
dalam segala kondisi
Melaksanakan salat
12, 14 13, 15 4
dengan khusyuk
Total 15
30
menyelesaikan tugas; 2) keterlambatan dalam mengerjakan tugas; 3)
waktu antara rencanan dan kinerja aktual. Skala ini terdiri dari lima
digunakan dalam skala kedisiplinan salat subuh ini terdiri dari favorable
dan unfavorable.
1. Validitas
31
Periantalo (2016) mengemukakan bahwa validitas merupakan sejauh
Perhitungan koefisien dari validitas isi suatu alat ukur didasarkan dari
penilaian dari para ahli dari segi sejauh mana aitem tersebut mewakili
relevan) sampai dengan 5 (sangat relevan). Para ahli yang terlibat dalam
menilai skala ini yaitu Basti, S.Psi., M.Si., Ahmad Yasser Mansyur, S.Psi.,
M.Si., Ph.D, dan Irdianti, S.Psi., M.si., yang kemudian diminta untuk
menilai apakah suatu aitem relevan atau tidak relevan serta sesuai dengan
32
kedisiplinan salat subuh. Perhitungan koefisien Aiken’s V dapat dilakukan
menggunakan rumus:
V: ∑s/n(c-1)
Keterangan:
S: r-lo
lo: angka penilaian validitas terendah
c: angka penilaian validitas tertinggi
r: angka yang diberikan oleh penilai
n: jumlah penilai
angka 1, maka akan semakin baik validitas isi dari aitem tersebut. Standar
sebuah aitem dianggap valid yakni lebih besar dari 0,30. Hasil dari
dinyatakan esensial, bergerak mulai dari 0,833 hingga 1 dan untuk hasil
kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki kriteria alat ukur.
antara 0,00 hingga 1. Semakin tinggi nilai korelasi aitem dengan skor total
maka semakin bagus daya beda aitem, sedangkan semakin rendah nilai
33
korelasi aitem dengan skor total maka semakin rendah daya pembeda
aitem.
0,30 untuk skala kedisiplinan salat subuh dan prokrastinasi akademik. Item
bahwa dari 15 item, terdapat satu item yang gugur yaitu item 15,
hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dari
17 item dan terdapat tujuh item yang gugur yaitu item 1, 2, 6, 8, 9, 13,
dan 15, sehingga tersisa 10 aitem yang layak digunakan dengan nilai
koefisien korelasi aitem total > 0,30, yang bergerak dari 0,344 sampai
dengan 0,638.
3. Validitas faktorial
34
yang disebut sebagai faktor. Validitas faktorial yang digunakan adalah
Jamovi versi 0.14.1.0. Hasil CFA pada skala kedisiplinan salat subuh telah
model fit yang direkomendasikan oleh Hair, dkk. (2014) dan Kline (2005),
dengan nilai X2 = 65,653 (df = 49; p = 0,056; p > 0,05); RMSEA = 0,075
kecocokan yang baik), CFI = 0,949 (CFI > 0,90), IFI = 0,952 (IFI > 0,90),
dan PNFI = 0,619 (semakin besar semakin baik). Hasil uji kecocokan
kriteria sehingga model teoritis yang dibangun sama dengan data empiris
CFA sebanyak tiga kali dengan tidak melibatkan item yang memiliki nilai
item yang valid dengan nilai loading faktor untuk setiap item yang berada
diatas 0,40 (Hair, dkk., 2014), yang bergerak dari nilai 0,401 hingga 0,910.
Berikut adalah blue print item skala kedisiplinan salat subuh yang
Tabel 4. Blue print skala kedisiplinan salat subuh setelah uji coba
Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Bergegas 1, 3, 5 2, 4 5
melaksanakan
35
salat ketika
mendengar azan
subuh
Melaksanakan
salat dalam 6, 10, 11 7, 9 5
segala kondisi
Melaksanakan
salat dengan 12 13 2
khusyuk
Total 12
kali pengujian telah menunjukkan model yang fit dengan nilai X2 = 18,231
(df = 20; p = 0,572; p > 0,05); RMSEA = 0,000 (RMSEA < 0,08), NFI =
CFI = 1,000 (CFI > 0,90), IFI = 1,016 (IFI > 0,90), dan PNFI = 0,614
teoritis yang dibangun sama dengan data empiris yang ada dilapangan.
loading faktor yang bergerak dari 0,482 hingga 0,753, yang menyisahkan 8
item yang valid. Berikut adalah blue print item skala prokrastinasi
kembali.
36
skripsi
Keterlambatan
dalam
5 4 2
mengerjakan
tugas
Melakukan
Ktivitas lain yang
lebih
menyenangkan 11 10, 12 3
dibandingkan
mengerjakan
tugas akademik
Kesenjangan
waktu antara
17 14 2
rencana dan
kinerja aktual
Total 8
4. Reliabilitas
dengan alat tersebut dapat dipercaya. Reliabiltas suatu alat ukur dapat
berkisar antara rentang 0 sampai dengan 1 atau jika nilai Alpha Cronbach
> 0,70. Penelitian ini menggunakan aplikasi Jamovi versi 0.14.1.0 untuk
37
tersisa dari hasil pengujian CFA akhir memperoleh nilai Alpha
1. Analisis deskriptif.
kategori, yaitu:
2. Uji Hipotesis
38
Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban
1. Tahap Persiapan
39
persetujuan dari Kaprodi ditetapkanlah dosen pembimbing skripsi Basti,
yang di validasi oleh Para ahli yaitu Basti, S.Psi., M.Si., Ahmad Yasser
40
Mansyur, S.Psi., M.Si., Ph.D., dan Irdianti, S.Psi., M.Si. diminta untuk
menilai apakah suatu aitem relevan atau tidak relevan serta sesuai dengan
salat subuh. Setelah melakukan validasi peneliti melakukan uji coba skala
yang disebar via online media sosial pada tanggal 14 Juli sampai 19 Juli
2021. Partisipan yang mengisi skala uji coba prokrastinasi akademik dan
dari 20 orang angkatan 2014, 2015, dan 2016 mahasiswa psikologi UNM.
berdasarkan pengolahan hasil uji coba kedua skala. Setelah melalui tahap
dengan memberikan kriteria khusus pada google form dan link yang
41
Analisis data dimulai dengan memberikan skor tiap aitem pada
versi 0.14.1.0.
BAB IV
42
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
berpartisipasi dan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 136
perempuan.
responden.
43
b. Deskripsi Data Penelitian
diperoleh dari nilai respon aitem skala. Skala kedisiplinan salat subuh
skala kedisiplinan salat subuh adalah 23 dan tertinggi adalah 58. Nilai
rata-rata skala secara empirik atau mean adalah 41,242. Nilai standar
44
deviasi yang didapatkan adalah 7,474. Kategorisasi skala kedisiplinan
kategori sedang.
45
Min Max M
Prokrastinasi 11 38 22,345 4,835
Akademik
Keterangan: M = Mean; SD = Standar Deviasi
rata-rata skala secara empirik atau mean adalah 22,345. Nilai standar
kategori sedang.
2. Uji Hipotesis
46
hipotesis. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan bantuan
software Jamovi versi 0.41.1.0, yang disajikan pada tabel di bawah ini.
dalam penelitian ini diterima. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai
47
Namun kekuatan hubungan antara dua variabel yang diuji dalam
penelitian ini berada pada kategori lemah dengan mengacu pada kriteria D
ancey dan Reidy (2017). Hasil perhitungan nilai koefisien korelasi yang
prokrastinasi akademik.
B. Pembahasan
48
Subjek pada umumnya memiliki tingkat kedisiplinan salat subuh pada
ketetapan waktu serta dengan bacaan suci yang dilakukan dari takbir
terbitnya matahari.
memelihara kondisi badan agar tetap sehat. Kondisi badan yang sehat akan
pikiran akan menjadi sehat dan terhindar dari penyakit fisik dan psikis.
49
Mahasiswa dituntut untuk mampu melaksanakan tugas dengan penuh
khawatir, dan tidak percaya diri dalam dirinya. Rasulullah SAW bersabda
bahwa barang siapa yang ingin menang dalam perang maka salat subuhlah
diperoleh hasil data terbagi menjadi tiga kategori yakni terdapat 15 subjek
50
Ferrari, Johnson, dan McCown (1995) mengemukakan bahwa
menyelesaiak tugas akhir atau yang biasa disebut dengan skripsi. Andarini
menganggap skripsi menjadi beban hidup, takut dengan hasil skripsi yang
51
lebih memilih melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan
akademik
sebesar 0,000 (p < 0,05), sehingga hipotesis yang diajukan (Ha) dalam
52
rendah prokratsinasi akademik. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
prokrastinasi akademik.
2
Kedisiplinan salat subuh memberikan sumbangsih sebesar -0,387 =
kelulusan.
menimbulkan rasa cemas, banyak waktu yang terbuang, dan bahkan tidak
subuh dengan konsisten dan tepat waktu padahal harus melawan rasa
53
kantuk karena dikerjakan di waktu fajar, sehingga hal tersebut melatih
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
rendah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa
55
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian serupa
56
DAFTAR PUSTAKA
57
Ferrari, J.R., Johnson, J. L., & McCown. W. G. (1995). Procrastionation and task
avoidance: Theory, research, and treatment. New York: Springer Science &
Business Media.
Freeman, E. K. (2011). Extraversion and arousal procrastination: waiting for the
kicks. Curl pshchology, 30(1), 375-382.
Ghofur, M. (2018). Pejuang tahajud dan subuh. Yogyakarta: Araska.
Ghufron, M. N., & Risnawati, R. (2010). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar-
Ruzz media.
Hadi, S. (2004). Metodologi research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hadi, S. (2009). Metodologi penelitian. Yogyakarta: Andi.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R.E. (2014). Multivariate data
analysis (7th Ed.). London: Pearson Education Limited.
Haryanto, S. (2002). Psikologi shalat. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Hayyinah. (2004). Religiusitas dan prokrastinasi akademik mahasiswa. Jurnal
psikologika. 17(1). 31-41.
Kamus besar. (2012). Arti kata disiplin
Katsir, Ibnu. (2012). Tafsir ibnu katsir jilid 10. Terj. M. Abdul Ghoffar E.
M., Abdurrahman Mu’thi, Abu Ihsan Al-Atsari. Pustaka Imam asy-syafi’i: Bogor.
Kline, R. B. (2005). Principles and practice of structural equation modeling (2nd
Ed.). New York: Guilford.
Knaus, W. (2010). End procrastination now! Get it done with a proven
psychological approach. New York. Mc Graw Hill.
Mansyur, A. Y., & Gismin, S. S. (2018). Salat subuh dan dimensi ideal
mahasiswa. Jurnal Psikologi Islami, 4(2), 82-90.
Periantalo, J. (2015). Penyusunan skala psikologi asyik mudah & bermanfaat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Periantalo, J. (2016). Penelitian kuantitatif untuk psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Prijosaksono, A. & Sembel, R. (2003). Management series. Jakarta: Gramedia.
Ridha, A. A. (2015). Impikasi kualitas shalat subuh dalam kehidupan remaja
(studi fenomenologi pada remaja tarbiyah). Jurnal Nalar, 8(1), 886-893.
ISSN: 1639-7503.
Sears,W., & Sears, M. (2003). The baby book, everything you need to know about
your baby from birth to age two. PT Serambi Ilmu Semesta: Jakarta.
58
Seo, E. H. (2008). Self-efficacy as a mediator in the relationship between self-
oriented perfectionism and academic procrastinaton. Journal Social Behavior
And Personality, 36(6), 753-764. South korea: Seoul women’s University,
Nowon Gu.
Shalih, K.A., Aziz, A., Baz bin & Ruqayyah binti Muhammad Al Maharib.
(2008). Jangan asal shalat!. Solo: Pustaka Iltizam.
Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Siswoyo, D. (2007). Ilmu pendidikan. Yogyakarta. UNY press.
Solomon, L. J., & Rothblum, E. D. (1984). Academic procrastination: Frequency
and cognitive-behavioral correlates. Journal Of Counseling Psychology, 81(4),
503-509.
Steel, P. (2010). Arousal, avoidant and decisional procrastinators: Do they exist?
Personality and Individual Differences, 48, 926-934
Sugiyono. (2009). Metode penelitian pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Statistika dalam penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sulaiman, M., & Zakaria, A. (2010). Jejak bisnis rasul. Jakarta Selatan: PT Mizan
Publika.
Surijah, E.A., & Tjundjing, S. (2007). Mahasiswa versus tugas: prokrastinasi
akademik dan conscientiousness. Anima. 22. 352-374.
Tatan, Z. M. (2012). Analisis prokrastinasi tugas akhir/skripsi. Jurnal Formatif, 2
(1), 82-89. ISSN: 2088-351X.
Yusuf, S. (2012). Psikologi Perkembangan anak dan remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
59