Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DENGAN PROKRASTINASI

AKADEMIK PADA REMAJA SMA

Proposal Penelitian

QANSANYA HADIE ‘AINA


18010664105

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PSIKOLOGI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia mengalami fase-fase tertentu dalam hidupnya seperti pada
masa bayi, fase anak-anak, fase remaja, dan fase lanjut usia. Namun, yang sering
mengalami pencarian makna hidup berada pada fase remaja. Remaja sebetulnya tidak
mempunyai tempat yang jelas, mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak,
tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk kedalam golongan orang
dewasa. “Remaja masih belum mampu menguasai dan memanfaatkan secara
maksimal fungsi-fungsi fisik dan psikisnya. Namun, fase remaja merupakan fase
perkembangan yang amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, dan fisik”.
Agar remaja dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan untuk
mencapai perkembangan yang baik, harus ada asuhan terarah. Asuhan dalam
perkembangan dengan melalui proses belajar sering disebut pendidikan. Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Sejalan dengan
itu “Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan, bertanggung jawab dalam
memberikan asuhan terhadap proses perkembangan individu”. Pelaksanaan kurikulum
2013, proses pembelajaran banyak menuntut peserta didik agar lebih aktif, sehingga
banyak tugas-tugas akademik yang harus diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Namun, dalam proses belajarnya di sekolah tidak sedikit remaja yang mengalami
masalah-masalah akademik, seperti pengaturan waktu belajar, memilih metode belajar
untuk mempersiapkan ujian, menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Ghufron dan
Risnawita, (Gufron, 2010) mengungkapkan bahwa “Seseorang, dalam hal ini pelajar
SMA mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai batas waktu yang telah
ditentukan, mempunyai kecenderungan untuk menunda atau tidak segera memulai
pekerjaan, ketika menghadapi suatu pekerjaan dan tugas disebut seseorang yang
melakukan prokrastinasi”. Tidak peduli apakah penundaan tersebut mempunyai
alasan atau tidak, setiap penundaan dalam menghadapi suatu tugas disebut
prokrastinasi dalam jurnal [ CITATION Mei16 \l 1033 ](Purwanti et al., 2016)
Dalam khasanah ilmiah psikologi pada tahun 1984 Solomon dan Rothblum
menyatakan terdapat istilah prokrastinasi/keterlambatan yang menunjukkan suatu
perilaku yang tidak disiplin dalam penggunanaan waktu. Prokrastinasi adalah suatu
kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja secara
keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja
menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu serta sering
terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan. Kendall dan Hammen
berpendapat bahwa penundaan tersebut dilakukan individu sebagai bentuk coping
yang digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang dapat membuatnya
stres. Sedangkan kontrol diri atau self control menurut Goldfried dan Merbaum
mendefinisikan control diri sebagaisuatu kemampuanuntuk menyusun \ membimbing,
mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu kea rah
konsekuensi positif. Control diri juga menggambarkan keputussn individu yang
melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk
meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan. (Gufron, 2010)
Prokrastinasi telah lama dianggap sebagai perwujudan dari rendahnya self-
control. Kemunculan teori motivasi temporal (TMT) sebagai suatu kerangka teoritis
untuk menjelaskan prokrastinasi dan juga mendukung peran self-control dalam
memunculkan perilaku prokrastinasi . penelitian ini ingin menguji kesesuaian TMT
dalam menjelaskan pola hubungan antara self-control dan prokrastinasi (Ursia et al.,
2013)
Dalam bidang pendidikan, terdapat pula istilah prokrastinasi akademik.
Prokrastinasi akademik adalah penundaan yang hanya terbatas pada tugas dan
aktivitas yang berkaitan dengan pembelajaran. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik memiliki dampak negative bagi individu.
Dampak-dampak negatif tersebut, di antaranya distress, rendahnya prestasi akademik,
tugas tidak terselesaikan atau hasil pengerjaan tugas tidak maksimal, serta
menurunkan produktivitas sehingga waktu yang dimiliki menjadi terbuang sia-sia
(Solomon & Rothblum, 1984; Tice & Baumeister, 1997; Karatas, 2015) dalam (Clara
et al., 2017)
Menurut Ferrari dkk (1995:34-45) ada dua faktor yang mempengaruhi
prokrastinasi akademik, pertama faktor internal yaitu faktor dari dalam diri inividu
meliputi faktor fisik dan faktor psikologis. Kedua faktor eksternal meliputi
banyaknya tugas yang menuntut penyelesaian pada waaktu yang hampir bersamaan,
kondisi lingkungn dan pengasuhan otoriter. Keadaan di asrama dengan peengaturan
dan kondisi yang berbeda dengan dirumah bisa menjadi sumber tekanan (stress)
sehingga dapat menyebabkan stress. Akibat buruk stress adalah kelelahan hingga
mengakibatkan turunnya produktivitas belajar maupun aktivitas pribadi (Rumiani,
2006:37) dalam (Andriyatiningrum, 2018)
Contohnya dalam Hasil analisis spearman’s rho yang dilakukan oleh Listri
Indriyani menunjukkan adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara
kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas 2 di SMA, yang artinya
bahwa semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki individu maka semakin rendah
prokrastinasi akademik yang dilakukan, sebaliknya semakin rendah kontrol diri yang
dimiliki indvidu maka semakin tinggi perilaku prokrastinasi akademiknya (Indriyani,
2019). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Aini dan Mahardayani menujukkan
adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan
prokrastinasi akademik (Aini & Mahardayani, 2011). Selain itu, penelitian Clara,
Dariyo, & Basaria juga menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan
antara kontrol diri dengan prokrastinasi akademik (Clara et al., 2017). Dari hasil
ketiga penelitian diatas dapat dilihat bahwa kontrol diri dapat mempengaruhi
prokrastinasi akademik, artinya semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki individu
maka semakin rendah prokrastinasi akademik yang dimiliki individu, dan sebaliknya
semakin rendah kontrol diri yang dimiliki individu maka semakin tinggi prokrastinasi
akademik yang dimiliki individu. Individu yang mempunyai kontrol perilaku yang
tinggi akan memilih mengerjakan tugas daripada melakukan aktivitas yang lebih
menyenangkan, sebaliknya individu yang mempunyai kontrol perilaku yang rendah
akan cenderung memilih melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan dari pada
harus mengerjakan tugas. Individu dengan kontrol 12 kognitif yang baik juga bisa
menginterpretasi suatu keadaan dengan baik sehingga tidak melakukan prokrastinasi
akademik. Selain itu, individu dengan kontrol keputusan yang baik juga akan
menyelesaikan tugas secara tepat waktu dan tidak akan menunda-nundanya karena
apa yang sudah menjadi keputusannya itu harus diyakini, disetujui dan dikerjakan
sehingga individu dengan kontrol keputusan yang baik tidak melakukan prokrastinasi
akademik, dan sebaliknya individu dengan kontrol keputusan yang rendah akan lebih
melakukan prokrastinasi akademik. (Indriyani, 2019)
Hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa prokrastinasi terjadi di
setiap bidang kehidupan, salah satunya di bidang akademik. Penelitian tentang
prokrastinasi pada awalnya memang banyak terjadi di lingkungan akademik, yaitu
lebih dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi. Pada hasil survey majalah New
Statement 26 Februari 1999 juga memperlihatkan bahwa kurang lebih 20% sampai
dengan 70% pelajar melakukan prokrastinasi (Yuanita, 2010) dalam Jurnal (Aini &
Mahardayani, 2011)
Salah satu permasalahan yang banyak dihadapi mahasiswa dalam
mengerjakan skripsi adalah pemanfaatan waktu yang tidak efektif maupun
ketidakdisiplinan. Fenomena prokrastinasi atau perilaku menunda-nunda untuk
memulai atau melakukan sesuatu terjadi hampir pada setiap jenjang pendidikan.
Kurangnya kontrol diri dan rendahnya motivasi berprestasi diduga menjadi salah satu
penyebab terjadinya prokrastinasi akademik.. Mahasiswa-mahasiswi yang melakukan
prokrastinasi kemungkinan memiliki kontrol diri yang rendah, sebab mereka tidak
dapat mengatur waktu dan emosi mereka sehingga mereka menunda-nunda untuk
melakukan tugas mereka. (Anisa, 2017)

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul serta masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka
peneliti merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang tertulis sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah tingkat kontrol diri (self-control) remaja sekarang ini?
2. Bagaimanakah tingkat prokrastinasi remaja sekarang ini dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi?
3. Adakah hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan prokrastinasi remaja
dalam menyelesaikan masalah yang terjadi disekitarnya?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ditetapkan oleh peneliti untuk menunjang agar
penelitian ini bisa mendapatakan hasil yang baik serta sesuai dengan harapan, maka
peneliti menetapkan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kontrol diri (self-control) remaja skarang
ini.
2. Untuk mengetahui tingkat prokrastinasi remaja dalam menyelesaikan masalah
yang dihapadapi sekarang ini.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri (self-control) dengan
prokrastinasi remaja dalam menyelesaikan masalah yang terjadi disekitarnya.
D. Manfaat Penelitian
Diadakannya penelitian ini bermaksud untuk memunculkan hasil dari sebuah
penelitian yang bertemakan tentang “hubungan kontrol diri (self-control) dengan
prokrastinasi remaja” yang nantinya akan memberikan manfaat baik secara praktis
ataupun teoritis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan serta wawasan ilmu yang berkaitan tentang control
diri dan prokrastinasi pada remaja
b. Penelitian ini menjadi sebuah referensi atau bahan kajian dibidang ilmu
pengetahuan khususnya ilmu psikologi.
c. Penelitian ini sebagai kajian yang nantinya masih bisa dikembangkan sesuai
dengan munculnya teori-teori yang terbaru sehingga dapat memberikan hasil
penelitian yang semakin baik.
2. Manfaat praktis
Membantu memberikan pengetahuan dan menjadi sebuah bahan pertimbangan
sebagai bentuk antisipasi terhadadap sebab-sebab terjadinya prokrastinasi
dikalangan remaja, serta secara tidak sengaja menghimbau para orang tua serta
putra-putrinya tentang pentingnya dukungan sosial dalam berinteraksi di
masyarakat.

E. Asumsi Penelitian
Dalam peneltian ini terdapat beberapa asumsi dasar dalam penelitian ini yaitu:
1. Tingkat self-control yang dimiliki setiap individu berbeda-beda
2. Self-control dapat diukur menggunakan skala
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis
Untuk mencegah agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penulisan proposal ini,
perlu adanya penjelaskan yang berkaitan tentang istilah-istilah penting yang menjadi
inti pembahasan yang terdapat dalam judul di atas. Istilah-istilah tersebut adalah :

1. Pengertian kontrol diri (self-control)


Kontrol diri seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun,
membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa
kearah konsekuensi positif. Kontrol diri mengandung arti mengatur sendiri
tingkah laku yang dimiliki (Kartono dan Gulo, 1987:441).
Pada kalangan ilmuan, istilah prokrastinasi digunakan untuk menunjukkan
suatu kecendrungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan.
Istilah ini pertama kali oleh Brown dan Holzman (1997). Menurut Green (1982),
jenis tugas yang menjadi objek prokrastinasi akademik adalah tugas yang
berhubungan dengan kinerja akademik. Perilaku perilaku yang mencirikan
penundaan dalam tugas akademik dipilah dari perilaku lainnya dan
dikelompokkan menjadi unsur prokrastinasi akademik.
Menurut Ghufron dan Risnawati seseorang yang mempunyai kesulitan untuk
melakukan sesuatu sesuai batas waktu yang telah ditentukan, seiring mengalami
keterlambatan, mempersiakan sesuatu dengan sangat berlebihan, dan gagal dalam
menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan, dikatakan sebagai
orang yang melakukan prokrastinasi (Gufron, 2010). Oleh sebab itu, prokrastinasi
dapat dikatakan sebagai salah satu perilaku yang tidak efisien dalam
menggunakan waktu dan adanya kecendrungan untuk tidak segera memulai suatu
pekerjaan ketika menghadapi suatu tugas.
Burka dan Yuen (1983) menegaskan kembali dengan menyebutkan adanya
aspek irasioanal yang dimiliki oleh seorang prokrastinator. Seorang prokrastinator
memiliki pandangan bahwa suatu tugas harus diselesaikan dengan sempurna
sehingga dia merasa lebih aman untuk tidak melakukannya dengan segera.
Dikarenakan jika segera mengerjakan tugas akan menghasilkan sesuatu yang tidak
maksimal.
Steel (2007) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah menunda dengan sengaja
kegiatan yang diinginkan walaupun individu mengetahui bahwa perilaku
penundaanya tersebut dapat menghasilkan dampak buruk. Steel (2010) juga
pernah mengatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu penundaan sukarela yang
dilakukan oleh individu terhadap tugas atau pekerjaannya meskipun ia tahu bahwa
hal ini akan berdampak buruk pada masa depan.
Gul dan Pesendofer (dalam Sriyanti, 2012:4) menyatakan pengendalian diri
untuk menyelaraskan antara keinginan pribadi self interest dengan godaan
(temptation). Kemampuan seseorang mengendalikan keinginan-keinginan diri dan
menghindari godaan ini sangat berperan dalam pembentukan perilaku yang baik.
Ada kecenderungan manusiawi dalam diri anak untuk berperilaku semaunya, ada
kecenderungan anak untuk menentang aturan, tidak patuh pada orang tua serta
menuruti kemauan sendiri. Malas belajar, menyontek, tidak mengerjakan
pekerjaan rumah (PR), menonton tv/film berjam-jam, bermain game, pulang larut
malam, minuman keras adalah godaan-godaan yang mengganggu anak. Godaan
tersebut dapat ditangkal dengan self control yang baik.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa kontrol
diri (self control) adalah kemampuan individu dalam mengontrol tingkah laku,
mengelola informasi yang tidak diinginkan dan memilih suatu keputusan
berdasarkan apa yang individu tersebut yakini.
2. Jenis dan Aspek Kontrol Diri
Averill menyebut kontrol diri dengan sebutan kontrol personal, yaitu kontrol
perilaku (behavior control), kontrol kognitif (cognitive control), kontrol keputusan
(Desional conrol).
a. Kontrol Perilaku (Behavior Control)
Kontrol perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu respon yang
dapat secara langsung memengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang
tidak menyenangkan.
b. Kontrol Kognitif (Cognitive Control)
Kontrol kognitif merupakan kemampuan individu dalam mengolah
informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau
menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai
adaptasi psikologi atau mengurangi tekanan.
c. Kontrol Keputusan (Desional Conrol)
Mengontrol keputusan merupakan kemampuan seseorang untuk
memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau
disetujuinya.
b. Prokrastinasi
1. Pengertian Prokarastinasi
Prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan “pro”
yang berarti mendorong maju dan akhiran “cristinus” yang berarti keputusan hari
esok. Apabila digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai akhir
berikutnya.
Meurut Brown dan Holzman prokrastinasi akademik adalah istilah yang
digunakan untuk menunjukkan suatu kecenderungan menunda-nunda
penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan.
2. Karakteristik Prokrastinasi Akademik
Pendapat Young (2004) ada beberapa karakteristik individu yang melakukan
prokrastinasi akademik antara lain; kurang dapat mengatur waktu, percaya diri
yang rendah, menganggap diri terlalu sibuk juka harus mengerjakan tugas, keras
kepala dalam arti menganggap orang lain tidak dapat memaksanya untuk
mengerjakan tugas, memanipulasi tingkah laku orang lain dan menganggap
pekerjaan tidak dapat dilakukan tanpanya, menjadikan penundaan sebagai coping
untuk menghindari tekanan, merasa dirinya sebagai korban yang tidak memahami
mengapa tidak mengerjakan sesuatu yang dapat dikerjakan orang lain.
Sedangkan menurut Sapadin dan Maquire, karakteristik individu yang
melakukan prokrastinasi akademik adalah sebagai berikut: perfeksionis yaitu
mengerjakan sesuatu yang dirasa kurang sempurna, pemimpi yaitu nwniliki
banyak ide besar tetapi tidak dilakukan, pencemas yaitu tidak berfikir tugas
berjalan dengan baik tetapi takut apa yang dilakukan lebih jelek atau gagal,
penentang, pembuat masalah, terlalu banyak tugas.
3. Hubungan Kontrol Diri Dengan Prokrastinasi Akademik
Dalam proses pendidikan dibangku sekolah, prokrastiasi dapat dikatakan
sebagai salah satu perilaku yang tidak efisien dalam menggunakan waktu dan
adanya kecenderungan untuk tidak memulai suatu perkerjaan ketika menghadapi
suatu tugas. Seagai generasi penenrus yang dituntut untuk mewujudkan sumber
daya manusia yang berkualitas, prokrastinasi yang dilakukan siswa dianggap
negative dan dianggap sebagai suatu masalah.
Setiap individu dalam hal ini siswa SMA, memiliki suatu mekanisme yang
dapat membantu, mengatur dan mengarahkan perilaku belajarnya kearah yang
positif untuk menghindari dan mengurangi prokrastinasi yaitu kontrol diri, sebagai
salah satu sifat kepribadian, kontrol diri pada satu siswa dengan siswa yang lain
tidaklah sama.
Logue (1995) mengemukakan ciri-ciri orang yang mampu mengendalikan
dirinya, yaitu memegang teguh atau tetap bertahan dengan tugas yang seharusnya
ia kerjakan walaupun menghadapi banyak gangguan, mengubah perilakunya
sendiri melalui perubahan dari beberapa pengaruh aturan norma yng ada tidak
menunjukkan atau melibatkan perilaku yang dipengaruhi oleh kemarahan atau
emosional, yang bersifat toleran terhadap stimulus yang berlawanan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Berdasarkan Hasil analisis yang telah dilakukan oleh Listri Indriyani dengan
menggunakan spearma’s rho menunjukkan adanya hubungan negatif yang sangat
signifikan antara kontrol diri dengan prokrastinasi remaja SMA, yang artinya bahwa
semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki individu maka semakin rendah prokrastinasi
akademik yang dilakukan, sebaliknya semakin rendah kontrol diri yang dimiliki
indvidu maka semakin tinggi perilaku prokrastinasi akademiknya. (Indriyani, 2019)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Aini & Mahardayani,
2011)menujukkan adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri
dengan prokrastinasi akademik. Selain itu, penelitian Bintaraningtyas (2015) dan
penelitian (Clara et al., 2017) menunjukkan juga bahwa ada hubungan negatif yang
signifikan antara kontrol diri dengan prokrastinasi akademik.
C. Kerangka Konseptual
Kontrol Diri Prokrastinasi Akademik
Aspek : Ciri-Ciri :
1. Kontrol Perilaku 1. Penundaan untuk memulai
(Behavioral Control) dan menyelesaikan tugas.
2. Kontrol Kognitif 2. Keterlambatan dalam
mengerjakan tugas.
( Cognitive Control) 3. Kesenjangan waktu antara
3. Mengontrol rencana dan kinerja aktual
perilaku 4. Melakukan aktivitas yang
(Decisional Control) lebih menyenangkan.
Averill (dalam Ferrari dkk. 1995 (dalam Semaki
Ghufron, Risnawati, Ghufron, Rsnawati,2010 tinggi
2010)
kontrol
diri yang
dimiliki individu maka semakin rendah prokrastinasi akademik yang dilakukan,
sebaliknya semakin rendah kontrol diri yang dimiliki indvidu maka semakin tinggi
perilaku prokrastinasi akademiknya.

D. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara self-control dengan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa
Ha : Terdapat hubungan antara self-control dengan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi.
Penelitian korelasi menurut Jannah merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan atau korelasi antara dua variabel atau lebih variabel penelitian

B. Variabel dan Definisi Operasional


Menurut Jannah, variabel penelitian adalah konstruk yang memiliki nilai tertentu
dimana nilai ini yang dianalisis secara statistik dalam suatu penelitian (Jannah, 2018).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable)
dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi variabel dalam penelitian ini
adalah :

a. Vatiabel Terikat (dependent variable)


Menurut jannah Variable terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
keberadaan variabel bebas (Jannah, 2018). Variabel terikat dapat dilambangkan
dengan huruf “Y”. variabel terikat dalam penelitian ini adalah prokrastinasi
akademik(Y).

b. Variabel Bebas (independent variable)

Menurut Jannah Variabel bebas merupakan variabel yang secara teoritis memiliki
pengaruh terhadap perubahan variabel (Jannah, 2018). Varibel bebas dapat
dilambangkan dengan huruf “X”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah self-
control (X).

C. Definisi Operasional
Menurut Nurastuti definisi operasional variabel adalah istilah variabel yang harus
mempunyai sebuah rujukan empiris yang dapat diukur, dihitung, logis dan dinyatakan
dalam kriteria operasi yang dapat diuji khusus. Definisi variabel penelitian harus
dirumuskan untuk menghindaari kesalahan dalam mengumpulan data. Definisi
operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah :

a. Prokrastinasi akademik
Prokrastinasi akademik merupakan kecenderungan dari (a) selalu atau hampir
selalu menunda mengerjakan tugas akademik, dan (b) selalu dan hampir selalu
mengalami masalah kecemasan yang berhubungan dengan penundaan ini. Tugas-
tugas akademik tersebut diantaranya adalah tugas menulis, membaca, belajar
menghadapi ujian, menghadiri pertemuan (belajar di sekolah), tugas administratir,
dan kinerja akademik secara keseluruhan.
b. Self-Control
Self-control adalah adalah kemampuan individu dalam mengontrol tingkah
laku, mengelola informasi yang tidak diinginkan dan memilih suatu keputusan
berdasarkan apa yang individu tersebut yakini.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik pengumpulan data skala.
Menurut Jannah teknik pengumpulan data berupa skala adalah suatu instrumen yang
berupa kuesioner yang berisi daftar pertanyaan. Penggunaan teknik ini dipilih karena
dirasa paling cocok untuk meneliti hubungan kontrol diri dengan Prokrastinasi
Akademik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala
yaitu skala prokrastinasi akademik dan skala kontrol diri.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa skala likert. Skala likert adalah sebuah
skala untuk mengukur sikap, pendapat, serta persepsi seseorang. Dalam penelitian ini
terdapat dua skala, yang pertama Academic Procrastination Scale (APS) yang terdiri
dari 24 pertanyaan dan disusun oleh McCloskey dan skala kontrol diri. Dari kedua
skala tersebut maka peneliti akan membuat alternative jawaban yang akan digunakan
pada penelitian ini adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan
Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada pertanyaan favourable untuk jawaban SS skor 4, S
skor 3, TS skor 2, dan STS skor 1. Pada pertanyaan unfavourable SS skor 1, S skor 2,
TS skor 3, dan STS skor 4.
Daftar Pustaka
Aini, A. N., & Mahardayani, I. H. (2011). Hubungan antara Kontrol Diri dengan
Prokrastinasi dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Universitas Muria Kudus.
Jurnal Psikologi Pitutur, 1(2), 65–71.
Andriyatiningrum, M. V. (2018). PENGARUH SELF ESTEEM DAN SELF CONTROL
TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA-SISWI MTS. SALAFIYAH
SYAFIIYAH TEBUIRENG JOMBANG. Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang.
Anisa, W. (2017). Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa
Psikologi yang Mengerjakan Skripsi di Universitas Medan Area. Universitas Medan
Area.
Clara, C., Dariyo, A., & Basaria, D. (2017). PERAN SELF-EFFICACY DAN SELF-
CONTROL TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA (STUDI
PADA SISWA SMA X TANGERANG). 1(2), 159–169.
Gufron, R. (2010). Hubungan Kontrol Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Ipa
Man Malang I Kota Malang. 1–9.
Indriyani, L. (2019). HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI
AKADEMIK PADA SISWA KELAS 2 DI SMA (Vol. 4). Universitas Ahmad Dahlan.
Jannah, M. (2018). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi. Unesa University
Press.
Purwanti, M., Purwanti, & Lestari, S. (2016). PENGARUH KONTROL DIRI TERHADAP
PROKRASTINASI AKADEMIK PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI
AMBAWANG. 1–15.
Ursia, N. R., Siaputra, I. B., & Sutanto, N. (2013). Academic Procrastination and Self-
Control in Thesis Writing Students of Faculty of Psychology, Universitas Surabaya.
Makara Human Behavior Studies in Asia, 17(1), 1.
https://doi.org/10.7454/mssh.v17i1.1798

Anda mungkin juga menyukai