Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Kecemasan Belajar Terhadap Kemampuan

Konsentrasi Belajar Pada Atlet


PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:
LUKYTA SENDA VALLENSY HAKIM
NIM 18010664180

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PSIKOLOGI
MARET 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat


kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan yang terbangun dalam sebuah
bangunan sekolah dapat berperan dalam peningkatan mutu pembelajaran dalam
berkonsentrasi. Konsentrasi siswa dalam pembelajaran adalah kemampuan
siswa yang harus sudah tertanam di dalam dirinya, dikarenakan dengan
konsentrasi penuh dari setiap siswa dapat lebih mudah untuk mencapai tujuan
kompetensi yang ditetapkan dan pembelajaran dapat diterima oleh siswa secara
baik sehingga dapat diterapkan dalam kehidupannya, namun dalam
pelaksanaannya ketika belajar
Gunarsa (2008) dalam (Hypnotherapy, 2018) konsentrasi merupakan
kemampuan yang sangat penting agar perhatian menjadi terpusat terhadap
permainan dengan berbagai lika-likunya, serta terhadap taktik atau strategi untuk
bermain sebaik-baiknya”.
(Hypnotherapy, 2018), konsentrasi merupakan aspek yang dimiliki penting
dalam olahraga tidak hanya pada saat pertandingan tetapi juga pada saat latihan”.
Schmid dan Paper dalam Satiadarma (2000), mengemukakan bahwa konsentrasi
merupakan hal yang amat penting bagi seorang atlet dalam menampilkan kinerja
olahraganya.
Pentingnya untuk memperhatikan tingkat kecemasan saat bertanding pada
atlet adalah apabila atlet dihinggapi dengan kecemasan yang tinggi, dan
konsentrasi menurun menyebabkan atlet kesulitan dalam mengontrol gerakan,
permainan menjadi jelek, tidak dapat menerapkan strategi karena tidak
mengetahui harus melakukan apa sehingga akhirnya akan berpengaruh pada
penampilannya (performance), kepercayaan diri menjadi berkurang bahkan hilang

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didasarkan pada latar belakang adalah


apakah kecemasan dapat berpengaruh dalam konsentrasi atlet.
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh kecemasan terhadap konsentrasi para atlet.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
dan penangananbagi para pelatih atlet maupun atlet itu sendiri untuk
mengurangi kecemasan yang berpengaruh pada kemampuan
konsentrasinya
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, diharapkan dapat mengetahui ada tidaknya pengaruh
kecemasan terhadap konsentrasi atlet.
b. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat mengambil manfaat dari penelitian
ini dan berupaya mengurangi kecemasan.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini memiliki batasan agar penelitian terarah dan


menghindari kesalahpahaman yang dapat terjadi yaitu:
1. Penelitian ini terbatas untuk mengetahui pengaruh kecemasan terhadap
konsentrasi atlet
2. Ruang lingkup penelitian ini atlet yang mengalami kecemasan dan
mempengaruhi konsentrasinya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORITIS


1. Kecemasan
Mental merupakan daya penggerak dan pendorong untuk
menguatkan kemampuan fisik, teknik dan taktik dalam penampilan
olahraga. Setiap kali menghadapi suatu pertandingan, mental atlet harus
dipersiapkan, siap menghadapi rangsangan-rangsangan emosional, siap
menghadapi tugas yang berat atau tegasnya siap menghadapi beban
mental (Hypnotherapy, 2018)

Kecemasan merupakan suatu kondisi yang pernah dialami oleh


hampir semua individu, hanya saja kadar dan tarafnya yang berbeda. Ada
individu yang dapat menyelesaikan masalah-masalahnya hingga
kecemasan yang dialami tidak berkepanjangan, tetapi tidak jarang
kecemasan tersebut mendatangkan gangguan bagi yang mengalaminya
(Pratama, 2019)
Menurut Mark Anshel (Bagus et al., 2018)kecemasan dalam sebuah
pertandingan, dapat merefleksikan apa yang dirasakan oleh atlet seperti
pertandingan yang tidak akan berjalan secara lancar, hasil yang diperoleh
dalam pertandingan tidak memuaskan, dan merasa akan gagal dalam
menunjukkan penampilannya. Menurut Atwater (1982) (Bagus et al.,
2018) gejala-gejala mendasar yang dirasakan pada saat mengalami
kecemasan seperti detak jantung yang kencang, merasa kaku pada otot-
otot tubuh, merasa gelisah, dan berkeringan berlebihan. Martens (dalam
Jarvis, 1999) dalam (Bagus et al., 2018) membagi aspek kecemasan
menjadi dua, yaitu kecemasan somatik yang berkaitan dengan komponen
fisik dan kecemasan kognitif yang berkaitan dengan komponen mental
dari kecemasan

2. Konsentrasi pada atlet

Pelatih olahraga remaja dapat menjadi penentu pada pengalaman motivasi


dan emosional atlet muda (Ramis et al., 2017) Kecemasan sifat kompetitif
telah didefinisikan sebagai kecenderungan sistematis untuk bereaksi dengan
aktivasi berlebih sebelum atau selama kompetisi (Martens, 1977) dalam
(Ramis et al., 2017). Meskipun penelitian kecemasan dalam olahraga
biasanya berfokus pada pengaruhnya terhadap kinerja (Hanton et al., 2008)
dalam (Ramis et al., 2017),
Gunarsa (2008), konsentrasi merupakan kemampuan yang sangat penting
agar perhatian menjadi terpusat terhadap permainan dengan berbagai lika-
likunya, serta terhadap taktik atau strategi untuk bermain sebaik-baiknya”.
Konsentrasi yaitu menyangkut aktivitas pemusatan perhatian, ada obyek
yang diperhatikan, memiliki jangka waktu tertentu, dan berpeluang
mempengaruhi proses dan hasil perilaku” . Satiadarma (2000)
(Hypnotherapy, 2018), konsentrasi merupakan aspek yang dimiliki penting
dalam olahraga tidak hanya pada saat pertandingan tetapi juga pada saat
latihan”. Schmid dan Paper dalam Satiadarma (2000) dalam (Hypnotherapy,
2018), mengemukakan bahwa konsentrasi merupakan hal yang amat penting
bagi seorang atlet dalam menampilkan kinerja olahraganya .
Komponen utama konsentrasi adalah kemampuan untuk
memusatkan perhatian pada suatu hal tertentu dan tidak terganggu oleh
stimulus internal maupun ekternal yang tidak relevan. Stimulus internal
adalah gangguan sensoris maupun pikiran seperti perasaan lelah, cemas dan
sebagainya. Stimulus eksternal adalah gangguan dari luar diri seperti sorak-
sorai penonton, ejekan penonton, alunan musik yang keras, katakata yang
menyakitkan dari penonton atau pelatih, kesalahan keputusan wasit yang
dapat menimbulkan kecemasan pada diri atlet.
Terdapat faktor –faktor yang dapat memengaruhi konsentrasi. Faktor
internal dan eksternal, faktor internal yang memengaruhi konsentrasi yaitu
usia, kondisi fisik, jenis kelamin, dan pengalaman. Sedangkan, menurut
Gunarsa (2004:89) dalam (Hypnotherapy, 2018), ada faktor-faktor eksternal
yang dapat berpengaruh terhadap konsentrasi atlet, antara lain: a. Jika ada
rangsang yang terlalu kuat, seperti bunyi yang sangat keras atau cahaya
yang berkilau, seperi petir atau kilatan flash kamera. b. Jika rangsang yang
datang adalah sesuatu yang tidak biasa atau sangat berbeda dengan rangsang
rangsang yang diterima, misalnya dalam ukuran atau jumlah. c. Jika
rangsang yang sampai merupakan sesuatu yang luar biasa, yang tidak biasa
ia dapatkan ditempat latihan. d. Jika rangsangnya bergerak sehingga
perhatiannya tidak terpusat pada penglihatan yang sama, tidak monoton dan
cenderung untuk melihat dengan asumsi dan dugaan ada sesuatu rangsang
yang baru.

2.2 HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN


Dari hasil penelitian kecemasan bawaan akan mempengaruhi
konsentrasi. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi
tingkat kecemasan atlet maka semakin rendah konsentrasi yang dimiliki
para atlet. Peneliti akan membahas mengenai hubungan atau korelasi
antara kecemasan dengan konsentrasi. Dari tabel tersebut dapat diketahui
bahwa nilai rata-rata untuk variabel konsentrasi sebesar 8,16 dengan nilai
tertinggi sebesar 16 dan nilai terendah sebesar 2. Standart deviasi yang
dimiliki oleh variabel konsentrasi sebesar 4,17. Sedangkan untuk variabel
kecemasan memiliki nilai rata-rata sebesar 47 dengan nilai tertinggi
sebesar 60 dan nilai terendah sebesar 34. Standart deviasi yang dimiliki
oleh variabel kecemasan sebesar 7,37 (Pratama, 2019)

2.3 KERANGKA BERPIKIR


Kecemasan merupakan perasaan yang ditandai oleh ketakutan
terhadap ancaman atau bahaya dan membuat sesorang merasa tidak
tenang. Dan konsentrasi besar hubungannya dengan konsentrasi, dimana
konsentrasi akan terganggu apabila seseorang mengalami kecemasan. Dan
hal itu berlaku pada seorang atlet yang sangat membutuhkan konsentrasi
tinggi dimana dia selalu berusaha mengurangi kecemasannya agar dapat
berkonsentrasi dengan baik

2.4 HIPOTESIS
Berdasarkan asumsi hipotesis bahwa apabila signifikansi (p ≥ 0.05)
maka Ho diterima, sedangkan apabila signifikansi (p ≤ 0.05) maka Ho
ditolak. Nilai signifikansi sebesar 0,382 (p ≥ 0,05), maka Ho diterima.
Sesuai dengan hasil yang di dapatkan, diketahui bahwa tidak terdapat
pengaruh relaksasi meditasi terhadap kecemasan
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 VARIABEL & DEFINISI OPERASIONAL


1. Variabel

Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu:


a. Variabel X, disebut dengan variabel bebas berpengaruh dalam
perubahan variabel terikat yaitu tingkat kecemasan.
b. Variabel Y, disebut dengan variabel terikat dipengaruhi oleh variabel
bebas yaitu kemampuan atlet dalam konsentrasi.

2. Definisi Operasional
Definisi operasional dari kecemasan bertanding adalah suatu gejala
psikologis yang sangat identik dengan perasaan-perasaan negatif dan
timbul akibat adanya tegangan yang berlebihan dan berlangsung lama
yang memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana atlet menjalani
sebuah pertandingan. Semakin tinggi skor kecemasan bertanding berarti
atlet cemas saat bertanding dan semakin rendah skor kecemasan
bertanding berarti atlet tidak cemas saat bertanding.
Daftar Pustaka

Bagus, G., Adiputra, A., Putu, I. G. A., & Budisetyani, W. (2018). Menembak Di
Denpasar. 5(2), 233–240.
Hypnotherapy, K. K. (2018). Jurnal Pengabdian Siliwangi PELATIHAN
HYPNOTHERAPY UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN DAN
MENINGKATKAN KONSENTRASI PADA ATLET BOLA VOLI SMK AL-
HUDA Jurnal Pengabdian Siliwangi Volume 4 , Nomor 1 , Tahun 2018 P-
ISSN 2477-6629 E-ISSN 2615-4773. 4.
Pratama, B. (2019). Pengaruh Kecemasan Terhadap Konsentrasi Pada Atlet
Renang Petrokimia Gresik. JOSSAE : Journal of Sport Science and
Education, 3(2), 76. https://doi.org/10.26740/jossae.v3n2.p76-80
Ramis, Y., Torregrosa, M., Viladrich, C., & Cruz, J. (2017). The effect of
coaches’ controlling style on the competitive anxiety of young athletes.
Frontiers in Psychology, 8(APR), 1–8.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00572

Anda mungkin juga menyukai