Anda di halaman 1dari 6

GADJAH MADA JOURNAL OF PSYCHOLOGY

VOLUME 4, NO. 1, 2018: 51-56


ISSN: 2407-7798

Peran Kecerdasan Emosi dan Ketangguhan Mental terhadap


Kecemasan Menghadapi Pertandingan
pada Atlet Mahasiswa

Dyah Titisari1 & Haryanta2


Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Abstract. The goal of this research was to determine the role of emotional intelligence and
mental toughness on competitive anxiety in collegiate athletes. The scales used in this research
were Competitive Anxiety Scale, Emotional Intelligence Scale and Mental Toughness Scale.
The respondents of this research were collegiate futsal athletes (N=106) who have participated
on competition. Data analysis using multiple linear regression showed that both predictor
variables contribute 28.1% (R2= 0.281, F = 20,083, p < 0.01) to the criterion variable. The
contribution of mental toughness on competitive anxiety was â = -0,486, p < 0,01 while that of
emotional intelligence was â = -0,069, p = 0,502. It can be concluded that mental toughness was
more contributed than emotional intelligence to competitive anxiety.

Keywords : competitive anxiety; collegiate athlete; emotional intelligence; mental toughness

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kecerdasan emosi dan
ketangguhan mental terhadap kecemasan menghadapi pertandingan pada atlet mahasiswa.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kecemasan Menghadapi
Pertandingan, Skala Kecerdasan Emosi dan Skala Ketangguhan Mental. Responden
penelitian merupakan 106 atlet mahasiswa UGM yang menekuni olahraga futsal dan pernah
mengikuti kompetisi. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier
berganda dengan hasil menunjukkan bahwa kedua variabel prediktor berperan sebesar 28,1%
(R2 = 0,281, F = 20,083, p < 0,01) terhadap variabel kriteria. Variabel ketangguhan mental
berperan (β = -0,486, p < 0,05) dan kecerdasan emosi (β = -0,069, p = 0,502) terhadap kecemasan
menghadapi pertandingan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ketangguhan mental
lebih berperan terhadap kecemasan menghadapi pertandingan.

Kata kunci : atlet mahasiswa; kecemasan menghadapi pertandingan; kecerdasan emosi;


ketangguhan mental

Olahraga merupakan suatu kebutuhan rekreasi (5,02%). Seseorang yang memiliki


yang tidak dapat dipisahkan dari tujuan utama untuk berprestasi biasa
kehidupan manusia. Hal ini karena disebut atlet. Atlet adalah orang yang
olahraga memiliki banyak manfaat. berprofesi atau menekuni suatu cabang
Menurut Statistik Pemuda Indonesia (2012) olahraga untuk mengejar prestasi (Wibowo,
tujuan utama pemuda melakukan olahraga 2002). Dalam mengejar prestasi, seorang
adalah menjaga kesehatan (71,27%) , tujuan atlet akan menghadapi situasi yang
lainnya (16,86%), prestasi (6,85%), dan

1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat


dilakukan melalui dtitisari27@gmail.com
2 Atau melalui hary_psiko@ugm.ac.id

E-JOURNAL GAMAJOP 51
TITISARI & HARYANTA

kompetitif sehingga seorang atlet dituntut tertentu kecemasan memang dapat menye-
untuk mencapai prestasi yang maksimal. babkan kesalahan, namun apabila seorang
Menurut Scheunemann (2014) terda- atlet dapat mengelola kecemasan menjadi
pat empat faktor atlet berprestasi yaitu fisik, kewaspadaan, semangat dan kegairahan,
taktik, teknik dan mental. Biasanya atlet kecemasan akan membantu untuk perfor-
akan dipersiapkan secara khusus untuk ma yang lebih baik (Parnabas, 2015).
menghadapi sebuah pertandingan. Para Usaha individu untuk menguasai,
pelatih dan atlet mengaku lebih banyak meredakan, atau menghilangkan tekanan
memfokuskan perhatian mereka pada yang dialami biasa disebut dengan coping
komponen kinerja fisik (Setyawan, 2017). (Perry dalam Saptoto, 2010). Usaha yang
Namun sayangnya hanya sebagian kecil dilakukan oleh individu tersebut juga
pelatih yang mempersiapkan kondisi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah
mental. Selain itu, jarang ditemukan pelatih satu faktor yang berpengaruh adalah
yang mengakui dan menyatakan bahwa kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi ada-
atlet yang dibinanya sudah diajarkan lah kemampuan untuk mengenali dan
keterampilan dan strategi mental yang mengelola emosi diri, memotivasi diri
tepat. Atlet sendiri juga jarang menyadari sendiri, dan kemampuan untuk mengenali
bahwa kegagalan untuk mencapai target- emosi dan membina hubungan dengan
nya lebih karena persiapan strategi mental orang lain (Goleman, 2016). Kecerdasan
yang minim atau bahkan dapat dibilang emosi yang tinggi dibutuhkan agar seorang
tidak memadai. Baru setelah kompetisi, atlet dapat menghadapi suatu masalah
persentase terbesar dari alasan biasanya yang dapat menimbulkan tekanan serta
dikaitkan dengan aspek mental dan dapat mengendalikan emosi. Selain itu,
emosional dalam permainan (Setyawan, kecerdasan emosi juga mempengaruhi
2017). Seperti yang diungkapkan oleh Zizzi, kemampuan seseorang atlet untuk berhasil
Deaner, & Hirschhorn (2003) bahwa dalam mengatasi tuntutan dan tekanan
seorang atlet harus dapat mengenali emosi lingkungan (Syamril, Jennia & Irwan, 2007).
diri, teman kelompok, dan emosi musuh Jones, Hanton, & Connaughton (2007)
supaya dapat menampilkan performa mengatakan bahwa tingkat pencapaian
maksimal dalam permainan. Salah satu puncak sangat ditentukan oleh kematangan
permasalahan yang dihadapi atlet terkait dan ketangguhan mental dalam mengatasi
dengan mental adalah kecemasan. berbagai kesulitan selama bertanding. Hal
Hal ini sejalan dengan yang ini didukung oleh penelitian yang
disampaikan oleh Ciptaningtyas (2012) dilakukan Khan, Ahmad, Shamin, & Latif
bahwa permasalahan mental dalam (2017) menyebutkan bahwa terdapat
pertandingan yang berpengaruh pada hubungan yang positif antara ketangguhan
performa atlet adalah kecemasan bertan- mental dengan performa atlet. Ketanggu-
ding. Selain itu didukung pula dengan han mental bermanfaat agar atlet mampu
penelitian dilakukan Parnabas (2015) bertahan dan melalui beragam hambatan,
kepada 119 pemain sepakbola yang terdiri kesusahan, atau tekanan yang dialami
national athletes, state athletes, district athletes, terutama dalam mengurangi tingkat kece-
dan university athletes menunjukkan bahwa masan dalam pertandingan (Raynadi, Dwi,
kecemasan menghadapi pertandingan & Sukma, 2016). Hal ini didukung oleh
memiliki hubungan yang negatif terhadap penelitian yang dilakukan Algani,
performa. Bukan hanya pada pemain sepak Yuniardi, & Masturah (2018) pada atlet bola
bola saja, Parnabas (2015) juga meneliti voli menunjukkan bahwa terdapat
pada olahraga sepak takraw. Pada taraf hubungan negatif antara ketangguhan

52 E-JOURNAL GAMAJOP
KECEMASAN, KECERDASAN EMOSI, KETANGGUHAN MENTAL

mental dan kecemasan menghadapi pertan- aitem dengan pilihan jawaban yaitu STS
dingan. Hal ini menunjukkan bahwa (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), N
semakin mampu seorang atlet untuk bersi- (Netral), S (Sesuai), dan SS (Sangat Sesuai).
kap positif terhadap tekanan maka semakin Responden pada penelitian ini adalah
rendah kecemasannya dalam menghadapi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang
kompetisi. aktif dalam bidang olahraga futsal dan
Berdasarkan latar belakang yang pernah mengikuti suatu pertandingan atau
telah dijelaskan, tujuan dari penelitian ini kompetisi yang berjumlah 106 orang (62
adalah untuk mengetahui peran kecerdasan orang laki-laki, 34 orang perempuan).
emosi dan ketangguhan mental terhadap Pengambilan data dilakukan dengan
kecemasan menghadapi pertandingan pada metode paper and pencil based. Peneliti
atlet mahasiswa. Penelitian ini diharapkan memberikan secara langsung kuesioner-
bisa memberikan gambaran tentang peran kuesioner kepada responden penelitian.
kecerdasan emosi dan ketangguhan mental Teknik analisis yang dilakukan adalah
terhadap kecemasan menghadapi pertandi- regresi linier berganda.
ngan pada atlet mahasiswa yang berfungsi
untuk meningkatkan performansi atlet te- Hasil
rutama atlet mahasiswa di Indonesia serta
menambah kajian ilmu psikologi dibidang Sebelum melakukan pengujian hipotesis,
psikologi olahraga dan psikologi klinis peneliti melakukan uji asumsi yaitu uji
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan normalitas, uji liniearitas dan uji
pertimbangan penelitian di masa yang akan multikolinearitas. Uji normalitas menun-
datang. jukkan bahwa data pada masing-masing
variabel tersebar secara normal (p > 0,05).
Metode Selanjutnya uji linearitas menunjukkan
bahwa terdapat hubungan liniear antara
Metode pengumpulan data yang variabel bebas dan variabel tergantung (p <
digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05). Hasil uji multikolinearitas menun-
penelitian survei dengan pendekatan jukkan bahwa nilai tolerance = 0,661 dan
kuantitatif. Alat ukur yang digunakan nilai VIF 1,513 sehingga kedua variabel
adalah skala kecemasan menghadapi bebas yaitu kecerdasan emosi dan
pertandingan, skala kecerdasan emosi dan ketangguhan mental tidak memiliki
skala ketangguhan mental. Skala kece- hubungan multikolinear.
masan menghadapi pertandingan yang Berdasarkan hasil uji hipotesis,
digunakan adalah alat ukur yang diketahui bahwa kecerdasan emosi dan
diadaptasi oleh Maharani (2017) berjumlah ketangguhan mental berperan signifikan
20 aitem dengan empat pilihan jawaban dengan sumbangan sebesar 28,1% (R2 =
yaitu TS (Tidak Sesuai), AS (Amat Sesuai), 0,281, F = 20,083, p < 0,01) terhadap
S (Sesuai), dan SS (Sangat Sesuai). Skala kecemasan menghadapi pertandingan. Hal
kecerdasan emosi yang digunakan dibuat ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosi
oleh peneliti berjumlah 29 aitem dengan dan ketangguhan mental berperan 28,1%
lima pilihan jawaban yaitu STS (Sangat terhadap kecemasan menghadapi pertan-
Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), N (Netral), dingan. Sedangkan 71,9% dipengaruhi
S (Sesuai), dan SS (Sangat Sesuai). faktor lain yang tidak diteliti pada
Sedangkan skala ketangguhan mental yang penelitian ini. Selanjutnya diliat sumba-
digunakan adalah alat ukur yang dikem- ngan masing-masing variabel, variabel
bangkan oleh Haryanta (2016) berjumlah 18 ketangguhan mental berperan (β = -0,486, p

E-JOURNAL GAMAJOP 53
TITISARI & HARYANTA

< 0,05) dan kecerdasan emosi (β = -0,069, p = Peneliti melakukan regresi berjenjang
0,502). Pada variabel kecerdasan emosi dengan metode stepwise untuk melihat
nilai p > 0,05, sehingga variabel kecerdasan apakah peran kedua variabel akan berbeda
emosi tidak berperan signifikan. dengan hasil regresi linier diatas. Peneliti
Selanjutnya peneliti melakukan ana- memasukkan variabel kecerdasan emosi
lisis lanjut menggunakan regresi berjenjang terlebih dahulu dengan variabel kecemasan
(stepwise). Analisis dilakukan dengan menghadapi pertandingan. Hasilnya
memasukkan variabel bebas pertama (X1) variabel kecerdasan emosi berperan negatif
yaitu kecerdasan emosi terlebih dahulu dalam memprediksi kecemasan menghada-
setelah itu diikuti dengan variabel bebas pi pertandingan. Hal ini sejalan dengan
kedua (X2) yaitu ketangguhan mental. pendapat Alkhader (2007) yang
Hasil menunjukkan bahwa variabel kecer- menyebutkan bahwa kecerdasan emosi
dasan emosi berperan signifikan terhadap memiliki hubungan dengan dua kecemasan
kecemasan menghadapi pertandingan (β = - (cognitive anxiety dan affective anxiety) dan
0,352, p < 0,05). Namun setelah variabel tiga macam depresi (cognitive, affective, dan
ketangguhan mental dimasukkan, variabel physiological depression). Lu, Li, HSU, &
kecerdasan emosi menjadi tidak signifikan Williams (2010) melakukan penelitian pada
(β = -0,069, p = 0,502) dan variabel atlet mahasiswa taiwan dengan hasil bahwa
ketangguhan mental berperan signifikan kelompok dengan kecerdasan emosi
terhadap kecemasan menghadapi pertan- rendah akan mendapat intensitas kecema-
dingan (β = -0,486, p < 0,05). san kognitif yang tinggi namun tidak
ditemukan perbedaan yang signifikan pada
Diskusi kelompok kecerdasan emosi rendah,
sedang, dan tinggi terhadap tiga macam
Kecemasan menghadapi pertandingan kecemasan sebelum bertanding. Penelitian
adalah kondisi emosi negatif yang Darmawan (2012) kepada atlet futsal juga
meningkat sejalan dengan penginter- menyebutkan bahwa terdapat hubungan
pretasian dan penilaian atlet terhadap negatif antara kecerdasan emosi dan
situasi pertandingan (Cox, 2012). Banyak kecemasan bertanding. Sehingga kecerda-
faktor yang mempengaruhi tingkat san emosi memang berpengaruh pada
kecemasan. menghadapi pertandingan pengendalian diri dalam menghadapi
pada atlet mahasiswa, di antaranya adalah kecemasan. Sehingga individu lebih stabil
ketangguhan mental dan kecerdasan emosi. dan menerima sedikit respon stres
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa (Alkhadher, 2007).
model regresi linear berganda diterima Namun ketika peneliti menambahkan
(p<0,05), yaitu kecerdasan emosi dan ketangguhan mental, hasil analisis menun-
ketangguhan mental berperan terhadap jukkan bahwa variabel kecerdasan emosi
kecemasan menghadapi pertandingan menjadi tidak signifikan lagi, sedangkan
dengan sumbangan sebesar 28,1 %. variabel ketangguhan mental memiliki
Selanjutnya, dilihat pada sumbangan peran yang signifikan dalam memprediksi
masing-masing variabel menunjukkan bah- kecemasan menghadapi pertandingan. Jika
wa ketangguhan mental berperan secara dilihat pada analisis Pearson Correlation
signifikan terhadap kecemasan mengha- didapatkan bahwa variabel kecerdasan
dapi pertandingan sedangkan kecerdasan emosi memiliki hubungan positif terhadap
emosi tidak berperan terhadap kecemasan ketangguhan mental sebesar 0,582, sehing-
menghadapi pertandingan. ga hubungan kedua variabel cenderung
tinggi. Hal ini didukung dengan penelitian

54 E-JOURNAL GAMAJOP
KECEMASAN, KECERDASAN EMOSI, KETANGGUHAN MENTAL

yang dilakukan oleh Astuty & Haryanta menghilangkan pikiran negatif dan lain-
(2018) pada atlet bola voli SMA lain. Atlet yang memiliki ketangguhan
menyebutkan bahwa kecerdasan emosi mental tinggi akan dapat menghadapi
berkontribusi 32,5% terhadap ketangguhan segala macam situasi sehingga performa
mental. Selain itu, penelitian yang dalam pertandingan dapat maksimal.
dilakukan Lane, Thelwell, & Gill (2006) Selanjutnya sebaiknya pelatih tidak hanya
menunjukkan bahwa ketangguhan mental memberikan pelatihan secara fisik saja
berkolerasi secara signifikan dengan aspek- namun juga memberikan pelatihan secara
aspek kecerdasan emosi. Lane et al (2006) mental agar para atlet dapat mengenali dan
juga melakukan analisis yang menun- mengatasi kecemasan yang dialami.
jukkan bahwa beberapa aspek dari Peneliti juga menyarankan bagi peneliti
kecerdasan emosi sendiri menyumbang selanjutnya untuk dapat menggali 71,9%
60% dari varian ketangguhan mental. Hal faktor-faktor lain yang dapat mempe-
tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan ngaruhi kecemasan menghadapi pertan-
emosi berperan tinggi dalam memprediksi dingan pada atlet yang belum dibahas pada
ketangguhan mental. Pada kasus ini penelitian ini. Selain itu peneliti selanjutnya
dimungkinkan kedua variabel independen juga dapat mencoba pada setting olahraga
tersebut memiliki konstrak yang sama atau lain.
bisa dikatakan overlapping. Sehingga ketika
kecerdasan emosi dan ketangguhan mental Daftar Pustaka
dianalisis secara bersama hanya ketang-
guhan mental saja yang berperan secara Algani, P. W., Yuniardi, M. S., Masturah, A.
signifikan terhadap kecemasan menghada- N. (2018). Mental toughness dan
pi pertandingan. competitive anxiety pada atlet bola
voli. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan,
Kesimpulan 6(1), 93-101. doi: 10.22219/
jipt.v6i1.5433
Berdasarkan hasil analisis penelitian ini Alkhadher, O. (2007). Emotional
maka dapat disimpulkan bahwa kecerda- intelligence and psychological health
san emosi dan ketangguhan mental berpe- in a sample of kuwaiti college student.
ran dalam memprediksi kecemasan meng- Perceptual and Motor Skills, 104(3), 923-
hadapi pertandingan pada atlet mahasiswa. 936. doi: 10.2466/pms.104.3.923-936
Namun hanya variabel ketangguhan Astuty, A. W. & Haryanta (2018). Kecerdasan
mental yang berperan secara signifikan emosi dan persepsi coaching behavior
terhadap kecemasan menghadapi pertan- sebagai prediktor ketangguhan mental
dingan pada atlet mahasiswa. pada atlet pelajar cabang olahraga bola
voli. Skripsi. Fakultas Psikologi
Saran Universitas Gadjah Mada.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Ciptaningtyas, T. (2012). Program intervensi
ketangguhan mental berperan terhadap imagery untuk mengatasi kecemasan
kecemasan menghadapi pertandingan. kompetitif pada atlet bulutangkis dewasa.
Untuk itu, UKM sebaiknya mengadakan (Tesis: tidak dipublikasikan).
program-program untuk menstimulasi ke- Fakultas Psikologi Universitas
tangguhan mental seperti mental imagery, Indonesia.
pelatihan kepercayaan diri, pelatihan

E-JOURNAL GAMAJOP 55
TITISARI & HARYANTA

Cox, R. H. (2012). Sport psychology: Concepts and sport performance on football


and applications. Singapore: McGraw- players. The International Journal of
Hill. Indian Psychology, 2(special issues), 1-
Darmawan, R. (2012). Hubungan kecerdasan 11.
emosi dengan kecemasan sebelum Parnabas, V. (2015). The effect of
menghadapi pertandingan pada atlet competitive state anxiety on sport
futsal. (Skripsi: tidak dipublikasikan). performance among sepak takraw
Fakultas Psikologi Universitas athletes. The International Journal of
Muhammadiyah Surakarta. Indian Psychology, 2(special issues),
Haryanta. (2016). Pengembangan skala 42-51.
ketangguhan mental pada atlet. Laporan Raynadi, F. B, Dwi N. R. & Sukma N. A.
penelitian. UGM: Fakultas Psikologi (2016). Hubungan ketangguhan
Universitas Gadjah Mada. mental dengan kecemasan
Jones, G., Hanton, S., & Connaughton, D. bertanding pada atlet pencak silat di
(2007). A framework of mental Banjarbaru. Kalimantan Selatan.
toughness in the world’s best Jurnal Ecopsy, 3 (3), 149-154.
performers. The Sport Psychologist, Saptoto, R. (2010). Hubungan kecerdasan
21(2), 243-264. emosi dan kemampuan coping
Khan, I. A., Ahmad, J., Shamin, A., & Latif, adaptif. Jurnal Psikologi Universitas
A. (2017). Mental toughness and Gadjah Mada, 37(1), 13-22. doi:
athletic performance: A gender 10.22146/jpsi.7689
analysis of corporate cricket players Setyawan, E. (2017). Ini rahasia sukses
in pakistan. The Spark, 2(1), 90-101. mental bagi atlet. Kompasiana.
Lane, A. M., Thelwell, R. C., & Gill, G. https://www.kompasiana.com/innok/
(2006). Emotional intelligence and 599896998d6c9960a21bf182/ini-
mental toughness. Social Behavior and alasan-berlatih-mental-penting-bagi-
Personality: An International Journal, atlit diakses pada 1 Desember 2017.
36(2), 197-201. Doi: 10.2224/ Scheunemann, T. (2014). Ayo Indonesia!.
sbp.2009.37.2.195 Jakarta: Gramedia Pustaka.
Lu, F. J.-H., Li, G. S.-F., Hsu, E. Y.-W., & Syamril, Jenia, R. & Irwan N., K. (2007).
Williams, L. (2010). Relationship Pengaruh kecerdasan emosi terhadap
between athlete’s emotional ketrampilan sosial siswa akselerasi
intelligence and precompetitive UI. Jurnal Kecerdasan Emosi, 1(01), 7-
anxiety. Perceptual and Motor Skills, 10.
110(1), 323–338. doi: Wibowo, B. (2002) Kamus besar bahasa
10.2466/PMS.110.1.323-338 indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Maharani, R. K. (2017). Pengaruh pelatihan Zizzi, S. J., Deaner, H. R., & Hirschhorn, D.
relaksasi terhadap penurunan kecemasan K. (2003). The relationship between
menghadapi pertandingan pada atlet. emotional intelligence and
Skripsi: tidak dipublikasikan. performance among college
Fakultas Psikologi Universitas basketball players. Journal of Applied
Gadjah Mada. Sport Psychology, 15, 262-269. doi:
Parnabas, V. (2015). The relationship 10.1080/10413200305390
between competitive state anxiety

56 E-JOURNAL GAMAJOP

Anda mungkin juga menyukai