Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi terhadap Kecemasan

Menghadapi Pertandingan Sepak Bola pada Pemain Bola


SSB Bintang Ragunan

Selviana, Krisna Dwi


Universitas Persada Indonesia YAI
Jl. Diponegoro No 74 Jakarta Pusat 10430,
E-mail: selviana.psikologi@gmail.com, krisnadwi120@gmail.com

ABSTRAK

Sepak bola merupakan cabang olahraga yang banyak digemari oleh masayarakat Indonesia dari mulai anak-anak
sampai orang dewasa. Bagi individu yang secara khusus mengikuti sekolah sepak bola, mengahadapi setiap
pertandingan bisa saja menimbulkan kecemasan tersendiri karena adanya harapan untuk menang. Penelitian Ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan motivasi berprestasi terhadap kecemasan menghadapi
pertandingan sepak bola pada pemain SSB Bintang Ragunan. Teknik pengambil sampel menggunakan sensus (sampel
jenuh) berjumlah 90 orang. Metode pengumpulan data menggunakan skala likert. Instrumen tes dalam penelitian ini
menggunakan tiga skala, yaitu skala kecemasan menghadapi pertandingan terdiri dari 32 aitem dan 25 aitem valid,
skala efikasi diri terdiri dari 24 aitem dan 21 aitem valid, serta skala motivasi berprestasi terdiri dari 36 aitem dan 25
item valid. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa terdapat pengaruh efikasi diri dan motivasi berprestasi
terhadap kecemasan menghadapi pertandingan sepak bola pada pemain SSB Bintang Ragunan.

Kata kunci: Efikasi Diri, Motivasi Berprestasi, dan Kecemasan

ABSTRACT
Football is a sport that is popular with Indonesians from children to adults. For individuals who specifically attend
soccer school, facing each match can cause anxiety in itself because of the hope of winning. This study aims to
determine the relationship between efikasi diri and achievement motivation with anxiety facing football match on
players SSB Bintang Ragunan. The sampling technique used a census (saturated sample) totaling 90 people. The data
collection method uses a Likert scale. Test instrument in this study using three scales, the scale of the Match Facing
Anxiety consisted of 32 items and 25 items are valid, efikasi diri Scale consists of 24 items and 21 items are valid,
Achievement Motivation scale consists of 36 items and 25 items are valid. Based on the results of data analysis using
SPSS, the correlation coefficient (r) =0.428 and p = 0.000 <0.05, The conclusion of this research that there is
significant relationship with the positive direction between self-efficacy and achievement motivation and anxiety
facing football match on players SSB Bintang Ragunan.

Keywords: Efikasi diri, Achievement Motivation, and Anxiety

1. PENDAHULUAN
Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sendiri merupakan proses instruksi untuk mencapai
banyak digemari oleh masayarakat indonesia dari tujuan melalui perencanaan dan evaluasi belajar
mulai anak-anak sampai orang dewasa, walapun sepak (Husdarta, 2010). Selain menuntut segi teknik, dalam
bola masih dalam bentuk permainan yang sederhana. sepak bola kondisi fisik dan mental pemain juga sangat
Sepak bola lebih banyak menuntut keterampilan diperlukan. Kondisi fisik yang prima sangat
pemain dibandingkan olahraga lain. Keterampilan itu diperlukan karena dalam bermain sepak bola akan

Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 2 Juli 2022 1


banyak melakukan pergerakan dengan intensitas yang ketertinggalan skor ditambah juga dengan tuntutan
cepat. Selain itu, dalam bermain sepak bola kondisi dari pelatih untuk bisa menyamakan kedudukan
mental dan psikis juga sangat berpengaruh, karena sehingga semakin berdampak dalam meningkatkan
kondisi mental dan psikis ikut berperan dalam upaya kecemasan pada pemain lainnya. Biasanya Gejala
memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan yang muncul saat pemain merasa cemas antara lain
sepak bola. Untuk itu, setiap pemain perlu dilatih sakit kepala, berkeringat banyak, susah bernafas,
dalam pendidikan selayaknya sekolah. Sekolah sepak merasa gugup, gelisah, dan otot menegang (Anira dkk,
bola atau biasa disebut dengan SSB merupakan wadah 2017). Kecemasan biasanya muncul jika dihadapkan
pembinaan sepak bola usia dini yang paling tepat, dengan sesuatu yang baru, seperti pertandingan awal
bahkan saat ini sekolah-sekolah sepak bola kebanjiran dan juga dalam menghadapi pertandingan yang besar.
siswa. Hal ini merupakan fenomena menarik Pradina dan Made (2016) menyatakan bahwa
mengingat peran sekolah sepak bola sebagai akar kecemasan adalah salah satu bentuk reaksi kejiwaan
pembinaan prestasi sepak bola nasional yang mampu atau emosi terhadap suatu kondisi yang dianggap
memasok pemain bagi klub yang membutuhkan. sebagai ancaman, dengan kata lain kecemasan dapat
Tujuan utama SSB sebenarnya untuk menampung dan diartikan sebagai suatu reaksi emosi atau perasaan
memberikan kesempatan bagi siswanya dalam tidak aman yang menghinggapi seorang pemain tanpa
mengembangkan bakatnya. Disamping itu juga sebab yang jelas pada saat menjelang pertandingan..
memberikan dasar yang kuat tentang bermain sepak Sementara itu, menurut Ozen (2018) kecemasan
bola yang benar termasuk di dalamnya membentuk adalah reaksi di bawah tekanan emosional atau fisik.
sikap, kepribadian dan perilaku yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari kecemasan sering
Pada hakikatnya keberhasilan atau kegagalan menggambarkan situasi yang dinyatakan dengan
pembinaan usia dini tergantung dari kemampuan istilah ketakutan, keprihatinan dan kegelisahan. Hal ini
pelatih. Agar proses pembinaan berjalan lancar selain dapat disimpulkan bahwa kecemasan dapat terjadi
program latihan, sarana dan prasarana memadai, karena reaksi dari kondisi psikoloigis dan perasaan
metode melatih yang tepat, serta dibutuhkan pelatih yang nampak terlihat pada diri individu tersebut saat
berkualitas yang dapat mengenal karakteristik anak menghadapi sesuatu.
latih dari aspek fisik maupun psikologis.
Namun demikian, harapan besar yang diemban Terkait kecemasan yang terjadi pada pemain
pemain dan pelatih di SSB tidak selalu berbuah manis. bola dalam menghadapi pertandingan, terdapat
Tekadang ada saja kendala-kendala teknis maupun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan
psikologis yang terjadi. Berdasarkan observasi dan yang dialami pemain sepak bola di SSB antara lain:
wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap 10 efikasi diri, motivasi berprestasi dukungan sosial dan
orang pemain dari SSB Bintang Ragunan menyatakan fasilitas (Nurhidaya & Selviana, 2012). Lebih lanjut.
bahwa dirinya merasa cemas ketika ingin menghadapi Nurhidaya dan Selviana (2012) menyatakan bahwa
suatu pertandingan terutama ketika mendengar tim Efikasi Diri merupakan bagian penting yang perlu
lawan sering memenangkan sebuah kompetisi yang dimiliki pemain bila ingin meraih prestasi olahraga,
besar. Kenyataannya ketika turnamen bergulir, sering karena Efikasi Diri dapat membuat para pemain tetap
terlihat seorang pemain atau tim yang sudah kuat dalam menghadapi berbagai macam hambatan
mempunyai kemampuan fisik yang baik, teknik yang yang dialami untuk tetap berjuang, memiliki
sempurna, dan sudah dibekali berbagai taktik, tetapi keyakinan untuk bisa melakukan yang terbaik. Selain
tidak dapat mewujudkannya dengan baik di arena itu, diperlukan pula motivasi berprestasi olahraga yang
pertandingan/perlombaan, dan akhirnya mengalami merupakan keinginan yang kuat untuk mencetak
kekalahan. Gunarsa (2008) menyatakan bahwa prestasi yang mengharumkan nama SSB. Namun
prestasi olahraga tidak cukup dinilai dengan berapa demikian, tentu saja para pemain juga membutuhkan
banyak piala atau uang yang diperoleh, karena faktor pendukung dapat mengoptimalkan
meningkat atau merosotnya prestasi atlet justru banyak kemampuannya. Hal tersebut amat dipengaruhi oleh
ditentukan oleh faktor psikologis. Gejala–gejala sejumlah fasilitas dan dukungan sosial. Lebih lanjut,
psikologis yang biasanya menyebabkan prestasi atlet Sarason (dalam Vallone et al., 2009) mendefinisikan
menurun adalah rasa jenuh, kelelahan, tertekan, stres, dukungan sosial sebagai adanya orang-orang yang
kecemasan dan ketakutan akan gagal, emosi yang diharapkan, yang dapat membantu dan mengasihi.
meledak–ledak Dari keadaan tersebut para pmain akan mengetahui
bahwa ada orang – orang disekitarnya yang
Hal ini tak jarang terjadi karena kecemasan memperhatikan, menghargai, mencintainya dan
pada pemain tidak hanya merugikan diri sendiri, mendukungnya sehinga dapat mengatasi
namun juga mengakibatkan permainan dalam tim kecemasannya dalam bertanding. Salah satu faktor
terganggu, terutama ketika tim mengalami yang di duga mempengaruhi kecemasan dalam

2 Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 2 Juli 2022


penelitian ini yaitu Efikasi Diri. Menurut Schunk, et bahwa motivasi berprestasi adalah suatu dorongan
al. (2008), Efikasi Diri dalam diri pemain sepak bola dengan keunggulan, baik dari diri sendiri ataupun dari
berfungsi untuk melakukan yang terbaik dalam setiap orang lain, oleh karena itu pemain yang memiliki
kejuaraan olahraga yang membuatnya berusaha motivasi berprestasi kuat akan selalu berusaha lebih
dengan tekun mengerjakan tugas-tugasnya guna baik dari apa yang pernah dicapainya sendiri, dan juga
meningkatkan prestasi olahraganya. selalu berusaha untuk berpacu dengan prestasi orang
lain.
Lebih lanjut, Efikasi Diri menurut Schunk, et
al. (2008) adalah penilaian seseorang mengenai Berdasarkan paparan yang telah diuraikan di
kemampuan mengorganisasikan dan berperilaku.. atas, maka dalam penelitian ini, hipotesis yang
Efikasi Diriberhubungan dengan keyakinan bahwa diri diajaukan adalah sebagai berikut: Ha1 : “Ada
memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan yang pengaruh antara Efikasi Diri dengan kecemasan
diharapkan. Sementara itu, menurut Ghufron & menghadapi pertandingan pada pemain sepak bola
Risnawati (2012) Efikasi Diri adalah keyakinan SSB Bintang Ragunan”, Ha2 : ”Ada pengaruh antara
individu mengenai kemampuan dirinya dalam motivasi berprestasi dengan kecemasan menghadapi
melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk pertandingan pada pemain sepak bola SSB Bintang
mencapai hasil tertentu. Efikasi Diri ini merupakan hal Ragunan” dan Ha3 : “Ada pengaruh Efikasi Diridan
yang sangat dibutuhkan para pemain dalam motivasi berprestasi dengan kecemasan menghadapi
menghadapi setiap pertandingan karena tanpa Efikasi pertandingan pada pemain sepak bola SSB Bintang
Dirimaka pemain tidak dapat mengeluarkan Ragunan”.
kemampuan terbaiknya. Lebih lanjut, Riani & Rozali
(2014) juga ikut menegaskan bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi kecemasan pada seseorang 2. METODOLOGI
adalah efikasi diri, yaitu dimana individu dengan
Efikasi Diritinggi akan memperlihatkan sikap yang Jumlah populasi penelitian ini adalah 120 pemain.
lebih gigih, tidak cemas, dan tidak mengalami tekanan Berdasarkan tabel Krejcie-morgan untuk populasi 120
dalam menghadapi suatu hal. orang maka yang digunakan sebagai sampel adalah
berjumlah 90 orang, kemudian digunakan untuk uji
Hal selanjutnya yang diduga berpengaruh coba sebanyak 30 orang. Responden yang digunakan
terhadap kecemasan dalam peneltian ini adalah dalam penelitian ini adalah pemain yang memenuhi
motivasi berprestasi. McClelland (dalam Kusumajati, kriteria, yaitu Pemain SSB Bintang Ragunan yang
2011) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah pernah mengikuti pertandingan lebih dari dua kali,
usaha untuk mencapai sukses yang bertujuan untuk pemain SSB Bintang Ragunan U-11, U-12, U-13 dan
berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran U-14. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah
keunggulan. Ukuran keunggulan tersebut dikarenakan sampling jenuh (sensus). Hal ini digunakan karena
oleh prestasinya sendiri dan prestasi orang lain yang melihat jumlah populasi yang terbatas dan tidak ada
tidak diperoleh sebelumnya. Tanpa memiliki motivasi kendala dalam melaksanakan penelitian dengan
berprestasi yang kuat, seorang pemain tidak mungkin menggunakan semua respondennya.
mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Senada
dengan hal tersebut, menurut Purnamasari (2014) Uji instrumen dalam penelitian ini
motivasi berprestasi adalah kebutuhan atau hasrat menggunakan tiga skala dengan model skala Likert
untuk mengatasi kendala–kendala, menggunakan dengan lima pilihan jawaban dari sangat sesuai (ss)
kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sukar, sampai dengan sangat tidak sesuai (sts), yaitu skala
sebaik dan secepat mungkin, hal lainnya menurut Kecemasan Menghadapi Pertandingan terdiri dari 32
McClelland (dalam Rahadianto & Yoenanto, 2014) item, terdapat 25 aitem valid dan diperoleh koefisien
menyebutkan bahwa motivasi berprestasi adalah reliabilitas 0.758, contoh aitem: “saat di lapangan,
sebagai suatu usaha untuk mencapai hasil yang sebaik- ketegangan dapat mempengaruhi permainan saya”.
baiknya dengan berpedoman pada suatu standar Skala Efikasi Diri terdiri dari 24 aitem, terdapat 21
keunggulan tertentu (standards of excellence). Hal ini aitem valid dan diperoleh koefisien reliabilitas 0.866,
diperkuat dengan pendapat Husdarta (2010) yang contoh aitem: “saya selalu siap bertanding siapapun
menyatakan bahwa motivasi berprestasi muncul bila lawanya”. Skala Motivasi Berprestasi terdiri dari 36
dirasakan adanya kebutuhan yang disertai tujuan yang aitem, terdapat 25 aitem valid dan diperoleh koefisien
untuk mendapatkan pengakuan atau menghindari reliabilitas 0.877, contoh aitem: “saya selalu semangat
celaan dari diri sendiri maupun orang lain dan ketika pelatih memberikan instruksi”.
berhubungan dengan performa dalam situasi yang
menerapkan standar keunggulan. Dapat dikatakan

Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 2 Juli 2022 3


Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu waspada terhadap ancaman bahaya yang tidak jelas
menggunakan analisis regresi. Seluruh analisis data dan ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
dilakukan dengan menggunakan program SPSS for
windows. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kecemasan
3. LANDASAN TEORI Kusumajati (2011) mengemukakan faktor-faktor
yang mempengaruhi kecemasan menghadapi
Pengertian Kecemasan Menghadapi pertandingan, sebagai berikut:
Pertandingan a. Adanya tingkat aspirasi dan keterlibatan diri yang
tinggi
Menurut Gunarsa (2004) ansietas atau
b. Perasaan dilihat oleh orang lain
kecemasan dirumuskan sebagai “subjective feeling of
c. Ketakutan akan kegagalan serta adanya antisipasi
apprehension and heightens physiological arousal”.
ketakutan akan kegagalan
Kecemasan berbeda dari rasa takut biasa. Rasa takut
d. Keadaan stress yang hebat disertai gejala fisik
dirasakan jika ancaman berupa sesuatu yang sifatnya
seperti berkeringat, pucat, pusing, dan
objektif, spesifik, dan terpusat. Kecemasan merupakan
sebagainya
reaksi biasa atau sesuatu yang normal terjadi, misalnya
e. Keadaan mengetahui bahwa motivasi
dalam menghadapi pertandingan.
berprestasinya menurun. Pada umumnya individu
Pada dasarnya dalam menghadapi yang mengalami kecemasan yang tinggi, maka
pertandingan, wajar saja kalau pemain menjadi tegang, motivasi berprestasinya rendah.
bimbang, takut, cemas, terutama kalau menghadapi f. Kehilangan kepercayaan diri (efikasi diri) karena
lawan yang lebih kuat atau seimbang, dan kalau gagal dalam pertandingan sebelumnya yang
situasinya mencekam. Lebih lanjut, Pradina dan menyebabkan adanya rasa cemas sebelum
Pramono (2016) menyatakan bahwa ketakutan pada pertandingan berlangsung.
pemain pada umumnya dapat diklasifikasikan dalam
Berdasarkan semua uraian di atas, bahwa faktor
beberapa kategori:
yang memengaruhi kecemasan menghadapi
a. Takut gagal dalam pertandingan pertandingan maka dalam penelitian ini kecemasan
b. Takut akan akibat sosial atas mutu prestasi sangat dipengaruhi oleh motivasi berprestasi dan
mereka efikasi diri pemain itu sendiri.
c. Takut kalau cedera atau mencederai lawan
d. Takut fisiknya tidak akan mampu menyelesaikan Pengertian Efikasi diri
tugasnya atau pertandingan dengan baik
Efikasi diri memiliki peranan penting dalam diri
e. (dan percaya atau tidak), ada pula pemain yang
seseorang khususnya saat diperhadapkan pada suatu
takut menang
hal. Kemampuan seseorang dalam melakukan suatu
Menurut Gunarsa (2004), membagi tugas tidak hanya disadari oleh pengetahuan mengenai
kecemasan menjadi dua bagian yaitu Trait Anxiety apa yang harus dilakukan dan pengetahuan mengenai
adalah suatu predisposisi untuk mempersepsikan imbalan yang akan diperoleh setelah menjalankan
situasi lingkungan yang mengancam dirinya. Jika tugas tertentu, melainkan juga melibatkan keyakinan
seorang pemain pada dasarnya memiliki trait anxiety, dalam diri pemain dalam meyelesaikan tugas tersebut.
maka manifestasi kecemasanya akan selalu berlebihan
Menurut Ghufron & Risnawati (2012) Efikasi diri
dan mendominasi aspek psikisnya. Disamping trait
adalah keyakinan individu mengenai kemampuan
anxiety juga dikenal State Anxiety adalah suatu
dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang
keadaan emosional berupa ketegangan dan kecemasan
diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.
yang tiba-tiba muncul, serta diikuti perubahan
fisiologis tertentu, dalam hal ini pertandingan, sebagai Riani & Rozali (2014) juga ikut menegaskan
sesuatu yang memang menimbulkan ketegangan atau bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
kecemasan. kecemasan pada seseorang adalah efikasi diri, yaitu
dimana individu dengan efikasi diri tinggi akan
Dari beberapa pendapat di atas dapat
memperlihatkan sikap yang lebih gigih, tidak cemas,
disimpulkan bahwa kecemasan adalah rasa takut atau
dan tidak mengalami tekanan dalam menghadapi suatu
khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam
hal.
yang dapat menyebabkan kegelisahan serta selalu

4 Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 2 Juli 2022


Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pertandingan. Lebih lanjut, kontribusi efikasi diri
bahwa efikasi diri adalah suatu kondisi dimana suatu terhadap kecemasan adalah 13.3 persen.
individu yakin akan kemampuan yang dimilikinya, Berikutnya, hasil analisis terhadap hipotesis
serta mampu menghadapi suatu tantangan dan kedua, ditemukan bahwa motivasi berprestasi secara
tugasnya dengan baik dalam rangka mencapai parsial berpengaruh terhadap kecemasan menghadapi
tujuanya. pertandingan dengan arah negatif (t = -2.653 dan p =
0,000 < 0.05), maka dapat dikatakan bahwa semakin
Pengertian Motivasi Berprestasi tinggi motivasi berprestasi yang dimiliki oleh para
Menurut Wattimena (2015) Motivasi pemain, maka semakin rendah tingkat kecemasan
Berprestasi adalah motivasi yang bertujuan untuk ketika menghadapi pertandingan. Lebih lanjut,
mendapatkan pengakuan atau menghindari celaan dari kontribusi motivasi berprestasi terhadap kecemasan
diri sendiri maupun orang lain dan berhubungan menghadapi pertanddingan adalah 15.4 persen.
dengan performa dalam situ Selanjutnya, hasil analisis terhadap hipotesis
ketiga, ditemukan bahwa efikasi diri dan motivasi
asi yang menerapkan standar keunggulan. Motivasi berprestasi secara simultan berpengaruh signifikan
berprestasi merupakaan keinginan yang kuat untuk terhadap kecemasan menghadapi pertandingan (F =
mencapai kesuksesan atau prestasi dengan cepat, 9.993 dan p = 0,000 < 0.05). Dengan kata lain,
dimana kesuksesan itu tergantung pada kemampuan semakin tinggi Efikasi Diri dan motivasi berprestasi
pemain itu sendiri. maka dapat mengatasi kecemasan menghadapi
pertandingan pada pemain sepak bola SSB Bintang
Menurut Purnamasari (2014) motivasi Ragunan. Kontribusi efikasi diri dan motivasi
berprestasi adalah kebutuhan atau hasrat untuk berprestasi terhadap kecemasan menghadapi
mengatasi kendala–kendala, menggunakan kekuatan, pertandingan adalah 18.3 persen, sedangkan sisanya
berusaha melakukan sesuatu yang sukar, sebaik dan sebesar 81.7% merupakan sumbangan dari faktor lain
secepat mungkin, sedangkan motivasi berprestasi yang tidak diteliti.
menurut Kusumajati (2011) adalah usaha untuk Faktor-faktor lain yang dapat diteliti yang
mencapai sukses yang bertujuan untuk berhasil dalam memungkinkan memiliki kontribusi yang lebih besar
kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Ukuran terhadap kecemasan menghadapi pertandingan seperti
keunggulan tersebut dikarenakan oleh prestasinya faktor dari dalam meliputi pemain hanya
sendiri dan prestasi orang lain yang tidak diperoleh mengandalkan kemampuan teknis, merasa bermain
sebelumnya. Tanpa memiliki motivasi berprestasi baik sekali atau sebaliknya, adanya pikiran negatif
yang kuat, seorang pemain tidak mungkin mencapai karena dicemooh atau dimarahi, pikiran kepercayaan
prestasi yang setinggi-tingginya. Motivasi berprestasi diri yang berlebihan dan faktor eksternal meliputi
adalah suatu dorongan dengan keunggulan, baik dari komentar para official yang merasa berkompeten, pola
diri sendiri ataupun dari orang lain, oleh karena itu pengaruh massa, penonton atau massa, saingan yang
pemain yang memiliki motivasi berprestasi kuat akan bukan tandingannya, dukungan sosial dari keluarga,
selalu berusaha lebih baik dari apa yang pernah teman-teman dan kehadiran atau ketidakhadiran
dicapainya sendiri, dan juga selalu berusaha untuk pelatih (Anira, Damayanti., & Rahayu, 2017).
berpacu dengan prestasi orang lain. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan
terhadap 90 responden pada pemain sepak bola SSB
Dari beberapa pendapat di atas dapat Bintang Ragunan. diperoleh perhitungan koefisien
disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah korelasi yang menunjukkan adanya korelasi antara
keinginan atau dorongan yang kuat dalam diri untuk Efikasi Diri dengan kecemasan menghadapi
berhasil dalam meraih prestasi dengan usaha dan pertandingan ke arah hubungan yang negatif. Maka
kemampuan yang individu miliki sebaik dan secepat dengan demikian, semakin tinggi Efikasi Diri yang
mungkin. dimiliki oleh pemain, maka semakin rendah
kecemasan ketika menghadapi pertandinganya. Begitu
pula sebaliknya, semakin rendah Efikasi Diri yang
4. HASIL DAN PEMBAHASAN dimiliki oleh pemain , maka semakin tinggi kecemasan
Berdasarkan hasil analisis terhadap hipotesis ketika menghadapi pertandinganya. Hal ini sejalan
pertama, ditemukan bahwa efikasi diri secara parsial dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Riani dan
berpengaruh terhadap kecemasan menghadapi Rozali (2014) menunjukan adanya hubungan negatif
pertandingan dengan arah negatif (t = -2.344 dan p = yang signifikan antara Efikasi Diri dengan kecemasan
0,000 < 0.05), maka dapat dikatakan semakin tinggi saat presentasi oleh mahasiswa. Dengan kata lain, bila
Efikasi Diri yang dimiliki oleh para pemain maka seseorang memiliki efikasi diri yang tinggi, maka
semakin rendah tingkat kecemasan ketika menghadapi

Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 2 Juli 2022 5


dapat mengatasi kecemasannya dalam menghadapi Ada pengaruh yang signifikan dengan arah
berbagai hal. positif antara Efikasi Diridan motivasi berprestasi
dengan kecemasan menghadapi pertandingan pada
Kemudian hasil koefisien korelasi antara pemain sepak bola SSB Bintang Ragunan.
motivasi berprestasi dengan kecemasan menghadapi Selain itu, dalam penelitian ini juga
pertandingan menunjukkan bahwa korelasi ke arah disarankan bagi pemain agar terus memiliki keyakinan
hubungan yang negatif. Hal ini sesuai dengan diri (efikasi diri) atas kemampuannya dan memotivasi
penelitian yang dilakukan oleh Kusumajati (2011) diri dalam setiap pertandingan untuk dapat meraih
bahwa ada hubungan yang signifikan dengan arah kemenangan, sehingga dapat mengatasi kecemasan
negatif antara kecemasan menghadapi pertandingan bila menghadapi pertandingan khususnya bila harus
dengan motivasi berprestasi pada altet anggar di DKI bertanding dengan lawan yang berat. Sementara itu,
Jakarta. Artinya, semakin cemas seorang atlet dalam disarankan bagi pelatih SSB Bintang Ragunan dan
menghadapi pertandingan maka motivasi pelatih sepak bola lainnya agar dapat memberikan
berprestasinya akan menurun dan semakin seorang semangat dan dorongan bagi para pemain agar terus
atlet dapat mengatasi rasa cemasnya, maka prestasinya berjuang dan tidak pernah menyerah dalam
bisa meningkat. Bila dilihat berdasarkan penelitian ini, menghadapi setiap pertandingan yang dihadapi guna
para pemain bola SSB perlu terus berusaha untuk meraih prestasi dan hasil yang maksimal.
memupuk motivasi berprestasinya agar dapat
mengatasi rasa cemas dalam mengahadapi berbagai
pertandingan dan beroleh hasil-hasil yang lebih baik di
settiap pertandingannya. DAFTAR PUSTAKA

Di samping itu, penelitian ini memiliki Anira., Damayanti, I., & Rahayu, N. (2017). Tingkat
beberapa keterbatasan. Adapun dalam penelitian ini kecemasan atlet sebelum, pada saat istirahat dan
menggunaka dua faktor yang mempengatuhi yang sesudah pertandingan. Jurnal Terapan Ilmu
yaitu Efikasi Diridan motivasi berprestasi, sedangkan Keolahragaan, 2(2) ,62-67.
masih banyak faktor lain yang dapat diteliti yang
memungkinkan memiliki kontribusi yang lebih besar Ghufron, M., & Risnawita, R. (2010). Teori-teori
terhadap kecemasan menghadapi pertandingan psikologi. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
seperti faktor dari dalam meliputi pemain hanya
mengandalkan kemampuan teknis, merasa bermain Husdarta, H. J. S. (2010). Psikologi olahraga.
baik sekali atau sebaliknya, adanya pikiran negatif Bandung: Alfabeta.
karena dicemooh atau dimarahi, pikiran kepercayaan
diri yang berlebihan dan faktor eksternal meliputi Gunarsa. (2008). Psikologi olahraga prestasi. Jakarta:
komentar para official yang merasa berkompeten, PT. BPK Gunung Mulia.
pola pengaruh massa, penonton atau massa, saingan
yang bukan tandingannya kehadiran atau Kuncono. (2016). Aplikasi komputer psikologi edisi
ketidakhadiran pelatih. Oleh karena itu untuk III. Jakarta: Fakultas Psikologi UPI YAI.
mengoptimalkan hasil penelitian selanjutnya,
diharapkan penelitian berikutnya dapat meneliti Kusumajati, D. A, (2011). Hubungan antara
faktor-faktor lain yang tidak di sertakan dalam kecemasan menghadapi pertandingan dengan
penelitian ini. motivasi berprestasi Pada Atlet Anggar Di DKI
Jakarta. Jurnal Psikologi HUMANIORA, 2(1), 58-
5. KESIMPULAN 65.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian,
Nurhidaya., & Selviana. (2012). Prestasi olahraga
maka dapat disimpulkan bahwa :
paralimpian Indonesia: Kajian perspektif
Ada pengaruh yang signifikan dengan arah psikologis. Jurnal IPTEK Olahraga, 14(3), 1-25.
negatif antara Efikasi Diri dengan kecemasan
menghadapi pertandingan pada pemain sepak bola Özen, G. (2018). The effect of recreational activities
SSB Bintang Ragunan. on trait and state anxiety levels. Journal Science,
Ada pengaruh yang signifikan dengan arah Movement And Health, 1(18).
negatif antara motivasi berprestasi dengan kecemasan
menghadapi pertandingan pada pemain sepak bola Pradina, YW., & Pramono, M. (2016). Tingkat
SSB Bintang Ragunan. kecemasan atlet bola voli putri pada kejuaraan liga

6 Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 2 Juli 2022


remaja tingkat Jawa Timur. Jurnal Kesehatan
Olahraga, 6(2), 192-202.

Purnamasari, M. I. (2014). Hubungan self-efficacy dan


motivasi berprestasi dengan kecemasan
mahasiswa yang sedang mengerjakan Skripsi.
Naskah Publikasi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Rahadianto, A., & Yoenanto, N. (2014). Hubungan


antara Efikasi Diri dan motivasi berprestasi
dengan kecemasan akademik pada siswa program
Sekolah RSBI di Surabaya. Jurnal Psikologi
Industri dan Organisasi, 3(3), 123-128.

Riani, W. S., & Rozali, Y. A. (2014). Hubungan antara


efikasi diri dan kecemasan saat presentasi pada
mahasiswa Univeristas Esa Unggul. Jurnal
Psikologi, 12(1), 1-9.

Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2008).


Motivational in education: Theory, research, and
applications. New Jersey: Pearson Education.

Vallone, E. G., Reid K., Umali, Chr., & Pohlert, E.


(2009). An analysis of effects of self-esteem, social
support, and participation. Journal of College
student Retention, 5, 255 -274.

Wattimena, F. Y. (2015). Hubungan motivasi


berprestasi dan kecemasan terhadap prestasi
Panahan Ronde Recurve pada Atlet Panahan Di
Indonesia. Jurnal Motion, 6(1), 109-122.

Jurnal IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 2 Juli 2022 7

Anda mungkin juga menyukai