Anda di halaman 1dari 9

Nama : Buana Tungga Dewi

NIM : 20201241077
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah : MBKM – Psikologi Olahraga

TUGAS 1
9. PERCAYA DIRI PADA ATLET

1. Sebutkan hal – hal yang menjadi penyebab menurun bahkan hilangnya rasa percaya diri
pada atlet!
Jawab :
Nisa (37 – 39 : 2021) menjelaskan hal - hal yang menjadi penyebab menurunnya rasa
percaya diri pada atlet antara lain sebagai berikut :

a. Kecemasan Terhadap Lawan Bermain

Seringkali melihat nama lawan serta tingkatan pengalaman bertanding lawannya


membuat seorang atlet goyang dan minder. Hal tersebut menyebabkan psikologis
atlet terganggu sehingga membuat atlet memiliki keraguan terhadap kemampuan
dirinya sendiri. Dampaknya membuat atlet tidak maksimal dalam bermain
dikarenakan kepercayaan diri atlet pelajar menurun.

b. Kurangnya Pengalaman Bertanding dan Kemampuan yang Dimiliki Atlet

Ini sering terjadi pada atlet - atlet remaja. Sejalan dengan teori tentang remaja, yang
menjelaskan bahwa seorang remaja masih memiliki sikap dan perilaku sembrono,
takut atas kegagalan dan tidak memiliki percaya diri yang baik. Penyebabnya yaitu
usia transisi atlet pelajar dari masa kanak-kanak ke masa remajanya. Atlet senior
memiliki kematangan emosi yang lebih baik serta lebih mampu mengendalikan diri
dan emosinya ketika pertandingan, dibandingkan atlet junior dengan kematangan
emosi yang belum stabil. Atlet senior juga memiliki sikap yang lebih bijak dalam
memaknai kegagalan untuk bangkit dari keterpurukan.

c. Peningkatan Stress

Adanya peningkatan stres dalam mengahadapi suatu kompetisi dapat menyebabkan


atlet memunculkan reaksi negatif, sehingga kemampuan dalam olahrga menurun.
Keadaan yang seperti ini kerap membuat atlet pelajar juga tidak dapat menampilkan
permainan terbaiknya. Untuk itu perlunya atlet mempunyai kepercayaan diri yang
baik. Atlet yang mempunyai ketangguhan mental yang baik tidak mudah untuk
menyerah. Sebaliknya, atlet yang mempunyai kelemahan mental membuat
performa atlet menurun. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa faktor psikologis
dan mental merupakan faktor penting.

d. Dukungan dari Orang Lain

Dukungan atau teriakan dari suporter lawan yang memenuhi area gedung
pertandingan berperan untuk kepercayaan diri seorang atlet. Contoh saja ketika
babak final terutama, atlet cabang olahraga mengaku suporter lawan lebih banyak
sehingga hal tersebut dapat mengecoh konsentrasinya. Selanjutnya bertemunya
lawan tanding yang sama beberapa kali membuat atlet kerap meremehkan lawan
serta mendengar pengalaman bertanding dari lawan. Hal tersebut menyebabkan
atlet mengalami keraguan dan dilema dalam dirinya sehingga atlet tersebut
meragukan kemampuan dirinya sendiri.

e. Ketangguhan Mental yang Rendah

Fungsi dari ketangguhan mental dan mengatasi kesulitan atlet untuk menghadapi
hasil pertandingan. Jika ketangguhan mental pada atlet rendah, dia akan mudah
putus asa dan memberikan dampak performa bermainnya. Jik cara bermainnya
kurang baik, besar kemungkinan rasa percaya diri dalam dirinya juga ikut menurun.

2. Sebutkan solusi yang bisa meningkatkan percaya diri pada atlet!


Jawab :
Tentu kepercayaan diri sangat berpengaruh bagi seorang atlet. Untuk bisa meningkatkan
kepercayaan diri seorang atlet tentu dipengaruhi oleh pengalaman atlet itu sendiri seperti
pengalaman dari keluarga, pengalaman saat berlatih dan bertanding, dan juga ungkapan
atau ujaran yang diberikan oleh lingkungan sekitar. Percaya diri juga merupakan bagian
dari alam bawah sadar manusia yang tidak terpengaruh oleh argumentasi rasional
melainkan terpengaruh oleh emosi dan perasaan. Solusi untukbisa meningkatkan percaya
diri seorang atlet antara lain sebagai berikut :
a) Memperhatikan Postur Tubuh
Mungkin kedengarannya tidak berkaitan dengan rasa percaya diri, tetapi sikap
seperti saat duduk dan berdiri berpengaruh terhadap reaksi sesorang yang melihat
kita. Jika kita terlihat tegap dan tidak ragu orang lain mungkin akan memberikan
pujian yang tentunya itu bisa menambah kepercayaan dalam diri kita.
b) Bergaul dengan Orang – Orang yang Memiliki Rasa Percaya Diri dan
Berpikiran Positif
Lingkungan tentu akan berpengaruh bagi seseorang. Contohnya daja jika Anda
terus berbaur dengan orang yang pemalas, pesimis, tentu lama tidak lama seseorang
itu akan terseret menjadi seorang pemalas dan pesimis. Seberapa besarpun rasa
percaya diri seseorang jika lingkungan dia tidak mendukung untuk itu pasti lama
kelamaan rasa percaya diri itu akan memudar perlahan. Sebaliknya jika seseorang
itu berkumpul di lingkungan yang positif maka ia akan memiliki keuntungan juga
bagi dirinya.
c) Sering Melakukan Latihan pada Bidang yang Diambil
Salah satu solusi meningkatkan rasa percaya pada atlet yaitu dengan
memperbanyak latihan. Dengan keterampilan yang terlatih, seorang atlet tidak akan
kesulitan untuk bertanding sehingga itu akan meningkatkan rada percaya diri di
dalam dirinya.

d) Kenali Diri Sendiri


Cara ini juga bisa digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri seorang atlet.
Bisa dengan cara memikirkan hal – hal yang disukai dan hal – hal yang bisa
dilakukan dengan baik. Contoh mungkin yaitu sebuah apresiasi dari seseorang
untuk anda. Jika sedang dalam kesulitan atau dalam rasa pesimis yang tinggi, kita
bisa mengingat pujian atau apresiasi positif dari seseorang.
e) Jangan Terlalu Keras dengan Diri Sendiri
Jangan terlalu keras dengan diri sendiri, jadilah sahabat bagi dirimu sendiri.
Berteman dengan diri sendiri mampu meningkatkan rasa percaya diri. Memberikan
kalimat – kalimat positif kepada diri sendiri bukan malah ikut mrnjatuhkan diri
sendiri yang tentunya akan berdampak juga pada kepercayaan diri.

3. Siapa saja yang berperan untuk meningkatkan percaya diri pada atlet?
Jawab :

Beberapa peran untuk meningkatkan rasa percaya diri pada atlet antara lain sebagai
berikut :

a. Orang tua

Juriana (432 : 2021) menjelaskan bahwa peran yang dibutuhkan atlet untuk
meningkatkan rasa percaya dirinya yaitu orang tua. Orang tua Dukungan orang
tua sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan diri seorang atlet. Orang
tua merupakan lingkungan terdekat anak, selain orang - orang disekitarnya. Orang
tua dan anak yang berada dalam suatu lingkungan disebut keluarga inti. Keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak, lebih khusus orang tuanya. Orang tua memiliki peran yang
sangat penting dalam memberikan semangat terutama pada saat anaknya sedang
dalam kondisi yang kurang baik seperti saat atlet merasa down dan pesimis.
b. Pelatih

Pembinaan pelatih terhadap atlet sangat berpengaruh pada mental atlet tidak
terkecuali kepercayaan diri seorang atlet. Ketika pelatih membantu mereka
mempersiapkan diri dengan kemampuan terbaik mereka untuk memasuki
kompetisi, mereka akan menyerang kompetisi dengan keyakinan yang tidak akan
pernah mereka harapkan tanpa persiapan yang tepat. Meluangkan waktu dan upaya
untuk bersiap adalah cara terkuat untuk meningkatkan kepercayaan diri bagi
seorang atlet. Sangat penting bagi kita sebagai pelatih untuk memberikan persiapan
sebanyak mungkin kepada atlet kita. Apapun olahraganya, pelatih harus
memberikan atlet alat untuk sukses sebelum bertanding, sehingga mereka merasa
percaya diri dalam bertanding. Pelatih sangat berperan penting dalam memberikan
motivasi dan dorongan positif kepada para atlet sehingga mereka bisa berani dan
tidak goyah saat akan berhadapan dengan lawan mereka.

4. Bagaimana solusi untuk menjaga percaya diri pada atlet agar dapat stabil baik saat
berlatih maupun bertanding?
Jawab :
Weinberg dan Gould (via Juriahn: 2017) menjelaskan cara atlet agar stabil saat bertanding
yaitu dengan melakukan empat latihan mental kepada atlet dalam bentuk pendidikan dan
latihan, yaitu
a. Goal setting atau penetapan capaian,
b. Physical relaxation atau relaksasi,
c. Thought/attention atau control atau latihan konsentrasi,
d. Imagery atau visualisasi.
10. KEPEMIMPINAN DALAM OLAHRAGA

1. Siapakah yang dimaksud pemimpin dalam olahraga? Sebutkan dan jelaskan peranya!
Pemimpin dalam olahraga adalah individu yang memiliki kemampuan untuk memotivasi,
mengarahkan, dan menginspirasi anggota tim atau peserta untuk mencapai tujuan bersama
dalam konteks olahraga. Pemimpin dalam olahraga dapat berperan sebagai pelatih, kapten
tim, manajer, atau bahkan pemain yang memiliki pengaruh positif dan memimpin dengan
contoh. Mereka akan bertanggung jawab dalam membangun semangat, strategi,
mengambil keputusan di lapangan, dan mendukung rekan-rekan mereka untuk mencapai
kinerja terbaik. Pemimpin dalam olahraga juga harus memiliki keterampilan komunikasi
yang baik, empati, dan kepemimpinan untuk memastikan keharmonisan dan kinerja
optimal dalam tim atau kelompok olahraga (Candra : 2023).

2. Sebutkan macam-macam karakter pemimpin dalam olahraga!


Banyak gaya kepemimpinan dengan cara yang berbeda-beda dalam olahraga guna
merealisasikan atau mewujudkan sesuatu yang ingin dicapai agar berhasil, misalnya ada
pelatih yang gayanya seolah dingin dan acuh tak acuh terhadap para atletnya ada juga yang
ramah. Gaya – gaya kepemimpinan itu antara lain :
A. Gaya Kepemimpinan Authoriter
Pada umumnya gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri (1) Menggunakan otoritas
atau kewenangan untuk mengendalikan atletnya (2) Bersifat memerintah kepada
atletnya (3) Bertindak dengan cara yang dipengaruhi oleh perasaan tidak manusiawi
(impersonal) (4) Berusaha melakukan hal-hal menurut kepercayaan atau kehendaknya
saja (5) Memberi sanksi (hukuman) pada atlet yang tidak menuruti perintahnya (6)
Menentukan pembagian tugas/kerja yang seharusnya dilakukan (7) Menilai kekuatan
atau kondisi gagasannya. Gaya ini dilakukan terutama jika kecepatan dan tindakan
diperlukan secara mendesak.
B. Gaya Demokratis
Pelatih atau pempimpin yang memiliki gaya ini pada umumnya memiliki ciri-ciri (1)
Bertindak dengan cara yang ramah dan akrab (2) Membuka kesempatan tim sebagai
suatu keutuhan dalam menyusun rencana (3) Memperbolehkan anggota kelompok atau
tim untuk saling berhubungan/berinteraksi dengan anggota tim yang lain tanpa harus
meminta izin kepada pelatih (4) Menerima saran-saran (5) Tidak banyak memberikan
instruksi atau perintah pada anggota tim. Pelatih yang menggunakan gaya
kepemimpinan demokratis secara khusus percaya atau yakin bahwa dengan gaya ini
akan memberikan sesuatu yang sangat efektif untuk pengembangan atlet dalam hal
memberikan kemandirian berfikir dan transfer/pengalihan nilai-nilai olahraga.
Kelemahan gaya ini yaitu dalam hal penggunaan waktu secara efektif dan kurang
efektif dalam pengambilan suatu keputusan yang cepat.
C. Gaya yang Lebih Memperhatikan Atlet (People Centered)
Pelatih atau pemimpin dengan gay aini lebih menitik beratkan pada penemuan
kebutuhan personal atlet. Dalam situasi yang menyenangkan, akan lebih efektif jika
seorang pelatih menerapkan gaya kepemimpinan yang lebih memperhatikan atlet. Jika
posisi kekuasaan pemimpin cukup kuat, maka pemimpin yang lebih memperhatikan
atlet akan lebih sesuai, yaitu dalam upaya mengembangkan hubungan yang lebih baik
dengan atletnya.
D. Gaya yang Lebih Menekankan pada Tugas (Task-Oriented) Pelatih yang lebih
menekankan pada tugas dalam gaya kepemimpinannya, cenderung menitik beratkan
pada pencapaian kemenangan dalam kompetisi. Jika pemimpin memiliki dukungan
kelompok, tugasnya jelas, dan memiliki banyak kekuasaan maka gaya kepemimpinan
task oriented lebih cocok.

3. Bagaimana cara memilih pemimpin dalam olahraga?


Rusdin (2023 : 90 – 106) menjelaskan cara untuk memilih pemimpin dalan olahraga adalah
dengan mempertimbangkan faktor-faktor yaitu :.
a. Kemampuan membuat keputusan: Seorang pemimpin olahraga harus dapat mengambil
keputusan yang tepat dan efektif dalam situasi yang cepat dan dinamis. Keputusan
tersebut dapat berhubungan dengan strategi permainan, pemilihan pemain, atau taktik
yang harus dilakukan.
b. Kemampuan memotivasi: Pemimpin olahraga harus memiliki kemampuan untuk
memotivasi anggota tim agar berkinerja tinggi dan mencapai potensi terbaik mereka.
Ini melibatkan memberikan dorongan, pujian, dan dukungan emosional kepada
anggota tim.
c. Memberikan umpan balik: Seorang pemimpin olahraga harus mampu memberikan
umpan balik yang konstruktif kepada anggota tim untuk membantu mereka
memperbaiki kinerja mereka. Umpan balik yang baik dapat membantu anggota tim
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka serta memberikan arahan yang jelas
untuk perbaikan

4. Sebutkan masalah-masalah yang dialami pemimpin dalam olahraga!


Suprianto (2023) menyebutkan masalah – masalah yang dialami pemimpin dalam olahraga
diantaranya :
a. Konflik Antar Anggota Tim: Perselisihan pribadi atau perbedaan pendapat di antara
anggota tim dapat menghambat kerja sama dan kinerja tim secara keseluruhan.
b. Kurangnya Motivasi: Anggota tim mungkin kehilangan motivasi karena kekalahan
beruntun atau kurangnya dukungan.
c. Kurangnya Semangat Tim: Rasa semangat dan loyalitas terhadap tim bisa berkurang,
terutama jika tidak ada pencapaian atau dorongan positif.
d. Jadwal yang Padat: Pemimpin harus bisa mengelola jadwal latihan, pertandingan, dan
kewajiban lainnya dengan bijaksana agar tidak menguras energi anggota tim.

Burnout syndrome juga menjadi masalah yang bisa dialami pemimpin. Burnout adalah
tingkat dimana kelelahan fisik dan mental yang membuat emosi tidak stabil, hal ini
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adalah adalah
tingkat dimana kelelahan fisik dan mental yang membuat emosi tidak stabil, hal ini
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari kehidupan pribadi orang itu sendiri, dan faktor eksternal
adalah faktor yang sering dating dari lingkungan atau tempat kerja (Fatmawati : 2018).
5. Bagaimana mengatasi pemimpin yang memiliki masalah dalam memimpin?
Cara mengatasi pemimipin yang memiliki masalah adalah dengan komunikasi
secara terbuka. Penting untuk membuka saluran komunikasi dengan pemimpin olahraga
dan mendengarkan perasaan, pandangan, dan kekhawatiran mereka. Ini bisa membantu
dalam pemahaman akar masalah dan membantu mereka merasa didengar.
Selain itu, memberikan pelatihan atau sumber daya tambahan kepada pemimpin
olahraga dapat membantu mereka mengatasi masalah mereka. Ini bisa berupa pelatihan
kepemimpinan, pelatihan komunikasi, atau pengembangan keterampilan manajerial. Jika
pemimpin olahraga menghadapi masalah yang lebih mendalam seperti kecemasan atau
depresi, mempertimbangkan dukungan psikologis atau konseling bisa sangat membantu.
DAFTAR PUSTAKA

Candra, O., Prasetyo, T., & Rahmadani, A. (2023). Pembentukan Karakter Melalui Olahraga.
Juriana, Mitsalina, D., Juita, A., Aprilia, T., (2021). Peran Orang Tua dalam Membangun
Kepercayaan Diri Atlet Renang Usia Dini. Seminar Nasional LPTK CUP XX. 2021
Juriahn, J., & Takhi, K. (2017). Peran Pelatihan Mental Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri
Atlet Renang Sekolah Ragunan. JOURNAL OF SPORT SCIENCE AND EDUCATION
(JOSSAE), 2(1), 9-14.
Nisa, K., Jannah, M. (2021). Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Ketangguhan Mental Atlet
Bela Diri. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol. 8, No. 3. 2021
Rusdin, R., Salahudin, S., Rudiansyah, E., Saputra, R., & Furkan, F. (2023). PERAN
KEPEMIMPINAN DALAM OLAH RAGA UNTUK MEMBANGUN NILAI
KARAKTER BANGSA. Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
(Penjaskesrek), 10(2), 90-106.
Suprianto, K., SE, M., Yuliana, S. E., Suparman, S. E., Sudiyarti, M. S., Utomo, K. W., ... & Edi
Sumarya, S. T. (2023). PENGANTAR PERILAKU ORGANISASI. Cendikia Mulia
Mandiri

Anda mungkin juga menyukai