Anda di halaman 1dari 8

Jurnal ilmiah Sport Coaching and Education. Vol.

2 Januari 2018

PENGETAHUAN PSIKOLOGI OLAHRAGA


PADA PELATIH RENANG INDONESIA

Juriana, Kurnia Tahki, Gerdy Zulfitranto


Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta

juriana@unj.ac.id

ABSTRACT

This study aims to determine the level of knowledge about the sport psychology
which is owned by the swimming coach in Indonesia. Data is collected at the time of
Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Se-Indonesia (KRAPSI) held in Surabaya, East
Java on December 2016. This study used incidental sampling technique with the
number of 76 coaches. The instrument used in this study a questionnaire that had been
tested for validity (0,360-0,756) and reliability (r=0,713).
Data were analyzed using descriptive statistics for each dimension of sports
psychology knowledge. Results of the research about knowledge of sports psychology
owned by swimming coach is the following : a) Most of the swimming coach in
Indonesia have high knowledge about developmental psychology (85.53%); b) Most of
the swimming coach in Indonesia have high knowledge about learning psychology
(71.05%); c) Most of the swimming coach in Indonesia have high knowledge about
personality psychology (73.68%); d) Most of the swimming coach in Indonesia have
high knowledge about social psychology (90.79%); e) Most of the swimming coach in
Indonesia have high knowledge about the psychometric (72.37%).

Keywords: Swimming Coach, Knowledge of Sport Psychology

PENDAHULUAN serangkaian pelatihan atau penataran.


Pengambilan lisensi ini memberikan
Olahraga renang merupakan tambahan pengetahuan kepada pelatih
suatu aktifitas fisik yang memiliki tentang sport science dalam olahraga.
hubungan dengan anggota tubuh dalam Banyak hal yang bisa didapat melalui
melakukan gerakan secara teratur. kegiatan lisensi ini, seperti: metode
Renang merupakan olahraga individual latihan yang benar, gizi yang baik, dan
dan bersifat terukur. Jadi untuk pengetahuan tentang psikologi olahraga.
mencapai prestasi yang tinggi dalam Pada saat pertandingan,
olahraga renang, dibutuhkan beberapa beberapa atlet ada yang mengalami
komponen fisik yang baik dan juga hasil yang buruk atau tidak sesuai
kemauan, usaha, maupun disiplin dari harapan. Terkadang para pelatih hanya
seorang atlet tersebut. memfokuskan masalah pada kurangnya
Peran pelatih dalam membina teknik dan taktik pada atlet tersebut.
atlet renang sangat penting. Banyak Beberapa atlet juga ada yang gagal
kegiatan yang perlu diikuti pelatih agar menunjukkan penampilan terbaiknya,
menjadi seorang pelatih yang baik. padahal atlet tersebut sudah memiliki
Salah satunya dengan mengikuti komponen fisik yang bagus dan
kegiatan pengambilan lisensi yang akan kesiapan taktik pertandingan yang
diberikan setelah pelatih mengikuti dilakukan pada saat latihan. Jadi,

31
Pengetahuan Psikologi Olahraga Pada Pelatih Renang Indonesia

diperkirakan atlet tersebut kurang emosi, pelatih perlu melakukan


mempersiapkan dengan baik dari aspek- pendekatan dan menumbuhkan
aspek psikologis yang dimilikinya. kepercayaan akan kemampuan atlet
Persiapan psikologis dalam setiap nomor pertandingan,
seharusnya dimulai sejak latihan oleh misalnya melalui percakapan-
para pelatih, dimana pelatih harus bisa percakapan yang terarah. Pelatih harus
memotivasi atlet untuk bisa dapat membuat atletnya merasa sanggup
menunjukkan penampilan sebaik pada dirinya sendiri dan lebih merasa
mungkin pada setiap pertandingan, percaya diri. Pelatih juga harus dapat
memperkuat kepercayaan diri untuk membuat atlet nya selalu termotivasi
tampil maksimal tanpa tidak takut dan mampu mengontrol rasa cemas,
merasa gagal. Pelatih juga seharusnya nervous, dan stres pada saat
mengerti kapan seorang atlet pertandingan.
membutuhkan dorongan atau motivasi Berdasarkan latar belakang di
dari luar pada saat pertandingan atas, peran faktor psikologis sangat
berlangsung. Bentuk-bentuk dukungan penting untuk atlet renang Indonesia.
dari pembina atau pelatih bisa Pengetahuan pelatih tentang psikologi
mempengaruhi psikologi pada atlet baik olahraga dan penerapannya kepada atlet
secara positif (memperkuat) maupun sangat dibutuhkan untuk mendukung
secara negatif (memperlemah). Pelatih prestasi atlet renang di Indonesia agar
juga harus mengerti kapan seharusnya lebih baik di masa yang akan datang.
atlet diberi tahu cara mengendalikan Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
stres, dan bagaimana pelatih harus melakukan penelitian tingkat
memberi dukungan agar atlet tersebut Pengetahuan Tentang Psikologi
tidak merasa cemas pada saat Olahraga Pada Pelatih Renang di
pertandingan dimulai. Indonesia.
Mengingat besarnya manfaat Pelatih adalah seseorang yang
mempelajari psikologi olahraga bagi bertugas untuk mempersiapkan fisik dan
pelatih, maka seharusnya pelatih mental olahragawan maupun kelompok
memiliki pengetahuan yang baik olahragawan (Monika E. Schloder and
tentang psikologi olahraga. Melalui Richard T. McGuire, 2000). Pelatih
pengetahuan tersebut, pelatih dapat merupakan sosok yang paling dekat dan
mengaplikasikannya dalam upaya berperan penting dalam memotivasi
meningkatkan kepelatihan olahraga atletnya (Lilik Sudarwati, 2007).
Indonesia, sehingga dapat mencapai Pelatih harus dapat membantu
prestasi sesuai dengan yang diharapkan. atlet untuk mempersiapkan program
Pendekatan psikologis yang tepat akan pelatihan yang berbeda, membantu atlet
mampu menghasilkan seorang atlet untuk mengembangkan keterampilan
yang tangguh, memperlihatkan baru, berkomunikasi secara efektif
dorongan untuk bertanding semaksimal dengan atlet, penggunaan dan membuat
mungkin, dan memenangkan tes evaluasi untuk memantau kemajuan
pertandingan. Pendekatan ini diperlukan pelatihan dan proses dan memprediksi
bukan hanya pada jenis olahraga kinerja olahraga (Szabo, A.S.,2012).
perorangan, melainkan beregu atau Pelatih bukanlah sekedar
kelompok. instruktur olahraga yang memberikan
Untuk meningkatkan motivasi atlet cara-cara untuk melakukan gerakan
diri, mental, dan untuk menurunkan tertentu dalam olahraga. Pelatih juga
gejala psikologis seperti kecemasan dan merupakan tokoh panutan, guru,

32
Pengetahuan Psikologi Olahraga Pada Pelatih Renang Indonesia

pembimbing, pendidik, pemimpin, indera penglihatan, pendengaran,


bahkan tak jarang menjadi tokoh model penciuman dan pengecapkan.
bagi atletnya. Sehingga menurut Iman Pengetahuan juga merupakan adalah
Sulaiman (2015) seorang pelatih harus merupakan hasil dari tahu, dan ini
memiliki 3 aspek: terjadi setelah orang melakukan
1) Pengetahuan penginderaan terhadap suatu objek
Seorang pelatih harus tertentu. Penginderaan terjadi melalui
berpengetahuan banyak tentang indera manusia, yakni indera
keterampilan cabang olahraganya. penglihatan, pendengaran, penciuman,
Seorang pelatih juga harus memiliki rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan dasar tentang ilmu pengetahuan manusia diperoleh melalui
keolahragaan (sport sciences) mata dan telinga.
pendukung seperti biomekanik, Berdasarkan beberapa definisi
medis, gizi, psikologi, dan diatas peneliti dapat menyimpulkan
pendidikan. bahwa pengetahuan adalah hasil proses
2) Pengalaman belajar dari pengalaman, nilai, informasi
Pelatih harus memiliki pengalaman dan beberapa data yang dilakukan
atau berpengalaman sebagai acuan dengan menggunakan panca indera
untuk evaluasi pertandingan agar terhadap objek tertentu.
kesalahan yang terjadi pada Menurut Sudibyo Setyobroto
pertandingan sebelumnya dapat (2000) mengatakan bahwa psikologi
diperbaiki dan diantisipasi sehingga olahraga adalah ilmu yang mempelajari
tidak terulang pada pertandingan tentang tingkah laku dan pengalaman
berikutnya. manusia berolahraga dalam interaksinya
3) Karakter dengan manusia lainnya dan dalam
Seorang pelatih juga harus memiliki situasi sosial yang merangsang.
kualifikasi personal dan moral yang Psikologi olahraga adalah ilmu
baik, karena pelatih akan selalu psikologi yang diterapkan dalam bidang
menjadi contoh bagi atlet yang olahraga, meliputi faktor-faktor yang
dibinanya. berpengaruh secara langsung terhadap
Berdasarkan pengertian dan atlet dan faktor-faktor di luar atlet yang
pendapat para ahli di atas, maka yang dapat mempengaruhi penampilan atlet
dimaksud dengan pelatih renang adalah tersebut (Apta Mylsidayu, 2014).
pelatih yang membantu atlet renang Sedangkan menurut Mochamad
dalam mempersiapkan fisik dan mental Djumidar, Tirto Apriyanto, dan Fitri
melalui program latihan, yang memiliki L.Isson (2012), psikologi olahraga
pengetahuan, pengalaman, dan karakter adalah ilmu yang mempelajari tingkah
yang mendukung dalam pelaksanaan laku dan pengalaman manusia
tugasnya di cabang olahraga renang. berolahraga dalam interaksi dengan
Soerjono Soekanto (2006), manusia lain dan situasi-situasi sosial
pengetahuan adalah kesan dalam pikiran yang merangsangnya.
manusia sebagai penggunaan panca Psikologi yang diterapkan dalam
inderanya, yang berbeda sekali dengan bidang olahraga, meliputi faktor-faktor
kepercayaan, takhayul, dan penerangan- baik yang secara langsung terkait
penerangan yang keliru. dengan atlet sebagai pribadi atau dalam
Ahli lainnya mengungkapkan tim maupun faktor-faktor di luar atlet
bahwa pengetahuan adalah hasil dari yang berpengaruh terhadap kepribadian
proses pembelajaran dengan melibatkan dan penampilan atlet. Menurut Singgih

33
Pengetahuan Psikologi Olahraga Pada Pelatih Renang Indonesia

Gunarsa (1999), sebagai pengetahuan sebaya, perkembangan moral,


yang diterapkan dalam olahraga, ketertarikan dan kedekatan.
psikologi olahraga meliputi beberapa
bidang yaitu: psikologi perkembangan, 2) Psikologi belajar
psikologi belajar, psikologi kepribadian, Psikologi belajar membahas
psikologi sosial, dan psikometri. tentang aktivitas olahraga yang
ditujukan pada optimalisasi proses
1) Psikologi perkembangan pelatihan guna mengoptimalisasi
Psikologi perkembangan adalah potensi atlet, merancang teknik dan
ilmu yang mempelajari tingkah laku strategi, dan dilaksanakan dalam
individu dalam perkembangannya dan latihan. Pembahasan yang paling
latar belakang yang mempengaruhinya. banyak dalam psikologi belajar adalah
Menurut Hurlock perkembangan yang menyangkut motivasi. Contohnya
merupakan proses yang dialami bagaimana seorang pelatih dapat
individu menuju tingkat kedewasaan memotivasi atletnya agar lebih giat lagi
yang berlangsung sistematik, progresif, dalam berlatih demi prestasi yang
dan berkesinambungan (Evita Adnan, memuaskan.
Juriana, Fitri L. Issom, Rahma Novianti, Menurut Singgih Gunarsa (1999),
2016) kalau atlet tidak mempunyai motivasi,
Menurut John W. Santrock (2007), strategi apapun yang diterapkan dalam
setiap manusia memiliki keunikan latihan tidak akan menolong atlet
tersendiri bila dibanding dengan yang meningkatkan kemampuannya. Pada
lainnya. Secara umum, perkembangan akhirnya, jika motivasi atlet rendah ia
setiap manusia terdiri dari 3 aspek yaitu: tidak akan maksimum dalam latihan
1) Aspek fisik pada manusia berasal sehingga tidak mampu berprestasi
dari proses biologis yang terjadi pada maksimal. David Krech menyatakan
dirinya. Proses biologis meliputi bahwa motivasi adalah kesatuan
perubahan fisik yang bersifat alamiah. keinginan dan tujuan yang menjadi
Contohnya perubahan tinggi dan berat pendorong untuk bertingkah laku.
badan, pubertas, dan lain-lain; 2) Aspek Beberapa teknik atau strategi
kognitif berasal dari proses kognitif meningkatkan motivasi diantaranya :
yang terjadi pada diri setiap manusia. motivasi verbal, motivasi behavioral
Proses kognitif meliputi perubahan (perilaku), motivasi insentif (bonus),
pemikiran individu, inteligensi, dan motivasi visualisasi (imajery), dan
bahasa. Contohnya bagaimana motivasi intimidasi (Apta Mylsidayu,
membedakan warna, meletakkan 2014).
beberapa kata dalam kalimat, dan lain-
lain; 3) Aspek emosi dan sosial. Aspek 3) Psikologi kepribadian
emosi berasal dari proses emosi yang Psikologi kepribadian merupakan
terjadi pada diri manusia. Proses emosi ilmu yang membahas sistem yang
meliputi perubahan emosi dan terorganisasi, keseluruhan fungsi, atau
kepribadian. Contohnya, kelekatan kesatuan habit, disposisi dan sentiment-
persaingan antar saudara, depresi, dan sentimen yang menandakan masing-
kecerdasan emosional. Sedangkan aspek masing anggota dari suatu kelompok
sosial berasal dari proses sosial yang sebagai individu berbeda dari masing-
meliputi perubahan hubungan dan masing anggota yang lain (M. Schoem
interaksi individu dengan orang lain. dalam Apta Mylsidayu, 2014).
Contohnya, hubungan dengan teman

34
Pengetahuan Psikologi Olahraga Pada Pelatih Renang Indonesia

Kepribadian tidak mudah tampak membingungkan, pengaruh penonton,


dan diketahui, karena kepribadian saingan yang bukan tandingannya, dan
adalah kesatuan kebulatan jiwa yang kehadiran/ketidakhadiran pelatih.
kompleks. Mengenai kepribadian atlet
akan tercemin dalam cita-cita, watak, 5) Psikometri
sikap, sifat-sifat, dan perbuatannya. Psikometri merupakan suatu bidang
Dalam upaya memahami kepribadian dalam psikologi yang berhubungan
telah dikembangkan berbagai instrumen dengan pengukuran. Pengukuran yang
atau alat untuk meneliti sifat-sifat dan dilakukan tentunya disesuaikan dengan
sikap perilaku. Dengan mengetahui tujuan dan diharapkan akan
sifat-sifat atlet diharapkan dapat lebih memberikan data stastistik secara
memahami kelebihan dan kekurangan objektif dan terukur. Psikometri
dari atlet, sehingga dapat dimanfaatkan bertujuan untuk mengukur aspek-aspek
dalam upaya pembinaan atlet yang dari kemampuan mental atau
bersangkutan. kepribadian seseorang.
Ada beberapa jenis tes-tes yang
4) Psikologi sosial mengukur kondisi mental pada situasi-
Psikologi sosial membahas situasi khusus dalam olahraga,
hubungan antar sesama atlet, posisi atlet contohnya untuk mengukur kecemasan
dalam tim, hubungan antara tim satu dalam berkompetisi yaitu Sport
dengan yang lainnya. Contohnya Competition Anxiety Test (SCAT),
fenomena kecemasan yang dirasakan untuk mengukur kepercayaan diri pada
atlet pada saat bertanding. Manusia atlet yaitu State Sport Confidence
adalah dwi tunggal dari fisik dan Inventory (SSCI), dan untuk mengukur
psikologis. Yang satu dengan yang motivasi pada atlet yaitu Sport
lainnya tidak dapat dipisahkan. Motivation Scale (SMS) (Miftakhul
Ketegangan atau stres yang dirasakan Jannah, Juriana, dkk, 2017)
oleh suatu bagian akan dirasakan pula
oleh bagian lainnya. Manusia tidak METODOLOGI PENELITIAN
dapat menghindarkan diri dari pengaruh
emosi. Dapat dikatakan setiap atlet Penelitian ini dilakukan pada
menginginkan hasil prestasi yang baik bulan Desember 2016 di Surabaya.
berdasarkan kemampuannya. Penelitian ini merupakan penelitian
Menurut Singgih Gunarsa (1999), kuantitatif dengan menggunakan
faktor kecemasan dapat dibedakan metode survei. Populasi penelitian ini
menjadi 2 macam yaitu faktor dari adalah seluruh pelatih yang hadir pada
dalam dan faktor dari luar diri atlet. saat Kejuaraan Renang Antar
Faktor dari dalam adalah faktor yang Perkumpulan Se-Indonesia (KRAPSI)
berasal dari diri atlet yang dapat ke-38 tahun 2016 sejumlah 174 orang.
menimbulkan kecemasan. Adanya Smentara sampel penelitian
pikiran negatif ketika dicemooh oleh menggunakan teknik incidental
supporter, atlet sangat mengandalkan sampling, yaitu siapa saja yang secara
kemampuan teknisnya, altet merasa kebetulan atau insidental bertemu
bermain sangat buruk, dan adanya dengan peneliti dapat digunakan sebagai
pikiran puas-diri. Sedangkan faktor dari sampel, bila dipandang orang yang
luar adalah faktor yang berasal dari luar kebetulan ditemui itu cocok sebagai
diri atlet yang dapat menimbulkan sumber data (Endang Purwoastuti dan
kecemasan, misalnya: rangsangan yang Elisabeth Siwi Walyani, 2014). Dalam

35
Pengetahuan Psikologi Olahraga Pada Pelatih Renang Indonesia

hal ini, peneliti memperoleh 76 orang Berdasarkan lama melatih, maka


pelatih yang cocok sebagai sumber data distribusi frekuensi responden sebagai
untuk penelitian ini. berikut:
Pengambilan data dalam penelitian Tabel 3: Profil Responden
ini menggunakan alat ukur Berdasarkan lama melatih
pengetahuan tentang psikologi olahraga Lama Melatih Frekuensi %
yang disusun berdasarkan teori yang 1-10 tahun 64 84,21%
relevan, yang terdiri dari yang lima 11-20 tahun 9 11,84%
dimensi yaitu : pengetahuan tentang 21 tahun 3 3,95%
psikologi perkembangan, pengetahuan Jumlah 76 100%
tentang psikologi belajar, pengetahuan Berdasarkan lisensi melatih, maka
tentang psikologi kepribadian, distribusi frekuensi responden sebagai
pengetahuan tentang psikologi sosial, berikut:
dan pengetahuan tentang psikometri.
Validitas instrumen menggunakan Tabel 4: Profil Responden
uji point biserial dengan hasil 0,360 Berdasarkan lama melatih
sampai 0,756. Sementara reliabilitas Lisensi Pelatih Frekuensi %
instrumen menggunakan uji KR-20 Lisensi A 11 14,47%
dengan hasil r= 0,713 yang masuk
Lisensi B 24 31,58%
dalam kategori tinggi. Teknik analisis
Lisensi C 41 53,95%
data menggunakan statistik deskriptif.
Jumlah 76 100%
HASIL PENELITIAN
B. Hasil Analisis Statistik
A. Profil Responden
1) Pengetahuan Pelatih tentang
Psikologi Perkembangan
Berdasarkan usianya, distribusi
Berdasarkan data yang diperoleh
frekuensi responden sebagai berikut:
dari penelitian, maka dibagi
Tabel 1: Profil Responden
menjadi dua kategori yaitu :
Berdasarkan Usia
kategori tinggi dan kategori rendah.
Usia Frekuensi %
Data tersebut dapat dilihat pada
Di bawah 20 4 5,26%
tabel berikut:
tahun
21-40 tahun 59 77,63%
Tabel 5: Pengetahuan Pelatih Tentang
41-60 tahun 13 17,11%
Psikologi Perkembangan
Jumlah 76 100 %
Kategori Frekuensi %
Berdasarkan jenis kelaminnya, Tinggi 65 85,53%
distribusi frekuensi responden sebagai Rendah 11 14,47%
berikut: Jumlah 76 100%
Tabel 2: Profil Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin 2) Pengetahuan Pelatih tentang
Jenis Kelamin Frekuensi % Psikologi Belajar
Perempuan 10 13,16% Berdasarkan data yang diperoleh
dari penelitian, maka dibagi menjadi
Laki-laki 66 86,84% dua kategori yaitu : kategori tinggi dan
Jumlah 76 100% kategori rendah. Data tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut:

36
Pengetahuan Psikologi Olahraga Pada Pelatih Renang Indonesia

Tabel 6: Pengetahuan Pelatih Tentang Tabel 9: Pengetahuan Pelatih Tentang


Psikologi Perkembangan Psikologi Psikometri
Kategori Frekuensi %
Tinggi 54 71,05 Kategori Frekuensi %
Rendah 22 28,95 Tinggi 55 72,37%
Jumlah 76 100% Rendah 21 27,63%
Jumlah 76 100%
3) Pengetahuan Pelatih tentang
Psikologi Kepribadian
Berdasarkan data yang diperoleh KESIMPULAN
dari penelitian, maka dibagi menjadi Berdasarkan hasil penelitian
dua kategori yaitu : kategori tinggi dan maka, dapat disimpulkan hasil
kategori rendah. Data tersebut dapat pengetahuan psikologi olahraga pada
dilihat pada tabel berikut : pelatih renang di Indonesia sebagai
berikut:
Tabel 7: Pengetahuan Pelatih Tentang 1. Sebagian besar pengetahuan pelatih
Psikologi Kepribadian renang di Indonesia memiliki
Kategori Frekuensi % tingkat pengetahuan tentang
Tinggi 56 73,68% psikologi perkembangan yang
Rendah 20 26,32% tinggi (85.53%).
Jumlah 76 100% 2. Sebagian besar pengetahuan pelatih
renang di Indonesia memiliki
4) Pengetahuan Pelatih tentang tingkat pengetahuan tentang
Psikologi Sosial psikologi belajar yang tinggi
Berdasarkan data yang diperoleh (71.05%).
dari penelitian, maka dibagi menjadi 3. Sebagian besar pengetahuan pelatih
dua kategori yaitu : kategori tinggi dan renang di Indonesia memiliki
kategori rendah. Data tersebut dapat tingkat pengetahuan tentang
dilihat pada tabel berikut : psikologi kepribadian yang tinggi
(73.68%).
Tabel 8: Pengetahuan Pelatih Tentang 4. Sebagian besar pengetahuan pelatih
Psikologi Sosial renang di Indonesia memiliki
Kategori Frekuensi % tingkat pengetahuan tentang
Tinggi 69 90,79% psikologi sosial yang tinggi
(90.79%).
Rendah 7 9,21%
5. Sebagian besar pengetahuan pelatih
Jumlah 76 100%
renang di Indonesia memiliki
tingkat pengetahuan tentang
5) Pengetahuan Pelatih tentang psikometri yang tinggi (72.37%).
Psikometri
Berdasarkan data yang diperoleh SARAN
dari penelitian, maka dibagi menjadi Saran yang dapat diberikan
dua kategori yaitu : kategori tinggi dan berdasarkan kesimpulan tersebut antara
kategori rendah. Data tersebut dapat lain:
dilihat pada tabel berikut: 1. Pengetahuan pelatih tentang
psikologi olahraga yang dalam
peneilitan ini tergolong baik atau
tinggi, tapi juga harus dapat

37
Pengetahuan Psikologi Olahraga Pada Pelatih Renang Indonesia

diimbangi dengan penerapan di Jakarta: Universitas Negeri


lapangan yang baik dan benar. Jakarta.
2. Hasil penelitian ini juga bisa Iman Sulaiman. (2015). Psikologi
dijadikan masukan untuk Pengurus Kepelatihan Olahraga. Jakarta:
Besar Persatuan Renang Seluruh LPP UNJ, 2015.
Indonesia sebagai acuan untuk John W.Santrock. (2007). Life-Span
membuat program latihan mental Development. USA: Mc-Graw
psikologis bagi seluruh pelatih Hill College.
renang di Indonesia, karena Lilik Sudarwati. (2007). Mental Juara
pengetahuan saja tidak cukup untuk Modal Atlet Berprestasi. Jakarta:
pelatih, dibutuhkan keterampilan PT Rajawali Sport.
psikologis pada pelatih. Miftakhul Jannah, Juriana, dkk (2017).
3. Kurangnya kesungguhan pelatih Psikologi Olahraga: Student
dalam menjawab, seperti ada yang Handbook. Makassar: PT Edukasi
mengerjakan sambil membuka Pratama Madani.
handphone, ada yang mengobrol, dan Mochamad Djumidar, Tirto Apriyanto,
bahkan banyak yang tidak Fitri L.Issom (2012). Psikologi
mengembalikan angket yang peneliti Olahraga. Jakarta: CV. Gramada
berikan. Sebaiknya peneltian Offset.
selanjutnya menggunakan metode Monika E. Schloder, Richard T.
atau waktu lain seperti saat diadakan McGuire. (2000). Coaching
penataran atau seminar pelatih Athletes: A Foundation
renang. for Success. USA.
Sudibyo Setyobroto. (2000). Psikologi
DAFTAR PUSTAKA Olahraga. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta.
Apta Mylsidayu. (2014). Psikologi Singgih Gunarsa. (1999). Psikologi
Olahraga. Jakarta: PT Bumi Olahraga Prestasi. PT. BPK
Aksara. Gunung Mulia.
Endang Purwoastuti dan Elisabeth Siwi Soerjono Soekanto. (2006). Suatu
Walyani. (2014). Metodologi Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT.
Penelitian, Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persana.
Pustaka Baru. Szabo, A.S. (2012). What is the
Evita Adnan, Juriana, Fitri L.Issom, meaning of sport coaching?.
Rahmah Novianti. (2016). Hungary: Corvinus University of
Perkembangan Peserta Didik. Budapest

38

Anda mungkin juga menyukai