Anda di halaman 1dari 6

REKAYASA IDE

PSIKOLOGI OLAHRAGA
PROGRAM LATIHAN UNTUK MELATIH MENTAL ATLET

DISUSUN OLEH :
DISAMANA TARIGAN (6183121037)
AGUNG WAHYU ALDINATAMA (6182121001)
VUDJHA ROJA AKMALIA (6183321015)
AGUNG ALFADRI MARPAUNG (6183121028)

DOSEN PENGAMPU: Doris Apriani Ritonga, Psi.,M.A.

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia terdiri dari kesatuan jiwa dan raga atau disebut juga sebagai “psychosomatic
unity”. Artinya bagian yang satu dengan bagian yang lainnya saling mempengaruhi. Pengaruh
yang dirasakan oleh jiwa kita akan berpengaruh pula terhadap raga kita, demikian pula
sebaliknya. Kesatuan jiwadan raga ternyata sangat kuat, apa yang dipikirkan dalam jiwa kita
maka raga kita akan memberikan reaksi. Kalau kita amati lebih dalam, penampilan para atlet
sebenarnya merupakan hasil gabungan dari beberapa faktor. Faktor tersebut adalah kempauan
fisik, teknik, taktik, atau strategi,dan mental.

Kondisi yang terjadi dilapangan berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis
dengan para pelatih cabang olahraga, latihan keterampilan mental belum dilakukan secara
seksama dan spesifik dalam proses latihan. Kondisi inilah yang harus segera dibenahi sebab jika
pelatih masih memiliki pemikiran yang salah dalam melatih, misalnya selalu fokus pada melatih
kemampuan fisik, teknik, taktik saja, akan terjadi ketimpangan pada diri atlet.

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan latihan mental?

2.Bagaimana cara meningkatkan ketahanan mental atlet ?

C.Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui arti latihan mental

2. mengetahui program latihan mental untuk atlet

3. memenuhi tugas mata kliah isu olahraga


BAB II

PEMBAHASAN

1.LATIHAN MENTAL

Menurut Drever (1971); Setyobroto (1989:41) mental adalah keseluruhan struktur dan
proses proses kejiwaan yang terorganisasi baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Atlet
yang kemampuan akal yang rendah dalam menghadapi pertangdingan, akan sangat mudah
kehabisan akal untuk bisa mengalahkan lawan meskipun dengan berbagai cara yang dikerahkan
oleh atlet sesuai dengan kemampuannya.
Atlet yang memiliki ketahanan mental berarti atlet tersebut memiliki keterampilan mental yang
baik untuk menghadapi berbagai tantangan dan tekanan yang dihadapinya, terutama ketika dalam
pertandingan. Supaya atlet memiliki ketahanan mental, atlet harus dilatih mentalnya dalam
proses latihan yang sistematis, kontinu, dan berkesinambungan. Oleh karena itu, latihan
keterampilan mental merupakan sebuah pendekatan edukatif dimana kemammpuan mental
dipandang sebagai suatu hal yang bisa dipelajari. Dengan kata lain, latihan keterampilan
psikologis pada dasarnya menyiratkan bahwa para atlet sehat secara mental, sekaligus mampu
mempelajari keterampilan koknitif dan strategi untuk memenuhi tuntutan dalam kompetisi.
Latihan keterampilan mental sangat berkaitan dengan teknik koknitif-somatik secara general.
Teknik-Teknik terseut mencakup latihan visualisasi, latihan visuo-motor, terapi kognitif-
behavior, biofeedback,meditasi,dan relaksi otot secara progresif.Artinya atlet dapat menguasai
ketermpilan mental dalam waktu yang relatif singkat.

2. PROGRAM LATIHAN MENTAL UNTUK ATLET

1. Penetapan Sasaran (goal setting)

Sebelum memulai pelatihan pelatih meminta atlet untuk menetapkan sasaran yang ingin dia
capai.Penetapan sasaran (goal setting) perlu dilakukan agar atlit memiliki arah yang harus dituju.
Penetapan sasaran ini sedapat mungkin harus bisa diukur agar dapat melihat perkembangan dari
pencapaian sasaran yang ditetapkan. Sasaran ini sebaiknya dikonsultasikan juga dengan pelatih.
Sasaran tersebut harus membuat atlit tertantang tetapi tidak boleh terlalu mudah atau terlalu sulit
agar dapat berfungsi juga sebagai pembangkit motivasi.

2. Membuat catatan harian mental (mental log)

Catatan latihan mental merupakan catatan harian yang ditulis setiap atlit selesai melakukan
latihan, pertandingan, atau acara lain yang berkaitan dengan olah raganya. Dalam buku catatan
latihan mental ini dapat dituliskan pikiran, bayangan, ketakutan, emosi, dan hal lain-lain yang
dianggap penting dan relevan oleh atlit. catatan ini semestinya dapat menceritakan bagaimana
atlit berpikir, bertindak, bereaksi, juga merupakan tempat untuk mencurahkan segala perasaan
negatif jika melakukan kegagalan atau tampil buruk.

3. Latihan visualisasi (mental imagery)

Setelah melakukan pemanasan, pelatih mengarahkan atlet untuk melakukan latihan gerakan
tanpa lawan. Misalnya dalam olahraga bela diri, atlet harus membayangkan bahwa dia sedang
berhadapan dengan lawan saat pertandingan kemudian atlet harus berusaha untuk mengeluarkan
teknik dan taktik yang sudah dia kuasai untuk mengalahkan lawan tersebut, muai dari teknik
pukulan, tendangan, tangkisa,dan lain-lain. Gerakan yang dilakukan oleh atlet harus sesuai
dengan gerakan yang sesungguhnya seperti ia sedang dalam pertandingan sungguhan.

Latihan visualisasi (mental imagery) merupakan suatu bentuk latihan mental yang berupa
pembayangan diri di dalam pikiran. Manfaat daripada latihan imajeri antara lain adalah untuk
mempelajari teknik baru, memperbaiki Teknik yang masih salah atau belum sempurna, latihan
simulasi dalam pikiran, dan latihan bagi atlit yang sedang rehabilitasi cedera. Di dalam imajeri si
atlit bukan hanya ‘melihat’ dirinya melakukan teknik-teknik, tapi juga memfungsikan indera
pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Untuk dapat menguasai latihan imajeri,
seorang atlit harus dapat mahir dulu dalam melakukan latihan relaksasi.

4. Latihan Konsentrasi

Setelah melakukan latihan visualisasi pelatih kemudian mengarahkan atlet untuk melakukan
latihan konsentrasi. Misalnya dalam olahraga bela diri Bentuk latihan konsentrasi yang dapat
dilakukan adalah:

1.Pelatih meminta atlet untuk mengatur posisi


2.kemudian atlet diminta untuk menutup mata

3.kemudian atlet diminta untuk melakukan setiap intruksi yang diberikan oleh pelatihnya tanpa
melihat dan hanya melalui suara pelatih saja intrusi dari pelatih harus dilakukan dengan cepat
dan tepat.

Konsentrasi merupakan suatu keadaan dimana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu
objek tertentu dalam waktu tertentu. Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat
terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan, atau
tembakan sehingga tidak mengenai sasaran.

5. Latihan Relaksasi

Setelah melakukan latihan inti pelatih membuat latihan relaksasi untuk atlet dengan cara:

1.Menginstruksikan kepada atlet untuk mengambil posisi terlentang

2.Atlet diminta untuk menutup mata

3.Kemudian meminta atlet untuk menarik nafas yang dalam lalu kemudia membuangnya secara
perlahan. Dilakukan sekitar 5-10 kali.

4.Pelatih akan bemberikan pengarahan untuk membayangkan kembali apa saja yang tadi telah
dilakukan oleh para atlet masing-masing. Disini pelatih meminta atlit untuk mengingat kembali
apa saja kekurangan dan kelebihan dari diri masing-masing atlet. Mengoreksi diri sendiri, apa
yang perlu diperbaiki, pelatih meminta untuk membayangkan semuanya sembari menutup mata
dan mengatur nafas

5.Setelah selesai atlet diminta untuk membuka mata dan melakukan pendinginan

Tujuan daripada latihan relaksasi seperti latihan manajemen stress adalah untuk
mengendalikan ketegangan, baik itu ketegangan fisik maupun psikologis. Ada berbagai macam
bentuk latihan relaksasi, namun yang paling mendasar adalah latihan relaksasi otot secara
progresif. Tujuan daripada latihan ini adalah agar atlit dapat mengenali kapan saatnya harus
rileks dan membedakannya dengan keadaan tegang.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Latihan keterampilan mental merupakan sebuah pendekatan edukatif dimana kemammpuan


mental dipandang sebagai suatu hal yang bisa dipelajari. Dengan kata lain, latihan keterampilan
psikologis pada dasarnya menyiratkan bahwa para atlet sehat secara mental, sekaligus mampu
mempelajari keterampilan koknitif dan strategi untuk memenuhi tuntutan dalam kompetisi.
Latihan keterampilan mental sangat berkaitan dengan teknik koknitif-somatik secara general.
Teknik-Teknik terseut mencakup latihan visualisasi, latihan visuo-motor, terapi kognitif-
behavior, biofeedback,meditasi,dan relaksi otot secara progresif.Artinya atlet dapat menguasai
ketermpilan mental dalam wak yang relatif singkat.

Atlet harus memiliki kemampuan yang baik dalam aspek fisik,teknik,taktik maupun
mental.Atlet yang dilatih mentalnya tentu akan semakin terampil dalam mengatasi masalah
mental emosional.

B. SARAN

Latihan haruslah dilakukan dengan sepenuh hati dan keseriusan agar mencapai hasil yang
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai