Anda di halaman 1dari 6

1

Gelar Coach atau pelatih adalah sebuah gelar atau sebuah sebutan yang
memancarkan rasa hormat, respek, status, tanggung jawab. Gelar coach juga bisa di artikan
sebagai seorang guru, guru dalam artian adalah seorang yang memberikan atau mentranferkan
ilmunya kepada para atlet, gelar coach juga bisa diartikan sebagai seorang pendidik, yang
mendidik atletnya dari tidak bisa menjadi bisa yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dan juga
mengajarkan tingkah laku yang baik atau sikap fair play di lapangan dan gelar coach juga bisa
diartikan sebgai seorang bapak dilapangan sebagai pengganti orang tua ketika seorang atlet
sedang berada dalam ruang lingkup suatu cabang olahraga.
Kemudian pelatih harus mempunyai sikap kepemimpinan dalam melatih, terkadang gaya
kempempinan yang dipakai ada yang berasil dan juga ada yang tidak berasil dalam melatih
atletnya, Secara garis besar tipe atau gaya kepemimpinan melatih itu ada 4 tipe. Yaitu terdiri dari:
1.

Gaya Kepemimpinan Otoriter

Ciri-ciri gaya melatih yang otoriter adalah sebagai berikut :


a. Berkuasa penuh terhadap pengendalian atlet dan orang lain.
b. Selalu memerintah dalam kelompoknya
c. Semua pekerjaan dikerjakan sesuai dengan keyakinannya.
d. Kurang menghargai kedudukan orang lain
e. Selalu memberikan hukuman bagi yang mengabaikan tugasnya.
f. Pembagian pekerjaan selalu di putuskannya
g. Semua ide muncul atas keputusannya

2.

Gaya Kepemimpinan Baik Hati (Nice Coach)

Ciri-ciri gaya melatih yang baik hati adalah sebagai berikut :


a. Ramah dan bersahabat
b. Rencana kerja slalu didiskusikan dengan kelompok
c. Tidak terlalu mengikat
d. Slalu menerima dari saran dari pihak lain
3.

Gaya Kepemimpinan Yang Tak Acuh


Pelatih tipe ini sering dijuluki sebagai the scientific coach. Inovatif dan pengetahuannya

mengenai olahraga menakjubkan. Dia juga hafal setiap atletnya, kelemahan, kekuatan, prestasi,
dsb. Dia cerdas, selalu yakin akan gagasannya, dan dia pembicara yang mengesankan.
Pelatih dengan tipe seperti ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Olahraga dianggap sebagai bisnis, oleh karena itu timnya terorganisasi dengan sangat
baik
b. Tekun dalam mengikuti kemajuan dan kemunduran regu
c. Mempertimbanghkan hal-hal secara mendetail sebelum menerapkannya dalam latihan
d. Hubungannya dengan para atlet miip hubungan bisnis, karena itu atlet tidak mudah
mendekatinya
e. Keras hati, akan tetapi tetap terbuka bagi gagasan-gagasan baru
f. Selalu menekankan pada ketepatan waktu
Karakter. Salah satu kualitas dasar yang harus dipenuhi adala masalah karakter. Hal ini
sangat penting bagi profesi pelatihan, sebab karakter ini dapat menunjukkan siapa kita?,
bagaimana kita?, dan apa yang orang fikirkan tentang kita? Selain itu pelatih berada dalam posisi
yang mempunyai pengaruh cukup kuat untuk menanamkan kehidupan yang baik kepada orang

lain. Oleh karena itu karakter ini marupakan salah satu tes untuk sesuai tidaknya seseorang
memangku jabatan dalam profesi pelatihan.
Kemudian pelatih harus mempunyai sikap humoris. Satu sikap yang nampaknya sangat
enteng padahal sangat perlu, cita rasa humor yang tinggi akan mendekatkan hubungan pelatih
dengan para atletnya. Kemampuan untuk bisa membuat atletnya tertawa sehingga menimbulkan
suasana yang rilex,menyegarkan dan akan membawa dampak yang positif pada atletnya.
Dan juga pelatih harus mempunyai ketegasan dan keberanian. Seorang pelatih harus
memiliki keberanian yang tegas dalam mengambil keputusan pada kondisi yang tertekan.
Di samping itu pelatih harus mempunyai daya imajinasi yang kuat. Kemampuan ini
adalah kemampuan untuk membentuk khayalan-khayalan mental tentang obyek yang tidak
nampak. Ini biasanya tertuang dalam proses latihan yang selalu menciptakan hal-hal yang baru
juga dalam taktik permainan, baik taktik menyerang ataupun taktik bertahan. Bahkan dalam
keadaan sedang bermain atletnya pelatih dapat merubah-rubah taktik yang dipakai, sehingga
lawan sulit untuk membaca permainan yang diterapkannya, dan ini sangat beruntung untuk klub
atau atletnya
Sikap sportif. Seorang pelatih harus memberikan contoh sikap yang sportif kepada
atletnya. Artinya dalam kondisi atau situasi apapun kita harus bisa menghormati keputusan yang
dibuat oleh wasit, walaupun sebenarnya keputusan wasit itu sangat merugikan klub atau atletnya
dan menghormati kemenangan lawan, akan tetapi bukan berarti kita harus sering mengalah
melainkan kita kalah dengan terhormat.

, sehingga sikap serata perilaku yang dibawakannya tidak tidak berbeda dengan

Administator. Pelatih juga sebagai pengelola olahraga, oleh karena itu ia harus mampu
mengorganisir program latihan dan pertandingan, menginventalisir data-data atletnya, data
kondisi fisiknya, bahkan kemajuan dan kemunduran yang dialami oleh atletnya tidak boleh
terlewatkan dari analisanya.
Seorang pelatih harus memiliki ilmu yang luas. Sebagai pelatih semua harus mengerti
bahwa di dalam dunia kepelatihan harus selalu berhadapan dengan manusia, bukan dengan benda
mati. Tetapi dengan benda hidup yang mempunyai susunan tulang-tulang, otot-otot, syarafsyaraf, alat panca indera jantung, hati, paru-paru, dan lain-lain organisme tubuh yang memiliki
organisasi yang sangat spesifik dan rumit. Bahkan mempunyai jiwa, pikiran dan perasaan. Dan
kepelatihan tidak berurusan dengan berpuluh-puluh individu, yang satu dengan lainnya berbedabeda dalam hal bentuk tubuh, kelamin, kebiasaan-kebiasaan, perilakunya, sosio ekonominya, dan
pendidikannya. Pendek kata berbeda di antaranya, psikis, fisik maupun lingkungan asalnya.
Dengan demikian, seorang pelatih harus mengetahui dan memperdalam di bidang pengetahuan
seperti tersebut di atas, yang erat kaitannya dengan keahliannya. Jika ilmu pengetahuan tersebut
tidak disukainya, maka besar kemungkinan prestasi atlitnya tidak akan maju dengan pesat atau
mencapai optimal. Dengan kata lain pelatih tidak akan berhasil dengan kemajuan yang tinggi
dalam menjalankan tugasnya. Begitu pun kalau pelatih hanya memiliki pengetahuan yang
setengah-setengah

saja

mengenai

suatu

masalah,

biasanya

informasi-informasi

yang

disampaikannya pun akan setengah-setengah dari pengetahuan tersebut, tentu kemungkinan


terjadi informasi yang salah atau keliru sangat besar. Jadi pelatih tersebut, bukan akan menolong
atlit tetapi justru akan mencelakakannya. Lebih celaka lagi, kalau pelatih memberikan nasihatnasihat yang keliru atau negatif, mungkin akan dibawa seumur hidup oleh atlit (terutama atlit

pemula). Dalam memberikan ungkapan nasehat yang salah sebenarnya lebih buruk bila
dibandingkan dengan tidak memberi nasehat sama sekali.
Pelatih yang mempunyai seni dalam penerapan latihannya. Seperti tersebut di atas
kepelatihan itu disamping sebagai ilmu, juga sebagai seni yang artinya dalam cara penerapan dari
fakta-fakta ilmiah tersebut terhadap atlit. Cara pelaksanaan ini, sebenarnya tidak semudah apa
yang diduga. Sebab di sini pelatih benar-benar dituntut keahlian, kecelakaan, kecerdikan, mental
yang kuat, bakat dan seni serta gaya dari dirinya. Mungkin ini lebih sulit ketimbang
mempelajari ilmu-ilmunya. Oleh karena itu, pelatih perlu didukung adanya kemampuan ilmu
jiwa atau psikologi karena akan banyak peranannya. Untuk itu bakat dan pengalaman yang
cukup sangat menunjang. Menjadi pelatih tanpa memiliki seni dalam menjalankan
kepelatihannya, maka akan kecil sekali kemungkinan seorang pelatih bisa menghasilkan prestasi
yang optimal dari para atlitnya. Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan kepelatihan itu
bukan hanya ilmu tetapi juga seni atau sebaliknya, maka dari itu seorang pelatih hendaknya,
kecuali seorang ilmuwan, juga seorang seniman.
Seorang pelatih pun harus mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Artinya seorang
pelatih harus mempunyai sikap percaya diri karena dengan adanya sikap kepercayaan diri
didalam diri seorang pelatih akan meningkatkan kemampuannya dalam melatih atlet sehingga
program latihan yang dibuat bisa diterapkan dengan baik dan mencapai hasil yang semaksimal
mungkin
Dan juga mempunyai dedikasi dan antusias tinggi. Seorang pelatih harus bisa memotifasi
seorang atletnya dan meyakinkan kepada atletnya untuk mendapatkan prestasi yang
sesungguhnya, agar seorang atlet merasa yakin pula dengan kemampuannya, merasa percaya diri
saat bertanding.

Dan juga harus diimbangi dengan disiplin yang tinggi. Apapun tanpa disiplin yang baik,
tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Karena itu seorang pelatih harus memiliki
disiplin yang tinggi, baik di lapangan, maupun di luar lapangan, sebab apa yang terjadi di luar
lapangan akan berpengaruh terhadap keadaan saat di lapangan. Pelatih harus mampu
mentransformasikan disiplin yang ia miliki kepada semua pemain yang diasuhnya.
Pelatih harus bisa membuat program latihan karena jika seorang pelatih dapat membuat
suatu program latihan maka latihan apa yang akan di berikan kepada atlet akan terpola dan
terencana secara sistematis dan terarah sesuai apa yang diharapkan oleh seorang pelatih sehingga
hasil di dapat akan semaksimal mungkin
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas mengenai anatomi pelatih yang profesional,
maka dapat disimpulkan bahwa pelatih adalah seseorang yang melakukan pelatihan terhadap
orang atau sekelompok orang untuk beberapa gerakan yang sistematis, berirama dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan tubuh yang dilakukan secara berulang-ulang.

Anda mungkin juga menyukai