Motivasi berprestasi dalam olahraga disebut sebagai daya saing (competitiveness). Artinya
individu dengan motivasi berprestasi akan mampu melakukan suatu tugas atau pekerjaan dengan
baik, bertanggung jawab dengan tugas yang dilakukannya, dan berusaha melakukan tugas lebih
baik dari orang lain (Mylsidayu dalam Omchan, 2019). Motivasi berprestasi merupakan suatu
keinginan yang berhubungan dengan prestasi atau pencapaian standar internal yang optimal atau
terbaik (Sholihah & Pudjijuniarto, 2021). Sejalan dengan pendapat (Verren & Wijono, 2021),
motivasi berprestasi merupakan hal yang sangat penting dalam dunia olahraga. Hal tersebut
disebabkan oleh semakin tinggi motivasi berprestasi akan mendorong individu untuk fokus
dalam pencapaian prestasi yang diinginkan. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang
tinggi akan selalu menunjukkan pemikiran dan sikap yang positif dalam suatu masalah seperti
tidak melakukan pelanggaran dalam pertandingan serta tidak melakukan tindakan yang tidak
diinginkan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendah dan tingginya motivasi berprestasi dalam bidang
olahraga maupun akademik (Fitriani et al., 2017). rendahnya motivasi beprestasi olahraga
disebabkan karena rendahnya kepercayaan diri, jenuh pada kompetisi yang terjadi dan rasa cinta
terhadap tim yang kurang. Intensitas latihan yang tidak stabil menjadi hal yang nampak saat
motivasi berprestasi kurang. Menurut Sujadi (dalam (Fitriani et al., 2017), motivasi berprestasi
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti self efficacy, konsep diri, self esteem, dan lain
sebagainya, namun yang paling penting adalah dukungan. Motif berprestasi atlet juga
dipengaruhi faktor eksternal dan internal. Kepercayaan diri individu dapat berasal dari berbagai
media, khususnya perhatian yang diberikan pelatih dan timnya dalam meningkatkan kemampuan
dalam penampilan anak. Sebaliknya, ketika pelatih tersebut memberikan dukunagn sosial
tendensi seorang individu untuk mengambil peran dan kontribusinya (Farradinna, 2012).