FAKULTAS PSIKOLOGI
Disusun oleh:
Nama : Musfiq Amrullah
NPM : 11520204
Dosen Pembimbing : Agyl Muhammad Dzikrullah S.psi M.si
DEPOK
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kesegaran jasmani
tetap berada dalam kondisi yang prima. Olahraga yang dilakukan secara rutin dan
tepat akan membuat manusia menjadi sehat dan kuat, baik jasmani maupun rohani
(Zulaikha, 2007). Safaria & Kunjana (2006) berpendapat bahwa dengan olahraga
juga dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri, kontrol diri, harga diri, dan
menciptakan citra tubuh yang positif. Terdapat banyak jenis olahraga yang
populer baik individu maupun beregu salah satu nya adalah futsal. Futsal adalah
termasuk olahraga beregu, bahwa permainan futsal mengharuskan para pemain
nya diajarkan bermain dengan sirkulasi bola yang sangat cepat, menyerang dan
bertahan dan juga harus memiliki fisik, mental dan teknik bermain yang baik.
Teknik dasar yang perlu dikuasai seorang atlet futsal yaitu Passing, Control,
Chipping, Dribbling dan shooting (Lhaksana, 2011).
B. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan juga mempelajari secara ilmiah
tentang “Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Peak Performance Pada Atlet
Futsal”.
C. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran, khususnya dalam bidang ilmu psikologi olahraga
mengenai pengaruh kepercayaan diri terhadap peak performance atlet futsal.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Atlet
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan saran
bahwa kepercayaan diri dapat mempengaruhi peak performance seorang
atlet. Setelah diketahui, diharapkan atlet dapat percaya diri untuk
menampilkan peak performance dalam suatu pertandingan.
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu masyarakat untuk
lebih memahami betapa pentingnya memiliki kepercayaan diri yang kuat
dalam mencapai performa puncak di berbagai bidang, tidak hanya dalam
olahraga. Dengan menyadari hal tersebut, individu dapat bekerja pada
pengembangan dan penguatan rasa percaya diri mereka sendiri.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam
mengembangkan studi tentang pengaruh kepercayaan diri pada performa
puncak atlet futsal. Hal ini akan membantu dalam memperluas
pemahaman dan wawasan ilmiah tentang faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap kesuksesan atlet futsal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peak Performance
B. Kepercayaan diri
C. Atlet Futsal
1. Definisi
a. Definisi Atlet
Menurut Jannah dan Juriana (2017), atlet adalah orang yang mengikuti
pertandingan untuk mengadu kekuatannya dalam mencapai suatu prestasi. Oleh
karena itu seseorang yang bisa dikatakan sebagai atlet adalah orang yang terlatih
memiliki kekuatan, ketangkasan dan kecepatan untuk mengikuti pertandingan atau
perlombaan dalam meraih prestasi. Mereka melakukan latihan agar mendapat
energi, daya tahan, kecepatan, kelincahan, keseimbangan, kelenturan, dan
kekuatan dalam mempersiapkan diri sebelum pertandingan dimulai.
Atlet adalah subjek atau seseorang yang berprofesi atau menekuni suatu
cabang olahraga tertentu dan berprestasi pada cabang olahraga tersebut (Wibowo,
2002). Sedangkan menurut Salim (1991) atlet adalah olahragawan, terutama
dalam bidang yang memerlukan kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan. Selain itu
menurut Satiadarma (2002) atlet adalah individu yang memiliki keunikan
tersendiri, yang memiliki bakat tersendiri, pola perilaku dan kepribadian
tersendiri, serta latar belakang yang mempengaruhi spesifik dalam dirinya
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa atlet adalah orang-
orang hebat yang melalui latihan keras untuk meraih prestasi di bidang olahraga
dengan menggunakan kemampuan fisiknya secara optimal.. Mereka terlatih dan
memiliki kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan untuk bertujuan meningkatkan
energi, daya tahan, kelincahan, dan kekuatan sebelum pertandingan. Keberhasilan
atlet ditentukan oleh bakat alami serta pola perilaku dan kepribadian unik.
b. Futsal
Menurut Lhaksana (2006), futsal adalah permainan yang sangat cepat dan
dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil, hampir tidak ada ruang untuk
membuat kesalahan. Futsal adalah olahraga beregu yang memiliki kolektivitas
tinggi dan mengangkat prestasi. Futsal merupakan salah satu olahraga yang model
permainannya modifikasi dari olahraga sepakbola. Berbeda dengan sepakbola,
futsal dimainkan dengan 5 orang serta beberapa pemain pengganti dan di tempat
pada lapangan yang relatif kecil dari pada olahraga sepakbola (Prakoso et al,
2013).
Futsal adalah olahraga dimana membutuhkan intensitas sprint yang tinggi
pada intensitas maksimal diselingi oleh periode pemulihan yang singkat. Futsal
merupakan olahraga besar, cepat, menarik dan terampil. Bukan hanya dapat
melihat di dalam ruangan tetapi dapat menghindari cuaca buruk dan dapat mengisi
atmosfer yang menakjubkan dan para suporter atau pendukung merasa gembira
(Daniel, 2012).
Dapat disimpulkan bahwa futsal adalah olahraga yang cepat, dinamis, dan
menarik dengan lapangan kecil serta intensitas sprint tinggi. Kolektivitas tim
sangat penting dalam meraih prestasi di bidang ini.
Permasalahan atlet yang sering kali muncul adalah individu tidak dapat
mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam sebuah latihan dan pertandingan
yang kemudian diinterpretasikan sebagai peak performance atlet tersebut. Peak
performance sendiri adalah kondisi ajaib ketika fisik dan mental keduanya selaras
digunakan bersama-sama (William & Krane, 1993). Menurut Satiadarma (2000)
peak performance merupakan penampilan optimum yang dicapai seorang atlet.
Senada dengan itu Schneider, Bugental, & Pierson (2011) peak performance
adalah kondisi sempurna saat pikiran, dan otot bergerak secara sinergi dan
beriringan.
Wang (2010) mengungkapkan bahwa, ketika atlet tidak berada dalam
kondisi peak performance, kecenderungan atlet untuk tampil buruk akan semakin
besar. Oleh sebab itu peak performance perlu di tingkatkan, salah satunya dengan
cara meningkatkan kepercayaan diri. Menurut Garfied dan Bennett (1984) salah
satu faktor dari peak performance adalah optimisme. Optimisme adalah ketika
atlet merasa penuh percaya diri, yakin dengan apa yang dilakukannya akan
membuahkan hasil sesuai dengan harapan. Mereka tidak merasakan adanya
keraguan untuk memberikan reaksi yang tepat bahkan terhadap ancaman
tantangan lawan yang tangguh sekalipun.
Kepercayaan diri ini lah yang bisa mempengaruhi pada peak performance,
karena ketika atlet sudah merasakan kepercayaan diri maka atlet tersebut sudah
mengetahui tentang kapasitas dirinya, kekurangan dan kelebihannya serta
mengetahui kemungkinan bahwa dirinya bisa menghadapi lawan yang ditemui.
Hal tersebutlah yang membuat atlet memaksimalkan penampilannya agar bisa
menunjukan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, semakin
tinggi kepercayaan diri seseorang maka semakin mungkin seseorang melakukan
peak performance.
Kepercayaan diri itu merupakan dasar penting dari peak performance
seorang atlet dalam situasi kompetitif. Semakin tinggi level kepercayaannya,
semakin bagus juga penampilannya saat kondisi kompetitif. Dalam olahraga,
situasi kompetitif biasanya ada di pertandingan atau kompetisi. Proses dimana
bisa bikin atlet merasa terancam karena ada evaluasi internal dan eksternal tentang
kemampuan mereka. Evaluasi internal artinya si atlet harus membuktikan kepada
dirinya sendiri bahwa dia mampu berprestasi. Evaluasi eksternal artinya orang lain
yang akan menilai kemampuan dan prestasinya tersebut. Ditambah lagi
persaingannya memberikan informasi tentang sukses dan gagalnya seorang atlet.
(Satiadarma, 2000).
Hal ini diperkuat dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Juita,
Syahriadi, Aspa (2022) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan kepercayaan
diri terhadap peak performance yang signifikan pada atlet sepakbola Kuansing
Soccer School. Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Dewi
(2022) menyebutkan bahwa atlet yang mempunyai tingkat kepercayaan diri tinggi
akan cakap serta berkemauan keras dalam mencapai keberhasilan, sehingga atlet
akan melakukan yang terbaik dan dapat mencapai puncak performanya. Sejalan
dengan penelitian sebelumnya, Muthiarani (2020) juga mengungkapkan ada
hubungan positif yang signifikan antara kepercayaan diri dan peak performance
pada atlet bulutangkis remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat atlet sedang
tidak percaya diri, maka peak performance akan menurun.
E. Hipotesis Penelitian
Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang bertempat di suatu daerah
dan memenuhi persyaratan tertentu yang berkaitan dengan masalah penyelidikan,
atau seluruh unit seorang yang berada dalam lingkup yang akan diteliti (Martono,
2012). Populasi dalam penelitian ini adalah atlet futsal.
Sampel yaitu bagian dari populasi. Populasi biasanya berkaitan dengan
jumlah data yang cukup besar untuk memudahkan dalam melakukan survei
dengan sampel saja (Harinaldi, 2005). Sampel dalam penelitian ini adalah atlet
futsal yang masih aktif.
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Purposive sampling yaitu peneliti menggunakan
pertimbangan sendiri secara sengaja dalam menentukan anggota populasi yang
mampu memberikan informasi yang dibutuhkan atau unit sampel yang sesuai
dengan kriteria yang dibutuhkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010).
Tabel 3.1
Penentuan Nilai Skala
Respon Favourable Unfavourable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak 1 4
Setuju
Tabel 3.2
Blue Print Skala Peak Performance
Tabel 3.3
Penentuan Nilai Skala
Tabel 3.4
Blue Print Skala Kepercayaan diri
1. Validitas
2. Daya diskriminasi
Daya diskriminasi menurut Azwar (2015) yaitu sampai mana aitem bisa
bedakan antara individu yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak
mempunyai atribut yang diukur. Uji daya diskriminasi aitem dilakukan dengan
menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dan distribusi skor
skala itu sendiri. Perhitungan ini memberikan koefisien korelasi total untuk aitem
tersebut. Batas biasanya digunakan sebagai kriteria untuk memilih aitem
berdasarkan korelasi item secara keseluruhan rix ≥0,30. seluruh aitem yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya yang berbeda dianggap
memuaskan. Item yang koefisien korelasi nya kurang dari 0,30 dapat diartikan
sebagai item dengan sedikit perbedaan (Azwar, 2015).
3. Reliabilitas
Salah satu dari ciri instrumen ukur yang mempunyai kualitas baik adalah
reliabel, yaitu yang bisa menghasilkan skor benar dengan error terkecil.
Reliabilitas ini mengacu pada keandalan atau konsistensi hasil pengukuran dan
seberapa akurat pengukurannya. Jika kesalahan pengukuran terjadi secara acak,
pengukuran dikatakan tidak akurat. Besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara
0,0 sampai dengan angka 1,0. Untuk mengetahui reliabilitas alat ukur penelitian
ini dapat digunakan dengan rumus koefisien alpha cronbach, dengan batas
minimal nilai standar korelasi 0,70 (Azwar, 2016).
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
Regresi Sederhana. Yaitu menguji pengaruh antara kepercayaan diri sebagai
variabel prediktor (X) dan peak performance sebagai variabel kriterium (Y).
analisis data dibantu dengan menggunakan program computer SPSS for windows
version 25.
Daftar Pustaka