Anda di halaman 1dari 18

Kepercayaan Diri Atlet Pencak silat pasca pengukuran (Heart rate monitor dan Tes

keterampilan)

Disusun untuk memenuhi tugas penelitian mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu

Disusun Oleh :

Kelas 4A

1. Yunus Ridwan Firmansyah (201960010)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIERSITAS MURIA KUDUS

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Hasil wawancara menunjukkan, bahwa kemenangan dalam sebuah pertandingan


tidak hanya dengan tekhnik yang bagus, namun mental turut andil dalam menentukan
pergerakan seorang atlit. Menurut Bapak santoso Sabtu (2/1) 2021, selaku pelatih cabor
pencak silat Kudus mengatakan, sebagus apapun tekhnik jika atlet tersebut tidak yakin
dalam melakukannya maka ada kemungkinan untuk gagal, justru berimbas pada
kerugian seperti kehilangan point karena mendapat serangan balasan, akibat serangan
yang kurang optimal. Abdullah Fattakhu sebagai seorang atlit pencak silat juga
mengatakan. Banyak pertandingannya yang berujung pada kekalahan akibat kurangnya
kepercayaan diri karena ragu dalam mengambil keputusan dalam menggunakan tekhnik
serangan ataupun bertahan, Minggu, (3/1), 2021. Dari kedua narasumber diatas penulis
menyimmpulkan salah satu faktor yang mempengaruhi permainan adalah mental,
mental ikut menentukan performa seorang atlet ketika bertanding. Hal ini menunjukkan
pentingnya keterampilan mental.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Olahraga Nasional pasal 63 (1), menyebutkan bahwa tenaga olahraga terdiri dari pelatih,
guru/dosen, wasit, juri, manajer, promotor, pengurus, pembina, penyuluh, tenaga medis,
ahli gizi, ahli biomekanik, psikolog, atau nama lain sesuai dengan spesialisasi dan ikut
serta dalam penyelenggaraan kegiatan olah raga, (dpr.go.id).
Syaifullah (2020) menyampaikan bahwa semua pembina setuju bahwa pelatihan
yang berhasil sebagian merupakan hasil dari seni dan sebagian lagi dari ilmu, oleh
karena itu akademisi psikologi olahraga perlu melakukan kajian ilmiah terkait psikologi
dalam praktek di lapangan dengan menggandeng ilmu keolahragaan. Dalam ilmu
olahraga, faktor psikologis biasanya disebut dengan mental, (Tangkudung,2017).
Menurut Drever (Komarudin, 2017) mental adalah keseluruhan struktur dan
proses mental yang diatur baik secara sadar maupun tidak sadar. Percaya diri merupakan
salah satu bagian dari keterampilan mental dasar yang berperan dalam proses
pencapaian prestasi, hubungan antara kepercayaan diri dan kinerja saling terkait, dan
dalam proses pencapaian kinerja yang baik diperlukan kepercayaan diri, (Komarudin,
2017).
Prestasi fisik seorang atlet dapat diukur berdasarkan kontribusi energi yang
diberikan dalam melakukan gerakan fisik, energi tersebut mempengaruhi proses suplai
oksigen dari jantung ke seluruh tubuh yang ditunjukkan dengan frekuensi detak jantung
yang dapat diukur. Dihitung dalam satuan waktu, per detik (Sandi, 2016).
The American Heart Association disitus resminya mengatakan ada batasan
jumlah detak jantung yang membatasi kapasitas jantung seseorang untuk aktivitas fisik
(Heart.org, 2017). Mengukur detak jantung dapat dilakukan dengan menggunakan heart
rate monitor (oxymeter), Gotter (2017) mengatakan Oxymeter adalah salah satu bentuk
monitor detak jantung. (Hetline.com).

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang faktor
psikologis dalam olahraga. Mengenai rasa percaya diri seorang atlet apabila mengetahui
pekerjaan fisiknya yang dilihat dari monitor Oxymeter, denyut jantung yang terlihat
merupakan indikator untuk mengukur performa seorang atlet dan seberapa percaya diri
seorang atlet tersebut ketika mengetahui performa fisiknya selama latihan dan
pengukuran.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengetahui kepercayaan diri atlet setelah mengetahui
performa fisiknya diukur dengan heart rate monitor .

C. Rumusan Masalah
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kepercayaan diri atlet
setelah mengetahui hasil ukuran performa yang sudah ia capai.

D. Keutamaan Penelitian

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadikan manfaat yang bersifat teoritis dan
praktis sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis

b. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi kepercayaan Diri

Kepercayaan diri (self confidence) merupakan kemampuan terhadap penilaian diri


sendiri sehingga mampu melakukan segala sesuatu dengan baik, hal ini didasari oleh
ekspektasi pada pencapaian diri sendiri berdasarkan evaluasi terdahulu, Kusuma
(satupersen.net 2020 ).
Percaya diri (self confidence) akan menimbulkan rasa aman yang dapat dilihat dari sikap
dan tingkah laku yang tampak tenang, tidak ragu, tidak gugup, dan tegas, Tangkudung
(2017).
Apta (2014) mengatakan kepercayaan diri akan sangat membantu seseorang dalam
melakukan berbagai aktivitas. Kebanyakan pelatih atau olahragawan berpikir bahwa
menjadi percaya diri berarti percaya bahwa dirinya akan berhasil. Menang atau sukses
dalam beberapa pertandingan dianggap satu-satunya cara nyata untuk mendapatkan
kepercayaan diri, (Apta & Tangkudung 2017). Kepercayaan diri merupakan salah satu
aspek kepribadian, kepercayaan diri merupakan aset dasar yang dibentuk melalui proses
pelatihan dan interaksi sosial.
(Komarudin 2017). Tangkudung dan Apta (2017) menyebutkan aspek-aspek khusus
kepercayaan diri dalam olahraga, antara lain:
1. Keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk melakukan keterampilan fisik.
2. Keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk menggunakan keterampilan
psikologis.
3. Keyakinan dalam menggunakan keterampilan perseptual (pengambilan keputusan).
4. Status kebugaran fisik dan pelatihan yakin akan potensi belajar atau kemampuan
seseorang untuk meningkatkan keterampilan seseorang.
Matsuda (Komarudin 2017) mengemukakan bahwa untuk bisa tampil, atlet perlu
mempersiapkan mental agar mampu mengatasi ketegangan yang sering mereka hadapi, baik
saat latihan maupun saat bertanding. Pembinaan mental dilakukan agar atlet terbiasa
melatih konsentrasi dan pengendalian diri, sehingga pada saat-saat kritis atlet dapat
mengambil keputusan dan melakukan koordinasi diri dengan baik.

B. Heart rate monitor

Atlet dan pelatih perlu mengetahui detak jantung maksimal agar bisa mengukur
intensitas latihan apakah sesuai atau tidak dengan kapasitas fisik dan target yang
ditetapkan oleh pelatih (Syaifullah & Hendarsin, 2020).
Gotter (2017) mengatakan denyut jantung bisa menjadi salah satu tolak ukur
performa atlet (Healthline.com). Kemudian diperkuat lagi dengan hasil penelitian oleh
Sandi (2017) yang mengatakan, aktivitas fisik menyebabkan peningkatan frekuensi
denyut jantung yang ditandai dengan denyut nadi. Semakin tinggi intensitas latihan
maka frekuensi detak jantung saat melakukan aktivitas fisik semakin meningkat,
sebaliknya semakin rendah intensitas aktivitas maka semakin rendah pula detak
jantungnya.
Batasan pemantauan detak jantung dapat dipandu oleh intensitas latihan yang
dilakukan, dengan menghitung skala seberapa besar energi yang digunakan. Penggunaan
energi dipantau berdasarkan RPE (Ratting of Preveciod Extern). Menurut Martens (2012)
prestasi kerja seorang atlet, pada setiap periode memiliki batasan pengukuran detak jantung
yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan, guna mencapai latihan yang optimal.
sehingga kondisi fisik atlet dapat meningkat.

Persiapan Umum Persiapan Khusus Pra Kompetisi

100% Denyut 85-95% dari 95-100% Denyut


Nadi maksimal Denyut Nadi Nadi maksimal
maksimal

( Martens, R 2012)

Pada tahap persiapan umum intensitas denyut jantung harus mencapai denyut
nadi (DN) maksimum, pada tahap persiapan khusus intensitas denyut jantung 85-95%
dari DN maksimum, sedangkan pada tahap pra-kompetisi intensitas denyut jantung 95-
100%. DN maksimal (Syaifullah & Hendarsin, 2020).

C. Skema alur Pikir


Enung Fatimah (2010)
Tangkudung dan Apta menyebutkan karakteristik
(2017) menyebutkan individu yang kurang
aspek-aspek khusus percaya diri sebagai
kepercayaan diri dalam berikut:
olahraga, antara lain:
1. keterampilan a. Berusaha
fisik. menunjukkan sikap
2. keterampilan konformis
psikologis b. Menyimpan rasa
3. Keterampilan takut/kekhawatiran
perseptual terhadap penolakan
4. Status c. Sulit menerima
kebugaran fisik kekurangan diri)
dan pelatihan sendiri.
seseorang. d. Pesimis
e. Takut gagal
f. Cenderung Menolak
Pujian

RPE (Ratting of Preveciod Extern). Menurut Martens (2012)

Persiapan Umum Persiapan Khusus Pra Kompetisi

100% Denyut 85-95% dari 95-100% Denyut


Nadi maksimal Denyut Nadi Nadi maksimal
maksimal

Kepercayaan diri atlet setelah


Pengukuran
D. Aspek
E. oxymeter
F. Monitor dan batas

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian
Kualitatif fenomenologis

B. Definisi Oprasional Variabel


Kepercayaan diri adalah
C. Populasi dan samplePenelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet pencak silat Kudus. Menggunakan
metode pemilihan sample dengan teknik purposive sampling, dilakukan dengan cara
mengambil subyek bukan karena rata- rata, namun direncanakan dengan tujuan tertentu
( Arikunto, 2010). Subyek yang diambil yakni Atlet pencak silat perguruan tapak suci
D. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan


observasi dan wawancara, penjelasan sebagai berikut:
1. Wawancara (in depth interview)
Wawancara dilakukan secara luring untuk mendapatkan data dari
narasumber, dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan.
2. Pengamatan (observation)
Pengamatan yang dilakukan adalah jumlah detak jantung / Heart
rate, yang tampak pada oxymeter setelah beraktifitas fisik, dan
penurunan jumlah intensitas detak yang tampak setelah istirahat.

E. Observasi dan Wawancara

1) Observasi
1.1.1.1.1.1. Guide observasi
Enung Fatimah (2010: 150) menyebutkan karakteristik individu
yang kurang percaya diri sebagai berikut:
a. Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan
pengakuan dan penerimaan kelompok
b. Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan.
c. Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan
memandang rendah kemampuan diri sendiri, namun di lain pihak memasang
harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri.
d. Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif.
e. Takut gagal, sehingga menghinda ri segala resiko dan tidak berani
memasang target untuk berhasil
f. Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue
diri sendiri).
g. Selalu menempatkan/memosisikan diri sebagai yang terakhir karena menilai
dirinya tidak mampu.
h. Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat
bergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang
lain).
NO Enung Fatimah (2010: 150) Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
menyebutkan karakteristik Subyek 1 Subyek 2 Subyek 4 Subyek 5
individu yang kurang percaya
diri sebagai berikut.

a. Berusaha menunjukkan sikap


konformis
b. Menyimpan rasa
takut/kekhawatiran terhadap
penolakan.

c. Sulit menerima kekurangan


diri) sendiri.

d. Pesimis.

e. Takut gagal

f. Cenderung menolak).

g. Selalu menempatkan diri


sebagai yang terakhir

h. Mempunyai external locus of


control

1 Berusaha menunjukkan sikap


konformis

2 Menyimpan rasa
takut/kekhawatiran terhadap
penolakan

3 Sulit menerima kekurangan diri)


sendiri

4 Pesimis

5 Takut gagal

6 Cenderung menolak pujian

7 Selalu menempatkan diri


sebagai yang terakhir

8 Mempunyai external locus of


control

1.1.1.1.1.2. Hasil Obervasi

2) Wawancara
1.1.1.1.1.2.1. Guide wawancara
Tangkudung dan Apta (2017) menyebutkan aspek-aspek khusus kepercayaan diri dalam
olahraga, antara lain:
1. Keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk melakukan keterampilan fisik.
2. Keyakinan tentang kemampuan seseorang untuk menggunakan keterampilan
psikologis
3. Keyakinan dalam menggunakan keterampilan perseptual (pengambilan
keputusan).
4. Status kebugaran fisik dan pelatihan yakin akan potensi belajar atau kemampuan
seseorang untuk meningkatkan keterampilan seseorang.

N Tangkudung dan Definisi Definisi Mengetahui dan menjelaskan


O Apta (2017) Konsep oprasional kepercayaan diri atlet pasca
menyebutkan aspek- mengetahui hasil oximeter
aspek khusus
kepercayaan diri dalam
olahraga, antara lain:
1. keterampilan
fisik.
2. keterampilan
psikologis
3. keterampilan
perseptual
4. Status kebugaran
fisik dan
pelatihan
seseorang.

1 1. keterampilan Keyakinan Yakin 1. dalam satu kali sesi


fisik. tentang dalam permaianan bagiaman
kemampuan melakuka menurut anda soal
seseorang n performa fisik anda
untuk ketrampila 2. Bagaimana kondisi fisk
melakukan n fisik saat berlatih , menurut
anda pribadi?
keterampilan
3. Apakah anda bersedia
fisik.
jika kami mengevaluasi
dan membandingkan
kondisi anda dengan alat
ukur ?
4. Setelah mengetahuinya
bagaimana menurut anda?
5. Kemudian apakah anda
merasa cepat lelah ketika
sedang bertanding?
6. Apakah ada peningkatan
kondisi fisik dari kemarin
dengan saat ini?
7. anda bagus ketika berlatih,
apakah bagaimana anda
menanggapi hal tersebut?
8. Bagaimana menurut anda
tentang kebenaran
gerakan anda?
9. terkait power anda dalam
bergerak apakah anda
merasa sudah cukup saat
ternyata berdasarkan
presentase alat ukur
hasilnya demikian….?
10. Berapa kira kira waktu
yang bisa anda
pertahankan dengan
kondisi menggunakan
power yang masih stabil
menurut anda pribadi ?

2 2. keterampilan Keyakinan Yakin 1. apakah anda marah


psikologis tentang tentang pada diri anda
kemampuan pemahama sendiri ketika
seseorang n diri melakukan
untuk kesalahan?
menggunak 2. Apakah anda
an khawatir akan
keterampila kekurangan anda
n saat ini jika menurut
psikologis. anda ada yang
kurang dari performa
anda?
3. Apakah anda
khawatir jika tidak
bisa berkonsentrasi
karena lelah ?
4. Apakah ada
perasaan gugup dan
khawatir saat
bertanding dan
berlatih?
5. Bagaimana anda
bisa mengoreksi
kesalahan pribadi
anda ?
6. Apakah anda
mengetahui Kapan
anda merasa
memiliki keraguan
pada diri anda?
7. Apakah anda
menikmati latihan
dan permainan yang
anda jalani?
8. Bagaimana anda
bereaksi terhadap
kesulitan perihal
suatu hal saat latihan
ataupun bertanding?

3 3. keterampilan Keyakinan Yakin


perseptual dalam dalam 1. apakah anda bisa
menggunak mengambi mengontrol
an l tindakan anda
keterampila keputusan supaya tetap
n perseptual beraktifitas ?
(pengambila
2. apa anda ingin
n
mengembangkan
keputusan).
kemampuan
yang anda
miliki?

3. Apa anda selalu


datang tepat
waktu pada saat
latihan

4. Kenapa
demikian ?

5. Apakah anda
sudah merasa
memiliki
kemampuan
untuk
menempatkan
sesuatu pada
waktunya
( waktu yang
tepat) ?

6. Apa anda
melakukan
berbagai cara
agar agar bisa
menjadi juara

7. Bisa dijelaskan
bagiaman?

4 4. Status kebugaran Yakin akan Percaya


fisik dan potensi pada
1. Apakah anda
pelatihan belajar atau kemampu mengetahui status
seseorang kemampuan an pelatih pelatih anda,
seseorang perihal beliau
untuk sudah berlisensi
meningkatk atau kah belum ?
2. Menurut anda
an
Apakah pelatih
keterampila anda
n seseorang. berpengalaman
dalam melatih,
jika melhat dari
atlet yang sudah ia
hasilkan?
3. Kemudian jika
dilihat dari cara
melatihnya dan
program yang
diberikan pada
anda bagaimana
anda menyikapi
hal tersebut?
4. Apakah pelatih
menyampaikan
program latian
sebelum dimulai?
5. Bagaimana
karakter pelatih
anda apakah anda
merasa nyaman
dengan hal
tersebut?
6. Sejauh ini apakah
pelatih anda
mampu
meningkatkan
kemampuan fisk
anda?
7. Apakah kehadiran
pelatih akan
meningkatkan
performa anda?

1.1.1.1.1.2.2. Hasil Wawancara

F. Analisis data
Dalam menganalisis, kami menggunakan metode triangulasi. Informasi / data
yang telah diperoleh dari wawancara dan observasi, akan kami tautkan untuk menarik
kesimpulan (Ahyar, 2020). Sebelum kesimpulan kami tarik, kami akan mengkodingnya.
Koding adalah suatu langkah yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang
fakta secara keseluruhan dari analisis data subjek penelitian ( Mahpur, 2017).
G. Cara Penafsiran
Cara penafsiran didapatkan dari analisa verbatim hasil wawancara. Analisis yang
dihasilkan merupakan penjelasan dinamika psikologi kepercayaan diri pada atlet pencak
silat perguruan tapak suci kudus pasca mengetahui performa fisiknya pada saat
pengukuran.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. ORIENTASI KANCAH PENELITIAN


Penelitian ini tidak menggunakan perijinan karena …..menggunakan google form
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
Pelaksanaan obser vasi dan wawancara dimulai tanggal ……………..

C. HASIL Coding
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

B. SARAN
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai