Anda di halaman 1dari 18

perpustakaan.uns.ac.

id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-


gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan

Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan Efikasi Diri dan


Penampilan Atlet Kumite Karate UNS

The Effectiveness Of Self-Talk Training To Improve Self Efficacy


And Athlete Performance Kumite Karate Uns

Yulia Sahaja Dewi Permatasari, Suci Murti Karini, Moh. Abdul Hakim

Program Studi Psikologi Fakultas


Kedokteran Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK
Ketangguhan mental atlet sudah harus ditanamkan dalam program latihan, agar atlet mampu meyakinkan dirinya akan
kemampuan yang dimiliki atau memiliki efikasi diri yang dapat membantu atlet dalam menunjukan penampilan yang
baik saat bertanding. Keyakinan atlet akan kemampuan dirinya untuk dapat meningkatkan penampilan saat
menghadapi pertandingan dapat diatasi dengan pelatihan mental yaitu self-talk. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas pelatihan Self-Talk terhadap peningkatan efikasi diri dan penampilan atlet. Subjek penelitian ini
adalah atlet kumite karate di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Desain penelitian ini adalah desain
eksperimen pretest-posttest control group design dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing
sebanyak 5 orang. Kelompok eksperimen diberikan pelatihan Self-Talk sebanyak 5 sesi pertemuan selama 3 minggu
dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, latihan, role play, dan simulasi. Instrumen terapi yang digunakan
adalah modul pelatihan, buku kerja, dan angket evaluasi. Metode pengumpulan data penelitian yaitu berupa skala
efikasi diri dan skala penampilan atlet. Koefisien reliabilitas skala efikasi diri dengan rtt sebesar 0.907, dan skala
penampilan atlet dengan rtt sebesar 0.903. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik nonparametrik uji 2
Sampel Independen Mann-Whitney dengan bantuan komputer program SPSS. Hasilnya (p) sebesar 0,04 (p<0,05) untuk
tingkat efikasi diri. Sedangkan pada analisis tingkat penampilan atlet nilai uji signifikansi (p) sebesar 0,008 (p<0,05).
Hasil tersebut menunjukan bahwa pelatihan Self-Talk efektif terhadap peningkatan efikasi diri dan penampilan atlet
kumite karate UNS.

Kata kunci: Self-Talk, efikasi diri, penampilan atlet, kumite, karate.

PENDAHULUAN (kumpulan jurus) dan kumite (pertarungan),


WKF (World Karate Federation) membuat
Karate merupakan salah satu cabang aturan terbaru dalam pemberian point
pertandingan, untuk kategori kumite dalam
olahraga yang diharapkan bisa membina
pengambilan poin teknik yang digunakan harus
generasi muda menjadi pribadi yang sehat dan

berprestasi. s e su a i dengan kriteria terbaru dari WKF


commit t o u s er
(Dewan Wasit, 2013). Perubahan peraturan
Karate sebagai sarana kompetisi memiliki dua kategori yang dipertandingkan, yaitu kata
1
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
pertandingan dari WKF, menuntut para atlet
untuk meningkatkan performance mereka diri yang tinggi, yaitu goal-setting, self-
menjadi atlet yang berkualitas dan profesional. confidence, relaksasi, self- awareness, imajery,
Di samping kekuatan fisik dan teknik dan self-talk. Dari beberapa teknik pelatihan
yang dimiliki seorang atlet faktor mental mental tersebut, self-talk merupakan salah satu
(psikis) juga berperan dalam
mendukung metode latihan mental yang paling sering dan
penampilan secara maksimal. Pengaruh faktor tanpa disadari kerap pelatih terapkan pada
mental pada atlet secara khusus terlihat ketika atletnya pada saat latihan.
sedang bertanding, terlihat dari kuat-lemahnya Pada metode self-talk yang mengacu pada
dorongan untuk meraih prestasi dan dialog internal seseorang dengan diri sendiri
memenangkan pertandingan (Gunarsa, 1989). pelatih memberikan instruksi yang sekaligus
Menurut Harsono (dalam Gunarsa, 1996) membuat atlet berpikir bahwa setiap proses
penampilan puncakseorang atlet 80% dalam latihan merupakan bagian dari kunci
dipengaruhi oleh mental dan hanya 20% oleh untuk menjadi seorang juara. Pelatihan self-talk
aspek lainnya. Atlet kumite sebagai bagian dari sebagai salah satu bentuk dari pelatihan mental
salah satu kategori karate, memiliki kekhususan akan menanamkan suatu kepercayaan pada diri
dalam sistem pertandingannya. Dalam kumite atlet yang didasarkan pada latihan dan usaha
kesiapan seorang atlet untuk
menghadapi yang keras, sehingga pada akhirnya atlet dapat
serangan musuh menjadi faktor penting. memiliki keyakinan akan kemampuan diri
Kurangnya kemampuan atlet dalam memahami sendiri (self-efficacy). Atlet yang terampil dalam
dan mengembangkan potensi dirinya, dapat mengatur mentalnya, pada saat menghadapi
mempengaruhi penampilannya dalam pertandingan akan mampu meyakinkan diri
bertanding (Feltz & Lirgg, 2001). Ketangguhan bahwa kemampuan yang dimiliki dapat
mental memiliki pengaruh cukup besar terhadap menunjang penampilannya pada saat itu.
peningkatan performa atlet pada
saat Mereka akan berbicara kepada dirinya seperti
bertanding. Bagi atlet, bertanding bukan hanya yang akan mereka sampaikan kepada rekannya.
persoalan tentang memenangkan dan Metode ini kerap digunakan selama program
mengalahkan lawan, namun juga kemampuan latihan dijalankan namun masih bersifat intuitif,
untuk mengalahkan rasa takut dalam diri. dikarenakan kurangnya pemahaman para pelatih
Dalam bidang olahraga, keyakinan akan mengenai ketahanan mental dalam pemberian
kemampuan diri sangat berpengaruh terhadap pelatihan pada atlet-atletnya
perfomance para atlet (Sugiono,2008). DASAR TEORI
Komarudin (2013) menyebutkan
Penampilan Atlet
beberapa metode latihan mental yang secroimngmit to user
digunakan oleh pelatih Penampilan (Performance)
untuk membentuk
merupakan

2
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
bahasa komunikasi non-verbal, dan merupakan
mental atlet yang tangguh serta tingkat efikasi
hal penting yang harus disiapkan, penampilan
yang baik harus ditunjang dengan kesehatan atlet untuk melakukan gerakan dengan
fisik dan mental (Chalil, 2005). Performa dalam secepat mungkin dalam melakukan
olahraga telah menjadi subyek penelitian serangan saat bertanding.
psikologis lebih dari satu abad,
yang
b. Kelincahan (Agility)
memberikan hasil mengenai efek motivasi, Kelincahan (agility) menjadi salah
kognisi, stres, kepercayaan diri, persiapan satu aspek yang mengandung komponen
mental, dan dinamika tim (Brewer, 2009). kecepatan sebagai kemampuan mengubah
Meskipun secara umum penampilan dan arah dalam melakukan gerakan.
prestasi olahraga beladiri dipengaruhi oleh c. Kekuatan (Power)
kekuatan kelenturan otot, struktur anatomis- Kemampuan seseorang dalam
fisiologis, penugasan dan keterampilan teknis, mengeluarkan tenaganya secara ekspulsif.
namun hal ini belum cukup menjadi jaminan. d. Kelentukan (Flexibility)
Selain faktor fisik dan teknik, masih ada faktor Komponen yang memungkinkan
lain yang tidak kalah penting yaitu faktor gerakan sendi yang luas sehingga
psikologis, karena penampilan atlet dalam mempengaruhi kecepatan atlet dalam
pertandingan tidak dapat dilepaskan dari tingkah bergerak.
laku dan aspek psikis yang mendasarinya e. Aksi-reaksi
(Gunarsa, 1989). Pentingnya peranan faktor Aksi-reaksi merupakan kemampuan
psikologis dalam meningkatkan performa atlet dalam memberikan reflek jawaban
seorang atlet dalam menghadapi pertandingan gerakan setelah menerima rangsang atau
menjadi sorotan bagi para pelatih. serang.
Berdasarkan pendapat dan gambaran f. Daya tahan (Endurance)
diatas, performance merupakan peningkatan Endurance atau daya tahan
penampilan seorang atlet dalam bertanding, merupakan kemampuan otot untuk
aspek psikologis merupakan aspek penting berkontraksi secara statis atau berulang-
untuk ditinjau baik pada saat atlet mengalami ulang.
kekalahan maupun mengalami kemenangan. Penampilan seorang atlet dalam
Mutalib (1984) menjelaskan
bahwa mencapai prestasi dipengaruhi dari berbagai
seorang atlet dapat menilai kemajuan performa aspek-aspek kepribadian dan merupakan hasil
dengan mengetahui adanya peningkatan yang gabungan beberapa faktor, yakni: faktor fisik,
tampak melalui aspek yang terlihat dan dapat faktor teknik, dan faktor psikis.
dirasakan, meliputi:

a. Kecepatan (Speed) E fik a s i Diri


commit to u se r
Speed atau kecepatan merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan
3
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
Bandura (1997) mendefinisikan efikasi kemampuannya untuk mengorganisasikan dan
diri sebagai keyakinan seseorang terhadap

melaksanakan serangkaian tindakan untuk empat sumber yang mempengaruhi, yaitu


mencapai tujuan yang diinginkan. Efficacy tingkat kemampuan individu, pengaruh orang
didefinisikan sebagai kapasitas untuk
mendapatkan hasil atau pengaruh yang
diinginkannya, dan self sebagai yang dirujuk
(Wallatey, 2001). Memiliki keyakinan diri
merupakan hal yang penting bagi seorang atlet.
Seperti yang diungkapkan Bandura (dalam
Friedman dan Schustack, 2008), efikasi diri
memiliki dampak yang penting bahkan menjadi
motivator utama terhadap keberhasilan
seseorang.
Ketika atlet dihadapkan pada suatu
kondisi tertentu, bila memiliki efikasi diri yang
tinggi, akan membuat atlet tersebut tetap tenang,
tidak seperti seorang atlet dengan tingkat efikasi
diri yang rendah yang hanya memikirkan dan
terpaku pada kelemahannya. Wade dan Tarvis
(2007) berpendapat bahwa individu-individu
yang memiliki efikasi diri yang kuat adalah
individu yang berprestasi secara cepat pada
permasalahan yang dihadapi dan tidak menjadi
cemas/panik menghadapi permasalahan-
permasalahan tersebut ketika atlet meragukan
kemampuan diri mereka. Berdasarkan uraian
diatas, efikasi diri adalah keyakinan seseorang
mengenai kemampuan-kemampuannya dalam
menghadapi beraneka ragam situasi yang
muncul dalam hidupnya.
Efikasi diri berasal dari empat sumber
pengalaman. Menurut Bandura (1997), efikasi
diri dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan, atau
diturunkan, melalui salah satu atau
kombcinoamsmi

4
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
lain melalui pengamatan dan juga verbal, kemampuannya.
serta keadaan kondisi fisik dan emosional c. Generalisasi (Generality)
individu. Seberapa individu memahami dan
Efikasi diri pada diri tiap individu yakin akan kemampuannya dalam berbagai
akan berbeda antara satu dengan yang situasi tugas, mulai dari melakukan suatu
lainnya, menurut Bandura (1997) efikasi diri aktivitas dalam situasi tertentu atau pada
terdiri atas beberapa aspek, meliputi: serangkaian aktivitas dan situasi yang
a. Tingkat kesulitan (Magnitude) bervariasi.
Magnitude merupakan aspek yang
berkaitan dengan tingkat kesulitan Pelatihan Self-Talk

tugas ketika individu merasa Hackfort & Schwenkmezger (1993)

mampu melakukannya dan mendefinisikan self-talk sebagai suatu dialog

akan menghindari perilaku dimana individu menafsirkan perasaan,

serta situasi di luar persepsi, mengatur, mengubah evaluasi serta

batas kemampuan individu keyakinan, dan memberikan dirinya instruksi

tersebut. dan penguatan. Mereka akan berbicara kepada

b. Kekuatan (Strenght) d i ri ny a sendiri dengan cara yang sama


itseperti
t o u yang
se rakan mereka bicarakan pada orang
Aspek ini berkaitan dengan tingkat
lain.
kekuatan dari keyakinan atau
Para atlet seringkali berbicara dengan dirinya
pengharapan indvidu mengenai
sendiri, baik itu sebelum, sedang, ataupun

sesudah pertandingan berlangsung. Atlet dengan menampilkan yang terbaik. Pelatihan self-
karakteristik penampilan yang baik adalah atlet talk dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap
yang mampu berbicara dan berpikir postitif yang dilakukan dalam lima sesi pertemuan selama
dengan dirinya sendiri. Selk (2009) tiga minggu dengan tujuan agar atlet
mengungkapkan bahwa self-talk adalah sebuah mampu mengelola dan mengarahkan
strategi kognitif yang melibatkan aktivasi proses pemikiran agar tetap positif, hal ini
mental untuk mengubah atau mempengaruhi dilakukan sebagai salah satu bentuk
pola-pola pikiran yang ada. Pembicaraan yang peningkatan efikasi diri dan performa atlet.
diarahkan pada dirinya memiliki potensi lain Berikut penjelasan dan penggunaan beberapa
yang membantu atlet dalam mengatasi tekanan- metode yang berbeda dalam pelaksanaan
tekanan. pelatihan self-talk pada penelitian ini:
Pemberian pelatihan self-talk dapat a) Tahap I
menjadi metode untuk meningkatkan efikasi Pertemuan pertama dilakukan pada minggu
diri pada atlet,membuat atlet yakin pertama tahap ini merupakan latihan
akan kemampuan dalam dirinya untuk pendahuluan dan latihan dasar, yang
mencapai hasil yang ditargetkan serta meliputi pembangunan rapport, pemberian
5
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
materi materi tentang 20 sikap mental metode countering, peserta akan dibantu
untuk dapat mengatur dan mengelola
pemikirannya, mengubah pemikiran yang
negatif menjadi positif.
b) Tahap II
Pada Tahap kedua ini akan diadakan
sebanyak tiga kali pertemuan yaitu dua kali
pada minggu kedua dan satu kali pada
minggu kedua pelatihan, peserta akan
diminta untuk menggunakan metode
reframing pada saat simulasi sebagai proses
penguatan dan keterampilan melakukan
self-talk positif dalam berbagai kondisi dan
situasi pertandingan.
c) Tahap III
Pada Tahap yang terakhir ini dilakukan
pada minggu ketiga sebagai pembiasaan
dan strategi penggunaan self-talk, yaitu
affirming. Pada bagian ini akan dilakukan
simulasi sebagai langkah-langkah untuk
pembiasaan melakukan self-talk mengubah
pikiran negatif menjadi positif.

METODE PENELITIAN

Subjek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah atlet
Karate kumite yang masih aktif dan tergabung
dalam Team Karate UNS yang berjumlah 30
orang. Adapun karakteristik subjek dalam
penelitian ini adalah:
1. Atlet Karate Universitas Sebelas Maret.
2. Mengikuti pemusatan latihan (training
karateka sejati, kemudian akan dilanjuctokmanmit to u s e r
dengan materi mengenai penggunaan self- c e n ter) di
UNS.
talk dalam pertandingan yaitu dengan 3. Pernah mengikuti minimal 3 event
kejuaraan.
6
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
4. Tingkat efikasi diri dan penampilan atlet subjek, lembar evaluasi, dan juga lembar
kurang hingga sedang. observasi.

Desain Penelitian Metode Analisis Data


Metode analisis menggunakan uji non
Desain penelitian ini menggunakan desain
parametrik yaitu dengan uji 2 sampel
pretest-posttest control group design. Setelah
independen Mann-Whitney dengan
dilakukan tryout sekaligus pretest didapatkan
menggunakan bantuan komputer program
10 Subjek yang memenuhi kriteria. Kemudian
statistik SPSS for MS Windows versi 16.0.
peneliti menggolongkan atlet berdasarkan hasil
Selain analisis kuantitatif, dalam penelitian ini
tes tersebut menjadi kelompok kontrol dan
juga digunakan analisis kualitatif hasil
kelompok eksperimen dengan cara matching.
observasi dan buku kerja.
Setelah itu kelompok eksperimen diberi
perlakuan berupa pelatihan self-talk dengan
HASIL-HASIL
modul yang telah disediakan oleh peneliti, pada
akhir penelitian dilakukan posttest pada kedua Hasil Penelitian
kelompok. 10 orang subjek yang memenuhi kriteria
peneliti terbagi menjadi dua kelompok yakni
Teknik Pengumpulan Data eksperimen dan kelompok kontrol masing-
Skala efikasi diri masing berjumlah lima orang.
Skala efikasi diri menggunakan Hasil pretest dan posttest subjek dalam
modifkasi skala Likert dari 3 aspek efikasi diri penelitian dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Pada
menurut Bandura (1997) yaitu magnitude, tabel 1 menunjukkan skor efikasi diri pelatihan,
generality, dan strenght. Setelah dilakukan uji dan pada tabel 2 menunjukan skor penampilan
coba diperoleh 35 aitem akhir yang memiliki atlet pada saat pretest dan posttest.
koefisien relibilitas (rtt) sebesar 0,912. Pengukuran
Penampilan Atlet Kelompok Subjek Pretest Posttest
Skor Skor
Skala performa menggunakan
1 99 115
modifkasi skala Likert dari 6 aspek performa 2 94 103
Eksperimen 3 98 102
menurut Mutalib (1984) yaitu speed, flexibilty,
4 86 100
agility, power daya ledak, aksi-reaksi, dan 5 105 108
endurance. Setelah dilakukan uji coba
Mean:96.4 Mean:105.6
diperoleh 23 aitem akhir yang memiliki A 96 100
koefisien relibilitas (rtt) sebesar 0,903. B 107 110
t to C 107 110
Modu Kontrol
commiuser D 86 88
l E 94 94
Modul berisi materi pada setiap sesi.
Modul juga dilengkapi dengan buku kerja Mean:98 Mean:100.4
7
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
Tabel 1. Hasil Penelitian Skala Efikasi Diri
(kelompok eksperimen) dengan subjek yang
Berdasarkan hasil tabel 1, terlihat bahwa
tidak mendapat perlakuan (kelompok kontrol),
rata – rata efikasi diri pada kelompok
dengan menggunakan gain score. Uji 2 Sampel
eksperimen saat posttest menunjukan
Independen Mann-Whitney dikenakan pada data
peningkatan sebesar 9,2, sedangkan untuk
yang didapatkan sebelum dan sesudah
kelompok kontrol menunjukan peningkatan
perlakuan.
sebesar 2,4 peningkatan pada kelompok kontrol
Gain
disebabkan adanya proses belajar dari kesamaan
Asymp. Sig. (2-tailed) .040
skala yang digunakan. Berdasarkan hasil tabel 2
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Skala
penampilan atlet pada kelompok eksperimen
Efikasi Diri
saat posttest menunjukan peningkatan sebesar 4,
sedangkan untuk kelompok kontrol menunjukan Gain

penurunan sebesar 2,2. Asymp Sig (2-tailed) .008

Pengukuran
Kelompok Subjek Pretest Posttest Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Skala
Skor Skor
Penampilan Atlet
1 68 74
2 56 62
Eksperimen 3 62 64 Berdasarkan hasil uji statistik, yaitu uji
4 54 56 2 Sampel Independen Mann-Whitney di atas
5 46 50
diperoleh nilai uji signifikansi (p) sebesar 0,040
Mean:57.2 Mean:61.2
A 56 56 pada Skala Stres Efikasi Diri dan (p) sebesar
B 63 63 0,008 pada Penampilan Atlet. Oleh karena
Kontrol C 56 50
D 48 48 nilai uji signifikansi p < 0,05, maka dapat
E 52 47 dikatakan bahwa terdapat perbedaan setelah
Mean:55 Mean:52.8

Tabel 2. Hasil Penelitian Penampilan Atlet diberi perlakuan. Hal ini berarti bahwa
Pelatihan Self-Talk efektif untuk meningkatkan
Hal ini menunjukkan bahwa proses pelatihan
efikasi diri dan penampilan atlet pada atlet
efektif untuk meningkatkan efikasi diri dan
kumite karate UNS, sehingga Ha diterima Ho
penampilan atlet pada subjek.
ditolak.
Analisis Data Analisis kualitatif berdasarkan data
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji wawancara, observasi selama Subjek penelitian
statistik nonparametrik, yaitu uji 2 samples ini mengalami peningkatan efikasi diri dan
independent Mann-Whitney. Uji ini dilakukan penampilan atlet yang telah diukur sebelum dan
untuk mengetahui perbedaan skor efikasi diri sesudah pelatihan self-talk. Peningkatan skor
commit t o u s e r
dan penampilan atlet antara dua sampel e f ik a s i diri dan penampilan atlet ditunjukan
independen (two independent samples), yaitu pada subjek yang mendapat perlakuan
8
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
berdasarkan hasil skala efikasi diri Subjek. Peningkatan skor
dan penampilanatlet

efikasi diri pada kelompok kontrol terjadi dapat diaplikasikan pada saat menghadapi
dikarenakan, terdapat proses belajar dari skala pertandingan.
pretest yang digunakan kembali pada saat Secara keseluruhan, setelah pelatihan
posttest. Sedangkan, penurunan hasil self-talk, Subjek tidak megalami kesulitan yang
penampilan atlet pada kelompok kontrol, cukup mengganggu dalam menerapkan metode-
disebabkan kurangnya kewaspadaan dalam metode yang terdapat dalam pelatihan. Subjek
menghadapi lawan, beberapa Subjek dari memiliki target setelah menerapkan metode
kelompok kontrol mengalami kesulitan dalam yang diberikan selama pelatihan. Subjek akan
memahami lawan. menerapkan metode-meotde tersebut
Dapat disimpulkan bahwa
setelah seterusnya selama masih berkarir sebagai atlet
mengikuti pelatihan, Subjek kelompok dan dalam kehidupan sehari-hari untuk
eksperimen menerapkan metode-metode dalam berjuang mencapai tujuan hidup Subjek.
pelatihan sesuai dengan arahan ketika pelatihan
self-talk diberikan. Diantaranya, Subjek
PEMBAHASAN
menyadari kondisi fisik, dan psikologisnya masih membutuhkan tindakan lanjut dalam
selama menjadi atlet kumite, Subjek juga mengoptimalkan kemampuan self-talk agar
mampu mencoba untuk fokus terhadap program
pemusatan latihan yang dijalani untuk
meningkatkan kemampuan bertandingnya
dengan mengetahui kekurangan, kelebihan, dan
hal-hal yang dapat mempengaruhi
penampilannya dalam bertanding dengan
menerapkan metode-metode dalam self-talk.
Subjek menyadari bahwa untuk menjadi juara
dan seorang karateka sejati dibutuhkan usaha
dan kedisipilinan dalam berlatih, karena seorang
petarung membutuhkan seratus kali pertarungan
utnuk dapat memenangkan seluruh
pertandingan.
Selama pelatihan self-talk berlangsung,
subjek memperhatikan dengan seksama setiap
materi yang disampaikan. Subjek mampu
memaknai setiap sesi dalam latihan.
mceosmkmi

9
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
perubahan yang positif berupa peningkatan
Hasil uji statistik dengan analisis 2 dalam penerapan metode- metode dalam
Sampel Independen Mann-Whitney pelatihan Self-Talk.Selain itu, hampir sebagian
yang menunjukkan nilai signifikansi (p) besar subjek mampu mengenali dan
0,040 pada Skala efikasi diri dan 0,008 menerapkan metode self-talk, terbiasa
pada penampilan atlet. Keduanya lebih dari merubah serta mengontrol pemikiran negatif
taraf signifikansi yaitu 0,05, berarti pelatihan menjadi positif dengan baik. Seseorang mampu
self-talk efektif terhadap peningatan efikasi meyakinkan dirinya dalam menyelesaikan
diri dan penampilan atet kumite karate UNS.
itsteobuuasehrtugas atau aktivitas dengan sukses
Seluruh subjek dalam untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura,
kelompok eksperimen menunjukan
1977). Dengan melakukan self-talk atlet merasa

mendapatkan tantangan, untuk merubah self- seluruh subjek untuk lebih memperdalam dan
talk mereka sehingga dapat mempengaruhi membiasakan melakukan self-talk positif dalam
pemikiran dan penampilan mereka. bertanding. Sesi ini bermanfaat untuk membuat
Melalui sesi-sesi dalam pelatihan Self- atlet mampu mengontrol pemikirannya dan
Talk ini, seluruh subjek dapat memahami makna dengan cepat merubah pemikiran negatif ke
dan tujuan dari setiap sesi yang diberikan oleh positif secara akurat. Proses kognitif subjek yang
fasilitator. Sesi “Latihan Pendahuluan dan meliputi memproses informasi,
Dasar” membuat seluruh subjek mengetahui,
menemukan, menganalisis dan berusaha untuk
merubah pemikiran negatif menjadi positif,
sehingga dapat membuat subjek lebih mampu
mengontrol pemikirannya. Mengenali
perubahan pada kondisi psikis dan fisik yang
dapat membantu atlet untuk melakukan sef-talk.
Dengan melakukan self-talk positif atlet akan
merasakan reaksi emosional yang positif seperti
relaks yang akan membuat dirinya lebih tenang
sehingga dapat mengontrol dan meyakinkan
akan kemampuan dirinya, dan memberikan
pengaruh yang signifikan pada penampilannya
(Komarudin, 2013).
Peningkatan tingkat efikasi diri dan
penampilan atlet juga dipengaruhi oleh Sesi
“Latihan Keterampilan” dalam pelatihan self-
talk. Sesi ini memberikan kesempatan bagi
10
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
kemampuan dirinya dalam latihan, sehingga Theodorakis (2013) menunjukan
nantinya subjek lebih mampu bahwa penggunaan Self-Talk pada tahap
menghadapi pertandingan dengan keterampilan secara instruksional dapat
penampilan yang lebih baik dan penuh meningkatkan efikasi diri seseorang, dapat
keyakinan. Seluruh subjek juga mengaku membuatnya lebih percaya diri dan merasa
bahwa pemikiran negatif yang kerap mampu dapat melaksanakan tugasnya dengan
muncul selama menjalani pelatihan mulai baik.
dapat diatasi, karena mereka telah Seluruh subjek yang mengalami
memahami gejala- gejala munculnya peningkatan efikasi diri dan penampilan atlet
pemikiran negatif, dan cara mengatasi telah terbiasa menerapkan self-talk positif disaat
gejala-gejala tersebut melalui self- talk. bertanding yang terdapat dalam sesi “Latihan
Seperti yang diungkapkan Bandura (1997) Lanjutan”. Subjek mengaku dapat bermain
ketika orang memiliki rasa yang kuat dari dengan nyaman saat proses affirming melalui
keyakinan akan kemampuandirinya untuk metode roleplay yang mereka lakukan di sesi
mengendalikan pemikirannya sendiri, ini, dengan meningkatkan kemampuan dalam
mereka kurang terbebani oleh pemikiran menganalisis dan merubah pemikiran negatif
negatifnya. Hasil penelitian Zourbanos, menjadi positif dengan akurat, seluruh subjek
Chroni, Hatzlgeorgiadis, dan
menerapkan konsep ilmu, dan mengucobmahmitmtoenugsaekru dapat lebih menyakinkan
diri akan
pemikiran sangat berperan terhadap kemampuan yang dimiliki dan mampu
pemfokusan latihan, yaitu bagaimana subjek meningkatkan penampilan mereka dengan
selalu melihat

kondisi yang maksimal. Berpikir positif efikasi diri dan penampilan atlet dengan
berkaitan dengan hidup positif yang berorientasi berdasarkan pengalaman yang peneliti dapatkan
pada keyakinan. Kivimaki (2005) dari subjek. Self-talk merupakan strategi lain yang
mengungkapkan bahwa dengan berpikir positif, dapat digunakan oleh atlet selama
seseorang mampu bertahan dalam situasi yang kompetisi untuk mengontrol pemikiran mereka
penuh tekanan. Atlet kerap dihadapkan pada sehingga dapat menigkatkan penampilan
kondisi dimana mereka bertemu dengan lawan (Zimmerman, 2011). Dalam penilitian yang
tangguh, yang dapat menurunkan rasa dilakukan oleh Hatzigeorgiadis, Zourbanous,
keyakinan akan kemampuannya. Oleh karena Goltsios, dan Theodorakis (2008) pada 46 pemain
itu, sesi ini merupakan sesi yang paling tenis melalui pelatihan self-talk efikasi diri dan
menguras emosi seluruh subjek eksperimen. penampilan meningkat secara
Pelatihan self-talk ini dapat dikatakan signifikan, hal ini menunjukan bahwa
membantu subjek dalam menangani tingkat peningkatan efikasi diri merupakan suatu

11
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
mekanisme yang menjelaskan efek dari self- mengelola pikiran negatif yang muncul menjadi
talk pada penampilan. positif dapat melakukan dengan baik untuk
Pada penelitian ini subjek mengatakan bisa meyakinkan kemampuan dirinya serta
bahwa subjek senantiasa menerapkan semua hal menunjukan penampilan yang maksimal. Self-
yang diperoleh di setiap sesi pelatihan dalam talk mempengaruhi kinerja serta membantu
latihan dan kehidupan sehari-hari. Subjek memperluas pemahaman dari beberapa bidang
olahraga. Dalam penelitian yang dilakukan Van
Raalte, Brewer, Corenilus, dan Petitpas (2006)
menunjukan bahwa selain efek langsung dari
self-talkpada penampilan atlet, self-talk juga
dapat memberikan pengaruh pada hasil olahraga
dengan mengubah pemikiran dan mungkin
persepsi lawan atlet sendiri.
Fasilitator dalam penelitian ini
merupakan dewan pelatih serta atlet di UKM
INKAI UNS, sehingga fasilitator sangat dekat
dengan para atlet, dan mengerti kondisi atlet
selama ini. Meskipun sebagian besar dari
peserta pada awal pelatihan merasa malas untuk
mengikuti pelatihan, tetapi setelah mendapatkan
penjelasan membuat peserta semangat dan
antusias hingga akhir pelatihan.
Dalam pelatihan ini peneliti berusaha
menyusun modul secara sistematik yang dapat
mempermudah peneliti dalam menyampaikan
serta mempermudah subjek untuk menerima dan
memahami materi. Selain itu, pelatihan self-talk
dilakukan oleh fasilitator yang menguasai
materi, memahami karakteristik subjek, serta
mampu menumbuhkan suasana akrab di antara
subjek. Beberapa kemudahan yang mendukung
tercapainya keberhasilan dalam pelatihan ini,
merasakan manfaat yang besar dari penercaopmanmitatnotaursaerlain tersedianya sarana dan
prasarana
materi pada setiap sesi. Berdasarkan hasil seperti ruangan yang kondusif (ruangan tidak
observasi, atlet yang dapat menganalisis dan terlalu luas) sehingga fasilitator mampu

12
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
mengontrol perilaku subjek selama pelatihan, Kendala yang ditemui dalam penelitian
perlengkapan seperti audio visual (slide, laptop, adalah mengatur jadwal pelatihan dengan
LCD, dan Speaker), alat tulis, serta dukungan subjek. Dari 5 subjek terdapat 3 orang yang
penuh dari instansi yang terkait. memiliki jadwal kuliah termasuk padat dan
Buku kerja yang telah dikerjakan oleh terkadang mendekati jam latihan. Hal tersebut
seluruh subjek juga membantu keberhasilan membuat peneliti dan subjek harus melakuakn
pelatihan ini. Seluruh subjek dapat lebih diskusi untuk menetapkan tanggal dan waktu
mengungkapkan kondisi mereka dalam buku pelatihan. Keterbatasan dalam penelitian ini
kerja yang mereka kerjakan selama pelatihan. adalah alat ukur pada penampilan atlet masih
Melalui buku kerja tersebut, seluruh subjek secara subjektif, dengan melakukan self rapport
dapat saling mengetahui kondisi yang selama melalui hasil observasi senior pada saat
ini membuat penampilan menurun, sehingga pelatihan dan posttest. Diharapkan bagi peneliti
masing-masing peserta dapat mengevaluasi selanjutnya dapat menggunakan alat ukur yang
latihan selama ini. lebih objektif pada pengukuran penampilan
Partisipasi aktif subjek juga mendukung atlet.
keberhasilan dalam pelatihan. Subjek dalam Kelebihan dalam penelitian ini antara
pelatihan ini sangat antusias, bersemangat, lain belum terdapat peneleitian di Indonesia
ekspresif dan memperhatikan dengan seksama dengan memberikan pelatihan self-talk bagi atlet
semua hal yang diberikan fasilitator selama karate, terlebih lagi belum ada pelatihan self-
pelatihan. Motivasi yang tinggi, sikap terbuka, talk yang memasukkan faktor-faktor psikologis
dan kooperatif dalam memberikan umpan balik untuk meningkatkan efikasi diri dan penampilan
selama materi pelatihan, menceritakan atlet. Pelaksanaan penelitian ini juga tergolong
pengalaman dan perasaannya selama mengikuti lancar, hal ini disebabkan oleh prosedur
proses pelatihan juga mendukung tercapainya pelatihan yang tidak terlalu rumit dan materi
tujuan Self-Talk ini. Partisipasi observer dalam serta aplikasi yang diberikan dalam pelatihan
melakukan observasi pada seluruh subjek juga mudah dipahami dan diterapkan oleh subjek
mampu membantu peneliti untuk memahami selama pelatihan berlangsung.
respon-respon yang ditampilkan subjek selama Kekurangan dalam penelitian ini adalah
menjalani pelatihan, baik verbal
maupun subjek eksperimen yang tergolong sedikit,
nonverbal. Pemilihan ruangan pelatihan juag karena banyaknya atlet yang memiliki jadwal
membantu kelancaran pelatihan. Ruangan yang kuliah yang padat, sehingga sulit untuk
digunakan untuk pelatihan Self-Talk adalah menyamakan jadwal pelatihan. Serta kurangnya
ruang UKM INKAI dan gedung Student Cecnotmermitkteomuasmerpuan peneliti dalam mengontrol
suasana
di UNS. hati Subjek pada saat memulai jalannya
pelatihan.

13
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
2. Pelatihan Self-Talk efektivitas yang
Hasil dari penelitian ini membuktikan signifikan terhapdap peningkatan
bahwa sebuah penelitian eksperimen bukan penampilan atlet kumite karate UNS. Hal
hanya meneliti hubungan antar variabel, namun ini dapat diketahui dari hasil kuantitatif uji
meneliti hubungan sebab-akibat dari variabel- Mann-Whitney U-test yang menunjukan
variabel penelitian, kemudian diberikan sebuah bahwa nilai probabilitas (p) 0,008 (p<0,05).
manipulasi atau perlakuan. Hasil dari perlakuan Hal tersebut menunjukan bahwa pelatihan
pada penelitian ini yaitu pelatihan Self-Talk self-talk efektif dalam meningkatkan
telah membuktikan pernyataan dari Andersen penampilan pada atelt kumite karate UNS.
(dalam Lavallee, 2004) bahwa pelatihan A. Saran
keterampilan psikologi, saat ini digunakan Berdasarkan hasil penelitian yang
untuk meningkatkan penampilan termasuk citra, diperoleh, maka dapat dikemukakan
penetapan tujuan, teknik kognitif, perhatian atau beberapa saran sebagai berikut:
konsentrasi, dan keyakinan. 1. Bagi atlet kumite karate di UNS
Atlet diharapkan mampu menerapkan self-
talk yang positif sehingga dapat
PENUTUP
mengontrol dan mengelola pemikiran
negatif yang muncul sehingga dapat
A. Kesimpulan
meyakinkan diri akan kemampuannya serta
Berdasarkan hasil analisis data
memberikan penampilan yang terbaik saat
kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh melalui
bertanding.
penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan
2. Bagi pelatih
bahwa Pelatihan Self-Talk memiliki efektivitas
a. Dapat membantu atlet untuk
dalam meningkatkan efikasi diri dan
menerapkan self-talk yang positif dan
penampilan atlet kumite karate UNS. Hal ini
memasukan pelatihan self-talk dalam
dapat diketahui berdasarkan analisis kuantitatif
program latihan untuk melengkapi
yang menunjukan bahwa:
program pemusatan latihan atlet dan
1. Pelatihan Self-Talk memiliki efektivitas
menyiapkan mental karateka sejati.
yangsignifikan terhadap peningkatan
b. Dapat lebih memahami karakteristik
efikasi diri atlet kumite karate UNS. Hal ini dapat
tiap atlet-atletnya dan dapat
diketahui dari hasil kuantitatif uji Mann-
mengontrol perubahan emosi atau
Whitney U-Test yang menunjukan bahwa nilai
suasana hati yang terjadi pada saat
probabilitas (p) 0,04 (p<0,05). Hal tersebut
latihan.
menunjukan bahwa pelatihan
3. Bagi pihak terkait
self-talk efektif dalam meningkatkan
it to uBseargi pihak terkait seperti UKM
efcikoamsmi diri pada atlet kumite karate
INKAI UNS, KONI, FORKI, dan
UNS.
14
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
INKAI Pusat serta Pengcab INKAI, diharapkan lebih
memperhatikan atlet serta membuat Determinants, Well-Being &
program persiapan pelatihan jangka Intervations 2nd Editions. New York :
Routledge.
panjang untuk atlet sehingga mental
Blazevic, S., Ratko K., dan Dragan P. (2006).
atlet lebih siap dan matang.
The Effect of Motor Abilities on
4. Bagi peneliti Selanjutnya Karate Performance. Coll. Antropologi.
Vol.2 327-333.
a. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih
baik dalam menentukan jadwal Brewer, B.W. (2009). Sport Psychology:
Handbook of Sports Medicine and
pelatihan dan menyesuaikan dengan Science. United Kingdom: Blackwell
jadwal bertanding subjek. Publishing.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat Burton, D., dan Raed, T.D. (2008). Sport
Psychology for Coaches. Illinois:
menerapkan pelatihan self-talk pada
Human Kinetic
subjek dengan jumlah yang lebih
Carlos, M., Zamralita dan M. Nisfiannoor.
banyak untuk memperlihatkan(2006). Hubungan antara Self Efficacy
kefektifan pelatihan pada subjek dan Prestasi Kerja Karyawan
Marketing. Phronesis. Jurnal Ilmiah
dengan jumlah yang lebih banyak. Psikologi Industri dan Organisasi.
c. Dalam proses pelaksanaan peneliti Vol.8, No.2.

selanjutnya diwaspadakan Chalil, K., (2005). 15 Kiat Sukses Menjadi


pada
Pembicara yang Menggunggah dan
komitmen peserta pelatihan, untuk Menggubah. Tinjauan terhadap
selalu mengingatkan mengenai langit Retorika Aa Gym. Bandung: MQS
Publishing.
mimpi ataupun tujuan yang telah
disepakati di awal pelatihan. Clarke, S. dan Dwivedi, A.N. (2011).
Organizational and End-User
d. Peran pelatih sangat berperan penting Interaction : New Exploration. United
terhadap keberhasilan pelatihan, oleh States : Idea Group Inc.

karena itu peneliti selanjutnya harus Cratty, B.J. (1983). Psychology In


Contenporary Sport : Guidlines for
memilih pelatih yang sesuai dengan Coaches and Athlete 2nd Editions. Los
kebutuhan pelatihan yang diberikan. Angeles : Prentice-Hall, Inc.
Davis, M., E.R. Eshelman., dan M. Mckay.
DAFTAR PUSTAKA (1995). Panduan Relaksasi dan
Reduksi Stres. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Bandura, A. (1997). Self Efficacy : The Exercise Dewan Wasit PB FORKI. (2013). Buku
of Control. New York : W.H. Freeman
and Company. Peraturan Pertandingan Karate 2013 :
Rule of Competition WKF Version 08.
Bandura, A. (1977). Self Efficacy :Toward a 2013.
Unifying Theory of Behavioral
Change. Psychological Review, 84co(2m),mit to user
191-215.
Psychology of Physical Activity:
Biddle, S.J.H, dan Mutrie, N. (2007).
15
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
Friedman, H. S., dan M. W. Schustack. dan Riset Modern. Jakarta: Erlangga.
(2008). Kepribadian : Teori Klasik
Ghufron, M. Nur, dan Risnawati. (2011). Teori- Jarvis, M. (2005). Sport Psychology. London
teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media. dan New York: Routledge.

Feltz, D.L., dan Lirgg, C. (2001). Self-efficacy Javis, M. (2006). Sport Psychology : A
Belief of Athelete, Team, and Coaches. Student’s Handbook. London dan New
Handbook of Sport Psychology, 2nded. York : Routledge.
340-361. Ner York: John Wiley &
Sons. Kivimaki, M., Elovainio, M., Vahtera, J., Singh-
Maniux, A., Helenius, H., dan Pentti, J.
Gunarsa, S., dkk. (1898). Psikologi Olahraga. (2005). Optimisme and Pessimism as
Jakarta: Gunung Mulia Predictors of change In Health After
Death or Onset of Severe Illnes in
Family. Journal of Health Psychology,
Gunarsa, S., dkk. (1996). Psikologi Olahraga :
Vol. 24, No. 4, 413-421.
Teori dan Praktek. Jakarta : PT. BPK
Gunung Mulia. Komarudin. (2013). Psikologi Olahraga:
Latihan Mental dalam
Gunarsa, S. (2004). Psikologi Olahraga
Olahraga Kompetitif. Bandung:
Prestasi. Jakarta: PT. BPK Gunung
PT Remaja Rosdakarya.
Mulia.
Lavallee, D., John K., Aidan P. M., dan
Hackfort, D., dan Schwenkmezger, P. (1993).
Anxiety. In R.N Singer, M. Murphey & Williams, M. (2004). Sport Psychology
: Contemporary Themes. Palgrave
L.K. Tenant (Eds), Handbook
Macmillan. New York
of Research on Sport
Psychology (pp. 328-364). New York Leunes, A. (2011). Sport Psychology : A
: John Wiley. Retrieved from Practical Guide. United Kingdom:
www.eacgators.com/- selftalk.pdf. Icon Books Ltd.
Diakses 21 November
2013. Mutalib, P. (1984). Mengukur Kemampuan
Fisik Pengolahragaan
Hadi, S. (1980). Metodologi Research II. secara Sederhana. Jakarta:
Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Penerbit Arcan.
Psikologi Universitas Gajah Mada.
Nawangsari, N. A. F. (2001). Pengaruh Self-
Hardy, J., K. Gammage, dan Hall, C. (2001). Efficacy dan Expectancy-Value
The Sport Psychologist: A terhadap Kecemasan Menghadapi
Descriptive Study of Athlete Self- Pelajaran Matematika. INSAN Media
Talk. Human Kinetics Publisher, Inc. Psikologi. Vol. 3, No. 2, 75-88
15, 306-308.
Ormrod, J. E. (2009). Psikologi Pendidikan:
Hatzigeorgiadis, A., Zourbanous N., Goltsios Membantu Siswa Tumbuh
C., dan Theodorakis Y. (2008). dan Berkembang
Investigating the Functions of Self Jilid 2. Alih Bahasa:
Talk: The Effects of Motivational Self Amitya. Jakarta: Erlangga.
Talk on Self-Efficacy and Performance
in Young Tennis Players. Sport Selk, J. (2009). 10 – Minute Toughness : The
Psychologist. Vol. 22 No. 4 pp. 458- Mental- TrainingProgram for Winning
471. Before The Games Begins. United
States of America: Mc Graw Hill e-
Heslin, P. A., dan Klehe, U. C. (2006). Self- book version.
Efficacy. In S.G. Rogelberg (Ed.),
Encyclopedia
Training. Jakarta: of Industcroiamlm/ itSteotyuosebrroto, S. (2001). Mental

16
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
Organizational Psychology. Vol. 2, Percetakan Solo.
705-708.
Sudarwati, Lilik, dan Adisasmito. (2007). Educational Psychology Handbook
Mental Juara: Modal Atlet Berprestasi. Series. Routledge : Editional Published
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada in Tailor & Francis e-Library.
Sugiono. (2008). Pengaruh Latihan Imajeri
Mental terhadap Self-Efficacy pada
Atlet Bola Voli Umum. Diakses 4
Desember 2013.
Suseno, dan Miftahun N. (2009). Pengaruh
Pelatihan Komunikasi Interpersonal
Terhadap Efikasi Diri sebagai Pelatih
pada Mahasiswa. Phronesis Jurnal
Intervensi Psikologi, Vol. 1, No. 1.
Tramontana, J. (2012). Hipnosis dalam
Psikologi Olahraga : Skrip, Strategi,
dan Contoh Kasus. Alih Bahasa
Paramita: PT Indeks
Van Raalte, J.L., Brewer, B.W., Rivera, P.M.,
dan Petitpas,A.J. (1994). The
rilationship between observable self-
talk and competitive junior tennis
player’s match performance. Journal
of Sport and exercise psychology, 16,
400-415.
Van Raalte, J.L., Brewer, B.W., Cornelius,
A.E., dan Petitpas, A.J. (2006). Self-
Presentational Effects of Self-alk on
Perceptions of Tennnis Player. Hellenic
Journal of Psychology, Vol. 3, pp. 134-
149.
Wade, C., dan Travis, C. (2007). Psychology 9th
Edition. Alih Bahasa : Padang
Mursalin dan Dinastuti. Jakarta:
Erlangga.
Wallatey, R.H. (2001). Self-Efficacy in Health
Related Behaviour Change. Tersedia:
http://trochim.human.cornel.edu/galler
y/wakley/self-eff.htm. [10 Januari
2014].

Zastrow, C. (1979). Talk to Yourself : Using the


Power of Self-Talk. USA : Prentice-
Hall, Inc. commit to user

Zimmerman, B.J., dan Dale H. S. (2011).


Handbook of Self-regulation of
17
perpustakaan.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Sedlfi-
gTaillikbu.nutunksM.aenci.nigdkatkan
learning and
Performance;

18

Anda mungkin juga menyukai