Manasi
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
PEDOMAN PENGEMBANGAN
BUDAYA KERJA
PERATURAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR 39 TAHUN 2012
KEMENTERIAN
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 39 TAHUN 2012
TENTANG
Menetapkan:
MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 Juli 2012
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
AZWAR ABUBAKAR
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Juli 2012
TTD
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012
NOMOR 751
IKA
DAFTAR ISI
Hlm.
BABI PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Sasaran 3
BAB II GAMBARAN UMUM 4
A. Pengertian 4
1. Budaya Organisasi 4
2. Budaya Kerja (Culture set) 5
3. Nilai-nilai Organisasi 7
4. Etos Kerja 8
5. Pola Pikir (Mind set) 8
B. Prinsip Dasar 10
BAB III KETERKAITAN BUDAYA KERJA DENGAN
REFORMASI BIROKRASI 11
A. Keberadaan Budaya Kerja dalam Kerangka
Reformasi Birokrasi 11
B. Keterkaitan Budaya Kerja dengan Manajemen
Perubahan 12
C. Pengorganisasian Pengembangan Budaya Kerja 15
BAB IV LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN BUDAYA
KERJA 7
A. Perumusan Nilai-nilai 17
B. Implementasi 25
C. Monitoring dan Evaluasi 30
D. Syarat-syarat Keberhasilan Pengembangan
Budaya Kerja 31
BAB V PENUTUP 33
Hlm.
12
16
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
DAFTAR GAMBAR
Hlm.
Budaya Organisasi 4
Hubungan Nilai-nilai, Budaya Kerja (Culture sei,
Etos Kerja, dan Pola Pikir (Mind set) 9
Pola Pikir Pencapaian Visi Reformasi Birokrasi 11
Kerangka Manajemen Perubahan 12
KT
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
A. PENGERTIAN
en karenanya tidak
organisasi, termasuk
bagaimana anggota organisasi
menyelesaikan pekcrjaan
an
5
Pencapaian peningkatan kualitas yang lebih baik tersebut,
diharapkan bersumber dari setiap individu yang terkait dalam
organisasi kerja itu sendiri. Budaya kerja berkaitan erat
dengan perilaku dalam menyelesaikan pekerjaan. Perilaku
ini merupakan cerminan dari sikap kerja yang didasari oleh
nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki oleh setiap
individu. Ketika individu-individu ini masuk ke dalam sebuah
organisasi, maka akan terjadi penyesuaian nilai-nilai, norma-
norma, sikap dan perilaku yang dimiliki individu ke dalam
nilai-nilai, norma-norma, sikap dan perilaku yang diinginkan
oleh organisasi demi mencapai cita-cita atau tujuannya.
Perubahan tersebut memakan waktu, komitmen, kedisiplinan
dan upaya yang luar biasa. Organisasi yang memiliki budaya
kerja yang kuat akan dapat mermperoleh hasil yang lebih baik.
Hal ini dikarenakan para pegawainya telah mengetahui dan
memahami "pekerjaan apa yang harus dilakukan dan bagaimana
cara menyelesaikan pekerjaan tersebut". Secara sederhana
penjelasan mengenai budaya kerja dapat dilihat pada Gambar
1 di atas, khususnya pada lingkaran dengan warna biru, dengan
ungkapan: "Terlihat pada bagaimana cara anggota organisasi
menyelesaikan pekerjaannya."
Popogp
6
»
man Pa
ga
an
. Etos Kerja. Etos kerja dibentuk oleh nilai budaya kerja. Etos
ETOS KERJA
BUDAYA KERJA
Gambar 2.
Hubungan Nilai-nilai, Budaya Kerja (Culture set),
Etos Kerja, dan Pola Pikir (Mind set)
w -
1»
ai
&
10
BAB III
KETERKAITAN BUDAYA KERJA DENGAN
REFORMASI BIROKRASI
Ke
be
Kan an
Dl
na
Ka
2
E
E
|
PN
Ka
Manajemen Perubahan
Gambar 3,
Pola Pikir Perwapaian Visi Reformasi Birokrasi
Selain sebagai bagian dari pola pikir pencapaian visi, dalam Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 juga ditegaskan bahwa
perubahan pola pikir (Mind set) dan budaya kerja (Culture set)
menjadi salah satu dari sasaran 8 (delapan) area perubahan. Tabel
1 di bawah ini menjelaskan area perubahan dan hasil yang
diharapkan.
Tatalaksana
| sistem. p
| terukur d
Sumber daya manusia | SDM apatur yang berintegnitas. netral. kompeten. capable, |
aparatur | protesionat, berkinerja tinggi |
ahtera
| Akuntabilitas
Tabel 1.
Arca Perubahan Reformasi Birokrasi dan Hasil yang Diharapkan
Ga P3
Panai | rerormasi iv MEDAN dengan strategi yang tepat,
Ba : Biorrasi (PUMA terstruktur dan komprehensif
L -
Gambar 4,
Kerangka Manajemen Perubahan
1
sebagaimana digambarkan pada Gambar 4 mengenai Kerangka
Manajemen Perubahan.
13
Mengabaikan budaya kerja:
IE
oleh organisasi demi mencapai cita-cita atau tujuannya
Melakukan perubahan budaya kerja berarti melakukan usaha
memasukkan nilai-nilai dan cara-cara kerja baru untuk
organisasi.
ak Lg
Pregram Sponsorship
og
« enanggungjawab seluruh
elaksaraan program MP
Program Management
» Fenge la harian progtati Wp NAN Ng
» Keteritatan penuh sesuai
C3 Gn
Pan De
Gambar 5.
Struktur Program Management Office (PMO) Manajemen Perubahan
Mengingat penting dan besarnya cakupan aktivitas manajemen
1.
Kepala Kanwil/
Kepala Perwakilan
Design Management, Kepala “7 Kepala Seksi
Change Management, | Subdit/Kepala
dan Ouality Assurance | Didang
Management
Tabel 2
Ilustrasi Pengorganisasian Manajemen Perubahan
Gambar 6. . # z
. Perumusan nilai-nilai:
. Implementasi,dan
. Monitoring dan evaluasi.
WN
A. Perumusan Nilai-nilai
TA
Sumber nilai dapat diambil dari nilai-nilai yang terkandung
dalam:
1. Ajaran
2. Falsafah negara, dan
3. Kebiasaan yang berkembang baik dalam masyarakat/adat.
Peta
resistensi atau
keengganan
pegawai dalam
organisasi untuk
berubah. Hal ini
dikarenakan para
pegawai tidak
antara Kenginan"
pimpinan dan:
organisasi. Setiapyang | pegawai dalam
merumuskai
apaan. nilai,
menyampaikan nilai-nilai
18
Ka TE PE
yang mereka anggap » Dapat meminimnalkar
Sesuai dengan resistensi atau
visi, misi, dan tugas keengganan pegawai
pokok can tunga: dalam organisasi
organisasi, aturan-aturan, | untuk berubah. Hal
dan kebijakan atau ini dikarenakan
perundang undangan, semua pegawai
merasa menjadi
bagian dal:
menentukan
perubahan
organisasi.
» Para pegawai juga
menentukan
dan ticak boleh.
3 Pimpinan Tertinggi pada | « Rasa memiliki | waktu untuk
Kementerian/ Lembaga | terhadapnila-nilai | mencapai
dan Pemerintah Daerah | tersebut, lebih cepat | kesepakatan
mengumpulkan selurah | terbangun. Artinya | terhadap nilai-
pejabat dan staf untuk | proses sosialisasi nilai yang ingin
reama-cama dan internalisasi dikembangkan,
meramuskan nilai-nilai | akan lebih singkat, | sangat menyita
organisasi. Setiapyang | karena seluruh waktu/lama.
hadir memiliki penawai d: sei
kesempatan lingkungan dibandingkan
menyampaikan nilai nilai | Kementerian/ pilihan pertama
pribadi atau nilai-nilai Lembaga dan dan kedua
yang mereka » Pemerintah Daerah
Sesuai dengan visi, misi, | bersama-sama
dan tugas pokok dan merumuskan nilai
fungsi organisasi, aturan- | nil
aturan, dan kebijakan
Jatau perundar » Dapat dikatakan
up Sg: resistensi yang akan
muncul sangat kecil.
Hal ini dikarenakan
semua orang merasa
menjadi bagian yang
menentukan
perubahan
organisasi.
Permen PAN dan RB No. 39 Tahun 2012
| Yang boleh dan tidak
Catatan:
Untuk mekanisme di lingkungan Pemerintah Daerah, sebutan Pejabat disesuaikan dengan
organisasi pada masing-masing satuan kerja perangkat daerah yang berlaku di
lingkungan
organisasi Pemerintah Daerah.
H ata -— ah D
MERUMUSKAN
MENGIDENTIFI-
MENGIDENTIFI- NETAPKAN || Bagaimana
PERENCANAAN (| wasimiarwiai (|) KAsiAREA (orgiauutama|| “menGukuR
PERILAKU
UTAMA.
Gambar 7,
Tahapan dan Langkah Perumusan Nilai-nilai
20
LANGKAH
PERTAMA
LANGKAH
KEDUA
. Semangat nasionalisme.
undangan.
Tidak diskriminatif.
»
»9
opag
ep)
LANGKAH
KETIGA
LANGKAH
KEEMPAT
yang dimaksud
2
Selanjutnya hubungan tersebut diterjemahkan dalam
perilaku yang diharapkan oleh organisasi. Dengan
demikian orang akan memahami perilaku spesifik apa
yang diharapkan dan apa yang tidak diharapkan oleh
organisasinya masing-masing. Langkah ini sama dengan
Langkah Kedua.
LANGKAH
KELIMA
pa
1. Kepuasan pengguna layanan/pelanggan dapat diukur
dengan meminta pengguna layanan/pelanggan untuk
menilai produk atau jasa dan perilaku-perilaku spesifik
apa yang ditampilkan & membantu pengguna
| Contoh,
|
layanan
2. Integritas dapat diukur dengan menanyakan orang
(karyawan, pc
lainnya) apa yang mereka pikirkan atau adakah
penyimpangan yang ditemui sehubungan dengan
perilaku-perilzku integritas yang telah disepak:
B. Implementasi.
Keterlibatan, memberikan
ea
ata - gambaran tentang
eng pegat, ain sole | PMA
| annsanganbapagd Me ua| perkembangan komunikasi
Epen madialan dan proses keterlibatan, yang
($ ? mwnsoamus “Mana harus diperhatikan dalam
6? ebi pntepan aa proses sosialisasi dan
Ba ne Meta internalisasi. Pengetahuan
5 2 aa PETA pimpinan untuk mengetahui
g mesum | pencapaian tingkat
g kektaa "3 kmvalepau | Keterlibatan, dilakukan melalui
Bai meramaysam Ye trendi nga
(EB! tenan 2 Pelet pengukuran yang telah
disebutkan di atas.
Gam
perkembangan Tingkat Komunikasi
versus Keterlibatan
26
Ini membutuhkan waktu, energi dan biaya. Oleh karenanya,
pegawai harus didorong untuk sepenuhnya membahas dan
memahami nilai-nilai. Tidak semua pegawai akan dengan cepat
memahaminya terutama karena ada kondisi psikologis berupa
kecemasan akan perubahan yang mungkin saja menghambat
pemahaman tersebut. Proses sosialisasi adalah proses yang
terus menerus. Pimpinan tertinggi harus terlibat penuh dalam
proses ini. Kepemimpinannya secara simbolis sangat penting dan
sangat diperlukan untuk membangun kepemilikan nilai-nilai pada
setiap unit kerja.
&
li
P1)
Secara umum aktivitas kelompok kelompok ini dalam proses
sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai dalam mengembangkan
budaya kerja, adalah melakukan diskusi. Diskusi dilakukan
dengan tujuan untuk:
berkelanjutan.
bersama Tim:
a. Mengidentifikasi nilai-nilai yang akan dikembangkan menjadi
budaya kerja:
te
KK
».
kai
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 Juli 2012
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
AZWAR ABUBAKAR