PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945 banyak
permasalahan yang dialami oleh Bangsa Indonesia permasalahan tersebut
terkait dengan pelayanan publik yang buruk, dan pemerintahan yang tidak
akuntabel. Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) menjadi permasalahan
pokok yang tidak dapat dilepaskan dari birokrasi di Indonesia, Permasalahan
ini menggangu jalannnya otoritas pemerintah dan pelayanan di Indonesia.
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 dengan ekses masal
yang dialami oleh bangsa ini seakan-akan menjadi puncak dari kekecewaan
rakyat Indonesia. Kondisi krisis tersebut mengakibatkan lahirnya tuntutan
masyarakat yang kecewa oleh kejadian tersebut sehingga masyarakat
menuntut diadakannya reformasi penyelenggaraan negara yang bersih dan
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
1
peran baru. Upaya tersebut membutuhkan suatu grand design dan road map
reformasi birokrasi yang menjadi dasar pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
B. Deskripsi Singkat
Materi ini membekali para pembaca agar dapat memahami dan
mampu menjelaskan tentang konsep pelaksanaan Reformasi Birokrasi di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mempelajari modul ini para pembelajar diharapkan dapat
menjelaskan tentang konsep pelaksanaan reformasi birokrasi.
D. Materi Pokok
1. Konsep Dasar Reformasi Birokrasi
a. Konsep Dasar Reformasi Birokrasi
1) Pengertian Reformasi Birokrasi
2) Pengertian Grand Design Reformasi Birokrasi dan Road
Map Reformasi Birokrasi.
3) Pengertian Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi (PMPRB)
dan Pembagunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani (WBBM).
3
b. Konsep Dasar Regulasi Reformasi Birokrasi
c. Tujuan, Sasaran Dan Strategi Reformasi Birokrasi.
1) Tujuan Reformasi Birokrasi.
2) Sasaran Reformasi Birokrasi
3) Strategi Pelaksanaan.
2. Konsepsi Road Map Reformasi Birokrasi
a. Konsep Dasar Road Map Reformasi Birokrasi
b. Area Perubahan Reformasi Birokrasi
c. Isu – Isu Strategis Reformasi Birokrasi
d. Program – Program Reformasi Birokrasi Dalam Road Map
e. Quick Wins
f. Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum Dan HAM.
3. Konsepsi Dasar PMPRB Dan Pembagunan Zona Integritas Menuju
WBK/WBBM
a. Konsepsi Dasar Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi
b. Konsepsi Dasar Pembagunan Zona Integritas Menuju WBK/
WBBM
c. Pelaksanaan PMPRB dan Pembangunan ZI menuju WBK/
WBBM di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
E. Petunjuk Belajar
Untuk mempermudah penggunaan modul dan memberikan hasil yang
optimal dalam proses pembelajaran, maka ada beberapa petunjuk yang
harus dilakukan, yaitu:
1. Bacalah tahap demi tahap dari bab/sub bab yang telah disusun secara
kronologis sesuai dengan urutan pemahaman.
2. Selesaikan belajar dalam bab pertama dahulu, setelah paham dan
selesai melakukan semua petunjuk dari bab tersebut diselesaikan
secara menyeluruh baru dapat beranjak ke bab berikutnya. sehingga
pembaca dapat mengukur keberhasilan masing-masing secara
bertahap.
Setelah membaca bab ini, di harapkan dapat memahami dan menjelaskan pengertian reformasi
birokrasi, regulasi reformasi birokasi, dan tujuan, sasaran, strategi reformasi birokrasi
5
usaha untuk melakukan perubahan yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia. Reformasi dapat diterjemahkan dengan pemaknaan upaya
yang dilakukan untuk menjadikan pemerintahan lebih baik lagi dari
sebelumnya.
7
daya manusia aparatur (Modul Manajemen Reformasi Birokrasi
Kemenkumham, 2019:11)
9
c. Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani yang selanjutnya
disingkat Menuju WBBM adalah predikat yang diberikan kepad
suatu unit kerja/kawasan yang memenuhi sebagian besar
manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan
sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan
akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik.
11
oleh Edelman. Selain akan diukur pada akhir periode Roadmap
Reformasi Birokrasi 2020-2024, setiap indikator tersebut juga akan di
evaluasi pencapaiannya setiap tahun sebagai dasar bagi pengambilan
keputusan yang terkait dengan strategis reformasi birokrasi pada
berbagai tingkatan.
BASELINE
SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET
2019 2024
3. Persentase
kementerian/lembaga/
pemerintah daerah
dengan Opini BPK minimal a. 94% a. 100%
WTP (2018)
K/L
Provinsi b. 94% b. 100%
(2018)
Kabupaten/Kota c. c.84,5% c. 100%
(2018)
Birokrasi 1. Persentase n.a 100%
yang kementerian/lembaga/pe
kapabel merintah daerah dengan
Indeks Kelembagaan baik K/L
Provinsi Kabupaten/Kota
3. Strategi Pelaksanaan
Dalam rangka memastikan pencapaian tujuan dan sasaran Road
Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 tercapai, strategi pelaksanaan
Reformasi Birokrasi harus ditetapkan sebaik mungkin. Road Map
Reformasi Birokrasi 2020-2024 ini menetapkan hal-hal baru yang
tidak ada pada Road Map periode sebelumnya namun juga tetap
mempertahankan hal-hal baik yang dianggap efektif dari Road Map
periode sebelumnya.
Gambar 2.3 Hubungan antara Tujuan dan Sasaran Reformasi Birokrasi dengan Strategi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2020-2024
A. Latar Belakang
Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945 banyak
permasalahan yang dialami oleh Bangsa Indonesia permasalahan tersebut
terkait dengan pelayanan publik yang buruk, dan pemerintahan yang tidak
akuntabel. Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) menjadi permasalahan
pokok yang tidak dapat dilepaskan dari birokrasi di Indonesia, Permasalahan
ini menggangu jalannnya otoritas pemerintah dan pelayanan di Indonesia.
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 dengan ekses masal
yang dialami oleh bangsa ini seakan-akan menjadi puncak dari kekecewaan
rakyat Indonesia. Kondisi krisis tersebut mengakibatkan lahirnya tuntutan
masyarakat yang kecewa oleh kejadian tersebut sehingga masyarakat
menuntut diadakannya reformasi penyelenggaraan negara yang bersih dan
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
1
peran baru. Upaya tersebut membutuhkan suatu grand design dan road map
reformasi birokrasi yang menjadi dasar pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
B. Deskripsi Singkat
Materi ini membekali para pembaca agar dapat memahami dan
mampu menjelaskan tentang konsep pelaksanaan Reformasi Birokrasi di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mempelajari modul ini para pembelajar diharapkan dapat
menjelaskan tentang konsep pelaksanaan reformasi birokrasi.
D. Materi Pokok
1. Konsep Dasar Reformasi Birokrasi
a. Konsep Dasar Reformasi Birokrasi
1) Pengertian Reformasi Birokrasi
2) Pengertian Grand Design Reformasi Birokrasi dan Road
Map Reformasi Birokrasi.
3) Pengertian Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi (PMPRB)
dan Pembagunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani (WBBM).
3
b. Konsep Dasar Regulasi Reformasi Birokrasi
c. Tujuan, Sasaran Dan Strategi Reformasi Birokrasi.
1) Tujuan Reformasi Birokrasi.
2) Sasaran Reformasi Birokrasi
3) Strategi Pelaksanaan.
2. Konsepsi Road Map Reformasi Birokrasi
a. Konsep Dasar Road Map Reformasi Birokrasi
b. Area Perubahan Reformasi Birokrasi
c. Isu – Isu Strategis Reformasi Birokrasi
d. Program – Program Reformasi Birokrasi Dalam Road Map
e. Quick Wins
f. Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum Dan HAM.
3. Konsepsi Dasar PMPRB Dan Pembagunan Zona Integritas Menuju
WBK/WBBM
a. Konsepsi Dasar Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi
b. Konsepsi Dasar Pembagunan Zona Integritas Menuju WBK/
WBBM
c. Pelaksanaan PMPRB dan Pembangunan ZI menuju WBK/
WBBM di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
E. Petunjuk Belajar
Untuk mempermudah penggunaan modul dan memberikan hasil yang
optimal dalam proses pembelajaran, maka ada beberapa petunjuk yang
harus dilakukan, yaitu:
1. Bacalah tahap demi tahap dari bab/sub bab yang telah disusun secara
kronologis sesuai dengan urutan pemahaman.
2. Selesaikan belajar dalam bab pertama dahulu, setelah paham dan
selesai melakukan semua petunjuk dari bab tersebut diselesaikan
secara menyeluruh baru dapat beranjak ke bab berikutnya. sehingga
pembaca dapat mengukur keberhasilan masing-masing secara
bertahap.
Setelah membaca bab ini, di harapkan dapat memahami dan menjelaskan pengertian reformasi
birokrasi, regulasi reformasi birokasi, dan tujuan, sasaran, strategi reformasi birokrasi
5
usaha untuk melakukan perubahan yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia. Reformasi dapat diterjemahkan dengan pemaknaan upaya
yang dilakukan untuk menjadikan pemerintahan lebih baik lagi dari
sebelumnya.
7
daya manusia aparatur (Modul Manajemen Reformasi Birokrasi
Kemenkumham, 2019:11)
9
c. Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani yang selanjutnya
disingkat Menuju WBBM adalah predikat yang diberikan kepad
suatu unit kerja/kawasan yang memenuhi sebagian besar
manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan
sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan
akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik.
11
oleh Edelman. Selain akan diukur pada akhir periode Roadmap
Reformasi Birokrasi 2020-2024, setiap indikator tersebut juga akan di
evaluasi pencapaiannya setiap tahun sebagai dasar bagi pengambilan
keputusan yang terkait dengan strategis reformasi birokrasi pada
berbagai tingkatan.
BASELINE
SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET
2019 2024
3. Persentase
kementerian/lembaga/
pemerintah daerah
dengan Opini BPK minimal a. 94% a. 100%
WTP (2018)
K/L
Provinsi b. 94% b. 100%
(2018)
Kabupaten/Kota c. c.84,5% c. 100%
(2018)
Birokrasi 1. Persentase n.a 100%
yang kementerian/lembaga/pe
kapabel merintah daerah dengan
Indeks Kelembagaan baik K/L
Provinsi Kabupaten/Kota
3. Strategi Pelaksanaan
Dalam rangka memastikan pencapaian tujuan dan sasaran Road
Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 tercapai, strategi pelaksanaan
Reformasi Birokrasi harus ditetapkan sebaik mungkin. Road Map
Reformasi Birokrasi 2020-2024 ini menetapkan hal-hal baru yang
tidak ada pada Road Map periode sebelumnya namun juga tetap
mempertahankan hal-hal baik yang dianggap efektif dari Road Map
periode sebelumnya.
Gambar 2.3 Hubungan antara Tujuan dan Sasaran Reformasi Birokrasi dengan Strategi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2020-2024
A. Kesimpulan
Reformasi birokrasi digulirkan sebagai suatu upaya untuk menyelesai-
kan permasalahan pemerintahan, permasalah tersebut meliputi pelayanan
publik yang buruk, pemerintahan yang tidak akuntabel, Korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN),dan puncaknya pada Krisis moneter yang terjadi di Indonesia
pada tahun 1997, krisis ini seakan-akan menjadi puncak dari kekecewaan
rakyat Indonesia terhadap pemerintah. Untuk mengembalikan kepercayaan
rakyat dan membenahi sistem pemerintahan, maka dilaksanakan reformasi
pada sistem pemerintahan di Indonesia.
117
Reformasi Birokrasi di unit kerjanya, dalam PMPRB tersebut terdapat
2 komponen yaitu komponen pengungkit yang dibagi lagi menjadi (aspek
pemenuhan, aspek hasil dan aspek reform) dan hasil, penialian yang menjadi
tolak ukur pelaksanaan refomasi birokrasi.
Setelah membaca bab ini, pembaca di harapkan dapat memahami dan menjelaskan konsep
PMPRB dan Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM serta capaian dari pelaksanaan kedua
program tersebut di Kementerian Hukum dan HAM.
57
1. Pengungkit
Penilaian terhadap setiap program dalam komponen pengungkit
(proses) dan sasaran reformasi birokrasi diukur melalui indikator-indikator
yang dipandang mewakili program tersebut. Sehingga dengan menilai
indikator tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran pencapaian
upaya yang berdampak pada pencapaian sasaran reformasi birokrasi
Komponen pengungkir terbagi atas 3 (tiga) aspek, yaitu Aspek Pemenuhan,
Aspek Hasil Antara Area Area Perubahan dan Aspek Reform. Aspek-aspek
tersebut menjadi bagian dari 8 (delapan) area perubahan reformasi birorkasi,
yaitu: manajemen perubahan, deregulasi kebijakan, organisasi, tata laksana,
SDM aparatur, akuntabilitas, pengawasan, dan pelayanan public.
a. Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan bertujuan untuk menstranformasi system dan
mekanisme kerj organisasi serta mindset (pola pikir) dan cultureset (cara
kerja) individu ASN menjadi adptif, inovatif, responsive, professional,
dan berintegritas sehingga dapat memenuhi tuntutan perkembangan
zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Kondisi
yang ingin dicapai pada area perubahan ini adalah:
1) Aspek Pemenuhan
a) Tim Reformasi Birokrasi
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi
apakah:
3) Aspek Reform
Pada area ini, pengukuran keberhasilan program dilakukan
dengan melihat kondisi apakah:
b. Deregulasi Kebijakan
Deregulasi kebijakan bertujuan untuk menyederhanakan regulasi dan
menghapus regulasi/kebijakan yang sifatnya menghambat. Selain
melaksanakan deregulasi kebijakan, Kementerian Hukum dan HAM
diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan. Kondisi yang ingin dicapai
melalui program ini adalah:
1) Aspek Pemenuhan
a) Harmonisasi
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat
kondisi apakah:
3) Aspek Reform
Pada area ini, pengukuran keberhasilan program dilakukan
dengan melihat kondisi apakah:
a) Peran Kebijakan
(1) Kebijakan yang diterbitkan memiliki peta
keterkaitan dengan kebijakan lainnya;
(2) Kebijakan terkait pelayanan dan atau perizinan
yang diterbitkan; memuat unsur kemudahan
dan efisiensi pelayanan utama Kementerian
Hukum dan HAM;
(3) Kebijakan terkait pelayanan dan atau perizinan
yang diterbitkan memuat unsur kemudahan
dan efisiensi pelayanan utama unit kerja.
b) Penyelesaian Kebijakan
Penyelesaian kebijakan sesuai dengan Program
Legislasi Kementerian Hukum dan HAM.
1) Aspek Pemenuhan
a) Penataan Organisasi
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi
apakah:
3) Aspek Reform
Pada area ini, pengukuran keberhasilan program dilakukan
dengan melihat kondisi apakah:
b) Penyederhanaan Organisasi
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi
apakah jumlah peta proses bisnis yang ideal dalam rangka
penyederhanaan organisasi.
d. Penataan Tatalaksana
Penataan Tatalaksana bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi sistem, proses, dan prosedur kerja pada Kementerian
Hukum dan HAM. Salah satunya adalah dengan menerapkan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang akan menjadi acuan
dalam integrasi proses bisnis, data, infrastruktur, aplikasi dan keamanan
SPBE untuk menghasilkan keterpaduan secara nasional. Kondisi yang
ingin dicapai melalui program ini adalah:
1) Aspek Pemenuhan
a) Proses Bisnis dan Prosedur Operasional Tetap (SOP):
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi
apakah:
1) Aspek Pemenuhan
a) Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan
kebutuhan organisasi
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi
apakah:
a) Kinerja Individu
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi
apakah:
c) Assessment Pegawai
Diukur dengan melihat apakah hasil assessment telah
dijadikan pertimbangan untuk mutasi dan pengembangan
karir pegawai.
e) Kebutuhan Pegawai
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi
apakah hasil perhitungan kebutuhan pegawai telah
dijadikan dasar dalam pembuatan formasi dan penerimaan
pegawai baru.
f) Penyetaraan Jabatan
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi
apakah penyetaraan jabatan administrasi ke jabatan
fungsional dalam rangka penyederhanaan birokrasi telah
dilakukan.
1) Aspek Pemenuhan
a) Keterlibatan Pimpinan
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi
apakah:
3) Aspek Reform
Pada area ini, pengukuran keberhasilan program dilakukan
dengan melihat kondisi apakah:
g. Penguatan Pengawasan
Penguatan Pengawasan bertujuan untuk meningkatkan
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM. Kondisi yang ingin dicapai
melalui program ini adalah
1) Aspek Pemenuhan
a) Gratifikasi
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi
apakah:
1) Aspek Pemenuhan
a) Standar Pelayanan
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi
apakah:
3) Aspek Reform
Pada area ini, pengukuran keberhasilan program dilakukan
dengan melihat:
2. Hasil
Komponen Hasil merupakan dampak dari upaya-upaya atau program/
kegiatan yang telah dilakukan dalam mewujudkan sasaran reformasi
birokrasi. Komponen hasil terbagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai
berikut:
I. Manajemen Perubahan
Tujuan
Mengubah secara sistematis dan konsisten mekanisme kerja, pola pikir (mind
set), serta budaya kerja (culture set) individu pada unit kerja yang dibangun,
menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan zona
integritas.
Target
1. Meningkatnya komitmen seluruh jajaran pimpinan dan pegawai unit kerja
dalam membangun zona integritas menuju WBK/WBBM;
2. Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja pada unit kerja yang
diusulkan sebagai zona integritas menuju WBK/WBBM; dan
3. Menurunnya resiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya
resistensi terhadap perubahan.
Indikator Proses Kegiatan
1. Membuat undangan Pembentukan Tim Kerja
WBK/WBBM;
2. Melaksanakan rapat Pembentukan Tim
Kerja WBK/WBBM;
3. Penentuan anggota Tim Kerja WBK/WBBM
melalui seleksi dengan mempertimbangkan
Penyusunan Tim Kerja a. kompetensi;
b. memahami tusi;
c. berdedikasi;
d. tidak bermasalah;
e. tidak pernah melakukan tindak pidana
serta pelanggaran kode etik dan disiplin.
4. Pengesahan Tim Kerja WBK/WBBM.
a. Komponen Pengungkit
Komponen pengungkit merupakan komponen yang menjadi faktor
penentu pencapaian sasaran hasil pembangunan zona integritas
menuju WBK/WBBM. Di bawah ini adalah tabel rincian bobot
komponen pengungkit penilaian unit kerja Berpredikat Menuju WBK /
Menuju WBBM.
Bobot
No. Komponen Pengungkit
(60%)
1. Manajemen Perubahan 8%
2. Penataan Tatalaksana 7%
3. Penataan Sistem Manajemen SDM 10%
4. Penguatan Akuntabilitas Kinerja 10%
5. Penguatan Pengawasan 15%
6. Penguatan Kualitas Pelayanan Publik 10%
b. Indikator komponen Hasil
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani, fokus pelaksanaan reformasi
birokrasi tertuju pada dua sasaran utama, yaitu:
Bobot
No. Unsur Indikator komponen Hasil
(40%)
1. Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan 20%
Bebas KKN
2. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan 20%
Publik kepada Masyarakat
a) Level (Kementerian)
1) Mendapatkan predikat minimal Wajar Dengan Pengecualian
dari BPK atas opini laporan keuangan untuk pengusulan
predikat WBK;
2) Mendapatkan predikat minimal Wajar Tanpa Pengecualian
dari BPK untuk pengusulan predikat WBBM;
3) Mendapatkan nilai AKIP minimal “B”
b) Level unit kerja (Tingkat Satker)
1) Memiliki peran dan penyelenggaraan fungsi pelayanan
strategis;
2) Telah melaksanakan program reformasi birokrasi secara
baik;
3) Mengelola sumber daya yang cukup besar;
4) Untuk pengajuan unit kerja berpredikat WBBM, unit kerja
yang diusulkan merupakan unit kerja yang sebelumnya
telah mendapatkan predikat WBK.
c) Pra Reviu terhadap Usulan unit kerja Berpredikat Menuju
WBK/WBBM oleh TPN
Hasil penilaian TPI pada unit kerja yang diajukan telah memenuhi
ambang batas penilaian, yaitu:
1) Menuju WBK
a. total nilai pengungkit minimal 75,00 dengan minimal nilai
pengungkit 40;
b. bobot nilai per area pengungkit minimal 60% pada semua
area pengungkit untuk predikat Menuju WBK;
c. nilai komponen ”hasil” terwujudnya pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN” minimal 18,50 untuk Menuju WBK;
d. nilai sub komponen “Survei Persepsi Anti Korupsi” minimal
13,5 atau minimal skor survei 3,60 untuk Menuju WBK;