Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
TAHUN 2023

TIM REFORMASI BIROKRASI


INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah Yang Maha
Kuasa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. sehingga dokumen
Laporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ISI Surakarta Tahun 2023 periode I telah
selesai disusun. Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di tahun 2023.
Laporan ini berisi capaian program dan kegiatan Reformasi Birokrasi maupun
permasalahan yang dihadapi. Laporan ini disusun sebagai bahan acuan dan feed
back guna mendukung pelaksanaan evaluasi internal maupun eksternal.
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di ISI Surakarta masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak agar kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di ISI Surakarta pada tahun-tahun mendatang. Akhir kata,
kami berharap Laporan ini dapat memenuhi harapan setiap pemangku kepentingan
dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, Agustus 2023


Wakil Rektor II

Dr. Joko Budiwiyanto, S.Sn., M.A.


NIP. 197207082003121001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....... iii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………...... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………... 1
B. Dasar Hukum…………………………………………………………. 2
C. Ruang Lingkup…...………………………………………………….... 2
BAB II. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 3
A. Tim RBI……………………………………......................................... 3
B. Mekanisme Pelaksanaan Reformasi Birokrasi ……………………….. 5
BAB III. CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI...……….... 9
A. Progress Area Manajemen Perubahan ………………………………... 9
B. Progress Area Deregulasi Kebijakan.…………………………………. 14
C. Progress Area Penataan dan Penguatan Organisasi……………….…... 18
D. Progress Area Penataan Tata Laksana………………………………… 19
E. Progress Area Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur …………. 23
F. Progress Area Penguatan Akuntabilitas (Akuntabilitas Kinerja)……… 38
G. Progress Area Penguatan Pengawasan ……………………………….. 42
H. Progress Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik ………………. 44
BAB IV. PERMASALAHAN DAN KENDALA……………………………….. 52
BAB V. RENCANA TINDAK LANJUT………………………………………... 56
A. Rencana Tindak Lanjut penanganan masalah dalam pelaksanaan ……. 56
B. Rencana Tindak Lanjut dalam mencapai sasaran …………………….. 56
BAB V. PENUTUP………………………………………………………………. 57
A. Kesimpulan………………………………………………………………. 57
B. Saran. ……………………………………………………………………. 57

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi birokrasi ISI Surakarta saat ini masih terdapat beberapa persoalan,
yaitu:
1. Legal drafting belum menjadi basis pengambilan kebijakan sehingga
sangat minim produk hukum yang dihasilkan untuk memayungi jalannya
layanan birokrasi;
2. Pembagian kewenangan pengambilan kebijakan dalam proses layanan
birokrasi belum terdefinisi menjadi proses urusan birokrasi
berdasarkan peraturan perundangan;
3. Layanan birokrasi masih didominasi oleh kebiasaan daripada
berdasarkan kerangka legal sehingga kualitas layanan lebih ditentukan
oleh kreativitas individual SDM aparatur;
4. Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi masih
banyak yang pasif karena belum didukung mekanisme penyerahan
pengelolaan SIM kepada unit -unit terkait; dan
5. Sistem layanan informasi publik belum didukung oleh mekanisme
sistemik yang mapan dan terukur.
Kondisi yang diinginkan pada birokrasi ISI Surakarta saat ini adalah:
1. Adanya payung hukum yang mapan untuk proses birokrasi di ISI
Surakarta;
2. Adanya proses bisnis, rincian tugas, dan standar operasional prosedur
sebagai instrumen mekanisme birokrasi yang terukur;
3. Terinternalisasikannya nilai budaya kerja untuk mewujudkan good
university governance;
4. Terbangunnya sistem informasi layanan terpadu untuk mendukung
layanan proses birokrasi; dan
5. Adanya kebijakan mengenai akses informasi publik sebagai bentuk
layanan publik.

1
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi yang mengatur tentang pelaksanaan program
reformasi birokrasi.
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Manajemen Perubahan.
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quick
Wins.
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang pedoman Pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani di lingkungan Instansi Pemerintah.
6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 17
Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Indonesia
7. Surakarta
8. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 29
Tahun 2017 tentang Statuta Institut Seni Indonesia Surakarta.
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Road Map
Reformasi Birokrasi 2020-2024

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup reformasi birokrasi meliputi delapan (8) area perubahan, yaitu:
(1) manajemen perubahan; (2) penguatan pengawasan; (3) penguatan akuntabilitas
kinerja; (4) penataan dan penguatan organisasi; (5) penataan tata laksana; (6)
penataan sistem manajemen SDM aparatur; (7) penataan peraturan perundang-
undangan; dan (8) peningkatan kualitas pelayanan publik.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

A. Tim RBI
Tim reformasi birokrasi ISI Surakarta merupakan kesatuan organisasi yang
dibentuk Rektor ISI Surakarta untuk menjalankan agenda reformasi birokrasi
berdasarkan peta jalan yang telah ditetapkan (Keputusan Rektor Institut Seni
Indonesia Surakarta Nomor 338/IT6.1/OT.02/2021 Tentang Peta Jalan Reformasi
Birokrasi Institut Seni Indonesia Surakarta Tahun 2020-2024) Tim reformasi
birokrasi terdiri dari para ASN yang ada di unit-unit di lingkungan ISI Surakarta.
Tim ini dibentuk merujuk pada tugas dan fungsi yang dilakukan di lingkungan ISI
Surakarta.
Tim manajemen perubahan, bertugas untuk menyusun tim reformasi
birokrasi, menyusun road map reformasi birokrasi, pemantauan dan evaluasi
reformasi birokrasi, serta menciptakan program-program untuk terciptanya
perubahan pola pikir dan budaya kinerja di lingkungan ISI Surakarta yang lebih
baik.
Tim penguatan pengawasan bertugas atas hal-hal berupa pengendalian
gratifikasi, penerapan SPIP, pengaduan masyarakat, whistle-blowing system,
penanganan benturan kepentingan, serta pembangunan zona integritas.
Tim penguatan akuntabilitas kinerja bertugas untuk lebih meningkatnya
keterlibatan pimpinan dalam pengelolaan akuntabilitas kinerja dalam menyusun
perencanaan program dan anggaran, menyusun indikator kinerja utama, menyusun
laporan akuntabilitas kinerja. Tugas utama ini menjadikan birokrasi lebih berkinerja
dan mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya.
Tim penataan dan penguatan organisasi bertugas untuk melakukan analisis
organisasi agar lebih efektif dan efisien serta meningkatnya kapasitas dalam
melaksanakan tupoksi. Tugas utama menciptakan budaya yang lebih kondusif
dalam mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien.
Tim penataan tata laksana bertugas terlibat dalam perancangan
pendayagunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen,

3
penataan ulang dalam rangka menciptakan efisiensi dan efektivitas proses
manajemen (SOP), pengawasan dan pengelolaan arsip, dalam upaya untuk
peningkatan kinerja instansi.
Tim penataan sistem manajemen SDM aparatur bertugas perencanaan
kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi, pengembangan pegawai
berbasis kompetensi, penetapan kinerja individu, penegakan aturan disiplin/kode
etik/kode perilaku pegawai, pelaksanaan evaluasi jabatan, serta menciptakan sistem
informasi kepegawaian yang integral.
Tim penataan peraturan perundang-undangan bertugas mengidentifikasi
peraturan perundangan, melakukan deregulasi peraturan perundang-undangan,
harmonisasi peraturan, untuk menciptakan efektivitas dalam pengelolaan peraturan
di lingkungan ISI Surakarta.
Tim peningkatan kualitas pelayanan publik bertugas menetapkan standar
pelayan publik, budaya pelayanan prima, pengelolaan informasi dan pengaduan
mas yarakat, dan penilaian kepuasan terhadap pelayanan.
Susunan tim reformasi birokrasi ISI Surakarta adalah sebagai berikut.

NO JABATAN NAMA
1. Pengarah Ir. Agung Prasetyo, M.M.

2. Penanggung Jawab Dr. I Nyoman Sukerna,


S.Kar., M.Hum.
3. Ketua Dr. Joko Budiwiyanto, S.Sn.,
M.A.
4. Sekretaris Prastawa Sunu, S.Sos., M.M.
Esha Karwinarno, S.Sn.,
M.M.
5. Anggota
a Sekretariat Natasha Anggun Swasana,
A.Md.
Elisa Vindu Nugrahini, S.Sn.
b. Area Manajemen Perubahan Wahyu Novianto, S.Sn.,
M.Sn.
Anton Rosanto, S.Sn.

4
c. Area Deregulasi Kebijakan Jamal, SIP., MA.
Yanuar Dwi Anggara, SH.

d. Area Penataan Organisasi Dony Yuwono, S.Kom., M.M.


Stefanus Dewanto Priyagung
Jati Barata, S.H
e. Area Penataan Tata Laksana Anhar Widodo, S.Sos.
Agung Cahyo Sasongko,
A.Md.
Chandra Aan Setiawan,
S.Kom
f. Area Sistem Manajemen SDM Sri Sutartini, SH., M.H
Bowo Priyanto., S.Kom.
g. Area Akuntabilitas Wiwik Setiyowati, S.Si.,
M.M.
Whilda Kamila Sari, S.Si
h. Area Penguatan Pengawasan Drs. Supriyanto, M.Sn
Ana Anik Widowati., SE
i. Area Pelayanan Publik Iwan Sulistyo, SE, M.M.
Irvan Muhamad Nursyahid,
S.Kom., MM

B. Mekanisme Pelaksanaan Reformasi Birokrasi


Pelaksanaan reformasi birokrasi diawali dengan penyusunan Tim Reformasi
Birokrasi yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor
530/IT6.1/KP/2021 tentang Perubahan Keputusan Rektor Nonor 66/IT6.1/KP/2021
Tentang Tim Kerja Reformasi Birokrasi Institut Seni Indonesia Surakarta.
Selanjutnya Tim reformasi birokrasi menyusun peta jalan reformasi birokrasi yang
telah ditetapkan Rektor dalam Keputusan Rektor Institut Seni Indonesia Surakarta
Nomor 338/IT6.1/OT.02/2021 Tentang Peta Jalan Reformasi Birokrasi Institut Seni
Indonesia Surakarta Tahun 2020-2024, yang meliputi 8 area perubahan.
Berdasarkan peta jalan reformasi birokrasi tersebut, masing-masing area perubahan
melaksanakan rencana aksi yang telah tertuang sebagai berikut.
1. Manajemen Perubahan:
a. Pengembangan dan penguatan nilai-nilai untuk meningkatkan komitmen
dan implementasi perubahan (reform);
b. Penguatan nilai integritas;

5
c. Pengembangan dan penguatan peran agen perubahan dan role model.
d. Pengembangan budaya kerja dan cara kerja yang adaptif dalam
menyongsong revolusi industri 4.0.
2. Deregulasi Kebijakan
a. Melakukan identifikasi dan pemetaan kebutuhan regulasi lingkup ISI
Surakarta untuk mendukung pelaksanaan proses bisnis;
b. Melakukan perencanaan kebijakan yang meliputi agenda setting dan
formulasi kebijakan;
c. Melakukan evaluasi kemanfaatan kebijakan yang telah disusun;
3. Penataan Organisasi/Kelembagaan:
a. Asesmen organisasi berbasis kinerja;
b. Restrukturisasi (penyederhanaan) kelembagaan berdasarkan hasil
asesmen;
c. Membentuk struktur organisasi yang tepat fungsi;
4. Penataan Tata Laksana:
a. Perintisan manajemen SPBE;
b. Perancangan Tata Kelola SPBE;
c. Penerapan layanan SPBE;
d. Melakukan pengelolaan arsip sesuai aturan;
e. Implementasi manajemen kearsipan modern dan handal (dari manual ke
digital);
f. Melakukan pengelolaan keuangan secara tepat dan sesuai aturan;
g. Melakukan pengelolaan atas aset sesuai dengan kaedah dan aturan yang
berlaku;
h. Pengembangan proses bisnis instansi dan unit;
i. Penyelarasan Proses Bisnis dan POS.
5. Penataan Sistem Manajemen SDM;
a. Pemetaan Kompetensi Pegawai;
b. Redistribusi Pegawai sesuai kompetensi;
c. Penetapan target kinerja Pegawai sesuai dengan kompetensi pegawai
dalam jabatan;

6
d. Rekrutmen Pegawai berbasis TIK;
e. Pengembangan Kompetensi Pegawai;
f. Promosi dan Mutasi Pegawai;
g. Pengembangan Sistem penilaian kinerja yang terintegrasi;
h. Pemberian Penghargaan kepada pegawai;
i. Pengembangan sistem pelayanan kepegawaian berbasis TIK.
6. Penguatan Akuntabilitas:
a. Penguatan dan sosialisasi Penyelenggaraan SAKIP di ISI Surakarta;
b. Pembinaan dan asistensi unit kerja di lingkungan ISI Surakarta;
c. Peningkatan keselarasan kinerja unit kepada kinerja organisasi (goal and
strategy cascade).
d. Penguatan pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas kebijakan, program,
kegiatan dan anggaran dengan pelibatan pimpinan unit kerja.
e. Pelaksanaan tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi sebagai bahan
masukan dalam penyusunan Perencanaan program, kegiatan dan anggaran
di tahun berikutnya.
7. Penguatan Pengawasan:
a. Melakukan penguatan implementasi sistem pengendalian dan pengawasan
internal;
b. Meningkatkan Kompetensi SPI;
c. Melakukan pengelolaan dan akuntabilitas keuangan sesuai kaedah dan
aturan yang berlaku;
d. Melakukan pengelolaan barang dan jasa sesuai aturan;
e. Pembangunan unit kerja Zona Integritas menuju WBK/WBBM;
f. Penguatan pengendalian gratifikasi;
g. Penguatan penanganan pengaduan dan komplain;
h. Penguatan efektivitas manajemen risiko;
i. Pelaksanaan pemantauan benturan kepentingan.
8. Penguatan Pelayanan Publik
a. Melakukan penguatan implementasi kebijakan bidang pelayanan publik
(Standar Pelayanan, Maklumat Pelayanan, SKM);

7
b. Pengembangan survey kepuasan masyarakat secara sistemik dan
berkelanjuta
c. Peningkatan pelayanan publik berbasis elektronik dalam rangka integrasi
layanan sehingga dapat memberikan pelayanan yang mudah, murah, cepat,
dan terjangkau
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelayanan
publik secara berkala.
e. Pengukuran kepuasan masyarakat secara berkala;
f. Pengelolaan pengaduan pelayanan publik secara terpadu, tuntas dan
berkelanjutan dalam rangka memberikan akses kepada publik dalam
mendapatkan pelayanan yang baik.

8
BAB III
CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

A. Progress Area Manajemen Perubahan


Area manajemen perubahan di ISI Surakarta meliputi: (1) Pengembangan dan
penguatan nilai-nilai untuk meningkatkan komitmen dan implementasi perubahan
(reform), (2) Penguatan nilai integritas, (3) Pengembangan dan penguatan peran
agen perubahan dan role model.(4) Pengembangan budaya kerja dan cara kerja
yang adaptif dalam menyongsong revolusi industri 4.0.
Atas dasar empat hal tersebut, ISI Surakarta telah melakukan: (a) pembentukan tim
manajemen perubahan; (b) perumusan nilai-nilai good university governance dan
sosialisasi serta internalisasi nilai-nilai budaya kerja.
1. Pembentukan Tim Manajemen Perubahan
Pembentukan tim reformasi birokrasi yang dituangkan dalam SK Rektor Nomor
530/IT6.1/KP/2021. Tahapan kerja dimulai dari perencanaan, pengembangan,
implementasi, dan evaluasi untuk menghasilkan output sesuai target yang
direncanakan. Tahapan kerja, output, dan capaian dapat dilihat tabel berikut.
Tahapan Kerja Indikator Output Capaian
Perencanaan
Menyusun Draft Tim Reformasi Draft bahan pembahasan 1 dokumen
Birokrasi ISI Surakarta
Menyusun Draft Roadmap/Peta Draft bahan pembahasan 1 dokumen
Jalan
Reformasi Birokrasi ISI
Surakarta
Identifikasi tugas dan fungsi Tim Rincian tugas dan fungsi 1 dokumen
Manajemen Perubahan Tim Manajemen
Area Perubahan
Pengembangan
Pembahasan Draft Tim Notulen rapat 1 dokumen
Reformasi Birokrasi ISI
Surakarta
Pembahasan Draft Roadmap/Peta Notulen rapat 1 dokumen
Jalan Reformasi
Birokrasi ISI Surakarta
Penyusunan tugas-tugas Tim Dokumen rincian tugas 1 dokumen
Manajemen Perubahan

9
Implementasi
Penetapan Tim Reformasi SK Rektor Nomor 1 SK Rektor
Birokrasi ISI Surakarta 530/IT6.1/KP/2021
Penetapan Roadmap/Peta Jalan SK Rektor Nomor Semua unit
Reformasi Birokrasi ISI 338/IT6.1/OT.02/2021 kerja di ISI
Surakarta Surakarta
Pelaksanaan tugas dan fungsi Dokumen laporan 1 dokumen
Tim Manajemen Perubahan pelaksanaan
Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap Laporan 1 dokumen
kinerja Tim Manajemen
Perubahan

2. Pengembangan budaya kerja dan cara kerja yang adaptif dalam menyongsong
revolusi industri 4.0.
Seperti yang kita ketahui bersama Presiden Joko Widodo yang secara resmi telah
meluncurkan core values baru bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). BerAKHLAK‟
dan employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa” pada tanggal 27 Juli 2021.
Hal ini tentu membuat semua instansi pemerintah merujuk pada nilai dasar tersebut
sebagai budaya kerja di instansi masing-masing. Adapun latar belakang peluncuran
new branding budaya kerja ini didasari pada penerjemahan yang berbeda-beda antar
Kementerian, Lembaga, Dinas, dan Instansi yang ada terhadap nilai-nilai dasar serta
kode etik dan kode perilaku ASN. Berbagai nilai-nilai yang ada inilah kemudian
disatukan dalam 7 (tujuh) nilai dasar yang lebih mudah dipahami dan diterapkan
oleh seluruh ASN. Tujuh nilai dasar dari BerAKHLAK terdiri atas komponen:
a. Berorientasi Pelayanan – seorang ASN diharapkan mampu memahami dan
memenuhi ekspektasi masyarakat dalam memberikan pelayanan publik
(ramah, cekatan, solutif, dapat diandalkan dan perbaikan berkelanjutan).
b. Akuntabel – jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas
tinggi, dalam melaksanakan tugas secara efektif dan efisien serta tidak
menyalahgunakan kewenangan jabatan.
c. Kompeten – nilai perilaku ASN yang terus meningkatkan kompetensi diri,
menjawab tantangan yang selalu dinamis dan melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.

10
d. Harmonis – sikap saling menghargai tanpa memandang latar belakang, suka
menolong dan membangun kerja yang kondusif.
e. Loyal – panduan perilaku yang memegang teguh ideologi Pancasila dan UUD
Negara RI Tahun 1945, setia kepada NKRI, selalu menjaga nama baik negara,
instansi, pimpinan, sesama ASN serta menjaga rahasia jabatan dan negara.
f. Adaptif – Perilaku positif dalam hal menyesuaikan diri menghadapi perubahan,
kreatif dan inovatif serta bertindak proaktif.
g. Kolaboratif – Sikap yang selalu memberikan kesempatan kepada pihak lain
untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama yang memberikan nilai
tambah dan menggerakkan pemanfaatn berbagai sumber daya demi mencapai
tujuan bersama.
Kementerian PAN dan RB (2021) juga menegaskan amanat Presiden dengan
lahirnya core values BerAKHLAK‟ diharapkan dapat memudahkan adaptasi bagi
ASN ketika melakukan mobiltas antar instansi pemerintah (tidak ada lagi ego
sektoral, daerah dan ilmu), birokrasi lebih cepat dalam proses pelayanan sesuai
dengan employer branding „Bangga Melayani Bangsa‟. Salah satu makna
pentingnya adalah nilai tambah berupa kolaborasi lintas organisasi sehingga
memudahkan birokrasi lebih lincah dan inovatif. Seperti kita ketahui bersama,
perubahan Birokrasi yang dinamis tidak dapat diraih tanpa transformasi
pengelolaan SDM Aparatur yang mumpuni sebagai motor dalam memberikan
pelayanan prima kepada Masyarakat.
Budaya kerja di lingkungan ISI Surakarta tentu mengacu pada core values
tersebut „BerAKHLAK‟ dan mengadopsinya menjadi “artistik” sebagai rumusan
nilai luhur yang dijunjung tinggi sebagai nilai budaya kerja ISI Surakarta dan telah
ditetapkan sebagai nilai acuan dalam rentang Reformasi Birokrasi 2020-2024.
Artistik adalah sebuah akronim dari “Artikulatif dalam Inovasi dan Inspiratif
dalam Kreasi”. Secara filosofis Artistik mempunyai empat nilai dasar yaitu
Artikulatif, Inovatif, Inspiratif, dan Kreatif. Empat nilai dasar ini merupakan nilai
budaya kerja sebagai landasan penting bagi setiap aparatur di ISI Surakarta untuk
menjalankan organisasi yang transparan dan akuntabel. Nilai budaya kerja intinya
adalah membangun budaya kerja di ISI Surakarta dalam bingkai “bekerja

11
bermartabat dan bermanfaaf” untuk mewujudkan ISI Surakarta sebagai “Kampus
Artistik”, yaitu: “ARTIKULATIF dalam INOVASI, INSPIRATIF dalam
KREASI”.
ARTIKULATIF adalah kemampuan untuk menyuarakan, menyampaikan
kebenaran dengan jelas, meletakkan fungsi secara tepat yang berpengaruh terhadap
penyelesaian pekerjaan, pengambilan kebijakan atau pengambilan keputusan.
Artikulatif juga dimaknai sebagai kemampuan untuk melakukan inisiatif dengan
segera dapat melihat masalah yang muncul dan mencari solusi atas permasalahan
tersebut. Solusinya dirumuskan secara komprehensif dengan memperhatikan
seluruh bagian sehingga masalahnya dapat diselesaikan secara menyeluruh.
Artikulatif merupakan perwujudan dari pribadi yang berintegritas, berkaitan dengan
bagaimana individu membangun dan mempertahankan identitas dirinya (proses
pengendalian internal); dan berkaitan dengan bagaimana individu melakukan
perbuatan yang bermoral (proses partisipasi eksternal). Secara garis besar
Artikulatif artinya memiliki kemampuan sebagai dinamisator dan fasilitator bagi
pertumbuhan kinerja Institut Seni Indonesia Surakarta.
INOVATIF adalah kesediaan untuk senantiasa berpartisipasi dalam setiap
kegiatan dengan memiliki pembaharuan untuk mencapai tuntutan pengembangan
pekerjaan yang lebih baik. Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang
terbuka dan konstruktif serta mampu menghasilkan kebaruan untuk terobosan dan
solusi dalam pemecahan masalah. Selalu proaktif melakukan penyempurnaan dan
perbaikan berkala dan berkelanjutan. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam bekerja secara efektif dan efisien untuk melayani kebutuhan
stakeholder. Memberikan dukungan kepada rekan kerja demi pencapaian tujuan
Institut Seni Indonesia Surakarta.
INSPIRATIF adalah kemampuan untuk mendiskripsikan maksud, ide, dan
gagasan dengan dilandasi rasa ketulusan, kesetiaan, tanggung jawab dan komitmen
yang tinggi terhadap kemajuan organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Inspiratif juga dimaknai kemampuan untuk menciptakan Ide- ide kreatif yang dapat
muncul baik dari dalam diri sendiri maupun stimulus dari luar yang dilakukan tanpa
pamrih (iklas, ketulusan dan dilakukan dengan penuh dedikasi. Hal ini bisa berasan

12
dari pengalaman, permasalahan, dan pengembangan. Inspiratif adalah individu
yang kredibel, kompeten, dan kapabel untuk mengilhami, menggerakkan,
membangkitkan atau mengobarkan semangat untuk melakukan hal yang positif dan
produktif demi tercapainya tujuan Institut Seni Indonesia Surakarta.
KREATIF adalah sebuah upaya mencipta untuk menyelesaikan persoalan
dalam lingkungan pekerjaan baik sebagai sebuah solusi atas masalah atau usulan
untuk pengembangan institusi dalam upaya mencapai tujuan dan mewujudkan visi
dan misi Institut. Dalam praktiknya, kreatif adalah sikap mental dan spirit yang
dimiliki secara pribadi, kolektif, maupun sektoral bidang/bagian sesuai dengan
kapasitas, tugas, dan tanggung jawabnya. Sikap yang dimaksudkan adalah bahwa
setiap pegawai dan civitas akademika ISI Surakarta mempunyai semangat bekerja
dan berusaha serta secara terus- menerus berbuat baik di lingkungan kerja maupun
di lingkungan masyarakat.

Gambar 1. Logo nilai budaya kerja ISI Surakarta, 2020-2024

Nilai budaya kerja selanjutnya disosialisasikan dan diinternalisasikan kepada


segenap pegawai di ISI Surakarta. Luaran dari internalisasi adalah terbangunnya
budaya kerja yang harmoni di lingkungan ISI Surakarta.
Tahapan pencapaian perumusan nilai-nilai budaya kerja dapat dilihat tabel
berikut.
Tahapan Kerja Indikator Output Capaian
Perencanaan

13
Identifikasi budaya kerja ISI Dokumen rencana 1
Surakarta pengembangan nilai-nilai dokumen
Pengembangan
Merumuskan nilai budaya Dokumen nilai budaya kerja 1
kerja ISI Surakarta dokumen
Implementasi
Sosialisasi dan internalisasi Jumlah sosialisasi ke unit 1 kegiatan
nilai budaya kerja kerja
Implementasi dan penerapan Indeks persepsi penerapan 1
nilai budaya kerja nilai budaya kerja dokumen
Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap Laporan 1
penerapan budaya kerja dokumen

Pelaksanaan reformasi birokrasi khususnya pada area manajemen perubahan


diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan kinerja birokrasi di lingkungan ISI
Surakarta. Manajemen perubahan menjadi stimulan utama yang selanjutnya diikuti
dengan perubahan pada berbagai area sehingga menjadikan birokrasi yang baik,
transparan dan akuntabel dalam mewujudkan good university govermance.
Reformasi birokrasi harus dilakukan secara sungguh sungguh, konsisten,
melembaga, bertahap, dan berkelanjutan untuk mampu menghasilkan pelayanan
publik yang maksimal.

B. Progress Area Deregulasi Kebijakan


ISI Surakarta melakukan penelaahan terhadap peraturan dan perundangan
lainnya yang sudah disusun berdasarkan Peraturan Rektor Nomor 1 Tahun
2017.tentang Tata cara Pembentukan Peraturan Internal Institut Seni Indonesia
Surakarta. Program Penataan Peratutan Perundang-undangan ini bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan organisasi. Di samping itu, juga dilakukan pemetaan kebutuhan
peraturan perundangan yang dibutuhkan sebagai pedoman pelaksanaan layanan
yang diselenggarakan oleh ISI Surakarta. Kegiatan Penataan Peraturan dan
Perundang-undangan meliputi :
1. Identifikasi peraturan dan perundangan-undangan lainnya untuk mengetahui
relevansi dan harmonisasinya

14
2. Identifikasi kebutuhan peraturan dan perundang-undangan lainnya yang
dibutuhkan untuk penyelenggaraan layanan
3. Menyusun agenda setting dan formulasi kebijakan berdasarkan hasil
identifikasi relevansi dan harmonisasi peraturan dan perundang-undangan
lainnya serta kebutuhan ketersediaannya
4. Identifikasi kemanfaatan peraturan dan perundang-undangan lainnya dalam
mendukung kelancaran pelaksanaan layanan
Langkah selanjutnya adalah menindaklanjuti hasil kegiatan tersebut, dengan
melakukan:
1. Untuk peraturan yang tidak relevan akan dilakukan pengkajian untuk
pencabutan peraturan-peraturan tersebut;
2. Untuk peraturan yag tumpang tindih dan tidak harmonis akan dilakukan
pengkajian untuk perubahan terhadap peraturan-peraturan tersebut.
3. Untuk peraturan yang dibutuhkan dan belum tersedia dilakukan penyusunan
peraturan – peraturan tersebut.

a. Bidang Akademik dan Kemahasiswaan


1) Peraturan Rektor
a) Peraturan Rektor Institut Seni Indonesia Surakarta Nomor
1/IT6.1/KM/2019 Tentang Pedoman Dan Tata Laksana Organisasi
Kemahasiswaan Institut Seni Indonesia Surakarta;
b) Peraturan Rektor No 8 Tahun 2019 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Internal;
c) Peraturan Rektor No 13 Tahun 2019 tentang Pedoman Pemberian
Penghargaan Mahasiswa Berprestasi ISI Surakarta;
d) Peraturan Rektor No 3 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan E-
Learning di ISI Surakarta;
e) Peraturan No 4 Tahun 2020 tentang Pendidikan Jarak Jauh ISI
Surakarta;
2) Keputusan Rektor
a) Keputusan Rektor tentang Daya Tampung;

15
b) Keputusan Rektor Nomor 703/IT6.1/PP/2020 tentang Implementasi
Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka Di Lingkungan
Institut Seni Indonesia Surakarta;
c) Keputusan Rektor No 19/IT6.1/PP/2019 tentang Tim Pengelola PD-
DIKTI;
d) Keputusan Rektor Nomor 554/IT6.1/KM/2020 tentang Penyetaraan
Prestasi Mahasiswa Bidang Kemahasiswaan Dengan Tugas
Akademik Mahasiswa;
e) Keputusan Rektor No 131/IT6.1/KM/2019 tentang Pengangkatan Tim
Kelompok Kerja Program Mahasiswa Wirausaha;
f) Keputusan Rektor tentang Pengangkatan Tim Kelompok Kerja
Program Kreativitas Mahasiswa.
g) Keputusan Rektor Nomor 98/IT6.1/PP/2021 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pertukaran Mahasiswa Antar Program Studi di
Lingkungan Institut Seni Indonesia Surakarta Dalam Rangka
Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Mbkm)

b. Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat


1) Keputusan Rektor
a) Keputusan Rektor No. 248/IT6.1/KP/2019 tentang Pendirian Pusat
Inovasi dan Inkubasi Bisnis;
b) Keputusan Rektor No. 18515/IT6.1/PP/2017 tentang Pendirian Sentra
Kekayaan Intelektual ISI Surakarta;
c) Keputusan Rektor No. 702/IT6.1/KP/2020 tentang Penetapan Rencana
Induk Pengembangan (RIP) Penelitian Tahun 2021-2025 Institut Seni
Indonesia Surakarta;
d) Keputusan Rektor No. 15867/IT6.1/LT/2018 tentang Pengelolaan
Jurnal Terpadu;
e) Keputusan Rektor No. 136/IT6.1/PG/2020 tentang Pemberian Insentif
Pendaftaran Kekayaan Intelektual Bagi Pencipta, Pendesain, Inventor
Dan Pemilik Merek Pada Sentra HKI Lembaga Penelitian, Pengabdian

16
Pada Masyarakat, Pengembangan Pembelajaran Dan Penjaminan Mutu
(LP2MP3M) Institut Seni Indonesia Surakarta Tahun Anggaran 2020;
f) Keputusan Rektor No. 137/IT6.1/PG/2020 tentang Pemberian Insentif
Atas Publikasi Ilmiah, Buku Referensi, Book Chapter, Dan Jurnal
Internasional Bagi Dosen Dan Tenaga Kependidikan Pada Lembaga
Penelitian, Pengabdian Pada Masyarakat, Pengembangan Pembelajaran
Dan Penjaminan Mutu (LP2MP3M) Institut Seni Indonesia Surakarta
Tahun Anggaran 2020.

c. Bidang Tata Kelola dan Kelembagaan


1) Peraturan Rektor
a) Peraturan Rektor No. 15 Tahun 2019 tentang Indeks
Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan di ISI Surakarta;
b) Peraturan Rektor No. 16 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja
Pendidik dan Tenaga Kependidikan ISI Surakarta;
c) Peraturan Rektor No. 17 Tahun 2019 tentang Pengembangan
Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan ISI Surakarta;
d) Peraturan Rektor No. 18 Tahun 2019 tentang Pengendalian Gratifikasi
di Lingkungan ISI Surakarta;
e) Peraturan Rektor No. 01 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pembentukan
Peraturan Internal di ISI Surakarta;
f) Peraturan Rektor No. 03 Tahun 2017 tentang Rencana Pengembangan
Jangka Panjang, Rencana Strategis, dan Rencana Operasional;
g) Peraturan Rektor No. 07 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Sarana
Prasarana di ISI Surakarta;
h) Peraturan Rektor No. 9 Tahun 2017 tentang Sistem Pengendalian dan
Pengawasan Internal;
i) Peraturan Rektor No. 1a Tahun 2018 tentang Standar BIaya Satuan
Kegiatan PNBP;
j) Peraturan Rektor No. 04 Tahun 2018 tentang Satuan Pengawas
Internal;

17
k) Peraturan Rektor No. 5 Tahun 2018 tentang Pedoman Kerjasama di
ISI Surakarta;
l) Peraturan Rektor Institut Seni Indonesia Surakarta No. 09 Tahun 2018
Tentang Kode Etik Pegawai Institut Seni Indonesia Surakarta;
m) Peraturan Rektor No. 2 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan SAKIP ISI
Surakarta;
n) Peraturan Rektor No. 6 Tahun 2020 tentang Tata Kerja dan Koordinasi
Tugas antar bidang Masa Transisi;
o) Peraturan Rektor No. 6 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Kearsipan di ISI Surakarta.
2) Keputusan Rektor
a) Keputusan Rektor No. 631/IT6.1/OT/2019 Tentang Analisis Beban
Kerja Jabatan Pelaksana Di Lingkungan Institut Seni Indonesia
Surakarta;
b) Keputusan Rektor tentang Penyesuaian Indikator Renstra;
c) Keputusan Rektor No. 700/IT6.1/PR/2020 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran (RKA) Berbasis Unit
Kerja Institut Seni Indonesia Surakarta;
d) Keputusan Rektor tentang Pengangkatan Tim Kerja Reformasi
Birokrasi.

C. Progress Area Penataan dan Penguatan Organisasi


Penataan dan penguatan organisasi di lingkungan ISI Surakarta meliputi
berbagai agenda, yaitu: Penataan atas dasar program penyetaraan eselon IV dan III
yang telah menjadi Jabatan Fungsional tertentu, usulan penyesuaian ulang atas
penempatan Jabatan Fungsional agar lebih tepat pada posisi yang dibutuhkan
berdasarkan kompetensi teknis yang dimilikinya, serta pembahasan untuk
pengajuan OTK (baru) ISI Surakarta;
Tahapan Kerja Indikator Output Capaian
Penyusunan dan pembahasan ajuan Draft OTK ISI Surakarta 1 dokumen
OTK (baru) ISI Surakarta

18
Penyesuaian rincian tugas unit di Draft tupoksi unit 1 dokumen
lingkungan ISI Surakarta
Pembahasan atas uji quesioner Dokumen rekapitulasi 1 dokumen
tentang rincian tugas individu
pada unit kerjanya
Implementasi dan penerapan nilai Indeks persepsi 1 dokumen
budaya kerja penerapan
nilai budaya kerja
Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap Laporan 1 dokumen
penerapan budaya kerja

ISI Surakarta saat ini masih menerapkan OTK sesuai peraturan yang berlaku,
yaitu Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 17 Tahun
2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja ISI Surakarta. Pada tahun 2021,
pelaksanaan kelembagaan di ISI Surakarta masih mengikuti OTK tersebut, yang di
dalamnya mencakup organ Senat, Rektor, SPI, dan Dewan Pertimbangan. Dalam
perjalanan waktu, pada tahun 2021, ISI Surakarta mempersiapkan diri untuk
menyusun OTK baru menyesuaikan dinamika perubahan, terutama OTK di
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta adanya peralihan
jabatan struktural menjadi jabatan fungsional.
Sebagai dasar bagi pelaksanaan institusi, ISI Surakarta mengacu pada Statuta
yang termuat dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No
29 Tahun 2017 tentang Statuta ISI Surakarta. Statuta sebagai dasar penyelenggaraan
organisasi hingga sekarang masih menjadi acuan. Pada perjalanan waktu, Statuta
akan diperbaharui dengan mengikuti perkembangan zaman dan perubahan regulasi
yang ada.

D. Progress Area Penataan Tata Laksana


Laporan Reformasi Birokrasi ISI Surakarta Tahun 2020 juga menyebutkan
bahwa pada area penataan tata laksana di ISI Surakarta telah dilakukan penyusunan

19
dan penetapan standar mekanisme dan hubungan kerja (Proses Bisnis) pada tahun
2019 dengan SK Rektor Nomor 626/IT6.1/OT/2019. Selain itu, melalui SK Rektor
Nomor 630/IT6.1/OT/2019 telah disusun dan ditetapkan mengenai Standar
Operasional Prosedur. Pada tahun 2021 progres area penataan tata laksana
ditekankan pada penyusunan analisis beban kerja jabatan pelaksana di lingkungan
ISI Surakarta.
Mekanisme pencapaian pekerjaan tersebut adalah dengan: 1) Penyusunan
proses bisnis; 2) Penyusunan standar operasional prosedur; dan 3) Penyusunan e-
government. Sementara pada program kerja pembangunan Zona Integritas,
Penataan Tatalaksana, meliputi: 1) Penyusunan prosedur operasional tetap (SOP)
kegiatan; 2) E-office; dan 3) Keterbukaan informasi publik.
Mencermati informasi tersebut, maka reformasi birokrasi di Institut Seni
Indonesia Surakarta meniscayakan penataan dan penguatan tatalaksana terutama
dalam penyusunan proses bisnis dan prosedur operasional standar (POS) dengan
konsep struktur minimal namun kaya fungsi, sederhana, dan mudah diakses.
Berjalannya proses bisnis dan POS yang demikian menyaratkan adanya basis
teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung layanan yang fleksibel,
dinamis, dan mudah dioperasikan.
STANDAR PEKERJAAN TARGET PERUBAHAN
Proses bisnis dan prosedur Sistem Pemerintahan Berbasis
operasional Elektronik (SPBE) yang Terintegrasi
tetap (SOP)
Keterbukaan Informasi Publik Transformasi Digital Memberikan
Nilai
Manfaat

Justifikasi Konsep Pengembangan


1. Peta Jalan Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayan 2020-
2024 di Area Penataan Tatalaksana/Proses Bisnis menyatakan bahwa indikator
aspek pemenuhannya adalah: 1) Proses bisnis dan prosedur operasional
standar/tetap (SOP); dan 2) Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Sementara dari aspek reform: 1) Peta proses bisnis mempengaruhi
penyederhanaan; 2) Sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) yang

20
terintegrasi; dan 3) Transformasi digital memberikan nilai manfaat. Tujuan
akhirnya adalah terwujudnya Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel, Birokrasi
yang Kapabel, dan pada akhirnya menjadikan Pelayanan Publik yang Prima.
2. Proses penataan Tatalaksana yang berhasil diukur berdasarkan dengan
parameter se-ideal mungkin yaitu: 1) meningkatnya penggunaan teknologi
informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan di
kementerian; 2) terciptanya pemanfaatan teknologi informasi terintegrasi yang
akan menghasilkan keterpaduan proses bisnis, data, infrastruktur, dan aplikasi
secara nasional; 3) meningkatnya efektivitas dan efisiensi proses manajemen
pemerintahan; dan 4) meningkatnya kinerja di kementerian.
3. Renstra ISI Surakarta 2020-2024 dengan sejumlah analisis dan kajian
mendalam seputar variabel utama dan variabel pendukung dalam mencapai visi
dan misi institusi juga menuntut adalah integrasi data dan informasi dalam
tatakelola informasi dan komunikasi yang berbasis sistem dan aplikasi yang
terpadu.
4. Dokumen Analisis Beban Kerja Jabatan (Pelaksana) ISI Surakarta Tahun 2020
memberikan ilustrasi betapa ikhtisar pekerjaan dan uraian jabatan belum
sepenuhnya sinkron dengan praktik-praktik dan sasaran kinerja pegawai.
Analisis beban kerja jabatan dan unit kerja di lingkungan Institut Seni
Indonesia Surakarta ini adalah sebagai ikhtiar bersama untuk menghasilkan
sumber daya yang kredibel, kompeten, kreatif, dan kompetitif guna
mewujudkan visi dan misi Institut sebagaimana diamanatkan dalam Statuta,
dan Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Indonesia Surakarta. Ujung dari
upaya ini adalah perbaikan kinerja sumberdaya, kinerja lembaga, dan kinerja
pelayanan publik bidang pendidikan sebagai core business Institut.
Rekomendasi dari Subbagian Hukum dan Tatalaksana sebagai pelaksana
penyusunan Laporan Hasil Analisis Beban kerja ini menggambarkan bahwa
penataan tatalaksana adalah bagian dari proses Reformasi Birokrasi yang tidak
bisa ditinggalkan di belakang, atau diabaikan untuk dikerjakan nanti.
5. Hasil evaluasi organisasi ISI Surakarta Tahun 2021 menyatakan bahwa Dari
kajian dan analisis yang telah dilaksanakan maka Tim Evaluasi Organisasi ISI

21
Surakarta menyampaikan catatan dan rekomendasi yang dirangkum sebagai
berikut: 1) Melakukan kajian dan peninjauan secara komprehensif terhadap
organisasi dan tata kerja (OTK) institusi sebagai upaya respon dan adaptasi
pada tuntutan perubahan dan tantangan perkembangan baik dari sisi internal
dan eksternal; 2) Mengusulkan penyusunan struktur organisasi dan tata kerja
(OTK) yang minim struktur namun kaya tugas sehingga mampu melakukan
respon dan adaptasi pada tuntutan perubahan dan tantangan perkembangan baik
dari sisi internal dan eksternal; 3) Meninjau Peraturan Rektor tentang Rincian
Tugas Unit di lingkungan ISI Surakarta, disesuaikan dengan struktur dan proses
organisasi yang efektif dan efisien serta menghindari terjadinya tumpang tindih
pekerjaan antar unit maupun lepasnya tugas dan tanggung jawab unit karena
tidak diatur dalam regulasi yang ada; 4) Mengusulkan penyusunan peraturan
rektor tentang tatalaksana organisasi Institut Seni Indonesia Surakarta sebagai
acuan hubungan struktural dan fungsional dari setiap unit kerja dan masing-
masing pemangku jabatan yang ada; 5) Mengusulkan penyusunan regulasi
turunan dari peraturan rektor tentang tatakelola TIK yang sudah ada; 6)
Merekomendasikan penyusunan arsitektur Tatakelola Teknologi Informasi dan
Komunikasi; 7) Menyusun kebijakan manajemen resiko organisasi dengan
sejumlah regulasi turunannya.
RANCANGAN PENGEMBANGAN
1 Proses bisnis dan prosedur operasional standar (SOP)
1. Review Proses Bisnis dan SOP (existing);
2. Menyusun instrumen pengumpulan dan pengolahan data dan
informasi
dalam rangka melaksanakan kegiatan (1) Review Proses Bisnis dan
SOP;
3. Menyusun Rancangan Usulan Proses Bisnis dan SOP sesuai dengan
tuntutan Penyederhanaan Jabatan (dan Organisasi)
2 Keterbukaan Informasi Publik
1. Melakukan review terhadap seluruh sistem dan aplikasi berbasis
TIK;
2. Survey Kepuasan Pengguna sistem, aplikasi, dan layanan berbasis
TIK
TARGET CAPAIAN
1 Peta Proses Bisnis Mempengaruhi Penyederhanaan Jabatan

22
Rancangan Usulan Proses Bisnis dan SOP hasil review Proses Bisnis
dan
SOP (existing) ditetapkan dalam SK Rektor
2 Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang Terintegrasi
Dokumen hasil review terhadap seluruh sistem dan aplikasi berbasis TIK
3 Transformasi Digital Memberikan Nilai Manfaat
Benchmarking tingkat kepuasan pengguna layanan sistem, aplikasi, dan
layanan berbasis TIK

Dalam rangkaian program/kegiatan jangka panjang, tahun pertama adalah


upaya melakukan evaluasi dan pemetaan secara komprehensif setiap instrumen,
setiap unsur, setiap variabel, bagian, komponen yang terkait secara langsung atau
tidak dalam upaya penataan tatalaksana. Baik hardware, software, maupun
brainware.

E. Progress Area Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur


1. Indeks Profesionalitas ASN
a. Pemetaan Kompetensi Pegawai.
Untuk mengetahui kompetensi pegawai, maka banyak instansi
pemerintah melakukan asesmen, hal ini sesuai dengan Permenpan-RB
Nomor 3 tahun 2020 tentang Manajemen Talenta ASN. Secara
garis besar asesmen mempunyai tujuan untuk menempatkan PNS ke
dalam tempat/jabatan sesuai sesuai kompetensinya, kemudian untuk
mempertahankan seseorang yang telah sesuai pada tempat/jabatannya
(sesuai antara jabatan dengan kompetensi).
Dalam rangka menyediakan informasi mengenai kompetensi PNS
dalam profil PNS, setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi. Uji
kompetensi PNS dapat dilakukan oleh assessor internal pemerintah atau
bekerjasama dengan assessor independen. Uji kompetensi PNS mencakup
pengukuran Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural. Dan uji kompetensi PNS tersebut idealnya dilakukan
secara berkala.
Riwayat pengembangan kompetensi antara lain meliputi riwayat
pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, penataran, dan/atau magang.

23
Dalam menyelenggarakan manajemen karier PNS Instansi Pemerintah
harus menyusun:
1) standar kompetensi Jabatan; dan
2) profil PNS.
Profil PNS tersebut merupakan kumpulan informasi kepegawaian dari
setiapPNS yang terdiri atas:
1) data personal;
2) kualifikasi;
3) rekam jejak Jabatan;
4) kompetensi;
5) riwayat pengembangan kompetensi;
6) riwayat hasil penilaian kinerja; dan
7) informasi kepegawaian lainnya.
Profil PNS harus dikelola dan dimutakhirkan oleh PyB sesuai
dengan perkembangan atau perubahan informasi kepegawaian PNS yang
bersangkutan dalam sistem informasi kepegawaian masing-masing
Instansi Pemerintah. Profil PNS akan diintegrasikan ke dalam Sistem
Informasi ASN secara nasional yang dikelola oleh BKN.
Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017
sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020
tentang Manajemen ASN, pasal 203 menyebutkan bahwa pengembangan
kompetensi merupakan upaya untuk pemenuhan kebutuhan kompetensi
jabatan dan pengembangan karier. Pengembangan Kompetensi dapat
dilakukan pada tataran instansi ataupun nasional. Pengembangan
Kompetensi bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam
pelajaran dalam 1 (satu) tahun. Setiap Pegawai Negeri Sipil memiliki hak
dan kesempatan yang sama untuk diikutsertakan dalam pengembangan
kompetensi dengan memperhatikan hasil penilaian kinerja dan penilaian
kompetensi PNS yang bersangkutan. Sehingga untuk pengembangan
kompetensi PNS ini, Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) wajib :
1) Menetapkan kebutuhan dan rencana pengembangan kompetensi;

24
2) Melaksanakan pengembangan kompetensi; dan
3) Melaksanakan evaluasi pengembangan kompetensi.
Pengembangan kompetensi masih menjadi dasar pengembangan
karier dan menjadi salah satu dasar bagi pengangkatan jabatan. Kebutuhan
dan rencana pengembangan kompetensi tersebut terdiri dari :
1) Inventarisasi jenis kompetensi yang perlu ditingkatkan dari setiap
PNS;
2) Rencana dari setiap PNS;
Sebagai dasar penyusunan rencana pengembangan kompetensi
dilakukan analisis kesenjangan kompetensi dan analisis kesenjangan
kinerja. Kesenjangan tersebut dilakukan dengan membandingkan profil
kompetensi PNS dengan standar kompetensi jabatan yang diduduki dan
yang akan diduduki. Analisis kesenjangan kinerja dilakukan dengan
membandingkan hasil penilaian kinerja PNS dengan target kinerja Jabatan
yang diduduki, dan penyususnan kebutuhan dan rencana pengembangan
kompetensi dilakukan oleh Pejabat yang Berwenang (PyB).
Dalam pengukuran profil kompetensi PNS ini selaras dengan Indeks
Profesionalisme Pegawai Negeri Sipil (IP-ASN) yang di atur dalam
Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 8 Tahun 2019 Tanggal 15
Mei 2019 tentang Pedoman Tata Cara dan Pelaksanaan Pengukuran Indeks
Profesionalitas Aparatur Sipil Negara. Ketrampilan pegawai merupakan
salah satu faktor utama dalam usaha mencapai sukses bagi pencapaian
tujuan organisasi. Bagi pegawai baru atau pegawai yang menghadapi
pekerjaan baru diperlukan adanya tambahan ketrampilan guna
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Pengetahuan dan ketrampilan
saja belumlah cukup untuk menjamin suksesnya pencapaian tujuan. Sikap
pegawai terhadap pelaksanaan tugas juga merupakan faktor kunci dalam
mencapai sukses. Oleh karena itu pengembangan sikap juga harus
diusahakan dalam pengembangan pegawai.
Instrumen Pengukuran pada diklat teknis paling sedikit 20 (dua
puluh) JP dengan bobot penilaian sebagai berikut:

25
1) Bobot nilai sebesar 15 (lima belas) bagi PNS yang menduduki jabatan
pimpinan tinggi, jabatan administrator, jabatan pengawas, dan jabatan
fungsional yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis
paling sedikit 20 (dua puluh) JP yang mendukung tugas dan fungsi
jabatannya;
2) Bobot nilai sebesar 0 (nol) bagi PNS yang menduduki jabatan
pimpinan tinggi, jabatan administrator, jabatan pengawas, dan jabatan
fungsional yang belum mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis
paling sedikit 20 (dua puluh) JP yang mendukung tugas dan fungsi
jabatannya;
3) Bobot nilai sebesar 22,5 (dua puluh dua koma lima) bagi PNS yang
menduduki jabatan pelaksana yang telah mengikuti pendidikan dan
pelatihan teknis paling sedikit 20 (dua puluh) JP yang mendukung
tugas jabatannya dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan
4) Bobot nilai sebesar 0 (nol) bagi PNS yang menduduki jabatan
pelaksana yang belum mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis
paling sedikit 20 (dua puluh) JP yang mendukung tugas jabatannya
dalam 1 (satu) tahun terakhir.
Instrumen Pengukuran pada seminar / workshop / kursus / magang /
sejenisnya dengan bobot penilaian sebagai berikut:
1) Bobot nilai sebesar 10 (sepuluh) bagi PNS yang menduduki jabatan
pimpinan tinggi, jabatan administrator, jabatan pengawas, dan jabatan
fungsional yang telah mengikuti seminar/ workshop / kursus / magang
/ sejenisnya sesuai jabatannya dalam 2 (dua) tahun terakhir;
2) Bobot nilai sebesar 0 (nol) bagi PNS yang menduduki jabatan
pimpinan tinggi, jabatan administrator, jabatan pengawas, dan jabatan
fungsional yang belum mengikuti seminar / workshop / kursus /
magang / sejenisnya sesuai jabatannya dalam 2 (dua) tahun terakhir;
3) Bobot nilai sebesar 17,5 (tujuh belas koma lima) bagi PNS yang
menduduki jabatan pelaksana yang telah mengikuti seminar /

26
workshop / kursus / magang/ sejenisnya sesuai jabatannya dalam 2
(dua) tahun terakhir; dan
4) Bobot nilai sebesar 0 (nol) bagi PNS yang menduduki jabatan
pelaksana yang belum mengikuti seminar/ workshop / kursus /
magang / sejenisnya sesuai jabatannya dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Dimensi Kinerja digunakan untuk mengukur data/ informasi
mengenai penilaian kinerja yang dilakukan berdasarkan perencanaan
kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi dengan
memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai serta
perilaku PNS. Dimensi Kinerja diperhitungkan sebesar 30% (tiga puluh
persen) dari keseluruhan Pengukuran.
Indikator yang digunakan adalah riwayat hasil penilaian kinerja yang
mencakup sebagai berikut:
1) Sasaran Kerja Pegawai (SKP); dan
2) Perilaku Kerja Pegawai (PKP)
Instrumen Pengukuran pada dimensi kinerja bobot penilaiannya
sebagai berikut:
1) Bobot nilai sebesar 30 (tiga puluh) bagi PNS yang memiliki nilai
kinerja antara 91 (sembilan puluh satu) sampai dengan 100 (seratus)
dengan kriteria sangat baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
2) Bobot nilai sebesar 25 (dua puluh lima) bagi PNS yang memiliki nilai
kinerja antara 76 (tujuh puluh enam) sampai dengan 90 (sembilan
puluh) dengan kriteria baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
3) Bobot nilai sebesar 15 (lima belas) bagi PNS yang memiliki nilai
kinerja antara 61 (enam puluh satu) sampai dengan 75 (tujuh puluh
lima) dengan kriteria cukup dalam 1 (satu) tahun terakhir;
4) Bobot nilai sebesar 5 (lima) bagi PNS yang memiliki nilai kinerja
antara 51 (lima puluh satu) sampai dengan 60 (enam puluh) dengan
kriteria sedang dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan

27
5) Bobot nilai sebesar 1 (satu) bagi PNS yang memiliki nilai kinerja 50
(lima puluh) ke bawah dengan kriteria kurang dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
Dimensi Disiplin digunakan untuk mengukur data/informasi
kepegawaian lainnya yang memuat hukuman yang pernah diterima PNS.
Dimensi Disiplin diperhitungkan sebesar 5% (lima persen) dari
keseluruhan Pengukuran.
Indikator yang digunakan yaitu data/informasi mengenai hukuman
disiplin yang pernah diterima yang mencakup:
1) Hukuman disiplin ringan;
2) Hukuman disiplin sedang; dan
3) Hukuman disiplin berat.
Instrumen Pengukuran pada dimensi kinerja bobot penilaiannya
sebagai berikut:
1) Bobot nilai sebesar 5 (lima) bagi PNS yang memiliki riwayat tidak
pernah dijatuhi hukuman disiplin;
2) Bobot nilai sebesar 3 (tiga) bagi PNS yang memiliki riwayat dijatuhi
hukuman disiplin tingkat ringan;
3) Bobot nilai sebesar 2 (dua) bagi PNS yang memiliki riwayat dijatuhi
hukuman disiplin tingkat sedang; dan
4) Bobot nilai sebesar 1 (satu) bagi PNS yang memiliki riwayat dijatuhi
hukuman disiplin tingkat berat.
Hukuman disiplin yang sebagaimana dimaksud diatas yaitu yang
telah mempunyai keputusan final dan dihitung dalam waktu 5 (lima) tahun
terakhir.
Peraturan Rektor Institut Seni Indonesia Surakarta Nomor 17 Tahun
2019 tentang Pengembangan Kompetensi Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan di Institut Seni Indonesia Surakarta menetapkan standar
dosen dan tenaga kependidikan di ISI Surakarta. Standar dosen dan tenaga
kependidikan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi dan
kompetensi dosen dan tenaga kependidikan untuk menyelenggarakan

28
pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
Standar dosen ISI Surakarta ditetapkan sebagai berikut.
1) Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
menyelenggarakan pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian
pembelajaran lulusan.
2) Kualifikasi akademik merupakan tingkat pendidikan paling rendah
yang harus dipenuhi oleh seorang dosen dan dibuktikan dengan ijazah,
untuk dosen minimal magister (S2).
3) Kompetensi pendidik dinyatakan dengan sertifikat pendidik, dan/atau
sertifikat profesi.
4) Dosen program diploma empat harus berkualifikasi akademik paling
rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan
program studi.
5) Dosen program diploma empat dapat menggunakan dosen
bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan
berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI.
6) Dosen program sarjana harus berkualifikasi akademik paling rendah
lulusan magister atau magister terapan yang relevan dengan program
studi.
7) Dosen program sarjana dapat menggunakan dosen bersertifikat yang
relevan dengan program studi dan berkualifikasi paling rendah setara
dengan jenjang 8 (delapan) KKNI.
8) Dosen program magister harus berkualifikasi akademik lulusan doktor
yang relevan dengan program studi.
9) Dosen program magister dapat menggunakan dosen bersertifikat
profesi yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi setara
dengan jenjang 9 (sembilan) KKNI.
10) Dosen program doktor harus berkualifikasi akademik lulusan doktor
yang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan dosen

29
bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan
berkualifikasi setara dengan jenjang 9 (sembilan) KKNI;
11) dan dalam hal sebagai pembimbing utama, dalam waktu 5 (lima) tahun
terakhir telah menghasilkan paling sedikit:
a) satu karya ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi atau
jurnal internasional yang bereputasi; atau
b) bentuk lain yang diakui oleh kelompok pakar yang ditetapkan
Senat Institut.
Standar tenaga kependidikan di ISI Surakarta ditetapkan sebagai
berikut.
1) Tenaga kependidikan (Jabatan Fungsional Tertentu) memiliki
kualifikasi akademik paling rendah lulusan program diploma 3 (tiga)
yang dinyatakan dengan ijazah sesuai dengan kualifikasi tugas pokok
dan fungsinya.
2) Tenaga kependidikan dikecualikan bagi tenaga administrasi.
3) Tenaga administrasi memiliki kualifikasi akademik paling rendah
SMA atau sederajat.
4) Tenaga kependidikan yang memerlukan keahlian khusus wajib
memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan
keahliannya.
Setiap dosen dan tenaga kependidikan ISI Surakarta, sepanjang tidak
menerima sanksi disiplin pegawai, memiliki kesempatan yang sama untuk
mengembangkan diri dan karier. Kesempatan pengembangan diri dapat
dilakukan melalui Pendidikan dan pelatihan (diklat), workshop, in house
training, maupun studi lanjut.
Pengembangan kompetensi dosen dilakukan dengan cara studi
lanjut, peningkatan kualifikasi teknis dan magang. Studi lanjut dilakukan
melalui pendidikan formal sesuai kualifikasi bidang keilmuan Dosen.
Peningkatan kualifikasi teknis diupayakan melalui workshop, seminar,
shortcourse, diskusi rutin, Forum Group Discussion (FGD),

30
pelatihan/kursus, dan benchmarking. Dan magang berupa proses
detasering dengan batas waktu maksimal selama enam bula
Pengembangan kompetensi Tenaga Kependidikan dilakukan dengan
cara studi lanjut, diklatsar/Prajabatan, diklat teknis, magang, diklatpim,
seleksi jabatan eselon II, seleksi jabatan Administrator, dan seleksi jabatan
Pengawas. Studi lanjut merupakan pendidikan formal sesuai kualifikasi
bidang keilmuan tenaga kependidikan sesuai dengan tugas pokok jabatan
yang diduduki. Peningkatan kualifikasi teknis berupa workshop, seminar,
shortcourse, diskusi rutin, Forum Group Discussion (FGD),
pelatihan/kursus, dan benchmarking.
Berdasarkan data IP-ASN yang kami himpun selama 2 (dua) tahun
terakhir (sampai akhir tahun 2021) maka, tingkat Profesionalitas Pegawai
di Institut Seni Indonesia Surakarta adalah sebagai berikut :
NO. INDIKATOR JUMLAH PERSENTASE
1. Sangat Tinggi - 0%
2. Tinggi 14 Pegawai 3,9%
3. Sedang 16 Pegawai 4,4%
4. Rendah 51 Pegawai 14%
5. Sangat Rendah 281 Pegawai 78%
JUMLAH 362 Pegawai

Dari total pegawai sampai akhir tahun 2021 berjumlah 397 pegawai,
terdapat 14 CPNS yang belum bisa dinilai kompetensinya (karena
berstatus CPNS), 15 yang telah memasuki Batas Usia Pensiun, dan 6
pegawai status menggantung di SAPK (belum diupdate).
b. Redistribusi Pegawai sesuaikompetensi.
Redistribusi Pegawai sesuai kompetensi di ISI Surakarta dilakaukan
dengan cara mutasi, pengadaan CPNS, penyetaraan jabatan, dan rotasi.
Dalam rangka hal- hal tersebut secara peraturan sudah dituangkan di dalam
Peraturan Rektor ISI Surakarta Nomor 3 Tahun 2019 tentang
Pengangkatan, pemindahan, dfan Pemberhentian Pejabat Struktural
Tenaga Kependidikan di Lingkungan ISI Surakarta. Hal-hal yang

31
dilakukan sebagai bahan pertimbangan dalam redistribusi pegawai sesuai
kompetensi ini adalah sebagai berikut :
1) Evaluasi kinerja pegawai
2) Rapat Pimpinan/masukan dari masing-masing pimpinan
3) Pengembangan karir
4) Redistribusi pegawai sesuai kompetensi dan kebutuhan jabatan
5) Pembinaan
c. Penetapan target kinerja Pegawai sesuai dengan kompetensi pegawai
dalam jabatan. Untuk mengetahui pencapaian dari target kinerja, maka
dapat dilihat dari beberapa unsur, diantaranya adalah:
1) Pengumpulan dokumen penilaian SKP Pegawai
2) Rekapitulasi hasil penilaian SKP Pegawai
3) Evaluasi kesesuaian SKP pegawai dengan pencapaian target institusi.

2. Indeks Merit System


Dengan lahirnya Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan dapat mencetak ASN yang kompeten,
handal, dan kompetitif. Setelah Undang-Undang Nomor 5 tersebut ditetapkan,
manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia dikelola melalui sistem
manajemen berbasis merit. Mengelola ASN dengan pendekatan sistem merit
yang menekankan pada pengelolaan ASN didasarkan pada kesesuaian antara
keahlian pegawai dengan kualifikasi jabatannya.
Merit merupakan penopang utama bagi terselenggaranya manajemen
atau tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dalam segala aspek,
termasuk pengangkatan jabatan dalam manajemen pegawai pemerintah. Sistem
merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Hal ini sebagaimana
tertuang dalam UU Nomor 5 tentang ASN Pasal 51 bahwa manajemen ASN

32
diselenggarakan berdasa sistem merit. Di Institut Seni Indonesia Surakarta,
untuk mewujudkan Indeks Merit System.
a. Rekrutmen Pegawai berbasis TIK.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam hal ini antara lain :
1) Analisis kebutuhan jabatan dan kompetensi pegawai berdasarkan
rencana pengembangan organisasi
2) Usulan Formasi
3) Penetapan Tim Penguji CPNS
4) Pelaksanaan Seleksi berbasis CAT (SKD dan SKB CBTS)
5) Evaluasi pelaksanaan.
Jenis Formasi Jumlah Formasi
2021 2022
CPNS Tenaga Kependidikan 7
CPNS Dosen 49
Usul PPPK Tenaga Kependidikan 20
Usul PPPK Dosen 26

b. Pengembangan Kompetensi Pegawai


1) Analisis kompetensi pegawai
2) Penyusunan kebutuhan pengembangan pegawai melalui pendidikan
Formal
3) Penyusunan kebutuhan pengembangan pegawai melalui Diklat
(Struktural, Teknis, dan Fungsional)
4) Pemerataan pengembangan kompetensi
5) Pelaksanaan Pengembangan kompetensi pegawai sesuai kebutuhan
organisasi/jabatan
6) Evaluasi pelaksanaan Pengembangan Kompetensi Pegawai

c. Promosi dan Mutasi Pegawai


Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki kedudukan yang sangat penting
dan menentukan keberhasilan bagi sebuah organisasi pemerintahan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena PNS merupakan Aparatur
Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat serta pelaksana pemerintah dalam

33
menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan sebagai usaha
mewujudkan tujuan nasional. Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan nasional tergantung dari kemampuan Aparatur Sipil Negara.
Untuk mencapai hal tersebut ada beberapa upaya dari ISI Surakarta yang
berupa kegiatan rotasi/mutasi pegawai, peningkatan pendidikan, Pendidikan
dan Pelatihan (Diklat), dan Pembinaan. Rotasi/mutasi ini merupakan salah satu
bagian dari penerapan fungsi manajemen Sumber Daya Manusia dalam
mencapai tujuan organisasi ataupun bagi Sumber Daya Manusia yang berperan
dalam sebuah organisasi tersebut. Rotasi jabatan di ISI Surakarta bertujuan
untuk menempatkan pegawai sesuai dengan syarat jabatan, yang meliputi
syarat pendidikan, diklat yang pernah diikuti, kompetensi yang dimiliki, sikap
kerja, perilaku kerja, dan kinerja, sehingga dapat meningkatkan kinerja
individu untuk mencapai tujuan organisasi.
Rotasi pegawai adalah sebuah kegiatan menukar atau memindah kerja
pegawai ke dalam pekerjaan lain di dalam satuan kerja yang sama. Sedangkan
Mutasi adalah perpindahan tugas dan/atau lokasi dalam 1 (satu) Instansi Pusat,
antar Instansi Pusat, 1 (satu) Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-
Instansi Pusat dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan Negara Indonesia di luar
negeri serta atas permintaan sendiri (Peraturan BKN Nomor 5 Tahun 2019).
Rotasi/mutasi merupakan bagian dari Manajemen Pegawai Negeri seperti
yang tertuang di dalam PP Nomor 11 Tahun 2017 sebagaimana dirubah dengan
PP Nomor 17 tahun 2020. Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah
pengelolaan Pegawai Negeri Sipil untuk menghasilkan Pegawai Negeri Sipil
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dengan
pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 197 Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, dalam
Peraturan ini disebutkan, Intansi Pemerintah menyusun perencanaan mutasi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungannya, dengan memperhatikan aspek:
1) kompetensi;
2) pola karier;

34
3) pemetaan pegawai (peta jabatan);
4) kelompok rencana suksesi (talent pool);
5) perpindahan dan pengembangan karier;
6) penilaian prestasi kerja/kinerja dan perilaku kerja;
7) kebutuhan organisasi; dan
8) sifat pekerjaan teknis atau kebijakan tergantung pada klasifikasi jabatan.
Dalam Pasal 2 ayat (3) Peraturan BKN Nomor 5 Tahun 2019 menyatakan
bahwa “Mutasi dilakukan paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 5 (lima)
tahun”.
Ditegaskan pula mutasi dilakukan atas dasar kesesuaian antara
kompetensi PNS dengan persyaratan jabatan, klasifikasi jabatan dan pola
karier, dengan memperhatikan kebutuhan organisasi, dan dengan
memperhatikan prinsip larangan konflik kepentingan. Pengembangan karier,
pengembangan kompetensi, pola karier, mutasi, dan promosi merupakan
manajemen karier PNS yang harus dilakukan dengan menerapkan prinsip
Sistem Merit (pasal 162 PP Nomor 11 tahun 2017).
Pasal 163 PP Nomor 11 tahun 2017 menyatakan Penyelenggaraan
manajemen karier PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162 bertujuan
untuk:
1) memberikan kejelasan dan kepastian karier kepada PNS;
2) menyeimbangkan antara pengembangan karier PNS dan kebutuhan
instansi;
3) meningkatkan kompetensi dan kinerja PNS; dan
4) mendorong peningkatan profesionalitas PNS.
Hal-hal yang dilakukan berkaitan Promosi dan Mutasi Pegawai di ISI
Surakarta, yaitu :
1) Analisa kebutuhan berdasarkan Peta Jabatan
2) Promosi dan mutasi pegawai berdasarkan kompetensi dan kebutuhan
jabatan dalam pengembangan organisasi
3) Penyusunan Tim Penguji
4) Uji Kompetensi

35
5) Seleksi Terbuka untuk JPT
6) Evaluasi pelaksanaan kegiatan Promosi dan Mutasi Pegawai

d. Pengembangan Sistem penilaiankinerja yang terintegrasi


Untuk kepentingan ini, maka hal yang dapat dilakukan secara bertahap
adalah :
1) Input data pegawai
2) Input Jabatan Pegawai
3) Input data Atasan Langsung dan Pejabat atasan langsung
4) Penilaian kinerja pegawai dalam mendukung tercapainya target kinerja
institusi

e. Pemberian Penghargaan kepada pegawai


Penghargaan bagi pegawai dapat berupa (tanda kehormatan Satyalancana
Karya Satya, kenaikan pangkat istimewa, kesempatan prioritas untuk
pengembangan kompetensi, dan/atau kesempatan menghadiri acara resmi
dan/atau acara kenegaraan, promosi, kenaikan kelas jabatan, dll.

Usul Data Satyalancana Karya Satya


No Jenis Penghargaan Usul Turun
Tahun 2020
1 Satyalancana Karyasatya X 41 41
Tahun
2 Satyalancana Karyasatya XX 4 3
Tahun
3 Satyalancana Karyasatya 3 3
XXX Tahun
Tahun 2021
1 Satyalancana Karyasatya X 12 (kurang
Tahun penandatanganan)
2 Satyalancana Karyasatya XX 13 (kurang
Tahun penandatanganan)
3 Satyalancana Karyasatya 45 12
XXX Tahun

f. Pengembangan sistem pelayanan kepegawaian berbasis TIK

36
Layanan kepegawaian berbasis TIK sangat penting mengingat
perkembangan jaman juga untuk efektif dan efisiensi waktu dalam memberi
layanan, beberapa pengembangan system layanan kepegawaian di ISI
Surakarta menggunakan system dari Biro SDM, BKN yang diantaranya ada
DikbudHR, e-Kehadiran, e-SKP, SAPK, HCDP, dll). Sedangkan dari internal
system yang ada di ISI Surakarta telah menggunakan SIPADU dengan SMS
Blast dan KGB Online terintegrasi GPP, Kepangkatan, Cuti, Diklat,
Pemberhentian dan Support DikbudHR, SIPADU dengan Fitur IKM, SIPADU
terintegrasi API DikbudHR, dan akan dikembangkan ke SIMPEG.
1) Aplikasi Terintegrasi
No. Nama Aplikasi Integrasi
1 Dikbud-HR E-Kehadiran
https://data-sdm.kemdikbud.go.id Aplikasi Asesmen
Pegawai
SAPK
SIASN MySAPK
IP-ASN
SAPK
SIPD
2 Sistem Informasi Penyelesaian - Dikbud-HR
Dokumen (SIPD)
http://layanan-sdm.kemdikbud.go.id
3 E-Kehadiran Dikbud-HR
http://kehadiran.sdm.kemdikbud.go.id e-SKP
4 SAPK Dikbud-HR
https://sapk.bkn.go.id IP-ASN
SIASN MySAPK
DocuDIGITAL
5 SIASN MySAPK Dikbud-HR
https://siasn.bkn.go.id IP-ASN
SAPK
6 HCDP Dikbud-HR
https://hcdp.kemdikbud.go.id Aplikasi Asesmen Pegawai
7 Asesmen Pegawai - Dikbud-HR
https://asesmen-sdm.kemdikbud.go.id
8 E-SKP Online E-Kehadiran
http://skp.sdm.kemdikbud.go.id SAPK
IP-ASN

37
9 SIPADU EIS
https://sipadu.isi-ska.ac.id Fitur : HCDP
SMS Blast GPP
Kepangkatan SISURSIP
Cuti Online SKP Online
KGB Online

10 SISTER PDDIKTI
http://sister.isi-ska.ac.id Akun turunan : (NIDN/NIDK/NUP)
SIGAP NITK
MAN-AKSES SINTA
SIMLITABMAS
SERDOS
BKD Online
PAK Dosen
11 PAK Dosen PDDIKTI
http://pak.ristekdikti.go.id Selancar PAK

Aplikasi Mandiri
No. Nama Aplikasi URL
1 e-LHKPN https://elhkpn.kpk.go.id
2 e-LHKASN http://siharka.menpan.go.id
3 SIMDIKLAT https://simdiklat.kemdikbud.go.id
4 Tunjangan Kinerja http://tukini.kemdikbud.go.id
5 Ujian Dinas https://ujiandinas-sdm.kemdikbud.go.id

F. Progress Area Penguatan Akuntabilitas (Akuntabilitas Kinerja)


Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta terus mendorong penguatan
akuntabilitas kinerja dengan tujuan penyelenggaraan birokrasi yang bersih dan
akuntabel. Wujud peningkatan nilai pada indikator penilaian pelaksanaan kinerja
menjadi perhatian khusus pada area penguatan akuntabilitas sebagai acuan
pelaksanaan kinerja. Indikator penilaian pelaksanaan kinerja di area penguatan
akuntabilitas terdiri dari nilai implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), nilai indeks perencanaan, dan nilai indeks pengelolaan IKPA.
1. Nilai Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Pada tahun 2020, ISI Surakarta berhasil mendapatkan predikat terbaik Satker
berkategori A di lingkungan Kemendikbudristekdikti dengan nilai 80,66 dengan

38
interpretasi memuaskan, memimpin perubahan berkinerja tinggi, dan sangat
akuntabel. Terjadi peningkatan nilai implementasi SAKIP dari tahun 2019 yang
mendapatkan kategori BB. Implementasi SAKIP meliputi pelaksanaan kegiatan
mulai dari perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi
kinerja, dan pencapaian sasaran/kinerja organisasi dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 1. Tahapan Implementasi SAKIP
No. Tahapan Bobot Nilai
1. Perencanaan Kinerja 30% 23,23%
2. Pengukuran Kinerja 25% 22,66%
3. Pelaporan Kinerja 15% 11,09%
4. Evaluasi Kinerja 10% 4,94%
5. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi 20% 18,75%

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai target antara lain :


a. Implementasi dan Reviu Renstra
b. Pemenuhan regulasi sistem perencanaan dan SAKIP
c. Sosialisasi Regulasi
d. Target Capaian Nilai Sakip BB
Pada musim pandemi covid19, sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara
daring dengan media online. Perencanaan kinerja yang telah dilaksanakan pada
tahun 2021 meliputi kegiatan penyusunan dan penyesuaian Rencana Strategis tahun
2020– 2024, penyusunan Perjanjian Kinerja tahun 2021 yang dilaksanakan secara
online melalui aplikasi Spasikita, dan penyelarasan cascading kinerja pegawai
berdasarkan Perjanjian Kinerja dari level unit kerja sampai individu dalam bentuk
Sasaran Kinerja Pegawai yang disesuaikan dengan format dari BKN melalui
aplikasi SKP online.
Setiap level organisasi sampai individu harus memiliki kontribusi kinerja
secara berjenjang sesuai levelnya dalam pencapaian sasaran strategis ISI Surakarta.
Mekanisme pemantauan capaian kinerja dilakukan secara berjenjang dari kinerja
individu sampai ke tingkatan organisasi. Pemantauan kinerja ini dilakukan dengan
meningkatkan penerapan sistem aplikasi pemantauan kinerja mulai dari penetapan

39
rencana aksi kinerja, pemantauan dan evaluasi capaian kinerja. Aplikasi ini akan
dimanfaatkan oleh pimpinan pada berbagai tingkatan dalam pelaksanaan supervisi,
coaching, dan mentoring kepada pejabat dibawahnya dalam mewujudkan kinerja.
Tahap pengukuran kinerja dilakukan dengan monitoring kinerja pegawai,
monitoring pelaksanaan program dan kegiatan, serta monitoring pelaksanaan
anggaran. Monitoring kinerja pegawai dilakukan melalui aplikasi SDM
Kemendikbudristekdikti sebagai bagian dari pengukuran Indeks Profesionalitas
ASN. Monitoring pelaksanaan program dan kegiatan dilakukan dengan pengukuran
capaian output fisik yang dilaporkan tiap bulan. Sedangkan monitoring pelaksanaan
anggaran berupa realisasi pelaksanaan kegiatan yang dilaporkan tiap bulan.
Pelaporan kinerja pegawai dilakukan dengan penyampaian laporan kinerja
individu tiap bulan. Pegawai juga melaporkan kinerja melalui pengisian logbook di
aplikasi SKP online. Sedangkan pelaporan kegiatan dilaksanakan melalui Laporan
Rektor dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Tahap
evaluasi kinerja implementasi SAKIP dilaksanakan melalui Evaluasi Mandiri yang
dilaksanakan oleh unit kerja Evaluasi Pelaksanaan Program dan Anggaran yang
kemudian direviu oleh Satuan Pengawas Internal (SPI). Pencapaian sasaran/kinerja
organisasi terlampir.
2. Nilai Indeks Perencanaan
Program yang dilaksanakan untuk mencapai indeks perencanaan antara lain :
a. Menjaga keselarasan muatan Renja dengan Renstra 2020 – 2024
(%keselarasan)
b. Menjaga Keselarasan Muatan RKA dengan Renja (% keselarasan
perkomponen)
c. Meningkatkan kualitas pemantauan, evaluasi, pengendalian terhadap
pelaksanaan Renja dengan menindak lanjuti hasil rekomendasi dari hasil
evaluasi SAKIP
d. Target Capaian Predikat Baik
Pagu anggaran ISI Surakarta berdasarkan DIPA awal sebesar Rp.
85.950.000.000,-. Selama tahun 2021, revisi anggaran DIPA dilaksanakan
sebanyak 6 kali dengan rincian sebagai berikut.

40
Tabel 2. Revisi Anggaran DIPA
Revisi
Tanggal Penetapan Jumlah Dana Perubahan
ke-
0 23 November 2020 85.950.892.000
1 15 Januari 2021 85.950.892.000 Pembukaan blokir
2 4 Mei 2021 88.450.892.000 Penambahan dana DIPA
ISBI Sulsel
3 7 Juli 2021 88.450.892.000 Pergeseran anggaran antar
RO/KRO, ralat rencana
penarikan hal III DIPA
4 28 September 92.199.868.000 Penambahan pagu APBNP-
2021 PNBP
5 4 November 2021 89.924.692.000 Penambahan insentif IKU,
refocusing gaji
6 16 November 2021 89.924.692.000 Revisi hal III DIPA

3. Indikator Kinerja Pengguna Anggaran


Pada bulan November 2021, nilai IKPA ISI Surakarta telah mencapai nilai
75,22 dengan nilai EKA sebesar 88,89, sehingga nilai NKA ISI Surakarta adalah
83,42. Dengan rincian per indikator sebagai berikut.

41
Gambar 2. Indikator IKPA dan EKA
Upaya yang dilakukan untuk mencapai nilai IKPA sesuai target, yaitu nilai
IKPA 95 adalah : (1) Melakukan evaluasi pelaksanaan anggaran setiap triwulan:
Evaluasi pelaksanaan anggaran dilakukan oleh unit kerja keuangan dengan
melakukan monitoring RPD. Sampai pada bulan November 2021, realisasi
anggaran ISI Surakarta sebesar Rp61.000.341.236,- yaitu sebesar 67,83%. (2)
Memantau dan mengevaluasi deviasi hal 3 DIPA

G. Progress Area Penguatan Pengawasan


Program penguatan pengawasan dimaksudkan untuk meningkatkan
penyelenggaraan birokrasi yang bersih dan bebas dari KKN. Beberapa kegiatan
dalam sistem pengawasan di ISI Surakarta adalah: penerapan SPIP, pengendalian
gratifikasi, Penanganan Benturan Kepentingan, penanganan pengaduan
masyarakat, dan Pembangunan Zona Integritas.
Dalam rangka penerapan SPIP di lingkungan ISI Surakarta telah dibentuk SPI
ISI Surakarta oleh Rektor sejak tahun 2010 dengan SK Rektor No.Kep. 1
08/B/KP/2010 Tentang pembentukan SPI di lingkungan ISI Surakarta dengan
jumlah anggota ada 5 orang terdiri dari 1 tenaga Administrasi dan 4 orang dosen.
SPI Telah melakukan perannya dengan baik sebagai satuan pengawas di ISI
Surakarta dengan mengadakan Visitasi, Monitoring ke unit kerja yang ada di ISI
Surakarta meliputi bidang Keuangan, SDM, BMN, serta melakukan Reviu LAKIP,

42
laporan keuangan setiap Triwulan, Semester dan Tahunan yang melibatkan semua
anggota SPI yang telah di bentuk oleh Rektor.
SPI juga telah menginisiasi terbitnya Surat Keputusan Rektor tentang SPIP
dengan terbitnya SK Rektor Nomor 1524/IT6.1/OT/2018, kegiatan yang dilakukan
adalah: telah dibangun lingkungan pengendalian dengan rencana tindak lanjut
pengendalian unit kerja, maturitas SPIP yang di lakukan oleh Inspektorat Jenderal
Kemendikbudristek, telah disusun rencana sosialisasi pemetaan resiko ke unit kerja,
telah melakukan kegiatan meminimalisir risiko yang teridentifikasi atas catatan
hasil reviu pagu anggaran, telah menginformasikan dan mengkomunikasikan
kepada seluruh pihak terkait dengan kegiatan sosialisasi SPIP oleh Itjen
Kemendikbudristek, dan melakukan pemantauan pengendalian internal
terimplementasi dalam laporan hasil pemantauan/reviu per semester.
Dalam hal pengendalian gratifikasi SPI telah menginisiasi kebijakan
penanganan gratifikasi dengan terbitnya SK Rektor Nomor 232/IT6.1/HK/2021
tentang Tim Penanganan Gratifikasi, dan telah melakukan pula public campaign
terkait pengendalian gratifikasi melalui publikasi di website, flyer, dan media sosial
ISI Surakarta.
Telah disusun kebijakan pengaduan masyarakat dengan sosialisasi
mekanisme penanganannya beserta dengan perubahannya dalam aplikasi sistem
informasi pengaduan masyarakat dan tertuang dalam laporan evaluasi.
Di masa pandemi ini telah muncul masalah terkait benturan kepentingan yaitu
tuntutan dari mahasiswa untuk lahirnya kebijakan terkait pengurangan UKT.
Masalah ini telah tertangani dengan terbitnya SK Rektor tentang pemberian bantuan
dan pengurangan UKT untuk mahasiswa yang berdampak langsung akibat
pandemi.
Dalam hal pembangunan zona integritas berdasarkan Keputusan Rektor
Institut Seni Indonesia Surakarta Nomor 246/IT6.1/OT/2020 Tentang Penetapan
Fakultas Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Institut Seni Indonesia Surakarta, SPI
bertugas melakukan pendampingan Tim Zona Integritas Fakultas Seni Rupa dengan
menghasilkan penilaian lembar kerja evaluasi ZI/WBK, PKPT, SK Tim

43
Pembangunan ZI WBK/WBBM, TOR, Rencana kerja ZI, Penilaian awal ZI,
Monitoring ZI, Rapat koordinasi ZI dan sosialisasi ZI.

H. Progress Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik


Pelayanan publik menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan reformasi
birokrasi oleh karena produk utama dari penyelenggaraan organisasi adalah
pelayanan kepada masyarakat. ISI Surakarta menetapkan pelayanan publik
berdasarkan core bisnis yaitu tri dharma perguruan tinggi (pendidikan pengajaran,
penelitian dan kekaryaan seni, serta pengabdian kepada masyarakat) juga
memberikan pelayanan terbatas pada bidang umum bagi masyarakat. Kinerja
pelayanan publik di ISI Surakarta dapat diketahui dari beberapa hal, yaitu: (1)
standar pelayanan; (2) budaya pelayanan prima; dan (3) penilaian kepuasan
pelayanan dari masyarakat.
Untuk itu pada tanggal 9 November 2021 ISI Surakarta telah melaksanakan
kegiatan Focus Group Discussion di Lor-in Hotel tentang standart pelayanan publik
di lingkungan ISI Surakarta dengan menghadirkan nara sumber Wuryanto, ST.
selaku Kasubbag System Informasi, Biro Administrasi Akademik universitas
Muhammadiyah Surakarta, Rochmat Andria Pradessya.S.Kom. Lembaga Riset dan
Inovasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, serta Dra. Andriyani Sasanti, MM.
Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Pemerintah Kota
Surakarta. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan input, reviu, dan masukan
atas draft yang telah disusun untuk ditetapkan Rektor dalam SK Standart Pelayanan
Publik. (Keputusan Rektor Institut Seni Indonesia Surakarta nomor
492/IT6.1/OT/202 tentang standar Pelayanan Publik Institut Seni Indonesia
Surakarta Tahun 2021)
Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Rencana Aksi Output Target Realisasi
Penyusunan standar Dokumen standar 1 dokumen Dokumen Layanan
Layanan Publik Layanan Publik Publik
Budaya pelayanan Unit layanan 1 unit ULT
prima terpadu

44
Penilaian kepuasan Survey kepuasan 1 dokumen Dokumen survey
pelayanan masyarakat kepuasan
masyarakat
Standar Pelayanan yang ada menjadi salah satu referensi utama dalam
menyusun Rancangan Standar Pelayanan selanjutnya. Melalui Standar Pelayanan
tersebut dapat diketahui faktor-faktor yang sudah tertata dengan baik dan
permasalahan yang terjadi dalam penerapan Standar Pelayanan tersebut.Komponen
Standar Pelayanan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009, dalam peraturan ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1. Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan proses penyampaian
pelayanan (service delivery) meliputi:
a. Persyaratan
b. Sistem, mekanisme, dan prosedur
c. Jangka waktu pelayanan
d. Biaya/tarif
e. Produk pelayanan
f. Penanganan pengaduan, saran dan masukan
2. Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan proses pengelolaan
pelayanan di internal organisasi (manufacturing) meliputi:
a. Dasar hukum
b. Sarana dan prasarana, dan/atau fasilitas
c. Kompetensi pelaksana
d. Pengawasan internal
e. Jumlah pelaksana
f. Jaminan pelayanan
g. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan
h. Evaluasi kinerja pelaksana
Dalam peraturan ini yang menjadi fokus dalam proses penyusunan Standar
Pelayanan adalah komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan penyampaian
pelayanan. Bagian ini menjadi fokus perhatian dalam penyusunan dikarenakan pada
komponen ini pihak penyelenggara pelayanan berhubungan dengan pengguna

45
pelayanan. Komponen Standar Pelayanan pada bagian ini wajib dipublikasikan.
Sedangkan untuk komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan pengelolaan
internal pelayanan proses pengembangan dan penyusunannya diserahkan pada
masing-masing organisasi penyelenggara pelayanan. Komponen ini menjadi bagian
yang perlu diinformasikan pada saat proses pembahasan dengan masyarakat.
Penyusunan Rancangan Standar Pelayanan selain perlu memperhatikan
komponen Standar Pelayanan, organisasi penyelenggara pelayanan juga perlu
memperhatikan spesifikasi jenis pelayanan yang akan disusun Standar Pelayanan.
Fokus pada spesifikasi jenis pelayanan ini penting untuk menghindari kesalahan
dalam penentuan persyaratan, waktu, prosedur maupun biaya pelayanan. Langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan Rancangan Standar Pelayanan
adalah:
1. Identifikasi Persyaratan
Persyaratan adalah syarat (dokumen atau barang/hal lain) yang harus dipenuhi
dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun
administratif. Persyaratan pelayanan merupakan suatu tuntutan yang harus
dipenuhi, dalam proses penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan ketentuan
perundang- undangan. Persyaratan pelayanan dapat berupa dokumen atau
barang/hal lain, tergantung kebutuhan masing-masing jenis pelayanan. Cara yang
dapat dilakukan dalam mengidentifikasi persyaratan pelayanan adalah dengan
melihat kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk penyelesaian proses
pelayanan. Untuk mempermudah dalam proses penyusunan ini, Standar Pelayanan
yang sudah ada sebelumnya dapat dijadikan rujukan. Dalam proses identifikasi
persyaratan pelayanan, juga perlu diperhatikan apakah persyaratan itu harus
disampaikan di awal, di akhir atau secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
Proses perumusan persyaratan pelayanan ini dilakukan dengan memperhatikan
dasar hukum yang ada. Proses identifikasi ini dilakukan untuk setiap jenis
pelayanan. Hasil yang diharapkan dalam proses identifikasi ini adalah: (a) daftar
persyaratan yang diperlukan dalam setiap tahapan dari masing-masing jenis
pelayanan; (b) waktu yang dipersyaratkan untuk penyampaian persyaratan (di awal,
di akhir, atau secara bertahap)

46
2. Identifikasi Prosedur
Prosedur adalah tata cara pelayanan yang dibakukan bagi penerima
pelayanan. Prosedur pelayanan merupakan proses yang harus dilalui seorang
pelanggan untuk mendapatkan pelayanan yang diperlukan. Disamping itu,
penyelenggara pelayanan wajib memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP).
Hasil yang diharapkan dari tahapan ini adalah tahapan proses pelayanan sebagai
bahan penyusunan Standar Operasional Prosedur.
3. Identifikasi Waktu
Waktu pelayanan adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan. Kemudian waktu-waktu yang
diperlukan dalam setiap proses pelayanan (dari tahap awal sampai akhir)
dijumlahkan untuk mengetahui keseluruhan waktu yang dibutuhkan. Proses
identifikasi waktu pelayanan ini dilakukan untuk setiap jenis pelayanan. Dalam
menghitung waktu, perlu betul-betul memperhatikan baik prosedur yang mengatur
hubungan dengan pengguna layanan, maupun prosedur yang mengatur hubungan
antar petugas. Hasil yang diharapkan dari tahapan ini adalah waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan setiap jenis pelayanan.
4. Identifikasi Biaya/Tarif
Biaya adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam
mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat. Proses
identifikasi biaya pelayanan juga dilakukan berdasarkan setiap tahapan dalam
prosedur pelayanan. Berapa biaya yang diperlukan untuk masing-masing tahapan
pelayanan. Pada proses ini juga sekaligus diidentifikasi biaya yang akan dibebankan
pelanggan dan biaya yang akan dibebankan unit pengelola pelayanan. Penghitungan
dua komponen biaya pelayanan ini penting dilakukan, untuk mengetahui berapa
jumlah biaya yang akan dibebankan ke pelanggan, dan berapa biaya yang
dibebankan kepada pengelola. Bagi unit pengelola pelayanan, identifikasi ini sangat
penting untuk menjadi dasar pengajuan anggaran dan penentuan tarif. Apabila
pelayanan ke pelanggan diberikan secara gratis, artinya beban biaya pelayanan
secara keseluruhan ditanggung oleh pihak pengelola (pemerintah). Informasi biaya

47
ini harus jelas besarannya, dan apabila gratis harus jelas tertulis untuk menghindari
perilaku petugas yang kurang baik. Proses identifikasi ini dilakukan pada setiap
jenis pelayanan. Hasil yang diharapkan pada tahapan ini adalah: (a) Jumlah biaya
yang dibebankan ke pelanggan dari setiap jenis pelayanan (untuk pelayanan yang
dipungut biaya); (b) Jumlah biaya yang dibebankan kepada unit pengelola
pelayanan; dan (c) Daftar pelayanan yang diberikan gratis kepada pelanggan
(apabila terdapat jenis pelayanan yang gratis).

5. Identifikasi Produk Pelayanan


Produk pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan dapat berupa
penyediaan barang, jasa dan/atau produk administrasi yang diberikan dan diterima
pengguna layanan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan.
Proses identifikasi produk pelayanan dapat dilakukan berdasarkan keluaran (output)
yang dihasilkan dari setiap tahap pelayanan. Hasil akhir dari prosedur pelayanan
inilah yang menjadi “produk” dari suatu jenis pelayanan. Proses identifikasi ini
dilakukan untuk setiap jenis pelayanan. Hasil yang diharapkan dari proses
identifikasi ini adalah daftar produk layanan yang dihasilkan dari setiap jenis
pelayanan.
6. Penanganan Pengelolaan Pengaduan
Organisasi penyelenggara pelayanan wajib membuat mekanisme pengelolaan
pengaduan. Bentuk-bentuk pengelolaan pengaduan yang banyak digunakan antara
lain: penyediaan kotak saran/kotak pengaduan, sms, portal pengaduan dalam
website, dan penyediaan petugas penerima pengaduan. Untuk mempermudah
penanganan pengaduan, perlu dibuatkan prosedur pengelolaan pengaduan. Dalam
mekanisme pengaduan harus diinformasikan secara jelas nama petugas, nomor
telepon, alamat email, dan alamat kantor yang dapat dihubungi. Selain itu perlu juga
mengatur mekanisme pengaduan apabila terdapat permasalahan yang tidak dapat
diselesaikan di dalam internal organisasi penyelenggara. Hal-hal lebih rinci terkait
pengelolaan pengaduan ini dilakukan sebagaimana peraturan terkait yang berlaku.

48
Hasil-hasil yang diperoleh dalam setiap proses identifikasi Standar Pelayanan
tersebut, selanjutnya menjadi dasar bagi penyusunan Standar Pelayanan untuk
membuat Rancangan Standar Pelayanan. Berbagai data dan informasi hasil diskusi
dipilih sesuai dengan kebutuhan penyusunan Standar Pelayanan. Informasi yang
dimuat dalam Standar Pelayanan adalah informasi yang terkait langsung dengan
penyelenggaraan pelayanan dan yang dapat diukur. Penyusunan Rancangan Standar
Pelayanan ini penting untuk memudahkan proses diskusi dengan masyarakat.
Format yang dapat dipakai dalam membuat Rancangan Standar Pelayanan sebagai
bahan diskusi antara lain:

Standart Layanan Unit Utama di ISI Surakarta


Sesuai Keputusan Rektor Institut Seni Indonesia Surakarta nomor
492/IT6.1/OT/202 tentang standar Pelayanan Publik Institut Seni Indonesia
Surakarta Tahun 2021
Layanan Penanggung
Jenis (Dan Jumlah) Pelayanan
Utama Jawab
Layanan Bagian Layanan pendaftaran Wisuda
Akademik Akademik dan Layanan penerimaan mahasiswa baru
Kemahasiswaan Layanan Surat Keterangan Lulus
Layanan Pembuatan kartu mahasiswa
Layanan Cuti Mahasiswa
Layanan Pengajuan Keringan UKT
Layanan Pemutakhiran Data
Mahasiswa
Layanan Heregistrasi
Layanan Data Akademik
Layanan kegiatan ORMAWA
Layanan Peminjaman Alat
Layanan Bagian Tata Layanan pendaftaran Kekayaan
Penelitian Usaha Intelektual (KI)
dan LP2MP3M Layanan permohonan Narasumber/Juri/
Pengabdian pelatih pembinaan potensi seni budaya
Kepada atau forum ilmiah
Masyarakat Layanan peminjaman dokumen
Penelitian dan PKM
Layanan Pendaftaran ISBN
Layanan Pendaftaran ISSN
Layanan Penerbitan Buku
Layanan Penerbitan Jurnal

49
Layanan Penjualan Buku

Layanan Bagian Umum Layanan Pengelolaan Surat Masuk


Umum Layanan Penggunaan Informasi Arsip
Layanan Tamu VIP Pimpinan dari
Instansi Luar
Standar Pelayanan Peminjaman
Gedung
Standar Pelayanan Peminjaman
Kendaraan Dinas;
Standar Pelayanan Penggunaan
Gedung Asrama Mahasiswa
Layanan Hubungan Masyarakat;
Layanan Pemanfaatan Media Publikasi
Internal ISI Surakarta;
Layanan Sospro (informasi dan
publikasi perguruan tinggi)

ISI Surakarta telah memiliki unit layanan terpadu yang berada di gedung
Rektorat. Unit ini menjadi pintu masuk bagi layanan internal maupun layanan
eksternal. Unit ini dikelola oleh petugas yang memberikan pelayanan pertama
kepada publik dan ditindaklanjuti pada unit kerja terkait. Selain unit layanan
terpadu, ISI Surakarta juga telah melakukan indeks kepuasan masyarakat terkait
layanan yang diselenggarakan, yaitu layanan tridharma perguruan tinggi dan
layanan umum.

50
Gambar 3. layanan publik di gedung rektorat

Selain di gedung pusat/rektorat untuk layanan umum, pada masing-masing


unit yang memberikan layanan publik (Layanan Akademik dan Layanan Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat) juga tersedia aplikasi yang ada di dalam tablet
yang disediakan untuk mendapatkan respon langsung pada pengguna layanan
tentang indeks kepuasan masyarakat terkait layanan yang diselenggarakan.

Gambar 4. layanan publik di loket akademik

51
BAB IV
PERMASALAHAN DAN KENDALA

A. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan 8 area perubahan


1. Manajemen Perubahan
Penanaman budaya kerja melalui partisipasi pegawai untuk bekerja
secarabermartabat dan bermanfaat dengan mengikuti tata nilai budaya kerja
selalu didengungkan oleh Pimpinan. Bahkan dalam setiap pertemuan pada
rapat dengan pimpinan maupun pada sesi lainnya yang melibatkan seluruh
pegawai ISI Surakarta.
Sebagian pegawai masih mengikuti budaya lama kurang memahami
peran dan tugasnya sebagai pegawai negeri yang selalu memiliki kewajiban
memberikan layanan prima bagi stakeholrder. Pola pikir yang belum
sepenuhnya berubah ini dikarenakan ketidakpahaman, ketidakpedulian, dan
ketidakmauan memahami terhadap peraturan yang berlaku. Hal ini
mengakibatkan beberapa prestasi Lembaga yang menjadi tolok ukur kinerja
Lembaga belum secara maksimal tercapai.
2. Deregulasi Kebijakan
Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam Area Deregulasi
Kebijakan ini semua Peraturan telah dilakukan deregulasi kebijakan melalui
peraturan rektor dalam melaksanakan proses bisnis inti yaitu tri dharma
perguruan tinggi, termasuk kebijakan terakhir pemerintah bagi perguruan
tinggi dalam menghadapi pandemi Covid-19. Seluruh peraturan yang
dideregulasi menjadi peraturan rektor sepenuhnya perlu menjadi sebuah
pedoman pokok dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Kurangnya
SDM yang memahami penyusunan peraturan perundangan menjadi hambatan
bagi proses deregulasi.
3. Penataan dan Penguatan Organisasi
Penyesuaian OTK telah disesuaikan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan
Tinggi dan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor

52
28 tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Perubahan Kebijakan pemerintah yang mengatur
tentang Penyetaraan jabatan administrasi sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2019
Tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional, maka
mempengaruhi sistem birokrasi yang selamaini berjalan sesuai OTK yang
telah ditetapkan. Perubahan ini untuk menciptakan birokrasi yang lebih
dinamis dan profesional sebagai upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi
untuk mendukung kinerja pelayanan pemerintah kepada publik. Atas hal
tersebut maka ISI Surakarta perlu mengajukan perubahan OTK baru kepada
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia. Usulan perubahan OTK baru ini masih menjadi pembahasan di
internal Lembaga ISI Surakarta. Perubahan penyetaraan jabatan sebagaimana
telah menjadi program nasional yaitu penyederharaan sistem birokrasi yang
menjadi target dalam peningkatan layanan pada masyarakat. Turunnya
penetepan penyetaraan jabatan bagi pejabat struktural administrasi di akhir
tahun dan tidak didahului dengan penyesuaian OTK perlu banyak penyesuaian
bagi pejabat yang mengalami penyetaraan. Proses transisi dan adaptasi ini
diharapkan bisa secepatnya terlaksana agar layanan terhadap masyarakat bisa
berjalan dengan optimal.
4. Penataan Tata Laksana
Permasalahan dan kendala dalam area Penataan Tata Laksana sistem
kerja yang berjalan dalam melaksanakan dan menyelenggarakan layanan
belum secara maksimal dipahami sebagai acuan dalam memberikan layanan
kepada masyarakat. Upaya yang perlu dilakukan secara rutin adalah
dilakukannya monitoring dan evaluasi dalam setiap aktivitas layanan dan selalu
diperbaiki terkait kepatuhan dalam melaksanakan layanan sesuai prosedur dan
mempermudah layanan dengan mengedepakan fungsi teknologi informasi serta
membuat alat ukur evaluasi terhadap jenis layanan yang diberikan kepada
masyarakat.
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

53
a. Kesulitan menentukan jadwal di masa pandemi;
b. Kuesioner yang diisikan oleh responden ada yang tidak sesuai
kenyataan, sehingga perlu penelusuran melalui wawancara atau
informasi secara langsung;
c. Banyaknya data yang harus dianalisis;
d. Terkendala dengan pekerjaan rutin yang harus diselesaikan;
e. SDM yang belum memenuhi standar minimal untuk menduduki
jabatan tertentu karena keterbatasan SDM;
f. Database perlu perawatan dan update data secara terus menerus;
g. Transparansi pelaksanaan rekrutmen CPNS: pemantauan terhadap
pelamar ISI Surakarta menjadi susah dipantau baik dari kualifikasi
pendidikan dan kebutuhan secara praktik
6. Penguatan Akuntabilitas
Permasalahan yang dihadapi pada area penguatan Akuntabilitas dimana
terkait dengan persoalan perencanaan, pelaksanaan, monitoring evaluasi, dan
pelaporan dilakukan. Persoalan yang fundamental di Institut Seni Indonesia
(ISI) Surakarta saat ini adalah lemahnya sistem perencanaan. Selama ini
perencanaan dilakukan secara parsial dan manual. Belum ada acuan yang dapat
dijadikan pedoman bagaimana menyusun perencanaan kegiatan, bagaimana
mengkaitkan dengan indikator, bagaimana merumuskan ouput sampai dengan
outcomes. Bagimana perencanaan kegiatan dari unit kerja menjadi bagian dari
pencapaian kinerja yang sudah diperjanjikan. Pada proses selanjutnya menjadi
hal yang cukup menyulitkan bagi institusi untuk dapat melakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi. Dan pada akhirnya kinerja institusi yang dilaporkan
secara periodik dalam bentuk laporan hanya mendasar pada kinerja daya serap
anggaran, belum mencerminkan realisasi output ataupun outcomes dari
kegiatan atau program yang diharapkan.
Perjanjian kinerja belum berhasil diturunkan menjadi Perjanjian Kinerja
Individu, sementara perjanjian kinerja merupakan pijakan pelaksanaan
monitoring dan evaluasi. Telah digariskan bahwa perjanjian kinerja unit kerja
merupakan kompilasi dari perjanjian kinerja individu.

54
Terobosan yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah penyediaan
regulasi dan pedoman yang dapat menjadi dasar bagi unit kerja ataupun
indivisu ASN untuk merumuskan usulan kegiatan, menetapkan target kinerja,
melakukan monitoring & evaluasi, dan membuat pelaporan. Penyediaan sistem
perencanaan yang terintegrasi berbasis teknologi informasi, menjadi terobosan
tersendiri guna pencapaian efektivitas dan efisiensi pengelolaan perencanaan.
7. Penguatan Pengawasan
Kendala dalam area Penguatan Pengawasan yaitu aktivitas pengawasan
secara keseluruhan dilakukan secara rutin, keterbatasan SDM yang dimiliki
oleh tim SPI adalah latar belakang Pendidikan yang tidak sesuai dibidang audit,
menjadi kendala dalam proses visitasi dan pendampingan dalam menjalankan
fungsinya sebagai pengawas internal dibidang keuangan, SDM, BMN, serta
reviu LAKIP. Keterbatasan SDM Staf administrasi di SPI, terdapat
perangkapan tugas yang diberikan kepada salah satu staf administrasi yang ada
di unit monitoring dan evaluasi. Hal ini perlu dicarikan jalan keluar agar tidak
terjadi rangkap tugas terhadap tenaga adminstrasi dengan diijinkan menambah
1 (satu) orang staf yang hanya ditugaskan pada SPI saja, sehingga SPI bisa
lebih focus dan maksimal dalam melakukan fungsi pengawasan dibidang
keuangan dan Umum.
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Permasalahan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik pada area ini
kualitas layanan belum dilaksanakan secara maksimal. Prinsip layanan prima
masih perlu ditingkatkan dikarenakan belum mendasarkan pada standar
layanan dan tata Kelola yang menjadi dasar rujukan layanan.

55
BAB V
RENCANA TINDAK LANJUT

A. Rencana tindak lanjut penanganan masalah dalam pelaksanaan


Penguatan Reformasi birokrasi pada 8 area perubahan masih banyak kendala dalam
pelaksanaan, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara ketat oleh
pimpinan selaku pemegang komitmen agar Reformasi Birokrasi dapat berjalan
sesuai yang telah diprogramkan. Peningkatan fungsi dan peran agen perubahan
dapat segera dimaksimalkan untuk mempercepat perubahan pola pikir dan budaya
kerja dalam memberi layanan. Realisasi program quick wins dapat segera dilakukan
penyesuaian dengan mensinergikan fungsi layanan yang menjadi layanan inti di ISI
Surakarta

B. Rencana tindak lanjut dalam mencapai sasaran


Untuk dapat mencapai sasaran birokrasi yang bersih dan akuntabel, kapabel, dan
pelayanan publik yang prima diperlukan program lanjutan dengan peningkatan dan
penguatan 8 area perubahan Menyusun Program Reformasi Birokrasi untuk 3 tahun
kedepan.

56
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan Laporan Pelaksanaan Refornasi Birokrasi Tahun 2020 di lingkungan
ISI Surakarta saat ini dapat berjalan dengan baik walaupun ada hambatan terkait
pandemi Covid-19. Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi ke
pejabat/pegawai dan publik tentang apa yang sudah dilakukan oleh melalui
pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

B. Saran
Dalam upaya peningkatan kualitas program dan kegiatan pelaksanaan Reformasi
Birokrasi pada setiap area perubahan, ISI Surakarta perlu melaksanakan monitoring
dan evaluasi secara berkelanjutan. Perlu membenahi Road Map Reformasi
Birokrasi ISI Surakarta Tahun 2020-2024, menetapkan work plan, dan quick wins.
Melaksanakan dan mensosialisasikan program dan kegiatan reformasi birokrasi
yang telah ditetapkan sampai level individu di lingkungan ISI Surakarta.

57

Anda mungkin juga menyukai