Anda di halaman 1dari 39

BAB III

KONSEPSI ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

Setelah membaca bab ini, pembaca di harapkan dapat memahami dan menjelaskan konsep dasar
Road Map Reformasi Birokrasi dan Area Perubahan Reformasi Birokrasi.

Road Map Reformasi Birokrasi merupakan bentuk operasionalisasi Grand Design Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali
dan merupakan rencana rinci reformasi birokrasi dari satu tahapan ke tahapan selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran per tahun yang jelas. Pada bab ini akan di
bahas mengenai konsep dasar Road yang di dalamnya mencangkup area perubahan reformasi Birokrasi, Isu-isu strategis reformasi birokrasi, Program- program reformasi
birokrasi dan Quick Wins

A. Konsep Dasar Road Map Reformasi Birokrasi

Reformasi Birokrasi merupakan kebutuhan yang perlu dipenuhi dalam rangka memastikan terciptanya perbaikan tata kelola pemerintahan. Tata
kelola pemerintahan yang baik merupakan prasyarat utama pembangunan nasional. Dalam rangka memastikan
pengelolaan Reformasi Birokrasi yang efektif, pemerintah perlu untuk menetapkan perencanaan dan tata kelola Reformasi
Birokrasi dalam sebuah dokumen perencanaan yang dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh pihak dan stakeholder yang berkepentingan. Dalam
kaitannya dengan hal tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
yang terbagi dalam tiga periode Road Map Reformasi Birokrasi nasional, yaitu Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2014, 2015-2019, dan 2020-2024.

19
Gambar 3.1. Grand Design Reformasi Birokrasi

Pada Tahun 2020 ini Reformasi Birokrasi telah masuk kepada periode ketiga atau terakhir dari Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional. Pada
tahap akhir ini, Reformasi Birokrasi diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy) yang dicirikan dengan beberapa
hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien.

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran, ditetapkan juga indikator tujuan dan indikator sasaran Reformasi Birokrasi.
Penetapan indikator tujuan dan sasaran ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal yang dapat merepresentasikan sedekat mungkin profil
birokrasi yang diinginkan serta lebih objektif karena menggunakan indikator keberhasilan Reformasi Birokrasi yang dipotret oleh Lembaga internasional dan
digunakan oleh banyak negara di dunia.

Road Map disusun untuk membantu menjabarkan visi misi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Presiden dan
Wakil Presiden terpilih tentang Reformasi Birokrasi, melanjutan dari Grand

20
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Design dan Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 sehingga dapat menjadi acuan bagi kementerian/lembaga/pemerintah daerah dalam
melaksanakan Reformasi Birokrasi pada masing-masing kementerian/
lembaga/pemerintah daerah.

Dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No
25 Tahun 2020 ini, asas yang akan dikedepankan adalah Fokus dan Prioritas. Fokus berarti bahwa upaya Reformasi Birokrasi akan dilakukan secara fokus pada
akar masalah tata kelola pemerintahan. Prioritas berarti setiap instansi akan memilih prioritas perbaikan tata kelola pemerintahan sesuai dengan karakteristik
sumber daya dan tantangan yang dihadapi.

Selain itu, guna meningkatkan kualitas Road Map ini dibandingkan dengan Road Map sebelumnya, terdapat setidaknya tiga hal yang diperbaharui.
Pertama, Road Map ini lebih menekankan hal-hal yang bersifat implementatif dibandingkan dengan formalitas. Penyusunan strategi diarahkan untuk
menjawab permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Kedua, program dan kegiatan didesain agar dapat diimplementasikan sampai dengan unit kerja
kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Hal ini dilakukan agar reformasi birokrasi berjalan sampai dengan tingkatan paling terendah dari
kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Ketiga, analisis dilakukan secara lebih holistik, komprehensif, dan antisipatif sehingga didapatkan potret kemajuan,
tantangan, dan permasalahan Reformasi Birokrasi yang lebih utuh. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pembahasan tentang “Evaluasi atas Capaian Reformasi
Birokrasi 5 Tahun Terakhir” serta “Analisis atas Lingkungan Strategis”. Kedua pembahasan tersebut menjadi dasar bagi penetapan Sasaran Reformasi Birokrasi,
upaya yang perlu dilakukan, serta manajemen atau pengelolaan Reformasi Birokrasi.

21
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Gambar 3. 2.
Kerangka Pikir dan Keterkaitan Antar Bagian Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024

Road Map ini memiliki tujuan dan sasaran Reformasi Birokrasi yang ditetapkan didapatkan dari proses berpikir logis yang melibatkan berbagai
pemangku kepentingan seperti akademisi dari berbagai universitas, praktisi, pengusaha, birokrat, dan masyarakat dengan berdasarkan dua pertimbangan yang
sudah disebutkan sebelumnya (evaluasi pencapaian Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Analisis Lingkungan Strategis). Strategi pelaksanaan Reformasi Birokrasi
juga diformulasikan secara lebih riil menjawab permasalahan yang terjadi di lapangan, dengan mengedepankan kolaborasi dan keterlibatan banyak pihak.
Pengikutsertaan ini dilakukan secara vertikal, yaitu melibatkan setiap level jabatan dalam pemerintahan dari level paling strategis sampai paling teknis, maupun
secara horizontal yaitu melibatkan banyak kementerian/lembaga terkait, dan unsur di luar pemerintahan seperti masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan politisi.

22
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Gambar 3.3. Hal-Hal Baru pada Roadmap RB 2020-2024

B. Area Perubahan Reformasi Birokrasi

Pada Road Map 2020-2024 terdapat delapan area perubahaan yang menjadi fokus pembangunan, dari masing- masing area perubahan tersebut
terdapat hal-hal yang harus di perbaiki dan dilaksanakan untuk mancapai tujuan dari reformasi birokrasi, 8 area perubahan tersebut yaitu

Gambar 3.4. Area Perubahan

23
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
1. Area Manajemen Perubahan

Pada area ini Perubahan Mindset dan Budaya Kinerja di


Lingkungan Organisasi merupakan hal yang akan dicapai untuk mencapai hal tersebut di perlukan Internalisasi paradigma pola pikir
kepada seluruh ASN berdasarkan pada UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN, Sehingga karakter dan budaya kinerja ASN lebih berintegritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu menyelengarakan pelayanan pblik yang
berkualitas bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat,dan pemersatu bangsa.

2. Deregulasi Kebijakan.

Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah reform pada Peraturan/ kebijakan yang dinilai menghambat kinerja dan
perkembangan birokrasi harus sederhanakan hal ini bertujuan untuk percepatan dalam pemberian pelayanan. Penyederhanaan peraturan/ kebijakan di
lakukan dengan melakukan pemetaan pada sejumlah peraturan Pemerintah, Peraturan presiden, Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri yang
dinilai menghambat kinerja organisasi.

3. Penataan Organisasi

Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah Melakukan kajian pada Lembaga Non Struktural (LNS), dari hasil kajian
tersebut berupa rekomendasi untuk melikuidasi instansi yang memiliki fungsi serupa, selanjutnya LNS yang fungsinya serupa akan
diintegrasikan ke kementerian atau Lembaga pemerintah yang mengurusi bidang yang sama. Dan Melakukan perampingan struktur organisasi
pemerintah mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 18 Thun 2019 tentang Penyetaraan
Jabatan Administrasi ke Dalam Jabatan Fungsional. Tujuannya adalah untuk menunjang kinerja yang efektif dan efisien agar komunikasi/ disposisi
lebih fleksibel dan langsung ke fugsional.

24
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
4. Penataan Tata Laksana

Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan yaitu mewajibkan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang
mengacu pada Peraturan Presiden No 95 Tahun 2019 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). dan Penerapan SPBE untuk integrasi
proses bisnis, data, infrastruktur, aplikasi dan keamanan yang akan menghasilkan keterpaduan data secara nasional. SPBE bertujuan meminimalisir
duplikasi data dan mengurangi pemborosan dalam pembelanjaan TIK, sehingga terwujudnya tatakelola pemerintah yang efektif, efisien, transparan
dan akuntabel.

5. Penataan SDM Aparatur

Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah Pelaksanaan Merit Sytem untuk menciptakan ASN yang professional,
berintegritas dan berdaya saing tinggi; Perencanaan kebutuhan / formasi jabatan didasarkan atas kebutuhan organisasi yang sesuai dengan
peta jabatan instansi/ organiasasi yang telah ditepakan oleh pjabat
pembina kepegawaian; System rekrutmen ASN secara kompetitif berbasis kompetensi dengan Computer Assisted Test (CAT), yang diselenggarakan
dengan tahapan ujian Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) serta penetapan nilai ambang batas (Passing
Grade); dan Penerapan Talent Pool ASN sebagai dasar pengembangan karier ASN. Dengan Talent Pool ini diharapkan dapat mewujudkan system
pengkaderan pejabat tinggi ASN melalui system promosi terbuka, transparan, kompetensi dan kinerja.

6. Penguatan Akuntabilitas.

Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah Imple- mentasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) di seluruh Kementerian/Lembaga/pemerintah daerah. Hal ini sesuai dengan perintah presiden guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pemerintah, dengan menhamin APBN yang focus dan tepat sasaran. Hasil dari implementasi SAKIP adalah organisasi yang memiliki kinerja

25
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
tinggi dan pemanfaatan anggaran secara efektif dan efisien. dan Kebijakan Refocussing anggaran untuk menghindari pemborosan pada
Kementerian/Lembaga.

7. Penguatan Pengawasan.

Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah Percepatan Reformasi Birokrasi yang masif melalui Pembagunan Zona
Integritas pada seluruh unit kerja. Melalui pembangunan ZI menuju WBK/ WBBM dapat menciptakan kementerian/ Lembaga yang memiliki budaya
anti korupsi dan pelayanan public yang prima kepada masyarakat.

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah Peningkatan kualitas pelayanan publik yang akan berpengaruh pada semakin
baiknya indeks persepsi masyarakat atas penyeleggaraan pelayanan public.

Adanya Inovasi pada pelayanan pubik seperti penyelengaraan pelayanan public secara terpadu dan terintegritas antara pelayanan pusat
dan daerah dalam satu gedung pelayanan sebagai contoh Mall Pelayanan Publik (MPP);Pelaksanaan Sistem Informasi Pelayanan Publik dan
Pelayanan Publik Berbasis Elektronik (e- Services) dan Pelaksanaan Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N- LAPOR!)
yang responsive.

C. Isu-Isu Strategis Reformasi Birokrasi

Isu strategis Reformasi Birokrasi adalah beberapa hal terkini yang segera direspon oleh pemerintah dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik, diantaranya penyederhanaan struktur dan kelembagaan birokrasi, program pemindahan ibu kota negara, dan pemanfaatan teknologi.

1. Penyederhanaan Struktur Dan Kelembagaan Birokrasi

Penataan dan penguatan organisasi dilakukan untuk men- dapatkan profil kelembagaan pemerintah yang tepat fungsi, tepat proses dan
tepat ukuran. Organisasi pemerintah saat ini dihadapkan

26
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
pada tantangan yang tidak mudah dalam pencapaian birokrasi kelas dunia. Untuk mencapai hal tersebut maka penyederhanaan struktur dan
kelembagaan birokrasi menjadi salah satu area perubahan dari reformasi birokrasi yang harus dilaksanakan. Penyederhanaan struktur dan
kelembagaan birokrasi merupakan Langkah awal dalam transformasi kelembagaan pemerintah yang selanjutnya diikuti dengan penetapan
tatalaksana dan koordinasi lintas bidang menuju terwujudnya Smart Institution.

Penyederhanaan birokrasi merupakan tindak lanjut pidato Presiden pada sidang paripurna MPR RI pada tanggal 20 Oktober 2019.
Penyederhanaan birokrasi tersebut dilakukan dengan menyederhanakan struktur birokrasi menjadi dua level dan mengalihkan jabatan struktur
dibawah dua level tersebut menjadi jabatan fungsional. Penyederhanaan birokrasi tersebut sudah dimulai dengan ditetapkannya Peraturan
Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara, yang salah satunya mengamanatkan agar struktur organisasi kementerian
mengutamakan kelompok jabatan fungsional.

2. Pemindahan Ibu Kota Negara

Dalam rangka menciptakan pemerataan pembangunan dan pengelolaan pemerintahan yang lebih baik Presiden telah
mengumumkan pemindahan Ibu Kota Negara dari DKI Jakarta ke sebagaian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser
Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu disiapkan rencana yang terintegrasi antara pemindahan Ibu Kota Negara dengan Road Map
Reformasi Birokrasi 2020-2024, meliputi transformasi kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, sistem dan prosedur kerja ASN, akuntabilitas
dan pengawasan atas kinerja ASN serta pelayanan publik. Sebagai langkah awal perlu disusun undang-undang dan peraturan perundang-undangan
lainnya sebagai dasar persiapan, pembangunan dan pemindahan Ibu Kota Negara yang baru.

27
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
3. Transformasi Digital

Pesatnya perkembangan teknologi berdampak pada pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan dengan pemanfaatan teknologi,
khususnya teknologi digital. Tantangan global menuntut para eksekutif untuk cakap dan respon dalam menjalankan proses- proses pelayanan
pemerintahan berbasis digital atau elektronik. Isu ini menjadi penting untuk direspon dalam merumuskan langkah strategis untuk mewujudkan
pemerintahan kelas dunia di tahun 2025. Dalam hal ini, Kementerian/lembaga/pemerintah daerah harus melakukan transformasi digital melalui
pelaksanaan tata kelola SPBE yang terpadu dalam rangka mendukung transformasi proses bisnis pemerintahan untuk mewujudkan layanan mandiri,
layanan bergerak dan layanan cerdas yang fleksibel dan tanpa batas.

4. Arahan Utama Presiden Republik Indonesia

Presiden menetapkan 5 (lima) arahan utama sebagai strategi dalam pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi Indonesia
2045. Kelima arahan tersebut mencakup Pembangunan Sumber Daya Manusia, Pembangunan Infrastruktur, Penyederhanaan Regulasi,
Penyederhanaan Birokrasi, dan Transformasi Ekonomi.

28
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Gambar 3.5. Arahan Utama Presiden Republik Indonesia

Peran Reformasi Birokrasi untuk mewujudkan kelima arahan utama presiden tentangpembangunan
nasional di atas adalah memastikan setiap program/kegiatan dilakukan
dalam rangka mengakselerasi pencapaian kelima sasaran tersebut. Dalam hal pembangunan SDM, Reformasi Birokrasi
perlu mendorong setiap ASN agar memiliki keterampilan dan kompetensi spesifik yang dapat membantu birokrasi menghadapi era digital dan
industri 4.0.

Dalam hal pembangunan infrastruktur, Reformasi Birokrasi berperan untuk memastikan penggunaan anggaran dilakukan secara
efektif, efisien, dan bebas dari segala penyimpangan. Salah satu perwujudannya adalah dengan meningkatkan pengawasan pada proyek- proyek
srategis nasional.

29
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Dalam hal penyederhanaan regulasi, Reformasi Birokrasi mengupayakan terbentuknya regulasi yang ideal di mana kuantitas regulasi
perlu disederhanakan, namun tetap membawa dampak yang lebih baik, salah satunya adalah dengan mempercepat penyusunan Omnibus Law. Selain
itu penyederhanaan regulasi perlu untuk dilakukan seluruh kementerian/lembaga/pemerintah daerah dalam rangka menciptakan kemudahan berusaha
dan pembangunan ekonomi, serta meningkatkan efektivitas berbagai program pemerintah yang memerlukan kolaborasi lintas instansi.

Dalam hal penyederhanaan birokrasi, Reformasi Birokrasi perlu dilakukan dengan memangkas berbagai prosedur dan jenjang yang
panjang dan berbelit. Salah satunya dengan melakukan penyederhanaan struktur organisasi menjadi lebih ramping dan efisien. Penyederhanaan
birokrasiini dilakukan untuk menciptakan kemudahan berusaha serta menekan berbagai biaya yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi.

Dalam hal transformasi ekonomi, Reformasi Birokrasi perlu mengarahkan kementerian/lembaga/pemerintah daerah untuk memastikan
setiap program dan kegiatannya dirancang untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dan memangkas berbagai biaya birokrasi yang menyebabkan
efisiensi dan pemborosan.

D. Program-Program Reformasi Birokrasi Dalam Road Map

Pencapaian tujuan dan sasaran Reformasi Birokrasi dilakukan melalui program-program prioritas yang dipandang strategis, cepat dan efektif
untuk mewujudkan pemerintahan kelas dunia. Program Reformasi Birokrasi dikelompokkan berdasarkan cakupan atau ruang lingkup dari implementasi program
itu sendiri, yaitu program makro, meso, dan mikro.

30
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
1. Program Makro

Pada level makro, program pelaksanaan Reformasi Birokrasi fokus terhadap upaya dalam menetapkan arah kebijakan nasional serta
upaya untuk mengawal agar implementasi kebijakan tersebut berjalan sesuai dengan Road Map Reformasi Birokrasi 2020 – 2024. Terkait dari
waktu pelaksanaan Road Map Reformasi Birokrasi 2020

– 2024, level makro juga memastikan agar pelaksanaan agenda

Reformasi Birokrasi berjalan sebagaimana kerangka waktu Road Map

sebagai berikut

Gambar 3.7 Kerangka Waktu Road Map Reformasi Birokrasi

2. Program Meso

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada level meso merupakan pelaksanaan sasaran program yang merupakan uraian atau cascade down
dari 3 (tiga) sasaran Reformasi Birokrasi. Selain itu, sesuai dengan RPJMN 2019- 2024 yang menetapkan Reformasi Birokrasi sebagai program
pengarusutamaan yang wajib dilakukan oleh seluruh kementerian/lembaga/pemerintah daerah, maka setiap kementerian/Lembaga leading sector
harus memastikan pelaksanaan

31
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
program-program meso urusannya pada setiap kementerian/lem- baga/pemerintah daerah dengan memperhatikan kebutuhan dan keberagaman yang
berbeda-beda. Berikut ditetapkan sasaran program dan instansi pengampu serta kegiatan/tema yang mendukung pencapaian sasaran program.

Tabel 3.1. Sasaran Level Meso Reformasi Birokrasi 2020-2024

SASARAN PROGRAM LEADING SECTOR KEGIATAN/TEMA

Sasaran 1. Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel

1.1.Menguatnya Integritas dan Budaya Antikorupsi Kementerian Pendayagunan Aparatur Level Organisasi - Perluasan Pembangunan Zona Integritas kepada
dalam Birokrasi seluruh kementerian/ lembaga/pemerintah daerah, khususnya pada
pelayanan yang

strategis dan berisiko;

Level Individu – Menetapkan Peraturan Menteri tentang Pedoman

Umum Pembangunan Integritas Pegawai ASN, sebagai dasar

terbangunnya budaya integritas pegawai ASN.

Lembaga Administrasi Negara Induksi antikorupsi kepada ASN melalui pendidikan pelatihan.
Kementerian Dalam Negeri Induksi antikorupsi kepada kepala daerah, anggota DPRD dan Pejabat

Perangkat Daerah.

32
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
• Pembentukan kurikulum dan proses pembelajaran yang
memiliki muatan antikorupsi. Tenaga pendidik yang mampu
menerapkan kurikulum dan memberikan teladan praktik

antikorupsi.

Kementerian Komunikasi dan Diseminasi konten antikorupsi melalui berbagai saluran media cetak,
Informatika elektronik, dan sosial.

Pembinaan, pengawasan, dan

evaluasi terhadap kinerja Aparat

1.2.Terciptanya Badan Pembinaan, pengawasan,

pengawasan yang Pengawasan dan evaluasi terhadap

independen, profesional, Keuangan dan kinerja Aparat

dan sinergis Pembangunan Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP)

Meningkatkan sinergitas

antar lembaga

pengawasan.

Meningkatkan sinergitas

APIP dengan pemeriksa

eksternal (BPK)

Menetapkan peraturan

presiden mengenai

kebijakan dan manajemen

risiko di kementerian/lembaga/

pemerintah daerah

Membentuk sistem

manajemen risiko

33
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
⚫ Menetapkan unit yang

bertanggungjawab terhadap manajemen risiko

⚫ Membuat panduan hubungan

kerja antara pengampu jabatan fungsional risk officer dan

aparat pengawas intern pemerintah (APIP).

LEADING
SASARAN PROGRAM SECTOR KEGIATAN/TEMA

1.3.Menguatnya manajemen kinerja dalam sistem Kementerian Perencanaan


pemerintahan yang efektif, efisien, dan akuntabel Pembangunan Nasional/Badan
• Memastikan perencanaan berbasis kinerja

Perencanaan Pembangunan Nasional.


• Memastikan program-program yang direncanakan sesuai
dengan tujuan dan sasaran pembangunan nasional

• Menjamin keterhubungan tujuan, sasaran, dan program


pembangunan antar berbagai

sektor

• Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses


perencanaan dan penganggaran (e-planning

dan e-budgeting)

Kementerian Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi
• Memastikan ketersambungan antara tujuan, sasaran,

dan indikator kinerja dalam perencanaan pembangunan di


kementerian/lembaga/

pemerintah daerah

34
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
• Melakukan evaluasi ketersambungan antara tujuan,
sasaran, indikator kinerja, dan pelaporan pelaksanaan

• Memperbaiki ukuran kinerja

outcome di setiap program dan kegiatan oleh kementerian/


lembaga/pem eri ntah daerah

• Meningkatkan kualitas evaluasi penerapan SAKIP di


kementerian/lembaga/ pemerintah daerah

• Menetapkan kebijakan

mengenai peningkatan kompetensi dan pembudayaan kinerja


dalam perencanaan dan penganggaran;

• Menetapkan Peraturan Menteri

mengenai penilaian kinerja individu kinerja organisasi.

• Menggunakan informasi kinerja sebagai dasar dalam


menyusun proses bisnis internal pemerintah.

• Menetapkan Peraturan Menteri

mengenai penggunaan capaian kinerja sebagai dasar untuk

pemberian tunjangan kinerja.

Kementerian Keuangan Memastikan penganggaran berbasis kinerja sesuai dengan


mandat UU 17/2003

tentang keuangan negara.

35
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Kementerian Dalam Negeri
• Menciptakan interoperability antara sistem perencanaan,
penganggaran, dan kinerja di daerah.

• Melakukan monitoring

mengenai pelaksanaan perencanaan dan penganggaran


berbasis kinerja di daerah

• Melakukan pengembangan kompetensi kepala daerah dalam


perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja

• Melakukan monitoring mengenai pelaksanaan perencanaan dan


penganggaran berbasis kinerja

di daerah

• Melakukan pengembangan kompetensi kepala daerah


dalam perencanaan dan

penganggaran berbasis kinerja

Badan Pengawasan Keuangan dan Melakukan koordinasi dengan Kemendagri dalam


Pembangunan pengintegrasian berbagai sistem perencanaan, penganggaran, dan

kinerja di daerah

Lembaga Administrasi
• Melakukan diklat peningkatan kompetensi manajemen kinerja
ASN

• Internalisasi budaya kinerja

dalam berbagai pelatihan ASN

36
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Negara Badan Kepegawaian Negara
Penyiapan aplikasi informasi

kinerja PNS secara nasional yang dapat diintegrasikan


dengan aplikasi kinerja PNS dkementerian/ lembaga / pemerintah

daerah;

• Penyusunan Perka BKN terkait pengelolaan informasi dan data


penilaian kinerja PNS;

• Penyusunan Perka BKN terkait tata cara survei perilaku kerja


secara tertutup.

• Penyusunan Perka BKN terkait pemeringkatan kinerja

pegawai.

1.4.Meningkatnya fairness, transparansi,


profesionalisme, dan nondiskriminatif dalam sistem
Kementerian Komunikasi dan
Informatika
• Penyediaan infratruktur dan aplikasi pemanfaatan one- data
system untuk perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan
pemerintahan
• Efektivitas PPID dalam mewujudkan keterbukaan
informasi publik

• Mendorong digitalisasi dan transparansi berbagai


informasi di kementerian/

lembaga

37
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Badan Pusat Statistik
• Menyediakan berbagai data yang dibutuhkan untuk

mendukung one- data system

• Memberikan kemudahan akses kepada seluruh pemangku


kepentingan dalam perolehan data untuk berbagai kepentingan
secara terbuka.

Kementerian Dalam Negeri Mendorong dan memperkuat partisipasi berbagai pemangku


kepentingan (masyarakat, private sector, dan dunia usaha) dalam
pembuatan dan implementasi kebijakan di

daerah.

Arsip Nasional Republik


Indonesia
• Menetapkan dan implementasi kebijakan pengelolaan arsip
berbasis digital

• Memperkuat knowledge management melalui


digitalisasi arsip

Badan Siber dan Sandi Negara Memastikan sistem keamanan data, aplikasi dan infrastruktur
dalam penyelenggaraan SPBE

Lembaga Kebijakan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah
• Memperluas database dan implementasi e-catalog

• Meningkatkan ASN bersertifikasi dan jabatan fungsional


dalam pengadaan barang dan jasa.

• Melaksanakan pengawasan

rencana, penganggaran, dan pelaksanaan pengadaan barang/jasa

38
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
1.5. Reviu terhadap berbagai peraturan
perundang- undangan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia
□ Memperkuat koordinasi Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia untuk melakukan harmonisasi
regulasi

□ Mendorong reregulasi atau

deregulasi berbagai peraturan perundang- undangan


berdasarkan hasil reviu

□ Mendorong penyederhanaan regulasi pada setiap jenjang level


peraturan perundangan- undangan.

□ Meningkatkan kompetensi

ASN sebagai perancang peraturan perundang- undangan (legal

drafter) pusat dan daerah

Sasaran 2. Birokrasi yang Kapabel

1.1.Tertatanya kelembagaan kementerian/lembaga/


pemerintah daerah
Kementerian Pendayagunan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
• Memastikan struktur organisasi pemerintah berbasis kinerja

yang berbasis kinerja dan • Menetapkan kebijakan penyederahaan eselon 3 dan 4 secara

prinsip efisiensi bertahap dan selektif

Birokrasi Kementerian Dalam Negeri


• Menetapkan kebijakan penyederahaan eselon 3 dan 4 secara
bertahap dan selektif kinerja yang dilakukan oleh

pemerintah daerah.

39
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
□ Melakukan monitoring evaluasi atas pelaksanaan kebijakan
pemisahan antara pembuat kebijakan (policy maker) dan
pelaksana kebijakan (policy implementing agency) di
pemerintahan daerah.

Kementerian Komunikasi dan


Informatika
• Memperkuat interoperability system antar kementerian/
lembaga/pemerintah daerah baik secara vertikal maupun

horizontal.

Lembaga administrasi
Negara
• Mengenmabkan kurikulum dan pelaksanaan Pendidikan dan
pelatihan untuk pengembangan kompetensi pegawai yang
menjalankan

SPBE.

1.3. Meningkatnya profesionalisme ASN Kementerian Pendayagunan Aparatur


berbasis sistem merit Negara dan Reformasi Birokrasi
⚫ Menetapkan kebijakan tentang
pertukaran dan magang antara ASN dan swasta

⚫ Mengembangkan sistem di
mana seluruh kementerian/ lembaga/pe meri ntah daerah

memiliki dan melaksanakan IHRM (Integrated Human

Resource Management)

⚫ Membangun sistem informasi


ASN nasional.

40
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
⚫ Mengarusutamakan evidence-
based policy dengan melibatkan pemangku kepentingan,
seperti perguruan tinggi, riset, dan lembaga penelitian pada
K/L sebagai proses dan metode analisis dalam setiap proses
kebijakan yang dilakukan.

• Fungsional sebagai tindak

lanjut dari penyederhanaan birokrasi melalui penyetaraan jabatan

administrasi ke dalam jabatan fungsional.

• Membentuk Tim Manajemen Talenta Nasional


(penetapan oleh Presiden) dan membentuk

Manajemen Talenta Nasional

(berkoordinasi dengan Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional/ Bappenas, Kementerian Dalam

Negeri, Lembaga Administrasi Negara, Badan Kepegawaian

Negara, dan Komisi Aparatur Sipil Negara)

• Memastikan dan melakukan pendampingan serta monitoring dan


evaluasi atas penyusunan dan implementasi pola karir dan
manajemen talenta instansi pada setiap kementerian/lembaga/
pemerintah daerah berjalan

dengan efektif

41
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Lembaga Administrasi Negara
• Melakukan kajian komprehensif pembentukan national
talent management.

• Memasukan kurikulum pembuatan dan implementasi serta


analisis kebijakan publik dalam semua jenjang kediklatan
ASN.

• Melakukan pelatihan mitigasi

risiko dalam semua jenjang kediklatan dan bidang.

• Memperbaiki sistem pengajaran diklat yang berbasis


studi kasus dan proyek perubahan.

• Melakukan perubahan

kelembagaan diklat

• Membentuk dan mengembangkan Corporate University.

Kementerian Dalam Negeri Memperkuat dan mendorong evidence-based policy dengan


melibatkan pemangku
kepentingan, seperti perguruan tinggi, riset, dan lembaga penelitian
pada level pemerintah

daerah.

Kementerian Pendidikan dan Mendorong Perguruan Tinggi untuk secara aktif terlibat
Kebudayaan dalam berbagai proses perumusan dan pengembangan
evidence-

based policy pada kementerian/

lembaga/pemerintah daerah.

42
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Badan Pengawasan Keuangan dan Melakukan sertifikasi manajemen risiko bagi jabatan
fungsional ASN.
Pembangunan

1.4. Meningkatnya kepemimpinan transformatif


untuk memperbaiki kinerja birokrasi
Lembaga Administrasi Negara
• Memperbaiki sistem pengajaran diklat yang berbasis
studi kasus dan proyek perubahan

• Melakukan perubahan

kelembagaan diklat

Sasaran 3. Pelayanan Publik yang Prima

3.1 Menguatnya pelayanan publik yang


responsif dan berdaya saing
Kementerian Pendayagunan Aparatur
Negara danReformasi Birokrasi
• Mendorong penerapan kebijakan pelayanan publik (Stadar
Pelayanan, Maklumat Pelayanan, dan SKM);

• Mendorong sistem pelayanan

yang terpadu dan terintegrasi;

• Mendorong K/L/D untuk menerapkan sistem pengelolaan

pengaduan yang terintegrasi, tuntas dan berkelanjutan dalam

rangka pengelolaan pengaduan yang efektif.

Kementerian Dalam Negeri


• Mendorong Pemerintah Daerah untuk mengembangkan pusat-
pusat

inovasi pelayanan publik.

43
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
3.2 Percepatan peningkatan kualitas Kementerian Pendayagunan
pelayanan publik Aparatur Negara dan Reformasi
⚫ Penguatan kebijakan

Birokrasi untuk peningkatan kualitas pelayanan publik;

⚫ Mendorong K/L/D untuk


melakukan percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik
melalui inovasi dengan pembinaan inovasi pelayanan publik
secara terus menerus dan berkelanjutan, yaitu:

1) Mendorong Penciptaan inovasi

dalam rangka mendapatkan data dan informasi inovasi serta


inovasi yang terseleksi sesuai standar internasional melalui
Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik;

2) Mendorong Pengembangan

Inovasi melalui pengembangan Hub Inovasi dalam rangka


penyebarluasan pengetahuan dan

3) Mendorong Pelembagaan

Inovasi dalam rangka keberlanjutan inovasi melalui kebijakan

dan pembinaan yang terus menerus.

Kantor Staf Presiden Monitoring pelaksanaan

SP4AN- LAPOR! kepada Presiden RI secara berkala

44
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Lembaga Administrasi Negara
• Melakukan kajian terhadap penyelenggaraan pelayanan publik
sebagai bahan masukan untuk melakukan revisi UU25/2009
tentang pelayanan

publik;

Kementerian Koordinator bidang


Perekonomian
• Mengkoordinasikan penyederhanaan prosedur perizinan
terkait EoDB pada seluruh stakeholder terkait

• Mendorong implementasi one

single submission (OSS)

Hasil pada program Meso ini akan diukur dengan menggunakan beberapa indikator antara pada setiap sasaran Reformasi Birokrasi. K/L
yang tugas dan kewenangannya terkait dengan indikator antara ini wajib untuk melaporkan perkembangan capaian indikator tersebut kepada
Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional setiap tahunnya.

Tabel 3.2. Indikator Program pada Setiap Sasaran Reformasi Birokrasi

TARGET
SASARAN INDIKATOR SASARAN 2024

Birokrasi Persentase kementerian/lembaga/pemerintah 100%

yang daerah dengan Indeks Perilaku Anti Korupsi level baik

bersih
Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah 100%

dan dengan Indeks Kapabilitas APIP minimal level 3

akuntabel
Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah 100%

dengan Indeks Maturitas SPIP minimal level 3

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah 100%

dengan Predikat SAKIP minimal B

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah 100%

daerah dengan Opini BPK minimal WTP

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah 100%

dengan Indeks Perencanaan baik

45
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah 100%
dengan Indeks Reformasi Hukum baik

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah dengan Indeks Tata Kelola Pengadaan Barang dan 100%

Jasa baik

Birokrasi yang Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah dengan Indeks Kelembagaan baik


kapabel

Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah daerah dengan predikat penilaian SPBE minimal Baik (Indeks SPBE

>2,6):

a. K/L
80%

b. Pemerintah Provinsi
c. Pemerintah Kabupaten/Kota 50%

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah 100%


dengan Indeks Pengawasan Kearsipan baik

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah 100%


dengan Indeks Profesionalitas ASN baik

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah 100%


dengan Indeks Tata Kelola Manajemen ASN baik

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah 100%


dengan Indeks Merit System baik

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah 100%


daerah dengan Indeks Kualitas Kebijakan baik

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah 100%


daerah dengan Indeks Kepemimpinan Perubahan baik

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah 100%


daerah dengan Indeks Pemerintahan Daerah Baik

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah 100%


daerah dengan Indeks Pengelolaan Keuangan baik

Persentase kementerian/lembaga/pemerintah 100%


daerah dengan Indeks Pengelolaan Aset baik

Pelayanan Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah dengan Indeks Pelayanan Publik Baik 75%

Publik yang Prima

46
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Dalam rangka memastikan setiap kementerian/lembaga penanggung- jawab indikator dan program meso melaksanakan program tersebut, maka setiap
kementerian/lembaga penanggung jawab harus menyusun rencana aksi pelaksanaan program. Rencana aksi ini akan di monitor dan evaluasi secara berkala (tiga
bulanan) oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara sebagai Ketua Tim Reformasi Birokrasi Nasional (TRBN).

3. Program Mikro

Setelah ditetapkan program level meso, selanjutnya adalah kegiatan mikro yang menjadi prioritas kementerian/lembaga/ pemerintah
daerah dalam menerapkan Reformasi Birokrasi di lingkup internal instansi. Aktifitas mikro seperti tabel berikut berdasarkan kepada sasaran
Reformasi Birokrasi serta 8 (delapan) area perubahan Reformasi Birokras.i dan program di level meso.

Tabel 3.3 Kegiatan Level Mikro Reformasi Birokrasi 2020-2024

Program/Area
Perubahan Indikator Kegiatan

Manajemen Perubahan
1. Indeks • Pengembangan dan Penguatan nilai-nilai untuk meningkatkan
Kepemimpinan Perubahan komitmen dan implementasi perubahan (reform);

• Penguatan nilai integritas;

• Pengembangan dan Penguatan peran agen perubahan dan role


model;

• Pengembangan budaya kerja dan cara kerja yang adaptif dalam


menyongsong revolusi industry

4.0;

REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN 47


KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Penataan Peraturan Perundangan/
Deregulasi Kebijakan
2. Indeks Reformasi Hukum
• Melakukan identifikasi dan pemetaan regulasi lingkup IP
(menghilangkan overlapping

peraturan);

3. Indeks Kualitas Kebijakan


• Deregulasi aturan yang

menghambat birokrasi;

• Penguatan Sistem Regulasi Nasional di


lingkup IP;

• Melakukan perencanaan kebijakan yang meliputi agenda


setting dan formulasi kebijakan;

• Melakukan evaluasi kemanfaatan kebijakan yang

telah disusun

Program/Area Perubahan
Indikator Kegiatan

Penataan Organisasi/ Kelembagaan 4. Indeks Kelembagaan


• Assessment organisasi berbasis kinerja;

• Restrukturisasi (penyederhanaan)
kelembagaan IP berdasarkan hasil
assessment;

• Membentuk struktur

organisasi yang tepat fungsi.

Penataan Tatalaksana 5. Indeks SPBE


• Penerapan Tata Kelola SPBE

6. Indeks
• Penerapan Manajemen SPBE

Pengawasan Kearsipan

7. Indeks
• Penerapan Layanan SPBE

Pengelolaan Keuangan

48
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
8. Indeks
• Mengintegrasikan pemanfaatan IT dalam tata kelola pemerintahan;
Pengelolaan Aset

9. Indeks Pemerintahan
• Implementasi Manajemen Kearsipan Modern dan Handal
Daerah
(dari manual ke digital);

• Melakukan pengelolaan arsip sesuai aturan;

• Mengimplementasikan digitalisasi arsip;

• Melakukan pengelolaan keuangan secara tepat dan sesuai aturan;

• Melakukan pengelolaan atas aset

sesuai dengan kaedah dan aturan yang berlaku.

Program/Area
Indikator Kegiatan
Perubahan

• Pengembangan proses bisnis instansi dan unit;

• Penyelarasan Proses

bisnis dan SOP;

Sistem Manajemen SDM 10. Indeks


• Menerapkan prinsip- prinsip manejemen ASN secara
Profesionalis ASN
professional;

11. Indeks Merit


• Implementasi manajemen ASN
System
berbasis merit system;
12. Indeks
• Penetapan ukuran kinerja individu;
Tata Kelola Manajemen ASN
• Implementasi manajemen ASN berbasis merit system;

• Penetapan ukuran kinerja individu;

• Monitoring dan evaluasi kinerja individu secara berkala;

49
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
• Penguatan implementasi Reward and Punishment Berdasarkan
kinerja;

• Pengembangan kompetensi dan karir ASN berdasarkan hasil/


monitoring dan evaluasi kinerja dan kebutuhan organisasi;

• Pemanfaatan IT dalam manajemen ASN;

• Pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas ASN;

• Pengembangan implementasi Manajemen Talenta (Talent pool);

• Penguatan database dan sistem informasi kepegawaian untuk


pengembangan karir dan talenta

ASN;

Penguatan Akuntabilitas 13. Nilai SAKIP


⚫ Melakukan perencanaan
terintegrasi dan perencanaan yang lintas sector (collaborative and

crosscutting);

14. Indeks ⚫ Penguatan keterlibatan pimpinan


Perencann dan seluruh penanggung jawab dalam perencanaan kinerja, monitoring
dan evaluasi kinerja, serta pelaporan kinerja;

⚫ Peningkatkan kualitas

penyelarasan kinerja unit kepada kinerja organisasi (goal and strategy

cascade);

50
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
⚫ Pelaksanaan monitoring dan

evaluasi kinerja secara berkala;

⚫ Penembangan dan pengintegrasian sistem informasi kinerja,

perencanaan, dan penganggaran;

⚫ Penguatan implementasi

value for money dalam rangka merealisasikan anggaran berbasis kinerja;

Pengawasan 15. Maturitas SPIP


• Melakukan Penguatan implementasi SPIP di seluruh

bagian organisasi;

16. Kapabilitas APIP


• Meningkatkan Kompetensi APIP;

17. Opini BPK


• Pemenuhan Rasio APIP (pemenuhan jumlah ideal aparatur

pengawas);

18. Indeks
• Melakukan pengelolaan dan akuntabilitas keuangan sesuai kaedah dan
Tata Kelola Pengadaan Barang & Jasa
aturan yang berlaku;

• Melakukan pengelolaan barang dan jasa sesuai aturan;

• Pembangunan unit kerja Zona Integritas Menuju WBK/WBBM;

• Penguatan pengendalian

gratifikasi;

• Penguatan penganganan pengaduan dan komplain;

• Penguatan efektivitas manajemen risiko;

• Pelaksanaan pemantauan

benturan kepentingan;

51
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Pelayanan Publik 19. Indeks Pelayanan Publik Melakukan penguatan implementasi kebijakan
bidang pelayanan publik (Standar Pelayanan, Maklumat Pelayanan,

SKM)

20. Hasil Survei Kepuasan Masyarakat


⚫ Pengembangan dan

pengintegrasian sistem informasi pelayanan publik dalam rangka


peningatan akses publik dalam rangka memperoleh informasi pelayanan;

⚫ Pengelolaan pengaduan

pelayanan publik secara terpadu, tuntas dan berkelanjutan dalam rangka


memberikan akses kepada publik dalam mendapatkan pelayanan yang
baik;

• Peningkatan pelayanan publik

berbasis elektronik dalam rangka memberikan pelayanan yang mudah,


murah, cepat, dan terjangkau.

• Penciptaan, pengembangan, dan

pelembagaan inovasi pelayanan publik dalam rangka percepatan


peningkatan kualitas pelayanan publik;

• Pengembangan sistem pelayanan

dengan mengintegrasikan pelayanan pusat, daerah dan bisnis

dalam Mal Pelayanan Publik;

52
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
• Pengukuran kepuasan masyarakat secara berkala;

• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan


pelayanan publik secara berkala.

• Mendorong K/L/D untuk melaksanakan survei kepuasan


masyarakat;

• Meningkatkan tindak lanjut dari Laporan Hasil Survei Kepuasan

Masyarakat.

E. Quick Wins

Quick Wins dimaknai sebagai kemenangan atau keberhasilan yang cepat.

Tujuan dari Quick Wins adalah adanya sebuah tindakan atau action yang bisa segera mendatangkan sebuah kemenangan dan keberhasilan, di mana kemenangan
tersebut mampu mendorong kemenangan selanjutnya. Quick Wins dalam kerangka strategi pelaksanaan Reformasi Birokrasi merupakan Program percepatan dalam
bentuk inisiatif kegiatan yang menggambarkan percepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah.

Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi baik di tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, pada tahun pertama dan maksimal pada tahun kedua,
seluruh kementerian/lembaga/pemerintah daerah harus menetapkan penyederhanaan birokrasi sebagai Quick Wins utama. Penyederhanaan birokrasi ini dilakukan dengan
melakukan penyetaraan jabatan administrator, jabatan pengawas, dan jabatan pelaksanan ke dalam jabatan fungsional.

Namun, kementerian/lembaga/pemerintah daerah dimungkinkan untuk menambah Quick Wins selain penyederhanaan birokrasi pada tahun pertama dan kedua
apabila hal tersebut dirasa perlu. Selanjutnya, pada tahun-tahun berikutnya setiap instansi dibebaskan dalam menetapkan Quick Wins, sesuai dengan isu strategis, karakter
organisasi, serta sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing instansi

53
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Gambar 3.8. Perbedaan Quick Win Mandatory dan Quick Win Mandiri

F. Pelaksanaan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM

Raod Map Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM di buat dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi. Dalam Road Map Kementerian Hukum dan HAM ini di paparkan
mengenai program kerja Kementerian Hukum dan HAM selama 5 tahun kedepan mulai tahun 2020 sampai 2024, program kerja tersebut dibuat berdasarkan pada
8 area perubahan reformasi birokrasi, yang didalamnya terdapat Program,kegiatan dan subkegiatan, Outcome, Penanggung Jawab dan waktu pelaksanaan
kegiatan dalam jangka waktu 2020 sampai 2024.

Dalam Road Map Kementerian Hukum dan HAM terdapat Quick Wins, yaitu suatu langkah inisiatif yang mudah dan cepat dicapai dalam waktu satu
tahun yang mengawali pelaksanaan suatu program dalam reformasi birokrasi terutama berkaitan dengan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
serta peningkatan kualitas pelayanan publik di Kementerian Hukum dan HAM.

Untuk memaksimalkan program kegiatan yang terdapat dalam Road Map di buat Rencana Kerja Tahunan (RKT) yaitu dokumen perencanaan untuk

54
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
periode satu tahun yang memuat kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Road map reformasi Birokrasi. Rencana Kerja Tahunan RB terbagi
atas 2 jenis yaitu Rencana Kerja Tahunan untuk Unit Eselon I dan Rencana Kerja Tahunan untuk Kantor wilayah dan Unit Pelaksana Tugas (UPT). Untuk
memantau pelaksanaan RB pada unit, Kantor Wilayah dan UPT, setiap 3 bulan diwajibkan untuk melakukan pemenuhan data RKT dan laporan RB hal tersebut
untuk memantau sejauh mana pelaksanaan RB pada Kementerian Hukum dan HAM. Sehingga dapat dipetakan area dan program apa yang belum terlaksana untuk
dibuat evaluasi pelaksanaan RB untuk di tindaklanjuti kembali, agar pelaksanaan RB dapat berjalan efektif.

REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN 55


KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI

Anda mungkin juga menyukai