Setelah membaca bab ini, pembaca di harapkan dapat memahami dan menjelaskan konsep dasar
Road Map Reformasi Birokrasi dan Area Perubahan Reformasi Birokrasi.
Road Map Reformasi Birokrasi merupakan bentuk operasionalisasi Grand Design Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali
dan merupakan rencana rinci reformasi birokrasi dari satu tahapan ke tahapan selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran per tahun yang jelas. Pada bab ini akan di
bahas mengenai konsep dasar Road yang di dalamnya mencangkup area perubahan reformasi Birokrasi, Isu-isu strategis reformasi birokrasi, Program- program reformasi
birokrasi dan Quick Wins
Reformasi Birokrasi merupakan kebutuhan yang perlu dipenuhi dalam rangka memastikan terciptanya perbaikan tata kelola pemerintahan. Tata
kelola pemerintahan yang baik merupakan prasyarat utama pembangunan nasional. Dalam rangka memastikan
pengelolaan Reformasi Birokrasi yang efektif, pemerintah perlu untuk menetapkan perencanaan dan tata kelola Reformasi
Birokrasi dalam sebuah dokumen perencanaan yang dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh pihak dan stakeholder yang berkepentingan. Dalam
kaitannya dengan hal tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
yang terbagi dalam tiga periode Road Map Reformasi Birokrasi nasional, yaitu Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2014, 2015-2019, dan 2020-2024.
19
Gambar 3.1. Grand Design Reformasi Birokrasi
Pada Tahun 2020 ini Reformasi Birokrasi telah masuk kepada periode ketiga atau terakhir dari Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional. Pada
tahap akhir ini, Reformasi Birokrasi diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy) yang dicirikan dengan beberapa
hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien.
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran, ditetapkan juga indikator tujuan dan indikator sasaran Reformasi Birokrasi.
Penetapan indikator tujuan dan sasaran ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal yang dapat merepresentasikan sedekat mungkin profil
birokrasi yang diinginkan serta lebih objektif karena menggunakan indikator keberhasilan Reformasi Birokrasi yang dipotret oleh Lembaga internasional dan
digunakan oleh banyak negara di dunia.
Road Map disusun untuk membantu menjabarkan visi misi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Presiden dan
Wakil Presiden terpilih tentang Reformasi Birokrasi, melanjutan dari Grand
20
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Design dan Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 sehingga dapat menjadi acuan bagi kementerian/lembaga/pemerintah daerah dalam
melaksanakan Reformasi Birokrasi pada masing-masing kementerian/
lembaga/pemerintah daerah.
Dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No
25 Tahun 2020 ini, asas yang akan dikedepankan adalah Fokus dan Prioritas. Fokus berarti bahwa upaya Reformasi Birokrasi akan dilakukan secara fokus pada
akar masalah tata kelola pemerintahan. Prioritas berarti setiap instansi akan memilih prioritas perbaikan tata kelola pemerintahan sesuai dengan karakteristik
sumber daya dan tantangan yang dihadapi.
Selain itu, guna meningkatkan kualitas Road Map ini dibandingkan dengan Road Map sebelumnya, terdapat setidaknya tiga hal yang diperbaharui.
Pertama, Road Map ini lebih menekankan hal-hal yang bersifat implementatif dibandingkan dengan formalitas. Penyusunan strategi diarahkan untuk
menjawab permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Kedua, program dan kegiatan didesain agar dapat diimplementasikan sampai dengan unit kerja
kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Hal ini dilakukan agar reformasi birokrasi berjalan sampai dengan tingkatan paling terendah dari
kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Ketiga, analisis dilakukan secara lebih holistik, komprehensif, dan antisipatif sehingga didapatkan potret kemajuan,
tantangan, dan permasalahan Reformasi Birokrasi yang lebih utuh. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pembahasan tentang “Evaluasi atas Capaian Reformasi
Birokrasi 5 Tahun Terakhir” serta “Analisis atas Lingkungan Strategis”. Kedua pembahasan tersebut menjadi dasar bagi penetapan Sasaran Reformasi Birokrasi,
upaya yang perlu dilakukan, serta manajemen atau pengelolaan Reformasi Birokrasi.
21
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Gambar 3. 2.
Kerangka Pikir dan Keterkaitan Antar Bagian Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024
Road Map ini memiliki tujuan dan sasaran Reformasi Birokrasi yang ditetapkan didapatkan dari proses berpikir logis yang melibatkan berbagai
pemangku kepentingan seperti akademisi dari berbagai universitas, praktisi, pengusaha, birokrat, dan masyarakat dengan berdasarkan dua pertimbangan yang
sudah disebutkan sebelumnya (evaluasi pencapaian Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Analisis Lingkungan Strategis). Strategi pelaksanaan Reformasi Birokrasi
juga diformulasikan secara lebih riil menjawab permasalahan yang terjadi di lapangan, dengan mengedepankan kolaborasi dan keterlibatan banyak pihak.
Pengikutsertaan ini dilakukan secara vertikal, yaitu melibatkan setiap level jabatan dalam pemerintahan dari level paling strategis sampai paling teknis, maupun
secara horizontal yaitu melibatkan banyak kementerian/lembaga terkait, dan unsur di luar pemerintahan seperti masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan politisi.
22
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Gambar 3.3. Hal-Hal Baru pada Roadmap RB 2020-2024
Pada Road Map 2020-2024 terdapat delapan area perubahaan yang menjadi fokus pembangunan, dari masing- masing area perubahan tersebut
terdapat hal-hal yang harus di perbaiki dan dilaksanakan untuk mancapai tujuan dari reformasi birokrasi, 8 area perubahan tersebut yaitu
23
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
1. Area Manajemen Perubahan
2. Deregulasi Kebijakan.
Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah reform pada Peraturan/ kebijakan yang dinilai menghambat kinerja dan
perkembangan birokrasi harus sederhanakan hal ini bertujuan untuk percepatan dalam pemberian pelayanan. Penyederhanaan peraturan/ kebijakan di
lakukan dengan melakukan pemetaan pada sejumlah peraturan Pemerintah, Peraturan presiden, Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri yang
dinilai menghambat kinerja organisasi.
3. Penataan Organisasi
Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah Melakukan kajian pada Lembaga Non Struktural (LNS), dari hasil kajian
tersebut berupa rekomendasi untuk melikuidasi instansi yang memiliki fungsi serupa, selanjutnya LNS yang fungsinya serupa akan
diintegrasikan ke kementerian atau Lembaga pemerintah yang mengurusi bidang yang sama. Dan Melakukan perampingan struktur organisasi
pemerintah mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 18 Thun 2019 tentang Penyetaraan
Jabatan Administrasi ke Dalam Jabatan Fungsional. Tujuannya adalah untuk menunjang kinerja yang efektif dan efisien agar komunikasi/ disposisi
lebih fleksibel dan langsung ke fugsional.
24
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
4. Penataan Tata Laksana
Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan yaitu mewajibkan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang
mengacu pada Peraturan Presiden No 95 Tahun 2019 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). dan Penerapan SPBE untuk integrasi
proses bisnis, data, infrastruktur, aplikasi dan keamanan yang akan menghasilkan keterpaduan data secara nasional. SPBE bertujuan meminimalisir
duplikasi data dan mengurangi pemborosan dalam pembelanjaan TIK, sehingga terwujudnya tatakelola pemerintah yang efektif, efisien, transparan
dan akuntabel.
Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah Pelaksanaan Merit Sytem untuk menciptakan ASN yang professional,
berintegritas dan berdaya saing tinggi; Perencanaan kebutuhan / formasi jabatan didasarkan atas kebutuhan organisasi yang sesuai dengan
peta jabatan instansi/ organiasasi yang telah ditepakan oleh pjabat
pembina kepegawaian; System rekrutmen ASN secara kompetitif berbasis kompetensi dengan Computer Assisted Test (CAT), yang diselenggarakan
dengan tahapan ujian Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) serta penetapan nilai ambang batas (Passing
Grade); dan Penerapan Talent Pool ASN sebagai dasar pengembangan karier ASN. Dengan Talent Pool ini diharapkan dapat mewujudkan system
pengkaderan pejabat tinggi ASN melalui system promosi terbuka, transparan, kompetensi dan kinerja.
6. Penguatan Akuntabilitas.
Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah Imple- mentasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) di seluruh Kementerian/Lembaga/pemerintah daerah. Hal ini sesuai dengan perintah presiden guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pemerintah, dengan menhamin APBN yang focus dan tepat sasaran. Hasil dari implementasi SAKIP adalah organisasi yang memiliki kinerja
25
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
tinggi dan pemanfaatan anggaran secara efektif dan efisien. dan Kebijakan Refocussing anggaran untuk menghindari pemborosan pada
Kementerian/Lembaga.
7. Penguatan Pengawasan.
Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah Percepatan Reformasi Birokrasi yang masif melalui Pembagunan Zona
Integritas pada seluruh unit kerja. Melalui pembangunan ZI menuju WBK/ WBBM dapat menciptakan kementerian/ Lembaga yang memiliki budaya
anti korupsi dan pelayanan public yang prima kepada masyarakat.
Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah Peningkatan kualitas pelayanan publik yang akan berpengaruh pada semakin
baiknya indeks persepsi masyarakat atas penyeleggaraan pelayanan public.
Adanya Inovasi pada pelayanan pubik seperti penyelengaraan pelayanan public secara terpadu dan terintegritas antara pelayanan pusat
dan daerah dalam satu gedung pelayanan sebagai contoh Mall Pelayanan Publik (MPP);Pelaksanaan Sistem Informasi Pelayanan Publik dan
Pelayanan Publik Berbasis Elektronik (e- Services) dan Pelaksanaan Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N- LAPOR!)
yang responsive.
Isu strategis Reformasi Birokrasi adalah beberapa hal terkini yang segera direspon oleh pemerintah dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik, diantaranya penyederhanaan struktur dan kelembagaan birokrasi, program pemindahan ibu kota negara, dan pemanfaatan teknologi.
Penataan dan penguatan organisasi dilakukan untuk men- dapatkan profil kelembagaan pemerintah yang tepat fungsi, tepat proses dan
tepat ukuran. Organisasi pemerintah saat ini dihadapkan
26
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
pada tantangan yang tidak mudah dalam pencapaian birokrasi kelas dunia. Untuk mencapai hal tersebut maka penyederhanaan struktur dan
kelembagaan birokrasi menjadi salah satu area perubahan dari reformasi birokrasi yang harus dilaksanakan. Penyederhanaan struktur dan
kelembagaan birokrasi merupakan Langkah awal dalam transformasi kelembagaan pemerintah yang selanjutnya diikuti dengan penetapan
tatalaksana dan koordinasi lintas bidang menuju terwujudnya Smart Institution.
Penyederhanaan birokrasi merupakan tindak lanjut pidato Presiden pada sidang paripurna MPR RI pada tanggal 20 Oktober 2019.
Penyederhanaan birokrasi tersebut dilakukan dengan menyederhanakan struktur birokrasi menjadi dua level dan mengalihkan jabatan struktur
dibawah dua level tersebut menjadi jabatan fungsional. Penyederhanaan birokrasi tersebut sudah dimulai dengan ditetapkannya Peraturan
Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara, yang salah satunya mengamanatkan agar struktur organisasi kementerian
mengutamakan kelompok jabatan fungsional.
Dalam rangka menciptakan pemerataan pembangunan dan pengelolaan pemerintahan yang lebih baik Presiden telah
mengumumkan pemindahan Ibu Kota Negara dari DKI Jakarta ke sebagaian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser
Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu disiapkan rencana yang terintegrasi antara pemindahan Ibu Kota Negara dengan Road Map
Reformasi Birokrasi 2020-2024, meliputi transformasi kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, sistem dan prosedur kerja ASN, akuntabilitas
dan pengawasan atas kinerja ASN serta pelayanan publik. Sebagai langkah awal perlu disusun undang-undang dan peraturan perundang-undangan
lainnya sebagai dasar persiapan, pembangunan dan pemindahan Ibu Kota Negara yang baru.
27
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
3. Transformasi Digital
Pesatnya perkembangan teknologi berdampak pada pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan dengan pemanfaatan teknologi,
khususnya teknologi digital. Tantangan global menuntut para eksekutif untuk cakap dan respon dalam menjalankan proses- proses pelayanan
pemerintahan berbasis digital atau elektronik. Isu ini menjadi penting untuk direspon dalam merumuskan langkah strategis untuk mewujudkan
pemerintahan kelas dunia di tahun 2025. Dalam hal ini, Kementerian/lembaga/pemerintah daerah harus melakukan transformasi digital melalui
pelaksanaan tata kelola SPBE yang terpadu dalam rangka mendukung transformasi proses bisnis pemerintahan untuk mewujudkan layanan mandiri,
layanan bergerak dan layanan cerdas yang fleksibel dan tanpa batas.
Presiden menetapkan 5 (lima) arahan utama sebagai strategi dalam pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi Indonesia
2045. Kelima arahan tersebut mencakup Pembangunan Sumber Daya Manusia, Pembangunan Infrastruktur, Penyederhanaan Regulasi,
Penyederhanaan Birokrasi, dan Transformasi Ekonomi.
28
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Gambar 3.5. Arahan Utama Presiden Republik Indonesia
Peran Reformasi Birokrasi untuk mewujudkan kelima arahan utama presiden tentangpembangunan
nasional di atas adalah memastikan setiap program/kegiatan dilakukan
dalam rangka mengakselerasi pencapaian kelima sasaran tersebut. Dalam hal pembangunan SDM, Reformasi Birokrasi
perlu mendorong setiap ASN agar memiliki keterampilan dan kompetensi spesifik yang dapat membantu birokrasi menghadapi era digital dan
industri 4.0.
Dalam hal pembangunan infrastruktur, Reformasi Birokrasi berperan untuk memastikan penggunaan anggaran dilakukan secara
efektif, efisien, dan bebas dari segala penyimpangan. Salah satu perwujudannya adalah dengan meningkatkan pengawasan pada proyek- proyek
srategis nasional.
29
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Dalam hal penyederhanaan regulasi, Reformasi Birokrasi mengupayakan terbentuknya regulasi yang ideal di mana kuantitas regulasi
perlu disederhanakan, namun tetap membawa dampak yang lebih baik, salah satunya adalah dengan mempercepat penyusunan Omnibus Law. Selain
itu penyederhanaan regulasi perlu untuk dilakukan seluruh kementerian/lembaga/pemerintah daerah dalam rangka menciptakan kemudahan berusaha
dan pembangunan ekonomi, serta meningkatkan efektivitas berbagai program pemerintah yang memerlukan kolaborasi lintas instansi.
Dalam hal penyederhanaan birokrasi, Reformasi Birokrasi perlu dilakukan dengan memangkas berbagai prosedur dan jenjang yang
panjang dan berbelit. Salah satunya dengan melakukan penyederhanaan struktur organisasi menjadi lebih ramping dan efisien. Penyederhanaan
birokrasiini dilakukan untuk menciptakan kemudahan berusaha serta menekan berbagai biaya yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi.
Dalam hal transformasi ekonomi, Reformasi Birokrasi perlu mengarahkan kementerian/lembaga/pemerintah daerah untuk memastikan
setiap program dan kegiatannya dirancang untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dan memangkas berbagai biaya birokrasi yang menyebabkan
efisiensi dan pemborosan.
Pencapaian tujuan dan sasaran Reformasi Birokrasi dilakukan melalui program-program prioritas yang dipandang strategis, cepat dan efektif
untuk mewujudkan pemerintahan kelas dunia. Program Reformasi Birokrasi dikelompokkan berdasarkan cakupan atau ruang lingkup dari implementasi program
itu sendiri, yaitu program makro, meso, dan mikro.
30
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
1. Program Makro
Pada level makro, program pelaksanaan Reformasi Birokrasi fokus terhadap upaya dalam menetapkan arah kebijakan nasional serta
upaya untuk mengawal agar implementasi kebijakan tersebut berjalan sesuai dengan Road Map Reformasi Birokrasi 2020 – 2024. Terkait dari
waktu pelaksanaan Road Map Reformasi Birokrasi 2020
sebagai berikut
2. Program Meso
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada level meso merupakan pelaksanaan sasaran program yang merupakan uraian atau cascade down
dari 3 (tiga) sasaran Reformasi Birokrasi. Selain itu, sesuai dengan RPJMN 2019- 2024 yang menetapkan Reformasi Birokrasi sebagai program
pengarusutamaan yang wajib dilakukan oleh seluruh kementerian/lembaga/pemerintah daerah, maka setiap kementerian/Lembaga leading sector
harus memastikan pelaksanaan
31
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
program-program meso urusannya pada setiap kementerian/lem- baga/pemerintah daerah dengan memperhatikan kebutuhan dan keberagaman yang
berbeda-beda. Berikut ditetapkan sasaran program dan instansi pengampu serta kegiatan/tema yang mendukung pencapaian sasaran program.
1.1.Menguatnya Integritas dan Budaya Antikorupsi Kementerian Pendayagunan Aparatur Level Organisasi - Perluasan Pembangunan Zona Integritas kepada
dalam Birokrasi seluruh kementerian/ lembaga/pemerintah daerah, khususnya pada
pelayanan yang
Lembaga Administrasi Negara Induksi antikorupsi kepada ASN melalui pendidikan pelatihan.
Kementerian Dalam Negeri Induksi antikorupsi kepada kepala daerah, anggota DPRD dan Pejabat
Perangkat Daerah.
32
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
• Pembentukan kurikulum dan proses pembelajaran yang
memiliki muatan antikorupsi. Tenaga pendidik yang mampu
menerapkan kurikulum dan memberikan teladan praktik
antikorupsi.
Kementerian Komunikasi dan Diseminasi konten antikorupsi melalui berbagai saluran media cetak,
Informatika elektronik, dan sosial.
Pemerintah (APIP)
Meningkatkan sinergitas
antar lembaga
pengawasan.
Meningkatkan sinergitas
eksternal (BPK)
Menetapkan peraturan
presiden mengenai
risiko di kementerian/lembaga/
pemerintah daerah
Membentuk sistem
manajemen risiko
33
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
⚫ Menetapkan unit yang
LEADING
SASARAN PROGRAM SECTOR KEGIATAN/TEMA
sektor
dan e-budgeting)
pemerintah daerah
34
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
• Melakukan evaluasi ketersambungan antara tujuan,
sasaran, indikator kinerja, dan pelaporan pelaksanaan
• Menetapkan kebijakan
35
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Kementerian Dalam Negeri
• Menciptakan interoperability antara sistem perencanaan,
penganggaran, dan kinerja di daerah.
• Melakukan monitoring
di daerah
kinerja di daerah
Lembaga Administrasi
• Melakukan diklat peningkatan kompetensi manajemen kinerja
ASN
36
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Negara Badan Kepegawaian Negara
Penyiapan aplikasi informasi
daerah;
pegawai.
lembaga
37
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Badan Pusat Statistik
• Menyediakan berbagai data yang dibutuhkan untuk
daerah.
Badan Siber dan Sandi Negara Memastikan sistem keamanan data, aplikasi dan infrastruktur
dalam penyelenggaraan SPBE
• Melaksanakan pengawasan
38
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
1.5. Reviu terhadap berbagai peraturan
perundang- undangan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia
□ Memperkuat koordinasi Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia untuk melakukan harmonisasi
regulasi
□ Meningkatkan kompetensi
yang berbasis kinerja dan • Menetapkan kebijakan penyederahaan eselon 3 dan 4 secara
pemerintah daerah.
39
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
□ Melakukan monitoring evaluasi atas pelaksanaan kebijakan
pemisahan antara pembuat kebijakan (policy maker) dan
pelaksana kebijakan (policy implementing agency) di
pemerintahan daerah.
horizontal.
Lembaga administrasi
Negara
• Mengenmabkan kurikulum dan pelaksanaan Pendidikan dan
pelatihan untuk pengembangan kompetensi pegawai yang
menjalankan
SPBE.
⚫ Mengembangkan sistem di
mana seluruh kementerian/ lembaga/pe meri ntah daerah
Resource Management)
40
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
⚫ Mengarusutamakan evidence-
based policy dengan melibatkan pemangku kepentingan,
seperti perguruan tinggi, riset, dan lembaga penelitian pada
K/L sebagai proses dan metode analisis dalam setiap proses
kebijakan yang dilakukan.
dengan efektif
41
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Lembaga Administrasi Negara
• Melakukan kajian komprehensif pembentukan national
talent management.
• Melakukan perubahan
kelembagaan diklat
daerah.
Kementerian Pendidikan dan Mendorong Perguruan Tinggi untuk secara aktif terlibat
Kebudayaan dalam berbagai proses perumusan dan pengembangan
evidence-
lembaga/pemerintah daerah.
42
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Badan Pengawasan Keuangan dan Melakukan sertifikasi manajemen risiko bagi jabatan
fungsional ASN.
Pembangunan
• Melakukan perubahan
kelembagaan diklat
43
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
3.2 Percepatan peningkatan kualitas Kementerian Pendayagunan
pelayanan publik Aparatur Negara dan Reformasi
⚫ Penguatan kebijakan
2) Mendorong Pengembangan
3) Mendorong Pelembagaan
44
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Lembaga Administrasi Negara
• Melakukan kajian terhadap penyelenggaraan pelayanan publik
sebagai bahan masukan untuk melakukan revisi UU25/2009
tentang pelayanan
publik;
Hasil pada program Meso ini akan diukur dengan menggunakan beberapa indikator antara pada setiap sasaran Reformasi Birokrasi. K/L
yang tugas dan kewenangannya terkait dengan indikator antara ini wajib untuk melaporkan perkembangan capaian indikator tersebut kepada
Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional setiap tahunnya.
TARGET
SASARAN INDIKATOR SASARAN 2024
bersih
Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah 100%
akuntabel
Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah 100%
45
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah 100%
dengan Indeks Reformasi Hukum baik
Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah dengan Indeks Tata Kelola Pengadaan Barang dan 100%
Jasa baik
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah daerah dengan predikat penilaian SPBE minimal Baik (Indeks SPBE
>2,6):
a. K/L
80%
b. Pemerintah Provinsi
c. Pemerintah Kabupaten/Kota 50%
Pelayanan Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah dengan Indeks Pelayanan Publik Baik 75%
46
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Dalam rangka memastikan setiap kementerian/lembaga penanggung- jawab indikator dan program meso melaksanakan program tersebut, maka setiap
kementerian/lembaga penanggung jawab harus menyusun rencana aksi pelaksanaan program. Rencana aksi ini akan di monitor dan evaluasi secara berkala (tiga
bulanan) oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara sebagai Ketua Tim Reformasi Birokrasi Nasional (TRBN).
3. Program Mikro
Setelah ditetapkan program level meso, selanjutnya adalah kegiatan mikro yang menjadi prioritas kementerian/lembaga/ pemerintah
daerah dalam menerapkan Reformasi Birokrasi di lingkup internal instansi. Aktifitas mikro seperti tabel berikut berdasarkan kepada sasaran
Reformasi Birokrasi serta 8 (delapan) area perubahan Reformasi Birokras.i dan program di level meso.
Program/Area
Perubahan Indikator Kegiatan
Manajemen Perubahan
1. Indeks • Pengembangan dan Penguatan nilai-nilai untuk meningkatkan
Kepemimpinan Perubahan komitmen dan implementasi perubahan (reform);
4.0;
peraturan);
menghambat birokrasi;
telah disusun
Program/Area Perubahan
Indikator Kegiatan
• Restrukturisasi (penyederhanaan)
kelembagaan IP berdasarkan hasil
assessment;
• Membentuk struktur
6. Indeks
• Penerapan Manajemen SPBE
Pengawasan Kearsipan
7. Indeks
• Penerapan Layanan SPBE
Pengelolaan Keuangan
48
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
8. Indeks
• Mengintegrasikan pemanfaatan IT dalam tata kelola pemerintahan;
Pengelolaan Aset
9. Indeks Pemerintahan
• Implementasi Manajemen Kearsipan Modern dan Handal
Daerah
(dari manual ke digital);
Program/Area
Indikator Kegiatan
Perubahan
• Penyelarasan Proses
49
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
• Penguatan implementasi Reward and Punishment Berdasarkan
kinerja;
ASN;
crosscutting);
⚫ Peningkatkan kualitas
cascade);
50
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
⚫ Pelaksanaan monitoring dan
⚫ Penguatan implementasi
bagian organisasi;
pengawas);
18. Indeks
• Melakukan pengelolaan dan akuntabilitas keuangan sesuai kaedah dan
Tata Kelola Pengadaan Barang & Jasa
aturan yang berlaku;
• Penguatan pengendalian
gratifikasi;
• Pelaksanaan pemantauan
benturan kepentingan;
51
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Pelayanan Publik 19. Indeks Pelayanan Publik Melakukan penguatan implementasi kebijakan
bidang pelayanan publik (Standar Pelayanan, Maklumat Pelayanan,
SKM)
⚫ Pengelolaan pengaduan
52
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
• Pengukuran kepuasan masyarakat secara berkala;
Masyarakat.
E. Quick Wins
Tujuan dari Quick Wins adalah adanya sebuah tindakan atau action yang bisa segera mendatangkan sebuah kemenangan dan keberhasilan, di mana kemenangan
tersebut mampu mendorong kemenangan selanjutnya. Quick Wins dalam kerangka strategi pelaksanaan Reformasi Birokrasi merupakan Program percepatan dalam
bentuk inisiatif kegiatan yang menggambarkan percepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah.
Dalam rangka percepatan Reformasi Birokrasi baik di tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, pada tahun pertama dan maksimal pada tahun kedua,
seluruh kementerian/lembaga/pemerintah daerah harus menetapkan penyederhanaan birokrasi sebagai Quick Wins utama. Penyederhanaan birokrasi ini dilakukan dengan
melakukan penyetaraan jabatan administrator, jabatan pengawas, dan jabatan pelaksanan ke dalam jabatan fungsional.
Namun, kementerian/lembaga/pemerintah daerah dimungkinkan untuk menambah Quick Wins selain penyederhanaan birokrasi pada tahun pertama dan kedua
apabila hal tersebut dirasa perlu. Selanjutnya, pada tahun-tahun berikutnya setiap instansi dibebaskan dalam menetapkan Quick Wins, sesuai dengan isu strategis, karakter
organisasi, serta sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing instansi
53
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
Gambar 3.8. Perbedaan Quick Win Mandatory dan Quick Win Mandiri
Raod Map Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM di buat dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi. Dalam Road Map Kementerian Hukum dan HAM ini di paparkan
mengenai program kerja Kementerian Hukum dan HAM selama 5 tahun kedepan mulai tahun 2020 sampai 2024, program kerja tersebut dibuat berdasarkan pada
8 area perubahan reformasi birokrasi, yang didalamnya terdapat Program,kegiatan dan subkegiatan, Outcome, Penanggung Jawab dan waktu pelaksanaan
kegiatan dalam jangka waktu 2020 sampai 2024.
Dalam Road Map Kementerian Hukum dan HAM terdapat Quick Wins, yaitu suatu langkah inisiatif yang mudah dan cepat dicapai dalam waktu satu
tahun yang mengawali pelaksanaan suatu program dalam reformasi birokrasi terutama berkaitan dengan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
serta peningkatan kualitas pelayanan publik di Kementerian Hukum dan HAM.
Untuk memaksimalkan program kegiatan yang terdapat dalam Road Map di buat Rencana Kerja Tahunan (RKT) yaitu dokumen perencanaan untuk
54
REFORMASI BIROKRASI DALAM PENINGKATAN
KUALITAS IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI
periode satu tahun yang memuat kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Road map reformasi Birokrasi. Rencana Kerja Tahunan RB terbagi
atas 2 jenis yaitu Rencana Kerja Tahunan untuk Unit Eselon I dan Rencana Kerja Tahunan untuk Kantor wilayah dan Unit Pelaksana Tugas (UPT). Untuk
memantau pelaksanaan RB pada unit, Kantor Wilayah dan UPT, setiap 3 bulan diwajibkan untuk melakukan pemenuhan data RKT dan laporan RB hal tersebut
untuk memantau sejauh mana pelaksanaan RB pada Kementerian Hukum dan HAM. Sehingga dapat dipetakan area dan program apa yang belum terlaksana untuk
dibuat evaluasi pelaksanaan RB untuk di tindaklanjuti kembali, agar pelaksanaan RB dapat berjalan efektif.