Anda di halaman 1dari 20

PRAKTEK PENYUSUNAN

SPM DAN SOP


1 4
GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI
PRAKTEK PENYUSUNAN DOKUMEN SP

2 5
PENTINGNYA SPM, SOP, DAN SP DALAM
PRAKTEK PENYUSUNAN SOP
PELAYANAN PUBLIK

3 6
INVENTARISASI DOKUMEN SPM DI PRAKTEK PERUMUSAN DOKUMEN SP DAN
BEBERAPA PEMERINTAH DAERAH PENYUSUN SOP
PRAKTEK PENYUSUNAN
SPM DAN SOP
7 9
PRAKTEK PERUMUSAN DOKUMEN SP DAN
PRAKTEK PENYUSUNAN DOKUMEN SP PENYUSUNAN SOP DALAM RANGKA
PENCAPAIAN SPM

8 10

PRAKTEK PENYUSUNAN SOP UJIAN AKHIR PELATIHAN


GRAND DESIGN
REFORMASI BIROKRASI
GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI
DAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
Grand Design Reformasi Birokrasi adalah rancangan induk yang
berisi arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi nasional
untuk kurun waktu 2010-2025. sedangkan

Road Map Reformasi Birokrasi adalah bentuk operasionalisasi


Grand Design Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilakukan
setiap 5 (lima) tahun sekali dan merupakan rencana rinci
reformasi birokrasi dari satu tahapan ke tahapan selanjutnya
selama lima tahun dengan sasaran per tahun yang jelas.
REFORMASI BIROKRASI GELOMBANG I REFORMASI BIROKRASI GELOMBANG II
Sifat : Sifat :
Instansional Nasional dan Instansional
Sasaran : Sasaran :
Mewujudkan tata kelola pemerintahan 1. Terwujudnya pemerintahan yang
yang baik bersih dan bebas KKN
2. Terwujudnya peningkatan kualitas
pelayanan publik kepada masyarakat
3. Meningkatnya kapasitas dan
akuntabilitas kinerja
Area Perubahaan : Area Perubahaan :
Kelembagaan (organisasi) Organisasi
Budaya organisasi Tatalaksana
Ketatalaksanaan Peraturan Perundang-undangan
Regulasi Sumber daya manusia aparatur
SDM Pengawasan
Akuntabilitas
Pelayanan Publik
Pola Pikir (mind set) dan Budaya Kerja
(Culture Set) aparatur
TARGET REFORMASI BIROKRASI
TARGET INDIKATOR
Birokrasi yang Indeks Persepsi Korupsi
bersih dan bebas OPINI BPK Pusat
korupsi, kolusi dan WTP (%)
nepotisme Daerah
Peningkatan Integritas Pelayan Pusat
Kualitas pelayan Publik Daerah
publik kepada
masyarakat Peningkatan Kemudahaan berusaha
Peningkatan Indeks Efektivitas Pemerintahan
kapasitas dan Instansi Pusat
akuntabilitas Pemerintahan
kinerja birokrasi Provinsi
yang akuntabel (%)
Kabupaten Kota
CAPAIAN REFORMASI BIROKRASI

1) Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas


KKN;
2) Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik
kepada masyarakat; dan
3) Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja
birokrasi
Kondisi Birokrasi yang di Inginkan
2025
Telah terwujud tata pemerintahan yang baik
dengan birokrasi pemerintah yang
professional, berintegritas tinggi, menjadi
pelayan masyarakat dan abdi negara

2014

Jumlah PNS yang proporsional


Pemerintahaan yang bersih dan bebas KKN
Peningkatan kualitas pelayanan Publik
Peningkatan kapasitas dan akuntabitas
kinerja birokrasi Memberikan kontribusi
Peningkatan profesionalisme SDM nyata pada capaian kinerja
aparatur pemerintahan dan
Peningkatan mobilitas aparatur antar pembangunan nasional dan
daerah daerah
Peningkatan gaji dan jaminan
kesejahteraan
Penyusunan Grand Design Reformasi
2010-2025
RPJPN
2005-2025
GRAND DESIGN
RPJMN REFORMASI BIROKRASI
2010-2014 2010-2025

ROAD MAP REFORMASI


BIROKRASI 2010-2014
RPJMN
2015-2019

ROAD MAP REFORMASI


BIROKRASI 2015-2019
RPJMN
2020-2024
ROAD MAP REFORMASI
BIROKRASI 2020-2024
Kerangka Pikir Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
VISI PEMBANGUNAN
NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN REFORMASI


BIROKRASI

VISI DAN MISI REFORMASI


BIROKRASI

TUJUAN DAN SASARAN


PERMASALAHAN
REFORMASI BIROKRASI

SASARAN LIMA TAHUNAN


REFORMASI BIROKRASI
Permasalahan Strategis Roadmap
Reformasi Birokrasi
1. Birokrasi belum sepenuhnya bersih dan akuntabel. :
Hal ini tercermin dari:
a. Rendahnya komitmen pimpinan di tingkat pusat dan daerah dalam upaya
pencegahan dan pemberantasan korupsi
b. Penyelenggaraan pemerintahan belum mencerminkan penyelenggaraan yang
bersih dan bebas KKN
c. Manajemen kinerja masih belum sepenuhnya diterapkan yang ditandai dengan
lemahnya keterkaitan antara input anggaran dengan kinerja organisasi, dan
orientasi kegiatan masih belum sepenuhnya berfokus pada hasil yang
diharapkan dan dampak kemanfaatan yang ditimbulkan terhadap
masyarakat/publik baik secara langsung maupun tidak langsung;
d. Manajemen pembangunan nasional belum berjalan secara optimal. Hal ini
terlihat dari Penetapan indikator kinerja nasional dan kementerian/ lembaga
(K/L) belum didukung oleh sistem dan kelembagaan yang mantap
Permasalahan Strategis Roadmap
Reformasi Birokrasi
2. Birokrasi belum efektif dan efisien.

Beberapa tantangan yang dihadapi terkait dengan permasalahan ini antara lain:
a. Tata kelola pemerintahan yang baik belum sepenuhnya diterapkan karena
pemerintah belum sepenuhnya mampu membuka ruang serta mendorong
keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pengelolaan
pembangunan.
b. Lemahnya penegakan hukum sehingga diwarnai dengan perilaku koruptif dari
aparat penegak hukum;
c. Pengadaan barang dan jasa masih belum dapat diselenggarakan secara efektif
dan efisien
Permasalahan Strategis Roadmap
Reformasi Birokrasi
d. Kelembagaan birokrasi pemerintah masih belum efektif yang terlihat dari: 1)
organisasi gemuk, secara makro maupun mikro; 2) fragmented dan tumpang
tindih fungsi; dan 3) banyaknya UU yang mewajibkan pembentukan lembaga (di
pusat dan di daerah) yang berpotensi over institution dan tumpang tindih tugas
dan fungsi;
e. Penerapan e-government belum merata pada seluruh birokrasi pemerintah,
terjadi tumpang tindih sistem aplikasi, dan belum terintegrasi. Inefisiensi dalam
pengembangan sistem informasi serta dalam pengadaan dan pemanfaatan
infrastruktur TIK, masih sering terjadi;
f. Manajemen SDM Aparatur (ASN, TNI, dan Polri) masih belum berjalan secara
efektif. Sistem penempatan ASN, TNI, dan Polri yang tidak sesuai kompetensi,
dan terjadi gap kompetensi pegawai yang ada dengan persyaratan kompetensi
jabatan yang diduduki, sehingga kinerja/produktivitas belum optimal serta
integritas PNS yang dinilai masih rendah, serta sistem remunerasi belum layak
dan berbasis kinerja merupakan contoh permasalahan yang dihadapi.
g. Inefisiensi penggunaan anggaran yang terjadi karena: 1) belum terdapat standarisasi
sarana dan prasarana aparatur yang komprehensif; sistem dan budaya yang mendorong
efisiensi belum terbangun, dan 2) besarnya biaya operasional yang tidak sebanding
dengan kualitas pelayanan atau dampak pembangunan yang dihasilkan;
h. Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan masih belum mampu mendorong
kinerja birokrasi
Permasalahan Strategis Roadmap
Reformasi Birokrasi

3. Pelayanan publik masih belum memiliki kualitas yang di harapkan


Beberapa tantangan yang dihadapi terkait dengan permasalahan ini antara lain:
a. Pelayanan perijinan masih belum berjalan efektif dan efisien sehingga
membuat pelayanan perijinan memakan waktu yang lama dan biaya yang
tinggi.
b. Praktek pungutan liar (pungli) dalam pelayanan perijinan masih terjadi
sehingga menghambat iklim usaha dan investasi akibat kebijakan biaya
pelayanan belum sepenuhnya diterapkan dengan baik, Praktek manajemen
pelayanan public belum dijalankan dengan baik. Standar
pelayanan dan maklumat pelayanan belum secara konsisten
diimplementasikan.
c. Rendahnya kompetensi petugas pelayanan, inovasi dan budaya pelayanan
bermutu, serta penggunaan e-services sebagai sarana pendukung
penyelenggaraan pelayanan yang belum merata. Disamping itu masih
terdapat fragmented dan tumpang tindih fungsi kelembagaan
AREA PERUBAHAN DAN HASIL YANG DI
HARAPKAN
Area Hasil yang diharapkan
Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing)
Tatalaksana Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,
terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance

Peraturan Perundang- Regulasi yang lebih tertib , tidak tumpang tindih dan kondusif
undangan

Sumber daya Manusia SDM aparatur yang terintegritas, netral , kompeten, capable,
aparatur professional, berkinerja tinggi dan sejahtera

Pengawasan Meningkatkan penyelenggaran pemerintahan yang bersih dan


bebas KKN
Akuntabilitas Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
Pelayanan Publik Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
Pola pikir dan budaya Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi
kerja aparatur
AREA PERUBAHAAN DALAM
REFORMASI BIROKRASI permenpan
No. 11 Tahun 2015
Mental Aparatur
Salah satu sumber permasalahan birokrasi adalah perilaku negatif yang
ditunjukkan dan dipraktikkan oleh para birokrat. Perilaku ini mendorong
terciptanya citra negatif birokrasi. Perilaku yang sudah menjadi mental model
birokrasi yang dipandang lambat, berbelit-belit, tidak inovatif, tidak peka,
inkonsisten, malas, feodal, dan lainnya. Karena itu, fokus perubahan reformasi
birokrasi ditujukan pada perubahan mental aparatur dengan harapan
mendorong terciptanya budaya kerja positif yang kondusif bagi terciptanya
birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien serta mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas.
Pengawasan
Berbagai penyimpangan yang terjadi dalam birokrasi, salah satu penyebabnya
adalah lemahnya sistem pengawasan. Kelemahan sistem pengawasan
mendorong tumbuhnya perilaku koruptif atau perilaku negatif lainnya yang
semakin lama semakin menjadi, sehingga berubah menjadi sebuah kebiasaan.
Karena itu perubahan perilaku koruptif aparatur harus pula diarahkan melalui
perubahan atau penguatan sistem pengawasan.
AREA PERUBAHAAN DALAM
REFORMASI BIROKRASI permenpan
No. 11 Tahun 2015
Akuntabilitas
Kemampuan pemerintah untuk mempertanggungjawabkan berbagai sumber yang
diberikan kepadanya bagi kemanfaatan publik seringkali menjadi pertanyaan
masyarakat. Pemerintah dipandang belum mampu menunjukkan kinerja melalui
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mampu menghasilkan outcome (hasil yang
bermanfaat) bagi masyarakat. Karena itu, perlu diperkuat penerapan sistem
akuntabilitas yang dapat mendorong birokrasi lebih berkinerja dan mampu
mempertanggungjawabkan kinerjanya.
Kelembagaan
Kelembagaan pemerintah dipandang belum berjalan secara efektif dan efisien.
Struktur yang terlalu gemuk dan memiliki banyak hirarki menyebabkan timbulnya
proses yang berbelit, kelambatan pelayanan dan pengambilan keputusan, dan
akhirnya menciptakan budaya feodal pada aparatur. Karena itu, perubahan pada
sistem kelembagaan akan mendorong efisiensi, efektivitas, dan percepatan proses
pelayanan dan pengambilan keputusan dalam birokrasi. Perubahan pada sistem
kelembagaan diharapkan akan dapat mendorong terciptanya budaya/perilaku yang
lebih kondusif dalam upaya mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien.
AREA PERUBAHAAN DALAM
REFORMASI BIROKRASI permenpan
No. 11 Tahun 2015
Tatalaksana
Kejelasan proses bisnis/tatakerja/tatalaksana dalam instansi pemerintah juga
sering menjadi kendala penyelenggaraan pemerintahan. Berbagai hal yang
seharusnya dapat dilakukan secara cepat seringkali harus berjalan tanpa proses
yang pasti karena tidak terdapat sistem tatalaksana yang baik. Hal ini kemudian
mendorong terciptanya perilaku hirarkis, feodal, dan kurang kreatif pada
birokrat/aparatur. Karena itu, perubahan pada sistem tatalaksana sangat
diperlukan dalam rangka mendorong efisiensi penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan, sekaligus juga untuk mengubah mental aparatur.
SDM Aparatur
Sistem manajemen SDM yang tidak diterapkan dengan baik mulai dari
perencanaan pegawai, pengadaan, hingga pemberhentian akan berpotensi
menghasilkan SDM yang tidak kompeten. Hal ini akan berpengaruh pada
kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan. Karena itu, perubahan
dalam pengelolaan SDM harus selalu dilakukan untuk memperoleh sistem
manajemen SDM yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional.
AREA PERUBAHAAN DALAM
REFORMASI BIROKRASI permenpan
No. 11 Tahun 2015
Peraturan Perundang-Undangan
Masih banyaknya peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih,
disharmonis, dapat disinterpretasi berbeda atau sengaja dibuat tidak jelas untuk
membuka kemungkinan penyimpangan. Kondisi seperti ini seringkali
dimanfaatkan oleh aparatur untuk kepentingan pribadi yang dapat merugikan
negara. Karena itu, perlu dilakukan perubahan/penguatan terhadap sistem
peraturan perundang-undangan yang lebih efektif dan menyentuh kebutuhan
masyarakat.
Pelayanan Publik
Penerapan sistem manajemen pelayanan belum sepenuhnya mampu mendorong
peningkatan kualitas pelayanan, yang lebih cepat, murah, berkekuatan hukum,
nyaman, aman, jelas, dan terjangkau serta menjaga profesionalisme para petugas
pelayanan. Karena itu, perlu dilakukan penguatan terhadap sistem manajemen
pelayanan publik agar mampu mendorong perubahan profesionalisme para
penyedia pelayanan serta peningkatan kualitas pelayanan.

PROGRAM REFORMASI BIROKRASI

Anda mungkin juga menyukai