Anda di halaman 1dari 126

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tim Reformasi


Birokrasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyelesaikan dokumen Road
Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 – 2023, dan telah
ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah nomor 28 Tahun 2019.
Reformasi Birokrasi merupakan sebuah komitmen nasional untuk
mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien, serta bersih dan melayani.
Reformasi Birokrasi menjadi salah satu Program Kerja Sasaran Prioritas Presiden
Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin 2019-2024. Reformasi birokrasi ke depan
ditekankan pada Reformasi Struktural dan Mindset. Struktur birokrasi diharapkan
semakin sederhana, simple, lincah dan cepat khususnya dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Mindset/pola pikir lama harus dirubah, aparatur
birokrasi harus semakin adaptif, produktif, inovatif dan kompetitif.
Dokumen Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Tengah disusun
sebagai salah satu penjabaran Misi kedua Gubernur Jawa Tengah 2013-2018, yakni
“Mempercepat reformasi birokrasi yang dinamis, dan memperluas sasaran sampai
dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.” Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government). Untuk
menjamin tujuan tersebut dapat terlaksana, maka sasaran yang akan dicapai harus
jelas dan terukur. Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Tengah memiliki 3 (tiga)
sasaran yaitu : 1) peningkatan kualitas pelayanan publik; 2) efektifitas dan efisiensi
manajemen pemerintahan; dan 3) efisiensi kelembagaan dan sistem manajemen
SDM Aparatur yang baik.
Sesuai harapan Bapak Gubernur Jawa Tengah, Road Map Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Tengah tidak hanya berlaku pada lingkup Pemerintah Provinsi, tetapi
juga di seluruh Instansi Pemerintah yang ada di Jawa Tengah, baik Instansi
Vertikal, BUMN, BUMD dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya dokumen Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa
Tengah 2019-2023.

Semarang, 31 Desember 2019


Kepala Biro Organisasi

DR. Ir. IHWAN SUDRAJAT, MM

i
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF

Reformasi birokrasi merupakan komitmen nasional untuk mewujudkan


pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi, pemerintah yang efektif
dan efisien, serta pelayanan publik yang baik dan berkualitas, melalui proses
penataan ulang birokrasi dari tingkat tertinggi hingga terendah dengan melakukan
terobosan baru, melalui langkah-langkah bertahap, konkrit, realistis, sungguh-
sungguh, berpikir di luar kebiasaan yang ada, perubahan paradigma, dan dengan
upaya yang luar biasa.
Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Tengah tertuang dalam Misi kedua
Gubernur Jawa Tengah 2018-2023, “Mempercepat reformasi birokrasi yang
dinamis, serta memperluas sasaran ke Pemerintah Kabupaten/Kota,” dengan tujuan
untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan
pemerintahan yang bersih (clean government). Tujuan tersebut dijabarkan ke
dalam 3 (tiga) sasaran yakni, 1) peningkatan kualitas pelayanan publik; 2)
efektifitas dan efisiensi manajemen pemerintahan; dan 3) efisiensi kelembagaan
dan sistem manajemen SDM Aparatur yang baik.
Sebagai pedoman pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, telah disusun Road Map
Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Tengah 2019-2023 yang ditetapkan dengan
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 28 Tahun 2019. Road Map Reformasi
Birokrasi ini juga sebagai tindak lanjut amanat Peraturan Presiden Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Tengah 2019-2023 disusun
dengan tujuan : 1) menjabarkan secara rinci Misi Kedua dan Program Kerja Ketiga
Gubernur tahun 2018-2023; 2) menjadi acuan para pemangku kepentingan dalam
merealisasikan tujuan dan sasaran Reformasi Birokrasi Provinsi 2018-2023; dan 3)
menjadi pedoman dalam mengkoordinasikan pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Road Map Reformasi Birokrasi ini akan
digunakan oleh Pemerintah Provinsi untuk mengendalikan pelaksanaan reformasi
birokrasi di Lingkungan Perangkat Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Selain
itu, Road Map Reformasi Birokrasi berguna untuk mengetahui capaian dan
hambatan serta memonitor dan mengevaluasi program-program terkait reformasi
birokrasi yang dilaksanakan.
Sistematika Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Tengah 2019-2023
terdiri atas 6 (enam) bab yakni 1) Bab I : Pendahuluan, 2) Bab II : Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi periode 2013-2018, 3) Bab III : Visi Misi Gubernur Jawa
Tengah 2018-2023, 4) Bab IV : Road Map Reformasi Birokrasi 2019-2023, 5) Bab V
: Monitoring dan Evaluasi dan 6) Bab VI : Penutup.
Pada Bab I, Pendahuluan, menguraikan Latar Belakang, Dasar Hukum,
Tujuan, Manfaat dan Sistematika Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa
Tengah 2019-2023. Manfaat Road Map Reformasi Birokrasi adalah untuk 1)
menjamin pelaksanaan reformasi birokrasi agar berjalan secara sinergis, terencana,
terukur dan berkesinambungan dan 2) sarana monitoring dan evaluasi secara
berkala untuk mengetahui capaian pada setiap area perubahan Reformasi
Birokrasi, baik yang sudah berhasil maupun yang belum.

iii
Bab II menguraikan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Tengah
periode 2013-2018. Capaian sasaran pelayanan publik meliputi penanganan
pengaduan masyarakat, tingkat kelengkapan standar pelayanan di Unit Pelayanan
Publik, Nilai Kepuasan Masyarakat di Unit Pelayanan Publik, Inovasi Pelayanan
Publik di Pemerintah Provinsi, dan Top 40 Inovasi Pelayanan Publik dari
Kementerian PAN-RB. Capaian sasaran manajemen pemerintahan terdiri atas
perkembangan jumlah laporan gratifikasi, perkembangan jumlah wajib lapor
LHKPN, perkembangan maturitas SPIP, perkembangan kapabilitas APIP, Perangda
berpredikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK), Nilai SAKIP, dan Harmonisasi Produk
Hukum Daerah. Sedangkan capaian sasaran Peningkatan kapasitas kelembagaan
perangkat daerah dan manajemen Sumber Daya Aparatur meliputi Perubahan
Perangkat Daerah sesuai PP 41/2007 dan PP 18/2016, Komposisi ASN berdasarkan
tingkat pendidikan dan jenis kelamin, Pengelolaan SDM Aparatur dan
Perkembangan Diklat Pola Baru. Dalam bab II ini juga diuraikan capaian
Pemerintah Kabupaten/Kota yang dijabarkan ke dalam 3 (tiga) sasaran seperti
halnya Pemerintah Provinsi. Pada Bab ini juga diuraikan permasalahan reformasi
birokrasi yang dihadapi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Bab III menguraikan Visi dan Misi Gubernur Jawa Tengah 2018-2023. Visi
Gubernur Jawa Tengah 2018-2023 yaitu “ Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan
Berdikari, Tetep Mboten Korupsi Mboten Ngapusi.” Sedangkan misi Gubernur Jawa
Tengah terdiri dari 4 (empat) misi yaitu 1) Membangun masyarakat Jawa Tengah
yang religius,toleran, dan guyub untuk menjaga NKRI, 2) Mempercepat reformasi
birokrasi yang dinamis serta memperluas sasaran sampai dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota, 3) Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan
kerja baru untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran, dan yang terakhir 4)
Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar, lebih berbudaya, dan
mencintai lingkungan.
Bab IV menguraikan tentang Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa
Tengah 2019-2023. Pada bab ini dijabarkan mengenai arah reformasi birokrasi
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 2019-2023, tujuan, sasaran dan strategi
pencapaian, dan rencana kerja capaian reformasi birokrasi Pemerintah Provinsi
serta Pemerintah Kabupaten/Kota yang diuraikan per area perubahan reformasi
birokrasi. Dalam bab ini dijelaskan juga mengenai Quick Wins yang akan dicapai
oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, antara lain 1) Pembentukan Pelayanan
Terintegrasi, 2) Layanan Sistem Satu Data, 3) Satu Perangkat Daerah Satu Inovasi
dan 4) Arsip EMAS.
Bab V berisi tentang monitoring dan evaluasi yang terdiri atas pelaksanaan
monev reformasi birokrasi, anggaran monev, instrumen monev, pelaporan dan
tindak lanjut hasil evaluasi. Sedangkan yang terakhir adalah Bab VI yakni penutup,
dimana berisi harapan Gubernur Jawa Tengah dengan adanya Road Map Reformasi
birokrasi Provinsi Jawa Tengah 2019-2023.
Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi Jawa Tengah 2019-2023 ini
diharapkan dapat mendorong dan mengarahkan terjadinya perubahan mind-set
(pola pikir) dan culture-set (budaya kerja) Aparatur di Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah maupun Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah agar terwujud
Aparatur Birokrasi yang berjiwa melayani, profesional dan berintegritas.

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Ringkasan Eksekutif iii
Daftar Isi v
Daftar Tabel vii
Pergub 28 Tahun 2019 xiii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum Reformasi Birokrasi 2
C. Tujuan 3
D. Manfaat 3
E. Sistematika 3

BAB II PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2013-2018 4


A. Pelaksanaan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa 4
Tengah
A.1. Gambaran Umum 4
A.2. Pelayanan Publik 5
A.3. Manajemen Pemerintahan 11
A.4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah 16
dan Manajemen Sumber Daya Aparatur
B. Pelaksanaan di Lingkungan Kabupaten/Kota di Jawa 20
Tengah
B.1. Gambaran Umum Birokrasi di Kabupaten/Kota 20
B.2. Pelayanan Publik 21
B.3. Manajemen Pemerintahan 23
B.4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah 26
dan Manajemen Sumber Daya Aparatur
C. Permasalahan Birokrasi Di Jawa Tengah 27
C.1. Permasalahan Birokrasi di Pemerintah Provinsi 27
Jawa Tengah
C.2. Permasalahan Birokrasi di Pemerintah Kabupaten/Kota 28
di Jawa Tengah

BAB III Visi dan Misi Gubernur 2018-2023 31


A. Visi 31
B. Misi 31
C. Pengaruh Reformasi Birokrasi Dalam Mewujudkan Visi 40
dan Misi

v
BAB IV Road Map Reformasi Birokrasi 42
A. Arah Reformasi Birokrasi 2018-2023 42
B. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaian 42
C. Rencana Kerja Capaian Reformasi Birokrasi Pemerintah 44
Provinsi.
C.1. Tujuan, Sasaran dan Rencana Capaian 44
C.2. Program dan Kegiatan Prioritas 45
C.2.1. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 46
C.2.2. Program Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi 48
Manajemen Pemerintahan
C.2.3. Program Peningkatan Efisiensi Kelembagaan dan 55
Sistem Manajemen SDM Aparatur
D. Rencana Kerja Pencapaian Reformasi Birokrasi 59
Pemerintah Kabupaten/Kota

D.1. Tujuan, Sasaran dan Rencana Capaian 59


D.2. Program dan Kegiatan Prioritas 60
D.2.1. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 60
D.2.2. Program Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi 63
Manajemen Pemerintahan
D.2.2. Program Peningkatan Efisiensi Kelembagaan dan 68
Sistem Manajemen SDM Aparatur
E. Quik Wins 71
F. Manajemen Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 73

BAB V MONITORING DAN EVALUASI 78


A. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi 78
B. Anggaran Monitoring dan Evaluasi 78
C. Instrumen Monitoring dan Evaluasi 79
D. Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan 80
Evaluasi

BAB VI PENUTUP 82
Lampiran

vi
DAFTAR TABEL

BAB II PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2018-2023 4


1. Tabel 2.1. Pengaduan Masyarakat dan Penanganannya 6
2. Tabel 2.2. Tingkat Kelengkapan SPP pada UPP 6
3. Tabel 2.3. Tingkat Pelayanan Publik UPP di Jawa Tengah 7

4. Tabel 2.4. Inovasi Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Tengah 8

5. Tabel 2.5. Penghargaan TOP 40 Inovasi Pelayanan Publik Tingkat 10


Nasional
6. Tabel 2.6 Perkembangan Jumlah Laporan Gratifikasi 2015-2026 11

7. Tabel 2.7 Perkembangan Jumlah Wajib Lapor LHKPN 2014-2018 12

8. Tabel 2.8 Perkembangan Maturitas SPIP 2016-2018 13

9. Tabel 2.9 Perkembangan Kapabilitas APIP 2016-2018 14

10. Tabel 2.10 Perangda Berpredikat WBK 14

11. Tabel 2.11 ToT Tunas Integritas Provinsi Jawa Tengah 14

12. Tabel 2.12 Hasil Program KORSUPGAH 14

13. Tabel 2.13 Hasil Evaluasi Sistem AKIP 15

14. Tabel 2.14 Harmonisasi Produk Hukum 16

15. Tabel 2.15 Perubahan Perangda PP.41/2007 dan PP 18/2016 17

16. Tabel 2.16 Komposisi PNS menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis 18
Kelamin
17. Tabel 2.17 Pengelolaan Sumber Daya Aparatur 19

18. Tabel 2.18 Diklat Pola Baru 20

19. Tabel 2.19 Capaian Reformasi Birokrasi Kab/Kota di Jawa Tengah 20

20. Tabel 2.20 Capaian Pelaksanaan SKM Kab/Kota 21

vii
21. Tabel 2.21 Capaian Pelaksanaan SPBE Kab/Kota 21
22. Tabel 2.22 Nilai Keterbukaan Informasi Publik Kab/Kota 22
23. Tabel 2.23 Inovasi Pelayanan Publik Masuk Top 40 Kab/Kota 23
24. Tabel 2.24 Opini BPK atas Laporan Keuangan Kab/Kota 24
25. Tabel 2.25 Maturitas SPIP Kab/Kota 24
26. Tabel 2.26 Kapabilitas APIP Kab/Kota 25
27. Tabel 2.27 Nilai SAKIP Kab/Kota 25
28. Tabel 2.28 Komposisi Jabatan Struktural Hasil Penataan Perangda 26
PP 41/2007 dan PP 18/2016
29. Tabel 2.29 Indeks Profesionalisme Aparatur (IPA) Kab/Kota 27
30. Tabel 2.30 Kab/Kota di Jawa Tengah Yang Terkena Kasus Hukum 28

BAB III VISI DAN MISI GUBERNUR 2018-2023 31


31. Tabel 3.1 Target Penurunan Konflik SARA di Jawa Tengah 32

32. Tabel 3.2 Peningkatan Kohesi Sosial Masyarakat 32

33. Tabel 3.3 Indeks Reformasi Birokrasi di Jawa Tengah 33


34. Tabel 3.4 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 34
35. Tabel 3.5 Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Manajemen 34
Pemerintahan
36. Tabel 3.6 Peningkatan Efisiensi Kelembagaan dan Manajemen 35
Sumber Daya Aparatur
37. Tabel 3.7 Penurunan Prosentase Kemiskinan dan Indeks Gini di 35
Provinsi Jawa tengah
38. Tabel 3.8 Stabilitas Ekonomi Daerah Yang Berkualitas, 36
Menyebar, dan Inklusif Berbasis Potensi Unggulan
39. Tabel 3.9 Peningkatan Pertumbuhan Sektor Unggulan Daerah 36
Disertai Kesejahteraan Petani, dan Peran Investasi
Terhadap Ekonomi Daerah
40. Tabel 3.10 Peningkatan Kualitas Hidup Penduduk Miskin 37
Terutama Penduduk Miskin Pedesaan dan Kelompok
Rumah Tangga Desil Terbawah
41. Tabel 3.11 Penurunan Pengangguran 37
42. Tabel 3.12 Pembangunan SDM Yang Berkualitas dan Berdaya 38
Saing
43. Tabel 3.13 Pelestarian Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup 38
Yang Berkelanjutan
44. Tabel 3.14 Peningkatan Kualitas Pendidikan Dan Kesehatan 39
viii
45. Tabel 3.15 Peningkatan Akses Dan Kualitas Hidup, Perlindungan 39
Terhadap Perempuan
46. Tabel 3.16 Peningkatan kualitas air, udara, serta tutupan lahan 39
47. Tabel 3.17 Peningkatan Ketahanan Daerah Dalam 40
Penanggulangan Bencana

BAB IV ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 42


48. Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Reformasi Birokrasi 43
Provisi Jawa Tengah
49. Tabel 4.2 Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi Pemerintah 44
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
50. Tabel 4.3 Target Indikator Area Pelayanan Publik 44
51. Tabel 4.4 Kegiatan Prioritas Untuk Peningkatan Pelayanan Publik 47
52. Tabel 4.5 Target Indikator Area Penataan Tatalaksana 48
53. Tabel 4.6 Kegiatan Prioritas Untuk Penataan Tatalaksana 48
54. Tabel 4.7 Target Indikator Area Penataan Peraturan Perundang- 49
undangan
55. Tabel 4.8 Kegiatan Prioritas Untuk Penataan Peraturan 49
Perundang-undangan
56. Tabel 4.9 Target Indikator Area Penguatan Akuntabilitas Kinerja 51
57. Tabel 4.10 Kegiatan Prioritas Untuk Penguatan Akuntabilitas 51
Kinerja
58. Tabel 4.11 Target Indikator Area Penguatan Pengawasan 53
59. Tabel 4.12 Kegiatan Prioritas Untuk Penguatan Pengawasan 53
60. Tabel 4.13 Target Indikator Area Manajemen Perubahan 53
61. Tabel 4.14 Kegiatan Prioritas Aera Manajemen Perubahan 56
62. Tabel 4.15 Target Indikator Area Penataan dan Penguatan 57
Organisasi
63. Tabel 4.16 Kegiatan Prioritas Untuk Area Penataan dan Penguatan 57
Organisasi
64. Tabel 4.17 Target Indikator Area Manajemen SDM Aparatur 58
65. Tabel 4.18 Kegiatan Prioritas Untuk Area Manajemen SDM 58
Aparatur
66. Tabel 4.19 Tujuan, Sasaran dan Ukuran Keberhasilan Reformasi 59
Birokrasi Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
Tahun 2018-2023
67. Tabel 4.20 Target Indikator Area Pelayanan Publik 61

ix
68. Tabel 4.21 Kegiatan Prioritas Untuk Area Pelayanan Publik 61
69. Tabel 4.22 Target Indikator Area Penataan Tatalaksana 62
70. Tabel 4.23 Kegiatan Prioritas Area Tatalaksana 62
71. Tabel 4.24 Target Indikator Area Penataan Peraturan Perundang- 63
undangan
72. Tabel 4.25 Kegiatan Prioritas Area Penataan Peraturan Perundang- 63
undangan
73. Tabel 4.26 Target Indikator Area Manajemen Perubahan 64
74. Tabel 4.27 Kegiatan Prioritas Untuk Area Manajemen Perubahan 64
75. Tabel 4.28 Target Indikator Area Penguatan Akuntabilitas Kinerja 65
76. Tabel 4.29 Kegiatan Prioritas Area Penguatan Akuntabilitas Kinerja 65
77. Tabel 4.30 Target Indikator Area Penguatan Pengawasan 66
78. Tabel 4.31 Kegiatan Prioritas Area Penguatan Pengawasan 67
79. Tabel 4.32 Target Indikator Area Penataan dan Penguatan 69
Organisasi
80. Tabel 4.33 Kegiatan Prioritas Area Penataan dan Penguatan 69
Organisasi
81. Tabel 4.34 Target Indikator Area Penataan Sistem Manajemen 70
SDM Aparatur
82. Tabel 4.35 Kegiatan Prioritas Area Penataan Sistem Manajemen 71
SDM Aparatur
83. Tabel 4.36 Target Pelayanan Terintegrasi 72
84. Tabel 4.37 Target Permbangunan Sistem Satu Data 72
85. Tabel 4.38 Target Inovasi Perangkat Daerah 73
86. Tabel 4.39 Target Pelayanan Dokumen Arsip Keluarga Elektronik 73
87. Tabel 4.40 Tim Pengarah Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi 74
Jawa Tengah
88. Tabel 4.41 Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi 74
Jawa Tengah
89. Tabel 4.42 Kelompok Kerja Reformasi Birokrasi Pemerintah 75
Provinsi Jawa Tengah
90. Tabel 4.43 Hambatan dan Solusi 76

BAB V MONITORING DAN EVALUASI 78


91. Tabel 5.1 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Reformasi 78
Birokrasi
92. Tabel 5.2 Anggaran Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi 78

x
93. Tabel 5.3 Instrumen Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi 79
94. Tabel 5.4 Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi 80

BAB V Penutup 81

xi
xii
`

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH


NOMOR 28 TAHUN 2019
TENTANG
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2019-2023

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 huruf c Peraturan


Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Nomor 37 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Road Map
Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah, perlu disusun Peraturan
Gubernur Jawa Tengah tentang Road Map Reformasi Birokrasi
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019-2023;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan-
Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86-92);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Gubernur Sebagai
Wakil Pemerintah Pusat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 109);
5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;
6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E
Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 9);

xiii
7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun
2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Tengah 2018-2023 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 110);
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2013 tentang
Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi
Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 1538);
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi
Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1220);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG ROAD MAP REFORMASI


BIROKRASI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2019-2023.

BAB I
Bagian Kesatu
Ketentuan Umum

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud:


1. Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur Penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan uurusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah Otonom.
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah.
4. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah.
5. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
6. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
7. Reformasi Birokrasi adalah upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan
terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan
(business prosess) dan sumber daya manusia aparatur.
8. Road Map Reformasi Birokrasi adalah Road Map Reformasi Birokrasi Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2019-2023.

Bagian Kedua
Maksud dan Ruang Lingkup

Pasal 2

Maksud disusunnya Peraturan Gubernur ini sebagai pedoman pelaksanaan

xiv
Reformasi Birokrasi di Daerah Tahun 2019–2024 dan sebagai acuan Kabupaten/
Kota dalam menyusun Road Map Reformasi Birokrasi di Kabupaten/Kota di
Daerah.

Pasal 3

Ruang Lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi :


a. Pelaksanaan Dan Rencana Aksi;
b. Jangka waktu;
c. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;
d. Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat;
e. Pembiayaan.

BAB II
PELAKSANAAN DAN RENCANA AKSI
Bagian Kesatu
Pelaksanaan

Pasal 4

(1) Pelaksanaan Road Map Reformasi Birokrasi oleh Perangkat Daerah sesuai
bidang tugas pokok dan fungsi masing-masing.
(2) Tugas Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. melaksanakan Road Map Reformasi Birokrasi yang menjadi prioritas tugas
pokok dan fungsi masing-masing Perangkat Daerah;
b. menyusun dan melaksanakan rencana aksi reformasi birokrasi di
Perangkat Daerah selaras dengan Road Map Reformasi Birokrasi;
c. jika salah satu Quick Wins berada dalam lingkupnya, Perangkat Daerah
bersama Tim Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah mempersiapkan,
melaksanakan dan memonitor Quick Wins;
d. mengawal ketercapaian target pelaksanaan reformasi birokrasi di Perangkat
Daerah masing-masing berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dalam
Road Map Reformasi Birokrasi;
e. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di
Perangkat Daerah masing-masing berdasarkan Road Map Reformasi
Birokrasi.
(3) Untuk melaksanakan Reformasi Birokrasi dibentuk Tim Reformasi Birokrasi.
(4) Pelaksanaan Road Map Reformasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
Susunan Keanggotaan Tim Reformasi Birokrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), sebagaimana tercantum dalam Lampiran I merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(5) Tim Reformasi Birokrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur.

Bagian Kedua
Rencana Aksi

Pasal 5

Rencana Aksi Reformasi Birokrasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran II


merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

xv
BAB III
JANGKA WAKTU
Pasal 6
Jangka waktu Road Map Reformasi Birokrasi 5 (lima) tahun.

BAB IV
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 7

(1) Gubernur melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan


Reformasi Birokrasi.
(2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh Biro Organisasi SETDA Provinsi Jawa Tengah.
(3) Biro Organisasi melaporkan hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan.

BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 8
(1) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Reformasi
Birokrasi di Daerah.
(2) Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Biro Organisasi SETDA Provinsi Jawa Tengah.
(3) Pengawasan secara umum dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Jawa Tengah.

BAB VI
PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
Pasal 9
(1) Sebagai pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat di Daerah, Road Map Reformasi Birokrasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 dilaksanakan oleh Gubernur bersama-sama dengan:
a. Pemerintah Kabupaten/Kota;
b. Instansi Vertikal;
c. Pemangku kepentingan.
(2) Pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di
Daerah dalam Road Map Reformasi Birokrasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 10
Semua biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Peraturan Gubernur ini
dibebankan pada :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi;
b. Sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.

xvi
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Peraturan Gubernur Jawa Tengah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Ditetapkan di Semarang
pada tanggal

GUBERNUR JAWA TENGAH,

GANJAR PRANOWO

Diundangkan di Semarang
pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI


JAWA TENGAH,

SRI PURYONO KARTO SOEDARMO

BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2019 NOMOR 28

xvii
LAMPIRAN I
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH
NOMOR 28 TAHUN 2019
TENTANG
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2019-2023

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Reformasi Birokrasi merupakan proses penataan ulang birokrasi
dari tingkat tertinggi hingga terendah. Terobosan baru Reformasi Birokrasi
dilakukan melalui langkah-langkah bertahap, konkrit, realistis, sungguh-
sungguh, berpikir di luar kebiasaan yang ada, perubahan paradigma, dan
dengan upaya yang luar biasa. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi tersebut
harus komprehensif, simultan dan berkelanjutan. Harapannya, dapat
merubah mind set dan culture set, sikap dan perilaku aparatur negara
menjadi bersih, profesional, melayani, sejahtera dan netral. Semua itu
dalam rangka mewujudkan Good Governance dan Clean Government.
Guna mewujudkan hal tersebut, disusun Road Map Reformasi
Birokrasi. Road Map tersebut sebagai pedoman pelaksanaan Reformasi
Birokrasi, dalam rangka meneruskan langkah-langkah yang sudah baik pada
periode sebelumnya, sekaligus menindaklanjuti amanat Peraturan Presiden
Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.
Road Map Reformasi Birokrasi sebagai upaya menterjemahkan Misi dan
Program Kerja Prioritas Gubernur khususnya terkait dengan Reformasi
Birokrasi.
Road Map Reformasi Birokrasi merupakan instrumen yang
digunakan oleh Pemerintah Provinsi untuk mengendalikan pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di lingkungan Perangkat Daerah dan Kabupaten/Kota.
Pengendalian dimaksud terdiri dari monitoring terhadap rencana aksi,
pelaksanaan, dan analisis terhadap pencapaian implementasi rencana
aksi berikut fasilitasinya.
Road Map Reformasi Birokrasi merupakan peta jalan yang memuat
program-program makro yang akan menjadi pedoman bagi Perangkat
Daerah dalam menyusun rencana aksi Reformasi Birokrasi. Road Map
Reformasi Birokrasi berguna untuk mengetahui capaian, hambatan dan
memonitor serta mengevaluasi program-program yang telah dilaksanakan.
Road Map Reformasi Birokrasi akan mendukung akselerasi pencapaian
Misi dan Program Kerja Prioritas Pemerintah Provinsi dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023.
Referensi utama penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi adalah
Misi kedua Gubernur “Mempercepat Reformasi Birokrasi yang Dinamis serta

1
Memperluas Sasaran ke Pemerintah Kabupaten/Kota”. Dalam misi ini,
Gubernur menginginkan agar pelayanan publik semakin cepat, murah dan
mudah. Manajemen pemerintahan bertambah efektif dan efisien, serta
mempunyai respon yang cepat dalam mengatasi permasalahan
masyarakat. Aparatur Sipil Negara semakin profesional dan berintegritas
tinggi. Dalam periode Pemerintahan yang kedua (2018-2023) komitmen
Gubernur tidak berubah, yaitu Tetep Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2018
tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat, Gubernur memiliki tambahan tugas untuk
mengkoordinasikan dan memfasilitasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kabupaten/Kota di wilayahnya. Keberhasilan Reformasi Birokrasi tidak
hanya ditujukan untuk Perangkat Daerah Provinsi, tetapi juga untuk
seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota dan Perangkat Daerahnya.

B. DASAR HUKUM REFORMASI BIROKRASI


1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010 – 2025;
5. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019;
6. Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan
Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi
Birokrasi Nasional;
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 37 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Road
Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah;
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2015-2019;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi
Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 135 Tahun 2018 tentang
Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan
Pemerintah Daerah.

2
C. TUJUAN
Tujuan penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi adalah :
1. Menjabarkan secara rinci Misi kedua dan Program Kerja ketiga
Gubernur tahun 2018-2023.
2. Menjadi acuan para pemangku kepentingan dalam merealisasikan
tujuan dan sasaran Reformasi Birokrasi Provinsi 2018-2023.
3. Menjadi pedoman dalam mengkoordinasikan pelaksanaan Reformasi
Birokrasi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
D. MANFAAT
Manfaat Road Map Reformasi Birokrasi untuk :
1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi berjalan secara sinergis terencana,
terukur, dan berkesinambungan.
2. Sarana monitoring dan evaluasi secara berkala untuk mengetahui
capaian pada setiap area perubahan Reformasi Birokrasi, baik yang
berhasil maupun yang belum.
E. SISTEMATIKA
Sistematika Road Map Reformasi Birokrasi sebagai berikut :
1. Bab I Pendahuluan
2. Bab II Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2013-2018
3. Bab III Visi dan Misi Gubernur 2018-2023
4. Bab IV Road Map Reformasi Birokrasi 2019 - 2023
5. Bab V Monitoring dan Evaluasi
6. Bab VI Penutup

3
BAB II
PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2013-2018

A. Pelaksanaan di Lingkungan Pemerintah Provinsi


A.1. Gambaran Umum
Isu utama Pemerintahan Gubernur Ganjar Pranowo dan Heru
Sujatmoko (2013-2018) tercermin dari tagline yang sangat populer di
masyarakat yaitu «mboten korupsi, mboten ngapusi». Gubernur telah
menggunakan teknologi informasi sebagai instrumen untuk
berkomunikasi dengan masyarakat dalam mengimplementasikan
tagline tersebut. Disadari atau tidak, aksi politik Gubernur
merupakan wujud Reformasi Birokrasi yang sesungguhnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi nomor 37 tahun 2013 tentang Pedoman
Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah,
pelaksanaan Reformasi Birokrasi mengikuti Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025. Menurut ketentuan ini, untuk mencapai birokrasi
berkelas dunia yang ditargetkan terwujud pada tahun 2025, dilakukan
pentahapan dalam pencapaiannya. Pentahapan dimaksud dituangkan
dalam Road Map Reformasi Birokrasi. Dalam Road Map Reformasi
Birokrasi terdapat delapan area perubahan yang akan menuntun arah
yang harus dicapai Perangkat Daerah. Kedelapan area tersebut adalah :
1) manajemen perubahan, 2) penataan peraturan perundang-undangan,
3) penataan dan penguatan organisasi, 4) penataan tatalaksana, 5)
penataan sistem manajemen Sumber Daya Manusia aparatur, 6)
penguatan pengawasan, 7) penguatan akuntabilitas kinerja, dan 8)
peningkatan kualitas pelayanan publik.
Untuk menuju 2025, dibuat dalam 3 (tiga) periode Road Map yaitu
2010-2014, 2015-2019 dan 2020-2025. Hingga akhir tahun 2018,
secara formal Pemerintah Provinsi belum menerbitkan Road Map
sebagaimana yang diminta oleh ketentuan tersebut. Hal yang sama
terjadi pada 14 (empat belas) Pemerintah Kabupaten/Kota. Namun,
dalam pelaksanaan pemerintahan, kedelapan area tersebut menjadi
fokus yang dipedomani dan diintervensi sesuai kemampuan dan
kewenangan Provinsi.
Untuk memberikan gambaran tentang progress Reformasi
Birokrasi, berikut akan disajikan gambaran tentang kegiatan dan
hasil capaian Pemerintah Provinsi dalam melakukan Reformasi
Birokrasi selama periode 2013-2018. Periodisasi Road Map Reformasi
Birokrasi menyesuaikan periodisasi Gubernur.

4
A.2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik yang dimaksud dalam konteks ini adalah
pelayanan yang diberikan berdasarkan kewenangan Pemerintah
Provinsi terhadap masyarakat. Bentuk-bentuk pelayanan publik
diantaranya pemberian ijin usaha, pembayaran pajak kendaraan
bermotor, pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Upaya Gubernur Ganjar Pranowo dalam memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada masyarakat telah dilakukan sejak awal masa
pemerintahannya. Seluruh Perangkat dituntut untuk memberikan
respon cepat atas setiap keluhan masyarakat dalam bentuk jawaban
langsung ataupun aksi. Saat ini, penggunaan teknologi informasi
sebagai instrumen reaksi cepat telah menjadi budaya
penyelenggaraan pemerintahan. Keaktifan Pemerintah Provinsi
(Gubernur Ganjar Pranowo) telah direspon positif oleh masyarakat
sehingga laporan yang diterima Gubernur tidak hanya berkaitan
dengan kewenangan Provinsi tetapi juga kewenangan Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan Kelurahan/Desa.
Seluruh kanal pengaduan dibuka oleh Gubernur Ganjar Pranowo
sebagai wadah interaksi dengan masyarakat. Berdasarkan data yang
diinventarisir melalui LaporGub (Website) dan Media sosial (Facebook,
Twitter, Instagram), sejak tahun 2013-2018 jumlah pengaduan yang
diterima dari masyarakat cenderung bertambah, namun masih
fluktuatif (lihat Tabel 2.1).
Dari Tabel 2.1 diketahui bahwa pola penanganan pengaduan
masih bersifat sporadis karena persoalan yang disampaikan bersifat
sederhana, terlokalisir dan cenderung tidak berbatas dengan
administrasi Pemerintahan. Hal ini terlihat dari tingkat rasio
penanganan yang secara absolut masih di bawah 50 %. Sisa
pengaduan yang belum tertangani karena belum dijawab, masih
diverifikasi, on process, dan bukan wewenang.
Dalam rangka memperbaiki tingkat penanganan pengaduan,
diperlukan kedisiplinan Aparatur Sipil Negara Provinsi yang lebih
baik. Pemetaan kondisi kedisiplinan Aparatur Sipil Negara perlu
dikonkritkan agar setiap Perangkat Daerah yang berinteraksi dengan
publik dapat menyusun strategi yang lebih efektif, terukur dan jelas
batasan waktunya. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1 di
bawah ini.

5
Tabel 2.1. Pengaduan Masyarakat dan Penanganannya
Jumlah Pengaduan Jumlah Pengaduan
Masyarakat yang Ditangani Rasio
No Tahun Lapor Media Lapor Media Penanganan
Gub sosial Jumlah Gub sosial Jumlah (%)
(Website) Lainnya (Website) Lainnya
1. 2013 na na na na na Na na
2. 2014 1.156 na 1.156 565 na 565 48,87
3. 2015 1.786 na 1.786 736 na 736 41,20
4. 2016 2.004 na 2.004 768 na 768 38,32
5. 2017 11.382 8.267 19.649 4.959 - 4.959 25,23
6. 2018 4.948 3.836 8.784 1.897 2.650 4.547 51,76
7. Jumlah 21.276 12.103 33.379 8.925 2.650 11.575 (41,08)
(Rerata)
Sumber : Dinkominfo, 2018.

Berdasarkan Undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik, setiap Unit Pelayanan Publik diwajibkan memiliki
Standar Pelayanan Publik. Unit Pelayanan Publik juga diharuskan
untuk melakukan pengelolaan pengaduan dan mengukur tingkat
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang mereka lakukan.
Harus diakui, penerapan Undang-undang tersebut dalam rangka
meningkatkan pelayanan publik di Provinsi masih belum optimal dan
belum dijadikan orientasi kinerja Unit Pelayanan Publik. Hal ini
disajikan pada Tabel 2.2 dan 2.3 terkait dengan tingkat kelengkapan
Standar Pelayanan Publik pada Unit Pelayanan Publik dan self
assessment untuk mengetahui kepuasan masyarakat. Hingga saat ini,
dari 198 Unit Pelayanan Publik di luar Sekolah Menengah Tingkat
Atas/Sekolah Menengah Kejuruan baru 163 (82,32%) Unit Pelayanan
Publik yang mempunyai Standar Pelayanan Publik.
Tabel 2.2. Tingkat Kelengkapan Standar Pelayanan Publik dan
Unit Pelayanan Publik
Jumlah Unit Kelengkapan Standar Pelayanan Publik
No Tahun Pelayanan Kurang Tidak Tidak
Lengkap
Publik Lengkap Lengkap Ada
1. 2014 198 21 65 112 0
2. 2015 198 54 91 53 0
3. 2016 198 151 38 9 0
4. 2017 198 159 32 7 0
5. 2018 198 163 30 5 0
Sumber : Data diolah (Biro Organisasi, 2018).

Unit Pelayanan Publik yang melakukan self assessment pada


tahun 2018, di luar Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan baru dilakukan oleh 92 Unit Pelayanan Publik atau 46,46%.

6
Tabel 2.3. Tingkat Pelayanan Publik Unit Pelayanan Publik di Jawa
Tengah
Jumlah Skor
Unit Rasio Unit (Bobot)
Pelayanan Jumlah Pelayanan
Indeks
Publik Unit Publik
Kepua-
melaksa- Pelaya- Pelaksana
No Tahun Sangat Kurang Tidak san
nakan nan Survei Baik
Baik Baik Baik Masya-
Surve Publik Kepuasan (80)
(100) (60) (40) rakat
Kepuasan Provinsi Masyarakat
Masyara- (%)
kat
1. 2014 3 198 1,51 0 2 1 0 73,01
2. 2015 4 198 2,02 0 2 2 0 70,88
3. 2016 28 198 14,14 0 26 2 0 78,62
4. 2017 41 198 20,70 0 38 3 0 78,48
5. 2018 92 198 46,46 0 89 3 0 79,17
Sumber : Data diolah (Biro Organisasi, 2018).

Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Jawa Tengah pada


tahun 2015, hanya memberikan nilai 64,38 (Zona Kuning) terhadap
tingkat kepatuhan Unit Pelayanan Publik dalam menjalankan
Undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Berangkat dari penilaian tersebut, Pemerintah Provinsi melakukan
langkah-langkah strategis untuk mendorong seluruh Unit Pelayanan
Publik menerapkan Undang-undang tersebut. Pada tahun 2016,
Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Jawa Tengah memberikan
nilai 83,39 (Zona Hijau) yang artinya tingkat kepatuhan tinggi. Ini
menunjukan bahwa pengendalian dan pengawasan secara berjenjang
harus dilakukan optimal agar pelayanan publik kepada masyarakat terus
diperbaiki mengikuti perkembangan teknologi dan tingkat kompleksitas
masyarakat.
Pelayanan publik bukanlah sebuah proses yang pendek.
Diperlukan kreatifitas dan inovasi agar masyarakat memperoleh
pelayanan yang lebih cepat, lebih mudah dan lebih murah. Tuntutan
Gubernur terhadap setiap Perangkat Daerah untuk memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi sehingga Pemerintah Provinsi dapat
selalu hadir di setiap persoalan mereka, telah menciptakan iklim yang
positif untuk mendukung inovasi dalam pelayanan kepada
masyarakat.
Selama periode 2016-2018, masyarakat Jawa Tengah telah
dimanjakan oleh aplikasi-aplikasi teknologi yang dikembangkan
Perangkat Daerah. Masyarakat diberikan pilihan untuk datang
langsung ke Unit Pelayanan Publik atau cukup dengan menggunakan
aplikasi yang telah disediakan di android. Pemilik kendaraan bermotor
dapat menggunakan aplikasi Sistem Administrasi Kendaraan Pajak
Online (SAKPOLE) untuk membayar pajak kendaraan bermotor.

7
Pasien rumah sakit tidak perlu berdesak-desakan untuk meminta
nomor urut pelayanan. Mereka cukup memanfaatkan aplikasi Short
Message Service (SMS) gateway untuk mendapatkan pelayanan di
Rumah Sakit Daerah.
Pada Tabel 2.4 Disajikan inovasi berbasis teknologi yang dilakukan
Perangkat Daerah Provinsi.
Tabel 2.4. Inovasi Pelayaan Publik di Provinsi
Unit
Jenis
No Tahun Pelayanan Status Kegunaan
Inovasi
Publik
1. 2014 Dinas KARTU TANI Aktif Untuk memastikan
Pertanian petani mendapatkan
dan pupuk bersubsidi.
Perkebunan
Dinas KARTU Aktif Untuk memastikan
Kelautan NELAYAN nelayan mendapatkan
dan BBM bersubsidi.
Perikanan
2. 2016 RSUD TELE APIK Aktif Pelayanan pendaftaran
Profesor (Teyeng secara online untuk
Doktor Ndeleng memudahkan
Margono Antrian masyarakat
Soekarjo Pendaftaran mendapatkan
Lan pelayanan kesehatan.
Poliklinik)
Badan SIHATI Aktif Aplikasi berbasis
Ketahanan (Sistem android untuk
Pangan Informasi menginformasikan
Harga dan harga produk
Produksi komoditi.
Komoditi)
3. 2017 Unit SAKPOLE Aktif Aplikasi online
Pelayanan (Sistem pembayaran pajak
Pendapatan Administrasi kendaraan bermotor.
Daerah Kendaraan
Badan Pajak
Pengelola Online)
Pendapatan
Daerah
Dinas REGO Aktif E-commerce yang
Perindustrian PANTES menghubungkan
dan petani dengan
Perdagangan konsumen akhir
secara langsung
dengan jaminan
kualitas produk tani
dan harga yang pantas
serta adil bagi kedua
belah pihak.

8
Unit
Jenis
No Tahun Pelayanan Status Kegunaan
Inovasi
Publik
4. 2018 Dinas JATENG Aktif Aplikasi berbasis
Komunikasi SLIM android yang
dan (Sistem menyediakan
Informatika Layanan informasi mengenai
Informasi Jawa Tengah dan
Mobile) layanan permohonan
informasi.
Sumber : Data diolah (Biro Organisasi, 2018).

Pada Tabel 2.5 disajikan inovasi yang mendapat penghargaan


pelayanan publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi.

9
Tabel 2.5. Penghargaan TOP 40 Inovasi Pelayaan Publik Tingkat
Nasional
Unit
No Tahun Pelayanan Jenis Inovasi Pelayanan Pasca Inovasi
Publik
1. 2015 Satuan SMART POL PP Masyarakat dapat
Polisi (Sarana Masyarakat melaporkan langsung
Pamong Berpartisipasi Aktif kejadian di
Praja Mendukung Tugas lingkungannya
Satuan Polisi (kerusuhan, bencana,
Pamong Praja) tindak kriminal)
2. 2016 Dinas PACAR BINAL Mendekatkan pelayanan
Penanaman (Pangkalan Cari Izin kepada masyarakat
Modal Bagi Nelayan) untuk mendapatkan ijin
Pelayanan melaut.
Terpadu
Satu Pintu
3. 2017 Rumah PELUK MY Perawatan bagi
Sakit DARLING penderita kusta sampai
Umum (Perawatan Luka paripurna.
Daerah Kusta Menyeluruh
Kelet Jepara Dengan Garden
Healing)
Rumah SI BINA CANTIK Pelayanan kesehatan
Sakit (Sistim Bridging SIM terintegrasi dari
Umum RSMS, BPJS, dan pendaftaran hingga
Daerah INA-CBG’s Menuju pengambilan obat dan
Profesor Akuntabilitas, claim pembayaran.
Doktor Transparansi, dan
Margono Efisiensi Pelayanan
Soekarjo Kesehatan JKM
secara Paripurna)
Rumah PENETRASI ONLINE Pendaftaran online
Sakit (Pengembangan
Umum Sistem Short
Daerah Message Service
Profesor Gateway Menuju
Doktor Registrasi Online)
Margono
Soekarjo
4. 2018 Rumah SI TERPA DAYA Perawatan pasien
Sakit Jiwa JIWA (Sistem Terapi ganguan jiwa hingga
Daerah Paripurna Melalui paripurna dengan
Raden Mas Pemberdayaan mendapatkan
Soedjarwadi Orang Dengan pembekalan untuk
Gangguan Jiwa) hidup mandiri.
Sumber : Data diolah (Biro Organisasi, 2018).

10
A.3. Manajemen Pemerintahan
Upaya Gubernur Ganjar Pranowo dalam meningkatkan efektivitas
dan efisiensi manajemen pemerintahan telah dilakukan sejak awal
pemerintahannya. Seluruh aparatur diminta untuk meningkatkan
integritas melalui tagline “Mboten korupsi, mboten ngapusi”. Hal ini
sebagai bentuk respon masih banyaknya kasus korupsi di Jawa
Tengah.
Setidaknya sejak tahun 2013-2018 masih terdapat 10 (sepuluh)
Kepala Daerah yang terkena Operasi Tangkap Tangan Komisi
Pemberantasan Korupsi. Berdasarkan data Indonesia Corruption
Watch tahun 2017, Jawa Tengah termasuk 9 (sembilan) Provinsi
dengan jumlah korupsi tertinggi di Indonesia yaitu peringkat ke 5
(lima) dilihat dari total kerugian Negara. Oleh karena itu, sejak periode
kepemimpinan Ganjar Pranowo bertekad untuk meningkatkan
integritas aparatur, baik melalui pendekatan sistemik maupun
kultural.
Pendekatan sistemik dilakukan melalui perbaikan perencanaan,
tata kelola keuangan, standarisasi belanja, pembentukan Unit
Pengendali Gratifikasi, Memorandum of Understanding Gubernur dengan
Komisi Pemberantasan Korupsi tentang Komitmen Penerapan
Pengendalian Gratifikasi dan Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan
Pejabat Negara untuk pejabat struktural serta Laporan Harta Kekayaan
Aparatur Sipil Negara untuk pejabat pelaksana. Pendekatan kultural
dilakukan dengan membangun tunas integritas, Training of Trainer
integritas, meningkatkan sosialisasi gerakan revolusi mental, pembinaan
disiplin dan etika pegawai.
Pada Tabel 2.6 disajikan perkembangan jumlah laporan gratifikasi
selama periode 2015-2018. Komisi Pemberantasan Korupsi telah
memberikan penghargaan atas keberhasilan Jawa Tengah
mengendalikan gratifikasi pada tahun 2015 dan 2016.
Tabel 2.6. Perkembangan Jumlah Laporan Gratifikasi, 2015-2016
No Tahun Jumlah Laporan Nilai Gratifikasi
1. 2015 40 laporan Rp. 13.960.000,-
2. 2016 65 laporan Rp. 163.184.700,-
3. 2017 19 laporan Rp. 8.365.000,-
4. 2018 14 laporan Rp. 61.092.927,-
Sumber : Inspektorat Provinsi
Dalam pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara, Komisi
Pemberantasan Korupsi juga memberikan penghargaan kepada
Pemerintah Provinsi pada tahun 2017 dan 2018 sebagai Pemerintah
Daerah dengan pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara
terbaik. Tahun 2018, Jawa Tengah menjadi satu-satunya Daerah yang
menerima penghargaan tidak hanya untuk Pemerintah Provinsi, juga
diberikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi.

11
Tabel 2.7. Perkembangan Jumlah Wajib Lapor Laporan Harta
Kekayaan Pejabat Negara, 2014-2018.
Status Penyampaian Laporan
No Tahun Jumlah Wajib Lapor
Sudah Belum
1. 2014 1.764 1.655
109 (6,18%)
(93,82%)
2. 2015 1.777 1.763
14 (0,79%)
(99,21%)
3. 2016 1.819 1.818
1 (0,05%)
(99,95%)
4. 2017 1.637 1.629
8 (0,49%)
(99,51%)
5. 2018 2.557 2.230
327 (12,78%)
(87,21%)
Sumber : Inspektorat Provinsi, data diolah (Biro Organisasi 2019)
Berdasarkan Tabel 2.7, kesadaran terhadap pelaporan Laporan
Harta Kekayaan Pejabat Negara semakin membaik. Namun pada tahun
2018 terjadi peningkatan wajib lapor yang belum melaporkan Laporan
Harta Kekayaan Pejabat Negara sebanyak 12,78%. Hal tersebut
disebabkan karena belum tersosialisasinya secara baik pada wajib
lapor di lingkungan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan yang baru saja bergabung dengan Pemerintah Provinsi.
Sepanjang periode 2012-2017, Badan Pemeriksa Keuangan telah
memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian kepada Pemerintah
Provinsi. Diperlukan upaya yang sangat luar biasa untuk mencapai
predikat Wajar Tanpa Pengecualian dan memeliharanya. Dalam
konteks ini, seluruh Aparatur dituntut untuk bekerja sesuai dengan
peraturan dan ketentuan perundang-undangan. Dengan demikian,
tidak ada keragu-raguan lagi dari Badan Pemeriksa Keuangan atas
seluruh laporan penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan
termasuk aset-aset yang dimiliki Pemerintah Provinsi.
Agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang, sejak tahun 2014,
Pemerintah Provinsi telah melaksanakan Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah. Hasil penilaian Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, maturitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Pemerintah Provinsi periode 2016-2018 mencapai level 3 (tiga)
kategori Terdefinisi dari 5 (lima) level yang harus dicapai. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Perangkat Daerah Provinsi masih harus
melakukan penataan dokumentasi yang lebih baik dengan
meningkatkan kegiatan-kegiatan evaluasi disertai penyempurnaan
dokumentasi (lihat Tabel 2.8).

12
Tabel 2.8.Perkembangan Maturitas Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah 2016-2018
Level Maturitas Sistem Pengendalian Internal
No Tahun Skor
Pemerintah
1. 2016 3,023 level 3
2. 2017 3,023 level 3
3. 2018 3,023 level 3
Sumber : Inspektorat Provinsi, data diolah (Biro Organisasi 2019)
Berbeda dengan maturitas yang stagnan, perkembangan
kapabilitas Aparatur Pengawas Internal Pemerintah relatif lebih baik.
Hasil penilaian Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
kapabilitas Aparatur Pengawas Internal Pemerintah Pemerintah
Provinsi bergerak positif dari level 2 pada tahun 2016 menjadi level 3
Dengan Catatan pada tahun 2017 dan bertahan hingga 2018 (lihat
Tabel 2.9).
Tabel 2.9. Perkembangan Kapabilitas Aparatur Pengawas Internal
Pemerintah, 2016-2018.
Kapabilitas Predikat Keterangan
Aparatur
No Tahun Pengawas
Internal
Pemerintah
1. 2016 level 2. Infrastructure mampu mendeteksi
terjadinya korupsi
2. 2017 level 3 Dengan Integrated mampu menilai efisiensi
Catatan. dan efektifitas, tata
kelola dan manajemen
resiko kegiatan
3. 2018 level 3 Dengan Integrated Sda
Catatan.
Sumber : Inspektorat Provinsi, data diolah (Biro Organisasi 2019)

Berbagai upaya untuk memberantas korupsi, mencegah terjadinya


penyimpangan, dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
bersih dilakukan secara aktif dan berkesinambungan. Hal ini
dilakukan dengan mengembangkan berbagai program dan kegiatan.
Selain yang telah diuraikan sebelumnya, sejak tahun 2015
Pemerintah juga mensosialisasikan penerapan Zona Integritas menuju
Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani.
Pemerintah Provinsi telah membangun unit kerja percontohan Zona
Integritas, utamanya diprioritaskan pada unit kerja yang mengelola
sumber daya cukup besar dan memberikan pelayanan publik secara
langsung kepada masyarakat.
Pada Tabel 2.10 disajikan data tentang Unit Kerja yang mendapat
predikat Wilayah Bebas Korupsi. Berdasarkan tabel tersebut diketahui
bahwa Unit Kerja yang mendapat predikat Wilayah Bebas Korupsi

13
masih didominasi oleh Rumah Sakit. Ini menandakan bahwa
diperlukan upaya-upaya khusus oleh masing-masing Perangkat
Daerah untuk memperbaiki tata kelola dan meningkatkan pelayanan
kepada publik yang lebih baik. Selanjutnya pada Tabel 2.11 dan 2.12
disajikan data tentang pelaksanaan Training of Trainer Tunas
Integritas Aparatur Sipil Negara dan Koordinasi Supervisi Pencegahan
Korupsi.
Tabel 2.10. Perangda Berpredikat Wilayah Bebas Korupsi
Unit Kerja
Unit Kerja
No. Tahun Mendapat Perangkat Daerah
Yang Dinilai
Predikat
1. 2015 1 Rumah Sakit Umum
8
Daerah Tugurejo.
2. 2017 6 4 Rumah Sakit Umum
Margono Soekarjo.
Rumah Sakit Umum
Kelet.
Rumah Sakit Umum
Moewardi.
Rumah Sakit Jiwa
Daerah Amino
Gondohutomo.
Sumber : Biro Organisasi Provinsi

Tabel 2.11. Training of Trainer Tunas Integritas Provinsi


Jumlah Peserta Jabatan
No Tahun Training of Jabatan Administrator
Trainer Pimpinan Tinggi
1. 2014 50 25 Eselon 2 25 Eselon 3
2. 2015 74 37 Eselon 2 37 Eselon 3
3. 2016 21 21 Bupati/Walikota
4. 2017 7 7 Bupati/Walikota
Sumber : Inspektorat Provinsi, data diolah (Biro Organisasi 2019)

Tabel 2.12. Hasil Program Koordinasi Supervisi Pencegahan Korupsi


Realiasasi Program Koordinasi Supervisi
No Tahun
Pencegahan Korupsi
1. 2017 95,6%.
2. 2018 89 %
Sumber : Inspektorat Provinsi, data diolah (Biro Organisasi 2019)

Salah satu faktor yang menentukan dalam mewujudkan birokrasi


yang efektif dan efisien, serta yang bersih dan akuntabel adalah upaya
mengharmoniskan alokasi anggaran dengan kebutuhannya.
Pemerintah memberikan perhatian yang besar untuk mewujudkannya
karena persoalan–persoalan yang tumbuh di masyarakat semakin hari
semakin kompleks dan intens.

14
Persoalan yang demikian memerlukan penanganan segera untuk
menghindari eskalasi, yang dapat menghambat laju pembangunan
dan mewujudkan masyarakat Jawa Tengah yang lebih sejahtera.
Pemborosan anggaran masih sering ditemukan berdasarkan hasil
audit Badan Pemeriksa Keuangan pada beberapa objek pemeriksaan.
Untuk meminimalkan ketidaksesuaian antara alokasi dan kebutuhan
anggaran, telah dilakukan validasi setiap tahun secara continue
terhadap hal tersebut dengan menggunakan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
penyusunan program dan kegiatan setiap Perangkat Daerah tidak
hanya berorientasi pada realisasi fisik dan keuangan. Setiap
Perangkat Daerah harus mampu mengukur dampak program dan
kegiatan terhadap outcome. Misalnya, Dinas Pertanian dan
Perkebunan harus mampu menjelaskan dampak bantuan bibit dan
pupuk terhadap peningkatan produksi padi di Jawa Tengah.
Perangkat Daerah tersebut tidak hanya melaporkan realisasi fisik dan
keuangan belaka.
Mengukur hubungan antara program dan kegiatan dengan
outcome, diperlukan penguasaan data lingkungan eksternal yang
komprehensif. Ini akan lebih mudah dilakukan apabila dilaksanakan
sejak penyusunan perencanaan program dan kegiatan. Konstruksi
akhirnya harus mentargetkan outcome secara terukur dan real.
Tabel 2.13. Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
No Tahun Nilai Predikat
1. 2013 68,39 B / Baik
2. 2014 70,66 BB / Sangat Baik
3. 2015 72,09 BB / Sangat Baik
4. 2016 76,60 BB / Sangat Baik
5. 2017 75,94 BB / Sangat Baik
6. 2018 80,18 A / Memuaskan
Sumber : Inspektorat Prov. Jateng, data diolah (Biro Organisasi 2019)

Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di


Jawa Tengah telah membawa hasil yang menggembirakan walaupun
berjalan setahap demi setahap (lihat Tabel 2.13). Pada tahun 2019,
Jawa Tengah mendapat predikat A untuk pelaksanaan tahun 2018.
Gubernur menerima langsung Sertifikat Penghargaan tersebut dari
Menteri Pendayagunaan Aparatur Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi
Birokrasi di Makasar (19/2/2019).
Sementara itu, dalam rangka meningkatkan kualitas dan
kepastian kebijakan Daerah, Pemerintah Provinsi telah melakukan
harmonisasi produk hukum Daerah. Harmonisasi produk hukum
dimaksud guna mencegah terjadinya duplikasi antar peraturan
perundang-undangan. Sejak tahun 2013 sampai 2018 telah

15
dilaksanakan penyusunan produk hukum dan pengawasan produk
hukum Kabupaten/Kota sebagaimana Tabel 2.14.
Tabel 2.14. Harmonisasi Produk Hukum
Penyusunan Produk Hukum Pengawasan Produk Hukum
Daerah Kabupaten/Kota
No Tahun
Peraturan Peraturan
Evaluasi Fasilitasi Klasifikasi
Daerah Gubernur
1. 2013 16 82 35 446 -
2. 2014 17 82 32 - 447
3. 2015 7 75 44 - 609
4. 2016 10 126 70 599 -
5. 2017 12 74 71 469 -
6. 2018 14 97 66 361 -
Sumber : Biro Hukum, 2019

A.4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah dan


Manajemen Sumber Daya Aparatur
Perkembangan teknologi yang sangat cepat membutuhkan respon
Pemerintah yang lebih cepat supaya Peraturan Perundang-undangan
masih dapat menjadi landasan dalam menangani persoalan di
masyarakat. Bukan rahasia lagi, kemajuan teknologi telah banyak
menimbulkan kekosongan hukum. Berkembangnya persoalan di
masyarakat menuntut pelaksanaan otonomi daerah yang lebih efektif
sehingga proses penyelesaian tidak harus melalui rangkaian yang
panjang dan waktu yang lama.
Pemerintah Provinsi berketetapan untuk terus melakukan analisis
dan evaluasi kelembagaan agar mampu menyesuaikan perubahan-
perubahan cepat di masyarakat. Struktur organisasi menjadi lebih
fleksibel dalam menghadapi dinamika dan tuntutan yang berkembang
di masyarakat. Langkah ini membutuhkan sumber daya yang cukup,
termasuk sumber daya manusia yang menanganinya.
Gubernur sangat memperhatikan peningkatan kapasitas
kelembagaan dan kompetensi aparatur. Sejalan dengan Undang-
undang nomor 23 tahun 2014, Pemerintah Provinsi telah melakukan
evaluasi dan menata kembali Perangkat Daerah. Hal ini dilakukan
dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2016
tentang Perangkat Daerah. Sebagai tindak lanjutnya, telah ditetapkan
Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Penataan Perangkat Daerah telah menghasilkan struktur
organisasi yang lebih kuat, lebih efektif dan lebih efisien. Perangkat
Daerah telah berkurang dari 58 (lima puluh delapan) Organisasi
Perangkat Daerah menjadi 49 (empat puluh sembilan) Organisasi
Perangkat Daerah, terdiri atas Sekretariat Daerah (9 Biro), Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Inspektorat, delapan Badan, 23

16
(dua puluh tiga) Dinas, dan tujuh Rumah Sakit Daerah. Pada saat
bersamaan, sebagai konsekuensi dari pengalihan kewenangan
Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Provinsi dalam hal urusan
bidang pendidikan, kelautan, kehutanan, Energi dan Sumber Daya
Mineral, telah terbentuk 39 (tiga puluh sembilan) cabang Dinas dan
bertambahnya jumlah Pegawai Negeri Sipil. Bulan Desember 2016,
jumlah Pegawai Negeri Sipil sebanyak 16.442 orang (enam belas ribu
empat ratus empat puluh dua). Selanjutnya pada Januari 2017
menjadi 45.657 (empat puluh lima ribu enam ratus lima puluh tujuh)
orang. Data lebih lengkap pada Tabel 2.15 dan 2.16.
Tabel 2.15. Perubahan Perangkat Daerah Peraturan Presiden Nomor
41/2007 dan Peraturan Presiden Nomor 18/2016
Konfigurasi Sesuai Peraturan Sesuai Peraturan
No Perangkat Presiden 41 Tahun Presiden 18 Tahun Perubahan
Daerah 2007 2016
Perangkat
1. 58 49 -9
Daerah
Unit
2. Pelaksana 169 151 - 18
Teknis
Cabang
3. - 39 + 39
Dinas
Sumber : Biro Organisasi, 2019

17
Tabel 2.16. Komposisi Pegawai Negeri Sipil menurut Tingkat
Pendidikan dan Jenis Kelamin
JENJANG
NO LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
PENDIDIKAN
Sekolah 402 1.0 % 39 0.1 % 444 1.1 %
1
Dasar
Sekolah 717 1.7 % 43 0.1 % 760 1.8 %
2 Menengah
Pertama
Sekolah 3.527 8,4% 1.549 3.7 % 5.076 12,1%
3 Menengah
Atas
Diploma I 79 0.2 % 16 0.0 % 95 0.2 %
4
(Satu)
Diploma II 41 0.1 % 41 0.1 % 82 0.2 %
5
(Dua)
Diploma III 805 1.9 % 1.197 2,9% 2.002 4.8 %
6
(Tiga)
Diploma IV 278 0.7 % 164 0.4 % 442 1,1%
7
(Empat)
Sarjana 65 0.2 % 90 0.2 % 155 0.4 %
8
Muda
Sarjana 10 0.0 % 18 0.0 % 28 0.1 %
9 Muda NON
AK
10 Sarjana 1 12.962 31.0% 13.319 31.8 % 26.281 62.8 %
11 Sarjana 2 3.790 9,1% 2.641 6,3 % 6.431 15,4%
12 Sarjana 3 26 0,1 % 11 0.0 % 37 0,1 %
TOTAL 22.702 54,3 % 19.128 45,7 % 41.830 100 %
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi, Desember 2018.
Berdasarkan Grand Design Reformasi Birokrasi, pada akhir tahun
2025 ditargetkan telah terbentuk Pemerintahan kelas dunia. Di Jawa
Tengah ditargetkan akhir tahun 2023 sebagai akhir dari Road Map
Reformasi Birokrasi periode 2018-2023. Dukungan Sumber Daya
Manusia yang kuat tidak hanya ditentukan oleh jumlah Sumber Daya
Manusia yang memadai tetapi juga kualitas dan kompetensi Sumber
Daya Manusia yang bersangkutan.
Muara dari kualitas Sumber Daya Manusia adalah profesionalisme.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan peta karier yang jelas
sehingga setiap Sumber Daya Manusia mempunyai semangat untuk
bersaing. Berdasarkan Undang-undang Aparatur Sipil Negara, setiap
Aparatur Sipil Negara berhak atas karier di samping kewajiban-
kewajiban yang harus mereka penuhi. Oleh karenanya, peta karier yang
tersedia harus bersifat terbuka, minimal dalam hal pemenuhan
persyaratan.
Dalam lima tahun terakhir, telah dilakukan seleksi melalui talent
scouting untuk Aparatur Sipil Negara Pemerintah Provinsi dan lelang

18
jabatan (Jabatan Pimpinan Tinggi) yang terbuka untuk seluruh
Aparatur Sipil Negara Indonesia. Kegiatan ini mendapat respon yang
sangat besar dari Aparatur Sipil Negara. Pada Tabel 2.17 disajikan
data pelaksanaan talent scouting dan lelang jabatan (Jabatan
Pimpinan Tinggi), termasuk penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil
dengan Computer Assisted Test.
Di tengah masih banyaknya kritisi terhadap pelaksanaan tersebut,
langkah-langkah ini memberikan dorongan kepada Aparatur Sipil
Negara untuk mengukur kapabilitasnya, menelaah kelemahannya dan
mendorong untuk terus memperbaiki diri melalui proses pembelajaran
ataupun pemantapan profesi. Dugaan jual beli jabatan melalui proses ini
telah hilang dengan sendirinya. Aparatur Sipil Negara yang lulus talent
scouting dapat berharap suatu ketika akan menduduki posisi yang
diinginkan tanpa harus melakukan gratifikasi. Sedangkan Aparatur
Sipil Negara yang tidak lolos dari talent scouting ataupun lelang jabatan
tidak akan mengalami kekecewaan berat karena memahami
kegagalannya.
Tabel 2.17. Pengelolaan Sumber Daya Aparatur
Talent Scouting Penerimaan
Open
Calon Pegawai
Bidding
Negeri Sipil
No Tahun Jabatan
Administrator Pengawas dengan
Pimpinan
Computer
Tinggi
Assisted Test
1. 2013 belum ada belum ada belum ada 209
2. 2014 6 belum ada belum ada 149
3. 2015 tidak ada 95 94 moratorium
4. 2016 tidak ada 240 336 moratorium
5. 2017 2 140 124 moratorium
6. 2018 tidak ada 96 204 1.845
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Pelatihan yang terstruktur tetap menjadi program yang


berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara.
Pelatihan dimaksud ada yang bersifat wajib dan pilihan. Materi
pelatihan, cara, dan strategi pelatihan terus dilakukan perbaikan
untuk menghasilkan Aparatur Sipil Negara yang lebih siap merespon
perkembangan, baik di lingkungan internal maupun eksternal. Pola
pendidikan penjenjangan telah mengalami perubahan. Semula hanya
konsentrasi di dalam kelas, kini berkembang menjadi learning by doing
yang dikenal dengan istilah Diklat Pola Baru. Pada Tabel 2.18 disajikan
perkembangan pelatihan Diklat Pola Baru untuk jabatan struktural.

19
Tabel 2.18. Diklat Pola Baru
Diklat Diklat Diklat
No Tahun Kepemimpinan II Kepemimpinan III Kepemimpinan IV
(Orang) (Orang) (Orang)
1. 2014 120 339 59
2. 2015 118 236 505
3. 2016 117 240 478
4. 2017 115 239 280
5. 2018 108 195 279
Sumber : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi, 2018.

B. Pelaksanaan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota


B.1. Gambaran Umum Birokrasi Kabupaten/Kota
Capaian Reformasi Birokrasi di Kabupaten/Kota belum merata.
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Pemerintah Kabupaten/Kota
masih perlu didorong untuk mengimbangi kemajuan yang dicapai oleh
Pemerintah Provinsi. Berdasarkan hasil evaluasi Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tahun
2018, tercatat 14 (empat belas) Kabupaten/Kota mendapat indeks
Reformasi Birokrasi predikat B. Sementara itu, 9 (sembilan)
Kabupaten/Kota masih pada kategori CC.
Hingga akhir 2018, 8 (delapan) Kabupaten/Kota telah melakukan
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, namun belum
dikirim secara online ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi. Sedangkan 4 (empat) Kabupaten/Kota belum
melaksanakan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi,
sehingga belum diketahui indeks Reformasi Birokrasinya. Data capaian
Reformasi Birokrasi Kabupaten/Kota sebagaimana Tabel 2.19.
Tabel 2.19. Capaian Reformasi Birokrasi Kabupaten/Kota
Jumlah
No Capaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (%)
Kabupaten/Kota
1.Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks 14 40
Reformasi Birokrasi B
2. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks 9 25,71
Reformasi Birokrasi CC
3. Jumlah Kabupaten/Kota yang sudah 8 22,86
melakukan evaluasi Reformasi Birokrasi
(belum divalidasi Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi
4. Jumlah Kabupaten/Kota yang belum 4 11,42
melakukan evaluasi Reformasi Birokrasi
Sumber : Data primer, diolah. (Biro Organisasi, 2019)

20
B.2. Pelayanan Publik
Secara umum, kualitas pelayanan publik di Kabupaten/Kota
selama periode 2013-2018 mengalami perbaikan. Berdasarkan data
tahun 2017, terdapat 5 (lima) Kabupaten/Kota dengan Indeks
Kepuasan Masyarakat sangat baik (81 ke atas), akan tetapi masih ada
satu Kabupaten/Kota yang belum melaksanakan survei kepuasan
masyarakat. Data capaian Indeks Kepuasan Masyarakat
Kabupaten/Kota pada Tabel 2.20.
Tabel 2.20. Capaian Pelaksanaan Survey Kepuasan Masyarakat
Kabupaten/Kota
Jumlah
No Capaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (%)
Kabupaten/Kota
1. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks 5 14,28
Kepuasan Masyarakat Sangat Baik (81-
100)
2. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks 28 80
Kepuasan Masyarakat Baik (62-80)
3. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks 1 2,85
Kepuasan Masyarakat Kurang Baik (43-
61)
4. Jumlah Kabupaten/Kota yang belum 1 2,85
melakukan survei kepuasan masyarakat
Sumber : Data primer, diolah. (Biro Organisasi, 2019)

Penggunaan Teknologi Informasi dalam pelayanan publik agar


lebih mudah dan transparan rata-rata telah dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten/ Kota. Namun, pemanfaatan Teknologi
Informasi belum terintegrasi dengan baik. Berdasarkan hasil
pengukuran awal di Kabupaten/Kota, indeks Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik rata-rata pada nilai 2,5 (cukup), baik untuk
tingkat kematangan pada kapabilitas proses maupun fungsi teknis.
Data capaian Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Kabupaten/Kota pada Tabel 2.21.
Tabel 2.21. Capaian Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik Kabupaten/Kota
Jumlah
No Capaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kabupaten (%)
/Kota
1. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks Sistem 1 2,85
Pemerintahan Berbasis Elektronik Memuaskan
(4,2 – 5)
2. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks Sistem 2 5,71
Pemerintahan Berbasis Elektronik Sangat Baik
(3,5 – 4,1)
3. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks Sistem 8 22,85
Pemerintahan Berbasis Elektronik Baik (2,6 –

21
Jumlah
No Capaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kabupaten (%)
/Kota
3,4)
4. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks Sistem 7 20
Pemerintahan Berbasis Elektronik Cukup (1,8
– 2,5)
5. Jumlah Kabupaten/Kota yang belum 17 48,57
melakukan pengukuran Indeks Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik
Sumber : Data primer, diolah. (Biro Organisasi, 2018)

Dalam aspek keterbukaan informasi publik yang diukur dengan 4


(empat) indikator, yaitu pengumuman informasi publik, penyediaan
informasi publik, pelayanan permohonan informasi publik, serta
pengelolaan informasi dan dokumentasi, belum menunjukkan hasil
yang menggembirakan. Berdasarkan data Komisi Informasi Provinsi
tahun 2018, masih terdapat 15 (lima belas) Kabupaten/Kota dengan
nilai Keterbukaan Informasi Publik tidak informatif (<15). Data
selengkapnya pada Tabel 2.22.
Tabel 2.22. Nilai Keterbukaan Informasi Publik Kabupaten/Kota
Jumlah
No Capaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (%)
Kabupaten/Kota
1. Jumlah Kabupaten/Kota dengan nilai 4 11,42
Keterbukaan Informasi Publik informatif
(80 – 100)
2. Jumlah Kabupaten/Kota dengan nilai 10 28,57
Keterbukaan Informasi Publik menuju
informatif (70 – 79)
3. Jumlah Kabupaten/Kota dengan nilai 3 8,57
Keterbukaan Informasi Publik cukup
informatif (50 – 69)
4. Jumlah Kabupaten/Kota dengan nilai 3 8,57
Keterbukaan Informasi Publik Kurang
informatif (15 – 49)
5. Jumlah Kabupaten/Kota dengan nilai 15 42,85
Keterbukaan Informasi Publik tidak
informatif (< 15)
Sumber : Komisi Informasi Jawa Tengah, 2019.

Tahun 2015-2018, terdapat 4 (empat) Kabupaten/Kota yang


meraih penghargaan inovasi pelayanan publik TOP 40. Penghargaan
tersebut diberikan kepada Unit Kerja yang berhasil melakukan inovasi
untuk memudahkan pelayanan masyarakat yang sifatnya unik dan
tidak dimiliki oleh Unit Kerja lain secara nasional. Data lengkap dapat
dilihat pada Tabel 2.23.

22
Tabel 2.23. Inovasi Pelayanan Publik Masuk TOP 40 Kabupaten/Kota
Kabupaten
No Tahun Inovasi Kegunaan
/Kota
1. 2015 Kota Unit Layanan Untuk meningkatkan
Surakarta Aduan Surakarta pelayanan masyarakat sesuai
(ULAS) asas tata kelola Pemerintahan
Program Kartu Bentuk kepedulian anak
Insentif Anak dan dengan menerbitkan kartu
Sistem Relasi Kartu Identitas Anak (0-17
Pencatatan tahun) sebelum mendapatkan
Kelahiran Kartu Tanda Penduduk.
2. 2016 Kabupaten Matahari Untuk Mengangkat kaum papa
Purbalingga Kaum Papa Di (duafa) bisa sekolah secara
Purbalingga gratis dan setelah lulus bisa
bekerja.
Kabupaten Public Service Bagian dari sistem
Boyolali Center Dinas penanggulangan gawat
Kesehatan Boyolali darurat terpadu (SPGDT) yang
bertujuan membantu sistem
pelyanann kesehatan secara
langsung kepada masyarakat.
3. 2017 Kota Taman Anak Tempat bermain dan belajar
Surakarta Cerdas : Papan bagi anak dengan misi
Sarana Wasis memberikan pelayanan
Bocahe, Waras dengan suka rela.
Regane Lan Mapan
Budi Pekertine.
Di Rekam Di Untuk penduduk pemula bisa
Sekolahku, Sweet memiliki Kartu Tanda
Seventeen, Kartu Penduduk elektronik secara
Tanda Penduduk- tepat waktu dan mudah.
Elektronik Ku
Datang.
4. 2018 Kota Tegal Ladis Song Malam Layanan inovasi simultan bagi
pengasong dan masyarakat
lansia terminal.
Sumber : Biro Organisasi, 2018.

B.3. Manajemen Pemerintahan


Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen
pemerintahan serta meminimalisir terjadinya penyimpangan dan
penyalahgunaan wewenang, Pemerintah Kabupaten/Kota telah
meningkatkan tata kelola keuangan. Sampai tahun 2018 masih ada 4
(empat) Kabupaten/Kota yang berpredikat Wajar Dengan Pengecualian
dalam pengelolaan keuangan, yaitu Kabupaten Brebes, Kota Tegal,
Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Klaten. Permasalahan utama
yang dihadapi 4 Kabupaten/ Kota tersebut adalah tata kelola aset dan
pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah. Data
Kabupaten/Kota atas laporan keuangan sebagaimana Tabel 2.24.

23
Tabel 2.24. Opini Badan Pemeriksa Keuangan Atas Laporan
Keuangan Kabupaten/Kota
Capaian Pelaksanaan Reformasi Jumlah
No %
Birokrasi Kabupaten/Kota
1. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Opini 31 88,57
Badan Pemeriksa Keuangan
Berpredikat Wajar Tanpa Pengecualian
2. Jumlah Kabupaten/Kota yang Opini 4 11,43
Badan Pemeriksa Keuangan Berpredikat
Wajar Dengan Pengecualian
Sumber : Data diolah Biro Organisasi, 2018.

Pencegahan dini terjadinya penyalahgunaan wewenang dalam


pelaksanaan tugas, dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
melalui Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. Hasil penilaian
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan terhadap pelaksanaan
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah yang dimulai tahun 2017,
Kabupaten/Kota yang mencapai maturitas Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah level 3 (Terdefinisi) sebanyak 30 dan level 2
(Berkembang) sebanyak 5 Kabupaten/Kota. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar Pemerintah Kabupaten/Kota
telah menerapkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah dengan
praktek pengendalian yang terdokumentasi, namun evaluasi yang
dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai. Data maturitas Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
Tabel 2.25.
Tabel 2.25. Maturitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Kabupaten/Kota
Jumlah
No Capaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi %
Kabupaten/Kota
1. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Maturitas 5 14,28
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Level Berkembang (Level 2)
2. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Maturitas 30 85,72
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Level Terdefinisi (Level 3)
Sumber : Data diolah Biro Organisasi, 2018.

Pemerintah Kabupaten/Kota telah melakukan peningkatan


kompetensi terhadap Aparatur Pengawas Intern Pemerintah. Hasil
penilaian Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan terhadap
kapabilitas Aparatur Pengawas Intern Pemerintah tahun 2018, 4
(empat) Kabupaten/Kota berada pada level 2 (infrastructure) dan 31
(tiga puluh satu) Kabupaten/Kota pada level 3 Dengan Catatan
(integrated). Artinya, kapasitas Aparatur Pengawas Intern Pemerintah
di Kabupaten/Kota mampu menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis
suatu kegiatan serta mampu memberikan konsultasi pada tata kelola,
manajemen resiko dan pengendalian internal meskipun belum

24
sepenuhnya paripurna. Data kapabilitas Aparatur Pengawas Intern
Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana Tabel 2.26.
Tabel 2.26. Kapabilitas Aparatur Pengawas Intern Pemerintah
Kababupaten/Kota
Jumlah
No Capaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kabupaten %
/Kota
1. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas 4 11,42
Aparatur Pengawas Intern Pemerintah Level
2 (insfrastructure)
2. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Kapabilitas 31 88,58
Aparatur Pengawas Intern Pemerintah Level
3 (integrated)
Sumber : Data diolah Biro Organisasi, 2018.

Beberapa Pemerintah Kabupaten/Kota telah membangun unit kerja


percontohan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani. Pada tahun 2017, terdapat 3
Kabupaten/Kota yang unit kerjanya mendapatkan predikat Wilayah
Bebas dari Korupsi, yaitu Kabupaten Wonogiri satu unit kerja, Kabupaten
Kudus satu unit kerja, dan Kota Surakarta 2 (dua) unit kerja.
Dalam upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan, seluruh Kabupaten/Kota telah
menerapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dari
hasil evaluasi pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah tahun 2018 oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, terdapat 4 (empat) Kabupaten/Kota
dengan predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BB.
Artinya, 4 (empat) Kabupaten/Kota tersebut mempunyai capaian
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sangat baik,
akuntabel, berkinerja baik, dan memiliki sistem manajemen kinerja
yang handal. Hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten/Kota tahun 2018 sebagaimana Tabel 2.27.
Tabel 2.27. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten/Kota
Jumlah
Capaian Pelaksanaan Reformasi
No Kabupaten/ %
Birokrasi
Kota
1. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Nilai 4 11,43
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah BB (70-79)
2. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Nilai 23 65,71
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah B (60-69)
3. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Nilai 8 22,85
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah CC (50-59)

25
Sumber : Data diolah Biro Organisasi, 2019.

B.4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah dan Manajemen


Sumber Daya Aparatur
Tahun 2016, Pemerintah Kabupaten/Kota telah melakukan penataan
kembali Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 18
tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Dari hasil pengendalian dan
pengawasan pembentukan kelembagaan Kabupaten/Kota, setelah terjadi
pengalihan sebagian urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota yang
dilimpahkan ke Provinsi (pengelolaan Sekolah Menengah Atas/Sekolah
Menengah Kejuruan, urusan kehutanan, urusan Energi Sumber Daya
Mineral dan urusan kelautan) terjadi perampingan 2.948 jabatan
struktural. Data terkait jumlah jabatan struktural hasil penataan
Perangkat Daerah sesuai Peraturan Presiden nomor 41/2007 dan
Peraturan Presiden nomor 18/2016, sebagaimana Tabel 2.28.
Tabel 2.28. Komposisi Jabatan Struktural Hasil Penataan Perangkat
Daerah Peraturan Presiden nomor 41/2007 dan
Peraturan Presiden nomor 18/2016
Sesuai Peraturan Sesuai Peraturan
No Esselon Presiden 41 Tahun Presiden 18 Tahun Perubahan
2007 2016
1. Eselon II a 35 35 0
2. Eselon II b 988 1076 88
3. Eselon III a 2024 2022 -2
4. Eselon III b 3178 3423 245
5. Eselon IV a 16649 15923 -726
6. Eselon IV b 6948 6277 -671
7. Eselon Va 1506 290 -1216
Total 31.328 29.049 2.948
Sumber : Biro Organisasi
Dalam rangka penerapan Undang-undang nomor 5 tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah nomor 11
tahun 2017 tentang Menejemen Pegawai Negeri Sipil, seluruh
Pemerintah Kabupaten/Kota telah melakukan pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama melalui proses lelang jabatan. Namun
demikian, dalam pengisian jabatan administrator dan pengawas
belum semuanya menerapkan talent scouting.
Guna peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil, Pemerintah
Kabupaten/Kota telah melaksanakan berbagai pengembangan
kompetensi, baik melalui Studi Lanjut, Pendidikan dan Pelatihan,
Bimbingan Teknis maupun Pemagangan. Hasil pengukuran Indeks
Profesionalisme Aparatur di Pemerintah Kabupaten/Kota dari Badan
Kepegawaian Negara tahun 2018 sebagaimana Tabel 2.29.

26
Tabel 2.29. Indeks Profesionalisme Aparatur Pemerintah
Kabupaten/Kota
Jumlah
No Indeks Profesionalisme Aparatur Kabupaten/ %
Kota
1. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks - -
Profesionalisme Aparatur Sangat Tinggi (91-
100).
2. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks 16 45,71
Profesionalisme Aparatur Tinggi (81-90).
3. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks 18 51,43
Profesionalisme Aparatur Sedang (71-80).
4. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks 1 2,86
Profesionalisme Aparatur Rendah (61-70).
5. Jumlah Kabupaten/Kota dengan Indeks - -
Profesionalisme Aparatur Sangat Rendah
(<60).
Sumber : Badan Kepegawaian Negara, 2018.

C. Permasalahan Birokrasi di Jawa Tengah


Permasalahan birokrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota, sebagai berikut :
C.1. Permasalahan Birokrasi di Pemerintah Provinsi
Permasalahan birokrasi di Pemerintah Provinsi, yang terkait
dengan sasaran Reformasi Birokrasi, adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Publik
a. Belum seluruh unit pelayanan publik menerapkan standar
pelayanan publik sebagaimana diatur dalam Undang-undang
nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, sehingga
belum terwujud pelayanan yang mudah, murah dan cepat di
seluruh unit pelayanan publik.
b. Belum seluruh unit pelayanan publik melakukan survei
kepuasan masyarakat, sebagaimana amanat Undang-undang
nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, sehingga
pelayanan yang dilaksanakan kurang responsif.
c. Belum semua unit pelayanan publik melakukan inovasi
pelayanan.
d. Belum ada proses bisnis Perangkat Daerah.
e. E-government belum terintegrasi.
f. Pengelolaan arsip Perangkat Daerah belum optimal.
2. Manajemen Pemerintahan
a. Pengelolaan sistem pengendalian peraturan perundang-
undangan (pemetaan dan harmonisasi) belum efektif.
b. Belum terwujud manajemen kinerja sebagai budaya birokrasi.
c. Belum optimalnya penerapan pengelolaan sistem penanganan
gratifikasi.

27
d. Wishtle Blowing System dan penanganan benturan kepentingan
belum dilaksanakan secara optimal.
e. Belum optimalnya penerapan Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah dan peningkatan kapabilitas Aparat Pengawas
Internal Pemerintah.
3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah dan
Manajemen Sumber Daya Aparatur
a. Penataan kelembagaan yang berfokus pada kinerja belum
diterapkan.
b. Penempatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan belum
seluruhnya didasarkan pada kompetensi jabatan yang
dipersyaratkan.
c. Ukuran kinerja individu belum mengacu pada kinerja organisasi.
d. Tambahan Penghasilan Pegawai belum didasarkan pada kinerja
individu dan organisasi.
e. Pendidikan dan pelatihan belum sesuai kebutuhan organisasi.
C.2. Permasalahan Birokrasi di Pemerintah Kabupaten/Kota
Lemahnya integritas dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah dan manajemen Aparatur Sipil Negara menjadi
masalah yang menonjol di Pemerintah Kabupaten/Kota. Hal ini
terbukti dari masih banyaknya kasus Operasi Tangkap Tangan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi yang melibatkan Kepala Daerah dan
Pegawai Negeri Sipil.
Tabel 2.30. Kabupaten/Kota Yang Terkena Kasus Hukum
Kabupaten/
No Tahun Kasus
Kota
1. 2013 1. Kabupaten Kasus Korupsi dana tak tersangka Anggaran
Demak Pendapatan dan Belanja Daerah Demak tahun
2003-2004 senilai Rp. 5 miliar
2. Kabupaten Kasus Korupsi pembangunan proyek
Karanganyar perumahan Rakyat Griya Lawu Asri,
Kabupaten Karanganyar senilai Rp. 11,1 miliar
2. 2014 1. Kota Tegal Korupsi Tukar Guling Tanah Lahan Tempat
Pembuangan Akhir Bokong Semar, Kota Tegal
senilai Rp. 35,1 miliar
2. Kota Penyalahgunaan wewenang dan jabatan karena
Salatiga terbukti membuat surat disposisi kepada
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Salatiga
untuk memenangkan PT Kuntjup sebagai
pelaksana pembangunan proyek jalan lingkar
Salatiga.
3. Kabupaten Kasus Korupsi Buku ajar tingkat Sekolah
Semarang Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten
Semarang senilai Rp. 3,3 miliar
4. Kabupaten Korupsi pengadaan sarana dan prasarana
Kudus pendidikan, Dana Alokasi Khusus (DAK)
Kabupaten Kudus tahun 2004-2005.

28
Kabupaten/
No Tahun Kasus
Kota
3. 2016 1. Kabupaten Kasus suap terkait izin proyek di Dinas
Kebumen Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Kebumen senilai 2,3 miliar.
2. Kabupaten Kasus jual beli jabatan senilai 2,9 miliar dan
Klaten potongan fee atas bantuan keuangan desa
(gratifikasi) di Kabupaten Klaten senilai Rp. 9,8
miliar
3. Kabupaten Korupsi (penyimpangan Anggaran Pendapatan
Cilacap dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap tahun
2006) senilai Rp. 10,8 miliar
4. 2017 1. Kota Tegal Kasus suap pembangunan proyek Rumah Sakit
Umum Daerah Kardinah Kota Tegal senilai Rp.
300 juta
5. 2018 1. Kabupaten Kasus suap pembangunan gedung Islamic
Purbalingg Center di Kabupaten Purbalingga senilai Rp.
a 100 juta
Sumber : Suara Merdeka, 2018.

Jika dikaitkan dengan sasaran Reformasi Birokrasi,


permasalahan birokrasi di Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Publik
a. Belum seluruh Kabupaten/Kota menerapkan standar pelayanan
pada unit pelayanan publiknya dengan baik sebagaimana diatur
dalam Undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik, sehingga belum terwujud pelayanan yang mudah,
murah dan cepat di seluruh unit pelayanan publik.
b. Belum seluruh Kabupaten/Kota melakukan survei kepuasan
masyarakat pada unit pelayanan publik sebagaimana amanat
Undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
sehingga pelayanan yang dilaksanakan kurang responsif.
c. Belum semua Kabupaten/Kota merespon secara baik untuk
melakukan inovasi pelayanan publik.
d. Belum seluruh Kabupaten/Kota menerapkan keterbukaan
informasi publik secara baik.
e. Kabupaten/Kota belum menyusun proses bisnis Perangkat
Daerahnya.
f. Belum seluruh Kabupaten/Kota menerapkan E-government yang
terintegrasi.
g. Belum seluruh Kabupaten/Kota melakukan pengelolaan arsip pada
Perangkat Daerah secara optimal.
2. Manajemen Pemerintahan
a. Belum seluruh Kabupaten/Kota menerapkan pengelolaan
anggaran secara efektif dan efisien.

29
b. Belum seluruh Kabupaten/Kota efektif dalam pengelolaan sistem
pengendalian peraturan perundang-undangan (pemetaan dan
harmonisasi).
c. Belum seluruh Kabupaten/Kota mewujudkan manajemen kinerja
sebagai budaya birokrasi.
d. Belum seluruh Kabupaten/Kota menerapkan Pengelolaan sistem
penanganan gratifikasi secara optimal.
e. Wishtle Blowing System dan penanganan benturan kepentingan
belum diterapkan.
f. Belum seluruh Kabupaten/Kota menerapkan Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah dan melakukan peningkatan
kapabilitas Aparat Pengawas Internal Pemerintah secara optimal.
3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perangkat Daerah dan
Manajemen Sumber Daya Aparatur
a. Belum seluruh Kabupaten/Kota berkomitmen untuk
mewujudkan integritas.
b. Belum seluruh Kabupaten/Kota melakukan penataan
kelembagaan yang berfokus pada kinerja.
c. Belum seluruh Kabupaten/Kota melakukan penempatan Pegawai
Negeri Sipil dalam jabatan berdasarkan kompetensi jabatan
yang dipersyaratkan.
d. Belum seluruh Kabupaten/Kota melakukan pengukuran kinerja
individu yang mengacu pada kinerja organisasi.
e. Belum seluruh Kabupaten/Kota menerapkan tunjangan kinerja
berdasarkan kinerja individu dan organisasi.
f. Belum seluruh Kabupaten/Kota menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan sesuai kebutuhan organisasi.

30
BAB III
VISI DAN MISI GUBERNUR JAWA TENGAH 2018-2023

A. VISI
Visi pembangunan Jawa Tengah tahun 2018-2023 merupakan
implementasi dari Visi Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2018-2023
yaitu: “Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari” Tetep Mboten
Korupsi, Mboten Ngapusi. Visi pembangunan Jawa Tengah tahun 2018-
2023 merupakan keberlanjutan dari cita-cita pembangunan Jawa Tengah
tahun 2013-2018.
Makna yang terkandung dalam visi sebagai berikut: Sejahtera
Masyarakat Jawa Tengah. Sejahtera adalah masyarakat yang tercukupi
segala kebutuhan dasarnya secara adil dan merata berprinsip pada peri
kemanusiaan dan peri keadilan. Masyarakat sejahtera juga terbebas dari
ketidakmerdekaan, kebodohan, kesakitan, kelaparan, serta ancaman dari
perlakuan atau tindak kekerasan fisik maupun non fisik. Dalam
lingkungan masyarakat yang sejahtera akan tercipta hubungan sosial yang
nyaman dan aman, tanpa adanya diskriminasi Suku, Agama, Ras dan
Antar Golongan, serta tercipta relasi yang dinamis, saling menghargai,
saling pengertian, dan toleransi yang tinggi. Ketercukupan kebutuhan
masyarakat juga didukung dengan pemenuhan prasarana dan sarana
dasar, pelayanan publik, ruang publik, transportasi, serta teknologi yang
harus disediakan secara cukup dan menerus, untuk mencapai kemajuan
dan perkembangan kehidupan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.
Berdikari merupakan sebuah tujuan agar masyarakat mampu
memenuhi segala kebutuhan dasarnya secara mandiri dan cukup. Dengan
begitu, berdikari menjadi sebuah metode untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidupnya berbasis modal pokok
milik sendiri, baik sumberdaya alam, manusia, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik. Sedangkan sumberdaya yang berasal dari luar merupakan
tambahan apabila diperlukan. Perwujudan masyarakat Jawa Tengah yang
sejahtera dan berdikari dilandasi semangat dan nilai utama Mboten
Korupsi, Mboten Ngapusi. Nilai ini dimanifestasi dalam sikap, tindakan,
dan laku seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk dapat bersama
mencapai kesejahteraan yang berdikari.

B. MISI
1. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran dan guyub
untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Misi ini menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera, tercermin dari
rasa aman dan nyaman yang dirasakan dalam kehidupan masyarakat.
Kondisi yang tercipta merupakan manifestasi implementasi nilai-nilai
religius dalam kehidupan masyarakat.

31
Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran, dan
guyub dilakukan dengan menciptakan kondisi obyektif yang
memungkinkan interaksi antar umat beragama untuk saling
menghormati dan menghargai satu sama lain, mendorong keberagaman,
kebhinekaan, dan toleransi dalam kerangka kesatuan. Upaya yang
dilakukan antara lain dengan menguatkan pemahaman keberagaman
dan kebhinekaan sejak usia dini, mengembangkan ruang-ruang publik
untuk membangun komunikasi antar masyarakat melalui kegiatan seni
dan rekreasi, serta mendorong kearifan lokal dalam bentuk gerakan-
gerakan masyarakat termasuk gerakan gotong-royong.
Misi ini bertujuan menciptakan kehidupan masyarakat Jawa
Tengah yang aman dan nyaman, tanpa ada konflik sosial maupun
agama, bahkan konflik Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan dan
tercipta kohesi sosial masyarakat yang baik. Keberhasilan mewujudkan
tujuan tersebut diukur melalui indikator persentase kejadian konflik
bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan di Jawa Tengah,
dengan target lima tahun sebagaimana pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Target Penurunan Konflik Suku, Agama, Ras dan Antar
Golongan di Jawa Tengah
Target
No Tahun
(%)
1. 2019 15
2. 2020 15
3. 2021 15
4. 2022 15
5. 2023 15
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-
2023

Selanjutnya guna mewujudkan penurunan konflik Suku, Agama,


Ras dan Antar Golongan, akan dicapai melalui Sasaran terciptanya
kohesi sosial masyarakat, dengan indikator indeks toleransi dan
persentase tindak pidana yang tertangani, dengan target lima tahun
pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Peningkatan Kohesi Sosial Masyarakat
Indeks Toleransi Tindak Pidana yang Tertangani
No Tahun
(Angka) (%)
1. 2019 74,4 80
2. 2020 74,48 83
3. 2021 75,3 85
4. 2022 75,9 87
5. 2023 76,6 90
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

32
2. Mempercepat Reformasi Birokrasi yang dinamis serta memperluas
sasaran ke Pemerintahan Kabupaten/Kota
Misi kedua ini bertujuan untuk semakin mempercepat implementasi
Reformasi Birokrasi secara optimal, yang pada periode sebelumnya telah
terwujud dalam membaiknya tata kelola pemerintahan Jawa Tengah
berlandaskan nilai “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”.
Misi kedua dengan tujuan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik dan bersih (good governance and clean government). Keberhasilan
mewujudkan tujuan tersebut diukur melalui indikator Indeks Reformasi
Birokrasi, dengan target lima tahun pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Indeks Reformasi Birokrasi Provinsi

No Tahun Target (%)


1. 2019 75,5
2. 2020 77
3. 2021 78
4. 2022 79
5. 2023 80
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

Dalam lima tahun ke depan, Reformasi Birokrasi diharapkan semakin


diperluas sampai ke pemerintah Kabupaten/Kota. Reformasi Birokrasi
yang diharapkan ke depan adalah pada tiga dimensi utama yaitu
pelayanan publik yang semakin dinamis, efektivitas dan efisiensi
manajemen pemerintahan, kapasitas kelembagaan, serta manajemen
sumber daya manusia aparatur yang semakin baik.
Pelayanan publik yang dinamis diwujudkan dengan membangun
open government dan pemerintahan yang responsif. Open government
dilakukan dengan perkuatan keterbukaan informasi publik,
transparansi, partisipasi publik dalam penyelenggaraan pemerintahan,
serta meningkatkan komunikasi dan serapan aspirasi publik.
Sedangkan pemerintahan yang responsif tercermin dalam respon
Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam menghadapi aduan
dan persoalan riil masyarakat, dengan cepat dan tepat, baik dalam
bentuk kebijakan maupun kegiatan. Pelayanan publik yang dinamis,
terbuka, dan responsif diikat dalam satu tagline pelayanan yang mudah,
murah, cepat, serta didukung inovasi dan teknologi informasi.
Keberhasilan peningkatan kualitas pelayanan publik diukur melalui
indikator Indeks Kepuasan Masyarakat dan Indeks Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik dengan target lima tahun sebagaimana Tabel 3.4.

33
Tabel 3.4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Indeks Kepuasan Indeks Sistem Pemerintahan
No Tahun
Masyarakat (Angka) Berbasis Elektronik (Skor)
1. 2019 74,4 2,76
2. 2020 74,48 2,88
3. 2021 75,3 3,00
4. 2022 75,9 3,12
5. 2023 76,6 3,24
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

Efektivitas dan efisiensi manajemen pemerintahan tergambarkan


dalam proses perencanaan, penganggaran, serta evaluasi pembangunan
yang akuntabel. Manajemen pembangunan Jawa Tengah ke depan tidak
hanya fokus pada kerja tetapi kinerja, dan berorientasi pada hasil
(outcome). Untuk itu, perlu dilakukan pengawasan dalam prosesnya.
Dimulai dari proses perencanaan, implementasi hingga evaluasi.
Peningkatan efektivitas dan efisiensi manajemen pemerintahan yang akan
dicapai ke depan dengan indikator dan target sebagaimana Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Manajemen
Pemerintahan
Nilai Sistem
Akuntabiltas
Indeks Peresepi Opini Badan
Kinerja
No Tahun Anti Korupsi Pemeriksa
Instansi
(Angka) Keuangan
Pemerintahan
(Angka)
1. 2019 80 3,45 Wajar Tanpa
Pengecualian
2. 2020 82 3,47 Wajar Tanpa
Pengecualian
3. 2021 83 3,48 Wajar Tanpa
Pengecualian
4. 2022 84 3,49 Wajar Tanpa
Pengecualian
5. 2023 85 3,50 Wajar Tanpa
Pengecualian
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

Manajemen pemerintahan yang baik dan bersih membutuhkan


kelembagaan/organisasi yang tepat dan didukung dengan penataan
sistem manajemen sumber daya manusia aparatur yang baik.
Manajemen sumber daya manusia aparatur yang baik terejawantahkan
dalam bentuk integritas aparatur yang dibangun melalui kompetensi
dan etika menuju integritas pribadi dan institusi, mendorong birokrasi
yang inovatif, dan dijamin dalam quality assurance aparatur.
Keberhasilan mewujudkan kelembagaan yang tepat fungsi dan penataan
Sumber Daya Manusia Aparatur yang baik, akan diukur dengan

34
indikator nilai kematangan organisasi dan indeks merit sistem, dengan
target lima tahun sebagaimana pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Peningkatan Efisiensi Kelembagaan Dan Manajemen
Sumber Daya Manusia Aparatur
Nilai Kematangan Indeks Merit Sistem
No Tahun
Organisasi Daerah (Angka) (Angka)
1. 2019 17 0,67
2. 2020 20 0,68
3. 2021 23 0,69
4. 2022 26 0,70
5. 2023 29 0,71
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

3. Memperkuat Kapasitas Ekonomi Rakyat Dan Membuka Lapangan Kerja


Baru Untuk Mengurangi Kemiskinan Dan Pengangguran.
Misi ini untuk mengarahkan kebijakan program dan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi dalam rangka menurunkan
jumlah penduduk miskin, yang didukung oleh perekonomian daerah
yang stabil, berkualitas, inklusif, dan menyebar. Misi ini bertujuan
menurunkan angka kemiskinan di Jawa Tengah. Keberhasilannya
diukur dengan indikator persentase kemiskinan dan Indeks Gini dengan
target sebagaimana Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Penurunan Prosentase Kemiskinan dan Indeks Gini di
Provinsi
Angka Kemiskinan
No Tahun Indek Gini (Angka)
(%)
1. 2019 10,57 0,35
2. 2020 9,81 0,34
3. 2021 9,05 0,33
4. 2022 8,27 0,32
5. 2023 7,48 0,30
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

Program pengentasan kemiskinan difokuskan kepada kelompok


sasaran utama, seperti petani, nelayan, pelaku Usaha Kecil Menengah
dan pekerja serta kelompok rentan lainnya. Program pengentasan
kemisikinan tersebut perlu didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang
tersebar, inklusif, dan berkualitas, yakni pertumbuhan ekonomi yang
menyebar di seluruh wilayah Jawa Tengah, memperhitungkan
kelestarian lingkungan dan keberlangsungan ketersediaan sumber daya,
melibatkan seluruh kelompok masyarakat dengan mengutamakan peran
dan kontribusi kelompok masyarakat yang kurang beruntung, dan
menghapus praktek ekonomi biaya tinggi, yang diukur dengan indikator
dan target sebagaimana Tabel 3.8 dan Tabel 3.9.

35
Tabel 3.8. Stabilitas Ekonomi Daerah Yang Berkualitas Menyebar,
Dan Inklusif berbasis Potensi Unggulan
Indeks
Pertumbuhan PDRB Per Kapita
No Tahun Inflasi (%) Williamson
Ekonomi (%) (juta rupiah)
(Angka)
1. 2019 5,3-5,7 3,5±1 28 0,6
2. 2020 5,5-5,8 3,0±1 28,5 0,59
3. 2021 5,7-6,1 3,0±1 29 0,58
4. 2022 5,9-6,3 3,0±1 29,5 0,57
5. 2023 6,1-6,5 3,0±1 30 0,56
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

Tabel 3.9. Peningkatan Pertumbuhan Sektor Unggulan Daerah


Disertai Kesejahteraan Petani, dan Peran Investasi
Terhadap Ekonomi Daerah
Pertumbu-
han
Pertumbu- Pertumbu-
Pertumbu Kontribusi
Nilai han Sektor han Sektor
han Pariwisata Pertumbuhan
Tukar Industri Perdaga-
No Tahun Sektor Pada Investasi
Petani Pengola- ngan dan
Pertanian Pendapa- (%)
(angka) han Jasa
(%) tan Asli
(%) (Angka)
Daerah
(%)
1. 2019 2,9 101,20 4,85 6,98 3,15 9
2. 2020 2,9 102,42 5,1 7,32 3,15 9
3. 2021 3,0 102,72 5,35 7,76 3,15 9
4. 2022 3,0 102,96 5,65 8,2 3,2 10
5. 2023 3,1 103,15 5,85 8,64 3,2 10
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

Program pengentasan kemiskinan ke depan diarahkan fokus pada


pendidikan dan kesehatan, terutama bagi rumah tangga miskin pada
dua desil terbawah, serta masyarakat terlantar melalui penyediaan Basis
Data Terpadu yang telah tervalidasi dengan sebaran pada wilayah
Kabupaten/Kota miskin.
Perbaikan kualitas dan akses penyelenggaraan pendidikan secara
luas melalui: a) peningkatan keterjangkauan biaya pendidikan bagi
seluruh anak usia sekolah dengan program bantuan pendidikan untuk
jenjang pendidikan menengah dan khusus, baik sekolah negeri maupun
swasta; b) peningkatan distribusi prasarana dan sarana pendidikan; c)
peningkatan kualitas, dan distribusi pendidik dan tenaga kependidikan; d)
pengembangan kurikulum berbasis skill, knowledge, attitude dan learning
culture; e) penguatan pendidikan kejuruan dan vokasi; f) peningkatan
literasi masyarakat; g) pengembangan nilai-nilai budaya masyarakat.
Perbaikan kualitas dan akses pelayanan kesehatan dilakukan
melalui upaya promotif dan preventif, dengan tetap melaksanakan

36
upaya kuratif dan rehabilitatif. Keberhasilannya diukur menggunakan
indikator dan target sebagaimana Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Peningkatan Kualitas Hidup Penduduk Miskin


Terutama Penduduk Miskin Pedesaan dan Kelompok
Rumah Tangga Desil Terbawah
Pengeluaran Angka
per kapita Partisipasi Kelompok RT
per bulan Sekolah 20%
Pendu- Pendud
kelompok Jenjang berpenghasilan
duk uk
RT 20% Menengah terendah
No Tahun Miskin Miskin
berpenghasi kelompok RT dengan
Perko- Pede-
-lan 20% keluhan
taan (%) saan (%)
terendah berpenghasilan kesehatan
(Ribu terendah (%)
Rupiah) (Angka)
1. 2019 9,54 12,74 419,51 60,85 30,75
2. 2020 9,44 12,65 419,71 61,00 30,50
3. 2021 9,37 12,35 419,81 61,25 30,25
4. 2022 9,21 12,12 419,91 61,50 30,00
5. 2023 9,17 11,97 420 61,75 29,75
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

Selanjutnya perluasan lapangan pekerjaan juga menjadi penting.


Bukan hanya untuk mengatasi pengangguran, namun juga bagaimana
meningkatkan produktivitas tenaga kerja untuk bisa bekerja lebih dari 15
(lima belas) jam per minggu. Keberhasilannya diukur menggunakan
indikator dan target sebagaimana Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Penurunan Penggangguran
Tingkat Tenaga Kerja Kelompok RT 20%
Pengangguran Berpenghasilan Terendah Yang Bekerja
No Tahun
Terbuka Dari 15 Jam Per Minggu
(%) (%)
1. 2019 4,43 5,70
2. 2020 4,33 5,65
3. 2021 4,23 5,60
4. 2022 4,13 5,55
5. 2023 4,0 5,50
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

4. Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar, lebih


berbudaya dan mencintai lingkungan .
Misi keempat mengarah pada kualitas dan daya saing sumber daya
manusia Jawa Tengah, agar semakin sehat, pintar, berbudaya, dan lebih
mencintai lingkungan. Era globalisasi yang semakin terbuka, menuntut
kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing secara kompetitif
dalam kompetensi dan kualifikasi.

37
Bonus demografi yang saat ini telah dialami Jawa Tengah dapat
dijadikan sebagai peluang sekaligus tantangan. Bagaimana ke depan
modal sosial ini akan menempatkan Jawa Tengah sebagai salah satu
daerah dengan sumber daya manusia yang mampu bersaing. Sehingga
diharapkan, dapat memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang
semakin baik, dan menciptakan masyarakat Jawa Tengah yang semakin
sejahtera. Tidak hanya tentang kualitas dan daya saing sumber daya
manusia yang diharapkan, namun juga bagaimana membentuk karakter
masyarakat Jawa Tengah yang semakin berbudaya. Di tengah arus
keterbukaan informasi dunia yang nyata, bagaimana masyarakat Jawa
Tengah tetap kuat menjaga etika dan norma serta nilai budaya asli Jawa
Tengah, juga menjaga kearifan lokal sejak dini.
Misi ini bertujuan untuk: 1) Membangun sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing, dengan indikator Indeks Pembangunan
Manusia; dan 2) Mewujudkan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
Jawa Tengah yang lestari dan berkelanjutan, dengan indikator Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup. Target keberhasilannya sebagaimana Tabel
3.12 dan 3.13.
Tabel 3.12. Pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas
Dan Berdaya Saing
Indeks Pembangunan Manusia
No Tahun
(Angka)
1. 2019 71,6
2. 2020 72
3. 2021 72,5
4. 2022 72,7
5. 2023 73
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

Tabel 3.13. Pelestarian Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup


Yang Berkelanjutan
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
No Tahun
(Angka)
1. 2019 66,69
2. 2020 66,87
3. 2021 67,02
4. 2022 67,14
5. 2023 67,26
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

Untuk mewujudkan tujuan membangun sumber daya manusia yang


berkualitas dan berdaya saing, sasaran yang ingin dicapai adalah: 1)
Meningkatnya kualitas dan tingkat pendidikan masyarakat secara luas,
dan 2) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, dengan indikator
dan target sebagaimana pada Tabel 3.14, serta 3) Meningkatnya akses
dan kualitas hidup, perlindungan terhadap perempuan dan anak serta

38
kesetaraan gender, dengan indikator dan target lima tahun pada Tabel
3.15.
Tabel 3.14. Peningkatan Kualitas Pendidikan Dan Kesehatan
Rata-Rata
Harapan Lama Angka Harapan
No Tahun Lama Sekolah
Sekolah (Tahun) Hidup (Tahun)
(Tahun)
1. 2019 7,31 12,84 74,06
2. 2020 7,34 12,92 74,09
3. 2021 7,37 13 74,1
4. 2022 7,41 13,08 74,1
5. 2023 7,45 13,17 74,1
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

Tabel 3.15. Peningkatan Akses Dan Kualitas Hidup, Perlindungan


Terhadap Perempuan
Indeks Pembangunan Gender
No Tahun
(Angka)
1. 2019 92,23
2. 2020 92,25
3. 2021 92,27
4. 2022 92,29
5. 2023 92,31
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

Untuk mewujudkan Tujuan, agar terwujud sumber daya alam dan


lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan, sasaran yang ingin
dicapai adalah : 1) Meningkatnya kualitas air, udara, serta tutupan
lahan, dengan indikator dan target lima tahun sebagaimana Tabel
3.16; dan 2) Meningkatnya ketahanan daerah dalam penanggulangan
bencana, dengan indikator dan target lima tahun pada Tabel 3.17.

Tabel 3.16. Peningkatan kualitas air, udara, serta tutupan lahan


Indeks Kualitas
Indeks Kualitas Indeks Kualitas
No Tahun Udara
Air (Angka) Lahan (Angka)
( Angka)
1. 2019 48,77 84,51 66,76
2. 2020 48,77 84,71 66,76
3. 2021 49,17 84,91 66,76
4. 2022 49,47 85,01 66,76
5. 2023 50,07 85,11 66,76
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

39
Tabel 3.17. Peningkatan Ketahanan Daerah Dalam Penanggulangan
Bencana
Indeks Ketahanan Daerah Dalam Penanggulangan
No Tahun
Bencana (Angka)
1. 2019 3,52
2. 2020 3,54
3. 2021 3,56
4. 2022 3,58
5. 2023 3,6
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

C. PENGARUH REFORMASI BIROKRASI DALAM MEWUJUDKAN VISI DAN


MISI

Tujuan utama Reformasi Birokrasi adalah menghasilkan berokrasi


yang efektif dan efisien, bersih dan akuntabel dan selalu melakukan
perbaikan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Untuk
mewujudkan hal tersebut, sangat dipengaruhi oleh factor-faktor endogen
dan eksogen yang mempengaruhi kegiatan birokrasi faktor endogen yg
paling menentukan adalah Sumber Daya Manusia yaitu Aparatur Sipil
Negara dan sistem yg memproses tatalaksana operasional birokrasi dalam
menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan kegiatan pembagunan.
Telah diuraikan sebelumnya bahwa komitmen Gubernur untuk
melaksanakan Reformasi Birokrasi sudah dipetakan dengan jelas dan
tegas, refleksi dari komitmen itu adalah” Tetep Mboten Korupsi dan Mboten
Ngapusi”. Didalam manajemen perubahan, salah satu komponen dari
Reformasi Birokrasi menuntut adanya keterlibatan pimpinan tertinggi
dalam melaksanakan Reformasi Birokrasi. Slogan “Tetep Mboten Korupsi
dan Mboten Ngapusi” pada dasarnya adalah implementasi semangat dari
proses keterlibatan tersebut, namun membutuhkan langkah lanjutan yang
seyogyannya dirumuskan didalam rencana kerja Reformasi Birokrasi.
Narasi rencana kerja tersebut masih terbatas pada nilai-nilai yang
ditanamkan untuk setiap pelaksanaan tata pemerintahan, belum
diartikulasikan secara tertulis. Hal ini menjadi penting karena proses
Reformasi Birokrasi adalah sebuah proses yang berkelanjutan yang
membutuhkan dokumentasi tertulis sehingga organisasi dapat melakukan
evaluasi, identifikasi dan deteksi kelebihan serta kekurangan implementasi
Reformasi Birokrasi khususnya di Lingkungan Pemerintahan Provinsi.
Salah satu Misi Gubernur adalah mempercepat Reformasi Birokrasi
yang dinamis serta memperluas sasaran ke Pemerintah Kabupaten/Kota.
Berdasarkan misi ini, Reformasi Birokrasi sudah menjadi kebutuhan
organisasi, tidak hanya untuk Pemerintah Provinsi tetapi juga Pemerintah
Kabupaten/Kota. Tidak boleh ada perbedaaan birokrasi yang disebabkan
karena sistem Pemerintahan, Birokrasi di Indonesia adalah tunggal dan
merupakan pelaksana jalannya pemerintahan dan pembangunan.
Pergerakan birokrasi sejak ditingkat pemerintahan pusat hingga ke tingkat

40
terbawah harus seiring dan sejalan. Keberhasilan Reformasi Birokrasi
akan mempermudah pelaksanaan Misi-misi Gubernur yang lain.
Perbaikan manajemen Pemerintahan dari sistem yang saat ini dijalankan
ke sistem yang lebih baik (misalnya pelayanan kepada publik yang makin
mudah makin murah dan makin cepat) akan mendorong pertumbuhan
investasi. Proses pelayanan perijinan di tingkat Provinsi yang makin baik,
akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemudahan
berbisnis apabila diiringi dengan kemudahan yang sama untuk memenuhi
persyaratan yang diharuskan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Kabupaten/Kota. Pada saat ini pelayanan Online Single Submission belum
sepenuhnya dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, bahkan
kebijakan antar Kabupaten Kota dalam proses perijinan untuk materi yang
sama masih ditemukan hal-hal yang membedakan dan memberatkan
dalam proses pelaksanaan bisnis. Disini menjadi sangat jelas korelasi
antara percepatan Reformasi Birokrasi yang dinamis di Lingkungan
Pemerintah Jawa Tengah dengan keinginan untuk memperluas sasaran
Reformasi Birokrasi tersebut hingga ke Kabupaten/Kota. Tujuannya
adalah untuk membangun standar perijinan dengan tingkat pelayanan
yang sama. Proses tersebut dapat terlaksana apabila dibangun satu frame
standart yang menjadi acuan seluruh penyelenggara pelayanan publik,
dengan pengawasan dan koordinasi yang intensif dibawah pengarahan
langsung Gubernur.
Apabila proses tersebut berjalan dengan baik, tidak akan ada lagi
masyarakat yang lebih mempercayai mengadukan persoalannya kepada
Gubernur dari pada kepada Bupati/Walikotanya karena solusi yang
diambil oleh Gubernur tidak akan berbeda dengan yang diputuskan oleh
Bupati/Walikota.
Misi Gubernur yang sangat jelas tersebut secara implisit adalah
sebuah bentuk pengakuan bahwa kecepatan melakukan Reformasi
Birokrasi masih perlu ditingkatkan, masih banyak tuntutan Reformasi
Birokrasi yang belum berjalan atau bahkan sudah berjalan tetapi belum
menuju arah yang benar, sekaligus pengkuan bahwa Reformasi Birokrasi
di lingkungan Pemerintahan Kabupaten/Kota belum seiring sejalan
dengan Pemerintah Provinsi.
Menjalankan Misi Gubernur yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah tidak hanya berkutat pada
peningkatan belanja ataupun pendapatan, pada saat yang sama harus
juga mengarah kepada perubahan cara berpikir dan cara bertindak dari
eksekutif dan legislatif serta penerapan sistem yang lebih tepat yang akan
menghasilkan birokrasi yang efektif dan efisien bersih dan akuntabel serta
selalu berusaha melayani publik dengan lebih baik, dalam konteks ini
untuk mewujudkan Visi Gubernur, setiap misi harus dipenuhi dengan
semangat Reformasi Birokrasi.

41
BAB IV
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

A. Arah Reformasi Birokrasi 2019-2023


Reformasi Birokrasi Provinsi ke depan ditujukan pada tiga dimensi
utama, yaitu pelayanan publik yang semakin dinamis, efektivitas dan
efisiensi manajemen pemerintahan, kapasitas kelembagaan, serta
manajemen sumber daya manusia aparatur yang semakin baik.
Pelayanan publik yang dinamis diwujudkan dengan membangun open
government dan pemerintahan yang responsif. Open government dilakukan
dengan perkuatan keterbukaan informasi publik, transparansi, partisipasi
publik dalam penyelenggaraan pemerintahan, serta meningkatkan
komunikasi dan serapan aspirasi publik. Pemerintahan yang responsif
tercermin dalam respon Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota
dalam menangani aduan dan persoalan riil masyarakat, dengan cepat dan
tepat, baik dalam bentuk kebijakan maupun kegiatan. Pelayanan publik
yang dinamis, terbuka, dan responsif diikat dalam satu tagline pelayanan
yang mudah, murah, cepat, serta didukung inovasi dan teknologi
informasi.
Efektivitas dan efisiensi manajemen pemerintahan tergambarkan
dalam proses perencanaan, penganggaran, serta evaluasi pembangunan
yang akuntabel. Manajemen pembangunan Jawa Tengah ke depan tidak
hanya fokus pada kerja tetapi kinerja, dan berorientasi pada hasil
(outcome). Untuk itu, perlu dilakukan pengawasan dalam prosesnya, sejak
dimulainya proses perencanaan, implementasi hingga evaluasi.
Pelaksanaan manajemen pemerintahan yang baik dan bersih,
membutuhkan kelembagaan/organisasi yang tepat dan didukung dengan
penataan sistem manajemen sumber daya manusia aparatur yang baik.
Manajemen sumber daya manusia aparatur yang baik terejawantahkan
dalam bentuk integritas aparatur yang dibangun melalui kompetensi dan
etika menuju integritas pribadi dan institusi, mendorong birokrasi yang
inovatif, dan dijamin dalam quality assurance aparatur.
Dalam lima tahun ke depan, Reformasi Birokrasi semakin diperluas ke
Pemerintah Kabupaten/Kota. Hal tersebut didasarkan pada capaian
pelaksanaaan Reformasi Birokrasi di Kabupaten/Kota periode 2013-2018
yang belum menunjukkan perubahan secara signifikan. Pemerintah Provinsi
sebagai Wakil Pemerintah Pusat wajib melakukan koordinasi, pembinaan
dan pengawasan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kabupaten/Kota, agar
program Reformasi Birokrasi berjalan sesuai dengan target Pemerintah Pusat.
B. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaian
Guna mewujudkan Misi dan Program Kerja, ditetapkan Tujuan dan
Sasaran Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi sebagaimana termuat
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-
2023. Tujuan Reformasi Birokrasi ke depan adalah “Mewujudkan Tata

42
Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih” (good governance and clean
government), dengan 3 (tiga) sasaran yang akan dicapai, dengan strategi
pada masing-masing sasaran sebagaimana Tabel 4.1.
Agar tujuan dan sasaran Reformasi Birokrasi tercapai sesuai target yang
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan
Road Map Reformasi Birokrasi, perlu dilakukan intervensi melalui
pelaksanaan program dan kegiatan prioritas pada 8 (delapan) area perubahan
Reformasi Birokrasi. Selanjutnya, setiap kegiatan prioritas dirinci lebih lanjut
melalui Rencana Aksi sebagaimana tertuang pada lampiran.
Tabel 4.1. Tujuan, Sasaran dan Strategi Reformasi Birokrasi Provinsi
Tujuan Sasaran Strategi
Mewujudkan 1. Meningkatnya a. Meningkatkan pelayanan publik langsung
Tata Kelola Kualitas kepada masyarakat (direct services) dengan
Pemerintahan Pelayanan memperbesar dampak kinerja dan layanan
yang baik dan Publik. Aparatur Sipil Negara melalui kunjungan
bersih (good lapangan (road show) dan “jemput bola”, serta
governance membangun pemerintahan yang terbuka
and clean (open government) dengan perkuatan
government) keterbukaan informasi publik, transparansi,
partisipasi publik dalam penyelenggaraan
pemerintahan, serta meningkatkan
komunikasi dan serapan aspirasi publik.
b. Meningkatkan pemanfaatan dan
perkembangan teknologi informasi dalam
birokrasi (digitalisasi tata kelola pemerintahan),
dengan memperkuat jaringan infrastruktur
teknologi informasi, pengelolaan sistem
informasi pemerintah berbasis elektronik (e-
government) dan meningkatkan kemampuan
Aparatur Sipil Negara dalam penggunaannya.
2. Meningkatnya Meningkatkan manajemen pemerintahan yang
Efektivitas bersih dan akuntabel melalui :
dan Efisiensi a. Pengembangan sistem manajemen
Manajemen pembangunan berbasis kinerja dengan
Pemerintahan penguatan proses perencanaan,
penganggaran, pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah secara terpadu dan
responsif.
b. Penguatan kapasitas fiskal utamanya pada
peningkatan kemandirian fiskal.
c. Peningkatan pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan dengan penguatan
implementasi kebijakan pengendalian intern
Pemerintah Provinsi (Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah) secara baik, perkuatan
kapabilitas Aparat Pengawas Internal
Pemerintah dari sisi quality assurance dan

43
Tujuan Sasaran Strategi
consulting partner, serta pengendalian
produk hukum dan penegakkan perda
dengan fasilitasi dan harmonisasi produk
hukum dan penindakan produk hukum
daerah.
3. Meningkatnya Mewujudkan sistem manajemen sumber daya
efisiensi aparatur yang baik dan efisiensi
kelembagaan kelembagaannya, melalui :
dan sistem a. Pemetaan, penilaian, dan pengembangan
manajemen kompetensi Aparatur Sipil Negara;
sumber daya pengembangan sistem penilaian kinerja,
aparatur yang kesejahteraan Aparatur Sipil Negara dengan
baik. mulai menerapkan sistem renumerasi,
penataan Aparatur Sipil Negara; penyusunan
kelas jabatan, evaluasi jabatan, serta
pemetaan nilai jabatan; penerimaan pegawai
secara transparan dan akuntabel, promosi
jabatan secara terbuka dengan talent
scouting (penelusuran bakat), serta mutasi
Aparatur Sipil Negara dilakukan dengan
dasar merit sistem secara transparan,
obyektif dan akuntabel; penegakan disiplin
aparatur; serta pengembangan jabatan
fungsional tertentu.
b. Perbaikan kinerja organisasi menuju
struktur berbasis kinerja yang tidak hanya
diukur dari hasil (output) tetapi juga dampak
(outcome) dan didukung perbaikan tata
laksana organisasi.
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-2023

C. Rencana Kerja Capaian Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi


C.1. Tujuan, Sasaran, dan Rencana Capaian
Untuk mewujudkan keberhasilan capaian tujuan dan sasaran
Reformasi Birokrasi di Pemerintah Provinsi, telah ditetapkan rencana
capaian dengan indikator dan target kinerja sebagaimana Tebel 4.2,
sebagai berikut :
Tabel 4.2. Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi Pemerintah
Provinsi Tahun 2019-2023
Tujuan dan Base Target Kinerja
Indikator
Sasaran Satuan line Tahun
Kinerja
Strategis 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Tujuan: Indeks Angka 74,7 75,5 77 78 79 80
Mewujudkan Reformasi 1-100 5
tata kelola Birokrasi
pemerintahan
yang baik dan

44
Tujuan dan Base Target Kinerja
Indikator
Sasaran Satuan line Tahun
Kinerja
Strategis 2018 2019 2020 2021 2022 2023
bersih (good
governance
and clean
government
Sasaran – 1 : 1. Indeks Angka 79 80 82 84 86 88
Meningkatnya Kepuasan 1-100
Kualitas Masyarakat
Pelayanan 2. Indeks Angka 3,68 2,76 2,88 3,00 3,12 3,24
Publik Sistem 0-5
Pemerinta-
han
Berbasis
Elektronik
Sasaran – 2 : 1. Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Meningkatnya Badan
Efektivitas Pemeriksa
dan Efisiensi Keuangan
Manajemen atas
Pemerintahan Laporan
Keungan
2. Nilai Angka 80,18 80 82 83 84 85
Sistem 1-100
Akuntabili-
tas Kinerja
Instansi
Pemerinta-
han
3. Indeks Angka 3,43 3,45 3,47 3,48 3,49 3,50
Persepsi 1-4
Anti
Korupsi
Sasaran – 3 : 1. Nilai Angka na 17 20 23 26 29
Meningkatnya Kematangan (Skor)
efisiensi Organisasi 10-55
kelembagaan Daerah
dan sistem 2. Indeks Angka 0,66 0,67 0,68 0,69 0,70 0,71
manajemen Merit 0-1
sumber daya Sistem
aparatur yang
baik.
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi 2018-
2023

C.2. Program dan Kegiatan Prioritas


Untuk mencapai sasaran Reformasi Birokrasi sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah 2018-2023, maka perlu dilakukan intervensi melalui program

45
dan kegiatan prioritas agar berjalan sesuai dengan rencana. Berikut
ini merupakan program dan kegiatan prioritas untuk pencapaian
sasaran Reformasi Birokrasi 2019-2023 .

C.2.1. Program Peningkatan Kualitas pelayanan Publik


Untuk peningkatan kualitas pelayanan publik, kegiatan prioritas
yang perlu dilakukan terkait dengan area pelayanan publik dan area
tatalaksana.
1. Area Peningkatan Pelayanan Publik
Area perubahan pelayanan publik merupakan aspek yang selalu
menjadi sorotan masyarakat. Penerapan sistem manajemen
pelayanan belum sepenuhnya mampu mendorong peningkatan
kualitas pelayanan yang lebih cepat, murah, jelas, dan terjangkau
serta menjaga profesionalisme para petugas pelayanan. Karena itu,
perlu dilakukan penguatan terhadap sistem manajemen pelayanan
publik agar mampu mendorong profesionalisme para penyedia
pelayanan serta peningkatan kualitas pelayanan. Hasil yang
diharapkan pada area pelayanan publik adalah :
a. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat.
b. Pelayanan publik yang terintegrasi.
Tabel 4.3 memuat indikator dan target yang akan dicapai dan
Tabel 4.4 kegiatan prioritas yang dilakukan selama 5 tahun, untuk
mewujudkan keberhasilan area pelayanan publik.
Tabel 4.3. Target Indikator Area Pelayanan Publik
Indikator Target Kinerja
Satuan
keberhasilan 2019 2020 2021 2022 2023
Indeks Kepuasan
Angka 80 82 84 86 88
Masyarakat
Persentase Unit
Pelayanan Publik
yang memperoleh
% 70 75 80 85 90
nilai Indeks
Kepuasan
Masyarakat baik
Prosentase Unit
Pelayanan Publik
% 82 84 86 8 90
yang menerapkan
SPP secara lengkap
Persentase tindak
% 85 86 87 88 89
lanjut pengaduan
Inovasi yanblik yang Unit
masuk TOP 40 Pelayanan 4 5 6 7 8
Publik

46
Tabel 4.4. Kegiatan Prioritas Untuk Peningkatan Pelayanan
Publik
Target Kinerja Perangda
Kegiatan Satuan
2019 2020 2021 2022 2023 Pengampu
Fasilitasi/
Pendampingan
Perangkat Biro
Survei 49 49 49 49 49
Daerah Organisasi
Kepuasan
Masyarakat
Pendampingan
Perangkat Biro
Penerapan 49 49 49 49 49
Daerah Organisasi
SPP
Fasilitasi/
Pendampingan
pengembangan Perangkat Biro
49 49 49 49 49
inovasi Daerah Organisasi
pelayanan
publik.
Pengelolaan
pengaduan Perangkat Biro
49 49 49 49 49
pelayanan Daerah Organisasi
publik.

2. Area Penataan Tatalaksana


Pada area tata laksana, kejelasan proses bisnis/tatakerja di
instansi pemerintah sering menjadi kendala penyelenggaraan
pemerintahan. Berbagai hal yang seharusnya dapat dilakukan
secara cepat, seringkali harus berjalan tanpa proses yang pasti,
karena tidak terdapat sistem tatalaksana yang baik. Hal ini
mendorong terciptanya perilaku hierarkis dan kurang kreatif
aparatur. Karena itu, perubahan sistem tatalaksana sangat
diperlukan untuk mendorong efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan serta mengubah mental aparatur.
Penataan tatalaksana bertujuan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif,
efisien, dan terukur. Hasil yang diharapkan dari area tatalaksana
adalah sistem tatalaksana yang baik.
Untuk mewujudkan tatalaksana yang baik dilakukan dengan
menetapkan indikator dan target selama 5 (lima) tahun
sebagaimana Tabel 4.5 Adapun Tabel 4.6 menyajikan kegiatan
prioritas yang dilakukan untuk mencapainya.

47
Tabel 4.5. Target Indikator Area Penataan Tatalaksana
Target Kinerja
Indikator keberhasilan Satuan
2019 2020 2021 2022 2023
Indeks Sistem
Pemerintahan Berbasis Angka 2,76 2,88 3,0 3,12 3,24
Elektronik
Nilai Keterbukaan
Angka 80 83 85 88 90
Informasi Publik
Persentase Perangda yang
mengimplementasikan % - - 20 30 40
Proses Bisnis
Indeks Kearsipan Angka 61 62 63 64 65
Persentase sistem
pengelolaan kearsipan % 21 43 64 85 100
yang terintegrasi
Efektifitas pelayanan
% 60 63 65 67 70
pengadaan barang jasa

Tabel 4.6. Kegiatan Prioritas Untuk Penataan Tatalaksana


Target Kinerja Perangkat
Kegiatan Satuan 2019 2020 2021 2022 2023 Daerah
Pengampu
Penerapan Perangkat Biro
proses Daerah 49 49 49 49 49 Organisasi
bisnis.
Pembinaan Perangkat Dinas Arsip
penataan Daerah 49 49 49 49 49 dan
kearsipan. Perpustakaan
Pengemba- Jumlah Dinas Arsip
ngan dan aplikasi dan
Pengelolaan Perpustakaan
9 11 13 14 15
Aplikasi
berbagi
pakai
Penguatan Perangkat Dinas
keterbukaan Daerah Komunikasi
49 49 49 49 49
informasi dan
publik. Informatika
Penerapan e- Jumlah Biro
procurement pengadaan Administrasi
melalui Unit Pengadaan
800 805 810 815 920
Kerja barang/Jasa
Pengadaan
Barang/Jasa

C.2.2. Program Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Manajemen


Pemerintahan
Dalam rangka mendukung peningkatan efektifitas dan efisiensi
manajemen pemerintahan, perlu upaya perbaikan pada area perubahan

48
penataan peraturan perundang-undangan, penguatan akuntabilitas
kinerja dan penguatan pengawasan.
1. Area Penataan Peraturan Perundang-undangan
Permasalahan penataan peraturan perundang-undangan yang
menjadi faktor penyebab tata kelola pemerintahan belum optimal
adalah peraturan perundang-undangan yang disharmoni. Penataan
peraturan perundang-undangan bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan yang
diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi. (sampai sini)
Hasil yang diharapkan melalui penataan peraturan perundang-
undangan adalah terwujudnya penyusunan produk hukum yang
harmonis dan partisipatif. Untuk mencapai hal tersebut,
ditetapkan indikator capaian keberhasilan dan kegiatan prioritas
yang akan dilakukan dalam 5 (lima) tahun ke depan sebagaimana
Tabel 4.7 dan Tabel 4.8.
Tabel 4.7. Target Indikator Area Penataan Peraturan Perundang-
undangan
Satuan Target
Indikator keberhasilan
2019 2020 2021 2022 2023
Penyelesaian Perda Peraturan
15 15 15 15 15
Daerah
Penyelesaian Peraturan
Peraturan Gubernur Gubernur
100 110 120 130 140
dan Surat Keputusan
Gubernur
Revisi produk Hukum Regulasi 115 125 135 145 155
Persentase penegakan Peraturan
100 100 100 100 100
Peraturan Daerah Daerah
Penindakan Kali
pelanggaran Produk 350 350 350 350 350
hukum

Tabel 4.8. Kegiatan Prioritas Untuk Penataan Peraturan


Perundang-undangan
Target Perangkat
Kegiatan Satuan 2019 2020 2021 2022 2023 Daerah
Pengampu
Penyusunan Peraturan Biro
Peraturan 15 15 15 15 15
Daerah Hukum
Daerah
Penyusunan Peraturan Biro
Peraturan 100 110 120 130 140
Gubernur Hukum
Gubernur
Revisi
Produk Produk Biro
100 110 120 130 140
Hukum, hukum Hukum
harmonisasi

49
Target Perangkat
Kegiatan Satuan 2019 2020 2021 2022 2023 Daerah
Pengampu
Produk
Hukum
yang
diterbitkan
Membangun
aplikasi
sistem Biro
Aplikasi 1 1 1 1 1
pengendalian Hukum
Produk
Hukum

2. Area Penguatan Akuntabilitas Kinerja


Area Penguatan Akuntabilitas Kinerja, merupakan gambaran
kemampuan Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
berbagai sumber yang diberikan kepadanya bagi kemanfaatan
publik. Akan tetapi seringkali menjadi hal yang dipertanyakan
masyarakat. Pemerintah dipandang belum mampu menunjukkan
kinerja melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan
outcome (hasil yang bermanfaat) bagi masyarakat. Karena itu,
penerapan sistem akuntabilitas yang dapat mendorong birokrasi
lebih berkinerja, perlu diperkuat agar kinerja yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai sumber-sumber yang telah
digunakan. Program yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah.
Hasil yang diharapkan pada area perubahan akuntabilitas
kinerja yaitu :
a. Meningkatnya kualitas penerapan sistem perencanaan,
keuangan dan kinerja secara terintegrasi.
b. Meningkatnya penerapan sistem manajemen kinerja (Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
c. Meningkatnya kemandirian fiskal Pemerintah Provinsi.
Indikator capaian keberhasilan peningkatan penerapan
akuntabilitas kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dan kegiatan prioritas yang akan dilakukan 5 (lima)
tahun ke depan, sebagaimana Tabel 4.9 dan Tabel 4.10.

50
Tabel 4.9. Target Indikator Area Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Indikator Target
Satuan
keberhasilan 2019 2020 2021 2022 2023
Nilai Sistem
Akuntabilitas
Angka 80 82 83 84 85
Kinerja Instansi
Pemerintah
Persentase
kemandirian
Anggaran Persen 127,68 140,28 157,65 172,58 180,36
Pendapatan dan
Belanja Daerah

Tabel 4.10. Kegiatan Prioritas Untuk Penguatan Akuntabilitas


Kinerja
Target Perangkat
Kegiatan Satuan Daerah
2019 2020 2021 2022 2023
Pengampu
Verifikasi
Penyusunan
Badan
Perencanaan,
Perangkat Perencanaan
Penganggaran 49 49 49 49 49
Daerah Pembangunan
dan Target
Daerah
Kinerja
Perangda
Pengembangan
Sistem
Akuntabilitas Perangkat Biro
49 49 49 49 49
Kinerja Daerah Organisasi
Instansi
Pemerintah.
Fasilitasi/
Pendampingan
Sistem
Akuntabilitas
Perangkat Biro
Kinerja 49 49 49 49 49
Daerah Organisasi
Instansi
Pemerintah
Perangkat
Daerah.

3. Area Penguatan Pengawasan


Berbagai penyimpangan yang terjadi dalam birokrasi pada saat
ini, salah satu penyebabnya adalah lemahnya sistem pengawasan.
Kelemahan sistem pengawasan mendorong tumbuhnya perilaku
koruptif atau perilaku negatif lainnya yang semakin lama semakin
menjadi, sehingga berubah menjadi sebuah kebiasaan. Karena itu,
harus dilakukan perubahan terhadap perilaku koruptif aparatur
melalui penguatan sistem pengawasan. Dengan penguatan

51
pengawasan ini diharapkan dapat terwujud aparatur yang
berintegritas. Di Pemerintah Provinsi, hal ini dikembangkan sesuai
dengan tagline “mboten korupsi mboten ngapusi”.
Hasil yang diharapkan pada area penguatan pengawasan
adalah :
a. Meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
b. Meningkatnya opini Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan
Pemeriksa Keuangan.
c. Meningkatnya maturitas Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah.
d. Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawas Internal Pemerintah.
Dalam rangka meningkatkan penerapan pengawasan yang
efektif, indikator capaian keberhasilan dan kegiatan prioritas yang
akan dilakukan dalam 5 (lima) tahun ke depan sebagaimana Tabel
4.11 dan Tabel 4.12.
Tabel 4.11. Target Indikator Area Penguatan Pengawasan
Indikator Target
Satuan
keberhasilan 2019 2020 2021 2022 2023
Indek 3,45 3,47 3,48 3,49 3,50
Persepsi
Angka
Anti
Korupsi
Opini Wajar Wajar Wajar Wajar Wajar
Badan Tanpa Tanpa Tanpa Tanpa Tanpa
Pemeriksa Penge Penge Penge Penge Penge
- cualian cualian cualian cualian cualian
Keuangan
atas lap.
Keuangan
Maturitas
Sistem
Pengenda-
lian Level 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5
Instansi
Pemerinta-
han
Kapabilitas
Aparatur 3 3
Pengawas Level Dengan Dengan 3 3 3
Intern Catatan Catatan
Pemerintah
Persentase
pemenuhan
Laporan
% 89 91 93 95 97
Harta
Kekayaan
Penyeleng

52
Indikator Target
Satuan
keberhasilan 2019 2020 2021 2022 2023
gara Negara
dan
Laporan
Harta
Kekayaan
Aparatur
Sipil Negara
Unit kerja
berpredikat
Wilayah
Bebas
Korupsi/ Unit 5 7 9 10 11
Wilayah
Birokrasi
Bersih
Melayani
Persentase
aduan
Whistle
Blowing % 100 100 100 100 100
Sistem
yang
ditangani
Persentase
aduan
penanganan
benturan % 100 100 100 100 100
kepentingan
yang
ditangani

Tabel 4.12. Kegiatan Prioritas Untuk Penguatan Pengawasan


Target Perangkat
Kegiatan Satuan 2019 2020 2021 2022 2023 Daerah
Pengampu

Advokasi
Pemenuhan
Pelaporan
Laporan Perangkat
49 49 49 49 49
Harta Daerah
Kekayaan
Penyeleng- Inspektorat
gara Negara.
Advokasi
Pemenuhan
Perangkat
Pelaporan 49 49 49 49 49
Daerah
Laporan
Harta

53
Target Perangkat
Kegiatan Satuan 2019 2020 2021 2022 2023 Daerah
Pengampu

Kekayaan
Aparatur
Sipil Negara.
Penanganan
% 100 100 100 100 100
gratifikasi.
Peningkatan Badan
pengelolaan Pengelolaan
Perangkat
tertib adm. 49 49 49 49 49 Keuangan
Daerah
keuangan. dan Aset
Daerah
Audit Perangkat
laporan Daerah 49 49 49 49 49
keuangan.
Penanganan Perangkat
benturan Daerah 49 49 49 49 49
kepentingan
Pengelolaan Perangkat
Whistle Daerah
49 49 49 49 49
Blowing
Sistem.
Penerapan Perangkat
Sistem Daerah
Pengendalian
49 49 49 49 49
Intern
Pemerinta-
han.
Peningkatan Perangkat
Kapabilitas Daerah
Inspektorat
Aparatur
5 5 5 5 5
Pengawas
Instansi
Pemerintah.
Penyelesaian
tindak lanjut
% 100 100 100 100 100
pengaduan
masyarakat.
Pembangu-
nan Zona
Integritas
(Wilayah
Bebas
Unit Kerja 8 8 8 8 8
Korupsi/
Wilayah
Birokrasi
Bersih
Melayani)

54
C.2.3. Program Peningkatan Efisiensi Kelembagaan dan Sistem
Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur
Dalam rangka mendukung peningkatan efisiensi kelembagaan dan
sistem manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur, dilakukan upaya-
upaya perbaikan pada area perubahan manejemen perubahan,
penataan dan penguatan organisasi, serta penataan sistem manajemen
Sumber Daya Manusia aparatur.
1. Area Manajemen Perubahan
Pada area manajemen perubahan, salah satu sumber
permasalahan birokrasi sampai saat ini adalah masih dijumpainya
perilaku negatif yang ditunjukkan dan dipraktikkan oleh para
birokrat. Perilaku ini mendorong terciptanya citra negatif birokrasi.
Perilaku yang sudah menjadi mental model birokrasi yang
dipandang lambat, berbelit-belit, tidak inovatif, tidak peka,
inkonsisten, malas, feodal, dan lainnya. Selain hal tersebut,
birokrasi juga dinilai belum sepenuhnya berintegritas. Karena itu,
fokus perubahan Reformasi Birokrasi ditujukan pada perubahan
mental aparatur. Perubahan mental model/perilaku aparatur
diharapkan akan mendorong terciptanya budaya kerja positif yang
kondusif, bagi terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel,
efektif, efisien dan berintegritas serta mampu memberikan
pelayanan yang berkualitas.
Pada area perubahan mental aparatur, Pemerintah Provinsi
melaksanakan program manajemen perubahan. Program ini
bertujuan untuk mengubah sistem dan mekanisme kerja
organisasi serta pola pikir dan budaya kerja individu atau unit
kerja di dalamnya menjadi lebih baik dan berintegritas secara
sistematis dan konsisten. Hal ini selaras dengan tujuan dan
sasaran Reformasi Birokrasi yang akan dicapai. Hasil yang
diharapkan pada area manajemen perubahan yaitu :
a. Meningkatnya integritas aparatur.
b. Meningkatnya efektifitas pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Upaya penerapan manajemen perubahan di Provinsi,
ditetapkan melalui target indikator capaian dan kegiatan prioritas
selama 5 tahun ke depan sebagaimana Tabel 4.13 dan Tabel 4.14.
Tabel 4.13. Target Indikator Area Manajemen Perubahan
Indikator Target
Satuan
keberhasilan 2019 2020 2021 2022 2023
Indeks Angka
7,2 7,4 7,6 7,8 8
Integritas
Indeks Angka
Reformasi 77 80 81 82 83
Birokrasi

55
Tabel 14. Kegiatan Prioritas Area manajemen Perubahan
Target Perangkat
Kegiatan Satuan 2019 2020 2021 2022 2023 Daerah
Pengampu
Pembangunan Perang-
Budaya kat 49 49 49 49 49 Inspektorat
integritas Daerah
Implementasi Perang-
Biro
Reformasi kat 49 49 49 49 49
Organisasi
Birokrasi Daerah
Penilaian Perang-
Mandiri kat
Pelaksanaan Daerah 49 49 49 49 49 Inspektorat
Reformasi
Birokrasi
Pengembangan Perang- Biro
budaya kerja kat 49 49 49 49 49
Organisasi
Daerah

2. Area Penataan dan Penguatan Kelembagaan


Penataan dan penguatan kelembagaan Pemerintah Daerah
dipandang belum berjalan secara efektif dan efisien. Struktur yang
terlalu gemuk dan memiliki banyak hirarki menimbulkan proses
yang berbelit serta kelambatan pelayanan dan pengambilan
keputusan. Pada akhirnya menciptakan budaya feodal aparatur.
Karena itu, perubahan pada sistem kelembagaan akan mendorong
efisiensi, efektivitas, serta percepatan proses pelayanan dan
pengambilan keputusan birokrasi.
Perubahan sistem kelembagaan diharapkan dapat mendorong
terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif dalam upaya
mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien. Penataan dan
penguatan organisasi di Pemerintah Provinsi bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi secara
proporsional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing-
masing. Dengan demikian, organisasi menjadi tepat fungsi dan
tepat ukuran (right sizing).
Hasil yang diharapkan melalui program-program pada area
penataan dan penguatan organisasi adalah mewujudkan organisasi
yang tepat fungsi dan tepat ukuran dalam pencapaian kinerja.
Dalam upaya penataan dan penguatan organisasi di Provinsi
tersebut, ditetapkan target indikator capaian dan kegiatan prioritas
5 tahun ke depan (lihat Tabel 4.15 dan Tabel 4.16).

56
Tabel 4.15. Target Indikator Area Penataan dan Penguatan
Organisasi
Target
Indikator keberhasilan Satuan
2019 2020 2021 2022 2023
Nilai kematangan Angka
organisasi daerah 17 20 23 26 29
(Pemerintah Daerah)

Tabel 4.16. Kegiatan Prioritas Untuk Area Penataan dan


Penguatan Organisasi

Target Perangkat
Kegiatan Satuan Daerah
2019 2020 2021 2022 2023 Pengampu
Pengembangan
Efektivitas Perang-
Biro
Kelembagaan kat 49 49 49 49 49
Organisasi
Perangkat Daerah
Daerah
Pembinaan dan
Kabu-
Pengawasan Biro
paten/ 35 35 35 35 35
Kelembagaan Organisasi
Kota
Kabupaten/Kota

3. Area Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia


Aparatur
Perilaku aparatur sangat dipengaruhi oleh bagaimana setiap
instansi pemerintah membentuk Sumber Daya Manusia
Aparaturnya melalui penerapan sistem manajemen Sumber Daya
Manusia. Apabila sistem manajemen Sumber Daya Manusia tidak
diterapkan dengan baik mulai dari perencanaan pegawai,
pengadaan, hingga pemberhentian, akan berpotensi menghasilkan
Sumber Daya Manusia yang tidak kompeten. Hal ini berpengaruh
pada kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan.
Karena itu, perubahan dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia
harus selalu dilakukan untuk memperoleh sistem manajemen
Sumber Daya Manusia yang mampu menghasilkan pegawai yang
profesional.
Penataan sistem manajemen Sumber Daya Manusia aparatur
memiliki tujuan untuk meningkatkan profesionalisme Sumber daya
Manusia aparatur, yang didukung oleh sistem rekrutmen dan
promosi aparatur berbasis kompetensi, transparan, serta memiliki
sistem manajemen yang berbasis Merit. Hasil yang diharapkan dari
area manajemen Sumber daya Manusia aparatur adalah
manajemen Sumber daya Manusia aparatur secara baik. Dalam
upaya penerapan manajemen Sumber daya Manusia aparatur,
Pemerintah Provinsi memiliki target indikator capaian dan kegiatan
prioritas sebagaimana Tabel 4.17 dan Tabel 4.18.

57
Tabel 4.17. Target Indikator Area Manajemen Sumber Daya
Manusia Aparatur
Target
Indikator keberhasilan Satuan
2019 2020 2021 2022 2023
Indeks Sistem Merit Angka 0,67 0,68 0,69 0,70 0,71
Persentase Aparatur
Sipil Negara yang lulus
pengembangan % 91 92 93 94 95
kompetensi sesuai
dengan jabatannya
Persentase Aparatur
Sipil Negara yang % 40 45 50 55 60
tersertifikasi kompetensi

Tabel 4.18. Kegiatan Prioritas Untuk Area Manajemen Sumber


Daya Manusia Aparatur
Perang
Target
kat
Kegiatan Satuan 2019 2020 2021 2022 2023 Daerah
Pengam
pu

Perencanaan Badan
Aparatur
kebutuhan Kepega
Sipil 1.914 2.215 2.239 2.338 2.426
pegawai. waian
Negara
Daerah
Analisis
Jabatan Biro
Perangkat
dan Analisis 49 49 49 49 49 Organi
Daerah
Beban sasi
Kerja.
Pengemban Badan
gan pegawai Pengem
berbasis Aparatur bangan
kompetensi. Sipil 3.900 4.000 4.000 4.000 4.000 Sumber
Negara Daya
Manusia
Daerah
Promosi Badan
jabatan Kepega
ASN 177 190 174 170 125
secara waian
terbuka. Daerah
Pelaksanaan Perang- Biro
evaluasi kar 49 49 49 49 49 Organi
jabatan. Daerah sasi
Pengemba- Badan
Jabatan
ngan Kepegaw
Fungsio-
jabatan 250 250 250 250 250 aian
nal
fungsional. Daerah
Tertentu
Badan

58
Perang
Target
kat
Kegiatan Satuan 2019 2020 2021 2022 2023 Daerah
Pengam
pu

Pengem
bangan
Sumber
Daya
Manusia
Daerah

D. Rencana Kerja Pencapaian Reformasi Birokrasi Pemerintah


Kabupaten/Kota
D.1. Tujuan, Sasaran dan Rencana Capaian
Untuk mengukur keberhasilan upaya pencapaian tujuan dan
sasaran Reformasi Birokrasi di lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota, ditetapkan indikator dan target sebagaimana Tabel
berikut :
Tabel 4.19.Tujuan, Sasaran dan Ukuran Keberhasilan Reformasi
Birokrasi Pemerintah Kabupaten/Kota Tahun 2018-2023

Tujuan dan Base Target Kinerja


Sasaran Indikator Kinerja Satuan line Tahun
Strategis 2018 20192020 2021 2022 2023

Tujuan: Jumlah Kabup 14 17 20 23 26 30


Peningkatan Kabupaten/Kota aten/
Kualitas dengan Indeks Kota
Reformasi Reformasi Birokrasi
Birokrasi di Baik (nilai B ke atas)
Pemerintah
Kabupaten/
Kota
Sasaran– 1: 1. Jumlah Kabup 5 9 14 19 25 30
Meningkatn Kabupaten/Kota aten/
ya Kualitas dengan Indeks Kota
Pelayanan Kepuasan
Publik Masyarakat 80 ke
atas.
2. Jumlah Kabup na 5 10 15 18 20
Kabupaten/Kota aten/
dengan Indeks Kota
SPBE 2,6 ke atas

Sasaran - 2: 1. Jumlah Kabup 31 35 35 35 35 35


Meningkatnya Kabupaten/Kota aten/
Efektivitas yang memperoleh Kota
dan Efisiensi Opini Wajar Tanpa

59
Tujuan dan Base Target Kinerja
Sasaran Indikator Kinerja Satuan line Tahun
Strategis 2018 20192020 2021 2022 2023

Manajemen Pengecualian atas


Pemerintahan Atas Laporan
Keuangan
2. Jumlah Kabu- 27 28 30 32 34 35
Kabupaten/Kota paten/
dengan Nilai Sistem Kota
Akuntabilitas
Kinerja Instansi
Pemerintahan B ke
atas
3. Jumlah Kabu- na 4 8 12 16 20
Kabupaten/Kota paten/
dengan Indeks Kota
Persepsi Anti
Korupsi 2,5 ke atas
Sasaran – 1. Jumlah Kabu- na 5 8 11 14 17
3: Kabupaten/Kota paten/
Meningkatnya dengan Nilai Kota
Efisiensi Kematangan
Kelembagaan Organisasi
dan Sistem Perangda minimal
Manajemen 15
Sumber Daya 2. Jumlah Kabu- na 13 15 17 20 23
Aparatur Kabupaten/Kota paten/
yang Baik dengan Indeks Kota
Profesionalisme
Aparatus Sipil
Negara 70 ke atas

D.2. Program dan Kegiatan Prioritas


D.2.1. Program Peningkatan Kualitas pelayanan Publik
1. Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Hasil yang diharapkan dari pelayanan publik adalah :
a. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat.
b. Pelayanan publik yang terintegrasi.
Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik di
Kabupaten/Kota, target indikator capaian dan kegiatan prioritas
Reformasi Birokrasi Provinsi sebagaimana Tabel 4.20 dan Tabel
4.21.

60
Tabel 4.20. Target Indikator Area Pelayanan Publik
Target
Indikator keberhasilan Satuan
2019 2020 2021 2022 2023
Jumlah Kabupaten/Kota Kabu- 9 14 19 25 30
dengan Indeks Kepuasan paten/
Masyarakat 80 ke atas Kota
Jumlah Kabupaten/Kota yang Kabu- 5 10 15 20 25
sudah mengelola pengaduan paten/
masyarakat dengan kategori Kota
Baik
Jumlah Kabupaten/Kota yang Kabu- 35 35 35 35 35
sudah mengoperasionalkan paten/
Online Single Submission Kota
Kabupaten/Kota yang Kabu- 3 5 7 9 11
menyelenggarakan Kompetisi paten/
Inovasi Pelayanan Publik Kota

Tabel 4.21. Kegiatan Prioritas Untuk Area Pelayanan Publik


Target Perangk
at
Kegiatan Satuan Daerah
2019 2020 2021 2022 2023
Pengam
pu
Koordinasi/fasilitasi Dinas
penerapan Online Penana
Single Submission man
Kabu
Modal
paten
35 35 35 35 35 Pelaya
/
nan
Kota
Terpadu
Satu
Pintu
Pembinaan dan
pengawasan serta Kabu
Biro
fasilitasi paten
35 35 35 35 35 Organi
pelaksanaan Survey /
sasi
Kepuasan Kota
Masyarakat.
Pembinaan
pengawasan serta Kabu
Biro
fasilitasi paten
35 35 35 35 35 Organi
peningkatan kinerja /
sasi
penyelenggaraan Kota
pelayanaan publik.
Pembinaan dan
pengawasan serta Kabu
Biro
fasilitasi paten
35 35 35 35 35 Organi
pengembangan /
sasi
inovasi pelayanan Kota
publik

61
2. Area Penataan Tatalaksana
Pada area penataan tatalaksana, hasil yang diharapkan yaitu
terwujudnya sistem tatalaksana yang baik di Kabupaten/Kota.
Dalam rangka penataan tatalaksana di Kabupaten/Kota,
intervensi Provinsi ditetapkan dengan target indikator capaian dan
kegiatan prioritas sebagaimana Tabel 4.22 dan Tabel 4.23.
Tabel 4.22. Target Indikator Area Penataan Tatalaksana
Target
Indikator keberhasilan Satuan
2019 2020 2021 2022 2023
Jumlah Kabupaten/Kota Kabu
dengan Indeks Sistem paten
5 10 15 20 25
Pemerintahan Berbasis /
Elektronik 2,6 ke atas Kota
Jumlah Kabupaten/Kota Kabu
dengan Nilai Keterbukaan paten
20 23 26 28 30
Informasi Publik 60 ke atas /
Kota
Jumlah Kabupaten/Kota yang Kabu
sudah menyusun Proses paten
2 5 8 11 14
Bisnis /
Kota
Jumlah Kabupaten/Kota Kabu
dengan Indeks kearsipan 70 paten
8 11 14 17 20
ke atas /
Kota
Jumlah Kabupaten/Kota Kabu
dengan pelayanan pengadaan paten
5 10 15 20 25
barang jasa yang efektif /
Kota

Tabel 4.23. Kegiatan Prioritas Area Tatalaksana


Target Perangkat
Kegiatan Satuan Daerah
2019 2020 2021 2022 2023
Pengampu
Koordinasi/Fasili Kabu 35 35 35 35 35 Dinas
tasi perluasan paten Komunikasi
penerapan e- / dan
government yang Kota Informatika
terintegrasi
Fasilitasi Kabu 35 35 35 35 35 Biro
penyusunan paten Organisasi
Proses Bisnis. /
Kota
Evaluasi Kabu 35 35 35 35 35 Biro
penerapan paten Organisasi
Proses Bisnis /
Kota

62
Fasilitasi dan Kabu 35 35 35 35 35 Biro
evaluasi Standar paten Organisasi
Operasional /
Prosedur. Kota
Koordinasi/Fasili Kabu 35 35 35 35 35 Dinas
tasi penerapan paten Arsip dan
sistem kearsipan. / Perpusta
Kota kaan
Koordinasi/Fasili Kabu 35 35 35 35 35 Dinas
tasi penerapan paten Komunikasi
keterbukaan / dan
informasi Kota Informatika
publik.

D.2.2. Program Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi


Manajemen Pemerintahan
1. Area Penataan Peraturan Perundang-undangan
Pada area penataan peraturan perundang-undangan, hasil
yang diharapkan adalah terwujudnya penyusunan produk hukum
yang harmonis dan partisipatif di Kabupaten/Kota.
Penataan peraturan perundang-undangan dalam rangka
pengendalian penyusunan produk hukum di Kabupaten/Kota,
Provinsi menetapkan target indikator capaian dan kegiatan
prioritas sebagaimana Tabel 4.24 dan Tabel 4.25.
Tabel 4.24. Target Indikator Area Penataan Peraturan
Perundang-undangan
Indikator Target
Satuan
keberhasilan 2019 2020 2021 2022 2023
Jumlah
Kabupaten/Kota
Kabupaten/
yang membangun 2 4 6 8 10
Kota
sistem pengendalian
Produk hukum

Tabel 4.25. Kegiatan Prioritas Area Penataan Peraturan


Perundang-undangan
Target Perangkat
Kegiatan Satuan Daerah
2019 2020 2021 2022 2023
Pengampu

Koordinasi/ Produk 175 200 210 220 225 Biro


fasilitasi, Hukum Hukum
identifikasi
penyesuaian
produk hukum
yang masih
tumpang tindih,
tidak optimal

63
Perangkat
Target
Kegiatan Satuan Daerah
2019 2020 2021 2022 2023
Pengampu

pelaksanaannya
dan disharmonis
antar peraturan.
Evaluasi produk Produk 50 50 50 50 50
hukum yang Hukum
akan diterbitkan
Koordinasi/ Kabu 35 35 35 35 35
fasilitasi paten
pembangunan /
sistem Kota
pengendalian
produk hukum

2. Area Manajemen Perubahan


Hasil yang diharapkan pada area manajemen perubahan
adalah Kabupaten/Kota yang semakin meningkat efektifitas
pelaksanaan Reformasi Birokrasinya.
Pada area manajemen perubahan, intervensi Provinsi untuk
Kabupaten/Kota melalui target indikator capaian dan kegiatan
prioritas dalam Tabel 4.26 dan Tabel 4.27.
Tabel 4.26. Target Indikator Area Manajemen Perubahan
Target
Indikator keberhasilan Satuan
2019 2020 2021 2022 2023
Jumlah Kabupaten/Kota Kabu
dengan Indeks Reformasi paten/ 17 20 23 26 30
Birokrasi Baik (B) ke atas Kota

Tabel 4.27. Kegiatan Prioritas Untuk Area Manajemen Perubahan


Target Perangda
Kegiatan Satuan
2019 2020 2021 2022 2023 Pengampu
Koordinasi/fasilitasi Kabu 35 35 35 35 35 Biro
/ pendampingan/ paten Organisasi
pembinaan /
percepatan Kota
pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
di Kabupaten/Kota.
Monitoring dan Kabu 35 35 35 35 35 Biro
evaluasi capaian paten Organisasi
Reformasi Birokrasi /
Kabupaten/Kota. Kota

64
3. Area Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Hasil yang diharapkan pada area akuntabilitas kinerja adalah
meningkatnya penerapan sistem manajemen kinerja (Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) di Kabupaten/Kota.
Intervensi Provinsi untuk Kabupaten/Kota dalam area
penguatan akuntabilitas kinerja dilakukan berdasarkan target
indikator capaian dan kegiatan prioritas pada Tabel 4.28 dan Tabel
4.29.

Tabel 4.28. Target Indikator Area Penguatan Akuntabilitas


Kinerja
Indikator Target
Satuan
keberhasilan 2019 2020 2021 2022 2023
Jumlah
Kabupaten/Kota
dengan predikat
Kabupaten/
Sistem Akuntabilitas 28 30 32 34 35
Kota
Kinerja Instansi
Pemerintah B ke
atas

Tabel 4.29. Kegiatan Prioritas Area Penguatan Akuntabilitas


Kinerja
Target Perangkat
Kegiatan Satuan Daerah
2019 2020 2021 2022 2023
Pengampu

Koordinasi/ Kabu 35 35 35 35 35 Badan


fasilitasi dan paten/ Perenca
evaluasi Kota naan
penyusunan Pemba
Rencana ngunan
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
Koordinasi/ Kabu 35 35 35 35 35 Biro
fasilitasi paten/ Organisasi
penyusunan Kota
Indikator
Kinerja
Utama.
Koordinasi/ Kabu 35 35 35 35 35
fasilitasi paten/
penyusunan Kota
pelaporan
kinerja
Koordinasi/ Kabu 35 35 35 35 35
fasilitasi paten/

65
Target Perangkat
Kegiatan Satuan Daerah
2019 2020 2021 2022 2023
Pengampu

penyusunan Kota
perjanjian
kinerja
Koordinasi Kabu 35 35 35 35 35
dan evaluasi paten/
pelaksanaan Kota
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah.

4. Area Penguatan Pengawasan


Hasil yang diharapkan pada area penguatan pengawasan :
a. Meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih dan bebas Korupsi Kolusi Nepotisme di Kabupaten/Kota.
b. Meningkatnya opini Wajar Tanpa Pengecualian di
Kabupaten/Kota.
c. Meningkatnya maturitas Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah di Kabupaten/Kota.
d. Meningkatnya kapasitas Aparatur Pengawas Internal
Pemerintah di Kabupaten/Kota.
Pada area pengawasan, upaya Provinsi meningkatkan capaian
Reformasi Birokrasi Kabupaten/Kota dengan target indikator
capaian dan kegiatan prioritas pada Tabel 4.30 dan Tabel 4.31.
Tabel 4.30. Target Indikator Area Penguatan Pengawasan
Indikator Target
Satuan
keberhasilan 2019 2020 2021 2022 2023
Jumlah
Kabupaten/Kota Kabupaten
4 8 12 16 20
dengan Indek Persepsi /Kota
Anti Korupsi 2,5
Jumlah
Kabupaten/Kota yang
memperoleh Opini
Kabupaten
Wajar Tanpa 35 35 35 35 35
/Kota
Pengecualian atas
Atas Laporan
Keuangan
Jumlah
Kabupaten/Kota
dengan Maturitas Kabupaten
30 31 32 33 34
Sistem Pengendalian /Kota
Internal Pemerintah 3
ke atas

66
Indikator Target
Satuan
keberhasilan 2019 2020 2021 2022 2023
Jumlah
Kabupaten/Kota
dengan Kapabilitas Kabupaten
5 10 15 20 25
Aparatur Pengawas /Kota
Internal Pemerintah 3
(penuh) ke atas
Jumlah
Kabupaten/Kota yang
pemenuhan Laporan
Harta Kekakyaan
Kabupaten
Penyelenggara 10 15 20 25 35
/Kota
Negara/Laporan
Harta Kekayaan
Aparatur Sipil Negara
di atas 90 %
Jumlah
Kabupaten/Kota yang
Unit Kerjanya
Kabupaten
berpredikat Wilayah 5 7 9 11 14
/Kota
Bebas dari Korupsi/
Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani
Jumlah
Kabupaten/Kota yang Kabupaten
5 10 15 20 25
menerapkan Whistle /Kota
Blowing System
Jumlah
Kabupaten/Kota yang
Kabupaten
menerapkan 5 10 15 20 25
/Kota
penanganan benturan
kepentingan

Tabel 4.31. Kegiatan Prioritas Area Penguatan Pengawasan


Target
Perangkat
Kegiatan Satuan Daerah
2019 2020 2021 2022 2023
Pengampu

Koordinasi/ Inspekto
fasilitasi rat
penyusunan
Laporan Harta
Kekayaan Kabu
Penyelenggara paten/ 35 35 35 35 35
Negara dan Kota
Laporan Harta
Kekayaan
Aparatur Sipil
Negara.

67
Target Perangkat
Kegiatan Satuan Daerah
2019 2020 2021 2022 2023
Pengampu

Koordinasi/
Kabu
fasilitasi
paten/ 35 35 35 35 35
Penanganan
Kota
gratifikasi.
Koordinasi/
fasilitasi Kabu
Penanganan paten/ 35 35 35 35 35
benturan Kota
kepentingan.
Koordinasi/
fasilitasi Kabu
penanganan paten/ 35 35 35 35 35
Whistle Blowing Kota
System.
Koordinasi/
fasilitasi Kabu
penguatan Sistem paten/ 35 35 35 35 35
Pengendalian Kota
Intern Pemerintah
Koordinasi/
fasilitasi
peningkatan Kabu
Kapabilitas paten/ 35 35 35 35 35
Aparatur Kota
Pengawas Instansi
Pemerintah
Koordinasi/
Kabu
fasilitasi
paten/ 35 35 35 35 35
pengaduan
Kota
masyarakat
Koordinasi/
fasilitasi
Pembangunan
Kabu
Zona Integritas
paten/ 35 35 35 35 35
(Wilayah Bebas
Kota
Korupsi/Wilayah
Birokrat Bersih
Melayani)

D.2.3. Program Peningkatan Efisiensi Kelembagaan dan Sistem


Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur
1. Area Penataan dan Penguatan Organisasi
Hasil yang diharapkan pada area penataan dan penguatan
organisasi adalah mewujudkan organisasi yang tepat fungsi dan
tepat ukuran dalam pencapaian kinerja Kabupaten/Kota.

68
Pada area penataan dan penguatan organisasi, yang dilakukan
Pemerintah Provinsi untuk mendorong peningkatan capaian
Kabupaten/Kota dengan menetapkan target indikator capaian dan
kegiatan prioritas sebagaimana Tabel 4.32 dan Tabel 4.33.
Tabel 4.32. Target Indikator Area Penataan dan Penguatan
Organisasi
Indikator Target
Satuan
keberhasilan 2019 2020 2021 2022 2023
Jumlah
Kabupaten/Kota
yang mencapai nilai
Kabupaten/
kematangan 5 8 11 14 17
Kota
organisasi Perangkat
Daerah minimal 15
(lima belas)

Tabel 4.33. Kegiatan Prioritas Area Penataan dan Penguatan


Organisasi
Target Perangkat
Kegiatan Satuan Daerah
2019 2020 2021 2022 2023
Pengampu
Koordinasi/fasilitasi Kabu
Biro
evaluasi paten 35 35 35 35 35
Organisasi
kelembagaan. /Kota
Pengendalian dan
Kabu
pengawasan Biro
paten 35 35 35 35 35
penataan Perangkat Organisasi
/Kota
Daerah.

2. Area Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia


Aparatur
Hasil yang diharapkan pada area penataan sistem manajemen
Sumber Daya Manusia aparatur adalah meningkatnya
profesionalisme Aparatur Sipil Negara di Kabupaten/Kota.
Pemerintah Provinsi melakukan intervensi untuk
Kabupaten/Kota pada area penataan sistem manajemen Sumber
Daya Manusia Aparatur dengan target indikator capaian dan
kegiatan prioritas dalam Tabel 4.34 dan Tabel 4.35.

69
Tabel 4.34. Target Indikator Area Penataan Sistem
Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur
Indikator Satuan Target
keberhasilan 2019 2020 2021 2022 2023
Jumlah
Kabupaten/Kota
dengan Indeks Kabupaten/
5 10 15 20 25
Profesionalisme Kota
Aparatur Sipil
Negara 70 ke atas
Jumlah
Kabupaten/Kota
dengan Sistem
Informasi Kabupaten/
5 10 15 20 25
Kepegawaian yang Kota
dapat diakses oleh
seluruh Pegawai
Negeri Sipil
Jumlah
Kabupaten/Kota yang
melaksanakan Kabupaten/
17 19 21 23 25
pelatihan sesuai Kota
standar capaian
mutu

70
Tabel 4.35. Kegiatan Prioritas Area Penataan Sistem
Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur
Target Perangkat
Kegiatan Satuan Daerah
2019 2020 2021 2022 2023
Pengampu
Koordinasi/fasilitasi Kabu 35 35 35 35 35 Badan
perencanaan paten Kepega
kebutuhan pegawai. /Kota waian
Daerah
Koordinasi/fasilitasi Kabu 35 35 35 35 35 Biro
analisis Jabatan dan paten Organisasi
Analisis Beban Kerja. /Kota
Koordinasi dan Kabu 35 35 35 35 35 Badan
pengawasan Proses paten Kepega
penerimaan pegawai /Kota waian
yang transparan, Daerah
obyektif, akuntabel
dan bebas Korupsi
Kolusi Nepotisme.
Koordinasi/fasilitasi Kabu 35 35 35 35 35 Badan
Pengembangan paten Pengem
pegawai berbasis /Kota bangan
kompetensi Sumber
Daya
Manusia
Daerah
Koordniasi/fasilitasi Kabu 35 35 35 35 35 Badan
penegakan aturan paten Kepega
disiplin, kode etik dan /Kota waian
kode perilaku Daerah
pegawai.
Koordinasi/fasilitasi Kabu 35 35 35 35 35 Biro
pelaksanaan evaluasi paten Organisasi
jabatan. /Kota
Koordinasi/fasilitasi Kabu 35 35 35 35 35 Badan
pengembangan sistem paten Kepega
informasi /Kota waian
kepegawaian. Daerah

E. Quick Wins
Quick Wins, merupakan program percepatan Reformasi Birokrasi, yang
memberikan dampak cepat dan luas serta dapat langsung dirasakan
hasilnya oleh masyarakat. Quick Wins Reformasi Birokrasi Pemerintah
Provinsi yang akan dilakukan pada periode 2019-2023 adalah :

1. Pembentukan Pelayanan Terintegrasi


Pembentukan pelayanan terintegrasi ini sebagai upaya untuk
meningkatkan pelayanan publik langsung kepada masyarakat (direct

71
service), serta membangun pemerintahan yang terbuka (open
government), dengan memperkuat keterbukaan informasi publik,
partisipasi publik dalam penyelenggaraan pemerintahan, serta
meningkatkan komunikasi dan serapan aspirasi publik. Pembentukan
pelayanan terintegrasi ini nantinya diharapkan dapat
mengintegrasikan berbagai jenis pelayanan antara Pemerintah Pusat
(instansi vertikal), Provinsi dan Kota dalam satu unit pelayanan.
Untuk mengintegrasikan pelayanan, baik pada tingkat Pemerintah
Provinsi maupun Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dengan didukung sarana
prasarana Teknologi Informasi yang memadai, yang disupport oleh Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah.
Rencana integrasi pelayanan publik di Kabupaten/Kota
sebagaimana Tebel 4.36.
Tabel 4.36. Target Pelayanan Terintegrasi
Target
Kegiatan Prioritas Satuan
2019 2020 2021 2022 2023
Pembentukan mall
pelayanan publik Kab/Kota 2 3 4 5 6
Kab/Kota
Optimalisasi
jaringan Online % 20 40 60 80 90
Single Submission

2. Layanan Sistem Satu Data.


Pelayanan ini ditujukan untuk mengintegrasikan informasi yang
semula berada pada masing-masing Perangkat Daerah. Ke depan akan
diintegrasikan menjadi satu kesatuan (single data system). Prosesnya
akan dimulai pada tahun 2019, dan secara bertahap sampai tahun
2023. Pengampu quick wins ini adalah Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi. Adapun target yang akan dicapai sebagaimana
Tabel 4.37
Tabel 4.37. Target Pembangunan Sistem Satu Data
Target (%)
Kegiatan Prioritas Satuan
2019 2020 2021 2022 2023
Pengintegrasian Data di
Data Perangkat 20 40 60 80 90
Daerah

3. Satu Perangkat Daerah Satu Inovasi


Kebijakan ini dimaksudkan untuk mendorong agar setiap
Perangkat Daerah memiliki terobosan/inovasi baru dalam pelayanan
yang dilakukan. Mendorong inovasi penting dilakukan, karena inovasi
akan memberikan nilai tambah dalam pelayanan dan dapat
menciptakan solusi bagi permasalahan yang sering menghambat

72
kinerja Perangkat Daerah. Upaya yang dilakukan agar Perangkat
Daerah dapat mewujudkan inovasi adalah dengan pendampingan,
yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Biro Organisasi. Untuk
mendapatkan inovasi terbaik yang bermanfaat bagi masyarakat, akan
dilakukan kompetisi inovasi. Baik kompetisi pada tingkat Provinsi
maupun pengiriman hasil inovasi Perangkat Daerah ke tingkat
nasional. Target tersebut sebagaimana Tabel 4.38.
Tabel 4.38. Target Inovasi Perangkat Daerah
Target
Kegiatan Prioritas Satuan
2019 2020 2021 2022 2023
Pendampingan Perangkat
49 49 49 49 49
Inovasi Daerah
Kompetisi inovasi Perangkat
49 49 49 49 49
Daerah
Pengiriman hasil Inovasi
5 5 5 5 5
inovasi

4. Arsip EMAS
Arsip Elektronik Masyarakat (Arsip EMAS) merupakan aplikasi
penyimpanan arsip-arsip keluarga yang dikembangkan oleh Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi.
Tabel 4.39. Target Pelayanan Dokumen Arsip Keluarga Elektronik
Target
Kegiatan Prioritas Satuan
2019 2020 2021 2022 2023
Pelayanan arsip
Dokumen 10.000 20.000 30.000 30.000 40.000
untuk masyarakat

F. Manajemen Pelaksanaan Reformasi Birokrasi


1. Organisasi Pelaksana Reformasi Birokrasi
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran Reformasi Birokrasi di
Pemerintah Provinsi, dan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di
Kabupaten/Kota agar dapat berjalan secara baik, maka perlu
dilakukan pengelolaan atau manajemen yang baik.
Pertama, perlu dibentuk Tim yang diberi tugas untuk melakukan
pengelolaan Reformasi Birokrasi agar seluruh Rencana Aksi dapat
dilaksanakan sesuai dengan target dan jadwal yang telah ditentukan.
Untuk itu, organisasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi terdiri dari 3
(tiga) tingkatan, yaitu : Tim Pengarah, Tim Pelaksana, dan Kelompok
Kerja (POKJA). Adapun komposisi Tim Pengarah sebagaimana pada Tabel
4.40, Tim Pelaksana pada Tabel 4.41 dan Pokja pada Tabel 4.42

73
Tabel 4.40. Tim Pengarah Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi
Jabatan Dalam Tim Jabatan Kedinasan
Ketua Tim Pengarah Gubernur
Sekretaris Tim Pengarah Sekretaris Daerah Provinsi
Anggota 1. Asisten Pemerintahan dan Kesra
2. Asisten Ekonomi dan Pembangunan
3. Asisten Administrasi

Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi dipimpin oleh Sekretaris


Daerah. Sekretaris dipegang oleh salah satu pejabat eselon 2. Tim
Pelaksana dibagi dalam kelompok-kelompok kerja yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, agar Reformasi Birokrasi
dilaksanakan oleh setiap Perangkat Daerah, maka unit kerja dimaksud
sebaiknya membentuk Tim atau menjadikan pegawai di seluruh jajaran
unit kerja menjadi bagian dari pelaksana Reformasi Birokrasi.
Tabel 4.41. Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi
Jabatan Dalam Tim Jabatan Kedinasan
Ketua Tim Pelaksana Sekretaris Daerah Provinsi
Sekretaris Tim Pelaksana merangkap Kepala Biro Organisasi
anggota
Anggota 1. Inspektur;
2. Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan;
3. Kepala Badan Kepegawaian
Daerah;
4. Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah;
5. Kepala Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah;
6. Kepala Satuan Polisi Pamong
Praja;
7. Kepala Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu satu
Pintu;
8. Kepala Dinas Arsip dan
Perpustakaan;
9. Kepala Dinas Komunikasi dan
Informatika;
10. Kepala Biro Hukum;
11. Kepala Biro Administrasi
Pembangunan Daerah;
12. Kepala Biro Administrasi
Pembangunan Barang dan
Jasa.

74
Tabel 4.42. Kelompok Kerja Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi
No Kelompok Kerja Perangda
1 Kelompok Kerja Area Manejemen 1. Inspektorat;
Perubahan 2. Badan Kepegawaian
Daerah;
3. Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Daerah;
4. Biro Organisasi.
2 Kelompok Kerja Area Penataan 1. Biro Hukum;
Penataan Peraturan Perundang- 2. Satuan Polisi Pamong Praja.
Undangan
3 Kelompok Kerja Area Penataan 1. Badan Perencanaan
dan Penguatan Organisasi Pembangunan Daerah;
2. Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah;
3. Badan Kepegawaian
Daerah;
4. Biro Organisasi;
5. Biro Hukum
4 Kelompok Kerja Area Penataan 1. Dinas Arsip dan
Tatalaksana Perpustakaan;
2. Dinas Komunikasi dan
Informatika;
3. Biro Administrasi
Pengadaan Barang dan
Jasa;
4. Biro Hukum;
5. Biro Organisasi.
5 Kelompok Kerja Area Penataan 1. Badan Kepegawaian
Sistem Manaemen SDM Daerah;
2. Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Daerah;
3. Biro Organisasi.
6 Kelompok Kerja Area Penguatan 1. Inspektorat;
Pengawasan 2. Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Daerah;
3. Biro Organisasi
7 Kelompok Kerja Area Peningkatan 1. Dinas Komunikasi dan
Kualitas Pelayanan Publik Informatika;
2. Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu;
3. Biro Organisasi

75
2. Analisis Resiko dan Pengkomunikasian Peta Resiko
Setiap perubahan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi pasti
tidak bisa berjalan sesuai yang diharapkan. Terdapat berbagai hambatan
untuk mewujudkan hasil dari perubahan dimaksud. Apabila hambatan
tersebut tidak dikenali, diinventarisir dengan baik, dan dicarikan jalan
keluar, maka apa yang diharapkan tentunya tidak dapat berjalan secara
optimal.
Oleh karena itu, pemetaan terhadap hal-hal yang akan menjadi
hambatan capaian Reformasi Birokrasi, perlu dipetakan secara baik
dan dicarikan solusi yang tepat. Beberapa hambatan dalam
pelaksanaan Reformasi Birokrasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.43. Hambatan dan Solusi
No Hambatan Alternatif Solusi
1. Lemahnya komitmen Pimpinan Sosialisasi secara intensif
Perangda dan Aparatur tentang program pelaksanaan
terhadap program Reformasi Reformasi Birokrasi.
Birokrasi.
2. Pelaksanaan Program  Sinergitas program dan
Reformasi Birokrasi berjalan evaluasi secara terpadu.
secara parsial dan  Bentuk task force, untuk
instansional. memacu keberhasilan
program Reformasi Birokrasi.
3. Kurangnya informasi dan Evaluasi secara berkala dan
saluran komunikasi terkait menyampaikan informasi
dengan progress capaian dan hasilnya kepada pimpinan.
hambatan pelaksanaan
Reformasi Birokrasi.
4. Adanya resistensi sebagian  Menciptakan sistem untuk
aparatur untuk melakukan memaksa adanya perubahan.
perubahan karena merasa  Internalisasi tujuan Reformasi
sudah berada pada zona Birokrasi secara berjenjang.
nyaman.

3. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Perangkat Daerah Provinsi


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi nomor 30 tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi
Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, obyek evaluasi Reformasi
Birokrasi tidak hanya Pemerintah Daerah, namun juga Perangkat
Daerah. Hasil evaluasi Pemerintah Daerah dan hasil evaluasi
Perangkat Daerah mempunyai bobot yang sama masing-masing 50%.

76
Evaluasi Reformasi Birokrasi terdiri dari Komponen Pengungkit
(60) dan Komponen Hasil (40). Komponen Pengungkit terdiri dari 8
(delapan) area perubahan, yaitu :
a. Manajemen perubahan (5).
b. Penataan Peraturan Perundang-undangan (5)
c. Penataan dan Penguatan Organisasi (6)
d. Penataan tatalaksana (5).
e. Penataan sistem manajemen Sumber Daya Manusia aparatur (15).
f. Penguatan pengawasan (12).
g. Penguatan akuntabilitas kinerja (6).
h. Peningkatan kualitas pelayanan publik (6).
Sedangkan Komponen Hasil meliputi :
a. Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi (20), terdiri dari 1)
Nilai Akuntabilitas Kinerja (14), 2) Nilai Kapasitas Organisasi (Survei
Internal) (6).
b. Pemerintahan yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, Nepotisme
(10), terdiri dari 1) Nilai persepsi korupsi (survei eksternal) (7), 2)
Opini BPK (3).
c. Kualitas pelayanan publik (10), diperoleh dari nilai persepsi
kualitas pelayanan (survei eksternal).
Seluruh Perangkat Daerah Provinsi wajib menyusun Rencana Aksi
Reformasi Birokrasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-
masing. Rencana Aksi Perangkat Daerah tersebut sebagai bentuk Road
Map Reformasi Birokrasi di tingkat Perangkat Daerah, yang memuat
unsur perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi Reformasi
Birokrasi yang akan dilakukan, disertai indikator dan target yang akan
dicapai selama 5 (lima) tahun ke depan.

77
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

A. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi Reformasi Birokrasi mencakup pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota. Secara lebih jelas disajikan dalam Tabel berikut :
Tabel 5.1. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi

Monitoring
Reformasi
No dan Pelaksana Waktu
Birokrasi
Evaluasi
1. Pemerintah Perangkat Tim Gabungan yang terdiri dari Secara
Provinsi Daerah Perangda Pengampu area terjadwal
Provinsi perubahan Reformasi Birokrasi, pada
leading sector Biro Organisasi. tahun
berjalan
Seluruh  Tim Pokja Reformasi Birokrasi, Setiap
Pelaksanaan leading sector Inspektorat akhir
Reformasi Provinsi, anggota unsur Perangda tahun
Birokrasi Pengampu area perubahan berjalan
Provinsi Reformasi Birokrasi. dan/atau
 Dapat melibatkan Para Pemangku awal
Kepentingan non-pemerintah. tahun
berikutnya
2. Pemerintah Seluruh  Tim Gabungan yang terdiri dari Secara
Kabupaten Pelaksanaan Perangda Pengampu area terjadwal
/ Kota Reformasi perubahan Reformasi Birokrasi, selama
Birokrasi di leading sector Biro Organisasi. tahun
Kabupaten/  Dapat melibatkan Para Pemangku berjalan
Kota Kepentingan non-pemerintah.

B. Anggaran Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi tidak
terlepas dari dukungan anggaran pada masing-masing Perangkat Daerah
Pengampu area perubahan Reformasi Birokrasi. Tanggung jawab
penganggaran untuk pelaksanaan Reformasi Birokrasi Provinsi dan untuk
mendorong percepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kabupaten/Kota
sebagaimana dalam Tabel di bawah ini :
Tabel 5.2. Anggaran Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi
Durasi
No Dukungan Anggaran Tanggung jawab Penganggaran
Waktu
1. Setiap area perubahan Perangda Pengampu area perubahan 12 Bulan
Reformasi Birokrasi Reformasi Birokrasi, melalui
kegiatan masing-masing sesuai
tugas pokok dan fungsinya.

78
Durasi
No Dukungan Anggaran Tanggung jawab Penganggaran
Waktu
2. Keseluruhan Inspektorat Provinsi dan/atau Biro 12 Bulan
pelaksanaan Reformasi Organisasi Setda Provinsi.
Birokrasi Pemerintah
Provinsi
3. Pelaksanaan Reformasi Inspektorat Provinsi dan/atau Biro 12 Bulan
Birokrasi Pemerintah Organisasi Setda Provinsi
Kabupaten/Kota

C. Instrumen Monitoring dan Evaluasi


Instrumen yang digunakan untuk melakukan monitoring dan
evaluasi Reformasi Birokrasi, baik untuk masing-masing area perubahan
Reformasi Birokrasi maupun secara keseluruhan pelaksanaan Reformasi
Birokrasi di Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota
sebagaimana tabel berikut :
Tabel 5.3. Instrumen Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi

Tingkatan
No Instrumen Monev
Monev
1. Monev 1. Kertas Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri
pelaksanaan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dari Kementerian
Reformasi Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Birokrasi, berdasarkan Peraturan Menteri
Provinsi Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi nomor 30 tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun
2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi
Instansi Pemerintah.
2. Instrumen yang diciptakan sendiri berdasarkan
perkembangan kebutuhan data pelaksanaan
Reformasi Birokrasi, dapat berupa :
 Instrumen berbasis elektronik menggunakan
aplikasi e-Reformasi Birokrasi.
 Instrumen digital menggunakan aplikasi berbasis
android, yang dapat diunduh melalui :
https : //pmprb.prov.jateng.go.id
2. Monev 1. Kertas Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi dari Kementerian
Reformasi Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Birokrasi, berdasarkan Peraturan Menteri
Kabupaten/ Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Kota Birokrasi nomor 30 tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun

79
Tingkatan
No Instrumen Monev
Monev
2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi
Instansi Pemerintah.
2. Formulir yang disusun oleh Tim Kelompok Kerja
Reformasi Birokrasi yang berisi indikator Reformasi
Birokrasi untuk Kabupaten/Kota berdasarkan Road
Map Reformasi Birokrasi.
3. Formulir yang disusun oleh Tim Kelompok Kerja
Reformasi Birokrasi untuk melaksanakan survei
kepada masyarakat mengenai pendapat masyarakat
atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kabupaten/Kota.

D. Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi


Laporan dan tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Reformasi Birokrasi, meliputi capaian Reformasi Birokrasi dan langkah
tindak lanjut yang perlu dilaksanakan baik di Pemerintah Provinsi
maupun di Pemerintah Kabupaten/Kota. Ketentuan tentang pelaporan
dan tindak lanjut Reformasi Birokrasi tersebut, sebagaimana dalam Tabel
berikut ini :
Tabel 5.4. Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Evaluasi

No. Aktivitas Penyampaian Laporan Waktu Pelaporan

1. Pelaporan Disampaikan kepada : Setiap akhir


hasil  Gubernur selaku Ketua Tim Pengarah tahun berjalan
monitoring Reformasi Birokrasi Provinsi. dan/atau awal
dan  Sekretaris Daerah Provinsi selaku Ketua tahun
evaluasi Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi berikutnya
Provinsi.
2. Tindak Tindak lanjut terhadap :  Tindak lanjut
lanjut  Capaian sasaran dan area perubahan untuk
hasil Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi, Reformasi
monitoring yang komponennya masih perlu Birokrasi
dan ditingkatkan, dilakukan penanganan/ Provinsi
evaluasi penyelesaian oleh Perangkat Daerah dilakukan
Pengampu sesuai tugas pokok dan penanganan/
fungsinya. penyelesaian
 Capaian sasaran dan area perubahan segera setelah
Reformasi Birokrasi Pemerintah keluar hasil
Kabupaten/ Kota, yang komponennya monitoring dan
masih perlu ditingkatkan, diberikan evaluasi.
rekomendasi berdasarkan hasil  Tindak lanjut
monitoring dan evaluasi, disampaikan untuk
kepada Bupati/Walikota masing-masing Reformasi
untuk mendapatkan penanganan/ Birokrasi

80
No. Aktivitas Penyampaian Laporan Waktu Pelaporan

penyelesaian lebih lanjut. Kabupaten/


Kota dilakukan
penanganan/
penyelesaian
segera setelah
diberikan/
disampaikan
rekomendasi
atas hasil
monitoring dan
evaluasi.

81
BAB VI
PENUTUP

Road Map Reformasi Birokrasi, merupakan rencana rinci atas Misi


kedua Gubenur, yaitu : Mempercepat Reformasi Birokrasi yang Dinamis
serta Memperluas Sasaran ke Pemerintah Kabupaten/Kota dan Program
Kerja ketiga, yaitu : Reformasi Birokrasi di Kabupaten/Kota melalui
Penguatan Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, Sistem
Layanan Terintegrasi.
Perlunya disusun Road Map Reformasi Birokrasi, bukan hanya
semata-mata memenuhi amanat Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi, akan tetapi diharapkan dapat
mengkoordinasikan, mengintegrasikan, dan mensinkronkan berbagai
program yang dilaksanakan oleh pemangku kepentingan. Sehingga
pelaksanaan Reformasi Birokrasi ke depan dapat berjalan secara sinergis,
berkesinambungan, terencana dan terukur.
Dokumen ini tidak akan memiliki makna, jika seluruh strategi dan
kebijakan serta rencana aksi yang telah dituangkan tidak dilaksanakan
oleh para pemangku kepentingan yang terlibat di dalamnya. Oleh karena
itu, perlu ada komitmen bersama untuk melaksanakan seluruh rencana
yang telah dituangkan dalam Road Map Reformasi Birokrasi tersebut.
Untuk itu, diperlukan monitoring dan eveluasi serta pelaporan kepada
Pimpinan secara berkala dan berkesinambungan, agar capaian dan
kendala pelaksananan Reformasi Birokrasi dapat diketahui dan
diantisipasi secara dini apabila terdapat hambatan dalam pelaksanaannya.

GUBERNUR JAWA TENGAH,

GANJAR PRANOWO

82
LAMPIRAN II
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH
NOMOR 28 TAHUN 2019
TENTANG
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PROVINSI JAWA
TENGAH TAHUN 2019-2023

RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI PROVINSI

1. Rencana Aksi Pencapaian Sasaran Reformasi Birokrasi di Pemerintah Provinsi


Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

1. Manajemen Perubahan
a. Penyusunan Strategi
Manajemen Perubahan
 Pembentukan Tim Biro Perangkat Menyusun tim Konsolidasi dan Konsolidasi dan Konsolidasi dan Konsolidasi dan
Reformasi Birokrasi Organisasi Daerah Reformasi koordinasi tim koordinasi tim koordinasi tim koordinasi tim
terkait Birokrasi Provinsi Reformasi Reformasi Birokrasi Reformasi Reformasi Birokrasi
area 2019-2023 Birokrasi Birokrasi
perubahan
Reformasi
Birokrasi
 Penyusunan Road Map Biro Perangkat Menyusun Road Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Reformasi Birokrasi Organisasi Daerah Map Reformasi evaluasi capaian evaluasi capaian evaluasi capaian evaluasi capaian
dan Quick Wins terkait Birokrasi indikator dan indikator dan indikator dan indikator dan
area Rencana Aksi Rencana Aksi Rencana Aksi Rencana Aksi
perubahan Reformasi Reformasi Birokrasi Reformasi Reformasi Birokrasi
Reformasi Birokrasi Birokrasi
Birokrasi
 Penyusunan Rencana Biro Perangkat Menyusun Menyusun Menyusun Rencana Menyusun Menyusun Rencana
Kerja Tahunan Organisasi Daerah Rencana Kerja Rencana Kerja Kerja Reformasi Rencana Kerja Kerja Reformasi
terkait Reformasi Reformasi Birokrasi tahun 2021 Reformasi Birokrasi tahun
area Birokrasi tahun Birokrasi tahun Birokrasi tahun 2023
perubahan 2019 2020 2022
Reformasi
Birokrasi
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

 Sosialisasi Road Map Biro Perangkat Sosialisasi Road - - - -


Reformasi Birokrasi Organisasi Daerah Map Reformasi
terkait Birokrasi
area
perubahan
Reformasi
Birokrasi
 Evaluasi pelaksanaan Inspektorat Perangkat Penilaian Mandiri Penilaian Mandiri Penilaian Mandiri Penilaian Mandiri Penilaian Mandiri
Reformasi Birokrasi Daerah Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
(Penulaian Mandiri terkait Reformasi Reformasi Reformasi Birokrasi Reformasi Reformasi Birokrasi
Pelaksanaan Reformasi area Birokrasi tahun Birokrasi tahun tahun 2021 Birokrasi tahun tahun 2023
Birokrasi) perubahan 2019 2020 2022
Reformasi
Birokrasi
 Pembangunan dan Biro Perangkat Perancangan Pembangu-nan Operasionalisasi Operasiona-lisasi Operasiona-lisasi
operasionalisasi Organisasi Daerah konten aplikasi aplikasi dan dan pengembangan
aplikasi e-Reformasi terkait e-Reformasi e-Reformasi e-Reformasi Birokrasi pengembangan aplikasi
Birokrasi area Birokrasi Birokrasi aplikasi e-Reformasi
perubahan e-Reformasi Birokrasi
Reformasi Birokrasi
Birokrasi
b. Pembangunan Budaya
Integritas
 Sosialisasi Peraturan Inspektorat Seluruh Sosialisasi
Gubernur tentang Perangkat Peraturan
Pembangunan Budaya Daerah Gubernur tentang - - - -
Integritas Pembangunan
Budaya Integritas
 Diklat penyuluh anti Badan Seluruh Diklat penyuluh Diklat penyuluh Diklat penyuluh anti Diklat penyuluh Diklat penyuluh anti
korupsi Pengenbangan Perangkat anti korupsi anti korupsi korupsi anti korupsi korupsi
Sember Daya Daerah
Manusia
Daerah
 Evaluasi budaya Inspektorat Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
integritas Perangkat evaluasi penerapan evaluasi evaluasi penerapan evaluasi evaluasi penerapan
Daerah budaya integritas penerapan budaya integritas penerapan budaya integritas
budaya integritas budaya integritas
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

c. Penataan Pola Pikir dan


Budaya Kerja
 Penetapan nilai-nilai Biro Seluruh Penetapan nilai-
Budaya Kerja Organisasi Perangkat nilai Budaya Kerja
Daerah
 Pembangunan komit- Biro Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
men Perangkat Daerah Organisasi Perangkat evaluasi inovasi evaluasi inovasi evaluasi inovasi evaluasi inovasi evaluasi inovasi
terhadap program Daerah Reformasi Birokrasi Reformasi Reformasi Birokrasi Reformasi Reformasi Birokrasi
Reformasi Birokrasi Perangkat Daerah Birokrasi Perangkat Daerah Birokrasi Perangkat Daerah
Perangkat Daerah Perangkat Daerah
 Evaluasi Budaya Kerja Biro Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Pegawai Organisasi Perangkat evaluasi penerapan evaluasi evaluasi penerapan evaluasi evaluasi penerapan
Daerah budaya kerja penerapan budaya kerja penerapan budaya kerja
Perangkat Daerah budaya kerja Perangkat Daerah budaya kerja Perangkat Daerah
Perangkat Daerah Perangkat
Daerah
2. Penataan Peraturan
Perundang-undangan
Evaluasi dan identifikasi
peraturan perundang-
undangan berkelanjutan
 Penyusunan Perda dan Biro Hukum Seluruh  Pembentukan  Pembentukan  Pembentukan Tim  Pembentukan  Pembentukan Tim
Pergub Perangkat Tim penyusunan Tim penyusunan penyusunan draft Tim penyusunan draft
Daerah draft draft  Rapat koordinasi penyusunan  Rapat koordinasi
 Rapat koordinasi  Rapat  Konsultasi di draft  Konsultasi di
 Konsultasi di koordinasi Kementrian atau  Rapat Kementrian atau
Kementrian atau  Konsultasi di Lembaga terkait koordinasi Lembaga terkait
Lembaga terkait Kementrian  Harmonisasi,  Konsultasi di  Harmonisasi,
 Harmonisasi, atau Lembaga sinkronisasi, Kementrian sinkronisasi,
sinkronisasi, terkait pembulatan draft atau Lembaga pembulatan draft
pembulatan draft  Harmonisasi,  Finalisasi draft terkait  Finalisasi draft
 Finalisasi draft sinkronisasi,  Sosialisasi  Harmonisasi,  Sosialisasi
 Sosialisasi pembulatan sinkronisasi,
draft pembulatan
 Finalisasi draft draft
 Sosialisasi  Finalisasi draft
 Sosialisasi
 Identifikasi produk Biro Hukum Seluruh  Pembentukan  Pembentukan  Pembentukan Tim  Pembentukan  Pembentukan Tim
hukum (tumpang Perangkat Tim penyusunan Tim penyusunan penyusunan draft Tim penyusunan penyusunan draft
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

tindih, bertentangan) Daerah draft draft  Rapat koordinasi draft  Rapat koordinasi
 Rapat koordinasi  Rapat  Konsultasi di  Rapat  Konsultasi di
 Konsultasi di koordinasi Kementrian atau koordinasi Kementrian atau
Kementrian atau  Konsultasi di Lembaga terkait  Konsultasi di Lembaga terkait
Lembaga terkait Kementrian Kementrian
atau Lembaga atau Lembaga
terkait terkait
 Revisi produk hukum Biro Hukum Seluruh  Pembentukan  Pembentukan  Pembentukan Tim  Pembentukan  Pembentukan Tim
Perangkat Tim penyusunan Tim penyusunan draft Tim penyusunan penyusunan draft
Daerah draft penyusunan  Rapat koordinasi draft  Rapat koordinasi
 Rapat koordinasi draft  Konsultasi di  Rapat  Konsultasi di
 Konsultasi di  Rapat Kementrian atau koordinasi Kementrian atau
Kementrian atau koordinasi Lembaga terkait  Konsultasi di Lembaga terkait
Lembaga terkait  Konsultasi di Kementrian
Kementrian atau Lembaga
atau Lembaga terkait
terkait
 Harmonisasi produk Biro Hukum Seluruh  Harmonisasi,  Harmonisasi,  Harmonisasi,  Harmonisasi,  Harmonisasi,
hukum yang Perangkat sinkronisasi, sinkronisasi, sinkronisasi, sinkronisasi, sinkronisasi,
diterbitkan Daerah pembulatan draft pembulatan pembulatan draft pembulatan pembulatan draft
 Finalisasi draft draft  Finalisasi draft draft  Finalisasi draft
 Sosialisasi  Finalisasi draft  Sosialisasi  Finalisasi draft  Sosialisasi
 Sosialisasi  Sosialisasi
 Membangun aplikasi Biro Hukum Seluruh  Pembentukan Tim Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
sistem pengendalian Perangkat  Rapat koordinasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi
produk hukum Daerah  Pembangunan
aplikasi
 Penguatan partisipasi Biro Hukum Seluruh Rapat koordinasi Rapat koordinasi Rapat koordinasi Rapat koordinasi Rapat koordinasi
publik dalam Perangkat
penyusunan kebijakan Daerah
3. Penataan dan Penguatan
Organisasi
 Evaluasi kelembagaan Biro Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Organisasi Perangkat evaluasi evaluasi evaluasi Kelembagaan evaluasi evaluasi
Daerah Kelembagaan Kelembagaan Perangkat Daerah Kelembagaan Kelembagaan
Perangkat Daerah Perangkat Daerah dan penilaian tingkat Perangkat Perangkat Daerah
dan penilaian dan penilaian kematangan Daerah dan dan penilaian
tingkat tingkat oreganisasi daerah penilaian tingkat tingkat kematangan
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

kematangan kematangan kematangan oreganisasi daerah


oreganisasi daerah oreganisasi oreganisasi
daerah daerah
 Penataan kembali Biro Seluruh Penataan Penataan Penataan Penataan Penataan
Perangkat Daerah Organisasi Perangkat kelembagaan kelembagaan kelembagaan kelembagaan kelembagaan
berbasis kinerja Daerah Perangkat Daerah Perangkat Daerah Perangkat Daerah Perangkat Perangkat Daerah
sesuai dinamika sesuai dinamika sesuai dinamika dan Daerah sesuai sesuai dinamika dan
dan kebutuhan dan kebutuhan kebutuhan Daerah dinamika dan kebutuhan Daerah
Daerah Daerah kebutuhan
Daerah
4. Penataan Tatalaksana
 Penyusunan proses Biro Seluruh Menyusun proses Menyusun proses
bisnis Organisasi Perangkat bisnis bisnis - - -
Daerah
 Evaluasi SOP Biro Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Organisasi Perangkat evaluasi dan evaluasi dan evaluasi dan fasilitasi evaluasi dan evaluasi dan
Daerah fasilitasi fasilitasi penyusunan Standar fasilitasi fasilitasi
penyusunan penyusunan Operasional penyusunan penyusunan
Standar Standar Pelayanan Standar Standar Operasional
Operasional Operasional Operasional Pelayanan
Pelayanan Pelayanan Pelayanan
 Evaluasi penerapan Biro Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
proses bisnis Organisasi Perangkat evaluasi penerapan evaluasi evaluasi penerapan
- -
Daerah Proses Bisnis penerapan Proses Proses Bisnis
Bisnis
 Pembinaan penataan Dinas Arsip Seluruh Pembinaan Pembinaan Pembinaan kearsipan Pembinaan Pembinaan
kearsipan dan Perangkat kearsipan pada kearsipan pada pada Perangkat kearsipan pada kearsipan pada
Perpustakaan Daerah Perangkat Daerah Perangkat Daerah Daerah menuju tertib Perangkat Perangkat Daerah
terkait menuju tertib arsip menuju tertib arsip dan terintegrasi Daerah menuju menuju tertib arsip
area dan terintegrasi arsip dan tertib arsip dan dan terintegrasi
perubahan terintegrasi terintegrasi
Reformasi
Birokrasi
 Evaluasi pelaksanaan Dinas Arsip Seluruh Pengawasan Pengawasan Pengawasan Pengawasan Pengawasan
kearsipan Perangkat dan Perangkat kearsipan pada kearsipan pada kearsipan pada kearsipan pada kearsipan pada
Daerah Perpustakaan Daerah Perangkat Daerah Perangkat Daerah Perangkat Daerah Perangkat Perangkat Daerah
terkait untuk mencapai untuk mencapai untuk mencapai Daerah untuk untuk mencapai
area target kategori target kategori target kategori Cukup mencapai target target kategori
perubahan Cukup Cukup kategori Cukup Cukup
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

Reformasi
Birokrasi
 Pembangunan e- Dinas Seluruh Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan
government yang Komunikasi Perangkat infrastruktur infrastruktur infrastruktur infrastruktur infrastruktur
terintegrasi dan Daerah Tehnologi Tehnologi Tehnologi Informasi Tehnologi Tehnologi Informasi
Informatika Informasi dan Informasi dan dan Komunikasi dan Informasi dan dan Komunikasi dan
Komunikasi dan Komunikasi dan pengembangan Komunikasi dan pengembangan
aplikasi yang pengembangan aplikasi yang pengembangan aplikasi yang
terintegrasi aplikasi yang terintegrasi aplikasi yang terintegrasi
terintegrasi terintegrasi
 Penguatan Dinas Seluruh Peningkatan badan Peningkatan Peningkatan badan Peningkatan Peningkatan badan
keterbukaan informasi Komunikasi Perangkat publik yang badan publik publik yang terbuka badan publik publik yang terbuka
publik (open dan Daerah terbuka yang terbuka yang terbuka
government) Informatika
 Evaluasi keterbukaan Dinas Seluruh Pemeringkatan Pemeringkatan Pemeringkatan Pemeringkatan Pemeringkatan
informasi publik (open Komunikasi Perangkat keterbukaan keterbukaan keterbukaan keterbukaan keterbukaan
government) dan Daerah informasi badan informasi badan informasi badan informasi badan informasi badan
Informatika publik publik publik publik publik
 Penerapan e-procurement Biro Seluruh  Penyiapan  Penerapan e-  Penerapan e-  Penerapan e-  Penerapan e-
melalui Unit Kerja Administrasi Perangkat sarpras Pengadaan procurement procurement procurement procurement
Pengadaan Barang Pengadaan Daerah Barang Jasa  persiapan Center  Sebagai Center of  Sebagai Center of  Sebagai Center of
Jasa Barang Jasa  Penerapan e- of Excellence Excellence Pengadaan Excellence Excellence Pengadaan
procurement Pengadaan Barang Barang Jasa Pengadaan Barang Barang Jasa
Jasa Jasa
 Evaluasi pelaksanaan Biro Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
e-procurement Administrasi Perangkat evaluasi evaluasi evaluasi pelaksanaan evaluasi evaluasi
Pengadaan Daerah pelaksanaan e- pelaksanaan e- e-procurement pelaksanaan e- pelaksanaan e-
Barang Jasa procurement procurement procurement procurement
5. Penataan Sistem
Manajemen Sumber
Daya Manusia
a. Umum
 Merencanakan Badan Seluruh Penetapan Penetapan Penetapan kebutuhan Penetapan Penetapan
kebutuhan pegawai Kepegawaian Perangkat kebutuhan kebutuhan pegawai kebutuhan kebutuhan pegawai
Daerah Daerah pegawai pegawai pegawai
 Analisis jabatan dan Biro Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Analisis Beban Kerja Organisasi Perangkat evaluasi evaluasi evaluasi pelaksanaan evaluasi evaluasi
Daerah pelaksanaan pelaksanaan analisis jabatan pelaksanaan pelaksanaan
analisis jabatan analisis jabatan analisis jabatan analisis jabatan
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

Fasilitasi, Fasilitasi, Fasilitasi, Fasilitasi, Fasilitasi,


penyusunan penyusunan penyusunan analisis penyusunan penyusunan analisis
analisis jabatan analisis jabatan jabatan dan analisis analisis jabatan jabatan dan analisis
dan analisis beban dan analisis beban kerja sesuai dan analisis beban kerja sesuai
kerja sesuai beban kerja dinamika dan beban kerja dinamika dan
dinamika dan sesuai dinamika kebutuhan daerah sesuai dinamika kebutuhan daerah
kebutuhan daerah dan kebutuhan dan kebutuhan
daerah daerah
 Proses penerimaan Badan Seluruh Seleksi pengadaan Seleksi Seleksi pengadaan Seleksi Seleksi pengadaan
pegawai yang transparan, Kepegawaian Perangkat Aparatur Sipil pengadaan Aparatur Sipil Negara pengadaan Aparatur Sipil
objektif, akuntabel dan Daerah Daerah Negara secara Aparatur Sipil secara terbuka Aparatur Sipil Negara secara
bebas Korupsi Kolusi dan terbuka Negara secara Negara secara terbuka
Nepotisme terbuka terbuka
 Pengembangan pegawai Badan Seluruh Pelatihan Pelatihan Pelatihan disesuaikan Pelatihan Pelatihan
beReformasi Pengembangan Perangkat disesuaikan disesuaikan dengan kebutuhan disesuaikan disesuaikan dengan
Birokrasiasis Sumber Daya Daerah dengan kebutuhan dengan kompetensi dengan kebutuhan
kompetensi Manusia kompetensi kebutuhan kebutuhan kompetensi
Daerah kompetensi kompetensi
 Promosi jabatan secara Badan Seluruh Pelatintikan Pelatintikan Pelatintikan pejabat Pelatintikan Pelatintikan pejabat
terbuka Kepegawaian Perangkat pejabat pimpinan pejabat pimpinan pimpinan tinggi, pejabat pimpinan pimpinan tinggi,
Daerah Daerah tinggi, pejabat tinggi, pejabat pejabat administrator tinggi, pejabat pejabat
administrator dan administrator dan pengawas secara administrator administrator dan
pengawas secara dan pengawas terbuka sesuai syarat dan pengawas pengawas secara
terbuka sesuai secara terbuka kompetensi, secara terbuka terbuka sesuai syarat
syarat kompetensi, sesuai syarat kualifikasi, rekam sesuai syarat kompetensi,
kualifikasi, rekam kompetensi, jejak jabatan dan kompetensi, kualifikasi, rekam
jejak jabatan dan kualifikasi, persyaratan objektif kualifikasi, jejak jabatan dan
persyaratan rekam jejak lainnya rekam jejak persyaratan objektif
objektif lainnya jabatan dan jabatan dan lainnya
persyaratan persyaratan
objektif lainnya objektif lainnya
 Penetapan sasaran Badan Seluruh Implementasi SKP Implementasi Implementasi SKP Implementasi Implementasi SKP
kerja pegawai Kepegawaian Perangkat SKP SKP
Daerah Daerah
 Penegakan aturan Badan Seluruh Penanganan kasus Penanganan Penanganan kasus Penanganan Penanganan kasus
disiplin, kode etik dan Kepegawaian Perangkat Kepegawaian kasus Kepegawaian kasus Kepegawaian
kode perilaku pegawai Daerah Daerah Kepegawaian Kepegawaian
 Pelaksanaan evaluasi Biro Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
jabatan Organisasi Perangkat evaluasi evaluasi evaluasi implementasi evaluasi evaluasi
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

Daerah implementasi implementasi evaluasi jabatan implementasi implementasi


evaluasi jabatan evaluasi jabatan evaluasi jabatan evaluasi jabatan
 Pengembangan jabatan  Badan Seluruh  Fasilitasi  Fasilitasi  Fasilitasi  Fasilitasi  Fasilitasi
fungsional Kepegawaian Perangkat penghitungan penghitungan penghitungan penghitungan penghitungan
Daerah Daerah formasi jabatan formasi jabatan formasi jabatan formasi jabatan formasi jabatan
 Badan fungsional fungsional fungsional fungsional fungsional
Pengemba-  Pelatihan jabatan  Pelatihan  Pelatihan jabatan  Pelatihan  Pelatihan jabatan
ngan fungsional diikuti jabatan fungsional diikuti jabatan fungsional diikuti
Sumber sertifikasi fungsional sertifikasi fungsional sertifikasi
Daya kompetensi diikuti kompetensi diikuti kompetensi
Manusia  Pelantikan sertifikasi  Pelantikan jabatan sertifikasi  Pelantikan jabatan
Daerah jabatan kompetensi fungsional kompetensi fungsional
 Biro fungsional  Pelantikan  Pelantikan
Organisasi jabatan jabatan
fungsional fungsional
 Sistem informasi kepe- BKD Seluruh Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan
gawaian Perangkat aplikasi sistem aplikasi sistem aplikasi sistem aplikasi sistem aplikasi sistem
Daerah informasi informasi informasi informasi informasi
kepegawaian kepegawaian kepegawaian kepegawaian kepegawaian
b. Proses Pelaksanaan
Remunerasi
b.1 Komponen kinerja
organisasi:
 Pengukuran capaian Biro Seluruh Pengembangan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
realisasi fisik dan Administrasi Perangkat aplikasi e- evaluasi evaluasi pencapaian evaluasi evaluasi pencapaian
anggaran tepat waktu Pembangunan Daerah controlling integrasi pencapaian kinerja program/ pencapaian kinerja program/
Daerah realisasi fisik dan kinerja program/ kegiatan Rencana kinerja program/ kegiatan Rencana
keuangan kegiatan Rencana Kerja Pemerintah kegiatan Rencana Pembangunan
Anggaran Kerja Pemerintah Daerah tahun 2021 Kerja Pemerintah Jangka Menengah
Pendapatan dan Daerah tahun Daerah tahun Daerah tahun 2018-
Belanja Daerah 2020 2022 2023
dengan pencapaian
target indikator
program/ kegiatan
 Pengukuran capaian Biro Seluruh Pengumpulan Pengumpulan Pengumpulan Pengumpulan Pengumpulan
realisasi Indikator Organisasi Perangkat Laporan Kinerja Laporan Kinerja Laporan Kinerja Laporan Kinerja Laporan Kinerja
Kinerja Utama Daerah Instansi Instansi Instansi Pemerintah Instansi Instansi Pemerintah
Organisasi Perangkat Pemerintah dan Pemerintah dan dan Monitoring dan Pemerintah dan dan Monitoring dan
Daerah tepat waktu Monitoring dan Monitoring dan evaluasi kinerja Monitoring dan evaluasi kinerja
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

evaluasi kinerja evaluasi kinerja dalam sistem e- evaluasi kinerja dalam sistem e-
dalam sistem e- dalam sistem e- Sistem Akuntabilitas dalam sistem e- Sistem Akuntabilitas
Sistem Sistem Kinerja Instansi Sistem Kinerja Instansi
Akuntabilitas Akuntabilitas Pemerintah Akuntabilitas Pemerintah
Kinerja Instansi Kinerja Instansi Kinerja Instansi
Pemerintah Pemerintah Pemerintah
 Penyelesaian Tindak Inspektorat Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Lanjut Hasil Perangkat evaluasi, evaluasi, evaluasi, evaluasi, evaluasi,
Pemeriksaan Daerah pemutahiran data pemutahiran data pemutahiran data pemutahiran pemutahiran data
Inspektorat dan pengawasan dan pengawasan dan pengawasan data dan dan pengawasan
daerah daerah daerah pengawasan daerah
daerah
b.2 Komponen Kinerja
Individu:
 Penyusunan evaluasi Biro Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
jabatan (info faktor, Organisasi Perangkat evaluasi evaluasi evaluasi implementasi evaluasi evaluasi
kelas jabatan, harga Daerah implementasi hasil implementasi hasil evaluasi jabatan implementasi implementasi hasil
jabatan) evaluasi jabatan hasil evaluasi hasil evaluasi evaluasi jabatan
jabatan jabatan
 Melakukan pemetaan Badan Seluruh Penyusunan Penilaian Penilaian potensi/ Penilaian Penilaian potensi/
kompetensi Kepegawaian Perangkat Computer Assisted potensi/ kompetensi Pegawai potensi/ kompetensi Pegawai
Daerah Daerah Test Psikometri kompetensi Negeri Sipil kompetensi Negeri Sipil
penilaian potensi/ Pegawai Negeri Pegawai Negeri
kompetensi Sipil Sipil
Pegawai Negeri
Sipil
 Penyusunan laporan Badan Seluruh Uji coba Uji coba Implementasi aplikasi Implementasi Implementasi
kinerja individu Kepegawaian Perangkat implementasi implementasi Sinita (Sistem aplikasi Sinita aplikasi Sinita
Daerah Daerah aplikasi Sinita aplikasi Sinita Informasi Penilaian (Sistem Informasi (Sistem Informasi
(Sistem Informasi (Sistem Informasi Prestasi Kerja) Penilaian Prestasi Penilaian Prestasi
Penilaian Prestasi Penilaian Prestasi Kerja) Kerja)
Kerja) Kerja)
 Tunjangan Kinerja Badan Seluruh Penyusunan dan Penerapan Evaluasi dan Evaluasi dan Evaluasi dan
Pengelola Perangkat perhitungan Tunjangan penyesuaian penyesuaian penyesuaian
Keuangan dan Daerah Tunjangan Kinerja Kinerja Tunjangan Kinerja Tunjangan Tunjangan Kinerja
Aset Daerah Kinerja
6. Penguatan Akuntabilitas
 Penyusunan Rencana Badan Seluruh  Pembahasan Evaluasi Paruh  Penyusunan
Pembangunan Jangka Perencanaan Perangkat Raperda Rencana Waktu Perda Rencana Rancangan
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

Menengah Daerah Pembangunan Daerah Pembangunan Pembangunan Jangka Teknokratik


Daerah Jangka Menengah Daerah Rencana
Menengah Pembangunan
Daerah 2018- Jangka Menengah
2023 dengan Daerah periode
Pansus Dewan selanjutnya
Perwakilan  Evaluasi Akhir
Rakyar Daerah periode Rencana
 Evaluasi Pembangunan
Rencana Jangka Menengah
Peraturan Daerah
Daerah Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah 2018-
2023 di
Kementerian
Dalam Negeri
 Publikasi
Peraturan
Daerah Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah 2018-
2023
 Peningkatan partisipasi Badan Seluruh  Konsultasi  Konsultasi Publik  Konsultasi Publik  Konsultasi  Konsultasi Publik
publik dalam proses Perancanaan Perangkat Publik dan dan pembukaan dan pembukaan Publik dan dan pembukaan
perencanaan dan Daerah pembukaan masa masa Musyawarah pembukaan masa Musyawarah
Pembangunan masa Musyawarah rencana masa rencana
Daerah Musyawarah rencana pembangunan Musyawarah pembangunan
rencana pembangunan Rencana Kerja rencana Rencana Kerja
pembangunan Rencana Kerja Perangkat Daerah pembangunan Perangkat Daerah
Rencana Kerja Perangkat 2022 Rencana Kerja 2024
Perangkat Daerah 2021  Musyawarah rencana Perangkat  Musyawarah
Daerah 2020  Musyawarah pembangunan Daerah 2023 rencana
 Musyawarah rencana wilayah Rencana  Musyawarah pembangunan
rencana pembangunan Kerja Perangkat rencana wilayah Rencana
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

pembangunan wilayah Rencana Daerah 2022 pembangunan Kerja Perangkat


wilayah Rencana Kerja Perangkat  Musyawarah rencana wilayah Rencana Daerah 2024
Kerja Perangkat Daerah 2021 pembangunan Kerja Perangkat  Musyawarah
Daerah 2020  Musyawarah Rencana Kerja Daerah 2023 rencana
 Musyawarah rencana Perangkat Daerah  Musyawarah pembangunan
rencana pembangunan 2022 rencana Rencana Kerja
pembangunan Rencana Kerja pembangunan Perangkat Daerah
Rencana Kerja Perangkat Rencana Kerja 2024
Perangkat Daerah 2021 Perangkat
Daerah 2020 Daerah 2023
 Penyusunan Rencana Badan Seluruh  Verifikasi Pengendalian Pengendalian Pengendalian  Evaluasi Akhir
Strategis Perangkat Perancanaan Perangkat Rancangan akhir Pelaksanaan Pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Rencana Strategis
Daerah dan Daerah Rencana Rencana Strategis Strategis Perangkat Rencana Strategis  Penyusunan
Pembangunan Strategis Perangkat Daerah Daerah Perangkat rancangan
Daerah Perangkat Daerah Teknokratik
Daerah 2018- Rencana Strategis
2023 Perangkat Daerah
 Penetapan
Rencana
Strategis
Perangkat
Daerah 2018-
2023 dengan
Peraturan
Gubernur
 Pengintegrasian Sistem Dinas Seluruh Pembangunan Operasional Operasional aplikasi Operasional Operasional aplikasi
aplikasi e-Sistem Komunikasi Perangkat aplikasi e- Sistem aplikasi e- Sistem e- Sistem aplikasi e- Sistem e- Sistem
Akuntabilitas Kinerja dan Daerah Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas Akuntabilitas
Instansi Pemerintah Informatika Kinerja Instansi Kinerja Instansi Instansi Pemerintah Kinerja Instansi Kinerja Instansi
dalam Govenment Biro Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Resource management Organisasi
System
 Penyusunan Indikator Biro Seluruh  Pembentukan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Kinerja Utama Organisasi Perangkat Tim penyusun evaluasi evaluasi ketercapaian evaluasi evaluasi
Pemerintah Provinsi Daerah Indikator Kinerja ketercapaian Indikator Kinerja ketercapaian ketercapaian
dan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama apabila perlu Indikator Kinerja Indikator Kinerja
Utama Perangkat  Perumusan Utama apabila direviu Utama apabila Utama apabila perlu
Daerah Indikator Kinerja perlu direviu perlu direviu direviu
yang stratejik
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

 Penetapan
Indikator Kinerja
Utama
 Penyusunan Rencana Biro Seluruh Pencermatan data Pencermatan Pencermatan data Pencermatan Pencermatan data
Kinerja Tahunan Organisasi Perangkat untuk disusun data untuk untuk disusun data untuk untuk disusun
Daerah menjadi Rencana disusun menjadi menjadi Rencana disusun menjadi menjadi Rencana
Kinerja Tahunan Rencana Kinerja Kinerja Tahunan Rencana Kinerja Kinerja Tahunan
Tahunan Tahunan
 Penyusunan Perjanjian Biro Seluruh Pencermatan data Pencermatan data Pencermatan data Pencermatan data Pencermatan data
Kinerja Pejabat Pimpin- Organisasi Perangkat untuk disusun untuk disusun untuk disusun menjadi untuk disusun untuk disusun
an Tinggi, Adminis- Daerah menjadi Perjanjian menjadi Perjanjian Perjanjian Kinerja dan menjadi Perjanjian menjadi Perjanjian
trator dan Pengawas Kinerja dan Kinerja dan penandatangan Kinerja dan Kinerja dan
penandatangan penandatangan Perjanjian Kinerja serta penandatangan penandatangan
Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja Monitoring dan Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja
serta Monitoring serta Monitoring evaluasi ketercapaian serta Monitoring serta Monitoring dan
dan evaluasi dan evaluasi Perjanjian Kinerja dan evaluasi evaluasi
ketercapaian ketercapaian ketercapaian ketercapaian
Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja
 Penyusunan laporan Biro Seluruh  Penyusunan  Penyusunan  Penyusunan  Penyusunan  Penyusunan
akuntabilitas kinerja Organisasi Perangkat Laporan Kinerja Laporan Kinerja Laporan Kinerja Laporan Kinerja Laporan Kinerja
Pemerintah Provinsi, Daerah Instansi Instansi Instansi Pemerintah Instansi Instansi
Perangkat Daerah, Pemerintah Pemerintah Provinsi oleh Tim Pemerintah Pemerintah
Administrator dan Provinsi oleh Tim Provinsi oleh dan Laporan Kinerja Provinsi oleh Provinsi oleh Tim
Pengawas dan Laporan Tim dan Instansi Pemerintah Tim dan dan Laporan
Kinerja Instansi Laporan Kinerja Perangkat Daerah Laporan Kinerja Kinerja Instansi
Pemerintah Instansi oleh masing-masing Instansi Pemerintah
Perangkat Pemerintah Perangkat Daerah Pemerintah Perangkat Daerah
Daerah oleh Perangkat  Penyusunan Laporan Perangkat oleh masing-
masing-masing Daerah oleh Kinerja Instansi Daerah oleh masing Perangkat
Perangkat masing-masing Pemerintah masing-masing Daerah
Daerah Perangkat administrator dan Perangkat  Penyusunan
 Penyusunan Daerah pengawas oleh Daerah Laporan Kinerja
Laporan Kinerja  Penyusunan masing-masing  Penyusunan Instansi
Instansi Laporan Kinerja pejabat Laporan Kinerja Pemerintah
Pemerintah Instansi  Reviu Laporan Instansi administrator dan
administrator Pemerintah Kinerja Instansi Pemerintah pengawas oleh
dan pengawas administrator Pemerintah Provinsi administrator masing-masing
oleh masing- dan pengawas dan Perangkat dan pengawas pejabat
masing pejabat oleh masing- Daerah oleh oleh masing-  Reviu Laporan
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

 Reviu Laporan masing pejabat Inspektorat masing pejabat Kinerja Instansi


Kinerja Instansi  Reviu Laporan  Reviu Laporan Pemerintah
Pemerintah Kinerja Instansi Kinerja Instansi Provinsi dan
Provinsi dan Pemerintah Pemerintah Perangkat Daerah
Perangkat Provinsi dan Provinsi dan oleh Inspektorat
Daerah oleh Perangkat Perangkat
Inspektorat Daerah oleh Daerah oleh
Inspektorat Inspektorat
 Evaluasi pelaksanaan Inspektorat Seluruh Evaluasi Sistem Evaluasi Sistem Evaluasi Sistem Evaluasi Sistem Evaluasi Sistem
Sistem Akuntabilitas Perangkat Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas Akuntabilitas
Kinerja Instansi Daerah Kinerja Instansi Kinerja Instansi Instansi Pemerintah Kinerja Instansi Kinerja Instansi
Pemerintah Perangkat Pemerintah Pemerintah seluruh Perangkat Pemerintah Pemerintah seluruh
Daerah seluruh Perangkat seluruh Daerah seluruh Perangkat Daerah
Daerah Perangkat Daerah Perangkat
Daerah
7. Penguatan Pengawasan
 Pemenuhan pelaporan Inspektorat Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Laporan Harta Perangkat evaluasi dan evaluasi dan evaluasi dan evaluasi dan evaluasi dan
Kekayaan Daerah pendampingan pendampingan pendampingan pendampingan pendampingan
Penyelenggara Negara pengisian Laporan pengisian pengisian Laporan pengisian pengisian Laporan
dan Laporan Harta Harta Kekayaan Laporan Harta Harta Kekayaan Laporan Harta Harta Kekayaan
Kekayaan Aparatur Penyelenggara Kekayaan Penyelenggara Negara Kekayaan Penyelenggara
Sipil Negara Negara dan Penyelenggara dan Laporan Harta Penyelenggara Negara dan Laporan
Laporan Harta Negara dan Kekayaan Aparatur Negara dan Harta Kekayaan
Kekayaan Aparatur Laporan Harta Sipil Negara Laporan Harta Aparatur Sipil
Sipil Negara Kekayaan Kekayaan Negara
Aparatur Sipil Aparatur Sipil
Negara Negara
 Penanganan Gratifikasi Inspektorat Seluruh Laporan Gratifikasi Laporan Laporan Gratifikasi ke Laporan Laporan Gratifikasi
Perangkat ke Komisi Gratifikasi ke Komisi Pemberantasan Gratifikasi ke ke Komisi
Daerah Pemberantasan Komisi Korupsi Komisi Pemberantasan
Korupsi Pemberantasan Pemberantasan Korupsi
Korupsi Korupsi
 Opini Badan Pemeriksa Badan Seluruh  Rekonsiliasi Data  Rekonsiliasi  Rekonsiliasi Data  Rekonsiliasi  Rekonsiliasi Data
Keuangan atas laporan Pengelola Perangkat Realisasi Dana Data Realisasi Realisasi Dana Data Realisasi Realisasi Dana
keuangan Keuangan Daerah Transfer Dana Transfer Transfer Dana Transfer Transfer
dan Aset Kabupaten/Kota Kabupaten/ Kabupaten/Kota Kabupaten/ Kabupaten/ Kota
Daerah  Rekonsiliasi Data Kota  Rekonsiliasi Data Kota  Rekonsiliasi Data
Realisasi Kas  Rekonsiliasi Realisasi Kas  Rekonsiliasi Realisasi Kas
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

Sekolah Data Realisasi Sekolah Data Realisasi Sekolah


 Rekonsiliasi Data Kas Sekolah  Rekonsiliasi Data Kas Sekolah  Rekonsiliasi Data
Realisasi  Rekonsiliasi Realisasi  Rekonsiliasi Realisasi
Pendapatan dan Data Realisasi Pendapatan dan Data Realisasi Pendapatan dan
Belanja Pendapatan Belanja Perangkat Pendapatan Belanja Perangkat
Perangkat dan Belanja Daerah dan Belanja Daerah
Daerah Perangkat  Pembinaan Perangkat  Pembinaan
 Pembinaan Daerah Pengelolaan Daerah Pengelolaan
Pengelolaan  Pembinaan keuangan kepada  Pembinaan keuangan kepada
keuangan Pengelolaan Kabupaten/Kota Pengelolaan Kabupaten/ Kota
kepada keuangan dan Perangkat keuangan dan Perangkat
Kabupaten/ Kota kepada Daerah kepada Daerah
dan Perangkat Kabupaten/  Penguatan Sistem Kabupaten/  Penguatan Sistem
Daerah Kota dan Pengelolaan Kota dan Pengelolaan
 Penguatan Perangkat Keuangan Daerah Perangkat Keuangan Daerah
Sistem Daerah Daerah
Pengelolaan  Penguatan  Penguatan
Keuangan Sistem Sistem
Daerah Pengelolaan Pengelolaan
Keuangan Keuangan
Daerah Daerah
 Audit laporan keuangan Inspektorat Seluruh Review Laporan Review Laporan Review Laporan Review Laporan Review Laporan
Perangkat Keuangan Keuangan Keuangan Pemerintah Keuangan Keuangan
Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Pemerintah Daerah
Daerah Daerah
 Penanganan benturan Inspektorat Seluruh Penyusunan Penerapan Penerapan aplikasi Penerapan Penerapan aplikasi
kepentingan Perangkat Kebijakan aplikasi Benturan Benturan aplikasi Benturan Benturan
Daerah Benturan Kepentingan Kepentingan Kepentingan Kepentingan
Kepentingan
 Pengelolaan Whistle Inspektorat Seluruh Penyusunan Penerapan Penerapan aplikasi Penerapan Penerapan aplikasi
Blowing System Perangkat kebijakan Whistle aplikasi Whistle Whistle Blowing aplikasi Whistle Whistle Blowing
Daerah Blowing System Blowing System System Blowing System System
 Penerapan Sistem Inspektorat Seluruh Penyusunan Penyusunan Penyusunan Rencana Penyusunan Penyusunan
Pengendalian Intern Perangkat Rencana Tindak Rencana Tindak Tindak Pengendalian Rencana Tindak Rencana Tindak
Pemerintah Daerah Pengendalian dan Pengendalian dan dan evaluasi Sistem Pengendalian dan Pengendalian dan
evaluasi Sistem evaluasi Sistem Pengendalian Intern evaluasi Sistem evaluasi Sistem
Pengendalian Pengendalian Pemerintah Pengendalian Pengendalian Intern
Intern Pemerintah Intern Intern Pemerintah
Pemerintah Pemerintah
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

 Peningkatan Inspektorat Seluruh Pembinaan dan Pembinaan dan Pembinaan dan Pembinaan dan Pembinaan dan
kapabilitas Aparatur Perangkat Assesment dengan Assesment Assesment dengan Assesment Assesment dengan
Pengawas Instansi Daerah Badan Pengawas dengan Badan Badan Pengawas dengan Badan Badan Pengawas
Pemerintah Keuangan dan Pengawas Keuangan dan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan Keuangan dan Pembangunan Keuangan dan Pembangunan
Pembangunan Pembangunan
 Penyelesaian tindak Inspektorat Seluruh Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
lanjut pengaduan Perangkat evaluasi evaluasi evaluasi Tindaklanjut evaluasi evaluasi
masyarakat Daerah Tindaklanjut Tindaklanjut pengaduan Tindaklanjut Tindaklanjut
pengaduan pengaduan masyarakat pengaduan pengaduan
masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat
 Pembangunan Zona  Inspektorat Seluruh Asistensi dan Asistensi dan Asistensi dan Asistensi dan Asistensi dan
Integritas (Wilayah  Biro Perangkat assesment oleh TPI assesment oleh assesment oleh TPI assesment oleh assesment oleh TPI
Bebas Korupsi dan Organisasi Daerah untuk Perangkat TPI untuk untuk Perangkat TPI untuk untuk Perangkat
Wilayah Bersih Bebas Daerah yang Perangkat Daerah Daerah yang Perangkat Daerah yang
Melayani) dicalonkan yang dicalonkan dicalonkan Wilayah Daerah yang dicalonkan Wilayah
Wilayah Bebas Wilayah Bebas Bebas Korupsi / dicalonkan Bebas Korupsi /
Korupsi / Wilayah Korupsi / Wilayah Bersih Bebas Wilayah Bebas Wilayah Bersih
Bersih Bebas Wilayah Bersih Melayani Korupsi / Bebas Melayani
Melayani Bebas Melayani Wilayah Bersih
Bebas Melayani
 Pengukuran integritas Inspektorat Seluruh Survey Survey Survey bekerjasama Survey Survey bekerjasama
organisasi dan jabatan Perangkat bekerjasama bekerjasama dengan Komisi bekerjasama dengan Komisi
Daerah dengan Komisi dengan Komisi Pemberantasan dengan Komisi Pemberantasan
Pemberantasan Pemberantasan Korupsi Pemberantasan Korupsi
Korupsi Korupsi Korupsi
8. Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik
1. Pembangunan sistem  Dinas Seluruh  Pengembangan  Pengembangan  Peningkatan  Pengembangan  Pengembangan
aplikasi pelayanan Komunikasi Perangkat Tracking System perizinan online mekanisme kerja SIAP JATENG Aplikasi Survei
publik yang dan Daerah  Pengembangan non Online Single end to end Android Ver 2.0 Kepuasan
terintegrasi (aplikasi Informatika Short Message Submission  Pengembangan e-  Integrasi Masyarakat Dinas
SIAP JATENG)  Dinas Service Gateway Tahap II Filling/ arsip digital dengan data Penanaman Modal
Penanaman  Pengaktifan (Penambahan perizinan Geographic dan Pelayanan
Modal dan Konfirmasi jumlah izin Information Terpadu Satu Pintu
Pelayanan Status Wajib online) System terkait Provinsi
Terpadu Pajak  Pengembangan kebutuhan
Satu Pintu Digital Signature RTRW
(sesuai jumlah Kabupatenupat
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

izin online) en/Kota


 Pengembangan e-
Warning System
SIAP JATENG
2. Kegiatan Survey Biro Seluruh Perumusan Evaluasi Evaluasi Kebijakan, Evaluasi Evaluasi Kebijakan,
Kepuasan Organisasi Perangkat Kebijakan, Kebijakan, Pengembangan Sistem Kebijakan, Pengembangan
Masyarakat. Daerah Pengembangan Pengembangan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem dan
Sistem dan Sistem dan Survey Kepuasan Sistem dan Pelaksanaan Survey
Pelaksanaan Survey Pelaksanaan Masyarakat Pelaksanaan Kepuasan
Kepuasan Survey Kepuasan Survey Kepuasan Masyarakat
Masyarakat Masyarakat Masyarakat
3. Kegiatan Peningkatan Biro Seluruh
Kinerja Unit Organisasi Perangkat
Pelayanan Publik Daerah
a. Penerapan reward/ Biro Seluruh Perumusan Evaluasi Evaluasi Kebijakan Evaluasi Evaluasi Kebijakan
punishment untuk Organisasi Perangkat Kebijakan dan Kebijakan dan dan Pelaksanaan Kebijakan dan dan Pelaksanaan
pemberi layanan Daerah Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
dan konpensasi
untuk penerima
layanan
b. Penerapan Biro Seluruh Perumusan Evaluasi Evaluasi Kebijakan Evaluasi Evaluasi Kebijakan
standardisasi Organisasi Perangkat Kebijakan dan Kebijakan dan dan Pelaksanaan Kebijakan dan dan Pelaksanaan
prosedur Daerah Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
pengelolaan
pengaduan dan
pelayanan
c. Penerapan Biro Seluruh Perumusan Evaluasi Evaluasi Kebijakan Evaluasi Evaluasi Kebijakan
maklumat Organisasi Perangkat Kebijakan dan Kebijakan dan dan Pelaksanaan Kebijakan dan dan Pelaksanaan
pelayanan Daerah Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
4. Kegiatan Pengelolaan Biro Seluruh
Pengaduan Organisasi Perangkat
Pelayanan Publik Daerah
a. Monitoring dan Biro Seluruh Perumusan Evaluasi Evaluasi Kebijakan Evaluasi Evaluasi Kebijakan
evaluasi respon time Organisasi Perangkat Kebijakan dan Kebijakan dan dan Pelaksanaan Kebijakan dan dan Pelaksanaan
pengaduan pelaya- Daerah Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
nan
b. Monitoring dan Biro Seluruh Perumusan Evaluasi Evaluasi Kebijakan Evaluasi Evaluasi Kebijakan
evaluasi Tindak Organisasi Perangkat Kebijakan dan Kebijakan dan dan Pelaksanaan Kebijakan dan dan Pelaksanaan
Lanjut dan Daerah Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
Area Perubahan, Perangkat Daerah Terkait Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

penyelesaian
pengaduan
pelayanan
5. Kegiatan Biro Seluruh
pengembangan Organisasi Perangkat
inovasi pelayanan Daerah
publik
a. Pengembangan Biro Seluruh Perumusan Evaluasi Evaluasi Kebijakan Evaluasi Evaluasi Kebijakan
Budaya Inovasi Organisasi Perangkat Kebijakan dan Kebijakan dan dan Pengembangan Kebijakan dan dan Pengembangan
Daerah Pengembangan Pengembangan Jaringan Inovasi Pengembangan Jaringan Inovasi
Jaringan Inovasi Jaringan Inovasi Pelayanan Publik Jaringan Inovasi Pelayanan Publik
Pelayanan Publik Pelayanan Publik Pelayanan Publik
b. Kompetisi Inovasi Biro Seluruh Mendorong dan Mendorong dan Mendorong dan Mendorong dan Mendorong dan
Pelayanan Publik Organisasi Perangkat Memfasilitasi Memfasilitasi Memfasilitasi Memfasilitasi Memfasilitasi
Tingkat Nasional Daerah Perangkat Daerah Perangkat Daerah Perangkat Daerah Perangkat Perangkat Daerah
Daerah
c. Kompetisi Inovasi Biro Seluruh Perumusan Evaluasi Evaluasi Kebijakan, Evaluasi Evaluasi Kebijakan,
Pelayanan Publik Organisasi Perangkat Kebijakan, Kebijakan, pengembangan sistem Kebijakan, pengembangan
Tingkat Provinsi Daerah pengembangan pengembangan dan Penyempurnaan pengembangan sistem dan
sistem dan sistem dan Pelaksanaan sistem dan Penyempurnaan
Pelaksanaan Penyempurnaan Penyempurnaan Pelaksanaan
Pelaksanaan Pelaksanaan
d. Peningkatan Inova- Biro Seluruh Perumusan Evaluasi Kebijakan Evaluasi Kebijakan Evaluasi Kebijakan Evaluasi Kebijakan
si layanan lang- Organisasi Perangkat Kebijakan dan dan dan Penyempurnaan dan dan Penyempurnaan
sung/ jemput bola Daerah Pelaksanaan Penyempurnaan Pelaksanaan Penyempurnaan Pelaksanaan
(direct service) Pelaksanaan Pelaksanaan
2. Rencana Aksi Pencapaian Sasaran Reformasi Birokrasi di Pemerintah Kabupaten/Kota
Area Perubahan, Perangkat Daerah/Pihak
Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub Terkait
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023
1. Manajemen Perubahan
Perangkat Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi
 Koordinasi/fasilitasi
Biro Daerah pembentukan Tim pembentukan Tim pembentukan Tim pembentukan Tim pembentukan Tim
pembentukan Tim
Organisasi Kabupaten/ Reformasi Reformasi Reformasi Reformasi Reformasi
Reformasi Birokrasi
Kota terkait Birokrasi Birokrasi Birokrasi Birokrasi Birokrasi
Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi
 Koordinasi/fasilitasi Perangkat
penyusunan penyusunan penyusunan penyusunan penyusunan
penyusunan rencana Biro Daerah
rencana kerja Tim rencana kerja Tim rencana kerja Tim rencana kerja Tim rencana kerja Tim
kerja Tim Reformasi Organisasi Kabupaten/
Reformasi Reformasi Reformasi Reformasi Reformasi
Birokrasi Kota terkait
Birokrasi Birokrasi Birokrasi Birokrasi Birokrasi
Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi
Perangkat
 Koordinasi/fasilitasi Penyusunan Penyusunan Penyusunan Penyusunan Penyusunan
Biro Daerah
penyusunan Road Map RoadMap Roadmap Roadmap Roadmap Roadmap
Organisasi Kabupaten/
Reformasi Birokrasi Reformasi Reformasi Reformasi Reformasi Reformasi
Kota terkait
Birokrasi Birokrasi Birokrasi Birokrasi Birokrasi
Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan
 Koordinasi/fasilitasi Perangkat pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan
pelaksanaan Penilaian Daerah Penilaian Mamdiri Penilaian Mamdiri Penilaian Mamdiri Penilaian Mamdiri Penilaian Mamdiri
Inspektorat
Mamdiri Pelaksanaan Kabupaten/ Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi Kota terkait Reformasi Reformasi Reformasi Reformasi Reformasi
Birokrasi Birokrasi Birokrasi Birokrasi Birokrasi
 Koordinasi/fasilitasi Perangkat Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi
penguatan mind set dan Biro Daerah penguatan mind penguatan mind penguatan mind penguatan mind penguatan mind
culture set aparatur Organisasi Kabupaten/ set dan culture set set dan culture set set dan culture set set dan culture set set dan culture set
Kota terkait aparatur aparatur aparatur aparatur aparatur
Penataan Peraturan
2.
Perundang-undangan
 Penyelengga raan  Penyelengga raan  Penyelengga raan
 Koordinasi/fasilitasi  Penyelengga raan  Penyelengga raan
Rapat koordinasi Rapat koordinasi Rapat koordinasi
identifikasi dan penye- Rapat koordinasi Rapat koordinasi
Kabupaten./ Kabupaten./ Kabupaten./
suaian produk hukum Perangkat Kabupaten./Kota Kabupaten./Kota
Kota Kota Kota
yang masih tumpang Daerah  Fasilitasi  Fasilitasi
Biro Hukum  Fasilitasi  Fasilitasi  Fasilitasi
tindih, tidak optimal Kabupaten/ Rencana Rencana
Rencana Rencana Rencana
pelaksa-naannya, Kota terkait Peraturan Peraturan
Peraturan Peraturan Peraturan
disharmoni antar Daerah Daerah
Daerah Daerah Daerah
peraturan Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/ Kota
Area Perubahan, Perangkat Daerah/Pihak
Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub Terkait
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023
Perangkat
Evaluasi Rencana Evaluasi Rencana Evaluasi Rencana Evaluasi Rencana Evaluasi Rencana
 Evaluasi produk hukum Daerah
Biro Hukum Peraturan Daerah Peraturan Daerah Peraturan Daerah Peraturan Daerah Peraturan Daerah
yang akan diterbitkan Kabupaten/
Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota
Kota terkait
 Koordinasi/fasilitasi Perangkat Rapat koordinasi evaluasi sistem evaluasi sistem evaluasi sistem
evaluasi sistem
membangun sistem pe- Daerah pembangunan pengendalian pengendalian pengendalian
Biro Hukum pengendalian
ngendalian produk Kabupaten/ sistem pengendalian produk hukum produk hukum produk hukum
produk hukum
hukum Kota terkait produk hukum
Penataan dan Penguatan
3.
Organisasi
Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
evaluasi dan evaluasi dan evaluasi dan evaluasi dan evaluasi dan
Perangkat
fasilitasi penilaian fasilitasi penilaian fasilitasi penilaian fasilitasi penilaian fasilitasi penilaian
 Koordinasi/fasilitasi Biro Daerah
tingkat tingkat tingkat tingkat tingkat
evaluasi kelembagaan Organisasi Kabupaten/
kematangan kematangan kematangan kematangan kematangan
Kota terkait
organisasi organisasi organisasi organisasi organisasi
Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota
Fasilitasi penataan Fasilitasi penataan Fasilitasi penataan Fasilitasi penataan Fasilitasi penataan
kelembagaan kelembagaan kelembagaan kelembagaan kelembagaan
Perangkat
 Pengendalian dan Perangkat Daerah Perangkat Daerah Perangkat Daerah Perangkat Daerah Perangkat Daerah
Biro Daerah
pengawasan penataan Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota
Organisasi Kabupaten/
Perangkat Daerah sesuai dinamika sesuai dinamika sesuai dinamika sesuai dinamika sesuai dinamika
Kota terkait
dan kebutuhan dan kebutuhan dan kebutuhan dan kebutuhan dan kebutuhan
daerah daerah daerah daerah daerah
4. Penataan Tatalaksana
 Koordinasi/fasilitasi
perluasan penerapan e-
Dinas Perangkat Pembinaan Pembinaan Pembinaan Pembinaan Pembinaan
government yang
Komunikasi Daerah penerapan e- penerapan e- penerapan e- penerapan e- penerapan e-
terintegrasi (antar
dan Kabupaten/ government yang government yang government yang government yang government yang
instansi dan dapat
Informatika Kota terkait terintegrasi terintegrasi terintegrasi terintegrasi terintegrasi
diakses oleh
masyarakat)
Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi
 Fasilitasi penyusunan Biro Kabupaten/
penyusunan penyusunan penyusunan penyusunan penyusunan
proses bisnis Organisasi Kota terkait
proses bisnis proses bisnis proses bisnis proses bisnis proses bisnis
Evaluasi
Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi
 Evaluasi penerapan Biro Kabupaten/ penerapan proses
penerapan proses penerapan proses penerapan proses penerapan proses
proses bisnis Organisasi Kota terkait bisnis
bisnis bisnis bisnis bisnis
Area Perubahan, Perangkat Daerah/Pihak
Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub Terkait
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023
Fasilitasi dan Fasilitasi dan Fasilitasi dan Fasilitasi dan Fasilitasi dan
Perangkat
 Fasilitasi dan evaluasi Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Biro Daerah
Standar Prosedur evaluasi Standar evaluasi Standar evaluasi Standar evaluasi Standar evaluasi Standar
Organisasi Kabupaten/
Opersional Prosedur Prosedur Prosedur Prosedur Prosedur
Kota terkait
Opersional Opersional Opersional Opersional Opersional
Pengawasan Pengawasan Pengawasan Pengawasan Pengawasan
Perangkat kearsipan pada kearsipan pada kearsipan pada kearsipan pada kearsipan pada
 Koordinasi/fasilitasi Dinas Arsip
Daerah Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota
Penerapan sistem dan
Kabupaten/ untuk mencapai untuk mencapai untuk mencapai untuk mencapai untuk mencapai
kearsipan Perpustakaan
Kota terkait target kategori target kategori target kategori target kategori target kategori
Baik Baik Baik Baik Baik
Perangkat Pembinaan
 Koordinasi/fasilitasi Dinas Pembinaan Pembinaan Pembinaan Pembinaan
Daerah penerapan
penerapan Komunikasi penerapan penerapan penerapan penerapan
Kabupaten/ keterbukaan
keterbukaan informasi dan keterbukaan keterbukaan keterbukaan keterbukaan
Kota terkait informasi public
publik Informatika informasi publik informasi publik informasi publik informasi publik
Penataan Sistem
5.
Manajemen SDM
Koordinasi Koordinasi Koordinasi Koordinasi Koordinasi
perencanaan perencanaan perencanaan perencanaan perencanaan
kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan
Perangkat pegawai dengan pegawai dengan pegawai dengan pegawai dengan pegawai dengan
 Koordinasi/fasilitasi Badan
Daerah Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota
perencanaan kebutuhan Kepegawaian
Kabupaten/ jika ada jika ada jika ada jika ada jika ada
pegawai Daerah
Kota terkait pembukaan pembukaan pembukaan pembukaan pembukaan
formasi pengadaan formasi pengadaan formasi pengadaan formasi pengadaan formasi pengadaan
pegawai oleh pegawai oleh pegawai oleh pegawai oleh pegawai oleh
Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat
Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi
Perangkat
 Koordinasi/fasilitasi penyusunan penyusunan penyusunan penyusunan penyusunan
Biro Daerah
Analisis Jabatan dan Analisis Jabatan dan Analisis Jabatan dan Analisis Jabatan dan Analisis Jabatan dan Analisis Jabatan dan
Organisasi Kabupaten/
Analisis Beban Kerja Analisis Beban Kerja Analisis Beban Kerja Analisis Beban Kerja Analisis Beban Kerja Analisis Beban Kerja
Kota terkait
Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota
 Koordinasi dan penga-  Pemantauan  Pemantauan  Pemantauan  Pemantauan  Pemantauan
wasan proses peneri-  Inspektorat Perangkat penerimaan penerimaan penerimaan penerimaan penerimaan
maan pegawai yang  Badan Daerah Calon Pegawai Calon Pegawai Calon Pegawai Calon Pegawai Calon Pegawai
transparan objektif, Kepegawaian Kabupaten/ Negeri Sipil Negeri Sipil Negeri Sipil Negeri Sipil Negeri Sipil
akuntabel dan bebas Daerah Kota terkait  Koordinasi dan  Koordinasi dan  Koordinasi dan  Koordinasi dan  Koordinasi dan
dari KKN pengawasan pengawasan pengawasan pengawasan pengawasan
Area Perubahan, Perangkat Daerah/Pihak
Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub Terkait
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023
proses proses proses proses proses
penerimaan penerimaan penerimaan penerimaan penerimaan
pegawai dengan pegawai dengan pegawai dengan pegawai dengan pegawai dengan
Kabupaten./Kota Kabupaten./Kota Kabupaten./Kota Kabupaten./Kota Kabupaten./Kota
jika ada jika ada jika ada jika ada jika ada
pembukaan pembukaan pembukaan pembukaan pembukaan
formasi formasi formasi formasi formasi
pengadaan pengadaan pengadaan pengadaan pengadaan
pegawai oleh pegawai oleh pegawai oleh pegawai oleh pegawai oleh
Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Pusat Pusat Pusat Pusat Pusat
 Identifikasi
 Identifikasi  Identifikasi  Identifikasi  Identifikasi
kebutuhan
kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan
pengembangan
pengembangan pengembangan pengembangan pengembangan
kompetensi
kompetensi kompetensi kompetensi kompetensi
Aparatur Sipil
Perangkat Aparatur Sipil Aparatur Sipil Aparatur Sipil Aparatur Sipil
Negara se Jawa
 Koordinasi/fasilitasi pe- Daerah Negara se Jawa Negara se Jawa Negara se Jawa Negara se Jawa
BPSDMD tengah
ngembangan pegawai Kabupaten/ tengah tengah tengah tengah
 Penjaminan
Kota terkait  Penjaminan  Penjaminan  Penjaminan  Penjaminan
mutu
mutu mutu mutu mutu
penyelenggaraan
penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan
pelatihan di
pelatihan di pelatihan di pelatihan di pelatihan di
Kabupaten./
Kabupaten./Kota Kabupaten./Kota Kabupaten./Kota Kabupaten./Kota
Kota
Koordinasi Koordinasi Koordinasi Koordinasi Koordinasi
 Koordinasi/fasilitasi Perangkat
Badan penanganan kasus penanganan kasus penanganan kasus penanganan kasus penanganan kasus
penegakan aturan Daerah
Kepegawaian kepegawaian kepegawaian kepegawaian kepegawaian kepegawaian
disiplin, kode etik dan Kabupaten/
Daerah dengan dengan dengan dengan dengan
perilaku pegawai Kota terkait
Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota
Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Perangkat
 Koordinasi/fasilitasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi
Biro Daerah
pelaksanaan evaluasi implementasi implementasi implementasi implementasi implementasi
Organisasi Kabupaten/
jabatan evaluasi jabatan evaluasi jabatan evaluasi jabatan evaluasi jabatan evaluasi jabatan
Kota terkait
Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota
Perangkat Koordinasi Rapat Koordinasi Rapat Koordinasi Rapat Koordinasi Rapat Koordinasi Rapat
 Koordinasi/fasilitasi Badan Daerah koordinasi koordinasi koordinasi koordinasi koordinasi
sistem informasi Kepegawaian Kabupaten/ penghubung penghubung penghubung penghubung penghubung
kepegawaian Daerah Kota terkait dengan dengan dengan dengan dengan
Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota
Area Perubahan, Perangkat Daerah/Pihak
Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub Terkait
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023
di bidang informasi di bidang informasi di bidang informasi di bidang informasi di bidang informasi
kepegawaian kepegawaian kepegawaian kepegawaian kepegawaian
6. Penguatan Akuntabilitas
 Fasilitasi rencana  Fasilitasi rencana  Fasilitasi rencana
awal Rencana awal Rencana awal Rencana
Pembangunan Pembangunan Pembangunan
Jangka Menengah Jangka Menengah Jangka Menengah
Daerah Daerah Daerah
Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota
Badan (murni dan (murni dan (murni dan
 Koordinasi/fasilitasi Perangkat
Perencanaan perubahan perubahan perubahan
penyusunan Rencana Daerah
dan  Evaluasi Rencana -  Evaluasi Rencana  Evaluasi Rencana -
Pembangunan Jangka Kabupaten/
Pembangunan Peraturan Daerah Peraturan Daerah Peraturan Daerah
Menengah Daerah Kota terkait
Daerah Rencana Rencana Rencana
Pembangunan Pembangunan Pembangunan
Jangka Menengah Jangka Menengah Jangka Menengah
Daerah Daerah Daerah
Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota
(murni dan (murni dan (murni dan
perubahan) perubahan) perubahan)
Pendampingan Pendampingan Pendampingan
 Koordinasi/fasilitasi Perangkat penyusunan penyusunan penyusunan
penyusunan rencana Daerah rencana strategis rencana strategis rencana strategis
Bappeda - -
strategis Perangkat Kabupaten/ Perangkat Daerah Perangkat Daerah Perangkat Daerah
Daerah Kota terkait Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota
(sesuai undangan) (sesuai undangan) (sesuai undangan)
Asistensi
Asistensi penetapan indeks Asistensi Asistensi Asistensi
penetapan indeks kinerja utama penetapan indeks penetapan indeks penetapan indeks
kinerja utama Pemerintah kinerja utama kinerja utama kinerja utama
Pemerintah Kabupaten./ Kota Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Perangkat
 koordinasi/fasilitasi Kabupaten./ Kota dan Asistensi Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota
Biro Daerah
penyusunan indeks dan Asistensi Monitoring dan dan Asistensi dan Asistensi dan Asistensi
Organisasi Kabupaten/
kinerja utama Monitoring dan evaluasi Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Kota terkait
evaluasi ketercapaian evaluasi evaluasi evaluasi
ketercapaian indeks kinerja ketercapaian ketercapaian ketercapaian
indeks kinerja utama indeks kinerja indeks kinerja indeks kinerja
utama utama utama utama
Area Perubahan, Perangkat Daerah/Pihak
Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub Terkait
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023
Asistensi Asistensi Asistensi Asistensi Asistensi
Perangkat
 Koordinasi/fasilitasi penyusunan penyusunan penyusunan penyusunan penyusunan
Biro Daerah
penyusunan pelaporan pelaporan kinerja pelaporan kinerja pelaporan kinerja pelaporan kinerja pelaporan kinerja
Organisasi Kabupaten/
kinerja. Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Kota terkait
Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota Kabupaten./ Kota
Asistensi Asistensi Asistensi Asistensi Asistensi
Perangkat
 Koordinasi/fasilitasi penyusunan penyusunan penyusunan penyusunan penyusunan
Biro Daerah
penyusunan perjanjian perjanjian kinerja perjanjian kinerja perjanjian kinerja perjanjian kinerja perjanjian kinerja
Organisasi Kabupaten/
kinerja Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Kota terkait
Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota
Asistensi Asistensi Asistensi Asistensi Asistensi
Perangkat Penyusunan Penyusunan Penyusunan Penyusunan Penyusunan
 Koordinasi/fasilitasi
Biro Daerah rencana kinerja rencana kinerja rencana kinerja rencana kinerja rencana kinerja
rencana kinerja tahun-
Organisasi Kabupaten/ tahunan tahunan tahunan tahunan tahunan
an
Kota terkait Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota
Pendampingan dan Pendampingan dan Pendampingan dan Pendampingan dan Pendampingan dan
Perangkat
 Koordinasi/evaluasi pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan
Daerah
pelaksanaan Sistem evaluasi Sistem evaluasi Sistem evaluasi Sistem evaluasi Sistem evaluasi Sistem
Inspektorat Kabupaten/
Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas
Kota terkait
Instansi Pemerintah Kinerja Instansi Kinerja Instansi Kinerja Instansi Kinerja Instansi Kinerja Instansi
Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
7. Penguatan Pengawasan
Pendampingan dan Pendampingan dan Pendampingan dan Pendampingan dan Pendampingan dan
Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
 Koordinasi/fasilitasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi
penyusunan Laporan penyusunan penyusunan penyusunan penyusunan penyusunan
Perangkat
Harta Kekayaan Laporan Harta Laporan Harta Laporan Harta Laporan Harta Laporan Harta
Daerah
Penyelenggara Negara Inspektorat Kekayaan Kekayaan Kekayaan Kekayaan Kekayaan
Kabupaten/
dan Laporan Harta Penyelenggara Penyelenggara Penyelenggara Penyelenggara Penyelenggara
Kota terkait
Kekayaan Aparatur Negara dan Negara dan Negara dan Negara dan Negara dan
Sipil Negara Laporan Harta Laporan Harta Laporan Harta Laporan Harta Laporan Harta
Kekayaan Aparatur Kekayaan Aparatur Kekayaan Aparatur Kekayaan Aparatur Kekayaan Aparatur
Sipil Negara Sipil Negara Sipil Negara Sipil Negara Sipil Negara
Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Perangkat
evaluasi dan evaluasi dan evaluasi dan evaluasi dan evaluasi dan
 Koordinasi/fasilitasi Daerah
Inspektorat Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan
penanganan gratifikasi Kabupaten/
penanganan penanganan penanganan penanganan penanganan
Kota terkait
gratifikasi gratifikasi gratifikasi gratifikasi gratifikasi
Area Perubahan, Perangkat Daerah/Pihak
Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub Terkait
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023

 Rekonsiliasi Data  Rekonsiliasi Data  Rekonsiliasi Data  Rekonsiliasi Data  Rekonsiliasi Data
Realisasi Dana Realisasi Dana Realisasi Dana Realisasi Dana Realisasi Dana
Transfer Transfer Transfer Transfer Transfer
Badan Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/ Kota
Perangkat
Pengelolaan  Pembinaan  Pembinaan  Pembinaan  Pembinaan  Pembinaan
 Koordinasi/fasilitasi Daerah
Keuangan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
pengelolaan keuangan Kabupaten/
dan Aset keuangan keuangan keuangan keuangan keuangan
Kota terkait
Daerah kepada kepada kepada kepada kepada
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/ Kota
dan Perangkat dan Perangkat dan Perangkat dan Perangkat dan Perangkat
Daerah Daerah Daerah Daerah Daerah
Perangkat Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan
 Koordinasi/fasilitasi
Daerah penanganan penanganan penanganan penanganan penanganan
penanganan benturan Inspektorat
Kabupaten/ benturan benturan benturan benturan benturan
kepentingan
Kota terkait kepentingan kepentingan kepentingan kepentingan kepentingan
Perangkat Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan
 Koordinasi/fasilitasi
Daerah penanganan penanganan penanganan penanganan penanganan
penanganan Whistle Inspektorat
Kabupaten/ Whistle Blowing Whistle Blowing Whistle Blowing Whistle Blowing Whistle Blowing
Blowing Sistem
Kota terkait Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem
 Koordinasi/fasilitasi Perangkat Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan
penguatan Sistem Daerah penguatan Sistem penguatan Sistem penguatan Sistem penguatan Sistem penguatan Sistem
Inspektorat
Pengendalian Intern Kabupaten/ Pengendalian Pengendalian Pengendalian Pengendalian Pengendalian
Pemerintah Kota terkait Intern Pemerintah Intern Pemerintah Intern Pemerintah Intern Pemerintah Intern Pemerintah
Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan
 Koordinasi/fasilitasi
Perangkat peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan
peningkatan
Daerah kapabilitas kapabilitas kapabilitas kapabilitas kapabilitas
kapabilitas Aparatur Inspektorat
Kabupaten/ Aparatur Pengawas Aparatur Pengawas Aparatur Pengawas Aparatur Pengawas Aparatur Pengawas
Pengawas Instansi
Kota terkait Instansi Instansi Instansi Instansi Instansi
Pemerintah
Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Perangkat Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
 Koordinasi/fasilitasi Daerah evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi
penanganan Inspektorat Kabupaten/ penanganan penanganan penanganan penanganan penanganan
pengaduan masyarakat Kota terkait pengaduan pengaduan pengaduan pengaduan pengaduan
masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat
Perangkat
 Koordinasi/fasilitasi Daerah Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan Pendampingan
pembangunan Zona Inspektorat Kabupaten/ pembangunan pembangunan pembangunan pembangunan pembangunan
Integritas Kota terkait Zona Integritas Zona Integritas Zona Integritas Zona Integritas Zona Integritas
Area Perubahan, Perangkat Daerah/Pihak
Rencana Aksi Per Tahun
No Kegiatan Dan Sub Terkait
Kegiatan Utama Pendukung 2019 2020 2021 2022 2023
Peningkatan Kualitas
8.
Pelayanan Publik
Pendampingan dan Pendampingan dan Pendampingan dan Pendampingan dan Pendampingan dan
Perangkat
 Koordinasi/fasilitasi Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan Monitoring dan
Daerah
penerapan Online Single DPMPTSP evaluasi penerapan evaluasi penerapan evaluasi penerapan evaluasi penerapan evaluasi penerapan
Kabupaten/
Submission Online Single Online Single Online Single Online Single Online Single
Kota terkait
Submission Submission Submission Submission Submission
Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi
perumusan perumusan perumusan perumusan perumusan
 Pembinaan dan Penga- Perangkat
kebijakan dan kebijakan dan kebijakan dan kebijakan dan kebijakan dan
wasan serta fasilitasi Biro Daerah
pengembangan, pengembangan, pengembangan, pengembangan, pengembangan,
Pelaksanaan Survei Organisasi Kabupaten/
pengawasan dan pengawasan dan pengawasan dan pengawasan dan pengawasan dan
Kepuasan Masyarakat Kota terkait
pembinaan serta pembinaan serta pembinaan serta pembinaan serta pembinaan serta
evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi
Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi
 Pembinaan dan Penga- perumusan perumusan perumusan perumusan perumusan
Perangkat
wasan serta fasilitasi kebijakan dan kebijakan dan kebijakan dan kebijakan dan kebijakan dan
Biro Daerah
Peningkatan Kinerja pengembangan, pengembangan, pengembangan, pengembangan, pengembangan,
Organisasi Kabupaten/
Penyelenggaraan pengawasan dan pengawasan dan pengawasan dan pengawasan dan pengawasan dan
Kota terkait
Pelayanan Publik. pembinaan serta pembinaan serta pembinaan serta pembinaan serta pembinaan serta
evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi
Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi Fasilitasi
perumusan perumusan perumusan perumusan perumusan
 Pembinaan dan Penga- Perangkat
kebijakan dan kebijakan dan kebijakan dan kebijakan dan kebijakan dan
wasan serta fasilitasi Biro Daerah
pengembangan, pengembangan, pengembangan, pengembangan, pengembangan,
Pengembangan Inovasi Organisasi Kabupaten/
pengawasan dan pengawasan dan pengawasan dan pengawasan dan pengawasan dan
Pelayanan Publik. Kota terkait
pembinaan serta pembinaan serta pembinaan serta pembinaan serta pembinaan serta
evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi

GUBERNUR JAWA TENGAH,

GANJAR PRANOWO

Anda mungkin juga menyukai