DAFTAR ISTILAH
PENDAHULUAN
11
DAFTARISTILAH
1. Rencana Rinci adalah hasil perencanaan tata ruang pada kawasan
yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional
dan disusun berdasarkan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan
kawasan sebagai perangkat operasionalisasi rencana tata ruang
wilayah.
2. RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan
fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang
memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam kawasan fungsional
agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan
kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.
3. RTR KSK adalah rencana rinci wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup kabupaten terhadap perkembangan ekonomi, sosial, budaya,
dan/atau lingkungan.
4. Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disingkat BWP adalah
bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis yang
akan/perlu disusun rencana rincinya,
5. Delineasi KSK adalah garis yang menggambarkan batas KSK yang
ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan
tipologi KSK.
PENDAHULUAN
RTRW
KAB
Tujuan, Kebijakan,
Strategi
Arahan Pemanfaatan
Ruang
Arah Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Penetapan Kawasan
Strategis
Struktur Ruang
Wilayah
Pola Ruang
Wilayah
Draft Pedoman
RTR KSK belum
selesai disusun
RTR
KSK
RDTR
Permen PU
No.20/PRT/
M/2011
Identifikasi Bentuk
Delineasi Kawasan
Fokus Penanganan
Tingkat Ketelitian
Peta
Kawasan Penyangga
Tujuan Penataan
BWP
Rencana Pola
Ruang
Arahan Pemanfaatan
Ruang
Rencana Jaringan
Prasarana
Ketentuan
Pemanfaatan Ruang
Peraturan
Zonasi
Arahan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kawasan Perkotaan
Kawasan koridor ekonomi
Kawasan perdesaan
Kawasan cepat tumbuh
Kawasan tertinggal/terisolir
Kawasan konservasi cagar
budaya/sejarah
Kawasan konservasi permukiman/
Komunikasi adat
Kawasan Teknologi Tinggi
Kawasan Pengembangan SDA Darat
Kawasan Perlindungan dan
pelestarian Lingkungan Hidup
Kawasan Rawan Bencana
Kawasan Kritis Lingkungan
Kawasan Perlindungan Pesisir dan
Pulau Kecil
RENCANA
RINCI
Konsep
Pengembangan
Tujuan, Kebijakan,
Strategi
Kawasan INTI
RENCANA
UMUM
Rencana rinci mempunyai kedudukan sebagai penjabaran dari RTRW kabupaten/ kota
yang perlu dilengkapi dengan acuan yang bersifat lebih detail.
RENCANA
UMUM
VS
RENCANA
RINCI
Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2010 (Pasal 59) tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan
bagian dari wilayah kabupaten/kota yang diprioritaskan untuk disusun rencana
rincinya paling lama 24 bulan terhitung sejak pelaksanaan penyusunan dan tidak
melebihi masa berakhirnya rencana rinci tata ruang yang sedang berlaku.
Bagian dari wilayah yang akan disusun rencana rinci tersebut merupakan kawasan
perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota, yang dapat disusun rencana
rincinya apabila:
a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan
perkotaan
b. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam
pedoman
RDTR
RTR KSK
Kedudukan rencana rinci dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem
RPJP Nasional
RTRW Nasional
RTR Pulau
Acuan
RTR KSN
RPJM Nasional
RPJP Provinsi
Pedoman
RTRW Provinsi
RTR KSP
Acuan
RPJM Provinsi
RPJP
Kabupaten/Kota
Pedoman
RPJPM
Kabupaten/Kota
Pedoman
RDTR Kabupaten
RTRW
Kabupaten
RTRW
Kota
RTR KSK
RDTR Kota
RTR KSK
Hubungan antara RTRW Kabupaten/ Kota, RDTR, dan RTBL serta wilayah perencanaannya
Bagian Wilayah
Perkotaan yang
selanjutnya
disingkat BWP
adalah bagian dari
kabupaten/kota
dan/atau kawasan
strategis yang
akan/perlu
disusun rencana
rincinya,
RTRW Kab/Kota
Wilayah Kab/Kota
RDTR
BWP
RTBL
Sub BWP
Manfaat
dan
fungsi
Rencana
Detail
Tata
Ruang
(RDTR)kabupaten/kota dapat dilihat pada penjelasan dibawah
ini.
Sub BWP.
RTR Pulau/
Kepulauan
RTR Kawasan Strategis
Nasional (KSN)
RTR Kawasan Strategis
Provinsi (KSP)
Lingkup
Kabupaten
11
KAW.STRATEGIS
KABUPATEN
Pada umumnya dokumen rencana rinci yang sudah
banyak disusun sebagai acuan penataan ruang di
wilayah kabupaten/kota adalah Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR). Hingga saat ini proses
penyusunan pedoman Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Kabupaten (RTR KSK) masih
berupa draft dan belum selesai disusun. Namun
begitu, RTR KSK merupakan salah satu bentuk
alternatifrencana rinci yang dapat disusun dan
dijadikan sebagai acuan dalam penataan ruang
wilayah kabupaten/kota.
Penataan
ruang
KSK
dilakukan
untuk
mengembangkan,
melestarikan,
melindungi
dan/atau mengoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis
kawasan dalam mendukung penataan ruang wilayah kabupaten. Lingkup
Standar Teknis dalam penetapan penataan ruang KSK
12
1. Pertumbuhan
Ekonomi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a.
b.
c.
d.
e.
3. Pendayagunaan
Sumber Daya Alam
dan/atau
Teknologi Tinggi
13
SUDUT KEPENTINGAN
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi
Kawasan Sosial
Budaya
Kawasan
Pengembangan
SDA/Teknologi
Tinggi
Kawasan Daya
Dukung
Lingkungan Hidup
1. Kawasan
Perkotaan,
2. Kawasan Koridor
Ekonomi
3. Kawasan
Perdesaan
4. Kawasan Cepat
Tumbuh
5. Kawasan
Tertingga/
Terisolir
6. Kawasan
Konservasi
Cagar
Budaya/Sejarah
7. Kawasan
Konservasi
Permukiman
Komunitas Adat
8. Kawasan
Pengembangan
Sumber Daya
Alam (SDA
Darat)
9. Kawasan
Teknologi
Tinggi
10. Kawasan
Perlindungan
&Pelestarian
Lingkungan
Hidup
11. Kaw. Rawan
Bencana
12. Kawasan Kritis
Lingkungan
13. Kawasan
Perlindungan
Pesisir& P.
Kecil
14
T
I
P
O
L
O
G
I
15
16
17
Setelah dilakukan pemilihan tipologi dan bentuk KSK, tahapan penetapan RTR KSK
selanjutnya adalah dengan melakukan delineasi. Delineasi KSK adalah garis yang
menggambarkan batas KSK yang ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang
disesuaikan dengan tipologi KSK. Tahapan ini dapat mencakup delineasi kawasan inti
dan delineasi kawasan penyangga. Delineasi KSK dapat menggunakan:
a. Batas administrasi wilayahbatas desa, batas kecamatan/kabupaten
b. Batas fisik yang nyata, jaringan jalan, jaringan rel kereta api, sungai, danau, dll
c. Batas fisik yang belum nyata, rencana jaringan jalan, rencana jaringan rel
kereta api, dan sebagainya;
d. Batas ekoregion, yaitu batas yang dihasilkan dari analisis lingkungan tertentu,
batas Daerah Aliran Sungai (DAS), batas Wilayah Sungai (WS), batas ekosistem,
batas kawasan pesisir, dan sebagainya;
e. Batas tingkat kerawanan bencana alam, yaitu batas yang dihasilkan dari hasil
analisis tingkat kerawanan bencana alam, batas kawasan rawan gerakan tanah
tinggi, batas kawasan rawan tsunami, batas kawasan rawan banjir dll
f. Batas fungsional yang ditetapkan melalui consensus
18
Delineasi KSK
Menggunakan
Batas
Administrasi
Wilayah
Delineasi KSK
Menggunakan
Batas Fisik yang
Nyata
Delineasi KSK
Menggunakan
Batas
Fungsional
Berdasarkan
Konsensus
19
Ketentuan mengenai penetapan delineasi KSK sesuai dengan karakteristik tipologi KSK
yang nantinya akan membentuk lingkup fokus penanganan penataan ruang.
Delineasi
Kawasan
KSK
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Fokus
Penanganan
Kawsan Perkotaan
Kawasan Koridor Ekonomi
Kawasaam Perdesaan
Kawasan cepat tumbuh
Kawasan tertinggal/terisolir
Kawasan konservasi Cagar
Budaya/sejarah
7) Kawasan konservasi
permukiman/komunikasi adat
8) Kawasan teknologi tinggi
9) Kawasan pengembangan SDA
10)Kawasan perlindungan dan pelestarian
lingkungan hidup
11)Kawasan rawan bencana
12)Kawasan kritis lingkungan
13)Kawasan perlindungan pesisir dan
pulau-pulau kecil
Tahapan akhir dalam proses penetapan RTR KSK adalah menentukan kebutuhan skala
peta. Skala peta KSK ditetapkan sekurang-kurangnya dengan mempertimbangkan:
a. Kedalaman informasi yang dibutuhkan dalam proses perencanaan tata ruang
KSK
b. Pemanfaatan produk rencana tata ruang KSK
c. Luasan geografis KSK
d. Nilai strategis KSK
Skala peta KSK dapat berbeda antara skala peta kawasan inti dan
skala peta kawasan penyangga, dimana skala peta pada kawasan inti lebih
detail dari kawasan penyangga. Pembedaan skala peta tersebut disesuaikan dengan
karakteristik tipologi KSK.Ketentuan mengenai skala peta KSK untuk masing-masing
tipologi KSK ditunjukkan pada tabel berikut.
1. Kawasan Perkotaan
2. Kawasan Koridor
Ekonomi
3. Kawasan Perdesaan
20
5. Kawasan
Tertinggal/Terisolir
6. Kawasan Konservasi
Cagar Budaya/Sejarah
7. Kawasan Konservasi
Permukiman/Komunitas
Adat
8. Kawasan Teknologi
Tinggi
9. Kawasan Pengembangan
Sumber Daya Alam Darat
21
RENCANA DETAIL
TATA RUANG
Apabila rencana rinci yang akan disusun adalah Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
kabupaten, maka RDTR disusun apabila :
a. RTRW kabupaten/kota dinilai belum efektif sebagai acuan dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang karena tingkat
ketelitian petanya belum mencapai 1:5.000; dan/atau
b. RTRW kabupaten/kota sudah mengamanatkan bagian dari wilayahnya yang perlu
disusun RDTR-nya.
Apabila hal tersebut tidak terpenuhi, maka peraturan zonasi tetap dapat dibuat , tanpa
disertai dengan penyusunan RDTR yang lengkap. Bentuk alternatif rencana rinci dari
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dapat dilihat dari cakupan wilayah
perencanaannya. Berikut akan ditunjukkan ilustrasi wilayah perencanaan RDTR
sebagai salah satu acuan dalam memilih alternatif bentuk rencana rinci dari dokumen
jenis RDTR.
22
23
24