TINGKAT MENENGAH
2020
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
i
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
tersusunnya modul yang menjadi pegangan bagi peserta Diklat
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Modul ini dapat terselesaikan
karena kerjasama Tim Penyusun yang sudah dirangkum melalui
beberapa kali workshop dan dukungan dari berbagai pihak di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional;
2. Direktorat Jenderal Tata Ruang;
3. Ketua Sekolah Tinggi Pertanahan;
4. Tim Penyusun Modul;
5. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
penyusunan modul ini.
Akhir kata, semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peserta Pelatihan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tingkat
Menengah Kritik dan saran dengan senang hati akan diterima untuk
perbaikan modul ini.
ii
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
DAFTAR ISI
E. RANGKUMAN ................................................................................................... 95
BAB V PENYAJIAN DATA .......................................................................................96
A. KOMPILASI DATA PRIMER DAN SEKUNDER .......................................... 96
B. DASAR-DASAR PENYAJIAN DATA STATISTIK ........................................ 97
iv
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
DAFTAR GAMBAR
v
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
vi
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
DAFTAR TABEL
vii
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
Dalam Modul ini Terdapat laman dan pedoman yang perlu diacu
dalam proses pengumpulan, kompilasi dan penyajian data. Data
yang akan dibahas adalah kebutuhan data minimal yang dapat
digunakan dalam proses penyusunan RDTR berdasarkan acuan
peraturan dibawah ini. Untuk lebih detail mengenai tahapan
penyusunan RDTR tersebut dapat mengacu pada :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dan
Kabupaten/Kota
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2016 Tentang Evaluasi Rancangan Perda Rencana Tata
Ruang Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
viii
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemenuhan kebutuhan data dan informasi dalam kegiatan
penataan ruang merujuk kepada peraturan tertentu sesuai dengan
cakupannya apakah bersifat umum atau yang lebih rinci, seperti
Rencana Detil Tata Ruang (RDTR). Semakin rinci produk
perencanaan ruang yang dihasilkan, maka semakin rigid juga data
dan informasi yang diperlukan. Akan tetapi seringkali pemenuhan
data dan informasi untuk perencanaan ini menjadi permasalahan
tersendiri dimana tidak setiap kabupaten/kota mempunyai data yang
lengkap.
Data dan informasi dalam kegiatan penataan ruang memegang
peran kunci dalam menentukan kualitas produk perencanaan ruang.
Ketersedian data sangat menentukan keberlangsungan perencanaan
ruang yang harus dikuti dengan kualitas data yang baik. Sehingga
dapat dikatakan bahwa produk perencanaan yang baik sangat
ditentukan oleh ketersediaan data yang baik pula (Dühr & Müller,
2012) yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Oleh karenanya pemahaman akan jenis data
beserta atributnya dan bagaimana data tersebut diperoleh menjadi
fokus utama dalam kegiatan awal proses perencanaan.
Untuk dapat mengetahui data dan informasi apa yang
diperlukan dalam kegiatan perencaaan ruang, maka perencana harus
memahami alur proses perencanaan dan juga muatan rencana yang
diminta dari setiap produk perecanaan ruang. Kepentingan dalam
1
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
B. DESKRIPSI SINGKAT
Modul 2 Pengumpulan dan Kompilasi Data RDTR terdiri atas:
1. Pengumpulan dan kompilasi data sesuai dengan kebutuhan
analisis dalam penyusunan RDTR
2. Penyusunan panduan atau desain survei serta penyajian data
hasil survei dalam penyusunan RDTR
C. MANFAAT MODUL
Manfaat modul ini yaitu peserta Diklat Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) Tingkat Menengah diharapkan dapat memahami
pentingnya tahap pengumpulan, kompilasi dan penyajian data. Dalam
konteks lebih khusus lagi yaitu menyusun desain survei dan
menyajikan data sesuai dengan kegiatan analisis yang dilakukan
dalam penyusunan RDTR.
D. HASIL PEMBELAJARAN
Adapun Hasil pembelajaran dari Modul 2 Pengumpulan dan
Kompilasi Data antara lain:
1. Tersampaikannya peran dan fungsi data dan informasi dalam
proses perencanaan dan penyusunan RDTR,
2. Tersampaikannya identifikasi kebutuhan data dan informasi
dalam penyusunan RDTR,
2
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
e. Teknik sampling
f. Sumber data sekunder dan kebijakan
2. Materi Pokok-2 Penyusunan Panduan Survei
a. Menyusun panduan survei primer
b. Merencanakan konsultasi publik
c. Alternatif metode pengumpulan data
3. Materi Pokok-3 Kompilasi dan Penyajian Data
a. Kompilasi data
b. Penyajian data statistik dan spasial
4
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
BAB II
INDENTIFIKASI DAN DERIVASI DATA
5
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
6
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
GAMBAR 2
PROSES PERENCANAAN IDEAL
7
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
9
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
Sumber: Analisis Penyusun terhadap Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2018, 2020
GAMBAR 3
PENGUMPULAN DAN KOMPILASI DATA DALAM PROSES
PERENCANAAN RDTR
11
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
12
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
13
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
15
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
E. Data Kependudukan
Data kependudukan menjadi salah satu data yang memiliki
peran penting terhadap beberapa analisis. Dimana peran data
kependudukan adalah untuk mengidentifikasi kondisi demografi BWP
dan dijadikan sebagai input dalam melakukan proyeksi
kependudukan. Beberapa data yang dibutuhkan terkait dengan
penduduk adalah jumlah penduduk, kepadatan penduduk, struktur
penduduk, karakteristik penduduk (mata pencaharian), dan migrasi
penduduk. Data terkait dengan penduduk biasanya berbentuk data
sekunder dan telah disediakan oleh Badan Pusat Statistik melalui
Data Dalam Angka dan Profil Desa.
Berikut alur data, analisis dan output dari data kependudukan:
16
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
kedudukan dan peran BWP dalam wilayah yang lebih luas, analisis
pembiayaan pembangunan dan analisis ekonomi dan sector unggul.
Berikut alur data, analisis dan output data karakteristik ekonomi:
G. Data Kelembagaan
Data kelembagaan merupakan salah satu data dalam menyusun
RDTR dan PZ. Data kelembagaan yang dibutuhkan adalah data
jumlah dan jenis kelembagaan serta peran dan fungsi kelembagaan.
Beberapa data terkait kelembagaan dapat diperoleh dari Dinas terkait.
Berikut alur data, analisis dan output data kelembagaan:
18
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
H. Data Kebijakan
Data kebijakan memiliki peranan penting dalam penyusunan
RDTR sebagai input dan koridor perencanaan. Hal ini dikarenakan
perencanaan RDTR diharuskan mengacu dan merujuk pada
kebijakan diatasnya. Beberapa data kebijakan yang dapat dirujuk dan
digunakan yaitu RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten, RPJMD
Kabupaten, RPJP Kabupaten, Dokumen Kajian, Perda Kabupaten.
Berikut alur data, analisis, dan output dari data kebijakan:
Gambar 11
Alur Kebutuhan Data, Analisis hingga Output Data Kebijakan
yang menjadi aspek dalam data sosial budaya yaitu budaya atau adat
istiadat, lokasi peninggalan bersejarah atau warisan budaya. Data
karakteristik budaya adalah data yang menjelaskan norma atau
kepercayaan yang berasal dari masyarakat itu sendiri (local wisdom).
Metode pengumpulan data yang digunakan biasanya berup
apenyebaran angket, kuisioner dan wawancara. Data karakteristik
budaya harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi terbetuknya
pola ruang. Sebagai contoh local wisdom yang mempengaruhi
terbentuknya ruang seperti: data kepercayaan masyarakat bali yang
tidak boleh membangun bangunan yang tingginya melebihi pohon
kelapa berdasarkan filosofi bali yang menganggap tempat suci di bali
yaitu meru memiliki setara pohon kelapa sehingga pemerintah bali
menganjurkan agat tidak dibuat hotel melebihi tinggi pohon kelapa.
Berikut alur data, analisis dan output data social budaya:
20
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
21
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
24
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
5. ZIP
Jenis data zip biasanya digunakan untuk meringkas
beberapa jenis data agar memudahkan dalam mengatur
data.
6. Excel (.xlx)
Jenis data excel biasanya digunakan untuk jenis data yang
bersifat angka dan rumus melalui Microsoft excel. Data ini
menjadi penting untuk mendukung manajemen data dan
kalkulasi data. Selain itu perhitungan data dapat di check
melalui jenis data excel.
GAMBAR 19
LOGIN CONTRIBUTOR
b) Lalu klik menu Proyek dan pilih sub menu data proyek, maka
akan muncul daftar proyek yang ada di instansi contributor
28
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
GAMBAR 20
DAFTAR PROYEK CONTRIBUTOR
c) Klik button proses pada kolom aksi, maka akan tampil daftar
aktifitas pembuatan RDTR, seperti pada gambar 20;
GAMBAR 21
AKTIVITAS PEMBUATAN RDTR 1
29
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
d) Pilih aktifitas level paling terendah, dan double klik pada aktifitas
tersebut. Maka akan muncul popup untuk mengupload data,
seperti pada gambar 20 dan 21. Catatan: Tanda warna hijau
artinya sudah ada data yang di upload, sedangkan merah
artinya belum ada data yang di upload dalam aktifitas
tersebut.
GAMBAR 22
AKTIVITAS PEMBUATAN RDTR 2
30
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
GAMBAR 23
AKTIVITAS PEMBUATAN RDTR 3
e) Klik browse untuk memilih data yang ingin di upload, lalu isi
keterangan dan klik button unggah.
GAMBAR 24
POPUP UPLOAD DATA
31
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
GAMBAR 25
NOTIFIKASI DATA BERHASIL DI-UPLOAD
GAMBAR 26
NOTIFIKASI DATA BERHASIL DI-UPLOAD (lanjutan)
32
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
GAMBAR 27
TAMPILAN KOMENTAR
GAMBAR 28
TAMPILAN KOMENTAR GAGAS RUANG
33
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
GAMBAR 29
TAMPILAN GAGAS RUANG
GAMBAR 30
TAMPILAN TARIK DATA BPS
34
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
GAMBAR 31
TAMPILAN WEB GIS
GAMBAR 32
TAMPILAN WEB GIS (lanjutan)
35
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
GAMBAR 33
TAMPILAN LAPAN
GAMBAR 34
TAMPILAN LAPAN (lanjutan)
36
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
BAB III
RUANG LINGKUP PENGUMPULAN DATA
Indikator Keberhasilan:
Setelah membaca Bab III Ruang Lingkup Pengumpulan Data, anda diharapkan
dapat:
1. Mampu menjelaskan ruang lingkup desain survei
2. Mampu merancang metode pengumpulan data yang sesuai berdasarkan
KAK
37
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
38
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
TABEL 1
TABEL KEBUTUHAN DATA
Daftar Metode
No Kebutuhan Sumber Data Bentuk Data pengumpulan
Data data
DATA PRIMER
1. Aspirasi responden Data kualitatif penyebaran
39
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
Daftar Metode
No Kebutuhan Sumber Data Bentuk Data pengumpulan
Data data
masyarakat angket,
forum diskusi
publik,
wawancara orang
per orang, kotak
aduan, dan
lainnya
Kondisi dan
jenis guna
lahan/banguna
Wilayah deliniasi
n, intensitas Peta
perencanaan dan observasi
2. ruang, Situasi/Sketsa,
responden (jika lapangan
serta konflik- Foto, Data kualitatif
ada)
konflik
pemanfaatan
ruang (jika ada)
Wilayah deliniasi kunjungan ke
Kondisi fisik Peta
perencanaan dan semua bagian
3. dan sosial Situasi/Sketsa,
responden (jika dari wilayah
ekonomi BWP Foto, Data kualitatif
ada) kabupaten/kota
DATA SEKUNDER
Kebijakan
RPJMN Bappenas Unduh
Perpres Nomor 58
Tahun 2017
Kemenko tentang Perubahan
PSN Unduh
Perekonomian PP Nomor 3 Tahun
2016 tentang
Percepatan PSN
PP Nomor 13
Kementerian Tahun 2017
Unduh
ATR/BPN tentang Perubahan
RTRWN
1. PP Nomor 13 Unduh
Tahun 2017 Bersurat
Kementerian
RTRWN perubahan atas PP
ATR/BPN
Nomor 26 Tahun
2008
Kementerian Perpres Unduh
RTR Pulau
ATR/BPN Bersurat
Kementerian Perpres Unduh
RTR KSN
ATR/BPN Bersurat
RTR Kementerian Perpres Unduh
Perbatasan ATR/BPN Bersurat
Rencana Induk Kementrian/Lemba Keputusan Unduh
Sektoral ga Menteri/Blueprint Bersurat
40
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
Daftar Metode
No Kebutuhan Sumber Data Bentuk Data pengumpulan
Data data
Wilayah RBI, Peta Unduh
2. BIG, Lurah, RW
Administrasi Situasi/Sketsa Bersurat
RBI Unduh
3. Kelerengan BIG
Bersurat
Puslittanak- Shapefile (*.shp) Unduh
4. Jenis Tanah
Kementan Bersurat
Shapefile (*.shp) Unduh
5. Curah Hujan BMKG
Bersurat
Kerawanan Kajian Pdf, Unduh
6. BNPB
Bencana Shapefile (*.shp)
Kemen PUPR, Kajian Pdf, Unduh
7. Hidrologi
KLHK Shapefile (*.shp) Bersurat
Dinas Pekerjaan
Umum dan
8. Penataan Ruang,
Bappelitbangda, Keputusan
Sarana dan
Dinas Bupati/Walikota; Bersurat
Prasarana
Perhubungan, Blueprint.
Dinas KKP, Dinas
ESDM, dan lain-
lain.
Transportasi
Terminal dan
Keputusan
Lintas Bappelitbangda,
Bupati/Walikota; Bersurat
Angkutan, Dinas Perhubungan
Blueprint.
Tatralok
9. Peta Bidang Bersurat
Tanah, Peta
Lokasi Rumah Kantor Pertanahan,
Situasi/Skestsa
dan Tempat Lurah, Ketua
Lingkungan
Usaha RT/RW
Kelurahan/RW/RT
Kependudukan
Jumlah dan Buku Unduh
pertumbuhan Kecamatan/Kelurah Bersurat
BPS
penduduk an Dalam Angka
10. alamiah
pertumbuhan BPS Buku Unduh
penduduk Disdukcapil Data Bersurat
migrasi tenaga Lurah, Ketua Berkunjung
kerja RT/RW
Ekonomi dan Keuangan
11.
BPS, Buku Unduh
Mata
Bappelitbangda, Kecamatan/Kelur Bersurat
Pencaharian
Camat, Lurah, ahan Dalam Berkunjung
41
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
Daftar Metode
No Kebutuhan Sumber Data Bentuk Data pengumpulan
Data data
Ketua RT/RW Angka (BPS)
Informasi
Lurah/RW/RT
Informasi penyebaran
Lurah/RW/RT angket,
forum diskusi
Lurah, Ketua
Pendapatan publik,
RT/RW,
PerKK wawancara orang
Responden
per orang, kotak
aduan, dan
lainnya
Buku Unduh
Kecamatan/Kelur Bersurat
PDRB BPS
ahan Dalam Berkunjung
Angka (BPS)
Buku Unduh
Kecamatan/Kelur Bersurat
BPS, ahan Dalam Berkunjung
Bappelitbangda, Angka (BPS)
Potensi dan Camat, Lurah, Neraca
Kearifan Lokal Ketua RT/RW, Sumberdaya
Ketua adat, tokoh (Bappeda)
masyarakat peta
situasi/sketsa
lingkungan
Dinas Pendidikan Buku Situs dan Unduh
dan Kebudayaan Cagar Budaya, Bersurat
Camat, Lurah, Peta Berkunjung
Kampung Adat Ketua RT/RW, Situasi/Skestsa
Ketua adat, tokoh Lingkungan
12. masyarakat
42
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
Daftar Metode
No Kebutuhan Sumber Data Bentuk Data pengumpulan
Data data
Bappelitbangda, Perda RTRW, Unduh
Dinas Pekerjaan masterplan, peta Bersurat
13.
Peruntukan Umum dan situasi/sketsa Berkunjung
Ruang Penataan Ruang, lingkungan
Camat, Lurah,
Ketua RT/RW
Peta Bidang Unduh
Kantor Tanah Bersurat
Pertanahan Peta Berkunjung
Penguasaan,
Penggunaan, Dinas Penguasaan,
Penanaman Penggunaan,
14. Pemanfaatan
Modal dan dan
Lahan, dan
Pelayanan Pemanfaatan
Perizinan
Terpadu Satu Lahan
Pintu Basis Data
Perizinan
Sumber: Hasil Analisis Penyusun terhadap Permen ATR/BPN No. 16 Tahun 2018, 2020
43
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
B. JENIS DATA
Data dikumpulkan melalui cara-cara tertentu kemudian diolah
sehingga menghasilkan suatu informasi yang jelas dan mudah
dipahami.
1. Data Berdasarkan Sumbernya
Data jika diklasifikasikan berdasarkan sumbernya maka data
dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu data primer dan data
sekunder.
a. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber
datanya. Jadi untuk mendapatkan data primer, tim survei
harus mengumpulkannya secara langsung. Data primer
biasanya diperoleh dari observasi, wawancara, Focus Group
Discussion (FGD), dan penyebaran angket/kuesioner.
44
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
45
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
a. Metode angket/kuesioner
Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk
dijawabnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket
menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan
prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain:
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan
untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam
pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan
kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan
bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada
responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup.
Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas,
sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya
diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
46
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
b. Metode observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket)
namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena
yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian
ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam
kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai
sumber data.
Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung
dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Dalam penyusunan RDTR, metode observasi yang sesuai adalah
non participant observation. Metode ini sesuai karena keterbatasan
waktu dan sumberdaya.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain: lembar
cek list/panduan survei, buku catatan, kamera photo, dll
c. Metode wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan
pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga
47
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
TABEL 2
PILIHAN METODE PENGUMPULAN DATA YANG DISARANKAN
Metode
No Data
Angket Observasi Wawancara
1 Pelaku usaha
2 Komunitas adat
3 Potensi dan masalah
4 Kondisi dan jenis guna lahan/bangunan,
5 Intensitas ruang
6 Konflik-konflik pemanfaatan ruang
7 Kondisi eksisting infrastruktur perkotaan
8 Kondisi fisik BWP
9 Kondisi sosial ekonomi BWP
Sumber: Analisis Penyusun, 2020
48
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
D. TEKNIK SAMPLING
Kebutuhan data untuk penyusunan RDTR sangat banyak dan
rinci, demikian juga dengan populasi di wilayah perencanaan.
Keterbatasan waktu dan tenaga seringkali menjadi kendala dalam
pengumpulan data. Untuk itu, diperlukan sample untuk mewakili
populasi. Sample bisa berupa orang (responden) maupun tempat (RT,
RW, Desa, Kota, dll). Tim penyusun RDTR perlu memahami teknik
sampling supaya dapat menentukan dan memilih sample yang
representatif.
Menurut Margono (2004), teknik sampling adalah cara untuk
menentukan sampel. Jumlah sampel harus dapat mewakili populasi
wilayah perencanaan. Pemilihan sample harus memperhatikan sifat-
sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif.
Menurut Sugiyono (2001), untuk menentukan sampel yang
akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling
yang digunakan. Secara skematis ditunjukkan pada diagram berikut
ini
50
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
E. RANGKUMAN
Desain survei adalah kerangka pedoman dalam melakukan
tahapan pengumpulan data. Salah satu output yang dihasilkan dalam
penyusunan desain survei adalah tabel kebutuhan data.
Data dikumpulkan melalui cara-cara tertentu kemudian diolah
sehingga menghasilkan suatu informasi yang jelas dan mudah
dipahami. Klasifikasi data dibedakan menjadi 3 jenis yaitu (1) data
berdasarkan Sumbernya; (2) data berdasarkan sifatnya dan (3) data
berdasarkan waktu pengumpulannya.
51
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
52
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
BAB IV
DASAR-DASAR SURVEI
Indikator Keberhasilan:
Setelah membaca Bab IV Dasar-dasar survei, anda diharapkan dapat:
1. Mampu menjelaskan dasar-dasar pembuatan panduan dan dokumentasi
survei primer
2. Mampu menyusun panduan wawancara, kuesioner, dan observasi
berdasarkan studi kasus
53
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
GAMBAR 38
PENGGUNAAN JURNAL DALAM PENGUMPULAN DATA
54
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
c) Laporan
Laporan adalah bentuk penyajian dari suatu fakta mengenai hal
yang berkenaan terhadap keadaan ataupun suatu kegiatan. Laporan
memiliki time-series bisa berupa harian, tahunan atau 5 tahunan.
Laporan juga dapat dihasilkan oleh instansi pemerintah dan lembaga
penelitian yang berkenaan dalam suatu keadaan atau kegiatan.
Berikut salah satu penggunaan laporan dalam tahap pengumpulan
data penyusunan RDTR Kabupaten/Kota:
d) Buku
Buku adalah buah pikiran yang berupa ilmu pengetahuan,
kumpulan data dan informasi yang dilengkapi dengan gambar dan
daftar pustaka. Buku dapat berbentuk buku yang dijilid maupun buku
55
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
GAMBAR 40
PENGGUNAAN BUKU PADA TAHAPAN PENGUMPULAN DATA
56
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
TABEL 3
INPUT DATA, ANALISIS, DAN OUTPUT DATA DALAM PENYUSUNAN RDTR
RINCIAN ANALISIS
MENURUT PEDOMAN
N KELOMPOK PENYUSUNAN RDTR
INPUT JENIS DATA OUTPUT
O ANALISIS (PERMEN ATR/BPN
NOMOR 16 TAHUN
2018)
1 Keterkaitan Analisis Kedudukan dan RTRW Data Sekunder Penilaian Kebijakan yang
dengan RTRW Peran BWP dalam Kabupaten/Kota bersinergi (Peluang) dan tidak
dan Kebijakan Wilayah yang Lebih Luas RPJP Data Sekunder bersinergi (Ancaman) di
Kabupaten/Kota Wilayah Perencanaan
RPJM Data Sekunder
Kabupaten/Kota
RDTR kawasan yang Data Sekunder
bersebelahan
dengan kawasan
perencanaan
2 Potensi dan Analisis Sistem aspirasi masyarakat, Data Primer Penilaian Isu, meliputi Potensi
Masalah Penggunaan Lahan termasuk pelaku dan Kelemahan Wilayah
usaha dan komunitas Perencanaan
adat
kondisi dan jenis Data Primer
guna
lahan/bangunan
intensitas ruang serta Data Primer
konflik-konflik
pemanfaatan ruang
57
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
RINCIAN ANALISIS
MENURUT PEDOMAN
N KELOMPOK PENYUSUNAN RDTR
INPUT JENIS DATA OUTPUT
O ANALISIS (PERMEN ATR/BPN
NOMOR 16 TAHUN
2018)
infrastruktur Data Primer
perkotaan
Peta Penatagunaan Data Sekunder
Tanah
3 Kebijakan vs Isu - Penilaian Kebijakan Hasil Analisis Peluang dan Tantangan
yang bersinergi Kebijakan Pengembangan
(Peluang) dan tidak Parameter dan Indikator
bersinergi (Ancaman) Pengembangan
di Wilayah
Perencanaan
Penilaian Isu, Hasil Analisis Isu
meliputi Potensi dan
Kelemahan Wilayah
Perencanaan
58
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
RINCIAN ANALISIS
MENURUT PEDOMAN
N KELOMPOK PENYUSUNAN RDTR
INPUT JENIS DATA OUTPUT
O ANALISIS (PERMEN ATR/BPN
NOMOR 16 TAHUN
2018)
Unggulan tentang peluang menjadi kandidat pusat-pusat
ekonomi pelayanan
Analisis Pembiayaan data dan Data Sekunder Skenario Pembiayaan
kemampuan Pembangunan
keuangan
pembangunan
daerah;
5 Delineasi BWP - Peta Penggunaan Data Sekunder Delineasi BWP
Lahan 1:25.000
RTRW Kota/RTR Data Sekunder
Kawasan Perkotaan
1:25.000
6 Daya Dukung Sumber Daya Alam dan peta dasar rupa bumi Data Sekunder Klasifikasi Kemampuan
dan Daya Fisik atau Lingkungan skala minimal Lahan
Tampung BWP 1:5.000; Daya Tampung pada
peta geomorfologi Data Sekunder masing-masing Klasifikasi
Kemampuan Lahan
peta geologi Data Sekunder Arahan Distribusi
data dan informasi Data Sekunder Penduduk
terkait kondisi
geologi kawasan
59
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
RINCIAN ANALISIS
MENURUT PEDOMAN
N KELOMPOK PENYUSUNAN RDTR
INPUT JENIS DATA OUTPUT
O ANALISIS (PERMEN ATR/BPN
NOMOR 16 TAHUN
2018)
termasuk
pemanfaatan ruang
di dalam bumi
peta topografi Data Sekunder
peta kemampuan Data Sekunder
tanah
60
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
RINCIAN ANALISIS
MENURUT PEDOMAN
N KELOMPOK PENYUSUNAN RDTR
INPUT JENIS DATA OUTPUT
O ANALISIS (PERMEN ATR/BPN
NOMOR 16 TAHUN
2018)
data dan informasi Data Sekunder
penggunaan lahan
eksisting dan
intensitas
pemanfaatan
bangunan eksisting
berdasarkan
klasifikasi umum
data penatagunaan Data Sekunder
tanah
data penggunaan Data Sekunder
dan/atau
pemanfaatan tanah
data peruntukan Data Sekunder
ruang
Kependudukan data kependudukan Data Sekunder
7 Struktur Internal Struktur Internal BWP data wilayah Data Sekunder Konsep distribusi Pusat
BWP administrasi Pelayanan Kota (PPK); Sub
data ketersediaan Data Sekunder Pusat Pelayanan Kota (SPPK);
prasarana dan dan Pusat Lingkungan (PL)
sarana
61
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
RINCIAN ANALISIS
MENURUT PEDOMAN
N KELOMPOK PENYUSUNAN RDTR
INPUT JENIS DATA OUTPUT
O ANALISIS (PERMEN ATR/BPN
NOMOR 16 TAHUN
2018)
62
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
RINCIAN ANALISIS
MENURUT PEDOMAN
N KELOMPOK PENYUSUNAN RDTR
INPUT JENIS DATA OUTPUT
O ANALISIS (PERMEN ATR/BPN
NOMOR 16 TAHUN
2018)
pemanfaatan tanah
Sumber Daya Buatan peta tematik sektoral Data Sekunder
tertentu
Sosial Budaya data sosial budaya Data Sekunder
Sumber: Analisis Penyusun, 2020
63
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
TABEL 4
DOKUMEN KEBIJAKAN DAN NASKAH KAJIAN TEKNIS YANG DAPAT
DIJADIKAN INPUT DALAM PENYUSUNAN RDTR
Dokumen
kebijakan & Data yang dapat
Substansi utama
Naskah Kajian diperoleh
Teknis
Rencana Penjabaran dari Rencana Isu strategis,
Pembangunan Pembangunan Jangka Panjang Visi dan misi,
Jangka Panjang Nasional, Rencana Pembangunan arah kebijakan
(RPJP) Jangka Panjang Provinsi yang pembangunan.
memuat visi, misi dan arahan
pembangunan jangka panjang untuk
periode 20 tahun.
Rencana Rencana Pembangunan Jangka Isu strategis,
Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) Visi dan misi,
Jangka merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan
Menengah dan program Kepala Daerah yang pembangunan,
Daerah (RPJMD) dasar penyusunannya mengacu pada Program Satuan
RPJPD serta memperhatikan Kerja Perangkat
Rencana Pembangunan Jangka Daerah (SKPD),
Menengah Nasional dan Provinsi. Program
Kewilayahan,
Indikasi Program
Pembangunan.
64
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
Dokumen
kebijakan & Data yang dapat
Substansi utama
Naskah Kajian diperoleh
Teknis
Rencana Tata Rencana Tata Ruang Wilayah. RTRW Tujuan, kebijakan,
Ruang Wilayah kabupaten merupakan dokumen dan strategi
RTRW perencanaan yang wajib dimiliki oleh penataan ruang
Kabupaten setiap kabupaten. Berdasarkan wilayah kabupaten
muatan RTRW yang ada, maka tim (penataan
penyusun dapat merujuk dari kabupaten);
Kebijakan dan naskah akademisi Rencana struktur
RTRW untuk menyusun RDTR. ruang wilayah
kabupaten;
Rencana pola
ruang wilayah
kabupaten;
Penetapan
kawasan strategis
kabupaten;
Arahan
pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten;
Ketentuan
pengendalian
pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten.
Rencana Induk Rencana Induk Pengembangan Profil jaringan
Sistem Sistem Penyediaan Air Minum SPAM (Perpipaan
Pengelolaan Air (RISPAM) merupakan rencanakan dan Non
Minum (RISPAM) pengembangan Sistem Penyediaan Perpipaan),
Air Minum (SPAM) secara umum, baik Rencana Induk
sistem dengan jaringan perpipaan Pengembangan
maupun bukan jaringan perpipaan SPAM (meliputi
serta menjadi pedoman bagi jenis-jenis rencana
penyelenggara dan Pemerintah induk, periode
Kabupaten/Kota dalam perencanaan, dan
mengembangkan SPAM di daerah penetapan
masing-masing. Pada dokumen teknis rencana induk).
ini tim dapat merujuk dari beberapa
kebijakan terkait perencanaan system
air bersih yang memiliki keterkaitan
dengan BWP
Tataran Tataran transportasi lokal / wilayah Profil Bangkitan
Transportasi (Tatralok / wil), memiliki muatan yaitu dan Tarikan di
Lokal / Wilayah identifikasi permasalahan sistem BWP
(TATRALOK/WIL) transportasi yang ada, identifikasi dan Profil Transportasi
mengevaluasi kinerja pelayanan, Umum
jaringan prasarana dan jaringan Profil Infrastruktur
pelayanan transportasi secara Pendukung
terpadu, analisis permintaan Transportasi,
65
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
Dokumen
kebijakan & Data yang dapat
Substansi utama
Naskah Kajian diperoleh
Teknis
transportasi dan pola bangkitan serta Alternatif
pergerakan terkait dengan Rencana pengembangan
Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota jaringan prasarana
dan potensi wilayah, sentra-sentra dan pelayanan
produksi, wilayah pemukiman, pusat transportasi,
bisnis/pusat kegitan, simpul kebijakan, strategi
transportasi dan rencana Rencana program
pembangunan, model pengembangan pengembangan
jaringan transportasi lokal kabupaten/ jaringan prasarana
kota, dan pelayanan
transportasi.
Dokumen
kebijakan & Data yang dapat
Substansi utama
Naskah Kajian diperoleh
Teknis
Energi Baru dan Terbarukan, Gas, Kebutuhan
Batubara dan Minyak. Proyeksi Sumber Daya
kebutuhan tenaga listrik dapat dihitung Listrik.
melalui dua jenis pendekatan, yaitu Data konsumsi
melalui pertumbuhan penduduk yang dan profil listrik.
fokusnya pembangunan jaringan
transmisi dan distribusi kelistrikan, dan
melalui pertumbuhan Pendapatan
Domestik Bruto (PDB).
Materplan Muatan substansi yang perlu dipenuhi Peta Rencana
Pengelolaan Air yaitu penyusunan rencana induk Infrastruktur Air
Limbah system pengelolaah air limbah, Limbah on-site /
Perencanaan sarana dan prasarana off-site.
air limbah setempat (on-site), Peta Eksisting
Perencanaan sarana dan prasarana Infrastruktur Air
air limbah terpusat (off-site). Limbah on-site /
off-site.
Sumber : Analisis Penyusun, 2020
67
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
68
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
TABEL 5
TABEL CEKLIST PERSIAPAN SURVEI
Kebutuhan
Tujuan Metode Perlengkapan
data
Aspirasi Mengetahui Focus group 1. Undangan
masyarakat potensi dan discussion 2. Akomodasi
masalah 3. Daftar
pertanyaan
kondisi dan jenis Mengklarifikasi Wawancara 4. Daftar
guna kondisi dan jenis pertanyaan
lahan/bangunan guna 5. Form
lahan/bangunan transkrip
serta informasi wawancara
ada didalamnya
(aktivitas ruang,
intensitas ruang
serta konflik-
konflik
pemanfaatan
ruang (jika ada).
Infrastruktur Untuk Observasi 6. Alat ukur
perkotaan mengetahui lapangan 7. Kamera
kondisi eksisting 8. Peta
infrastruktur 9. Ceklist data
perkotaan
(dimensi Jalan,
Keberadaan
sumber air,
Persebaran
tempat
pengelolaan
sampah, dll)
Kondisi fisik dan Mengetahui Observasi 10. ........
sosial ekonomi kondisi fisik (.....), lapangan
sosial (....) dan
ekonomi (...)
Identifikasi Mengetahui Angket ...........
masalah dari permasalahan
masing-masing fisik maupun
kegiatan dan sosial ekonomi di
kondisi fisik lapangan
Sumber : Analisis Penyusun, 2020
69
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
C. KONSULTASI PUBLIK
Penyelenggaraan Konsultasi Publik (KP) merupakan sarana
dan upaya untuk memberikan kesempatan interaksi aktif antara
pemerintah dan pemerintah daerah dengan masyarakat untuk
bertukar pendapat dalam penyusunan kebijakan publik belum
berjalan, termasuk di tingkat daerah. Agar penyelenggaraan KP dapat
berjalan dengan baik dan efektif diperlukan prinsip dan persyaratan
dasar dalam penyelenggaraan KP. Dalam penyusunan RDTR,
penyelenggaraan konsultasi publik dilakukan pada tahap penyusunan
materi teknis RDTR dan dokumen KLHS RDTR.
Berikut prinsip dalam penyelenggaraan KP:
1) Transparansi (Keterbukaan)
Proses KP harus diselenggarakan secara transparan &
terbuka. Pemangku kepentingan (stakeholder) perlu mengetahui latar
belakang, tujuan & kendala/tantangan penyusunan kebijakan yang
sedang disusun. Pemangku kepentingan (stakeholder) juga perlu
mendapat informasi tentang seluruh tahapan proses KP.
2) Aksesibilitas
KP harus mudah diakses oleh masyarakat dan khalayak umum
serta menjangkau seluruh kelompok masyararakat yang
berkepentingan. KP juga harus mampu memberikan informasi yang
relevan dengan cara memberikan waktu yang cukup bagi masyarakat
untuk berpartisipasi.
3) Inklusifitas yang berkeadilan
Pihak penyusun kebijakan harus memastikan semua upaya
untuk melibatkan seluruh stakeholder yang memiliki kepentingan
secara adil dan seimbang tanpa memandang status ekonomi, jarak
lokasi geografis, suku, ras, gender, kepercayaan, politik, dan lain
70
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
71
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
72
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
73
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
TABEL 6
ILUSTRASI IDENTIFIKASI PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENYUSUNAN RDTR
74
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
75
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
79
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
81
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
82
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
2. Perumahan
Data terkait perumahan menjadi penting dalam
penyusunan RDTR dikarenakan peranannya sebagai dasar
kebutuhan masyarakat. Data yang menjadi turunan dari data
perumahan yaitu jumlah dan persebaran rumah, kepemilikan
tanah / rumah, luas bangunan, luas kavling, luas dan jumlah
lantai, luas dasar hijau dan garis sempadan jalan dengan
bangunan. Data mengenai kondisi perumahan seharusnya
diperoleh berupa shapefile peta dari kajian yang pernah
dilakukan maupun instansi yang berwenang (dinas perumahan,
bappeda dan pekerjaan umum). Namun dalam prosesnya
terkadang ada beberapa hambatan yaitu data tidak tersedia
83
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
3. Sarana
Data terkait sarana (Pendidikan, kesehatan,
peribadatan,dll) yang dibutuhkan yaitu jumlah dan persebaran
sarana, jenis sarana, kepemilikan tanah sarana, luas
bangunan, luas kavling, luas dan jumlah lantai, luas dasar
hijau, luas basement dan garis sempadan jalan. Data terkait
sarana seharusnya dapat diperoleh dengan melakukan survei
sekunder berupa data persebaran sarana umum dari data BPS
dan shapefile peta dari kajian yang pernah dilakukan maupun
instansi yang berwenang. Selain survei sekunder dalam
pengumpulan dan klarifikasi data sarana juga dapat dilakukan
dengan survei primer. Namun dalam prosesnya terkadang ada
84
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
4. Transportasi
Data terkait transportasi yang dibutuhkan yaitu data
hierarki jalan, dimensi jalan, kelas dan status jalan, kualitas
perkerasan jalan, tipe jalan, volume kendaraan, peta asal dan
tujuan, lebar jalan dan bahu jalan, jenis kerusakan jalan,
Panjang jalan, pedestrian, jalur sepeda, prasarana pendukung
dan hambatan samping. Data sekunder melalui dokumen
TATRALOK dan instansi terkait (dinas perhubungan dan dinas
pekerjaan umum). Selain survei sekunder dalam pengumpulan
dan klarifikasi data transportasi juga dapat dilakukan dengan
survei primer. Namun dalam prosesnya terkadang ada
beberapa hambatan yaitu data tidak tersedia dalam format
yang dibutuhkan. Untuk mengatasi hambatan tersebut,
85
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
5. Drainase
Data terkait drainase yang dibutuhkan yaitu data
intensitas hujan, tipe saluran, dimensi saluran, perkerasan,
luas catchment area dan arah aliran. Data sekunder melalui
dokumen kajian dan instansi terkait (BBWS, dinas pekerjaan
umum). Selain survei sekunder dalam pengumpulan dan
klarifikasi data drainase juga dapat dilakukan dengan survei
primer. Namun dalam prosesnya terkadang ada beberapa
hambatan yaitu data tidak tersedia dalam format yang
dibutuhkan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, beberapa
alternatif pengumpulan data yang dapat dilakukan yaitu:
Tim penyusun dapat melakukan pemetaan peta
drainase Selain melakukan pemetaan ulang peta
86
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
6. Sanitasi
Data yang dibutuhkan sanitasi yaitu data terkait
persebaran sarana Mandi Cuci Katus (MCK), Persebaran
Septic tank, persebaran IPAL dan IPLT, Lokasi pembuangan
Greywater dan Blackwater, Jaringan perpipaan sanitasi. Dalam
pengumpulan seharusnya sudah tersedia melalui data
sekunder pada dokumen kajian dan instansi terkait (dinas
pekerjaan umum, dinas lingkungan hidup). Selain survei
sekunder dalam pengumpulan dan klarifikasi data sanitasi juga
dapat dilakukan dengan survei primer. Namun dalam
prosesnya terkadang ada beberapa hambatan yaitu data tidak
tersedia dalam format yang dibutuhkan. Untuk mengatasi
hambatan tersebut, beberapa alternatif pengumpulan data
yang dapat dilakukan yaitu:
Tim penyusun dapat melakukan pemetaan peta
sanitasi Selain melakukan pemetaan ulang peta
terkait drainase, tim penyusun juga dapat melakukan
pengumpulan data sekunder mengenai kondisi
sanitasi pada BWP. Selanjutnya tim penyusun dapat
87
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
7. Air Bersih
Data dibutuhkan pada aspek air bersih yaitu data
sumber air, debit air, jaringan perpipaan (PDAM, IPAM, dll),
jumlah kebutuhan air bersih, persebaran penggunaan Sumur
dan PDAM, Jenis, ukuran dan sarana pendukung perpipaan.
Dalam pengumpulan seharusnya sudah tersedia melalui data
sekunder pada dokumen kajian (RISPAM) dan instansi terkait
(dinas pekerjaan umum, PDAM, BAPPEDA). Selain survei
sekunder dalam pengumpulan dan klarifikasi data air bersih
juga dapat dilakukan dengan survei primer. Namun dalam
prosesnya terkadang ada beberapa hambatan yaitu data tidak
tersedia dalam format yang dibutuhkan. Untuk mengatasi
hambatan tersebut, beberapa alternatif pengumpulan data
yang dapat dilakukan yaitu:
Tim penyusun dapat melakukan pemetaan peta air
bersih untuk mengkonversi dari jpeg menjadi
shapefile. Selain melakukan pemetaan ulang peta
terkait air bersih, tim penyusun juga dapat
melakukan pengumpulan data sekunder mengenai
kondisi air bersih pada BWP. Selanjutnya tim
penyusun dapat melakukan pemetaan air bersih
dengan bantuan aplikasi GIS. Sebagai tahap akhir
88
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
8. Persampahan
Data yang dibutuhkan pada aspek persampahan yaitu
volume sampah, jenis pewadahan, jenis sampah, ketersediaan
pemilahan sampah, persebaran TPS dan TPA, Kapasitas TPS
dan TPA, dan Sistem pengelolaan persampahan. Dalam
pengumpulan seharusnya sudah tersedia melalui data
sekunder pada dokumen kajian terkait persampahan dan
instansi terkait (dinas pekerjaan umum, Dinas Lingkungan
Hidup, BAPPEDA). Selain survei sekunder dalam
pengumpulan dan klarifikasi data persampahan juga dapat
dilakukan dengan survei primer. Namun dalam prosesnya
terkadang ada beberapa hambatan yaitu data tidak tersedia
dalam format yang dibutuhkan. Untuk mengatasi hambatan
tersebut, beberapa alternatif pengumpulan data yang dapat
dilakukan yaitu:
Tim penyusun dapat melakukan pemetaan peta
persampahan untuk mengkonversi dari jpeg menjadi
shapefile. Selain melakukan pemetaan ulang peta
terkait persampahan, tim penyusun juga dapat
melakukan pengumpulan data sekunder mengenai
kondisi persampahan pada BWP. Selanjutnya tim
penyusun dapat melakukan pemetaan persampahan
dengan bantuan aplikasi GIS. Sebagai tahap akhir
dari penyusunan data air bersih, tim dapat
89
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
9. Telekomunikasi
Data yang dibutuhkan pada data telekomunikasi yaitu
data persebaran fasilitas jaringan telekomunikasi, data
pengguna telekomunikasi. Dalam pengumpulan seharusnya
sudah tersedia melalui data sekunder pada dokumen kajian
terkait telekomunikasi dan instansi terkait (Kantor Telkom,
Dinas Kominfo, Perusahaan swasta). Data telekomunikasi
sangat mengandalkan data sekunder untuk mendapatkan
informasi lebih detail. Hal ini dikarenakan survei primer hanya
dapat menjangkau ketersediaan infrastruktur. Berikut beberapa
alternatif pengumpulan data yang dapat dilakukan yaitu:
Tim penyusun dapat melakukan pemetaan peta
infrastruktur telekomunikasi baik dari data sekunder
maupun data survei primer.
90
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
93
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
94
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
E. RANGKUMAN
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari studi-studi
sebelumnya. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber
seperti Internet, jurnal, laporan, dan buku.
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi
garis besar dan rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan/kepemimpinan dan cara bertindak. Melalui definisi tersebut
menunjukkan bila kebijakan yang bersifat politis atau telah di sahkan
oleh DPR/DPRD. Untuk dokumen teknis lainnya dapat berupa kajian
yang menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan maupun sedang
dalam tahap proses pengesahan.
Survei primer adalah kegiatan survey yang kegiatan
pengumpulan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
Focus Group Discussion (FGD), dan penyebaran angket/kuesioner
secara langsung.
Penyelenggaraan Konsultasi Publik (KP) merupakan sarana
dan upaya untuk memberikan kesempatan interaksi aktif antara
pemerintah dan pemerintah daerah dengan masyarakat untuk
bertukar pendapat dalam penyusunan kebijakan publik belum
berjalan, termasuk di tingkat daerah. Prinsip penyelenggaraannya
adalah transparansi, aksesibilitas, inklusifitas yang berkeadilan,
akuntabilitas, tepat waktu, informatif dan responsif.
Dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan data tentu akan
menghadapi berbagai hambatan, dimana salah satunya adalah data
yang kita butuhkan tidak tersedia. Permasalahan terkait ketidak
tersediaan data akan perlu disikapi dengan mencari alternatif data
yang dibutuhkan.
95
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
BAB V
PENYAJIAN DATA
Indikator Keberhasilan:
Setelah membaca Bab V Penyajian Data, anda diharapkan dapat:
1. Mampu menjelaskan dasar-dasar penyajian data
2. Mampu menyusun melakukan penyajian data dengan informatif dan tepat
berdasarkan studi kasus
1. Seleksi Data
Tahapan seleksi data merupakan proses meminimalkan jumlah
data yang digunakan untuk proses menggali dengan tetap
merepresentasikan data aslinya. Hal ini berfungsi untuk
mengefektifitaskan penggunaan satu sumber data sebagai referensi
96
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
98
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
Suhu Udara
No Bulan
Maksimum Minum
4 April 31,2 23,2
5 Mei 30,6 22,6
6 Juni 31,7 23,7
7 Juli 31,8 23,8
8 Agustus 32 24
9 September 31,5 23,5
10 Oktober 31 23
11 November 30,5 22,5
12 Desember 30 22
99
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
2. Tabel Kontingensi
Tabel ini merupakan tabel yang memiliki ciri yaitu
menampilkan data yang terdiri dari dua factor / variable.
Pada tabel menunjukkan informasi variable / factor yang
saling bersinggungan.
Tabel 11
Contoh Tabel Kontingensi
Jenis Kelamin / Laki -
No Perempuan
Pekerjaan Laki
1 Petani 50 65
2 Wirausaha 45 25
3 Pekerja Pabrik 50 65
PNS / TNI /
4 15 5
POLRI
Jumlah 160 160
Tabel 12
Contoh Tabel Distribusi Frekuensi
No Usia (Th) Frekuensi
1 1-5 25
2 6 - 10 50
3 11 - 15 65
4 16 - 20 75
5 21 - 25 150
6 26 - 30 125
7 31 - 35 110
8 36 - 40 105
9 41 - 45 95
10 46 - 50 90
11 > 51 65
Jumlah 955
Juli
Januari
Februari
Juni
November
Desember
Agustus
April
Mei
September
Oktober
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 42
Contoh Diagram Garis
b. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran menggambarkan pembagian porsi dari
suatu populasi dan disesuaikan dengan pembagian setiap
variable / klasifikasi. Hal ini memudahkan dalam membaca
dan menyimpulkan data, dikarenakan secara visual dapat
terlihat variable / komponen apa saja yang memiliki peranan
dominan berdasarkan pembagian diagram. Dalam
pengaplikasiannya diagram tersebut dapat disajikan pada
data kegiatan ekonomi, jenis pekerjaan, maupun pembagian
gender pada bwp.
102
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
Jumlah Penduduk
Berdasarkan Usia
1-5
6 - 10
7%3%5% 11 - 15
9% 7%
10% 8% 16 - 20
16% 21 - 25
11%
11% 13% 26 - 30
31 - 35
36 - 40
Gambar 43
Contoh Diagram Lingkaran
c. Diagram Batang
Diagram datang menunjukkan bagaimana bilangan atau
kuantitas dinyatakan dalam visual berupa persegi Panjang.
Dimana data yang digunakan cenderung disesuaikan dengan
kurun waktu tertentu atau bersifat series. Pengaplikasian
diagram batang dapat digunakan dalam menunjukkan angka
jumlah penduduk, perkembangan lahan permukiman, dll.
JE NI S PE K E RJA A N BE RDA SA RK A N
K E LA MI N
Laki - Laki Perempuan
65
65
50
50
45
25
15
Gambar 44
Contoh Diagram Batang
103
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
104
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
105
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
C. RANGKUMAN
Kompilasi data merupakan tahapan penting setelah seluruh data
telah terkumpul. Hal ini dikarenakan tahap kompilasi merupakan
proses pengumpulan data secara keseluruhan untuk diseleksi,
ditabulasi dan dikelompokkan secara sistematis.
Penyajian data statistik memiliki peran penting dalam
mengkompilasi dan memberikan informasi. Beberapa tujuan dari
penyajian data statistic adalah memberikan gambaran data yang
sistematik, agar data mudah dimengerti, mempermudah analisis dan
pengambila keputusan yang lebih tepat. Dalam penyajiannya data
statistic dapat disajikan dalam daftar / tabel dan grafik / diagram.
109
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) TINGKAT MENENGAH
DAFTAR PUSTAKA
110