Anda di halaman 1dari 6

SLIDE #3

 
RTRW, Rencana Tata Ruang Wilayah , yaitu
hasil perencanaan tata ruang yang
berisikan tujuan, kebijakan pengembangan, strategi
pengembangan, penetapan rencana struktur ruang
wilayah, penetapan rencana pola ruang wilayah,
penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan
ruang, serta pengendalian pemanfaatan ruang wilayah.
 
SLIDE 4#
 
Berikut adalah diagram hubungan antara RTRW, RDTR , Rencana Detil Tata Ruang, dan RTBL,
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan . Hirarki nya sama seperti dengan UU no.26 tahun 2007
tentang penataan ruang.
 
Dimulai dari RTRW. Kabupaten/kota, yang sudah pasti memegang wilayah kabupaten atau kota
sebagai bagian dari wilayah perencanaannya.
 

 
Dikarenakan RTRW masih begitu luas dan belum tentu mengakomodasi seluruh sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat, dibentuk lah RDTR yang tetap mengacu pada RTRW
sebagai pedoman dan memerhatikan RPJM Kabupaten atau kota dan RPJP kabupaten atau kota
 
Hasil kegiatan perumusan konsepsi RDTR berupa Bagian Wilayah Perencanaan atau disingkat BWP
terdiri dari , tujuan penataan BWP, penetapan sub BWP yang dipiroritaskan penanganannya, dengan
menggunakan acuan data analisis struktur internal BWP, sistem penggunaan lahan, kedudukan dan
peran BWP dalam wilayah, SDA dan fisik lingkungan BWP dan sebagainya. Tambahan, Disebutkan
dalam UU no.26 tahun 2007 tentang penataan ruang BAB 6 Pasal 14 ayat (6) huruf c bahwa RDTR
menjadi dasar penyusunan Peraturan Zonasi
 
Kemudian selanjutnya adalah RTBL, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang memuat sub BWP.
Menurut UU no.28 tahun 2014 dijelaskan bahwa
 
RTBL adalah panduan rancang bangun suatu kawasan untuk
mengendalikan pemanfaatan ruang yang memuat rencana program
bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,
rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman
pengendalian pelaksanaan.
 
Dalam pelaksanaannya bergantung pada RTRW saja tidak cukup dalam mengakomodasi kebutuhan
masyarakat kota, RTRW sebagai perangkat pengatur yang berlaku secara umum, memerlukan
peraturan pelaksana yang dapat menguraikan lebih rinci kebutuhan warga kota yang beragam,
dalam hal ini bisa saja diatur oleh RTBL.
 
Peraturan Menteri Nomor 6 tahun 2007, pada Pasal 5 ayat (4) menjelaskan
bahwa dokumen RTBL ditetapkan dengan peraturan Bupati/Walikota, dan untuk
Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan peraturan Gubernur. Berdasarkan pada
Peraturan Menteri tersebut, terdapat kriteria kawasan yang termasuk dalam
pembentukan RTBL, yakni: kawasan baru berkembang cepat; kawasan terbangun;
kawasan dilestarikan; kawasan rawan bencana; dan kawasan gabungan atau
campuran dari keempat jenis kawasan pada butir (a), (b), (c) dan/atau (d).
 
SLIDE #5
 
Bisa dilihat dari slide, merupakan muatan atau isi dari RTRW dalam lingkup kota.
 
Tujuan kebijakan dan Strategi penataan ruang wilayah kota
 
rencana struktur ruang wilayah kota
 
rencana pola ruang wilayah kota
 
penetapan kawasan strategi wilayah kota
 
arahan pemanfaatan ruang wilayah kota
 
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
 
SLIDE 6#
 
Nah, output dari RTRW sendiri adalah berupa peta. Teman teman kalau mau melihat RTRW tempat
tinggalnya sendiri, dapat diakses dari website GISTARU, G-I-S-T-A-R-U yang sudah dibuat oleh
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN)
 
Ini adalah RTRW Kabupaten / kota Struktur Ruang wilayah kota Banda Aceh, struktur ruang sendiri
berisikan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
 
Contoh , keterangan sistem sumber daya air , sistem jaringan transportasi,
 
 
SLIDE 7#
 
Kemudian selanjutnya adalah RTRW Pola Ruang Kota Banda Aceh ,
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
 
Nah untuk peruntukannya sendiri didapat dari hasil Analisis dan Evalusai terhadap suatu lahan dan
tetap berpedoman atau sesuai dengan RTRW nasional
 
Contohnya, kawasan ini untuk RTH, kawasan ini untuk perkebunan , kawasan ini untuk industri dan
sebagainya.
 
SLIDE 8#
 
Terakhir, adalah RTRW kawasan strategis. Kawasan Strategis sendiri artinya adalah wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
 
Contoh kawasan lindung, taman nasional, dsb
 
SLIDE 9#
 
Selanjutnya, Proses dan Prosedur Umum penyusunan RTRW Kota
 
Tahap Persiapan
 
Pertama: Pembentukan tim penyusun RTRW yang terdiri atas pemerintah daerah kabupaten / kota,
tim ahli yang diketuai oleh profesional Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman minimal
10 tahun. Dan anggota profesional pada bidang keahlian yang setidaknya terdiri dari
 
1) Sistem Informasi Geografis
2) Survei dan Pemetaan
3) Ekonomi Wilayah
4) Infrastruktur
5) Transportasi
6) Lingkungan
7) Kebencanaan
8) Kependudukan
9) Sosial dan Budaya
10) Pertanahan
11) Hukum
12) Bidang keahlian lainnya sesuai karakteristik wilayah kabupaten
 
Kedua:
 
Kajian awal data sekunder mencakup review RTRW Kabupaten atau Kota sebelumnya, hasil
pelaksanaan peninjauan kembali, dan atau kebijakan terkait lainnya
 
Ketiga:
 
Persiapan Teknis Awal yang meliputi
 
1. Penyimpulan data awal
2. Penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan
3. Penyiapan rencana kerja rinci
4. Penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan, panduan wawancara, kuesioner,
panduan observasi, dokumentasi, dan lain-lain), serta mobilisasi peralatan dan personil yang
dibutuhkan
 
Keempat, atau terakhir:
 
Pemberitaan kepada publik perihal pelaksaaan penyusunan RTRW.
 
Tahapan selanjutnya adalah Pengumpulan Data dan Informasi, terdiri dari pertama.
 
Data Primer
a) Aspirasi masyarakat, termasuk pelaku usaha dan komunitas adat yang didapat melalui metode
penyebaran angket, forum diskusi publik, wawancara orang per orang, kotak aduan, dan lainnya;
serta
b) kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah kabupaten yang didapat melalui metode survei lapangan.
 
Kemudian Data Sekunder
 
peta dasar dan peta tematik, meliputi:
(1) Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) yang terdiri dari 7 (tujuh) tema dengan skala minimal 1:50.000
sebagai peta dasar, yang meliputi tema penutup lahan, hidrografi, hipsografi, bangunan, transportasi
dan utilitas, batas administrasi, dan toponimi;
(2) Peta geomorfologi, peta topografi, serta peta kemampuan tanah;
(3) Data citra satelit untuk memperbaharui peta dasar dan peta tutupan lahan terkini sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan tentang kelas tutupan;
(4) Peta kelautan sebagai informasi dasar terkait kedalaman laut (batimetri), jenis pantai, informasi
dasar lainnya terkait navigasi dan administrasi di wilayah laut;
(5) Peta batas wilayah administrasi kabupaten (tata batas);
(6) Peta batas kawasan hutan yang berinformasikan tentang status hutan;
(7) Peta kawasan konservasi alam, suaka margasatwa, dan biodiversitas di luar kawasan hutan;
(8) Peta kawasan lahan pertanian, dapat menyertakan data luasan dan sebaran potensi indikatif
lahan pertanian pangan berkelanjutan dari kementerian yang menyelenggarakan urusan bidang
pertanian;
(9) Peta kawasan pertambangan mineral, serta minyak, dan gas bumi;
(10) Peta kawasan pariwisata;
(11) Peta risiko bencana;
(12) Peta kawasan perikanan dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil
lainnya;
(13) Peta kawasan objek vital nasional dan kepentingan hankam;
(14) Peta satuan wilayah sungai (SWS) dan daerah aliran sungai (DAS);
(15) Peta klimatologis (curah hujan, angin, dan temperatur);
(16) Peta jaringan infrastruktur (jalan, listrik, telekomunikasi, energi);
(17) Peta sumber air dan prasarana sumber daya air (bendungan, sungai, danau, saluran air,
bendung, dan lain-lain);
(18) Peta potensi pengembangan sumber daya air;
(19) Peta kawasan industri; dan
(20) Peta sebaran lahan gambut.
 
Kemudian data sekunder juga didapat dari hasil wawancara, survei, kuosioner, maupun observasi
 
Tahapan ketiga yaitu, Analisis
 
Pengolahan data dan analisis terdiri atas :
1. Analisis kebijakan spasial dan sektoral.
2. Analisis kedudukan dan peran kabupaten dalam wilayah yang lebih luas
3. Analisis fisik wilayah
4. Analisis sosial kependudukan
5. Analisis ekonomi wilayah
6. Analisis sebaran ketersedian dan kebutuhan sarana dan prasarana wilayah kabupaten
7. Analisis penguasaan tanah yang menghasilkan status penguasaan tanah publik dan privat
(termasuk status hutan adat)
8. Analisis sistem pusat-pusat permukiman (sistem perkotaan) yang didasarkan pada hasil identifikasi
sebaran daerah fungsional perkotaan yang ada di wilayah kabupaten
9. Analisis lingkungan hidup
10. Analisis pengurangan risiko bencana
11. Analisis kemampuan keuangan pembangunan daerah, yang meliputi: ● Sumber penerimaan
daerah dan alokasi pembiayaan pembangunan; dan ● Prediksi peningkatan kemampuan keuangan
pembangunan daerah.
 
● Hasil pengolahan dan analisis data berupa
1. Isu strategis pengembangan wilayah kabupaten
2. Potensi dan masalah penataan ruang wilayah kabupaten, termasuk kaitannya dengan wilayah
sekitarnya
3. Peluang dan tantangan penataan ruang wilayah kabupaten, termasuk kaitannya dengan wilayah
sekitarnya
4. Kecenderungan pengembangan dan kesesuaian kebijakan pengembangan kabupaten
5. Perkiraan kebutuhan pengembangan wilayah kabupaten
6. Daya dukung dan daya tampung ruang
7. Distribusi penduduk perkotaan dan perdesaan; dan
8. Disparitas antar wilayah, kluster ekonomi dan pusat pertumbuhan ekonomi
 
Tahap Keempat yaitu Perumusan Konsep
 
Penyusunan konsep RTRW Kabupaten, terdiri atas:
1. Penyusunan alternatif konsep rencana, yang berisi:
a. rumusan tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan wilayah kabupaten; dan
b. konsep pengembangan wilayah kabupaten
 
2. Pemilihan konsep rencana. Berupa tujuan,
a.kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
b. rencana struktur ruang wilayah kabupaten;
c. rencana pola ruang wilayah kabupaten;
d. penetapan kawasan strategis wilayah kabupaten;
e. arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan
f. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten
 
Perumusan rencana terpilih menjadi muatan RTRW Kabupaten, disertai pembahasan antarsektor
yang dituangkan dalam berita acara.
 
Tahap kelima atau terakhir adalah, Penyusunan dan Pembahasan Raperda tentang RTRW Kabupaten
atau Kota.
 
Penyusunan dan pembahasan raperda tentang RTRW Kabupaten terdiri atas:
1. Penyusunan naskah akademik raperda tentang RTRW Kabupaten;
2. Penyusunan raperda tentang RTRW Kabupaten
3. Pembahasan raperda tentang RTRW Kabupaten
 
● Hasil Penyusunan dan Pembahasan Raperda RTRW Kabupaten :
1. Naskah akademik raperda tentang RTRW Kabupaten
2. Naskah raperda tentang RTRW Kabupaten; dan
3. Berita acara pembahasan terutama dengan kabupaten/kota yang berbatasan.

Anda mungkin juga menyukai