Anda di halaman 1dari 9

3.

1 Pemahaman Terhadap Latar Belakang

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi adalah suatu tahapan rencana
yang lebih terperinci dan operasional dalam rangka mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang hingga menentukan dan mengatur tentang persyaratan
pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya untuk setiap blok/zona
peruntukan yang penetapan zonanya suatu keharusnya. Untuk menyusun RDTR
dan PZ ini telah diperkuat dengan terbitnya Peraturan Menteri Agraria Dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan
Zonasi Kabupaten/Kota.

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2016 telah menyusun RTRW
Kabupaten Musi Banyuasin di mana Kota Sekayu ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW) berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten/kota atau beberapa kecamatan sekaligus sebagai kawasan strategis
perkotaan dan merupakan kawasan prioritas. Sesuai dengan amanat undang-
undang No 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, bahwa Pemerintah Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai kewenangan untuk menyusun rencana
detail tata ruang didalam wilayahnya. Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,
setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah
kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya.

Dokumen Usulan Teknis III - 1


Dengan demikian merupakan suatu tindakan yang strategis dan sistematis
sebagai upaya pelaksanaan pembangunan Sekayu dan juga dapat memiliki
perangkat pengendalian yang efektif dalam rangka pemanfaatan ruang tersebut
Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin dalam APBD tahun 2019 melalui
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang tahun anggaran 2019 telah mengalokasikan dana untuk pekerjaan
Penyusunan RDTR Dan Peraturan Zonasi Sekayu.

3.2 Pemahaman Maksud, Tujuan, dan Sasaran Penyusunan RDTR


RDTR dan PZ Sekayu
Konsultan sesungguhnya memahami bahwa pekerjaan ini dimaksudkan sebagai
upaya pengaturan penataan ruang melalui penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi sebagai dasar acuan untuk menjadi landasan spasial
pembangunan melalui penyusunan Rencana Detai Tata Ruang (RDTR) dan
Peraturan Zonasi (PZ) sebagai dasar pemberian izin dan instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang, serta dasar acuan pengembangan wilayah yang
mempertimbangkan multi aspek diantaranya orientasi pengembangan ekonomi,
pembangunan infrastruktur kawasan, orientasi pengembangan sumber daya
alam, kebencanaan dan sebagainya.

Sedangkan Tujuannya adalah menyusun RDTR dan PZ di Kawasan Perkotaan


Sekayu abupaten Musi Banyuasin yang berbasis pada pengembangan potensi
kawasan dengan menekankan pada upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.

Konsultan memahami bahwa sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya RDTR
dan PZ adalah:

1. Tersedianya materi teknis (buku rencana dan fakta analisa) RDTR dan
Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Sekayu;
2. Tersedianya draft Ranperda RDTR dan Peraturan Zonazi Kawasan
Perkotaan Sekayu;
3. Tersedianya album peta dengan skala atau tingkat kedetailan informasi
minimal 1:5.000.

3.3 Pemahaman Terhadap Keluaran


Konsultan memahami keluaran yang akan dihasilkan dari Pekerjaan Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Sekayu Kecamatan Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin, adalah :

Dokumen Usulan Teknis III - 2


1. Dokumen Materi Teknis terdiri atas Buku Fakta dan Analisis, Buku Rencana;
2. Album Peta skala 1: 5.000;
3. Ranperda RDTR;
4. Visualisasi 3D.

Konsultan memahami pentingnya dokumen Ranperda dalam rangka


mewujudkan RDTR dan PZ ini menjadi produk yang siap untuk segera dijadikan
sebagai payung hukum dalam kerangka pemanfaatan ruang di Sekayu.

3.4 Lingkup Dan Lokasi Kegiatan


A. Lingkup Substansi Kegiatan

Tahapan substansi yang harus dilaksanakan Konsultan dalam pekerjaan ini


meliputi kegiatan-kegiatan antara lain:

a. Melakukan persiapan kegiatan, antara lain:

1) menyiapkan kajian awal data sekunder, mencakup kajian terhadap RTRW


Kabupaten, RDTR sebelumnya (jika ada) RPJPD, RPJMD, dan ketentuan
sektoral terkait pemanfaatan ruang

2) Melakukan pentepan awal deliniasi BWP

3) Melakukan persiapan teknis pelaksanaan, yang meliputi penyimpulan


data awal, penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan,
penyiapan rencana kerja rinci, dan penyiapan perangkat survey serta
mobilisasi peralatan dan personil yang dibutuhkan.

4) Memfasilitas pemerintah daerah dalam melakukan pemberitaan kepada


publik.

5) Berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk persiapan pelaksanaan


kegiatan

b. Melakukan pengumpulan data dan informasi meliputi:

1) Data primer terdiri atas aspirasi masyarakat serta kondisi dan jenis guna
lahan atau bangunan, intensitas ruang, serta konflik-konflik pemanfaatan
ruang (jika ada) maupun infrastruktur perkotaan, kondisi fisik dan sosial
ekonomi BWP;
2) Data primer (update) zona rawan bencana sesuai dengan skala ketelitian
peta yang akan disusun;

Dokumen Usulan Teknis III - 3


3) Data sekunder yang terdiri atas peta dasar dan peta tematik serta data dan
informasi lain sebagaimana tercantum dalam Permen Agraria dan Tata
Ruang/Kepala BPN No.16 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan RDTR
dan PZ Kabupaten/Kota, serta data sekunder lainnya yang diperlukan.

c. Melakukan pengolahan dan analisis data sesuai dengan ketentuan dalam


Permen Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No.16 tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ kabupaten/kota, antara lain:

1. Analisis untuk penyusunan RDTR

1) Analisis struktur internal BWP

2) Analisis sistem penggunaan lahan

3) Analisis kedudukan dan peran BWP dalam wilayah yang lebih luas

4) Analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan

5) Analisis sosial budaya

6) Analisis kependudukan

7) Analisis ekonomi dan sektor unggulan

8) Analisis transportasi atau pergerakan

9) Analisis sumber daya buatan

10) Analisis kondisi lingkungaan binaan

11) Analisis kelembagaan dan

12) Analisis pembiayaan pembangunan

2. Analisis untuk peyusunan PZ

1) analisis karakteristik peruntukan, zona dan zona berdasarkan kondisi


yang diharapkan (berdasarkan nilai sejarah, lokasi, kerentanan dan
risiko bencana, persepsi maupun preferensi pemangku kepentingan);

2) analisis jenis dan karakteristik kegiatan yang saat ini berkembang dan
mungkin akan berkembang di masa mendatang;

3) analisis kesesuaian kegiatan terhadap peruntukan/zona/sub zona


(karakteristik kegiatan, fasilitas penunjang dll);

4) analisis dampak kegiatan terhadap jenis peruntukan/zona/sub zona;


5) analisis pertumbuhan dan pertambahan penduduk pada suatu zona;

Dokumen Usulan Teknis III - 4


6) analisis gap antara kualitas peruntukan/zona/sub zona yang diharapkan
dengan kondisi yang terjadi di lapangan (peruntukan saat ini, perizinan
yang sudah dikeluarkan; status guna lahan, konflik pemanfaatan ruang);

7) analisis karakteristik spesifik lokasi (obyek strategis nasional/provinsi,


ruang dalam bumi);

8) analisis ketentuan, standar setiap sektor terkait; dan

9) analisis kewenangan dalam perencanaan, pemanfaatan ruang dan


pengendalian pemanfaatan ruang

d. Merumuskan konsep RDTR yang meliputi alternatif konsep rencana, pemilihan


konsep rencana, perumusan rencana terpilih menjadi muatan RDTR, dan
melakukan tinjauan dari perspektif mitigasi/pengurangan risiko bencana
disertai pembahasan antar sektor terkait yang dituangkan dalam Berita Acara.

e. Merumuskan konsep PZ yang berisi :

1) Penentuan deliniasi blok peruntukan

2) perumusan aturan dasar, yang memuat:

a) ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;

b) ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;

c) ketentuan tata bangunan;

d) ketentuan prasarana minimal;

e) ketentuan khusus;

f) standar teknis;

g) ketentuan pelaksanaan meliputi:

1) ketentuan variansi pemanfaatan ruang;

2) ketentuan insentif dan disinsentif; dan

3) ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai (nonconforming


situation) dengan peraturan zonasi;

3) perumusan teknik pengaturan zonasi yang dibutuhkan (jika ada).

f. Menyusun dan membahas Raperda tentang RDTR dan PZ, terdiri atas:

a. penyusunan naskah akademik raperda tentang RDTR dan PZ;

Dokumen Usulan Teknis III - 5


b. penyusunan raperda tentang RDTR dan PZ yang merupakan proses
penuangan materi teknis RDTR dan PZ ke dalam pasal-pasal dengan
mengikuti kaidah penyusunan peraturan perundang-undangan; dan

c. pembahasan raperda tentang RDTR dan PZ yang melibatkan pemerintah


kabupaten/kota yang berbatasan dan masyarakat.

g. Membuat album peta

h. Melakukan konsultasi dalam rangka :

a. Asistensi terhadap data yang dihasilkan kepada walidata

b. Penyampaian progres secara berkala pada Tim Supervisi.

c. Penyusunan album peta (konsultasi ke BIG)

i. Membuat model/animasi 3 dimensi penataan kawasan

j. Melakukan pendampingan proses rekomendasi gubernur, persetujuan


substansi, dan penetapan perda RDTR

k. Membuat laporan keseluruhan proses kegiatan dan produk-produk yang


dihasilkan kepada Tim Supervisi dalam bentuk sistem pelaporan yang meliputi
laporan pendahuluan, laporan antara, dan laporan draft akhir dan laporan akhir
serta laporan-laporan lainnya antara lain laporan pembahasan/diskusi/FGD.

B. Lokasi Kegiatan

Lingkup lokasi kegiatan adalah sebagian Kawasan Perkotaan Sekayu Kabupaten


Musi Banyuasin Batas delineasi RDTR ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan
dengan Pemerintah Daerah.

Konsultan mehamahi bahwa untuk mendelineasi kawasan dan pembagian Sub


BWP kawasan perkotaan ini ada beberapa parameter yang harus disepakati oleh
semua pihak selain konsultan juga pihak-pihak dan stakeholders daerah dalam hal
ini di Kabupaten Musi Banyuasin.

Konsultan mencoba memahami beberapa masukan dari literatur tekait Kawasan


Perkotaan Sekayu. Mengacu kedalam Perda No. 8 Tahun 2016 bahwa Kawasan
Perkotaan Sekayu merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Kabupaten Musi
Banyuasin dengan fungsi sedangkan dari aspek potensi lahan nya Sekayu berfungsi
sebagai pengembangan Kawasan Strategis Minapolitan. Dengan demikian dalam

Dokumen Usulan Teknis III - 6


RDTR dan PZ ini selanjutnya harus menentukan batas dan delineasi kawasan
perkotaan dan ciri-ciri dari kawasan strategis PKW dan Kawasan Minapolitan

Dengan delineasi tersebut selanjutnya dapat memudahkan dalam rangka


pembagian zona di PKW Sekayu dan fungsi pengembangan Kawasan Minapolitan
.

3.5 Tanggapan Terhadap Metodologi


Konsultan dalam penyusunan RDTR ini akan berpedoman pada yang digariskan
berikut ini walaupun pada saat nanti pelaksanaannya akan mengalami kendala-
kendala terutama kaitannya dengan potensi personil dan keterkaitan waktu
pelaksanaan. Adapaun kegiatan yang ditentukan dalam KAK meliputi metode
sebagai berikut:

1. Melakukan desk study (studi literatur) : best practice, pedoman, literatur, studi
terdahulu, terkait;

2. Melakukan field study (studi lapangan) untuk inventarisasi data dilakukan


dengan pengumpulan data sekunder pada instansi terkait maupun survey
pengamatan langsung;

3. Melakukan pengumpulan data primer dan sekunder untuk mendapatkan


informasi dan mengamati kondisi kawasan rawan bencana serta melakukan
ground check peta dasar maupun peta tematik perencanaan.

4. Melakukan survey mikrozonasi minimal level 3 (tiga)

Dokumen Usulan Teknis III - 7


5. Menempatkan asisten tenaga ahli (1 Planologi dan 1 GIS) di daerah sebagai
mitra daerah dan memberikan pendampingan/bimbingan teknis pada daerah
(transfer pengetahuan), selama 6 (enam) bulan.

6. Metode diskusi melalui pembahasan meliputi:

a) Konsultasi publik sebanyak 2 (dua) kali

b) FGD sebanyak 3 (tiga) kali, dalam rangka pengumpulan isu dan data
pembahasan hasil analisis, penyusunan konsep RDTR, penyusunan konsep
peraturan zonasi, finalisasi RDTR dan PZ.

c) draft akhir dan laporan akhir kegiatan.

Untuk lebih jelasnya seluruh tahapan dan metodologi dalam kegiatan Penyusunan
RDTR dan PZ Perkotaan Sekayu ini akan dijelaskan dalam Bab 4 Pendekatan dan
Metodologi.

3.6 Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan


Konsultan memahami bahwa kegiatan ini membutuhkan tenaga ahli yang
berpengalaman profesional dibidangnya selain dibidang tata ruang dan
lingkungan akan tetapi keberadaan ahli yang mumpuni dibidang ilmu kebumian
akan sangat banyak membantu terutama dalam menentukan analisis dari
penentuan zonasi, analisis pola ruang dalam rangka mitigasi bencana juga tahapan
pemanfaatan ruang dari setiap blok hasil perancangan dalam RDTR ini.

Tabel 1.
Kebutuhan tenaga ahli

No. Tenaga Ahli Jumlah


1 Ahli Perencanaan Wilayah/Kota (Team Leader) 1 Orang
2 Ahli Fasum dan Fasos 1 Orang
3 Ahli Sarana dan Prasarana 1 Orang
4 Ahli Hukum 1 Orang
5 Ahli Pemetaan/GIS 1 Orang
6 Ahli Sosial Budaya 1 Orang
7 Asisten Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota 1 Orang
8 Asisten Tenaga Ahli Pemetaan/GIS 1 Orang

Dokumen Usulan Teknis III - 8


Sebagai masukan untuk dapat mengetahui karaktersitik dan potensi terkaitan
kawasan strategis Kawasan Minapolitan sebaiknya perlu adanya dukungan Tenaga
ahli yang kaitannya dengan analsis dan sintesis tentang perikanan meliputi Ahli
Ahli Pertanian dan atau Ahli Perikanan.

3.7 Jadwal Pelaksanaan


Konsultan memahami akan padatnya kegiatan yang harus dilalui dalam
penyusunan RDTR ini walaupun Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini
diperkirakan selama 6 (enam) bulan terhitung sejak penerbitan Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK). Namun demikian konsultan akan bekerja secara penuh waktu
untuk seluruh Tenaga Ahli dan pendukungnya agar terlaksana tepat waktu.
Sebagaimana yang diuraikan dalam tabel dibawah ini.

No Tahapan Pelaksanaan 1 2 3 4 5 6
Melakukan desk study (studi literatur) : best
1 practice, pedoman, literatur, studi terdahulu,
terkait
Melakukan field study (studi lapangan) untuk
inventarisasi data dilakukan dengan pengumpulan
2
data sekunder pada instansi terkait maupun survey
pengamatan langsung;
Menempatkan asisten tenaga ahli di daerah
sebagai mitra daerah dan memberikan
3
pendampingan/bimbingan teknis pada daerah
(transfer pengetahuan).
4 Melakukan penyusunan materi teknis RDTR
5 Pembahasan :
a) Konsultasi publik sebanyak 2 (dua) kali
b) FGD di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 3
(tiga) kali, untuk pembahasan muatan RDTR
c) Pendampingan proses rekomendasi gubernur,
persetujuan substansi, dan penetapan perda
d) Pendampingan proses rekomendasi pusat

Demikian juga halnya dengan jadwal pelaksanaan kegiatan lebih lanjut akan
diuraikan secara rinci dalam bab rencana kerja.

Dokumen Usulan Teknis III - 9

Anda mungkin juga menyukai