Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi adalah suatu tahapan rencana
yang lebih terperinci dan operasional dalam rangka mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang hingga menentukan dan mengatur tentang persyaratan
pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya untuk setiap blok/zona
peruntukan yang penetapan zonanya suatu keharusnya. Untuk menyusun RDTR
dan PZ ini telah diperkuat dengan terbitnya Peraturan Menteri Agraria Dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan
Zonasi Kabupaten/Kota.
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2016 telah menyusun RTRW
Kabupaten Musi Banyuasin di mana Kota Sekayu ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW) berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten/kota atau beberapa kecamatan sekaligus sebagai kawasan strategis
perkotaan dan merupakan kawasan prioritas. Sesuai dengan amanat undang-
undang No 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, bahwa Pemerintah Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai kewenangan untuk menyusun rencana
detail tata ruang didalam wilayahnya. Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,
setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah
kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya.
Konsultan memahami bahwa sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya RDTR
dan PZ adalah:
1. Tersedianya materi teknis (buku rencana dan fakta analisa) RDTR dan
Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Sekayu;
2. Tersedianya draft Ranperda RDTR dan Peraturan Zonazi Kawasan
Perkotaan Sekayu;
3. Tersedianya album peta dengan skala atau tingkat kedetailan informasi
minimal 1:5.000.
1) Data primer terdiri atas aspirasi masyarakat serta kondisi dan jenis guna
lahan atau bangunan, intensitas ruang, serta konflik-konflik pemanfaatan
ruang (jika ada) maupun infrastruktur perkotaan, kondisi fisik dan sosial
ekonomi BWP;
2) Data primer (update) zona rawan bencana sesuai dengan skala ketelitian
peta yang akan disusun;
3) Analisis kedudukan dan peran BWP dalam wilayah yang lebih luas
6) Analisis kependudukan
2) analisis jenis dan karakteristik kegiatan yang saat ini berkembang dan
mungkin akan berkembang di masa mendatang;
e) ketentuan khusus;
f) standar teknis;
f. Menyusun dan membahas Raperda tentang RDTR dan PZ, terdiri atas:
B. Lokasi Kegiatan
1. Melakukan desk study (studi literatur) : best practice, pedoman, literatur, studi
terdahulu, terkait;
b) FGD sebanyak 3 (tiga) kali, dalam rangka pengumpulan isu dan data
pembahasan hasil analisis, penyusunan konsep RDTR, penyusunan konsep
peraturan zonasi, finalisasi RDTR dan PZ.
Untuk lebih jelasnya seluruh tahapan dan metodologi dalam kegiatan Penyusunan
RDTR dan PZ Perkotaan Sekayu ini akan dijelaskan dalam Bab 4 Pendekatan dan
Metodologi.
Tabel 1.
Kebutuhan tenaga ahli
No Tahapan Pelaksanaan 1 2 3 4 5 6
Melakukan desk study (studi literatur) : best
1 practice, pedoman, literatur, studi terdahulu,
terkait
Melakukan field study (studi lapangan) untuk
inventarisasi data dilakukan dengan pengumpulan
2
data sekunder pada instansi terkait maupun survey
pengamatan langsung;
Menempatkan asisten tenaga ahli di daerah
sebagai mitra daerah dan memberikan
3
pendampingan/bimbingan teknis pada daerah
(transfer pengetahuan).
4 Melakukan penyusunan materi teknis RDTR
5 Pembahasan :
a) Konsultasi publik sebanyak 2 (dua) kali
b) FGD di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 3
(tiga) kali, untuk pembahasan muatan RDTR
c) Pendampingan proses rekomendasi gubernur,
persetujuan substansi, dan penetapan perda
d) Pendampingan proses rekomendasi pusat
Demikian juga halnya dengan jadwal pelaksanaan kegiatan lebih lanjut akan
diuraikan secara rinci dalam bab rencana kerja.