Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN PENURUNAN BIAYA LOGISTIK

SUBSEKTOR TRANSPORTASI LAUT

KERANGKA ACUAN KERJA

(TERMS OF REFERENCE)

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT, SUNGAI,
DANAU DAN PENYEBERANGAN

JAKARTA, OKTOBER 2021


KERANGKA ACUAN KERJA
(TERMS OF REFERENCE)
KAJIAN PENURUNAN BIAYA LOGISTIK
SUB SEKTOR TRANSPORTASI LAUT

KEMENTERIAN
: Kementerian Perhubungan.
NEGARA/LEMBAGA
UNIT ORGANISASI : Badan Litbang Perhubungan.
UNIT ESELON II / SATKER : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan
Penyeberangan.
PROGRAM : Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
HASIL (OUTCOME) : Peningkatan LPI Indonesia
KEGIATAN : Riset Rekomendasi Kebijakan Transportasi Laut, Sungai,
Danau, dan Penyeberangan
INDIKATOR KINERJA : IKK 1 (initial): Tingkat kemanfaatan rekomendasi
KEGIATAN kebijakan di bidang transportasi laut, sungai, danau, dan
penyeberangan
JENIS KELUARAN (OUTPUT) : Rekomendasi konsep pemetaan komponen/ variabel
yang berpengaruh terhadap 6 indikator kinerja
infrastruktur logistik (LPI) yang terintegrasi dengan
komponen biaya logistik
VOLUME : 1 (satu)
SATUAN UKUR KELUARAN : Laporan
(OUTPUT)

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan,
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia;
e. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan;
f. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik
Nasional;
g. Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 432 tentang Rencana Induk
Pelabuhan Nasional.

2. Gambaran Umum
Indonesia secara berkelanjutan berupaya melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
indikator kinerja infrastruktur logistik, atau yang lebih dikenal dengan Logistic
Performance Index (LPI) yang dikeluarkan oleh Bank Dunia.
Pada tahun 2018, peringkat kinerja infrastruktur logistik berada pada urutan 46.
Indonesia masih dibawahnya negara Singapura ranking (7), China (26), Thailand
(32), Vietnam (39), Malaysia (41), namun Indonesia masih unggul bila
dibandingkan dengan Filipina (60), Kamboja (98), dan Myanmar (137).
Kinerja infrastruktur logistik mengalami peningkatan selama dua tahun (2016–
2018) yaitu dari rank LPI 63 menjadi rank LPI 46, namun ternyata belum
sepenuhnya dapat menurunkan biaya logistik Indonesia.
1 dari 9
Terdapat 6 indikator kinerja infrastruktur logistik (LPI) yang menjadi model dalam
perhitungan LPI yaitu:
a. Efisiensi proses kepabeanan/clearance, sehubungan dengan kecepatan,
kesederhanaan dan prediktibilitas formalitas oleh instansi pengawas
perbatasan (customs rank).
b. Kualitas infrastruktur Indonesia (infrastructure rank).
c. Kemudahan mengatur pengiriman dengan harga kompetitif, yang
menunjukkan ketersediaan koneksi transportasi internasional yang terjangkau
di suatu negara/pengiriman internasional (international shipments rank).
d. Kompetensi dan kualitas pelayanan logistik (misalnya operator transportasi,
perusahaan pengurusan jasa kepabeanan/customs brokers) (logistics quality
and competence rank).
e. Kemampuan untuk jejak lacak kiriman ketika mengirim ke suatu negara
tertentu/pelacakan dan penelusuran barang (tracking and tracing rank).
f. Ketepatan waktu yang menunjukkan frekuensi kiriman untuk diterima oleh
penerima kiriman dalam waktu yang dijadwalkan atau diharapkan sehingga
mengukur keterandalan dan prediktibilitas rantai penawaran (timelines rank).
Sementara itu biaya logistik didefinisikan sebagai sekumpulan dari biaya
transportasi dari asal sampai tujuan + biaya transfer + biaya penyimpanan
(inventory) + biaya transaksi IT + biaya lainnya.
Dalam customs rank sudah ada aplikasi digital melalui National Logistic
Ecosystem/NLE yang National Logistic Ecosystem/NLE diharapkan bisa
menurunkan biaya logistik Indonesia.
Diharapkan melalui kajian ini bisa dikembangkan lebih mendalam hubungan antara
LPI (6 indikator) dengan biaya logistik.
Sementara itu perkembangan biaya logistik terhadap GDP Indonesia dan di tingkat
ASEAN, sebagaimana gambar berikut.

2 dari 9
LPI menjadi penting karena dapat digunakan sebagai tolok ukur daya saing, bahkan
di dalam Renstra Kemeneterian Perhubungan 2020–2024, terkait kondisi makro
dan infrastruktur di Indonesia sebagaimana dalam Gambar berikut.

3. Permasalahan Kajian
Permasalahan utama dalam kajian ini antara lain:
1) Tingginya biaya logistik yang diduga disumbangkan oleh kinerja
infrastruktur logistik (LPI) yang diduga masih rendah.
2) Kualitas dari infrastruktur, jalan raya, pelabuhan, hinterland, dan alih muat
yang berakibat rendahnya konektivitas transportasi.
3) Kompetensi dan kualitas pelayanan stakeholder terkait masih perlu
ditingkatkan.
4) Kemampuan jejak lacak barang (cargo tracing) yang masih perlu ditingkatkan.

4. Tujuan Kajian
a. Maksud dan Tujuan
Maksud kajian adalah mengidentifikasi 6 indikator kinerja infrastruktur
logistik (LPI) dan komponen biaya logistik.
Tujuan kajian ini adalah menganalisis komponen/variabel yang berpengaruh
terhadap 6 indikator kinerja infrastruktur logistik (LPI) yang terintegrasi
dengan komponen biaya logistik.
b. Output
Output kajian ini yaitu rekomendasi konsep pemetaan komponen/variabel
yang berpengaruh terhadap 6 indikator kinerja infrastruktur logistik (LPI)
yang terintegrasi dengan komponen biaya logistik, dan indeks perbaikan
kinerja infrastruktur logistik.
c. Outcome
Outcome kajian ini adalah peningkatan LPI Indonesia dan penerbitan
peraturan-peraturan di bidang logistik.

3 dari 9
5. Lingkup Kegiatan dan Lokasi
a. Ruang lingkup kegiatan dapat diuraikan kegiatan antara lain:
1) Identifikasi stakeholder;
2) Inventarisasi dan identifikasi peraturan perundang-undangan terkait
dengan penyelenggaraan angkutan laut baik nasional maupun
internasional;
3) Inventarisasi dan identifikasi alur proses kegiatan logistik saat ini dari
hulu sampai hilir pada kinerja infrastruktur logistik (LPI) dan
menimbulkan biaya logistik;
4) Inventarisasi dan identifikasi alur proses kegiatan logistik dari hulu
sampai hilir hasil penyederhanaan/simplifikasi pada kinerja
infrastruktur logistik (LPI) dan menimbulkan biaya logistik;
5) Inventarisasi dan identifikasi komponen/variabel yang dapat
meningkatkan indikator kinerja infrastruktur logistik (LPI);
6) Inventarisasi dan identifikasi komponen/variabel yang dapat
menurunkan komponen biaya logistik;
7) Inventarisasi dan identifikasi komponen/variabel yang dapat
mengintegrasikan kinerja infrastruktur logistik (LPI) dengan biaya
logistik;
8) Inventarisasi dan identifikasi pembangunan atau pengembangan
aplikasi model integrasi kinerja infrastruktur logistik (LPI) dengan
komponen biaya logistik;
9) Analisis faktor-faktor yang menghambat LPI dan biaya logistik;
10) Analisis dan evaluasi variabel-variabel yang dapat meningkatkan LPI
dan menurunkan biaya logistik;
11) Analisis dan evaluasi pengembangan model aplikasi digital
mengintegrasikan kinerja infrastruktur logistik (LPI) dengan biaya
logistik;
12) Model aplikasi digital integrasi LPI dan biaya logistik Indonesia;
13) Rekomendasi berupa implikasi kebijakan dan action plan.

b. Lokasi
Kegiatan kajian dilakukan di Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jawa Timur,
dan Papua Barat.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kajian ini adalah Kementerian Perhubungan, Pemerintah Daerah,
dan stakeholder terkait lainnya.

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Kegiatan kajian dilakukan secara kontraktual.
2. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui survei kepustakaan, meliputi dasar-
dasar teori, referensi-referensi, serta peraturan perundang-undangan, yang terkait
dan relevan dengan kajian dimaksud. Pengumpulan data primer dilakukan melalui
survei lapangan di lokasi terkait dan relevan, yang dimungkinkan melalui kuesioner
sebagai panduan yang telah disusun sebelumnya serta pelaksanaan simulasi atau
peragaan di lokasi pelabuhan dan institusi terkait di dalam negeri. Ruang lingkup
kegiatan pengumpulan data yang dikumpulkan mencakup inventarisasi dan
identifikasi peraturan dan referensi terkait instrumen.

4 dari 9
3. Analisis dan evaluasi dilakukan secara komprehensif, dengan pendekatan kualitatif
dan kuantitatif yang ditunjang oleh data primer hasil pengukuran, pengamatan dan
wawancara serta data sekunder berupa kepustakaan dan peraturan perundang-
undangan.
4. Kegiatan kajian ini dilaksanakan dengan 6 (enam) tahap pelaporan, dan pada
setiap tahapan kegiatan (milestone) dilakukan pembahasan bersama Tim
Pendamping dan/atau Tim Pengarah, yang dikoordinasikan oleh Ketua Tim
Pendamping kajian. Tahapan pelaporan kajian ini dilakukan dalam enam tahap,
yaitu:
a. Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Laporan ini berisi tentang penjabaran kerangka acuan yang meliputi
metodologi dan pendekatan teori yang digunakan, penjelasan metode
pengolahan/analisis, mencakup juga rencana kerja serta desain kuesioner
yang akan digunakan.
b. Laporan Antara (Interim Report)
Laporan ini berupa hasil pengumpulan dan pengolahan data yang diperoleh
dari data primer dan data sekunder, serta penyusunan langkah selanjutnya.
c. Tahapan Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report)
Laporan ini berisi tentang pengolahan data, analisis, evaluasi dan gambar
teknis dari hasil pengumpulan data pada Laporan Antara serta penyusunan
draft rekomendasi.
d. Laporan Akhir (Final Report)
Laporan Akhir merupakan hasil penyempurnaan Rancangan Laporan Akhir,
setelah melalui proses pembahasan bersama Tim Pengarah dan Tim
Pendamping serta diperkaya oleh masukan-masukan yang relevan dengan
tujuan studi hingga menghasilkan kebijakan dan action plan konsep pemetaan
komponen/variabel yang berpengaruh terhadap 6 indikator kinerja
infrastruktur logistik (LPI) yang terintegrasi dengan komponen biaya logistik,
dan indeks perbaikan kinerja infrastruktur logistik.
e. Laporan Ringkas (Executive Summary)
Laporan ini merupakan rangkuman singkat suatu dokumen yang tidak lebih
panjang dari 10% dokumen aslinya.
f. Policy Brief.

D. PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksana kegiatan ini dilaksanakan secara kontraktual melibatkan tenaga ahli dengan
deskripsi tugas dan tanggungjawab masing-masing personil tenaga ahli dan penunjang
kegiatan adalah sebagai berikut.
1. Tenaga Ahli Bidang Logistik (Ketua Tim)
Memiliki pengalaman kerja di bidang logistik, minimal 5 tahun dan dilengkapi
sertifikat keahlian, berpendidikan serendah-rendahnya Strata-2 (S2) diutamakan
Strata-3 (S3) dari perguruan tinggi terakreditasi, jurusan Teknik Industri/
Perencanaan Wilayah dan Kota/Ekonomi.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a. Memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan;
b. Melakukan komunikasi tingkat pimpinan dan pemberi tugas;
c. Bertanggung jawab penuh terhadap pemberi tugas/hasil pelaksanaan proyek;
d. Menyusun organisasi pelaksanaan proyek dan program kerja;

5 dari 9
e. Bertanggung jawab atas kualitas dan kontinuitas, jadwal serta efisiensi
pelaksanaan pekerjaan;
f. Menganalisis dan mengevaluasi variabel-variabel yang dapat meningkatkan
LPI dan menurunkan biaya logistik;
g. Menganalisis dan mengevaluasi pengembangan model aplikasi digital
mengintegrasikan kinerja infrastruktur logistik (LPI) dengan biaya logistik.
h. Menyusun rekomendasi implikasi kebijakan dan action plan penurunan biaya
logistik sektor transportasi laut.
2. Tenaga Ahli Bidang Kepelabuhanan (Anggota Tim)
Memiliki pengalaman kerja di bidang kepelabuhanan, minimal 5 tahun dan
dilengkapi sertifikat keahlian, berpendidikan serendah-rendahnya Strata-1 (S1) di
perguruan tinggi terakreditasi, jurusan Teknik Sipil/Teknik Kelautan/ Perencanaan
Wilayah dan Kota.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a. Menginventarisasi dan mengidentifikasi alur proses kegiatan logistik saat ini
dari hulu sampai hilir pada kinerja infrastruktur logistik (LPI) dan
menimbulkan biaya logistik;
b. Menginventarisasi dan mengidentifikasi alur proses kegiatan logistik dari
hulu sampai hilir hasil penyederhanaan/simplifikasi pada kinerja infrastruktur
logistik (LPI) dan menimbulkan biaya logistik.
3. Tenaga Ahli Bidang Manajemen Transportasi Laut (Anggota Tim)
Memiliki pengalaman kerja di bidang manajemen transportasi laut, minimal 5 tahun
dan dilengkapi sertifikat keahlian, berpendidikan serendah-rendahnya Strata-1 (S1),
diutamakan Strata-2 (S2) dari perguruan tinggi terakreditasi, jurusan Teknik
Industri/Teknik Sipil/Ekonomi.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a. Menganalisis faktor-faktor yang menghambat LPI dan biaya logistik;
b. Menganalisis dan mengevaluasi variabel-variabel yang dapat meningkatkan
LPI dan menurunkan biaya logistik.
4. Tenaga Ahli Bidang Ekonomi Transportasi (Anggota Tim)
Memiliki pengalaman kerja di bidang ekonomi transportasi, minimal 5 tahun dan
dilengkapi sertifikat keahlian, berpendidikan serendah-rendahnya Strata-1 (S1),
diutamakan Strata-2 (S2) dari perguruan tinggi terakreditasi, jurusan Teknik
Sipil/Teknik Industri/Ekonomi.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a. Menginventarisasi dan mengidentifikasi komponen/variabel yang dapat
meningkatkan indikator kinerja infrastruktur logistik (LPI).
b. Menginventarisasi dan mengidentifikasi komponen/variabel yang dapat
menurunkan komponen biaya logistik.
c. Menginventarisasi dan mengidentifikasi komponen/variabel yang dapat
mengintegrasikan kinerja infrastruktur logistik (LPI) dengan biaya logistik.
5. Tenaga Ahli Bidang Kebijakan Publik (Anggota Tim)
Memiliki pengalaman kerja di bidang kebijakan publik, minimal 5 tahun dan
dilengkapi sertifikat keahlian, berpendidikan serendah-rendahnya Strata-1 (S1),
diutamakan Strata-2 (S2) dari perguruan tinggi terakreditasi, jurusan Sosial
Politik/Hukum/Antropologi.
Deskripsi pekerjaan yaitu menyusun policy rekomendasi implikasi kebijakan dan
action plan penurunan boaya logistik sektor transportasi laut.

6 dari 9
6. Asisten Tenaga Ahli.
1) Asisten Ahli Bidang logistik
Berpengalaman kerja di bidang logistik minimal 3 tahun dan diutamakan yang
memiliki sertifikat keahlian dengan pendidikan serendah-rendahnya Strata-1
(S1) di perguruan tinggi terakreditasi, jurusan Teknik Industri/ Perencanaan
Wilayah dan Kota/Ekonomi.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a) Membantu tenaga ahli dalam hal menganalisa dan mengevaluasi variabel–
variabel meningkat dan menurunnya LPI dan biaya logistik.
b) Membantu tenaga ahli dalam hal menganalisis dan mengevaluasi model
aplikasi digital yang mengintegerasikan kinerja infrastruktur logistik
dengan biaya logistik.
c) Membantu tenaga ahli dalam hal menyusun rekomendasi implikasi
kebijakan dan action plan penurunan biaya logistik sektor transportasi laut.
2) Asisten Ahli Bidang Kepelabuhanan
Berpengalaman kerja di bidang kepelabuhanan minimal 3 tahun dan
diutamakan yang memiliki sertifikat keahlian dengan pendidikan serendah-
rendahnya Strata-1 (S1) di perguruan tinggi terakreditasi, jurusan Teknik
Sipil/Teknik Kelautan/ Perencanaan Wilayah dan Kota.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a) Membantu tenaga ahli dalam hal menginventarisasi dan mengidentifikasi
alur proses kegiatan logistik saat ini dari hulu sampai hilir pada kinerja
infrastruktur logistik (LPI) dan menimbulkan biaya logistik.
b) Membantu tenaga ahli dalam hal menginventarisasi dan mengidentifikasi
alur proses kegiatan logistik dari hulu sampai hilir hasil
penyederhanaan/simplifikasi pada kinerja infrastruktur logistik (LPI) dan
menimbulkan biaya logistik
3) Asisten Ahli Bidang Manajemen Transportasi Laut
Berpengalaman kerja di bidang manajemen transportasi laut minimal 3 tahun
dan diutamakan yang memiliki sertifikat keahlian dengan pendidikan
serendah-rendahnya Strata-1 (S1) di perguruan tinggi terakreditasi, jurusan
Teknik Industri/Teknik Sipil/Ekonomi.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a) Membantu tenaga ahli dalam hal menganalisis faktor-faktor yang
menghambat LPI dan biaya logistik.
b) Membantu tenaga ahli dalam hal menganalisis dan mengevaluasi variabel-
variabel yang dapat meningkatkan LPI dan menurunkan biaya logistik.
4) Asisten Ahli Bidang Ekonomi Transportasi
Berpengalaman kerja di bidang ekonomi transportasi minimal 3 tahun dan
diutamakan yang memiliki sertifikat keahlian dengan pendidikan serendah-
rendahnya Strata-1 (S1) di perguruan tinggi terakreditasi, jurusan Teknik
Sipil/Teknik Industri/Ekonomi.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a) Membantu tenaga ahli dalam hal menginventarisasi dan mengidentifikasi
komponen/variabel yang dapat meningkatkan indikator kinerja
infrastruktur logistik (LPI).
b) Membantu tenaga ahli dalam hal menginventarisasi dan mengidentifikasi
komponen/variabel yang dapat menurunkan komponen biaya logistik.
c) Membantu tenaga ahli dalam hal Menginventarisasi dan mengidentifikasi

7 dari 9
komponen/variabel yang dapat mengintegrasikan kinerja infrastruktur
logistik (LPI) dengan biaya logistik.
7. Sekretaris
Berpendidikan serendah-rendahnya Strata-1 (perguruan tinggi terakreditasi)
dengan pengalaman kerja di bidangnya minimal 3 tahun, semua jurusan.
Deskripsi pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan administrasi pendukung pelaksanaan proyek;
b. Melakukan evaluasi jadwal waktu pelaksanaan proyek;
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan administrasi dan evaluasi
proyek.
8. Operator Komputer
Berpendidikan serendah-rendahnya Strata-1 (perguruan tinggi terakreditasi)
dengan pengalaman kerja di bidangnya minimal 3 tahun, semua jurusan.
Deskripsi pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Membantu tenaga ahli dalam hal penggambaran hasil pendataan atau pengetikan;
b. Mengoperasikan komputer dalam kegiatan harian proyek, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing tenaga ahli.
Penanggung jawab kegiatan kajian ini adalah Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan.

E. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran.


1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kajian ini dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan pada tahun 2022.
2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun sebagai berikut:

Tabel 1.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan TA 2022
Bulan ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Pemantapan atas TOR
2. Penyusunan Laporan Pendahuluan
3. Pengumpulan Data
4. Penyusunan Laporan Antara
5. Penyusunan Rancangan Laporan Akhir
Penyusunan Laporan Akhir, Executive Summary,
6.
Policy Brief

8 dari 9
Jakarta, Oktober 2021

KEPALA PUSLITBANG
TRANSPORTASI LAUT, SUNGAI, DANAU, DAN
PENYEBERANGAN

Dr. Ir. GUNUNG HUTAPEA, M. M.


Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19630925 199303 1 001

9 dari 9

Anda mungkin juga menyukai