Anda di halaman 1dari 13

Tugas Metodologi Penelitian

Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto,Dip.HE

REVIEW JURNAL PENELITIAN

KAJIAN PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR DALAM MENUNJANG


ARUS BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MAKASSAR

Disusun oleh :

TRIANI OCTAVIA
18/437512/PTK/12545

MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GAJAH MADA
TAHUN 2019
Review Jurnal Penelitian

Judul Penelitian : Kajian Pengembangan Pelabuhan Makassar Dalam Menunjang Arus


Bongkar Muat
 di Pelabuhan Makassar

Peneliti : Sy. Firmansyah, M. Ruslin Anwar, Alwafi Pujiraharjo

Di muat di Rekayasa Sipil Volume -10, no 1 tahun 2016

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian/ Isu Permasalahan


Jika dilihat fungsi dari Pelabuhan Makassar yang merupakan salah satu
pelabuhan yang berperan sebagai pintu gerbang Indonesia, karena letaknya yang
strategis dan didukung oleh daerah hinterland Sulawesi Selatan yang potensial
maka Pelabuhan Makassar juga merupakan pusat pelayaran intersulair
Kawasan Indonesia bagian timur, dimana pelabuhan Makassar ini berperan
menjadi tempat pertemuan sekaligus entitas industri, juga sebagai pusat kolektor
dan distributor barang terutama pada ke Kawasan Timur Indonesia, maka
pelabuhan makassar harus memperhatikan kinerjanya terutama dalam loading
barang bongkar muat, karena hampir diseluruh pelabuhan di Indonesia Seringkali,
waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih lama ketimbang waktu untuk berlayar.

Melihat buruknya kondisi kinerja pelabuhan tersebut akibatnya distribusi


barang antarpulau maupun ekspor-impor tersendat, hal tersebut juga sepertinya
menjadi permaalahan di pelabuhan makassar, oleh karena itu perlu
dipertimbangkan dalam pengembangan pelabuhan dalam berbagai sektor yang
bertujuan Untuk mewujudkan kecepatan dan ketepatan waktu kegiatan bongkar
muat di Pelabuhan adalah dengan peningkatan pelayanan kapal dan barang guna
menciptakan produktivitas Pelabuhan yang optimal, jadi kinerja operasional
pelabuhan selain efektif namun juga efisien terutama dalam kegiatan bongkar
muat.

Jika dilihat dari latar belakang di atas, yang menjadi Isu Utama adalah :
Pelabuhan makassar, Pintu Gerbang dan Pusat Intersulair Kawasan Indonesia
Timur, Kondisi Kinerja Pelabuhan yang buruk, Pengembangan Pelabuhan.
1.2. Tujuan Penelian
Jika melihat isu-isu utama diatas, maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melakukan kajian pengembangan pelabuhan makassar dimana
sebelumnya harus dilakukan evaluasi terlebih dahulu, mengenai kinerja
operasional Pelabuhan Makassar dalam mendukung arus bongkar muat di
Pelabuhan Makassar , untuk merumuskan strategi pengembangan pelabuhan
Tersebut.
1.3. Metode penelitian
Dalam penelitian ini Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja Pelabuhan
Makassar adalah analisis metode Important Performance Analysis (IPA) dan
metode analisis SWOT untuk strategi pengembangan. Adapun yang menjadi
subjeknya adalah pengguna jasa pelabuhan makassar itu sendiri. Dimana cara
kerjanya adalah dengan pengelompokan atribut pelayanan menjadi menjadi
kuadran sehingga akan diperoleh informasi mengenai tingkat pelayanan dan
tingkat kepentingan, baru kemudian diformulasikan rencana strategi
pengembangan pelabuhan tsb.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Literature Map


`
Literature Map
Evaluasi
Tinjauan Penelitian Kinerja
Terdahulu Operasional
Pelabuhan Metode dalam Merumuskan
Strategi Pengembangan
Pelabuhan Makssar
Tinjauan Kondisi
Eksisting Pelabuhan
PP Nomor 61 tahun 2009
Tentang Kepelabuhanan SK Dirjen Hubla
Kementerian Perhubungan
Tinjauan Kondisi Ideal
Pelabuhan
Metode Analisis
Meode IPA dan SWOT
Albert Humprey (1960)
2.2. Tinjauan Pelabuhan
Menurut Gurning dan Budiyanto, (2007), pelabuhan adalah tempat yang
terdiri dari daratan dan perairan dan sekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan layanan jasa. Utamanya
pelabuhan adalah tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang
dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi. Sementara itu Suranto (2004),
mengatakan pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
disekitarnya dengan batas–batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik-turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang
yang dilengkapi dengan faslitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan dan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antarmoda transportasi. Pelabuhan umum adalah pelabuhan yang
diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum

2.3. Tinjauan Infrastruktur Pelabuhan


Pembangunan infrastruktur adalah bagian integral dari pembangunan nasional.
Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Kegiatan
sektror transportasi merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang
maupun penumpang. Pendekatan pembangunan infrastruktur berbasis wilayah
semakin penting untuk diperhatikan. Pengalaman menunjukkan bahwa
infrastruktur transportasi berperan besar untuk membuka isolasi wilayah, serta
ketersediaan pengairan merupakan prasyarat kesuksesan pembangunan
pertanian dan sektor-sektor lainnya
Berbagai studi telah dilakukan menunjukan begitu pentingnya peranan
infrastruktur dalam pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan,
penciptaan lapangan kerja, dan bahkan secara spesifik terhadap perkembangan
sektor pertanian. Kemudian studi lainnya juga menunjukkan bahwa investasi
infrastruktur berpengaruh secara signifikan kepada pembangunan, terutama
pada tahap awal pembangunan suatu negara World bank, 2004). Melihat
besarnya dampak positif yang ditimbulkan dari pembangunan infrastruktur
ini, Bank Dunia menyatakan bahwa investasi di bidang infrastruktur memiliki
peranan yang jauh lebih besar daripada investasi dalam bentuk kapital lainnya
(Mujeri, 2002). Sementara itu penelitian yang dilakukan Calderon dan Serven
(2004) menunjukkan bahwa adanya dampak pengembangan infrastruktur pada
pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan. Studi ini menggunakan
sampel data dari 121 negara-negara pada periode 1960-2000. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa pembangunan infrastruktur yang sesuai memberikan
pengaruh positif kepada pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Kualitas dan
kuantitas infrastruktur yang buruk akan berdampak negatif pada pemerataan
pendapatan Dekker et. al. (2003) menekankan bahwa pembangunan
infrastruktur melalui perluasan kapasitas akan memberikan dampak positif
terhadap pembangunan ekonomi nasional dan regional. Pembangunan
infrastruktur tersebut harus bisa diterima oleh masyarakat dengan berbagai
macam pertimbangan seperti pertimbangan lingkungan, tata ruang kota dan
aspek sosial ekonomis meskipun biaya pengembangan menjadi lebih mahal.
Dundovic dan Hess (2005) yang menunjukkan bahwa kapasitas terminal
sangat bergantung kepada kemampuan peralatan pelabuhan dalam melakukan
bongkar muat. Penyelenggaraan infrastruktur transportasi merupakan hal yang
sangat vital dalam pembangunan karena berfungsi sebagai sarana untuk
memperlancar dan mendukung aktivitas masyarakat. Transportasi memiliki
fungsi dan peren sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan
serta merupakan suatu sistem yang terdiri dari prasarana dan sarana yang
didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia yang membentuk
jaringan prasarana juga jaringan pelayanan.

2.4. Tinjauan Kinerja Pelabuhan


Triatmodjo, (2009) menyatakan kinerja pelabuhan dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat pelayanan pelabuhan kepada pengguna pelabuhan (kapal
dan barang), yang tergantung pada waktu pelayanan kapal selama berada di
pelabuhan. Kinerja pelabuhan yang tinggi menunjukkan bahwa pelabuhan
tersebut dapat memberikan pelayanan yang baik. Kinerja suatu pelabuhan
dapat di evaluasi dari sudut pandang efisiensi teknis, efisiensi biaya dan
efektifitas. Talley, (2007) menyatakan bahwa efektifitas terkait dengan
seberapa baik pelabuhan menyediakan pelayanan arus barang kepada
pengguna perusahaan pelayaran atau pun ekspedisi
Beberapa penelitian yang menilai kualitas jasa pelabuhan menggunakan
beberapa dimensi dan variabel yang beraneka ragam. Ines Kolanovic.et.al
(2008) mendefiniskan variabel pelayanan pelabuhan berupa reliablitas dan
kompetensi. Reliablitas terdiri dari 13 atribut yaitu penundaan dan
keberangkatan kapal, waktu tunggu bongkar muat barang, rata-rata waktu
kapal melakukan bongkar muat barang, waktu tunggu truk untuk melakukan
bongkar muat barang di area terminal, waktu untuk melakukan transhipment,
kesalahan dokumen, kelengkapan dokumen, kelengkapan informasi untuk
kelengkapan dokumen, data statistik pelayanan, minimalisasi kegagalan dari
pelayanan, monitoring kargo, kemampuan konsisten dalam melakukan
pelayanan, dan jaminan ketepatan waktu operasional.
Sementara itu Tongzon (2004) menentukan beberapa variabel pelayanan
pelabuhan yaitu: tingkat efisiensi pelabuhan terminal, biaya penaganan kargo,
kehandalan (reliabilitas), preferensi pemilihan pelabuhan , kedalaman alur
pelayaran. Dalam studi Tongzon yang lainnya, Tongzon (2002) menggunakan
beberapa variabel yang menentukan daya saing pelabuhan yaitu: efisiensi,
frekuensi kunjungan kapal, kelengkapan infrastruktur, lokasi, biaya
pelabuhan, repon yang cepat terhadap pengguna, serta reputasi terhadap
kerusakan barang. Untuk menentukan atribut-atribut dalam dimensi pelayanan
jasa pelabuhan perlu memahami karakter kegiatan pelayanan jasa pelabuhan.
Fungsi utama pelayanan pelabuhan adalah memperlancar perpindahan intra
dan antar moda transportasi, sebagai pusat kegiatan pelayanan transportasi
laut dan sebagai pusat distribusi dan konsolidasi barang. Oleh karena itu
dalam menjalankan fungsinya pelabuhan memberikan berbagai macam
pelayanan (Gurning dan Budiyanto, 2007)

2.5. Tinjauan Pengembangan Pelabuhan


Wibowo, et al (1999) mengatakan bahwa pengembangan wilayah merupakan
usaha mengembangkan dan meningkatkan hubungan saling ketergantungan
dan interaksi antar system manusia atau masyarakat, lingkungan hidup dan
sumber daya alam. Penelitian yang dilakukan Ahmed dan Hossain (1990),
menunjukkan bahwa daerah yang infrastruktur transportasinya berkembang,
memperoleh
keuntungan yang signifikan dibandingkan dengan desa-desa yang
infrastruktur transportasinya belum berkembang. Hasil penelitian yang
dilakukan World Bank (1994) Perkembangan pembangunan infrastruktur
jalan telah meningkatkan aktivitas sosial masyarakat, yang kemudian
meningkatkan aktivitas ekonomi, komunikasi, dan akhirnya dapat meciptakan
berbagai lapangan kerja baru.
Pengembangan Infrastruktur merupakan salah satu faktor pendukung
pembangunan ekonomi suatu negara. Bhattacharyay (2008) telah
mengidentifikasi peran penting infrastruktur dalam pembangunan wilayah,
yaitu sebagai faktor dasar yang mampu mendorong perubahan ekonomi di
berbagai sektor baik lokal maupun internasional. Hal tersebut diperkuat oleh
Kessedes dan Ingram (1994) yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa
manfaat infrastruktur terhadap perekonomian yaitu: (1) mengurangi biaya
produksi, (2) memperluas kesempatan kerja dan konsumsi karena terbukanya
daerah-daerah yang terisolasi, dan (3) menjaga stabilitas ekonomi makro
melalui investasi pada infrastruktur yang dapat menyerap tenaga kerja dan
meningkatkan daya beli konsumen. Wilayah akan berkembang jika ada
kegiatan perdagangan interinsuler dari wilayah tersebut ke wilayah lain
sehingga terjadi peningkatan investasi pembangunan dan peningkatan
kegiatan ekonomi serta perdagangan. Pendapatan yang diperoleh dari ekspor
akan mengakibatkan berkembangnya kegiatan penduduk setempat,
perpindahan modal dan tenaga kerja, keuntungan eksternal dan perkembangan
wilayah (Damapolii, 2008).

BAB III

METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian


Peneliti Melakukan pengambilan data primer serta sekunder sesuai dengan
kebutuhan penelitian, data yang diperoleh kemudian di analisis dengan
beberapa metode diantaranya :
1. Metode IPA (Importance Performance Analysis) digunakan untuk
menganalisis kinerja Pelabuhan Makassar dari sudut pandang
pengguna jasa dan untuk mengelompokan atribut pelayanan untuk
memperoleh informasi dimana tingkat pelayanan kinerja dan tingkat
kepentingan
2. Metode SWOT IFAS EFAS untuk menganalisa rencana strategi
pengembangan Pelabuhan Makassar.
3.2. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian secara sitematis dibagi atas beberapa bagian, yang
pertama adalah hasil kuisioner evaluasi kinerja pelabuhan makssar yang
terdiri dari aspek pelayanan kapal, aspek pelayanan barang, dan aspek
pelayanan utilitas/fasilitas. Pada tiap-tiap aspek akan dikategorikan dalam 4
kuadran dimana kuadran 1 (prioritas utama), kuadran 2 (pertahankan
prestasi), kuadran 3 ( Prioritas rendah) dan kuadran 4 (Berlebihan)

Dari ketiga aspek (Kinerja Pelayanan Kapal, Kinerja Pelayanan Barang serta
Kinerja Aspek Pelayanan Utilitas/Fasilitas) hanya masuk kedalam
kategorinkuadran 1 dan kuadran 2, sedangkan kuadran 3 dan 4 tidak
termasuk, adapun rincian dari tiap aspek kinerja adalah sbb :
A. Pada aspek kinerja pelayanan kapal yaitu:
Waktu untuk proses pemanduan (Approach time), Waktu tunggu kapal
untuk sandar didermaga (Waiting time berth) Waktu sandar kapal
didermaga (Berthing time) dan Pelayanan pengurusan dokumen kapal
masih cukup lama serta Waktu tunggu pandu/tunda (Waiting time pilot)
masih lama karena keterbatasan jumlah armada.
B. Aspek kinerja pelayanan barang yaitu:
Produktivitas bongkar muat general cargo dan petikemas masih kurang
baik juga tingkat kinerja tenaga bongkar muat yang masih rendah.

C. Aspek kinerja pelayanan utilitas/fasilitas yaitu:
Kondisi, Panjang dan jumlah dermaga masih sangat kurang serta
Berthing Occupancy Ratio (BOR) : Tingkat pemakaian dermaga masih
sangat tinggi.
Setelah diketahui hasil analisis IPA kemudian disusun faktor strategi Internal
dan Eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan Pelabuhan
Makassar, untuk kemudian diberi penilaian bobot dan rating dari setiap
faktor tersebut Sebelum merumuskan Pengembangan Pelabuhan Makassar
dengan matriks SWOT. Adapun hasil dari matrik SWOT adalah :
1. Strategi S-O
Menerapkan insentif gratis Penggunaan 
lapangan penumpukan untuk
3 hari 
pertama, Mengoperasikan kembali gudang untuk

menanngulangi kenaikan arus barang, Melakukan pendalaman kolam

pelabuhan untuk olahgerak kapal dan Memaksimalkan waktu
pelayanan pandu kapal dan guna mengantisipasi kenaikan kunjungan
kapal
2. Strategi S-T
Menambah dan memaksimalkan 
penggunaan dermaga serta
Mengoperasikan kembali gudang untuk mengantisipasi produktivitas
TKBM yang masih rendah dan jam kerja bongkar muat 
yang belum
24 jam,
3. Strategi W-O
Menambah panjang dermaga untuk mengantisipasi peningkatan jumlah
Tunda, Memperdalam kolam pelabuhan, Menambah dan Menerapkan
insentif gratis Penggunaan lapangan penumpukan untuk 3 hari pertama,
Meningkatkan Produktivitas TKBM serta ketersediaaan dan kesiapaan
alat Bongkar muat dan Mengoperasikan kembali gudang untuk
mengantisipasi produktivitas TKBM yang kurang baik
4. Strategi W-T
Menambah jumlah/panjang dermaga untuk menurunkan nilai BOR dan
bersaing dengan pelabuhan lain kunjungan kapal, Menambah jumlah
pandu dan kapal, Menambah jumlah pandu dan kapal tunda, Menambah
dan memaksimalkan luas lapangan parkir, Memperdalam kolam
pelabuhan agar dapat bersaing dengan Pelabuhan baru lainnya serta
Meningkatkan Produktivitas TKBM serta ketersediaaan dan kesiapaan
alat Bongkar muat
Dari hasil analisis SWOT diatas maka strategi yang dapat diterapkan pada
pengembangan pelabuhan makassar adalah strategi agresif yakni
memanfaatkan kekuatan untuk memaksimalkan peluang yang ada, yaitu :
1. Menerapkan insentif gratis Penggunaan lapangan penumpukan untuk 3 hari pertama
2. mengoperasikan kembali gudang untuk menanngulangi kenaikan arus 
barang
3. Memaksimalkan kolam pelabuhan 
untuk olahgerak kapal
4. Memaksimalkan waktu pelayanan pandu kapal dan menambah jumlah pandu guna
mengantisipasi kenaikan 
kunjungan kapal

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas ada beberapa rekomendasi dari peneliti antara lain
:
1. Pelabuhan makassar dirasa perlu melakukan pembangunan dermaga
baru;
2. Pelabuhan eksisting saat ini perlu dilakukan penataan pola operasional
kapal dan barang, Rekonfigurasi tata ruang sisi darat, Pengoptimalan
peralatan handling yang ada;
3. Mendistribusikan sebagian kegiatan di pelabuhan Makassar ke kawasan
pelabuhan lain (Garongkong dan Takalar) untuk membagi beban
kepadatan transportasi pelabuhan Makassar dan kawasan di sekitarnya.

4.2. Diskusi dan Pembahasan


1. Jika dilihat dari penelitian diatas, yang menjadi kelemahannya adalah
hasil yang diperoleh merupakan data sekunder (data instansi) bukan
merupakan survey langsung ke lapangan, sebenarnya tidak masalah jika
data instansi tersebut merupakan data aktual (up to date) karena data
tersebut akan menentukan hasil analisis yang berujung kepada
(rekomendasi) dimana semua tergantung kepada akurasi/ketepatan data
yang diperoleh, dimana data yang berbeda akan mempengaruhi
perbedaan hasil analisis pula.
2. Jika melakukan survey langsung juga peneliti dapat menggunakan
beberpa metode analisis dengan menggunakan perhitungan kapasitas
dermaga, warehouse, gudang peumpukan dsb serta menggunakan teknik
peramalan untuk menghitung jumlah ketersediaan saat ini serta
kebutuhan pada masa yang akan datang, sehingga pengembangan
pelabuhan tidak dilakukan secara berulang dalam waktu yang relatif
dekat.
3. Selain itu, dalam rencana pengembangan pelabuhan penentuan strategi
juga harus mempertimbangakan stakeholder terkait, tidak serta merta
mengeluarkan rekomendasi tanpa memperhatikan berbagai macam aspek
misalnya sosial, ekonomi, politik, dsb namun yang menjadi catatan
adalah tentu saja aspek-aspek yang dipertimbangkan harus yang
merupakan aspek prioritas untuk menjaga keseimbangan operasional
pelabuhan itu sendiri.
4. Untuk rekomendasi yang lain, saya cukup setuju dengan peneliti yakni
melakukan penataan ulang pelabuhan eksisting, dan mengoptimalkan
terlebih dahulu potensi yang dimiliki saat ini, karena dengan
pembangunan dermaga atau utilitas baru tentunya akan membutuhkan
biaya yang cukup besar, apabila disekitar pelabuhan mekassar (yang
merupakaan pelabuhan utama) maka sebagian kegiatan dapat
didistribusikan kepada pelabuhan pengumpan (Feeder) yang berada
disekitarnya, sehingga waktu tunggu kapal untuk melakukan bongkar
muat tidak terlalu lama. Namun rencana ini tentunya harus
dipertimbangakan secara makro dan komprehensif (misalnya dalam
rencana tata ruang kota/wilayah RTRW) dan ketersediaan moda
transportasi yang terintegrasi pada pelabuhan-pelabuhan feeder disekitar
pelabuhan makassar (tetralok/tetrawil). Sehingga pengguna jasa tidak
akan mempersalahkan kegiatan bongkar muat dilakukan di pelabuhan
mana saja asalkan barangnya dapat di distribusikan secara cepat dan
tepat.
Mind Maping untuk Defining Problem hasil kuisioner evaluasi kinerja pelabuhan makssar yang
terdiri dari aspek pelayanan kapal, aspek pelayanan barang,
dan aspek pelayanan utilitas/fasilitas. Pada tiap-tiap aspek
akan dikategorikan dalam 4 kuadran dimana kuadran 1
(prioritas utama), kuadran 2 (pertahankan prestasi),
Metode kuadran 3 ( Prioritas rendah) dan kuadran 4 (Berlebihan)
Important Yang mana hasilnya :
Performance
Melakukan kajian Analysis Dari ketiga aspek (Kinerja Pelayanan Kapal, Kinerja
pengembangan (IPA) Pelayanan Barang serta Kinerja Aspek Pelayanan
Utilitas/Fasilitas) hanya masuk kedalam kategorin kuadran
Dengan Cara 1 dan kuadran 2
: Tujuan Melakukan Analisis
Evaluasi Kinerja Operasional penelitian mengklasifikasikan faktor-
Pelabuhan faktor untuk menyimpulkan
Kajian
Pengembangan
Metode strategi yang tepat yang
akan diterapkan pada
Pengambilan Data Studi literature Pelabuhan Makassar Swot pengembangan pelabuhan
dalam menunjang makassar adalah strategi
Primer (kuisioner)
arus bongkar muat agresif yakni memanfaatkan
Kelemahan di pelabuhan kekuatan untuk
dan Sekunder
Penelitian makassar memaksimalkan peluang
yang ada,
1. Survey tidak Hasil Analisis
dilakukan langsung
Hasil
kelapangan, namun Hasil review J perumusan 1. Menerapkan insentif gratis
memakai data urnal penelitian strategi Penggunaan lapangan penumpukan
sekunder dari pengembangan
Pelabuhan untuk 3 hari pertama
instansi terkait Rekomendasi
2. mengoperasikan kembali gudang
yang disarankan Makassar
sehingga dirasa untuk menanngulangi kenaikan arus
kurang akurat
2. Belum Pembangunan Dermaga Baru (dirasa belum perlu) 
 barang
mempertimbangan namun memaksimalkan dermaga yang ada dengan
3. Memaksimalkan kolam pelabuhan 

kan stakeholder mendistribusikan sebagian kegiatan pada pelabuhan
feeder disekitar, pengintegrasian antar moda demi untuk olahgerak kapal
3. Tidak 4. Memaksimalkan waktu pelayanan
menggunakan mendukung kelancaran bongkar muat dirasa lebih perlu
pandu kapal dan menambah jumlah
teknik peramalan pandu guna mengantisipasi kenaikan

 kunjungan kapal

Anda mungkin juga menyukai