Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.

1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PELABUHAN DALAM MENDUKUNG


PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Adris.A.Putra1, Susanti Djalante2

1
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Haluoleo Kendari, Indonesia.
E-mail:putra_adris@yahoo.com
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Haluoleo Kendari, Indonesia
E-mail:sdjalante@yahoo.com

ABSTRAK
Pelabuhan sebagai infrastruktur transportasi laut mempunyai peran yang sangat
penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan
segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian dan pembangunan
nasional karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun
logistik. Oleh karena itu dibutuhkan pengelolaan pelabuhan dilakukan secara efektif,
efisien, dan profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan
cepat. Transportasi laut sangat berperan dalam distribusian barang dan jasa di
Indonesia khususnya pulau-pulau di Bagian Timur Indonesia. Untuk menunjang peran
tersebut dibutuhkan dukungan infrastruktur pelabuhan dengan fasilitas yang mencukupi.
Salah satu pelabuhan di kawasan ini yang memiliki posisi staregis yang baik untuk
dikembangkan berdasarkan potensi perekonomian untuk meningkatkan pembangunan
wilayah adalah Pelabuhan Bungkutoko
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis infrastruktur Pelabuhan dan dan
merumuskan strategi pengembangan pelabuhan. Lokasi penelitian terletak di Pelabuhan
Bungkutoko Kendari Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan secara
sistematis kebutuhan pelayanan pelabuhan. Desain penelitian yang dilaksanakan
menggunakan metode survey atau langsung ke lokasi penelitian dengan tujuan untuk
memperoleh data dan informasi yang akurat.
Hasil penelitian menunjukan operasional pelayanan Pelabuhan Bungkutoko Kendari
menunjukan bahwa rata-rata kapal bekerja di tambatan (ET) yaitu 36.48 jam dan
ratarata lamanya satu kapal berada di pelabuhan (BT) yaitu 85.41 jam, pemanfaatan
dermaga (BOR) kurang baik yaitu 56.50 %. Pemanfaatan gudang/lapangan penumpukan
relatif rendah karena menggunakan sistem truck lossing. Kebutuhan dermaga petikemas
di Pelabuhan Bungkutoko memerlukan pembangunan 1 unit dermaga, pelayanan
angkutan petikemas dan multiguna sangat lambat dibanding kebutuhan sehingga
pelayanan waktu kapal dan kelancaran komoditi belum begitu memuaskan masyarakat.
Fasilitas dermaga dan lapangan penumpukan pada umumnya kritis untuk menghadapi
pertumbuhan lalu lintas angkutan laut untuk periode 5 tahun mendatang. Strategi
pengembangan yaitu perluasan pembangunan infrastruktur, dengan kebijakan
meningkatan investasi pemerintah di bidang infrastruktur,meningkatan dan perluasan
kapasitas infrastruktur dan peningkatan akses jaringan jalan wilayah pelabuhan
Kata kunci: Pengembangan,Transportasi,Pelayanan,Pelabuhan
kelancaran perdagangan karena memiliki
PENDAHULUAN nilai ekonomis yang tinggi antara lain daya
Pengembangan transportasi diarahkan angkut banyak, dan biaya relatif murah.
untuk menjembatani kesenjangan antar Guna menunjang perdagangan dan
wilayah dan mendorong pemerataan lalulintas muatan, pelabuhan diciptakan
hasilhasil pembangunan. Transportasi laut sebagai titik simpul perpindahan muatan
memegang peranan penting dalam barang dimana kapal dapat berlabuh,

433
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

bersandar, melakukan bongkar muat Potensi kekayaan sumber daya alam


barang dan penerusan ke daerah lainnya di Sulawesi Tenggara yang sangat besar,
(Kramadibrata, 1985). terutama di sektor pertambangan,
Pelabuhan merupakan sarana yang kehutanan, perkebunan, pertanian,
penting terutama bagi transportasi laut, perikanan, energi dan pariwisata, namun
dengan adanya transportasi ini, jarak sumber daya alam yang besar ini belum
tempuh yang dibutuhkan akan terasa lebih membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
cepat, terutama bagi perkembangan Hal ini disebabkan karena terbatasnya
ekonomi suatu daerah dimana pusat sarana dan prasarana transportasi yang
produksi barang konsumen dapat mengakibatkan rendahnya aksesibilitas
dipasarkan dengan cepat dan lancar. wilayah dan keterisolasian dan
Selain itu pada bidang ekonomi, berdampak pada harga barang serta
pelabuhan membawa dampak positif bagi kebutuhan pokok jauh lebih mahal
perkembangan suatu daerah yang terisolir dibandingkan dengan harga di daerah
terutama daerah perairan dimana lainnya di Indonesia. Melihat aktivitas
aksesibilitas melalui darat sulit dilakukan kepelabuhanan yang terus meningkat,
dengan baik. maka hal penting dilakukan untuk
Pembangunan infrastruktur suatu meningkatkan pengelolaan dan kinerja
wilayah dapat memberikan pengaruh pada dari pelayanan pelabuhan dengan
peningkatan akses masyarakat terhadap menyiapkan infrastruktur, sarana dan
sumber daya sehingga meningkatkan prasarana yang memadai untuk dapat
akses produktivitas sumber daya yang menunjang kelancaran operasional
pada akhirnya mendorong pertumbuhan pelayanan di pelabuhan Kendari.
ekonomi. (Sudaryadi, 2007). Infrastruktur Berdasarkan uraian diatas, maka perlu
atau sarana dan prasarana memiliki dilakukan penelitian untuk menganalisis
keterkaitan yang sangat kuat dengan kinerja pelabuhan pada saat ini dan
dengan kesejahteraan sosial dan kualitas merumuskan strategi pengembangan
lingkungan juga terhadap proses dalam mendukung pembangunan
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau berkelanjutan.
region. Hal tersebut dapat ditunjukkan
dengan indikasi bahwa wilayah yang TINJAUAN PUSTAKA
memiliki kelengkapan sistem infrastruktur Pelabuhanan
lebih baik biasanya mempunyai tingkat Menurut Gurning dan Budiyanto,
kesejahteraa sosial dan kualitas (2007), pelabuhan adalah tempat yang
lingkungan serta pertumbuhan ekonomi terdiri dari daratan dan perairan dan
yang lebih baik pula (Departemen sekitarnya dengan batas-batas tertentu
Pekerjaan Umum, 2006). Pembangunan sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan
infrastruktur pelabuhan membutuhkan kegiatan layanan jasa. Utamanya
biaya yang besar, keberhasilan ataupun pelabuhan adalah tempat kapal bersandar,
kegagalan dari proyek tersebut akan berlabuh, naik turun penumpang dan/atau
memiliki implikasi jangka panjang bongkar muat barang yang dilengkapi
(Musso et. al., 2006). Keberadaan dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
pelabuhan memberikan dampak pada kegiatan penunjang pelabuhan serta
pembangunan ekonomi di sekitar wilayah sebagai tempat perpindahan intra dan antar
pelabuhan, sehingga keberhasilan moda transportasi. Sementara itu Suranto
pelabuhan tidak hanya memberikan (2004), mengatakan pelabuhan adalah
keuntungan bagi para investornya tetapi tempat yang terdiri dari daratan dan
juga pada pemerintah melalui perairan disekitarnya dengan batas–batas
eksternalitas yang menyebar pada tertentu sebagai tempat kegiatan
perekonomian kawasan (Ho dan Ho, pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
2006). dipergunakan sebagai tempat kapal

434
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

bersandar, berlabuh, naik-turun Kemudian studi lainnya juga menunjukkan


penumpang, dan/atau bongkar muat barang bahwa investasi infrastruktur berpengaruh
yang dilengkapi dengan faslitas secara signifikan kepada pembangunan,
keselamatan pelayaran dan kegiatan terutama pada tahap awal pembangunan
penunjang pelabuhan dan serta sebagai suatu negara World bank, 2004). Melihat
tempat perpindahan intra dan antarmoda besarnya dampak positif yang ditimbulkan
transportasi. Pelabuhan umum adalah dari pembangunan infrastruktur ini, Bank
pelabuhan yang diselenggarakan untuk Dunia menyatakan bahwa investasi di
kepentingan pelayanan masyarakat umum bidang infrastruktur memiliki peranan yang
Sementara itu Jinca (2011) mengatakan jauh lebih besar daripada investasi dalam
bahwa pelabuhan laut adalah suatu daerah bentuk kapital lainnya (Mujeri, 2002).
perairan yang terlindung terhadap badai, Sementara itu penelitian yang dilakukan
ombak dan arus, sehingga kapal dapat Calderon dan Serven (2004) menunjukkan
mengadakan olah gerak, bersandar, bahwa adanya dampak pengembangan
membuang jangkar sedemikian sehingga infrastruktur pada pertumbuhan ekonomi
bongkar muat atas barang dan perpindahan dan distribusi pendapatan. Studi ini
penumpang dapat terlaksana dengan baik. menggunakan sampel data dari 121 negara-
Fungsi utama dari pelabuhan laut adalah negara pada periode 1960-2000. Hasil
fungsi perpindahan muatan dan fungsi penelitian menyimpulkan bahwa
industri dilihat dari sudut pengusaha pembangunan infrastruktur yang sesuai
pelabuhan melengkapi fasilitas-fasilitas memberikan pengaruh positif kepada
terhadap keperluan kegiatan kapal di pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
pelabuhan, antara lain alur pelayaran untuk Kualitas dan kuantitas infrastruktur yang
keluar masuk kapal dari dan ke pelabuhan, buruk akan berdampak negatif pada
peralatan tambat, kegiatan bongkar muat pemerataan pendapatan
dermaga, pengecekan barang, Dekker et. al. (2003) menekankan
pergudangan, penyediaan jaringan bahwa pembangunan infrastruktur melalui
transportasi lokal di kawasan pelabuhan. perluasan kapasitas akan memberikan
dampak positif terhadap pembangunan
Infrastruktur Pelabuhan ekonomi nasional dan regional.
Pembangunan infrastruktur adalah Pembangunan infrastruktur tersebut harus
bagian integral dari pembangunan nasional. bisa diterima oleh masyarakat dengan
Infrastruktur merupakan roda penggerak berbagai macam pertimbangan seperti
pertumbuhan ekonomi. pertimbangan lingkungan, tata ruang kota
Kegiatan sektror transportasi merupakan dan aspek sosial ekonomis meskipun biaya
tulang punggung pola distribusi baik pengembangan menjadi lebih mahal.
barang maupun penumpang. Pendekatan Maloni dan Jackson (2005)
pembangunan infrastruktur berbasis menemukan hal yang berbeda pada
wilayah semakin penting untuk berbagai pelabuhan besar di Amerika
diperhatikan. Pengalaman menunjukkan Utara. Operator pelabuhan lebih memilih
bahwa infrastruktur transportasi berperan untuk meningkatkan produktivitas
besar untuk membuka isolasi wilayah, serta pelabuhan dalam mengantisipasi terjadinya
ketersediaan pengairan merupakan peningkatan volume peti kemas yang akan
prasyarat kesuksesan pembangunan datang. Hal tersebut dilakukan dengan
pertanian dan sektor-sektor lainnya pertimbangan biaya investasi dalam
Berbagai studi telah dilakukan melakukan perluasan kapasitas yang
menunjukan begitu pentingnya peranan disebabkan berbagai kendala. Hal tersebut
infrastruktur dalam pertumbuhan ekonomi, diperkuat penelitian Dundovic dan Hess
pengurangan kemiskinan, penciptaan (2005) yang menunjukkan bahwa kapasitas
lapangan kerja, dan bahkan secara spesifik terminal sangat bergantung kepada
terhadap perkembangan sektor pertanian.

435
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

kemampuan peralatan pelabuhan dalam dari sudut pandang efisiensi teknis,


melakukan bongkar muat. efisiensi biaya dan efektifitas. Talley,
Penyelenggaraan infrastruktur transportasi (2007) menyatakan bahwa efektifitas
merupakan hal yang sangat vital dalam terkait dengan seberapa baik pelabuhan
pembangunan karena berfungsi sebagai menyediakan pelayanan arus barang
sarana untuk memperlancar dan kepada pengguna perusahaan pelayaran
mendukung aktivitas masyarakat. atau pun ekspedisi
Transportasi memiliki fungsi dan peren Beberapa penelitian yang menilai
sebagai penggerak, pendorong dan kualitas jasa pelabuhan menggunakan
penunjang pembangunan serta merupakan beberapa dimensi dan variabel yang
suatu sistem yang terdiri dari prasarana dan beraneka ragam. Ines Kolanovic.et.al
sarana yang didukung oleh tata laksana dan (2008) mendefiniskan variabel pelayanan
sumber daya manusia yang membentuk pelabuhan berupa reliablitas dan
jaringan prasarana juga kompetensi. Reliablitas terdiri dari 13
jaringan pelayanan. atribut yaitu penundaan dan
Infrastruktur dalam konteks yang keberangkatan kapal, waktu tunggu
sangat luas menunjuk tidak hanya pada bongkar muat barang, rata-rata waktu
jumlah kontainer yang tertampung, krane kapal melakukan bongkar muat barang,
dan wilayah terminal tetapi juga kualitas waktu tunggu truk untuk melakukan
krane, kualitas dan efektifitas sistem bongkar muat barang di area terminal,
informasi, kemampuan integrasi waktu untuk melakukan transhipment,
transportasi antar moda (jalan dan kereta) kesalahan dokumen, kelengkapan
dan manjemen sitem pelabuhan (Tongzon dokumen, kelengkapan informasi untuk
dan Ganesalingan, 1994). Jika volume kelengkapan dokumen, data statistik
yang ditangani melebihi kapasitas cargo pelayanan, minimalisasi kegagalan dari
handling pelabuhan, maka mengakibatkan pelayanan, monitoring kargo, kemampuan
kemacetan (congestion) dipelabuhan dan konsisten dalam melakukan pelayanan,
inefisensi dan hal ini dapat merugikan dan jaminan ketepatan waktu operasional.
pengguna pelabuhan. Kemudian Sementara itu Tongzon (2004)
keterbatasan akses pada informasi pada menentukan beberapa variabel pelayanan
kedatangan kapal akan terkait dengan pelabuhan yaitu: tingkat efisiensi
buruknya sistem informasi akan pelabuhan terminal, biaya penaganan
memperlambat proses dokumentasi dan kargo, kehandalan (reliabilitas), preferensi
memperlambat fungsi pelabuhan. Tanpa pemilihan pelabuhan , kedalaman alur
ketersediaan inter moda link, pengguna pelayaran. Dalam studi Tongzon yang
kapal tidak dapat dengan mudah lainnya, Tongzon (2002) menggunakan
memindahkan kargo dari pelabuhan yang beberapa variabel yang menentukan daya
dapat mengakibatkan penundaan dan saing pelabuhan yaitu: efisiensi, frekuensi
biaya yang tinggi. kunjungan kapal, kelengkapan
infrastruktur, lokasi, biaya pelabuhan,
Kinerja Fasilitas Pelabuhan repon yang cepat terhadap pengguna, serta
Triatmodjo, (2009) menyatakan reputasi terhadap kerusakan barang. Untuk
kinerja pelabuhan dapat digunakan untuk menentukan atribut-atribut dalam dimensi
mengetahui tingkat pelayanan pelabuhan pelayanan jasa pelabuhan perlu memahami
kepada pengguna pelabuhan (kapal dan karakter kegiatan pelayanan jasa
barang), yang tergantung pada waktu pelabuhan. Fungsi utama pelayanan
pelayanan kapal selama berada di pelabuhan adalah memperlancar
pelabuhan. Kinerja pelabuhan yang tinggi perpindahan intra dan antar moda
menunjukkan bahwa pelabuhan tersebut transportasi, sebagai pusat kegiatan
dapat memberikan pelayanan yang baik. pelayanan transportasi laut dan sebagai
Kinerja suatu pelabuhan dapat di evaluasi pusat distribusi dan konsolidasi barang.

436
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

Oleh karena itu dalam menjalankan investasi pembangunan dan peningkatan


fungsinya pelabuhan memberikan berbagai kegiatan ekonomi serta perdagangan.
macam pelayanan (Gurning dan Pendapatan yang diperoleh dari ekspor
Budiyanto, 2007) akan mengakibatkan berkembangnya
kegiatan penduduk setempat, perpindahan
Peran Pelabuhan Dalam modal dan tenaga kerja, keuntungan
Pengembangan eksternal dan perkembangan wilayah
Wibowo, et al (1999) mengatakan (Damapolii, 2008).
bahwa pengembangan wilayah merupakan
usaha mengembangkan dan meningkatkan METODE PENELITIAN
hubungan saling ketergantungan dan Penelitian ini termasuk jenis
interaksi antar system manusia atau penelitian Penelitian ini termasuk jenis
masyarakat, lingkungan hidup dan sumber penelitian deskripsi dengan pendekatan
daya alam. Penelitian yang dilakukan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah
Ahmed dan Hossain (1990), menunjukkan penelitian yang berusaha untuk pemecahan
bahwa daerah yang infrastruktur masalah yang ada sekarang berdasarkan
transportasinya berkembang, memperoleh data. Penelitian dilakukan di pelabuhan
keuntungan yang signifikan dibandingkan Bungkotoko Kota Kendari, Propinsi
dengan desa-desa yang infrastruktur Sulawesi Tenggara. Pemilihan lokasi
transportasinya belum berkembang. Hasil tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa
penelitian yang dilakukan World Bank pelabuhan Bungkotoko merupakan
(1994) Perkembangan pembangunan pelabuhan utama di Kota kendari dan
infrastruktur jalan telah meningkatkan menjadi gateway bagi mobilitas orang dan
aktivitas sosial masyarakat, yang kemudian barang dari dan ke Kota Kendari.
meningkatkan aktivitas ekonomi, Pengumpulan data dilakukan dengan cara
komunikasi, dan akhirnya dapat pengamatan langsung dilapangan dan di
meciptakan berbagai lapangan kerja baru. peroleh langsung dari beberapa sumber
Pengembangan Infrastruktur yang berhubungan dengan objek penelitian.
merupakan salah satu faktor pendukung Teknik analisis data dengan menganalisis
pembangunan ekonomi suatu negara. kinerja operasional pelabuhan kemudian
Bhattacharyay (2008) telah membandingkan dengan standard pelindo,
mengidentifikasi peran penting sedangkan untuk menentukan strategi
infrastruktur dalam pembangunan wilayah, pengembangan dengan analisis SWOT.
yaitu sebagai faktor dasar yang mampu
mendorong perubahan ekonomi di berbagai HASIL DAN PEMBAHASAN
sektor baik lokal maupun internasional. Pelabuhan Bungkutoko terletak di
Hal tersebut diperkuat oleh Teluk Kendari yang menjadi tempat
Kessedes dan Ingram (1994) yang pertemuan arus keluar masuk air laut dari
menyebutkan bahwa terdapat beberapa Teluk Kendari serta dari Laut Banda
manfaat infrastruktur terhadap Pelabuhan Laut Bungkutoko memiliki luas
perekonomian yaitu: (1) mengurangi biaya area daratan 353,5 x 200 m2, lapangan
produksi, (2) memperluas kesempatan penumpukan 18.236 m2, gudang 60 x 20
kerja dan konsumsi karena terbukanya m2, dan kantor seluas 15,5 x 25 m 2.
daerah-daerah yang terisolasi, dan (3) Sedangkan sisi lautnya memiliki dermaga
menjaga stabilitas ekonomi makro melalui seluas 200 x 20 m2, kedalaman -8 Mlws,
investasi pada infrastruktur yang dapat Trestle 206 x 8 m2, dan Causeway 150 x 8
menyerap tenaga kerja dan meningkatkan m2. Pelabuhan Bungkutoko Kendari
daya beli konsumen. Wilayah akan ditunjukan pada Gambar 1.
berkembang jika ada kegiatan perdagangan
interinsuler dari wilayah tersebut ke
wilayah lain sehingga terjadi peningkatan

437
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

muat untuk satu kapal hingga selesai


memerlukan waktu 36.48. Indikator
Kinerja Not Operation Time Realisasi
didapat 27.90 jam termasuk dalam kategori
Cukup. Dan Analisa Idle Time adalah
21.03 jam, sesuai standar pelindo masuk
kategori Cukup.

Tingkat Pemakaian Fasilitas


Pelabuhan
Tingkat Pemakaian Fasilitas Pelabuhan
adalah sebagai instrumen pemantauan
Gambar 1. Pelabuhan Bungkutoko Kendari (monitoring) dan evaluasi kinerja
(performance evaluation) untuk
pelaksanaan kegiatan, di pelabuhan.
Kinerja Pelayanan dan indikator penggunaan fasilitas dan
Tingkat Pemakaian Fasilitas peralatan pelabuhan yang terdiri, Berth
Pelabuhan Kinerja Pelayanan Kapal Occupancy Ratio (BOR) atau atau tingkat
Tingkat keberhasilan pelayanan penggunaan dermaga, Berth Trough put
terhadap pengguna jasa pelabuhan dapat (BTP), Shed Occupancy Ratio (SOR),
diukur berdasarkan kinerja operasional Yard Occupancy Ratio (YOR) Open
pelabuhan berdasarkan realisasi kegiatan Storage Trough put (OSTP). Kinerja
yang ada di dalam pelabuhan. Kinerja Pemakaian Fasilitas Pelabuhan
pelayanan kapal ditunjukan pada Tabel 1. Bungkutoko ditunjukan Tabel 2.

Tabel 1. Kinerja Pelayanan Kapal


No Uraian Sat 2015
1. Turn Round Time (TRT) Jam 98.29
2. Waiting Time (WT)

a. Waiting Time Net (WTN) Jam 2.15

b. Postpone Time (PT) Jam 6.44

c. Approach Time (AT) Jam 4.29

d. Waiting Time Gross (WTG Jam 12.88

3. Berthing Time (BT) 85.41

a. Effective Time (ET) Jam 36.48

b. Not Operating Time (NOT) Jam 27.90

c. Idle Time ( IT ) Jam 21.03

Hasil Analisis

Berdasarkan Tabel 1 menunjukan


bahwa indikator kinerja Turn Round Time
yaitu 98,29 jam, bila dibandingkan standar
PT. Pelindo yang memberikan angka 24
jam Pelabuhan Bungkutoko tergolong
Kurang baik. Indikator Kinerja Berthing
Time adalah 85.41 jam, maka BT kurang
baik, dengan tingginya nilai BT, maka
dapat dikatakan bahwa kinerja terhadap
pelayanan kapal menurun. Indikator
Kinerja Effective Time Kegiatan bongkar

438
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

Tabel 2. Kinerja Pemakaian Fasilitas Pelabuhan


URAIAN SATUAN 2015

A. Fasilitas
1. Dermaga
a. B O R % 56.50
b. B T P Ton/M' 2,965.43
2. Gudang
a. S O R % 24.19
b. S T P Ton/M2 35.60
3. Lapangan Konvensional
a. O S O R % 60.59
b. O S T P Ton/M2 124.80
4. Lapangan Petikemas
a. Y O R % 0.00
b. Y T P Ton/M2 0.00
B. Peralatan Apung
1. Kapal Tunda % 0.00
2. Kapal Pandu % 62.47
Hasil Analisis
Dibandingkan dengan standar dari
PT. Pelindo sebesar 67%, maka
tingkat pemakaian dermaga
Berdasarkan Tabel 2 Pelabuhan
menunjukan bahwa indikator Bungkutoko Baik. Indikator Kinerja
kineeja BOR Pelabuhan BTP sebesar 2,965.43 Ton/m3.
Bungkutoko adalah 56.50 %. dibandingkan dengan standar PT.
Pelindo memberikan

439
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

angka 20 Ton/m3 sebagai standar BTP, bagian dari hinterland pelabuhan


maka nilai BTP Pelabuhan Bungkutoko Kendari, kegiatan ekonomi utama
menunjukkan daya lalu barang di dermaga difokuskan pada komoditas kakao, nikel
Sangat Baik. Indikator Kinerja SOR untuk dan perikanan. Pertambangan nikel
fasilitas gudang Pelabuhan Bungkutoko Sulawesi Tenggara berada di Kabupaten
adalah 24.19 %. Dibandingkan dengan Kolaka dan Konawe Utara dan Konawe
standar PT. Pelindo yang memberikan Selatan.
angka 53 % sebagai standar untuk Indonesia merupakan produsen nikel
indikator tingkat pemakaian gudang terbesar ke-4 dari 5 besar negara
(SOR), maka Pelabuhan Bungkutoko produsen nikel dunia yang bersama-sama
memiliki nilai SOR yang Kurang Baik. menyumbang lebih dari 60 persen
Indikator Kinerja STP untuk Pelabuhan produksi nikel dunia. Produksi nikel
Bungkutoko adalah 35.60 Ton/m3/m2. Hal Indonesia mencapai 190 ribu ton per
ini berarti di tahun 2015 untuk satu meter tahun. Indonesia memiliki 8 persen
persegi luas gudang di pelabuhan cadangan nikel dunia, oleh karena itu
Bungkutoko, dilewati barang 35.60 industri pertambangan dan pengolahan
Ton/m3. Standar yang diberikan PT. nikel sangat layak untuk dipercepat dan
Pelindo untuk nilai STP adalah 7,5 diperluas pengembangannya. Sulawesi
Ton/m3/m2. Oleh karena itu, nilai merupakan daerah dengan produksi nikel

Tabel 3. Potensi Komoditas Utama pada Cluster Sulawesi Tenggara


Produksi (Ton)
Kab/Kota Komoditi
2015 2016 2020 2025 2030
Kolaka
Konut Nikel 1.222.695 1.258.764 1.414.001 1.635.240 1.891.095
Konsel
Kendari Perikanan 194.014 219.235 357.458 658.593 1.213.416
Kolaka
Kakao 854.730 919.005 1.228.217 1.764.905 2.536.108
Konawe

paling maju di Indonesia. Pertambangan


nikel di Sulawesi menyumbang sekitar 7
persen terhadap PDRB Sulawesi. Oleh
STP Pelabuhan Bungkutoko dinilai Sangat karenanya, kegiatan pertambangan di
Baik karena diatas standar yang ditetapkan. Koridor Ekonomi Sulawesi terfokus pada
pertambangan nikel yang merupakan
potensi pertambangan terbesar di koridor
Prospek Sumber Daya Alam ini. Produksi nikel yang tercatat di BPS
Sulawesi Tenggara yaitu pada dan
Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe
Masterplan Percepatan dan Perluasan
Utara, Kabupaten Konawe Selatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia
dimana produksi Bijih Nikel tahun 2015
(MP3EI)
sebesar 1.222.695 Ton. Lebih jelasnya
memberikan arahan dan gambaran
Potensi komoditas utama pada cluster
terhadap kegiatan ekonomi utama yang
Sulawesi Tenggara ditunjukant Tabel 3.
dikembangkan pada masing-
masing cluster. Pada cluster Sulawesi
Tenggara, yang dalam hal ini merupakan
Selain poduk pertambangan (nikel), MP3EI. Berikut ini adalah proyeksi
Sulawesi Tenggara juga menjadi produksi komoditas yang ada di Sulawesi Tenggara,
kakao dan perikanan sebagaimana amanat dengan asumsi bahwa pertumbuhan nikel

440
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

2,95 %, pertumbuhan produksi kakao Bungkutoko pada tahun 2015 - 2030 . Arus
mencapai 7,52 % dan produksi perikanan Barang saat ini 868,278 ton dan 70,022 ,
13% per tahun. Proyeksi Peningkatan arus barang sebanyak 868,278. Pada tahun
Produksi Komoditas Utama Sulawesi 2020 dengan arus barang 1,366,876 ton
Tenggara ditunjukan Gambar 2 dan maka 110,232 dan pada tahun 2030

3,000,000

2,500,000

2,000,000
Nikel
1,500,000
Perikanan
1,000,000 Kakao

500,000

0
2015 2016 2020 2025 2030

Gambar 2. Proyeksi Peningkatan Produksi Komoditas Utama


arus barang 3,387,431 dan 273,180 TEU.
Perkiraan Arus Barang dan Kapal Berdasarkan proyeksi pertumbuhan arus
barang di maka dibutuhkan peningkatan
Perkiraan Arus Barang pelabuhan Bungkutoko untuk
Berdasarkan pola pertumbuhan mengakomodasi kebutuhan arus barang.
tahuntahun sebelumnya dan melihat
prospek ke depan baik dari RPJMD Perkiraan Arus Kapal
maupun MP3EI, dibuat perkiraan arus Perkiraan arus kapal didasarkan pada
barang tahun 2015 – 2030 dengan tingkat Call dan jumlah GT pada tahun didasarkan
pertumbuhan yaitu masing-masing 7 % pada trend tahun sebelunya yaitu sebesar
untuk barang masuk dan 9 % untuk barang 3%/tahun. Perkiraan arus kapal di
keluar. Perkiraan Pelabuhan Bungkutoko ditunjukan pada
Arus Barang di Tabel 5.

Tabel 5. Prediksi Kunjungan Kapal


Pelabuhan Bungkutoko Kendari dapat Uraian Sat 2020 2025 2030

ditunjukan pada Tabel 4. Arus Call 418 471 530


Kapal GT 809,919 957,292 1,131,481

Tabel 4. Prediksi Arus Barang Sumber: Hasil Analisis

Uraian Sat 2015 2020 2025 2030 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan


Peti Ton 868,278 1,366,876 2,151,790 3,387,431 bahwa prediksi arus kunjungan kapal 2020
kemas
TEU 70,022 110,232 173,531 273,180 sebesar 418 Call dan 809,919 GT
Sumber: Hasil Analisis sedangkan prediksi tahun 2030 sebesar
Berdasarkan Tabel 4 menunjukan 530 Call dan 1,131,481 GT. Berdasarkan
bahwa Arus Barang di Pelabuhan proyeksi pertumbuhan kunjungan Kapal

441
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

dibutuhkan peningkatan pelabuhan untuk


emenuhi kelancaran arus kunjungan kapal
Perkiraan Kebutuhan Fasilitas
Pelabuhan
Dengan melihat kondisi fasilitas
pelabuhan pada Pelabuhan Bungkutoko
maka kedepan dalam rangka mendukung
percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi maka akan dilakukan sinkronisasi
antara rencana pengembangan Pelabuhan
Bungkutoko sesuai dengan dokumen Gambar 3. Aktivitas Petikemas
masterplan pelabuhan yang ada dengan
peramalan peningkatan komiditi unggulan Kebutuhan lapangan petikemas
tidak sesuai dengan kebutuhan kedepan. Pelabuhan Bungkutoko saat ini adalah
Prediksi Kebutuhan Dermaga Petikemas 18.236 m2. Untuk mendapatkan
Pelabuhan Bungkutuko ditunjuka pada gambaran hasil yang akan datang maka
Tabel 6. dilakukan proyeksi. Hasil proyeksi arus
barang Pada tahun 2020 sebanyak
Tabel 6. Prediksi Kebutuhan Dermaga 868,278, maka dibutuhkan lapangan
Petikemas petikemas 48.297, sehingga perlu
Dermaga
perluasan sebesar 30.061 m2, dan pada
Petikemas
Sat Tahun Pengembangan
tahun 2030 arus barang 3,387,431 maka
2015 2020 2025 2030
dibutuhkan petikemas 119,691 m2 maka
Kebutuhan m 265 417 657 1,034
perlu penambahan 101.428 m2. Ditinjau
Sumber: Hasil Analisis dari aspek pengembangan antisipasi
angkutan global petikemas masih
Berdasarkan Tabel 6 menunjukan terkendala faktor penguasaan lahan dan
bahwa Kebutuhan Dermaga Petikemas di kedalaman perairan. Prediksi kebutuhan
Pelabuhan Bungkutoko pada tahun 2015 lapangan petikemas ditunjukan Tabel 7.
- 2030 . Panjang dermaga saat ini 200 m,
arus barang sebanyak 868,278 sedangkan Tabel 7 Prediksi Kebutuhan Lapangan
kebutuhan ideal dermaga peti adalah 2015 Petikemas
adalah 265 m jadi perlu penambahan
Lapangan
dermaga petikemas 65 m. Pada tahun Petikemas
Sat Tahun Pengembangan
2020 dengan arus barang 1,366,876 maka 2015 2020 2025 2030
kebutuhan dermaga Pelabuhan Kebutuhan m2 30,680 48,297 76,031 119,691
Bungkutoko 417 m, sehingga perlu Sumber: Hasil Analisis
penambahan 217 m. Pada tahun 2030 arus
barang 3,387,431 maka dibutuhkan Strategi Pengembangan Pelabuhan
dermaga sepanjang 1,034 m maka perlu Strategi pengembangan berdasarkan
penambahan 834 m. Aktivitas Petikemas pada karakteristik kondisi eksternal dan
Pelabuhan Bungkutoko seperti yang internal, maka dapat perlu dibuat beberapa
ditunjukan pada Gambar 3. rencana arah pengembangan strategis yang
diharapkan dapat menjawab tentang
harapan pembangunan pelabuhan Kota
Kendari.
Berdasasarkan hasil analisis SWOT,
maka strategi pengembangan pelabuhan
Bungkutoko yaitu: Perluasan
Pembangunan Infrastruktur, dengan
pelaksanaan kebijakan sebagai berikut:

442
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

a. Peningkatan Investasi (Pemerintah) di pergerakan barang


bidang Infrastruktur. 3. Strategi pengembangannya adalah
b. Peningkatan perluasan perluasan pembangunan infrastruktur
kapasitas infrastruktur. pelabuhan, kebutuhan dermaga
c. Pemerataan akses pelayanan petikemas memerlukan
infrastruktur. pembangunan dermaga, selain itu
selain strategi pengembangan infrastruktur lapangan petikemas perlu dibangun
pelabuhan berdasarkan tipologi tersebut, seluas 30,680 m2 pada tahap awal,
maka strategi pengembangan yang sifatnya dan pada tahun 2030 perlu dibangun
umum, diantaranya sebagai berikut adalah: 119,691 m2
a. Meningkatkan kapasitas SDM dan
penguatan kelembagaan untuk Saran:
eningkatkan kinerja operasional 1. Dalam mengantisipasi volume arus
pelabuhan, bongkar muat barang di masa yang
b. Meningkatkan infrastruktur pelabuhan akan datang, maka perlu adanya
(kuantitas dan kualitas) untuk fasilitas pendukung berupa fasilitas
meningkatkan daya saing pelabuhan, tambat/dermaga, gudang/lapangan
c. Mengembangkan kemitraan penumpukan serta failitas bongkar muat
(pemerintah, swasta, dan masyarakat) barang yang memadai untuk
dalam pembangunan infrastruktur mendukung pengembangan Kota
pelabuhan, Kendari.
d. Penciptaan iklim yang kondusif untuk 2. Dalam mengantisipasi pengembangan
peningkatan investasi, kegiatan sosial, kedepan, Pelabuhan Bungkutoko
ekonomi, dan pembangunan daerah. Kendari harus memiliki sistem yang
Adapun strategi yang sifatnya khusus lebih baik, serta mengutamakan
atau spesifik adalah: pelayanan kenyamanan dan keamanan
a. Meningkatkan dukungan gudang yang lebih baik dari sekarang ini.
dengan cara membuat gudang baru 3. Mengingat arus barang di Pelabuhan
yang lebih baik. Bungkutoko Kendari mengalami
b. Mengadakan peralatan peningkatan dari tahun ketahun, maka
alat bongkar/muat perlu di pikirkan adanya penelitian yang
c. Meningkatkan dukungan air bersih. lebih lanjut, untuk pengembangan
Pelabuhan Bungkutoko Kendari,
khususnya untuk ruang gerak kapal di
KESIMPULAN DAN SARAN sekitar tambatan dermaga Pelabuhan
Kesimpulan Bungkutoko Kendari.
1. Kinerja operasional pelayanan di
pelabuhan Bungkutoko masih kurang DAFTAR PUSTAKA Ahmed and
baik, rasio antara waktu tunggu dan Hossain. 1990.
waktu pelayanan masih sangat besar “Developmental impact of Rural
Kinerja pelayanan angkutan infrastructure in Bangladesh. IFPRI
petikemas sangat lambat dibanding Reseach Reporth 83,Washington
kebutuhan. Fasilitas dermaga dan DC. International Food Policy
lapangan penumpukan pada Reseach Institute
umumnya kritis untuk menghadapi Bhattacharyay, B. 2008. Infrastructure and
pertumbuhan lalulintas angkutan laut Regional Cooperation Concept
untuk periode 5 tahun mendatang. Paper for ADB/ADBI Flagship
2. Potensi wilayah yang begitu besar Study
terhadap komoditas belum didukung Calderon,and L Serven, 2004,”The Effects
dengan infrstruktur pelabuhan yang Of Infrastructure Development on
memadai dalam mendukung

443
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

Growth and Income Distribution”. Maloni, Michael dan Jackson, Erick C.,
Dekker, Sander, Verhaeghe, R.J. dan Pols, 2005, “North American Container Port
A.A.J., 2003, “Economic Impacts Capacity: A Literature Review”,
and Public Financing of Port Transportation Journal, Vol.44, No.2,
Capacity Investments: the Case of hlm.16-36. Mujeri, M. K, 2002,
Rotterdam Port Expansion”, TRB “Bangladesh, Bringing Poverty Focus in
2003 Annual Meeting. Rural Infrastructure Development”.
Departemen Pekerjaan Umum, 2006. Discussion Paper November 2002 : Issues
”Peraturan Pemerintah Republik ini Employment and Poverty
Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Recovery and Reconstrution
tentang Jalan” Badan Penerbit
Pekerjaan Umum.
Dundovic, Cedomir dan Hess, Svjetlana,
2005,”Exploitability of the Port
Container Terminal Stacking Area
Capacity in the Circumstances of
Increased Turnover”, ISEP 2005.
Damapolii, Deddy Wahyudi. 2008. Peran Departemen International Labour
Pelabuhan Labuan Uki Terhadap Office, Genewa
Pengembanam Wilayah Kabupaten Musso, E., Ferarri, C. dan Benacchio M.,
Bolaang Mongondow. Masters
2006,”Port Investment: Profitability,
Thesis Jurusan Perencanaan Wilayah
Economic Impact and Financing”,
dan Kota, Universitas
Port Economic, Research in
Diponegoro, Semarang
Transportation Economics, Elsevier
Gurning, Raja Oloan Saut dan Budiyanto,
Vol.16, hlm 171-218. Sudaryadi.
Eko Hariyadi. 2007. Manajemen Bisnis
2007 “Dampak Pembangunan Jalur
Pelabuhan. PT Andhika Prasetya
Jalan Lintas Selatan Terhadap
Ekawahana. Ho, M.W. dan Ho, K.H.,
Output Sektor Produksi
2006,”Risk Management in Large Physical
Rumah Tangga Jawa Tengah
Infrastructure Investments: The Context of
(Simulasi SNSE Jawa Tengah
Seaport Infrastructure Development and
2004)”. Tesis MIESP UNDIP.
Investment”, Maritime Economics and
Diakses pada tanggal 06 Juni 2012
Logistics, Palgrave Macmillan, 2006
Suranto. 2004. “Manajemen Operasional
Vol.8, hlm 140-168.
Angkutan Laut dan Kepelabuhan
Jinca, Yamin N., 2011, “Transportasi Laut
Serta Prosedur Impor Barang”.
Indonesia, Analisis Sistem dan Studi
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama,
Kasus”, Brilian Internasional,
Surabaya Jakarta.
Kessedes C, Ingram G. Infrastructure’s Tongzon, J. L. 2002. The Economies of
Southeast Asia, Second Edition
impact on development: lessons
(Before and After Erisis).
from WDR 1994. ournal of
Cheltenham Glos: Edward Elgar.
Infrastructure Systems, 1995, 1(1):
Tongzon., J.L. (2004). Determinant of
16-32
Competitiveness in Logistics:
Kolanovic, I., Skenderovic, J. &Zenzerovic
Implication for the Region.
Z.(2008), “Defining the Port Service
International Conference on
Quality Model by using the Factor
Competitiveness: Challenges and
Analysis”, Pomorstvo, 22(2):283-
Opportunity for Asian Countries.
297
Talley., W. K. (2009). Port Economics.
Kramadibrata,S 1985,
First Edition. Routledge. New York.
Perencanaan Pelabuhan. Ganeca
Exact Bandung.

444
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari 20116 (433-4) ISSN: 2087-9334

Tongzon & Ganesalingam (1994), An


Evaluation of ASEAN Port
Performance and Efficiency. Asian
Economic Journal 1994, Vol. 8, No.
3, pp 317-330
Triatmodjo,B. 2009,
“Perencanaan Pelabuhan”,
Beta Offset,
Yogyakarta
World Bank. 1994. Infrastructure for
Development, World Development
Report 1994
Wibowo R. dkk..1999. Refleksi Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura
Nusantara. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan

445

Anda mungkin juga menyukai