Anda di halaman 1dari 27

Analisis Strategi Pengembangan Pelabuhan Pantoloan

Di Susun Oleh :

Anisah Sahratul Syaidah


F231 17 084

Prodi S1 Perencanaan Wilayah Kota


Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Tadulako
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan pengembangan infrastruktur merupakan penentu utama dalam mendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan infrastruktur tidak hanya penting untuk
menggerakkan aktivitas ekonomi, tetapi juga penting dalam mendukung kehidupan sosial-
budaya dan menghubungkan antar negara, pulau, dan daerah.

Pelabuhan merupakan infrastruktur transportasi laut yang mempunyai peran sangat


penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan sektor usaha
yang dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian dan pembangunan nasional. Untuk
mengoptimalisasikan peran pelabuhan tentunya diperlukan infrastruktur yang dapat menunjang
peran tersebut.

Pelabuhan Pantoloan merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk yang berada di Kota
Palu, Sulawesi Tengah. Secara administratif, Pelabuhan Pantoloan termasuk ke dalam Kelurahan
Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. Nama Pantoloan sendiri di ambil dari nama
Kelurahan tempat pelabuhan ini berada, di pelabuhan ini juga terdapat terminal peti kemas.

Keberadaan Pelabuhan Pantoloan ini tentunya mempunyai pengaruh terhadap


perekonomian di Kelurahan Pantoloan. Adanya Pelabuhan Pantoloan dapat mendukung aktivitas
kawasan ekonomi khusus di Kota Palu terutama di Kelurahan Pantoloan. Sehingga,
pengembangan Pelabuhan Pantoloan dapat menjadi salah satu alternative dalam memberikan
kontribusi perekomian sehingga dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Pengembangan
Pelabuhan Pantoloan juga diharapkan dapat menjadi factor penggerak daerah sekitarnya. Untuk
mengoptimalisasikan peran dan fungsi Pelabuhan Pantoloan sebagai penggerak perekonomian,
perlunya didukung oleh pelayanan infrastruktur yang memadai sehingga peran dan fungsi terbut
dapat berjalan efektif.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan Pelabuhan dan dan
merumuskan strategi pengembangan pelabuhan. Sehingga dapat menjadikan Pelabuhan
Pantoloan sebagai pendorong perekonomian Kota Palu khususnya daerah sekitarnya.
1.2 Rumusan Masalah
Pelabuhan Pantoloan sebagai pusat logistic dan barang nasional. Pelabuhan Pantoloan
merupakan pelabuhan yang berstatus internasional sehingga memiliki aktivitas bongkar muat
yang sangat tinggi. Pengembangan Pelabuhan Pantoloan juga dapat mendukung kawasan
ekonomi khusus sehingga dapat dijadikan sebagai pendorong perekonomian. Kondisi tersebut
menuntut Pemerintah Daerah Kota Palu untuk mempersiapkan pelabuhan yang ada sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak
infrastruktur yang belum terkelola dengan baik dan belum memadai kapasitasnya. Oleh karena
perlunya strategi pengembangan pelabuhan Pantoloan dengan memaksimalkan pelayanan
Pelabuhan Pantoloan yang memadai sehingga diharapkan mampu mendukung aktivitas
perekonomian dan pergerakan arus barang.

1.3 Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan dari penelitian, yaitu :

1. Bagaimana strategi pengembangan Pelabuhan Pantoloan ?


2. Bagaimana peran dan fungsi Pelabuhan Pantoloan ?
3. Bagaimana infrastruktur di Pelabuhan Pantoloan ?

1.4 Tujuan dan Sasaran

1.4.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Terindentifikasinya strategi pengembangan Pelabuhan Pantoloan


2. Terindentifikasinya peran dan fungsi Pelabuhan Pantoloan
3. Terukurnya tingkat pelayanan infrastruktur Pelabuhan Pantoloan

1.4.2 Sasaran
1. Terindentifikasinya strategi pengembangan Pelabuhan Pantoloan
2. Mengidentifikasi peran dan fungsi Pelabuhan Pantoloan
3. Mengukur tingkat pelayanan infrastruktur Pelabuhan Pantoloan
1.5 Manfaat
Berdasarkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut :

1. Diharapkan dapat menjadi wawasan terkait strategi pengembangan Pelabuhan Pantoloan


2. Sebagai bahan referensi alternatif bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian
lebih lanjut
3. Sebagai bahan acuan bagi pemerintah dalam pengembangan Pelabuhan Pantoloan
4. Sebagai acuan dalam penentuan strategi pengembangan pelabuhan Pantoloan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelabuhan
Menurut Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia, Pelabuhan adalah tempat
yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas - batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra
dan antar moda transportasi. Kepelabuhanan adalah meliputi segala sesuatau yang berkaitan
dengan kegiatan penyelenggraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi
pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal,
penumpang dan barang, keselamatan berlayar, serta tempat

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan dan sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan layanan jasa. Utamanya
pelabuhan adalah tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (Gurning dan
Budiyanto, 2007).

Jinca (2011) mengatakan bahwa pelabuhan laut adalah suatu daerah perairan yang
terlindung terhadap badai, ombak dan arus, sehingga kapal dapat mengadakan olah gerak,
bersandar, membuang jangkar sedemikian sehingga bongkar muat atas barang dan perpindahan
penumpang dapat terlaksana dengan baik. Fungsi utama dari pelabuhan laut adalah fungsi
perpindahan muatan dan fungsi industri dilihat dari sudut pengusaha pelabuhan melengkapi
fasilitas-fasilitas terhadap keperluan kegiatan kapal di pelabuhan, antara lain alur pelayaran
untuk keluar masuk kapal dari dan ke pelabuhan, peralatan tambat, kegiatan bongkar muat
dermaga, pengecekan barang, pergudangan, penyediaan jaringan transportasi lokal di kawasan
pelabuhan.
2.2 Peran dan Fungsi Pelabuhan

2.2.1 Peran Pelabuhan


Pelabuhan laut merupakan industri jasa dan dapat memadu dengan industri-industri
disekitarnya. Dengan adanya fasilitas pelabuhan yang baik akan mengundangn pertumbuhan
industri di sekitarnya. Menurut Sabirin S. (1989) peranan pelabuhan dapat dikelompokkan atas :

1. Pelabuhan sebagai interface artinya pelabuhan menyediakan berbagai fasilitas dan


pelayanan jasa atau service yang dibutuhkan dalam rangka memindahkan barang dari
kapal ke angkutan darat atau sebaliknya dan memindahkan dari satu kapal ke kapal
lainnya.
2. Pelabuhan sebagai link artinya pelabuhan dipandang sebagai salah satu mata rantai
dalam proses transportasi mulai dari tempat asal barang sampai ke tempat tujuan,
sehingga pelabuhan baik dilihat dari performance maupun dari segi biaya akan sangat
mempengaruhi kegiatan transportasi keseluruhan.
3. Pelabuhan sebagai gateway artinya pelabuhan sebagai pintu gerbang dari suatu negara
atau daerah sebagaimana halnya pelabuhan udara sehingga dapat memegang peranan
penting bagi perekonomian suatu negara atau daerah.
4. Pelabuhan sebagai industry entity artinya suatu daerah sekitar pelabuhan berkembang
kantong-kantong industri yang dapat berorientasi kepada ekspor dari suatu daerah atau
negara.

2.2.2 Fungsi Pelabuhan


Fungsi utama pelabuhan adalah untuk perpindahan muatan dan fungsi industri. Pelabuhan
merupakan suatu perusahaan dalam sistem ekonomi yang melibat kan perubahan struktur akibat
keterlibatan berbagai pihak yang terkait dengan aktifitas pelabuhan. Pihak-pihak tersebut antara
lain : pengusaha pelabuhan selaku operator pelabuhan, pemilik kapal, pengirim barang selaku
pemakai jasa pelabuhan dan pemerintah. Pengusaha pelabuhan melengkapi fasilitas-fasilitas
terhadap keperluan kegiatan kapal di pelabuhan, peralatan tambat, kegiatan bongkar dan muat di
dermaga, pengecekan barang, pergudangan, penyediaan jaringan transportasi lokal di kawasan
pelabuhan lainnya. Pemilik kapal membutuhkan pelayanan kapal selama di pelabuhan seefisien
mungkin sehingga waktu kapal di pelabuhan dapat dipercepat. Pengirim barang membutuhkan
jaminan atas terselenggaranya aliran barang keluar masuk pelabuhan dalam keadaan baik dan
lancar, sehingga biaya yang terjadi serendah mungkin. Sedangkan menurut pemerintah dengan
adanya kelancaran arus barang dapat diperoleh manfaat sosial yang maksimal. Adapun fungsi
pelabuhan antara lain :

1. Pelabuhan berfungsi sebagai penyedia jasa dan pelayanan artinya pelabuhan


menyediakan jasa dan melayani kegiatan labuh tambat, penundaan, pengepilan, bongkar
muat barang, petikemas, gudang, lapangan penumpukan, dan lain-lain.
2. Pelabuhan berfungsi sebagai pusat kegiatan artinya pelabuhan merupakan tempat
melangsungkan kegiatan pemerintahan dan ekonomi.
3. Pelabuhan sebagai tempat intra dan antar moda artinya pelabuhan sebagai tempat
perpindahan atau pertukaran moda transportasi.

2.3 Jenis dan Klasifikasi Pelabuhan


Pelabuhan dapat dibedakan atas jenis dan klasifikasinya. Menurut jenisnya pelabuhan
terbagi atas pelabuhan umum dan pelabuhan khusus. Pelabuhan umum adalah pelabuhan yang
melayani kepentingan umum sedangkan pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang dioperasikan
untuk kepentingan tertentu guna menunjang kegiatan tertentu pula. Menurut Kramadibrata
(1985;13) jika ditinjau dari sudut klasifikasinya pelabuhan dibedakan atas pelabuhan alam,
pelabuhan buatan dan pelabuhan semi alam yang masing masing dijelaskan sebagai berikut:

a. Pelabuhan alam ( Natural and Protected Harbour ), yaitu pelabuhan yang terbentuk
secara ilmiah dari suatu daerah yang menjurus ke dalam dan terlindungi oleh suatu
pulau atau terletak di suatu teluk sehingga kegiatan berlabuhnya kapal dapat
dilaksanakan.
b. Pelabuhan buatan ( Artificial Harbour ), yaitu Pelabuhan yang sengaja dibuat oleh
manusia sebagai daerah pengairan yang terlindung dari ombak maupun badai sehingga
memungkinkan bagi kapal untuk berlabuh.
c. Pelabuhan semi alam ( Semi Natural Habour ), yaitu pelabuhan yang terbentuk dari
perpaduan antara bentukan alam dan bantuan manusia. Pelabuhan ini terbentuk dari
daerah yang secara alami memungkinkan untuk dibuat menjadi pelabuhan, namun
memiliki kendala sehingga perlu sentuhan teknologi oleh manusia, sehingga layak
digunakan.
2.4 Tipe – Tipe Pelabuhan
Tatanan Kepelabuhanan Nasional yang tertuang dalam Undang-Undang No.17 tahun 2008
tentang Pelayaran merupakan kumpulan tatanan kepelabuhanan regional, tatanan kepelabuhanan
lokal/invidual sesuai dengan hinterland(daerah pelayaran) masing-masing pelabuhan secara
terpadu dan tidak dapat dipisah pisahkan. Dalam Peraturan Pemerintah No.61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhanan, tatanan kepelabuhanan Nasional diuraikan lebih lanjut dalam
pelaksanaan operasionalnya berdasarkan jenis, penyelenggaraan, klasifikasi, pengguna, kegiatan
dan fungsi.

1. Pelabuhan menurut jenisnya :


a. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan
pelayanan masyarakat umum
b. Pelabuhan Khusus adalah pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri
guna menunjang kegiatan tertentu
2. Pelabuhan menurut penyelenggaraannya :
a. Penyelenggara oleh pemerintah, yang dioperasikan dan dikelola oleh
UPT/Kantor pelabuhan, untuk menunjang keperintisan dan pelayaran rakyat,
agar terjadi rangsangan dan dorongan terhadap perekonomian daerah,
terbukanya isolasi dan semakin kuatnya admistrasi pemerintah disamping factor-
faktor social,politik dan pertahanan keamanan.
b. Penyelenggara pelabuhan umum yang dilakukan oleh pemerintah yang
pelaksanaanya dilimpahkan kepada BUMN/BUP (Badan Usaha Pelabuhan) yang
dalam hal ini adalah PT.Persero Pelabuhan Indonesia I, II, III, IV serta
pelimpahan kepada pihak swasta.
3. Pelabuhan menurut klasifikasinya ,berdasarkan pada organisasi pengelola dari unsur
pemerintah berupa kantor administrator pelabuhan kelas I, II, III, IV dan untuk
pelabuhan yang diselenggarakan oleh PT Persero Pelabuhan Indonesia dan kantor
pelabuhan kelas I, II, III, IV dan V
4. Pelabuhan menurut pengunaannya :
a. Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri, yang di dalamnya
terdapat unsure-unsur bea cukai, imigrasi, karantina dan pelabuhan. Dalam hal
ini pelabuhan yang ditetapkan pemerintah sebagai pelabuahn ekspor, sehingga
barang yang dimuat dapat langsung ke Negara tujuan ekspor.
b. Pelabuhan yang tidak terbuka untuk perdagangan luar negeri.
5. Pelabuhan menurut kegiatannya : Pelabuhan menurut kegiatannya terdiri dari pelabuhan
yang melayani kegiatan:
a. Pelabuhan angkutan laut mengakomodir kegiatan bongkar muat barang yang
dilakukan oleh angkutan kapal baik lokal, regional, nasional, maupun
internasional
b. Pelabuhan angkutan sungai mengakomodir angkutan kapal yang beroperasi di
sungai
c. Pelabuhan angkutan penyeberangan mengakomodir angkutan kapal
penyeberangan yang menghubungkan dua pelabuhan untuk menyeberangi selat,
telu dan laut yang pada umumnya dilakukan oleh kapal jenis Ro-ro
6. Pelabuhan menurut fungsinya :
a. Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam
negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antarprovinsi.
b. Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani
kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri
dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau
barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan
antarprovinsi.
c. Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani
kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri
dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan
pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau
barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam
provinsi
2.5 Hierarki Peran dan Fungsi Pelabuhan
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 53 Tahun 2002 tentang tatanan
kepelabuhanan nasional, hierarki peran dan fungsi pelabuhan laut terdiri dari :

1. Pelabuhan Hub Internasional ( Pelabuhan Utama Primer )


2. Pelabuhan Internasional (Pelabuhan Utama Sekunder)
3. Pelabuhan Nasional (Pelabuhan Utama Tersier)
4. Pelabuhan Regional ( Pelabuhan Pengumpan Primer)
5. Pelabuhan Lokal ( Pelabuhan Pengumpan Sekunder)

Adapun kriteria-kriteria pelabuhan laut antara lain :

1. Pelabuhan Hub Internasional adalah pelabuhan utama primer yang berfungsi melayani
kegiatan dan alih muatan angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar
dan jakauan pelayaran yang sangat luas serta merupakan simpul dalam jaringan
transportasi laut internasional. Kriterianya adalah :
a. Berperan sebagai pelabuhan internasional hub yang melayani angkutan alih
muat (transhipment) peti kemas nasional dan internasional dengan skala
pelayanan transportasi laut dunia;
b. berperan sebagai pelabuhan induk yang melayani angkutan peti kemas
nasional dan internasional sebesar 2.500.000 TEU's/tahun atau angkutan
lain yang setara;
c. berperan sebagai pelabuhan alih muat angkutan peti kemas nasional dan
internasional dengan pelayanan berkisar dan 3.000.000 - 3.500.000 TEU's/tahun
atau angkutan lain yang setara;
d. berada dekat dengan jalur pelayaran internasional ± 500 mil;
e. kedalaman minimal pelabuhan : -12 m LWS;
f. memiliki dermaga peti kemas minimal panjang 350 m',4 crane dan lapangan
penumpukan peti kemas seluas 15 Ha;
g. jarak dengan pelabuhan internasional hub lainnya 500 - 1.000 mil.
2. Pelabuhan Internasional adalah pelabuhan utama sekunder yang berfungsi melayani
kegiatan dan alih muatan angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar
dan jankauan pelayanan yang luas serta merupakan simpul dalam jaringan transportasi
laut internasional. Kriterianya adalah :
a. Berperan sebagai pusat distribusi peti kemas nasional dan pelayanan angkutan
peti kemas internasional;
b. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan angkutan peti kemas;
c. melayani angkutan peti kemas sebesan 1.500.000 TEU's/tahun atau angkutan lain
yang setara;
d. berada dekat dengan jalur pelayaran internasional + 500 mil dan jalur
pelayaran nasional ± 50 mil;
e. kedalaman minimal pelabuhan - 9 m LWS;
f. memiliki dermaga peti kemas minimal panjang 250 m',2 crane dan lapangan
penumpukan kontener seluas 10 Ha:
g. jarak dengan pelabuhan internasional lainnya 200 - 500 mil.
3. Pelabuhan Nasional adalah pelabuhan utama tersier yang berfungsi melayani kegiatan
dan alih muatan angkutan laut nasional dalam jumlah yang relatif kecil serta merupakan
pengumpan dari pelabuhan utama. Kriterianya adalah,
a. Berperan sebagai pengumpan angkutan peti kemas nasional;
b. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang umum nasional;
c. berperan melayani angkutan peti kemas nasional di seluruh Indonesia;
d. berada dekat dengan jalur pelayaran nasional + 50 mil.
e. kedalaman minimal pelabuhan –9 m LWS;
f. memiliki dermaga multipurpose minimal panjang 150 m', mobile crane atau
skipgear kapasitas 50 ton;
g. jarak dengan pelabuhan nasional lainnya 50 - 100 mil.
4. Pelabuhan Regional adalah pelabuhan pengumpan primer yang berfungsi melayani
kegiatan dan alih muatan angkutan laut nasional dalam jumlah yang relatif kecil serta
merupakan pengumpan dari pelabuhan utama. Kriterianya adalah,
a. berperan sebagai pengumpan pelabuhan hub internasional, pelabuhan
internasional pelabuhan nasional;
b. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke pelabuhan
utama dan pelabuhan pengumpan:
c. berperan melayani angkutan taut antar Kabupaten/Kota dalam propinsi;
d. berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau ± 25 mil:
e. kedalaman minimal pelabuhan -4 m LWS:
f. memiliki dermaga minimal panjang 70 m;
g. jarak dengan pelabuhan regional lainnya 20 - 50 mil.
5. Pelabuhan Lokal adalah pelabuhan pengumpan sekunder yang berfungsi melayani
kegiatan angkutan laut regional dalam jumlah kecil serta merupakan pengumpan pada
pelabuhan utama dan atau pelabuhan regional. Kriterianya adalah,
a. berperan sebagai pengumpan pelabuhan hub internasional, pelabuhan
internasional, pelabuhan nasional dan pelabuhan regional;
b. berperan sebagai tempat pelayanan penumpang di daerah terpencil, terisolasi,
perbatasan, daerah perbatasan yang hanya didukung oleh mode transportasi laut;
c. berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi laut untuk mendukung
kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai tempat multifungsi selain sebagai
terminal untuk penumpang juga untuk melayani bongkar muat kebutuhan hidup
masyarakat disekitamya;
d. berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi laut reguler kecuali
keperintisan;
e. kedalaman minimal pelabuhan -1,5 m LWS;
f. memiliki fasilitas tambat;
g. jarak dengan pelabuhan lokal lainnya 5 - 20 mil.

2.6 Operasional Pelaabuhan

2.6.1 Kegiatan Operasional Pelabuhan


Kegiatan operasional di pelabuhan dapat digolongkan ke dalam 3 kegiatan utama yaitu :

1. Pelayanan Kapal
Merupakan jasa kegiatan operasional kapal mulai dari masuk hingga keluar pelabuhan,
meliputi pelayanan: Jasa Labuh, Jasa Tambat, Jasa Pandu, Jasa Pelayanan Air, Jasa
Tunda dan Kepil, Jasa Telepon
2. Pelayanan Barang
Merupakan pelayanan bongkar muat mulai dari kapal hingga penyerahan ke pemilik
barang meliputi :Jasa Bongkar Muat, Jasa Penumpukan, dan Pelayanan Dermaga
3. Pelayanan Rupa-Rupa
Merupakan jasa pelayanan yang menunjang kegiatan yang ada di pelabuhan meliputi
:Jasa Persewaan Alat-Alat Pelabuhan, Penyediaan Listrik, Penyediaan Air Bersih dan
Telepon Umum, Pelayan Jasa Lainnya.

Selain berbagai kegiatan usaha utama tersebut Perseroan juga mengembangkan kegiatan
usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan Perseroan dan dalam rangka optimalisasi
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan, meliputi: Jasa Angkutan, Jasa persewaan dan
perbaikan fasilitas dan peralatan, Jasa perawatan kapal dan peralatan di bidang kepelabuhanan,
Jasa pelayanan alih muat dari kapal ke kapal (ship to ship transfer) termasuk jasa ikutan lainnya,
Properti di luar kegiatan utama kepelabuhanan, Kawasan Industri, Fasilitas pariwisata dan
perhotelan, Jasa konsultan dan surveyor kepelabuhanan, Jasa komunikasi dan informasi, Jasa
konstruksi kepelabuhanan, Jasa forwarding/ekspedisi, Jasa kesehatan, Perbekalan dan catering,
Tempat tunggu kendaraan bermotor dan shuttle bus, Jasa penyelaman (salvage), Jasa Tally, Jasa
pas pelabuhan, serta Jasa timbangan.

2.6.1 Infrastruktur Pelabuhan


Fasilitas-fasilitas yang harus dimiliki oleh suatu pelabuhan baik di wilayah daratan
maupun di wilayah perairan adalah sebagai berikut :

a. Dermaga
b. Gudang lini 1
c. Lapangan penumpukan lini
d. 1 Terminal penumpang
e. Terminal petikemas
f. Terminal ro-ro
g. Fasilitas penampungan dan pengolahan limbah
h. Fasilitas bunker
i. Fasilitas pemadam kebakaran
j. Fasilitas untuk gudang Bahan/ Barang Berbahaya dan Beracun (B3)
k. Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
(SBNP)
l. Alur pelayaran
m. Perairan tempat labuh
n. Kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal
o. Perairan tempat alih muat kapal
p. Perairan untuk kapal yang mengangkut Bahan/Berbahaya dan Beracun(B3)
q. Perairan untuk kegiatan karantina
r. Perairan alur penghubung intrapelabuhan
s. Perairan pandu
t. Perairan untk kapal pemerintah

Fasilitas-fasilitas yang harus dimiliki oleh suatu pelabuhan dalam mendukung kegiatan
operasionalnya adalah sebagai berikut :

a. kawasan perkantoran;
b. fasilitas pos dan telekomunikasi;
c. fasilitas pariwisata dan perhotelan;
d. instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;
e. jaringan jalan dan rel kereta api;
f. jaringan air limbah, drainase, dan sampah;
g. areal pengembangan pelabuhan;
h. tempat tunggu kendaraan bermotor;
i. kawasan perdagangan;
j. kawasan industri; dan
k. fasilitas umum lainnya.

Instansi-instansi dan unit-unit kerja yang tugasnya berkaitan dengan lalu lintas kapal,
penumpang, barang dan hewan di pelabuhan menurut Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1983
adalah :

a. Unit pelaksana adalah badan usaha pelabuhan di pelabuhan yang diusahakan oleh badan
usaha pelabuhan, dalam hal ini cabang perusahaan umum pelabuhan.
b. Unit pelaksana teknis pelabuhan di pelabuhan-pelabuhan yang tidak diusahakan oleh
badan usaha pelabuhan dan disebut kepala pelabuhan.
c. Unit-unit teknis instansi pemerintah bidang perhubungan laut selain kedua instansi
tersebut di atas yang terdiri dari:
 Kesyahbandaran
 Distrik Navigasi
 Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai
 Kantor Lalu Lintas Angkutan Laut
d. Instansi-instansi pemerintah lain seperti :
 Kantor wilayah dirjen bea dan cukai
 Imigrasi
 Port health service
 Kesatuan pelaksana pengaman pelabuhan
 Instansi pemerintah daerah
e. Badan usaha milk negara dan swasta lainnya
f. Administrasi pelabuhan di pelabuhan-pelabuhan yang diusahakan oleh badan usaha
pelabuhan.

Tidak semua instansi dan unit kerja di atas ada pada setiap pelabuhan. Kehadiran instansi
dan unit-unit kerja itu tergantung pada kebutuhan suatu pelabuhan. Dan bahkan ada beberapa
pelabuhan yang harus mendatangkan petugas suatu instansi kota atau pelabuhan lainnya.
2.7 Kerangka Pikir

Judul
‘’Analisis Strategi Pengembangan Pelabuhan Pantoloan’’

Latar Belakang
Pelabuhan Pantoloan merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk yang berada di Kota Palu, Sulawesi
Tengah. Keberadaan Pelabuhan Pantoloan ini tentunya mempunyai pengaruh terhadap perekonomian,
untuk mengoptimalisasikan tujuan pelabuhan maka diperlukan strategi pengembangan pelabuhan
Pantoloan

Rumusan Masalah
Infrastruktur dan fungsi pelayanan pelabuhan yang belum terkelola dengan baik dan belum memadai
kapasitasnya. Oleh karena perlunya strategi pengembangan pelabuhan Pantoloan dengan
memaksimalkan pelayanan Pelabuhan Pantoloan. ‘’Bagaimana menentukan strategi pengembangan
pelabuhan Pantoloan ?’’

Tujuan
1. Terindentifikasinya strategi pengembangan Pelabuhan Pantoloan
2. Terindentifikasinya peran dan fungsi Pelabuhan Pantoloan
3. Terukurnya tingkat pelayanan infrastruktur Pelabuhan Pantoloan

Sasaran
1. Terindentifikasinya strategi pengembangan Pelabuhan Pantoloan
2. Mengidentifikasi peran dan fungsi Pelabuhan Pantoloan
3. Mengukur tingkat pelayanan infrastruktur Pelabuhan Pantoloan

Literatur
Pelabuhan
Peran dan Fungsi Pelabuhan
Jenis dan Klasifikasi Pelabuhan
Tipe Pelabuhan
Hirerarki Peran dan Fungsi Pelabuhan
Opersional Pelabuhan

Pengumpulan Data Pengumpulan Data


Primer Metode Penelitian Sekunder

Identifikasi Masalah

Analisis SWOT
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini termasuk jenis penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskripsi
dengan pendekatan kuantitatif. Dimana penelitian ini menggunakan metode bilangan untuk
mendeskripsikan suatu objek atau variabel dimana bilangan menjadi bagian dari pengukuran
yang akan ditabulasikan dan kemudian peneliti menjelaskannya secara deskripsi. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk pemecahan masalah yang ada sekarang
berdasarkan data.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Gambar Kawasan Pantoloan


Sumber : RTBL Kawasan Pantoloan
Gambar Eksisting Pelabuhan Pantoloan tahun 2009
Sumber : Pelindo

Lokasi penelitian berada di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli Kota Palu.


Kawasan Pelabuhan Pantoloan, dengan letak geografis Pelabuhan Pantoloan 00"- 06" LU/119"-
07" BT dan merupakan pelabuhan terbuka untuk pelayaran Dalam Negeri dan Luar Negeri.
Sejak tahun 1975 pelabuhan Pantoloan yang terletak 23 Km disebelah utara kota Palu ini
dibangun yang dinilai rnempunyai prospek lebih baik untuk di kembangkan sebagai pelabuhan
yang terbuka untuk perdagangan dalam negeri dan luar negeri. Di dalam RTRW Kota Palu 2030,
Pelabuhan Pantoloan ditingkatkan sebagai Pelabuhan Internasional. Pelabuhan Pantoloan
rnerupakan pemicu perkembangan kawasan (Pantoloan, Baiya dan Lambara) sejak beroperasinya
Pelabuhan Pantoloan menjadikan kawasan ini Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kawasan
Industri Terpadu Palu dengan batas-batas:

 Utara: Provinsi Gorontalo


 Selatan: Provinsi Sulawesi Selatan & Sulawesi Tenggara
 Timur: Provinsi Maluku
 Barat: Selat Makasar & Sulawesi Barat

3.2.2 Waktu Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti telah membuat tabel waktu penelitian yang berlangsung dari
bulan Februari 2020 hingga Mei 2020.
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian

Waktu
No Kegiatan Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mencari Literatur Judul Penelitian
2 Bimbingan dosen terkait kata kunci judul
3 Menyusun Bab 1 penelitian
4 Mencari literature Bab 2
5 Menyusun Bab 3
6 Menyusun Laporan
Sumber : Penulis, 2020

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan adalah metode dalam mengumpulkan beberapa
data dan informasi yang dibutuhkan untuk tercapainya tujuan penelitian. Hal ini berkaitan
dengan cara mengumpulkan data, kebutuhan data, serta perangkat yang digunakan dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan (Tanzeh, 2018). Berikut adalah beberapa Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
objek yang akan diteliti. Objek yang akan diamati yaitu Pelabuhan Pantoloan sehingga
dapat menghasilkan strategi pengembangannya
b. Pendataan Instansi merupakan metode pengumpulan data melalui instansi-instansi
terkait untuk membantu pelaksanaan penelitian yang dilakukan.
c. Dokumentasi yaitu pengambilan data dalam bentuk gambar maupun arsip.
d. Wawancara untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teratur mengenai objek
yang akan diamati yaitu Pelabuhan Pantoloan.

3.4 Jenis Data


a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian. Data primer
dalam penelitian ini berupa kondisi lokasi yang diarahkan untuk pengembangan
Pelabuhan Pantoloan di Kota Palu yang didapatkan dari survey lapangan.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa pihak/instansi yang mempunyai
wewenang terhadap data tersebut. Data sekunder dapat berupa shapefile, dokumen,
literatur terkait, dan sumber-sumber lain yang relevan.
3.5 Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis data yakni,

1. Identifikasi dan Perumusan Masalah.


Masalah yang akan diselesaikan bagaimana mengetahui peran dan fungsi pelabuhan
utama dan mengetahui strategi pengembangan pelabuhan dalam menghadapi era
persaingan di bidang jasa kepelabuhanan
2. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan yakni data –data yang berasal dari shapefile, dokumen, literatur
terkait, dan sumber-sumber lain yang relevan, serta data dari internet. Data-data tersebut
berupa data internal dan eksternal pelabuhan. Data Internal yang dimaksud adalah
Fasilitas Pelabuhan, Kinerja Operasional Pelabuhan, Produksi Pelabuhan, Tarif
Pelabuhan. Data Eksternal antara lain Letak Geografis Pelabuhan, dan Wilayah
Hinterland Pelabuhan Keseluruhan data ini nantinya akan diolah menggunakan metode
pendekatan kuantitatif analisis SWOT.
3. Analisis data dengan menggunakan metode SWOT
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan mengunakan metode SWOT. Dari analisis
metode ini, akan diketahui rekomendasi apa yang dikeluarkan untuk pelabuhan dalam
menentukan startegi pengembangannya, rekomendasi dapat dibaca berdasarkan posisi
pelabuhan dalam kuadran SWOT.
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan
(Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan
tantangan (ThreathS). Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:

Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns


menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan
Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan).
Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua
antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Gambar Matriks Analisis SWOT Kearns


Sumber : Hisyam,1998

Keterangan:

 Comparative Advantages merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang


sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih
cepat.
 Mobilization merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak
ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah
peluang.
 Divestment/Investment merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang
dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang
yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang
ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas
peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap
peluang itu (investasi).
 Damage Control merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan
karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi.
Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga
tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan
Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara
pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Metode yang dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut :

Langkah 1 : Tentukan apa yang akan dibandingkan, misalnya perusahaan A dan B dll

Langkah 2 : Identifikasi yang menjadi faktor eksternal dan internal perusahaan untuk
membangun struktur hierarki

Langkah 3 : Kumpulkan data untuk tiap faktor eksternal dan internal perusahaan. Data tersebut
merupakan data kuantitatif dari perusahaan-perusahaan yang dibandingkan (misalnya fasilitas
perusahaan, kinerja perusahaan,dll)

Langkah 4 : Normalisasi Kinerja. Normalkan semua data yang telah dikumpulkan .Tujuannya
adalah untuk mendapatkan bobot faktor tiap perusahaan. Berikut ini adalah metode normalisasi
yang disarankan :

Normalisasi untuk faktor yang bersifat menguntungkan ( data yang terbesar adalah yang
paling menguntungkan).ditandai dengan symbol (+)

Rumus :

pij
rij = nj ………………………… (1)
maks pij

contoh :

p11 = 2, p12 = 4, p13 = 5, p14 = 3

kemudian,

p 11 2
r11 = = = 0,4
maks p 11 5
berturut-turut :

r12 = 0,8, r13 = 1,0, r14 = 0,6

Normalisasi untuk faktor yang bersifat merugikan ( data yang terbesar adalah yang paling
merugikan).ditandai dengan symbol (-)

Rumus :

pij
rij = nj ………………………… (2)
min pij

contoh :

p11 = 2, p12 = 4, p13 = 5, p14 = 3

kemudian,

p 11 2
r11 = = = 1,0
min p 11 2

berturut-turut :

r12 = 0,5, r13 = 0,4, r14 = 0,67

Langkah 5 : Tentukan Nilai Benchmarking dan Titik Kordinat Perusahaan

1. Nilai Benchmarking adalah rata-rata dari nilai rata-rata bobot tiap pelabuhan.
Penentuan nilai benchmarking dapat dilakukan dengan menggunakan dua
pendekatan: (1) mengambil mean sebagai nilai benchmarking, atau (2) mengambil
benchmarking perusahaan sebagai nilai benchmarking. Pendekatan pertama
dianjurkan untuk membuat perhitungan lebih mudah.
2. Titik koordinat tiap pelabuhan di tentukan berdasarkan nilai rata-rata bobot faktor
eksternal dan internal dan nilai benchmarking. Pertama, nilai internal dan eksternal
dari tiap pelabuhan yang dibandingkan harus ditambahkan bersama-sama dan
kemudian dikurang dengan nilai benchmarking.

Rumus :
ICj = Ij – IB j = 1,2,,,,n

ECj = Ej – EB j = 1,2,,,,,n

Dimana :

ICj : titik koordinat faktor internal dari j perusahaan

I j : nilai rata-rata bobot faktor internal

IB : nilai benchmarking dari penilaian internal.

ECj : titik koordinat faktor eksternal dari j perusahaan

E j : nailai rata-rata bobot faktor eksternal

EB : nilai benchmarking dari penilaian eksternal.

-1 ≤ IC ≤ +1 -1 ≤ ECj ≤ +1

Nilai akhir akan menjadi nilai koorddibandingkan dalam matriks analisis SWOT. Nilai
koordinat akan berada dalam -1 ~ 1. Pelabuhan akan memiliki kekuatan dan peluang yang kuat
ketika nilai koordinat lebih besar dari nilai benchmarking, tetapi pelabuhan relatif lemah dan
menghadapi ancaman ketika nilai koordinatnya lebih kecil dari nilai benchmarking.

Langkah 6 : Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT

Gambar Kuadran SWOT


Sumber : Google

a. Kuadran I (positif, positif)


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan
mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
b. Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya
organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga
diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya
bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi taktisnya.
c. Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan
untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit
untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
d. Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal
organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk
meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin
terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
3.5 Diagram Alir

Identifikasi Masalah

Variabel Internal Pelabuhan :


Variabel Eksternal Pelabuhan : 1. Fasilitas Pelabuhan
1. Letak geografis Pengumpulan Data 2. Kinerja Operasional
2. Potensi hinterland 3. Produksi Pelabuhan
4. Tarif Pelabuha

Analisis SWOT

Normalisasi (Pembobotan)

Penentuan Benchmarking

Penentuan Titik Koordinat


Pelabuhan

Posisi Pelabuhan dalam kuadran


SWOT

Strategi Pengembangan Pelabuhan Pantoloan


DAFTAR PUSTAKA
Nurham. 2002. Penerapan Analytycal Hierarchy Process dalam Penentuan Hierarki Pelabuhan
Sebagai Konsep Pengembangan Pelabuhan Kawasan Timur Indonesia. Universitas
Hasanuddin.Makassar

Fahcry, Muhammad. 2013. Optimasi Kebutuhan Kapasitas Lapangan Penumpukan Petikemas


Pelabuhan Pantoloan Tahun 2020.Universitas Hasanuddin. Makassar

Hisyam.1998. Analisis SWOT. Jakarta

Hsi Chang-Hsu, Chih Huang-Wen. 2005. Application of a quantification SWOT analytical


method. Department of Harbor and River Engineering, National Taiwan Ocean University,
Keelung, Taiwan, RO

Keputusan Menteri Nomor KM 53.Tahhun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional

Damapolii, Deddy Wahyudi. 2008. Peran Pelabuhan Labuan Uki Terhadap Pengembanam
Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. Masters Thesis Jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota, Universitas Diponegoro, Semarang

Anda mungkin juga menyukai