Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PELABUHAN

Disusun Oleh :

Alvonzhandro G. S. da Lopez

022190055

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA NIPA MAUMERE

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring berjalannya roda perekonomian masyarakat, pemerintah dituntut untuk selalu sigap merespon tiap
kebutuhan untuk menunjang dan mendukung usaha-usaha mencapai kesejahteraan bagi rakyatnya.
Kesigapan pemerintah ini diwujudkan dengan memfasilitasi dan membangun infrastruktur-infrastruktur
penunjang yang kiranya dapat membangkitkan perekonomian bangsa.

Pembangunan infrastruktur ini menyesuaikan dengan berbagai keperluan masyarakat antara lain dalam
kegiatan pendistribusian khususnya prasarana transportasi. Pelabuhan merupakan prasarana transportasi
yang menunjang dan bermanfaat besar sekaligus memiliki kapasitas yang besar dalam menampung tiap
kegiatan baik pendistribusian barang atau manusia.

Tuntutan akan pelabuhan yang dapat memenuhi tiap kebutuhan perekonomian merupakan hal yang tidak
lazim. Meniru akan Negara tetangga kita Singapura, yang dilihat dari besarnya area kalah banding dengan
Negara kita Indonesia. Namun, karena kemampuan dalam mengelolah tiap infrastruktur yang ada
termasuk pelabuhan, maka Singapura sendiri menjadi salah satu Negara terdepan dalam pengolahan jasa
khususnya pelabuhan.

Perencanaan yang baik hingga perlengkapan yang tersedia di pelabuhan akan memberi pengaruh yang
baik pula bahkan menjadi nilai tambah dari pelabuhan tersebut. Melihat akan baiknya keuntungan yang
bisa didapat dari pelabuhan, maka kelompok kami mengangkat topik tugas perencanaan pelabuhan dalam
mata kuliah wajib Pelabuhan pada semester VII (tujuh) Teknik Sipil.

1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan

Mata kuliah wajib Pelabuhan yang diajarkan pada semester VII khususnya pada jurusan Teknik Sipil
Universitas Nusa Nipa Maumere, merupakan bagian kecil dari keseluruhan mata
kuliah yang didapat. Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi tiap syarat dalam perkuliahan yang ada,
maka tugas ini juga merupakan salah satu syarat dalam penyelesaian mata kuliah Pelabuhan.

Selain merupakan syarat dalam penyelesaian mata kuliah di semester VII, adapun tujuan yang akan
dicapai dengan adanya tugas ini, yaitu kiranya dapat membawa pemahaman yang benar dan tepat
mengenai pelabuhan khususnya dalam hal perencanaan pelabuhan beserta dengan perlengkapan yang
menjadi kebutuhan dari pelabuhan tersebut.

Bahkan dengan adanya tugas ini kiranya juga dapat menjadi referensi yang benar dalam memajukan
kegiatan pembangunan khususnya pelabuhan.

1.3. Perumusan Masalah

Perkembangan pelabuhan yang ada, memberikan arti dan makna yang besar pada pembangunan di negara
kita. Bahkan perekonomian masyarakat berjalan maju dikarenakan aktivitas pendistribusian barang dalam
jumlah yang cukup besar yang disalurkan melalui pelabuhan. Selain itu, melalui pelabuhan kita dapat
melakukan perjalanan menuju kebeberapa tempat.

Semakin berkembangnya perekonomian masyarakat memaksa semua komponen transportasi tidak


terkecuali pelabuhan untuk meningkatkan pelayanan yang ada. Namun dalam pelabuhan sendiri, kesemua
hal dapat berjalan dengan baik jikalau perencanaan pelabuhan dilaksanakan dengan baik dan sesuai
dengan keperluan masyarakat bukan hanya pada saat tersebut namun juga mendasari perencanaan untuk
masa yang akan datang.

Dengan mengacu pada hal tersebut, maka kelompok kami mengkhususkan diri membahas akan
perencanaan bagi pelabuhan beserta dengan perlengkapan dalam pelabuhan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pelabuhan

Dalam perkembangannya, transportasi semakin maju seiring dengan perkembangan teknologi, tidak
terkecuali untuk transportasi laut. Dimana pelabuhan sebagai tempat penghubung antara daratan dengan
lautan.

Definisi dari pelabuhan itu sendiri adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat
barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (Soedjono, 2002).

Definisi pelabuhan diatas termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 1985
tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan. Aturan-aturan
untuk pelabuhan tidak hanya dua aturan di atas, akan tetapi masih banyak aturan lain yang saling
mendukung dan saling melengkapi aturan di atas, diantaranya adalah :

• Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1985 tentang Perusahan Umum (PERUM) Pelabuhan III.

• Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 9/A1.403 Phb-88 Tanggal 30 Januari 1988 tentang Kriteria
Perairan Wajib Pandu dan Perairan Pandu Luar Biasa.
Dalam bahasa Indonesia dijumpai dua istilah yang berkaitan dengan arti pelabuhan yaitu Bandar dan
Pelabuhan. Kedua istilah ini sering dipakai dalam percakapan sehari-hari dan seringkali pengertiannya
telah disamaratakan. Dalam pengertian aslinya kedua istilah ini mempunyai arti yang berbeda.

Bila ditinjau dari segi pengusahaanya maka pelabuhan arti pelabuhan adalah :

a. Pelabuhan yang diusahakan, yaitu pelabuhan yang sengaja diselenggarakan untuk memberikan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan
bongkar muat dan kegiatan lainnya. Pelabuhan semacam ini tentu saja dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas
yang untuk pemakaian oleh kapal dan muatannya, dikenakan pembayaran-pembayaran tertentu.

b. Pelabuhan yang tidak diusahakan, yaitu pelabuhan yang sekedar hanya merupakan tempat kapal/
perahu dan tanpa fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pelabuhan. Sedangkan menurut UU No.21 Tahun
1992-PP. No. 70 Tahun 1996- Km No. 26 Tahun 1998, Pengertian pelabuhan lebih diperluas yaitu :

1. Pelabuhan Umum, ialah pelabuhan yang dikunjungi oleh bermacam-macam kapal untuk melakukan
kegiatan bongkar muat barang-barang campuran juga penumpang dan hewan serta dikelola oleh instansi
yang ditunjuk oleh pemerintah seperti PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II, sebagai contoh: Pelabuhan
Teluk Bayur.

2. Pelabuhan Khusus, ialah pelabuhan yang dikunjungi oleh kapal- kapal yang bermuatan tertentu untuk
melakukan kegiatan bongkar muat barang-barang tertentu atau khusus serta dikelola oleh instansi terkait,
sebagai contoh : Pelabuhan Teluk Kabung ( milik PERTAMINA )

3. Pelabuhan Laut, yaitu pelabuhan yang bebas untuk dimasuki oleh kapal-kapal yang berbendera
negara asing. Jadi kalau sebuah kapal asing hendak memasuki pelabuhan laut, dia boleh langsung masuk
tanpa perlu meminta izin terlebih dahulu, karena pelabuhan laut memang disediakan untuk perdagangan
internasional.

4. Pelabuhan Pantai, yaitu pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan luar negeri
dan oleh karena itu tidak terlalu bebas disinggahi oleh kapal yang berbendera asing. Kapal asing tersebut
masih dapat menyinggahi pelabuhan pantai, dengan cara terlebih dahulu meminta izin kepihak pelabuhan
terkait.

Pengertian lainnya adalah :

Menurut tujuan , adalah Kegiatan suatu pelabuhan dapat dihubungkan dengan kepentingan ekonomi
dan kepentingan pemerintah serta kepentingan lainnya . Dari segi Peraturan Pemerintah yang berlaku saat
ini yaitu Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1983 tentang Pembinaan Kepelabuhan Bab 1 Pasal 1 ayat (4)
menyebutkan :

Pelabuhan adalah :

" Tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal serta kendaraan air lainnya untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang , bongkar muat barang dan hewan serta merupakan daerah lingkungan kerja
kegiatan ekonomi ".

Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah yang sama Bab 11 pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa :

“ Pelabuhan sebagai tumpuan tatanan kegiatan ekonomi dan kegiatan pemerintah merupakan sarana untuk
menyelenggarankan pelayanan jasa kepelabuhan dalam menunjang penyelenggaraan angkutan laut “.

Dalam perkembangan selanjutnya , pengertian Pelabuhan itu mencakup pengertian sebagai Prasarana
dan sistem , yaitu Pelabuhan adalah Suatu lingkuan kerja terdiri dari area daratan dan perairan yang
dilengkapi dengan fasilitas yang memungkinkan berlabuh dan bertambatnya kapal untuk terselenggaranya
bongkar muat barang serta turun naiknya penumpang dari suatu moda transportasi laut (kapal) ke moda
transportasi lainnya atau sebaliknya .

Bandar (harbour) adalah daerah perairan yang terlindung dari gelombang dan angin untuk berlabuhnya
kapal-kapal. Bandar ini hanya merupakan daerah perairan dengan bangunan-bangunan yang diperlukan
untuk pembentukkannya, perlindungan dan perawatan seperti pemecah gelombang, jetty dan sebagainya,
dan hanya merupakan tempat bersinggahnya kapal untuk berlindung, mengisi bahan baker, reparasi dan
sebagainya.

Sedangkan pelabuhan (port) berarti daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar
muat barang, gudang laut (transito) dan tempat penyimpanan di mana kapal membongkar muatannya.

Sehingga dengan uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa pelabuhan merupakan bandar yang
dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang, tetapi suatu bandar
belum tentu suatu pelabuhan.

2.2. Macam Pelabuhan

Melihat akan jenis-jenis kapal yang ada, tentunya juga pelabuhan laut mengalami perubahan tipe untuk
memenuhi kebutuhan kapal-kapal tersebut. Pelabuhan dibedakan menjadi beberapa macam yang
tergantung pada sudut tinjaunya seperti dari segi penyelenggaraannya, pengusahaannya, fungsi dalam
perdagangan nasional dan internasional, segi kegunaannya dan letak geografisnya.

2.2.1. Ditinjau Dari Segi Penyelenggaraannya

1. Pelabuhan Umum

Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum.


Penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya pada badan usaha milik negara yang
diberi wewenang mengelola pelabuhan umum diusahakan dalam hal ini pada PT. PELINDO (Pelabuhan
Indonesia) I,II,III, dan IV yang berada pada empat wilayah yaitu Medan, Jakarta, Surabaya dan Makasar.

2. Pelabuhan Khusus

Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.
Pelabuhan ini tidak diperbolehkan untuk kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin
pemerintah. Sebagai contoh adalah pelabuhan LNG Arun di Aceh yang digunakan untuk mengirimkan
hasil produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain.

2.2.2. Ditinjau Dari Segi Pengusahaannya

1. Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal
yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang, menaikturunkan penumpang
serta kegiatan lainnya. Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya atas jasa dan peralatan yang
digunakan.

2. Pelabuhan yang tidak diusahakan

Pelabuhan ini hanya untuk tempat singgahan kapal/ perahu, tanpa fasilitas bongkar muat, bea cukai
dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabuhan kecil yang disubsidi pemerintah dan dikelola Unit
Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut.

2.2.3. Ditinjau Dari Fungsinya Dalam Perdagangan Nasional dan Internasional

1. Pelabuhan Laut

Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing. Pelabuhan
ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal samudera.
2. Pelabuhan Pantai

Pelabuhan pantai ialah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh karena
itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing. Kapal asing dapat diizinkan masuk dengan
meminta izin terlebih dahulu.

2.2.4. Ditinjau Dari Segi Penggunaannya

1. Pelabuhan Ikan

Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar, karena kapal-kapal
motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. Di Indonesia pengusahaan ikan masih relative
sederhana yang dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan mengunakan perahu kecil.

2. Pelabuhan Minyak

Pelabuhan minyak memerlukan pengamanan lebih dari sekedar pelabuhan-pelabuhan yang lain. Pada
pelabuhan ini tidak terlalu memerlukan dermaga atau pangkalan melainkan adanya jembatan perancah
yang menjorok ke laut untuk mendapat kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan dengan
pipa-pipa dan pompa. Pipa penyalur ini diletakkan di bawah jembatan agar lalu lintas di atas jembatan
tidak terganggu.

3. Pelabuhan Barang

Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat barang.
Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuary dari sungai besar. Pada dasarnya pelabuhan barang harus
mempunyai perlengkapan-perlengkapan berikut ini:

a. Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal atausetidaknya 80%.

b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat barang.

c. Mempunyai gudang transito/penyimpanan di belakang halaman dermaga.


d. Tersedianya jalan dan halaman untuk pengambilan/pemasukan barang dari dan ke gudang serta
mempunyai fasilitas untuk reparasi.

4. Pelabuhan Penumpang

Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada pelabuhan barang di
belakang dermaga terdapat gudang sedangkan pada pelabuhan penumpang dibangun fasilitas stasiun
penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian,
seperti kantor imigrasi,keamanan, direksi, maskapai pelayaran dan lainnya.

5. Pelabuhan Campuran

Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan barang, sedang untuk
keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf
perkembangan, keperluan bongkar muat minyak juga dapat menggunakan dermaga atau jembatan yang
sama guna keperluan barang dan penumpang.

6. Pelabuhan Militer

Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat
kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga
hampir sama dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain.

Pada pelabuhan barang letak/kegunaan bangunan harus efisien mungkin, sedang pada pelabuhan militer
bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak berjauhan.

2.2.5. Ditinjau Menurut Letak Geografis

Menurut letak geografisnya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi pelabuhan alam, semi alam atau
buatan.

1. Pelabuhan Alam

Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang secara alam,
misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk. Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil.
Salah satu contoh dari pelabuhan alam antara lain pelabuhan Palembang, Pontianak, Bitung.
Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada waktu pasang air
laut masuk ke hulu sungai, Saat pasang tersebut air sungai dari hulu terhalang dan tidak bisa langsung
dibuang ke laut.

2. Pelabuhan Buatan

Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang dengan
membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater). Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan
tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah untuk masuk keluarnya kapal. Di dalam daerah
tersebut dilengkapi dengan alat penambat. Bangunan ini dibuat dari pantai dan menjorok ke laut sehingga
gelombang yang menjalar ke pantai terhalang oleh bangunan tersebut. Contoh pelabuhan buatan antara
lain pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Mas di Semarang.

3. Pelabuhan Semi Alam

Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu pelabuhan yang
terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk. Pelabuhan Bengkulu
memanfaatkan teluk terlindung oleh lidah pasir untuk kolam pelabuhan. Contoh lainnya adalah muara
sungai yang kedua sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi untuk menahan masuknya
transpor pasir sepanjang pantai ke muara sungai, yang dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan.

2.3. Faktor Luar Yang Mempengaruhi Perencanaan Pelabuhan

2.3.1. Angin

Angin adalah pergerakan udara yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara di
sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke tempat bertekanan udara rendah.
Gerakan udara ini disebabkan oleh perubahan temperatur atmosfer. Contoh yang paling jelas adalah
perubahan yang disebabkan siang dan malam dimana daratan lebih cepat menerima dan melepaskan
panas daripada air (laut). Oleh karena itu, pada waktu siang hari daratan lebih panas daripada laut.

Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut angin.Gerakan angin ini
disebabkan oleh perubahan temperature atmosfer. Pada waktu udara dipanasi, rapat massanya berkurang,
yang berakibatkan naiknya udara tersebut yang kemudian diganti oleh udara yang lebih dingin di
sekitarnya. Perubahan temperature di atmosfer disebabkan oleh perbedaan penyerapan panas oleh tanah
dan air, atau perbedaan panas di gunung dan lembah. Daratan lebih cepat menerima panas dari pada air
(laut) dan sebaliknya daratan juga lebih cepat melepaskan panas. Udara di atas daratan akan naik dan
diganti oleh udara dari laut, sehingga terjadi angin laut.

Indonesia mengalami angin musim, yaitu angin yang berhembus secara mantap dalam satu arah
dalam satu periode dalam satu tahun. Pada periode yang lain arah angin berlawanan dengan angin pada
periode sebelumnya. Angin musim ini terjadi karena adanya perbedaan musim dingin dan panas di Benua
Asia dan Benua Australia. Pada bulan Desember, Januari dan Februari, belahan bumi bagian utara
mengalami musim dingin sedangkan belahan bumi bagian selatan mengalami musim panas.

Istilah Musim Barat dan Musim Timur banyak digunakan, meskipun seringkali juga disebut
dengan istilah lain sesuai dengan arah utama angin yang bertiup di suatu daerah tertentu. Misalnya Musim
Barat di sebelah utara garis khatulistiwa sering pula disebut dengan Musim Timur Laut, di sekitar
khatulistiwa disebut dengan Musim Utara dan di sebelah selatan khatulistiwa dgn Musim Barat Laut.
Sebaliknya Musim Timur disebut juga Musim Barat Daya di utara khatulistiwa, Musim Selatan di
khatulistiwa dan Musim Tenggara di selatan khatulistiwa

Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Apabila tidak tersedia anemometer, kecepatan angin
dapat diperkirakan berdasar keadaan lingkungan dengan menggunakan skala Beaufort. Kecepatan angin
biasanya dinyatakan dalam knot. Satu knot adalah panjang satu menit garis bujur melalui khatulistiwa
yang ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot = 1,852 km/jam.

Dengan pencatatan angin jam – jaman tersebut akan dapat diketahui angin dengan kecepatan tertentu
dan durasinya, kecepatan angin maksimum, arah angin, dan dapat pula dihitung kecepatan angin rerata
harian. Kecepatan maksimum dan arah angin diukur terhadap arah utara (0°).

2.3.2. Gelombang

1). Definisi Gelombang

Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang
membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan
mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita
sebut sebagai gelombang.

2). Proses Pembentukan Gelombang


Proses terbentuknya pembangkitan gelombang di laut oleh gerakan angin belum sepenuhnya dapat
dimengerti, atau dapat dijelaskan secara terperinci. Tetapi menurut perkiraan, gelombang terjadi karena
hembusan angin secara teratur, terus-menerus, di atas permukaan air laut. Hembusan angin yang demikian
akan membentuk riak permukaan, yang bergerak kira-kira searah dengan hembusan angin.

3). Tipe Gelombang

1. Gelombang Pembentuk Pantai

Yang termasuk gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai ketinggian kecil dan kecepatan
rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang tersebut pecah di pantai akan mengangkut sedimen (material
pantai). Material pantai akan tertinggal di pantai (deposit) ketika aliran balik dari gelombang pecah
meresap ke dalam pasir atau pelan-pelan mengalir kembali ke laut.

2. Gelombang Perusak Pantai

Gelombang perusak pantai biasanya mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat yang besar (sangat
tinggi). Air yang kembali berputar mempunyai lebih sedikit waktu untuk meresap ke dalam pasir. Ketika
gelombang datang kembali menghantam pantai akan ada banyak volume air yang terkumpul dan
mengangkut material pantai menuju ke tengah laut atau ke tempat lain
BAB III
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Fungsi dari pelabuhan adalah :
• Interface : fasilitas dan pelayanan untuk transportasi barang dari kapal
ke moda transportasi lain dan sebaliknya.
• Link : mata rantai dalam sistem transportasi.
• Gateway : pintu gerbang dari daerah atau negara.
• Industry entity : terdapat industri estate/industrial lengkap dengan
jaringan dan jasa transportasi.
2. Peran pelabuhan
• Transportasi : penunjang dan dinamisator sistem antar moda
transportasi, baik angkutan laut maupun darat.
•Perdagangan : akses perdagangan internasional dan domestic, serta memberi kesempatan
yang lebih luas dalam menentukan hubungan perdagangan.
• Industri : industri transportasi, industri yang berorientasi ekspor atau bahan bakunya
impor, dan industri lain.
3. Klasifikasi Pelabuhan
Ditinjau dari segi penyeleggaraannya:
• Pelabuhan umum
• Pelabuhan khusus
Ditinjau dari segi pengusahaannya
• Pelabuhan yang diusahakan
• Pelabuhan yang tidak diusahakan
• Pelabuhan otonom
Ditinjau dari fungsinya dalam perdagangan nasional dan internasional
• Pelabuhan laut
• Pelabuhan pantai
Ditinjau dari segi penggunaannya
• Pelabuhan ikan
• Pelabuhan minyak
• Pelabuhan barang
• Pelabuhan penumpang
• Pelabuhan campuran
• Pelabuhan Militer
Ditinjau menurut letak geografis
•Pelabuhan alam
•Pelabuhan buatan
•Pelabuhan semi alam
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/61206425-Makalah-pelabuhan-3-sipil-2-pagi-teknik-sipil-politeknik-negeri-
jakarta-disusun-oleh.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan
http://riskiwahyudin.blogspot.com/2016/01/jenis-jenis-pelabuhan.html

Anda mungkin juga menyukai