BAB I
PENDAHULUAN
Sejalan dengan semakin berkembangnya suatu wilayah, maka salah satu yang dapat
meningkatnya mobilitas ini pada akhirnya akan menuntut pelayanan jasa transportasi
Salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam transportasi laut adalah
pelabuhan. Bersama dengan unsur-unsur lainnya menciptakan suatu sistem angkutan yang
guna mendukung kelancaran kapal dan barang yang dibongkar. Penyediaan fasilitas
melancarkan arus barang dan kapal dan dapat berdampak lebih luas yaitu tidak dapat
merugikan masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut di atas dapat diatasi apabila
lapangan penumpukan setiap tahunnya serta jumlah muat dan bongkar barang setiap
tahunnya. Wilayah perairan atau laut memiliki kekayaan sumberdaya kelautan yang
Keberadaan pelabuhan pada suatu wilayah sangatlah penting. Perlu adanya keseimbangan
antara kinerja masing-masing pelabuhan dengan kinerja wilayah dimana pelabuhan tersebut
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 1
KEPELABUHANAN 2019
berada. Hal ini dikarenakan fungsi pelabuhan merupakan pintu gerbang keluar masuknya
orang dan barang dari suatu daerah. Sehingga Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
pelabuhan di suatu daerah harus bagus dan susuai kebutuhan agar mampu mendukung
waktunya tidak terbuang terlalu lama di pelabuhan dimana salah satunya adalah kinerja
lapangan penumpukan. Oleh karena itu yang akan dijadikan sebagai rumusan masalah yakni :
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka batasan masalah yang akan dibahas hanya pada
1.3.1. Tujuan
pada tahun 2036 berdasarkan data Call kapal di Pelabuhan Peti Kemas Karingau,
Balikpapan.
Kariangau Terminal pada tahun 2036 berdasarkan data arus peti kemas di
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi uraian tentang tinjauan umum, latar belakang,
BAB IV ANALISIS
Kariangau Terminal dan juga berisikan tentang penyajian data serta cara
pengolahan data yang diperoleh dari data sekunder. Analisa yang digunakan
pemakaian dermaga dan YOR (Yard Occupancy Ratio) yaitu analisa tingkat
kita lihat parameter yang digunakan dan rekomendasi yang sarankan untuk
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut KM 53 tahun 2002, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dan daratan dan
dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik
turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
“PELABUHAN” ialah kawasan yang terdiri dari daratan dan perairan yang memiliki batas-
batas tertentu dan sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan pengusahaan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan atau tempat
bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal dan memiliki fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan dan sebagai
Menurut Jinca 2001, Pelabuhan sebagai suatu daerah perairan yang terlindungi dari
badai, ombak dan arus sehingga kapal-kapal dapat melakukan oloah gerak, bersandar,
membuang jangkar sedemikian rupa sehingga bongkar muat dapat terlaksana dengan
aman.
tempat yang terlindung dari gerakan gelombang laut, sehingga bongkar muat dapat
gelombang yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga untuk kapal
dapat bertambat dan labuh untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan
perairan yang terlindung, baik secara alamiah maupun buatan, yang dapat digunakan
untuk tempat berlindung kapal yang melakukan aktifitas bongkar muat baik barang,
manusia ataupun hewan serta dilengkapi dengan fasilitas terminal yang terdiri dari
tambatan, gudang dan tempat penumpukan lainnya dimana kapal melakukan transfer
muatannya.
Menurut R. Bintarto, pelabuhan mempunyai empat arti. Pertama, arti ekonomis karena
pelabuhan mempunyai fungsi sebagai tempat ekspor impor kegiatan ekonomi lainnya
yang saling berhubungan sebab akibat. Kedua, arti budaya karena pelabuhan menjadi
tempat pertemuan berbagai bangsa, sehingga kontak – kontak social budaya dapat
terjadi dan berpengaruh terhadap masyarakat setempat. Ketiga, arti politis karena
pelabuhan mempunyai nilai ekonomis dan merupakan urat nadi Negara, maka harus
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 6
KEPELABUHANAN 2019
dipertahankan. Keempat, arti geografis karena keterkaitannya dengan lokasi dan syarat-
Dilihat dari peran pelabuhan yang begitu kompleks sehingga pelabuhan berfungsi
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan pengusahaan. Pada dasarnya pelabuhan terdiri
dari 2 (dua) jenis yaitu pelabuhan laut dan pelabuhan sungai dan danau. Pelabuhan laut
memiliki hierarki antara lain pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul, dan pelabuhan
pengumpan (pengumpan regional dan pengumpan lokal).
Melayani angkutan petikemas sekitar 300.000 TEUs/tahun atau angkutan lain yang
setara;
Memiliki dermaga peti kemas/curah/general cargo minimal 1 (satu) tambatan,
peralatan bongkar muat petikemas/curah/general cargo serta lapangan
penumpukan/gudang penyimpanan yang memadai. Berperan sebagai pusat
distribusi peti kemas/curah/general cargo/penumpang di tingkat nasional dan
pelayanan angkutan petikemas internasional.
Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang umum nasional.
masuk barang dan penumpang ke dan dari suatu daerah, dimana pelabuhan tersebut berada.
Peranan dan fungsi pelabuhan meliputi beberapa aspek yaitu :
1. Ketersediaan sarana dan prasarana pelabuhan melayani kegiatan bongkar muat
barang dan kunjungan kapal, berkaitan dengan daerah belakang yang dihubungkan
oleh transportasi darat, investasi, teknologi, manajemen, dan kualitas pelayanan.
2. Keterkaitan pelabuhan di pulau yang satu dengan pelabuhan lain (nasional dan
internasional), dan pelabuhan sekitarnya, sebagai asal dan tujuan pergerakan
barang.
3. Keterkaitan suatu pelabuhan dengan aspek yang berdampak social, ekonomi, dan
lingkungan hidup dari pengembangan pelabuhan terhadap daerah sekitarnya.
Secara Skematis fungsi pelabuhan dibedakan atas pelabuhan umum dan pelabuhan
khusus. Sedangkan hierarki berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut meliputi
pelabuhan internasional hub (utama primer), pelabuhan internasional (utama sekunder),
pelabuha nasional (utama tersier), pelabuhan regional dan pelabuhan lokal.
Singkat kata, semua perekonomian berhubungan dengan barang dan jasa. Barang
barang yang disalurkan dari satu tempat ke tempat lain butuh Angkutan. Jika jarak nya
dekat dapat menggunakan angkutan darat tetapi jika sudah jauh dan menyebrangii lautan,
akan lebiih efisien jika menggunakan angkutan laut. Kegiatan perekonomian tersebut
berawal dari pelabuhan mengingat sebagian besar barang untuk perekonomian tersebut
dibongkar di Pelabuhan.
barang ersebut didistribusikan ke masing masing pemilik barangnya. Barang barang yang
mau diangkut juga perlu konsoliidasi dengan pemilik barang lain agar bisa diangkut pada
satu waktu untuk menghemat biaya dan waktu.
6. Mewujudan Wawasan Nusantara dan kedaulatan Negara.
Selain sebagai tempat berlangsungnya arus barang, Pelabuhan juga berpean sebagai
pewujud Wawasan Nusantara dan kedaulatan Negara karena di Pelabuhan juga sebagai
temat massuk dan keluarnya warga Negara asing yang mungkin saja membawa dampak
buruk bagi Negara kita, serta barang barang terlarang yang bisa menghancurkan kedaulatan
Negara kita. Contohnya narkoba dan minuman keras. Jika Pelabuhan bsa terjaga dari hal
hal yang memungkinkan massuk secara illegal tersebut maka tercaainya kedaulatan Negara
ditangan kita.
Sedangkan Jasa terkait dengan kepelabuhanan adalah fasilitas penampungan limbah, depo
petikemas, pergudangan, instalasi listrik dan air bersih, perawatan dan perbaikan kapal,
pengemasan dan perlebelan, penyediaan perkantoran, dan sebagainya.
Dalam PP No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan bab tentang rencana induk
pelabuhan, daerah lingkungan kerja, dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan
dijelaskan bahwa Setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan. Rencana
induk pelabuhan tersebut disusun oleh penyelenggara pelabuhan dengan berpedoman pada:
Rencana Induk pelabuhan dibuat dalam Jangka waktu perencanaan pelabuhan meliputi:
a. jangka panjang yaitu di atas 15 (lima belas) tahun sampai dengan 20 (dua puluh)
tahun;
b. jangka menengah yaitu di atas 10 (sepuluh) tahun sampai dengan 15 (lima belas)
tahun; dan
c. jangka pendek yaitu 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun.
b. Wilayah Perairan
Fasilitas pokok pelabuhan laut untuk wilayah perairan
- alur-pelayaran;
- perairan tempat labuh;
- kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal;
- dperairan tempat alih muat kapal;
- perairan untuk kapal yang mengangkut Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun
(B3);
- perairan untuk kegiatan karantina;
- perairan alur penghubung intrapelabuhan;
- perairan pandu; dan
- perairan untuk kapal pemerintah.
b. Wilayah Perairan
Fasilitas pokok Pelabuhan sungai dan danau untuk wilayah perairan
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 17
KEPELABUHANAN 2019
- alur-pelayaran;
- areal tempat labuh;
- areal untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal;
- areal untuk kapal yang mengangkut Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3);
dan areal untuk kapal pemerintah.
Dermaga merupakan sarana tambatan dimana kapal-kapal bersandar untuk memuat dan
menurunkan barang atau untuk mengangkut dan menurunkan penumpang. Sementara yang
dimaksud tambatan adalah termasuk dermaga (quaywalls), Pelampung tamabatan
(mooring bouys), tiang-tiang pancang tambatan (mooring piles), Piles piers, ponton-ponton
dan dermaga ringan (lighter wharves). Sarana dermaga (tambatan) perlu ditempatkan
dengan memperhatikan hal-hal berikut :
- Dermaga bentuk Pier adalah dermaga yang di bangun pada garis kedalaman kolam
yang jauh dari pantai, antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan jambatan
(trestle)
Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan keatas
kapal. Adapun jenis-jenis dermaga :
2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
0
KEPELABUHANAN 2019
2. Dermaga peti kemas, dermaga yang khusus diperuntukkan untuk bongkar muat peti
kemas. Bongkar muat peti kemas biasanya menggunakan kran (crane)
3. Dermaga curah, adalah dermaga yang kusus digunakan untuk bongkar muat barang
curah yang biasanya menggunakan ban berjalan (conveyor belt)
5. Dermaga marina, adalah dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar, speed boat.
6. Demaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan
Pergudangan
2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
2
KEPELABUHANAN 2019
menurut fungsinya gudang terbagi dua jenis yaitu gudang privat dan gudang
publik.Gudang privat adalah fasilitas yang disediakan untuk binsis dan kepentingan
sendiri.Gudang publik adalah gudang yang disediakan pemerintah untuk barang yang
dikuasai oleh bea cukai dan gunang yang diusahakan untuk umum.
Gudang menurut status barang yang ditempatkan terbagi dua yaitu Gudang TPS adalah
gudang tempat penimbunan sementara, dan Gudang Industri adalah tempat penyimpanan
bahan baku dan bahan jadi yang melekat pada industri.
Gambar2.9. Gudang
Gudang lini 1 atau gunang transito adalah tempat penimbunan sementara yang tidak
jauh dari aktivitas barang dari/ke kapal.
Gudang lini 2 adalah gudang yang terletak dibelakang/berdekatan dengan gudang
lini 1 karena berfungsi perpanjangan dari lini 1. Berstatus sebagai gudang transito.
Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan/Container Yard (CY) adalah satu tempat berada di luar dan
terletak dekat dermaga, digunakan untuk menyimpan barang yang akan dimuat ke kapal
atau setelah dibongkar dari kapal. Lapangan penumpukan diperkeras dengan struktur
tertentu sehingga dapat menerima beban berat dari barang yang ditampungnya. Lapangan
penumpukan berfungsi untuk menyimpan barang-barang berat dan besar serta mepunyai
ketahanan panas matahari dan hujan. Persayaratan lain dari lapangan penumpukan adalah
harus memenuhi :
2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
4
KEPELABUHANAN 2019
Ada beberapa macam alat yang digunakan untuk melakukan bongkar muat barang
potongan, seperti :
a. Derek kapal
Alat ini digunakan untuk mengangkat muatan yang tidak terlalu berat dan
pengangkatan berlaku untuk radius kecil, yaitu sekitar 6 meter dari lambung kapal.
b. Kran darat
Kran darat merupakan pesawat bongkar muat dengan lengan cukup panjang yang
mempunyai roda dan dapat berpindah sepanjang rel kerta api.Jarak jangkauan lengan
c. Kran terapung
Kran terapung adalah pesawat bongkar muat yang mempunyai mesin sendiri untuk
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Lengannya dipasang mati dan tidak
dapat diatur panjang jangkaunnya. Kapasitasnya sebesar 10 ton, 25 ton, 50 ton, 200 ton,
atau lebih.
Ada beberapa macam alat untuk mengangkat dan mengangkut barang di atas dermaga
di antaranya adalah fork lift, kran mobil, gerobag yang ditarik tractor,dsb.
2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
5
KEPELABUHANAN 2019
Operasional adalah hasil kerja terukur yang dicapai Pelabuhan dalam melaksanakan
Pelayanan Kapal, barang dan utilisasi fasilitas dan alat. ialam periode waktu dan satuan
tertentu. Standar Kinerja Pelayanan Operasional adalah standar hasil kerja dan tiap-tiap
pelayanan yang harus dicapai oleh operator Terminal/ pelabuhan dalam pelaksanaan
pelabuhan.
Fungsi kinerja pelayanan operasional adalah sebagai alat untuk mengukur tingkat
menggambarkan kondisi yang ingin dicapai di masa yang akan datang, sebagai instrumen
peralatan pelabuhan.
Indikator tersebut terdiri dari Waiting Time (WT) atau waktu tunggu kapal,
Approach Time (AT) atau waktu pelayanan pemanduan, Effektive Time dibanding Berth
Time (ET : BT), Produktivitas Kerja (T/G/J dan B/C/H), Receiving/Delivery Petikemas,
Berth Occupancy Ratio (BOR) atau atau tingkat penggunaan dermaga, Shed Occupancy
Ratio (SOR) atau tingkat penggunaan gudang, Yard Occupancy Ratio (YOR) atau tingkat
2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
6
KEPELABUHANAN 2019
hanya menganalisa masalah BOR dan SOR sehingga pembahasan lebih lanjut hanya pada
penggunaan dermaga dengan waktu yang tersedia (dermaga siap operasi) dalam periode
waktu tertentu yang dinyatakan dalam persentase. BOR dapat dituliskan dengan rumus
sebagai berikut :
penumpukan yang tersedia yang dihitung dalam satuan ton hari atau satuan m 3 hari dan
dinyatakan dalam persen (%). YOR dapat diinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
7
KEPELABUHANAN 2019
Apabila nilai pencapaian dibawah nilai standar kinerja pelayanan operasiona yang
Apabila nilai pencapalan 0% sampai dengan 10% diatas nilai standar kinerja
wilayah layanannya. Dengan mengetahui wilayah layanan maka jumlah keluar masuknya
barang melalui pelabuhan tersebut dapat diketahui. Wilayah layanan suatu pelabuhan dapat
dibagi atas dua wilayah yaitu wilayah layanan belakang (hinterland) dan wilayah layanan
kedepan (foreland).
a. Pengertian hinterland
a) The land directly ejection to and inland from a coast (Daratan yang secara
b) A region served by aport city and it’s facilities (Suatu daerah yang dilayani oleh
c) A region remote from urban areas; back country (Suantu daerah yang digerakkan
2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
8
KEPELABUHANAN 2019
Jadi yang dimaksud dengan hinterland adalah daerah belakang (daerah sekitar)
yang terhubung, serta dapat dilayani oleh suatu pelabuhan dan beserta fasilitasnya. Ukuran
dan luas hinterland bervariasi mulai dari daerah kecil dan kota, dan negara-negara. Ukuran
d) Struktur perdagangan
e) Dan lain-lain
Sedangkan faktor atau kendala yang sangat menentukan ukuran atau perkembangan
hinterland adalah :
b) Jaringan transportasi.
c) Aspek operasional.
d) Aspek politik.
Seluruh aspek diatas merupakan hal penting dalam menentukan hasil ramalan arus
2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
9
KEPELABUHANAN 2019
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang terjadi
pada masa depan, berdasarkan data yang relevan di masa lalu. Metode peramalan akan
membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data
masa lalu sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang
sistematis dan pragmatis serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas
Peramalan merupakan suatu alat bantu yang penting pada perencanaan yang efektif
dan efisien. Peramalan juga sangat penting dalam pengambilan suatu keputusan. Aspek-
aspek yang menggunakan peramalan cukup luas baik secara waktu, faktor-faktor penentu
kejadian seharusnya dan jenis-jenis pola data dan beberapa hal lain.
Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama, sedangkan waktu yang relatif
singkat tidak dibutuhkan peramalan. Pada umumnya, kegunaan peramalan adalah sebagai
berikut :
3
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
0
KEPELABUHANAN 2019
Model ini pandangan masa depan dilakukan berdasarkan nilai masa lalu yang bertujuan
untuk menemukan pola dalam deret data historis dan mengesktrapolasikan pola dalam
Pada model ini diasumsikan bahwa factor yang diramalkan menunjukkan suatu
hubungan sebab akibat dengan satu atau lebih variable bebas. Maksud dari metode ini
adalah menemukan hubungan dan meramalkan nilai mendatang dari variable tak bebas.
Analisa regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variable
independen (X) dengan variable dependen (Y). Analisa ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variable independen dengan variable dependen apakah positif atau
negative dan untuk memprediksi nilai dari variable dependen apabila nilai variable
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala
Y’ = a + bx
Keterangan :
X = Variabel independen
a = Σ Yi/n – b ΣXi/n
(∑ )
n n
b1 = n ∑ XiYi− Xi ¿ ¿
i=1 i=1
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih
Rumus :
Keterangan :
a = konstanta
BAB IV
PEMBAHASAN
menempati area seluas 2,721 hektare. KIK merupakan kawasan strategis yang berada
merupakan bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. Posisi strategis
Hal ini ditunjang dengan kedalaman laut teluk Balikpapan yang dapat dilalui
kapal berkapasitas 50.000 ton dan selanjutnya melakukan bongkar muat pada
Terminal Peti Kemas Kariangau. Terminal peti kemas internasional Kariangau untuk
aktifitas bongkar muat peti kemas, general cargo, termasuk batu bara, menempati luas
3
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
4
KEPELABUHANAN 2019
Fasilitas yang terdapat pada Pelabuhan Peti Kemas Kariangau terdiri dari fasilitas
perairan, fasilitas daratan dan peralatan penangan peti kemas. Fasilitas pada
1. Fasilitas Perairan.
DWT
Dermaga : 2.000 m2
145,2 m2
Jumlah : 4 unit
5 JEMBATAN TIMBANG
Kapasitas : 60 ton
PENYIMPANAN CARGO
7 Luas : 1.500 m2
PETIKEMAS
PENAMPUNGAN AIR
10 Volume : 1.000 to/m3
BERSIH
TRUK PEMADAM
14 Jumlah : 1 unit
KEBAKARAN
(continous berth)
Y
Tahun Call Kapal
Unit
2013 500
2014 421
2015 200
2016 398
2017 357
Kariangau
BONGKAR
BONGKAR MUAT
No Tahun MUAT
Dari tabel diatas data arus peti kemas (bongkar dan muat) kapal yang saya ambil
mulai dari tahun 2013 sampai 2017 mengalami peningkatan di setiap tahunnya, mengikuti
4.1.2.3 Data Hinterland dan Potensi Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan
Perkembangan dan pertumbuhan suatu pelabuhan sangat ditentukan oleh luas wilayah
layanannya. Dengan mengetahui wilayah layanan maka jumlah keluar masuknya barang
hinterland adalah daerah belakang (daerah sekitar) yang terhubung, serta dapat
dilayani oleh suatu pelabuhan dan beserta fasilitasnya. Ukuran dan luas hinterland bervariasi
mulai dari daerah kecil dan kota, dan negara-negara. Ukuran kepentingan ekonomi dan
d) Struktur perdagangan
e) Dan lain-lain
kabupaten paser, kabupaten kutai kartanegara, kabupaten berau, kabupaten kutai barat,
kabupaten kutai timur, kabupaten panajam paser utara, kabupaten Mahakam ulu, kabupaten
bulungan, kabupaten malinau, kabupaten nunukan, kota tarakan, kota samarinda, kota
bontang.
Potensi Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan dipilih data jumlah penduduk dan
PDRB dari tahun 2013-2017 yang dapat mempengaruhi arus barang dan kunjungan kapal.
Petumbuhan untuk jumlah penduduk dan PDRB dari tahun 2013-2017 mengalami
Hinterland
Y X1 X2
Tahun Call Kapal Penduduk PDRB
Unit Orang Rp
2013 500 594322 367587875,0
2014 421 605096 382356338,0
2015 200 615574 440647702,8
2016 398 625968 438977044,5
2017 357 636012 508405660,0
REGRESI I
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,561158869
R Square 0,314899277
Adjusted R Square -0,370201447
Standard Error 129,8457459
Observations 5
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 2 15498,96452 7749,482259 0,459639387 0,685100723
Residual 2 33719,83548 16859,91774
Total 4 49218,8
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0%Upper 95,0%
Intercept -1356,070712 6628,978852 -0,20456706 0,856839228 -29878,26467 27166,12324 -29878,3 27166,12
X Variable 1 0,004403399 0,013359173 0,329616098 0,77301012 -0,053076485 0,061883282 -0,05308 0,061883
X Variable 2 -2,28851E-06 3,94305E-06 -0,580391944 0,620330675 -1,92541E-05 1,4677E-05 -1,9E-05 1,47E-05
KORELASI I
Y X1 X2
Y 1
X1 -0,446664908 1
X2 -0,526955677 0,955558655 1
Iterasi 2
Y X2
Tahun Call Kapal PDRB
Unit Rp
2013 500 367587875,0
2014 421 382356338,0
2015 200 440647702,8
2016 398 438977044,5
2017 357 508405660,0
4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
0
KEPELABUHANAN 2019
REGRESI II
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,526955677
R Square 0,277682286
Adjusted R Square 0,036909714
Standard Error 108,860172
Observations 5
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 13667,18888 13667,18888 1,153297005 0,361552886
Residual 3 35551,61112 11850,53704
Total 4 49218,8
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 822,7125781 419,5449017 1,960964308 0,144715985 -512,4665444 2157,891701 -512,4665444 2157,892
X Variable 1 -1,04658E-06 9,74546E-07 -1,073916666 0,361552886 -4,14802E-06 2,05486E-06 -4,14802E-06 2,05E-06
KORELASI II
Y X2
Y 1
X2 -0,526955677 1
Kesimpulan
4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
2
KEPELABUHANAN 2019
PENDUDUK
640000
584715.091292144
f(x) = 10425.2 exp( 0.0169504470570427 x )
x + 584118.8
630000 0.999489482828237
R² = 0.999840079746288
620000
PENDUDUK
610000 Exponential (PENDUDUK)
Linear (PENDUDUK)
600000
590000
580000
570000
1 2 3 4 5
PDRB
600000000.0
500000000.0
335438617.272982x exp(
f(x) = 33825627.644834 0.0786728658405835 x )
+ 326118041.116332
R² = 0.927900458708438
0.916975942487972 PDRB
400000000.0
Exponential (PDRB)
Exponential (PDRB)
300000000.0
Linear (PDRB)
200000000.0
100000000.0
0.0
1 2 3 4 5
Metode yang digunakan untuk mencari Call Kapal, penduduk dan PDRB ialah metode
peramalan dimana metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang
terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan di masa lalu. Peramalan merupakan
suatu alat bantu yang penting pada perencanaan yang efektif dan efisien. Peramalan juga
sangat penting dalam pengambilan suatu keputusan.
Melihat tabel hasil peramalan diatas, terdapat penurunan Call kapal pada pelabuhan
peti kemas Kariangau balikpapan, sedangkan Penduduk mengalami peningkatan yang
signifikan, adapun PDRB yang mengalami pendapatan yang naik dan turun.
BOR adalah perbandingan antara jumlah waktu pemakaian tiap dermaga yang tersedia
dengan jumlah waktu siap operasi selama satu periode (bulan/tahun) yang dinyatakan dalam
persentase.
Keterangan :
289 x 97,5 x 5 x 40
= 270 x 8760 =0,50%
4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
4
KEPELABUHANAN 2019
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh BOR untuk tahun 2018-2037
Berdasarkan Dirjen Perla Sea Transport Study bahwa BOR standar adalah 65%. Berdasarkan
hasil perhitungan diatas nilai BOR Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan memenuhi
standar kinerja operasional pelabuhan yang ditentukan sehingga tidak diperlukan adanya
penambahan dermaga.
4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
5
KEPELABUHANAN 2019
4.2.3 Peramalan Bongkar Muat Peti Kemas Kariangau Balikpapan
BONGKAR
Penduduk PDRB
No Tahun MUAT
TEUS Orang Rp
1 2013 150726 3275844 367587875
2 2014 180342 3351432 382356338
3 2015 215908 3426638 440647703
4 2016 243250 3501232 438977045
5 2017 273305 3595391 508405660
6 2018 325227 3443927 481055417
7 2019 377444 3524055 520444094
8 2020 438046 3606047 563057906
9 2021 508377 3689948 609160923
10 2022 590000 3775800 659038843
11 2023 684729 3863650 713000752
12 2024 794667 3953544 771381046
13 2025 922256 4045529 834541502
14 2026 1070331 4139654 902873518
15 2027 1242180 4235970 976800539
16 2028 1441621 4334526 1056780683
17 2029 1673083 4435376 1143309579
18 2030 1941708 4538571 1236923435
19 2031 2253463 4644168 1338202366
20 2032 2615272 4752222 1447773987
21 2033 3035172 4862790 1566317301
22 2034 3522490 4975930 1694566906
23 2035 4088050 5091703 1833317552
24 2036 4744414 5210169 1983429061
25 2037 5506163 5331392 2145831656
4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
6
KEPELABUHANAN 2019
Penduduk
3700000
3600000
f(x) = 3199829.69562319 exp( 0.0229881784885531 x )
R² = 0.998691656147808
3500000
penduduk
3400000 Exponential (penduduk)
3300000
3200000
3100000
1 2 3 4 5
PDRB
600000000
500000000
f(x) = 335438617.272982 exp( 0.0786728658405835 x )
R² = 0.927900458708438
400000000
PDRB
Exponential (PDRB)
300000000
200000000
100000000
0
1 2 3 4 5
BONGKAR MUAT
300000
100000
50000
0
1 2 3 4 5
4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
7
KEPELABUHANAN 2019
4.3. Perhitungan Kebutuhan Luas Lapangan Penumpukan / CY
= 360000 m2
= 72 jam
YOR Optimal = 65 %
= 2920 jam
Luas efektif merupakan 60 % dari total luas container yard (CY) / lapangan
penumpukan yang tersedia. Hal ini dikarenakan tidak semua lahan/lapangan penumpukan
digunakan untuk menumpuk peti kemas, melainkan harus tersedia akses keluar masuknya
truk kontainer atau alat angkat untuk memudahkan mobilisasi atau pengaturan peti kemas
yang keluar masuk di pelabuhan.
305128 x 72 jam
= 10,4 % x 2920 jam
4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
8
KEPELABUHANAN 2019
= 11574,92 m2
Luas Efektif
Luas Total =
60 %
= 19291,55 m2
Tabel 4.11. Perhitungan YOR Pada Lapangan Penumpukan Di Pelabuhan Peti Kemas
Kariangau Balikpapan.
Jumlah Kapasitas
Kapasitas
No Tahun Peti tersedia / YOR (%) Luas CY (m2)
CY (teus)
Kemas tahun
1 2013 150726 72000 2920000 5,2 9529,57
2 2014 180342 72000 2920000 6,2 11402,02
3 2015 215908 72000 2920000 7,4 13650,66
4 2016 243250 72000 2920000 8,3 15379,35
5 2017 273305 72000 2920000 9,4 17279,56
6 2018 305128 72000 2920000 10,4 19291,55
7 2019 335935 72000 2920000 11,5 21239,30
8 2020 366742 72000 2920000 12,6 23187,06
9 2021 397549 72000 2920000 13,6 25134,82
10 2022 428356 72000 2920000 14,7 27082,57
11 2023 459163 72000 2920000 15,7 29030,33
12 2024 489970 72000 2920000 16,8 30978,08
13 2025 520777 72000 2920000 17,8 32925,84
14 2026 551584 72000 2920000 18,9 34873,59
15 2027 582391 72000 2920000 19,9 36821,35
16 2028 613198 72000 2920000 21,0 38769,10
17 2029 644005 72000 2920000 22,1 40716,86
18 2030 674812 72000 2920000 23,1 42664,62
19 2031 705619 72000 2920000 24,2 44612,37
20 2032 736426 72000 2920000 25,2 46560,13
21 2033 767233 72000 2920000 26,3 48507,88
22 2034 798040 72000 2920000 27,3 50455,64
23 2035 828847 72000 2920000 28,4 52403,39
24 2036 859654 72000 2920000 29,4 54351,15
25 2037 890461 72000 2920000 30,5 56298,90
4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
9
KEPELABUHANAN 2019
Dari tabel diatas memperlihatkan peningkatan arus peti kemas di pelabuhan Peti
kemas Kariangau terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Walaupun begitu seiring
bertambahnya jumlah peti kemas setiap tahunnya dari tahun 2018-2037 lapangan
penumpukan atau luas lahan yang disiapkan masih dapat menampung peningkatan
petikemas. Lapangan penumpukan seluas 600000 m2 dengan luas efektif seluas 360000 m2.
Nilai YOR Standar ialah 65 %. Dari tabel diatas dapat kita lihat tidak terdapat nilai
YOR yang melebihi 65 % dan ini mempelihatkan bahwa tidak perlu dilakukan penambahan
luas lapangan penumpukan sampai dengan tahun 2037 dan luas lapangan yang digunakan
ialah 33779,32 m2 pada tahun 2037.
5
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
0
KEPELABUHANAN 2019
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
kabupaten kutai timur, kabupaten panajam paser utara, kabupaten Mahakam ulu,
2. Hasil Peramalan
Call Kapal :
semakin meningkat.
pemakaian tiap dermaga yang tersedia dengan jumlah waktu siap operasi selama
dapat diketahui:
1. Untuk Jangka Pendek (2018) BOR yang didapatkan sebesar 50,02% dengan
3. Untuk Jangka Panjang (2037) BOR yang didapatkan sebesar 12,50% dengan
Berdasarkan Dirjen Perla Sea Transport Study bahwa BOR standar adalah 65%.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas nilai BOR Pelabuhan Peti Kemas Kariangau
Balikpapan memenuhi standar kinerja yang ditentukan dengan Panjang dermaga 270
ruang penumpukan dengan ruang penumpukan yang tersedia yang dihitung dalam
satuan teus hari atau satuan m2 hari dan dinyatakan dalam persen (%).
Dari hasil perhitungan YOR (Yard Occupancy Ratio) ada 3 jangka waktu yang
didapatkan:
1. Untuk Jangka Pendek (2018) YOR yang didapatkan sebesar 10,4% dengan
2. Untuk Jangka Menengah (2027) YOR yang didapatkan sebesar 19,9% dengan
3. Untuk Jangka Panjang (2037) YOR yang didapatkan sebesar 30,5% dengan
2018-2037 lapangan penumpukan atau luas lahan yang disiapkan masih dapat
Kemas Kariangau Balikpapan adalah 600000 m2 dan luas efektif 360000 m2 dengan
5.2. SARAN
Kepelabuhanan agar memperbanyak literature yang dibaca agar tidak kebingungan dalam
sumber yang terpercaya, selain menggunakan beberapa referensi juga diperlukan ketekunan