Anda di halaman 1dari 53

KEPELABUHANAN 2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan semakin berkembangnya suatu wilayah, maka salah satu yang dapat

diamati adalah meningkatnya arus penumpang, barang dan kendaraan dengan

meningkatnya mobilitas ini pada akhirnya akan menuntut pelayanan jasa transportasi

yang efisien dengan tingkat keselamatan, keamanan, kelancaran .

Salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam transportasi laut adalah

pelabuhan. Bersama dengan unsur-unsur lainnya menciptakan suatu sistem angkutan yang

menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam pengoperasiannya pelabuhan harus menyediakan prasarana yang diperlukan

guna mendukung kelancaran kapal dan barang yang dibongkar. Penyediaan fasilitas

pelabuhan yang berlebihan akan menguntungkan pemakaian jasa, karena kurang

melancarkan arus barang dan kapal dan dapat berdampak lebih luas yaitu tidak dapat

mendukung perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya yang pada akhirnya akan

merugikan masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut di atas dapat diatasi apabila

perencanaan fasilitas pelabuhan dibuat seoptimal mungkin dengan memperthatikan luas

lapangan penumpukan setiap tahunnya serta jumlah muat dan bongkar barang setiap

tahunnya. Wilayah perairan atau laut memiliki kekayaan sumberdaya kelautan yang

potensial untuk dimanfaatkan dan diolah secara potensial.

Keberadaan pelabuhan pada suatu wilayah sangatlah penting. Perlu adanya keseimbangan

antara kinerja masing-masing pelabuhan dengan kinerja wilayah dimana pelabuhan tersebut
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 1
KEPELABUHANAN 2019

berada. Hal ini dikarenakan fungsi pelabuhan merupakan pintu gerbang keluar masuknya

orang dan barang dari suatu daerah. Sehingga Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

pelabuhan di suatu daerah harus bagus dan susuai kebutuhan agar mampu mendukung

perkembangan daerah tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Kunjungan kapal tentunya berpengaruh terhadap kinerja pelayanan pelabuhan agar

waktunya tidak terbuang terlalu lama di pelabuhan dimana salah satunya adalah kinerja

lapangan penumpukan. Oleh karena itu yang akan dijadikan sebagai rumusan masalah yakni :

 Bagaimana menentukan pemakaian dermaga dari tahun 2018 – 2036?

 Bagaimana kebutuhan luas lapangan penumpukan di Pelabuhan Peti Kemas

Kariangau, balikpapan tahun 2036?

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka batasan masalah yang akan dibahas hanya pada

menghitung dan menganalisis kebutuhan dermaga dan lapangan penumpukan di Pelabuhan

Kariangau Balikpapan berdasarkan faktor yang mempengaruhinya.

1.3.1. Tujuan

Adapun tujuan yang akan dicapai ialah :

 Menghitung pemakaian dermaga di Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Terminal

pada tahun 2036 berdasarkan data Call kapal di Pelabuhan Peti Kemas Karingau,

Balikpapan.

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 2


KEPELABUHANAN 2019

 Menghitung kebutuhan luas lapangan penumpukan di Pelabuhan Peti Kemas

Kariangau Terminal pada tahun 2036 berdasarkan data arus peti kemas di

Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Terminal.

1.4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi uraian tentang tinjauan umum, latar belakang,

maksud dan tujuan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian tentang defenisi pelabuhan, jenis-jenis

pelabuhan, peran pelabuhan, fungsi pelabuhan, tatanan dam infrastruktur

pelabuhan, sarana dan prasarana pelabuhan laut, peralatan bongkar muat,

kinerja pelayanan operasional pelabuhan, daerah hinterland pelabuhan,

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang cara penganalisaan yang di buat di dalam

mencapai tujuan dari tugas ini.

BAB IV ANALISIS

Bab ini berisikan tentang kondis fisik Pelabuhan Peti Kemas

Kariangau Terminal dan juga berisikan tentang penyajian data serta cara

pengolahan data yang diperoleh dari data sekunder. Analisa yang digunakan

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 3


KEPELABUHANAN 2019

adalah BOR (Berth Occupation Ratio) yaitu analisa tingkat persentase

pemakaian dermaga dan YOR (Yard Occupancy Ratio) yaitu analisa tingkat

persentase pemakaian lapangan penumpukan. Di dalam bab ini juga dapat

kita lihat parameter yang digunakan dan rekomendasi yang sarankan untuk

pemakaian dermaga dan luas lapangan penumpukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan

saran. Penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab

terdahulu oleh penulis akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang

nantinya akan dapat memberikan saran-saran yang berguna bagi perusahaan

dalam meningkatkan pengembangan pelabuhan sehingga mampu

memperbaiki dan menambah kinerja operasional pelabuhan.

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 4


KEPELABUHANAN 2019

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Defensis Pelabuhan

Menurut KM 53 tahun 2002, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dan daratan dan

perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan

dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik

turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat

perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Menurut undang-undang No.17 tahun 2008 yang dimaksud dengan

“PELABUHAN” ialah kawasan yang terdiri dari daratan dan perairan yang memiliki batas-

batas tertentu dan sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan pengusahaan yang

dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan atau tempat

bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal dan memiliki fasilitas

keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan dan sebagai

tempat pemindahan intra dan antarmoda transportasi.

Beberapa pengertian pelabuhan dapat dilihat sebagai berikut :

Menurut Jinca 2001, Pelabuhan sebagai suatu daerah perairan yang terlindungi dari

badai, ombak dan arus sehingga kapal-kapal dapat melakukan oloah gerak, bersandar,

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 5


KEPELABUHANAN 2019

membuang jangkar sedemikian rupa sehingga bongkar muat dapat terlaksana dengan

aman.

Menurut Soedjono Kramadibrata dalam Perencanaan pelabuhan , Pelabuhan adalah

tempat yang terlindung dari gerakan gelombang laut, sehingga bongkar muat dapat

dilaksanakan dengan aman.

Menurut Triatmojo 1996, Pelabuhan adalah perairan yang terlindung terhadap

gelombang yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga untuk kapal

dapat bertambat dan labuh untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan

tempat-tempat penyimpanan dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang

lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan.

Dalam referensi kepelabuhanan (Pelabuhan Indonesia 2000), Pelabuhan adalah wilayah

perairan yang terlindung, baik secara alamiah maupun buatan, yang dapat digunakan

untuk tempat berlindung kapal yang melakukan aktifitas bongkar muat baik barang,

manusia ataupun hewan serta dilengkapi dengan fasilitas terminal yang terdiri dari

tambatan, gudang dan tempat penumpukan lainnya dimana kapal melakukan transfer

muatannya.

Menurut R. Bintarto, pelabuhan mempunyai empat arti. Pertama, arti ekonomis karena

pelabuhan mempunyai fungsi sebagai tempat ekspor impor kegiatan ekonomi lainnya

yang saling berhubungan sebab akibat. Kedua, arti budaya karena pelabuhan menjadi

tempat pertemuan berbagai bangsa, sehingga kontak – kontak social budaya dapat

terjadi dan berpengaruh terhadap masyarakat setempat. Ketiga, arti politis karena

pelabuhan mempunyai nilai ekonomis dan merupakan urat nadi Negara, maka harus
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 6
KEPELABUHANAN 2019

dipertahankan. Keempat, arti geografis karena keterkaitannya dengan lokasi dan syarat-

syarat dapat berlangsungnya suatu pelabuhan.

2.2. Jenis-Jenis Pelabuhan

Dilihat dari peran pelabuhan yang begitu kompleks sehingga pelabuhan berfungsi
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan pengusahaan. Pada dasarnya pelabuhan terdiri
dari 2 (dua) jenis yaitu pelabuhan laut dan pelabuhan sungai dan danau. Pelabuhan laut
memiliki hierarki antara lain pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul, dan pelabuhan
pengumpan (pengumpan regional dan pengumpan lokal).

a.    Pelabuhan Utama (PU)


Pelabuhan utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan
internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau
barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayaran antarprovinsi.
Berdasarkan hierarkinya pelabuhan utama di Indonesia pada saat ini terdapat
sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) Pelabuhan Utama, termasuk di dalamnya 2 (dua)
Pelabuhan Utama yang berfungsi sebagai Hub Internasional (Bitung dan Kuala Tanjung).
Dalam menetapkan rencana lokasi pelabuhan untuk pelabuhan utama setidaknya
dapat berpedoman pada:
 Kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;
 Kedekatan dengan jalur pelayaran internasional ± 500 mil dan jalur pelayaran
nasional ± 50 mil;
 Memiliki jarak dengan pelabuhan utama lainnya minimal 200 mil;
 Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
 Kedalaman kolam pelabuhan minimal -9 mLWS;Berperan sebagai tempat alih muat
peti kemas/curah/general cargo/penumpang internasional;

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 7


KEPELABUHANAN 2019

 Melayani angkutan petikemas sekitar 300.000 TEUs/tahun atau angkutan lain yang
setara;
 Memiliki dermaga peti kemas/curah/general cargo minimal 1 (satu) tambatan,
peralatan bongkar muat petikemas/curah/general cargo serta lapangan
penumpukan/gudang penyimpanan yang memadai. Berperan sebagai pusat
distribusi peti kemas/curah/general cargo/penumpang di tingkat nasional dan
pelayanan angkutan petikemas internasional.

b.    Pelabuhan Pengumpul (PP)


Pelabuhan pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah,
dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi. Pada saat ini terdapat sekurangnya sebanyak
240 (dua ratus empat puluh) pelabuhan yang merupakan pelabuhan pengumpul yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dalam menetapkan hierarki pelabuhan sebagai
pelabuhan pengumpul setidaknya memperhatikan kriteria teknis sebagai berikut:
 Kebijakan pemerintah yang meliputi pemerataan pembangunan nasional dan
meningkatkan pertumbuhan wilayah;
 Memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya setidaknya 50 mil;
Berada dekat dengan jalur pelayaran nasional ± 50 mil;
 Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
 Berdekatan dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota provinsi dan kawasan
pertumbuhan nasional;
 Kedalaman minimal -7 mLWS;
Memiliki dermaga serbaguna (multipurpose) minimal 1 (satu) tambatan dan
peralatan bongkar muat;
 Berperan sebagai pengumpul angkutan peti kemas/curah/general cargo/penumpang
nasional;

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 8


KEPELABUHANAN 2019

 Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang umum nasional.

c.    Pelabuhan Pengumpan


Pelabuhan pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas,
merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai
tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angktan penyeberangan dengan
jangkauan pelayanan dalam provinsi. Berdasarkan hierarkiya pelabuhan pengumpan dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu Pelabuhan Pegumpan Regional (PR) dan Pelabuhan Pengumpan
Lokal (PL), pada saat ini terdapat sekitar 235 Pengumpan Regional dan 726 Pengumpan
Lokal. Dalam penetapannya harus memperhatikan kriteria teknis sebagai berikut:

1)    Pelabuhan Pengumpan Regional (PR)

 Berpedoman pada tata ruang wilayah provinsi dan pemerataan pembangunan


antarprovinsi;
 Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota serta pemerataan dan
peningkatan pembangunan kabupaten/kota;
 Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi wilayah provinsi;
Berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Pengumpul dan Pelabuhan
Utama;
 Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke Pelabuhan
Pengumpul dan/atau Pelabuhan Pengumpan lainnya;
 Berperan melayani angkutan laut antar kabupaten/kota dalam provinsi;
Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar kecamatan
dalam 1 (satu) provinsi;
 Berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau ± 25 mil;
Kedalaman maksimal pelabuhan -7 mLWS;

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 9


KEPELABUHANAN 2019

 Memiliki dermaga dengan panjang maksimal 120 m;


 Memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Regional lainnya 20 – 50 mil.

2)    Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL)


 Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota serta pemerataan dan
peningkatan pembangunan kabupaten/kota;
 Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota;
 Memiliki luas daratan dan perairan tertentu dan terlindung dari gelombang;
 Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar kecamatan
dalam 1 (satu) kabupaten/kota;
 Berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul,
dan/atauPelabuhan Pengumpan Regional;
 Berperan sebagai tempat pelayanan penumpang di daerah terpencil, terisolir,
perbatasan, daerah terbatas yang hanya didukung oleh moda transportasi laut;
 Berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi laut untuk mendukung
kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai tempat multifungsi selain sebagai
terminal untuk penumpang juga untuk melayani bongkar muat kebutuhan hidup
masyarakat disekitarnya;
 Berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi laut regular kecuali
keperintisan;
 Kedalaman maksimal pelabuhan -4 mLWS;
 Memiliki fasilitas tambat dan dermaga dengan panjang maksimal 70 m;
 Memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Lokal lainnya 5 – 20 mil.

2.3. Peran Pelabuhan

Pelabuhan berperan dan berfungsi sangat penting dalam perdagangan dan


pembangunan regional, nasional dan internasional, yaitu sebagai pintu gerbang keluar-

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 10


KEPELABUHANAN 2019

masuk barang dan penumpang ke dan dari suatu daerah, dimana pelabuhan tersebut berada.
Peranan dan fungsi pelabuhan meliputi beberapa aspek yaitu :
1. Ketersediaan sarana dan prasarana pelabuhan melayani kegiatan bongkar muat
barang dan kunjungan kapal, berkaitan dengan daerah belakang yang dihubungkan
oleh transportasi darat, investasi, teknologi, manajemen, dan kualitas pelayanan.
2. Keterkaitan pelabuhan di pulau yang satu dengan pelabuhan lain (nasional dan
internasional), dan pelabuhan sekitarnya, sebagai asal dan tujuan pergerakan
barang.
3. Keterkaitan suatu pelabuhan dengan aspek yang berdampak social, ekonomi, dan
lingkungan hidup dari pengembangan pelabuhan terhadap daerah sekitarnya.

Secara Skematis fungsi pelabuhan dibedakan atas pelabuhan umum dan pelabuhan
khusus. Sedangkan hierarki berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut meliputi
pelabuhan internasional hub (utama primer), pelabuhan internasional (utama sekunder),
pelabuha nasional (utama tersier), pelabuhan regional dan pelabuhan lokal.

Peran penting yang diemban pelabuhan dalam pelayaran yaitu :

1. Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hirarkinya.


Simpul adalah pertemuan, pertemuan yang bisa menyatukan, agar terciptanya
integrasi. Simpul disini berupa tempat, tempat bertemunya kapal dengan angkutan darat
untuk melanjutkan perjalanan suatu barang ke tempat tujuan akhirnya. Jika dikatakan
sebuah jaringan, berarti ada beberapa tahapan/ proses yang harus dilewati dalam sebuah
proses pengangkutan. Dan penyambung antara proses tersebut bersimpul d Pelabuhan.
Sesuai dengan hirarkinya adalah penjelas, bahwa dalam proses tersebut juga tetap berjalan
sebuah peraturan yang mengikat nya.  Hal ini dikarenakan walaupun disana tetap terjadi
pertemuan jaringan tetapi tetap ada hirarki masing masing dalam menangani barang sesuai
dengan angkutannya.

2. Pintu gerbang Kegiatan Perekonomian

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 11


KEPELABUHANAN 2019

Singkat kata, semua perekonomian berhubungan dengan barang dan jasa. Barang
barang yang disalurkan dari satu tempat ke tempat lain butuh Angkutan. Jika jarak nya
dekat dapat menggunakan angkutan darat tetapi jika sudah jauh dan menyebrangii lautan,
akan lebiih efisien jika menggunakan angkutan laut. Kegiatan perekonomian tersebut
berawal dari pelabuhan mengingat sebagian besar barang untuk perekonomian tersebut
dibongkar di Pelabuhan.

3. Tempat kegiatan alih moda transportasi


Moda transportasi ada darat, laut dan udara. Moda transportasi tersebut jika
bertemu pasti terjadi kegiatan alih muat. Kegiatan tersebut dnilai special karena pasti
penanganannya juga berbeda. Dari segi peralatan dan perlakuan khusus yang ada di setiap
moda. Pelabuhan sebagai pertemuan moda transportasi laut dengan darat juga memiliki
kegiatan yang dinamakan bongkar muat. Stevedoring yaitu kegiatan alih muat dari kapal ke
dermaga. Cargo doring  kegiatan alih muat dari dermaga ke lapangan penumpukan. Dan
receiving/ delivery adlah kegiatan alih muat dari lapangan penumpukan ke sarana
pengangkut lanjutan. Atau sebaliknya.

4. Penunjang kegiatan Industri dan atau perdagangan.


Kegiatan Industri dan perdagangan akan semakin berkembang ketika barang barang yang
masuk pun beragam dan semakin berkualitas. Barang barang tersebut tidak hanya berasal
dari dalam negeri saja, bahkan dari luar negeri. Ketika barang dari luar negeri tersebut
datang dan masuk ke dalam Pelabuhan di Indonesia tentunya berlabuh di Pelabuhan. Saat
inilah peranan Pelabuhan sebagai tempat dimana Kapal dapat berlabuh tersebut dapat
menunjang kegiatan industri atau perdagangan.

5. Tempat distribusi, produksi, dan konsolidasi muatan atau barang;


Pendistribusian barang dilaksanakan dari suatu tempat (angkutan) ke tempat (angkutan)
lain. Salah satu tempatnya adalah Pelabuhan. Jka pengangkutan barang dengan
menggunakan Angkutan laut, maka di Pelabuhan adalah awal muasal tempat dimana

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 12


KEPELABUHANAN 2019

barang ersebut didistribusikan ke masing masing pemilik barangnya. Barang barang yang
mau diangkut juga perlu konsoliidasi dengan pemilik barang lain agar bisa diangkut pada
satu waktu untuk menghemat biaya dan waktu.
6. Mewujudan Wawasan Nusantara dan kedaulatan Negara.
Selain sebagai tempat berlangsungnya arus barang, Pelabuhan juga berpean sebagai
pewujud Wawasan Nusantara dan kedaulatan Negara karena di Pelabuhan juga sebagai
temat massuk dan keluarnya warga Negara asing yang mungkin saja membawa dampak
buruk bagi Negara kita, serta barang barang terlarang yang bisa menghancurkan kedaulatan
Negara kita. Contohnya narkoba dan minuman keras. Jika Pelabuhan bsa terjaga dari hal
hal yang memungkinkan massuk secara illegal tersebut maka tercaainya kedaulatan Negara
ditangan kita.

2.4. Fungsi Pelabuhan


Pelabuhan berfungsi sebagai tempat pemerintahan dan tempat pengusahaan.
Fungsi pemerintahan meliputi pengaturan dan pembinaan, pengendalian, pengawasan
kegiatan kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran.  Sedangkan Fungsi
pemerintahan lainnya adalah kepabeanan, keimigrasian, kekarantinaan, dan kegiatan
pemerintahan lainnya yang bersifat tidak tetap.

Fungsi pengusahaan meliputi penyediaan/pelayanan jasa kapal dan jasa


kepelabuhanan. Pelayanan jasa kapal meliputi jasa dermaga, pengisian bahan bakar dan air
bersih, pelayanan naik/turun penumpang dan kendaraan, jasa dermaga untuk bongkar/muat
barang,jasa gudang dan tempat penimbunan, jasa terminal peti kemas, barang curah, dan
kapal roro, dan sebagainya.

Sedangkan Jasa terkait dengan kepelabuhanan adalah fasilitas penampungan limbah, depo
petikemas, pergudangan, instalasi listrik dan air bersih, perawatan dan perbaikan kapal,
pengemasan dan perlebelan, penyediaan perkantoran, dan sebagainya.  

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 13


KEPELABUHANAN 2019

2.5. Tatanan Dan Infrastruktur Pelabuhan

Menutut UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Bab VII bagian


Kepelabuhanan, menjelaksan tentang tatanan kepelabuhanan nasional diwujudkan dalam
rangka penyelenggaraan pelabuhan yang andal dan berkemampuan tinggi, menjamin
efisiensi, dan mempunyai daya saing global untuk menunjang pembangunan nasional dan
daerah yang ber-wawasan nusantara. Tatanan kepelabuhanan nasional merupakan sistem
kepelabuhanan secara nasional yang menggambarkan perencanaan kepelabuhanan
berdasarkan kawasan ekonomi, geografi, dan keunggulan komparatif wilayah, serta kondisi
alam. Tatanan kepelabuhanan nasional memuat peran, fungsi, jenis, dan hierarki
pelabuhan, rencana Induk Pelabuhan Nasional, lokasi pelabuhan.

Pelabuhan adalah suatu kawasan yang mempunyai infrastruktur (sarana dan


prasarana) dalam menunjang kegiatan operasional. Infrastruktur tersebut merupakan
fasilitas yang harus ada pada suatu pelabuhan untuk mendukung operasional atau usaha
pelabuhan. Infrastruktur atau fasilitas pelabuhan terdiri atas fasilitas pokok (saran) dan
fasilitas penunjang (prasarana). Dermaga merupakan salah satu fasilitas pokok pelabuhan
serta gudang dan lapangan penumpukan merupakan komponen dari fasilitas penunjang
(prasarana).

Dalam PP No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan bab tentang rencana induk
pelabuhan, daerah lingkungan kerja, dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan
dijelaskan bahwa Setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan. Rencana
induk pelabuhan tersebut disusun oleh penyelenggara pelabuhan dengan berpedoman pada:

a. Rencana Induk Pelabuhan Nasional;


b. Rencana tata ruang wilayah provinsi;
c. Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 14


KEPELABUHANAN 2019

d. Keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain terkait di lokasi pelabuhan;


e. Kelayakan teknis, ekonomis, dan lingkungan; dan
f. Keamanan dan keselamatan lalu lintas kapal.

Rencana Induk pelabuhan dibuat dalam Jangka waktu perencanaan pelabuhan meliputi:
a. jangka panjang yaitu di atas 15 (lima belas) tahun sampai dengan 20 (dua puluh)
tahun;
b. jangka menengah yaitu di atas 10 (sepuluh) tahun sampai dengan 15 (lima belas)
tahun; dan
c. jangka pendek yaitu 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun.

2.6. Sarana dan Prasarana Pelabuhan laut


a. Wilayah daratan
Rencana peruntukan wilayah daratan, Fasilitas pokok pelabuhan laut meliputi :
- dermaga;
- gudang lini 1;
- lapangan penumpukan lini 1;
- terminal penumpang;
- terminal peti kemas;
- terminal ro-ro;
- fasilitas penampungan dan pengolahan limbah;
- fasilitas bunker;
- fasilitas pemadam kebakaran;
- fasilitas gudang untuk Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3); dan
- fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan Sarana Bantu Navigasi-
Pelayaran (SBNP).

Fasilitas penunjang untuk wilayah daratan pelabuhan laut


- kawasan perkantoran;

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 15


KEPELABUHANAN 2019

- fasilitas pos dan telekomunikasi;


- fasilitas pariwisata dan perhotelan;
- instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;
- jaringan jalan dan rel kereta api;
- jaringan air limbah, drainase, dan sampah;
- areal pengembangan pelabuhan;
- tempat tunggu kendaraan bermotor;
- kawasan perdagangan;
- kawasan industri; dan
- fasilitas umum lainnya.

b. Wilayah Perairan
Fasilitas pokok pelabuhan laut untuk wilayah perairan
- alur-pelayaran;
- perairan tempat labuh;
- kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal;
- dperairan tempat alih muat kapal;
- perairan untuk kapal yang mengangkut Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun
(B3);
- perairan untuk kegiatan karantina;
- perairan alur penghubung intrapelabuhan;
- perairan pandu; dan
- perairan untuk kapal pemerintah.

Fasilitas penunjang pelabuhan laut untuk wilayah perairan


- perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;
- perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal;
- perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar);
- perairan tempat kapal mati;
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 16
KEPELABUHANAN 2019

- erairan untuk keperluan darurat; dan


- perairan untuk kegiatan kepariwisataan dan perhotelan.

Pelabuhan Sungai dan Danau


a. Wilayah Daratan
Fasilitas pokok Pelabuhan sungai dan danau wilayah daratan
- Dermaga;
- apangan penumpukan;
- terminal penumpang;
- fasilitas penampungan dan pengolahan limbah;
- fasilitas bunker;
- fasilitas pemadam kebakaran; dan
- fasilitas penanganan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3).

Fasilitas penunjang Pelabuhan sungai dan danau wilayah daratan


- perkantoran;
- fasilitas pos dan telekomunikasi;
- fasilitas pariwisata;
- instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;
- jaringan jalan dan rel kereta api;
- jaringan air limbah, drainase, dan sampah;
- areal pengembangan pelabuhan;
- tempat tunggu kendaraan bermotor;
- kawasan perdagangan;
- kawasan industri; dan
- fasilitas umum lainnya.

b. Wilayah Perairan
Fasilitas pokok Pelabuhan sungai dan danau untuk wilayah perairan
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 17
KEPELABUHANAN 2019

- alur-pelayaran;
- areal tempat labuh;
- areal untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal;
- areal untuk kapal yang mengangkut Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3);
dan areal untuk kapal pemerintah.

Fasilitas penunjang Pelabuhan sungai dan danau untuk wilayah perairan


- areal untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;
- areal untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal; dan
- areal untuk keperluan darurat
-
 Dermaga

Dermaga merupakan sarana tambatan dimana kapal-kapal bersandar untuk memuat dan
menurunkan barang atau untuk mengangkut dan menurunkan penumpang. Sementara yang
dimaksud tambatan adalah termasuk dermaga (quaywalls), Pelampung tamabatan
(mooring bouys), tiang-tiang pancang tambatan (mooring piles), Piles piers, ponton-ponton
dan dermaga ringan (lighter wharves). Sarana dermaga (tambatan) perlu ditempatkan
dengan memperhatikan hal-hal berikut :

 Kondisi alam dan Topografi,


 Cuaca dan fenomena laut,
 Navigasi kapal-kapal
 Kondisi dari penggunaan daerah perairan sekitar lokasi dermaga.

Dermaga terdiri dari beberapa tipe seperti :


- Dermga memanjang (Continuous Berth) adalah dermaga yang dibangun sejajar

dengan garis pantai.

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 18


KEPELABUHANAN 2019

Gambar 2.1. Dermaga Memanjang


- Dermaga menyerupai jari (Finger Pier) adalah dermaga yang dibangun mengikuti

bentuk daratan yang menjorok kelaut.

Gambar 2.2. Dermaga Bentuk Jari

- Dermaga bentuk Pier adalah dermaga yang di bangun pada garis kedalaman kolam

yang jauh dari pantai, antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan jambatan

(trestle)

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 19


KEPELABUHANAN 2019

Gambar2.3. Dermaga Bentuk Pier

Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan keatas
kapal. Adapun jenis-jenis dermaga :

1. Dermaga barang umum, adalah dermaga yang diperuntukkan untuk bongkarmuat


barang umum/general cargo keatas kapal.

Gambar2.4. Dermaga Barang Umum

2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
0
KEPELABUHANAN 2019

2. Dermaga peti kemas, dermaga yang khusus diperuntukkan untuk bongkar muat peti
kemas. Bongkar muat peti kemas biasanya menggunakan kran (crane)

Gambar2.5. Dermaga Peti Kemas

3. Dermaga curah, adalah dermaga yang kusus digunakan untuk bongkar muat barang
curah yang biasanya menggunakan ban berjalan (conveyor belt)

Gambar2.6. Dermaga Curah

4. Dermaga khusus, adalah dermaga yang khusus digunakan untuk mengangkut


barang khusus, seperti bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan lain sebagainya.

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 21


KEPELABUHANAN 2019

5. Dermaga marina, adalah dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar, speed boat.

Gambar2.7. Dermaga Marina

6. Demaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan

Gambar2.8. Dermaga Kapal Ikan

 Pergudangan

2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
2
KEPELABUHANAN 2019

Pergudangan merupakan fasilitas penunjang prasarana lain dari suatu pelabuhan.


Pergudangan didefinisikan sebagai tempat untuk menyimpan barang-barang yang berasal
dari kapal atau yang akan dimuat di kapal (Sumardi, 2000 dalam Yamin Jinca)

menurut fungsinya gudang terbagi dua jenis yaitu gudang privat dan gudang
publik.Gudang privat adalah fasilitas yang disediakan untuk binsis dan kepentingan
sendiri.Gudang publik adalah gudang yang disediakan pemerintah untuk barang yang
dikuasai oleh bea cukai dan gunang yang diusahakan untuk umum.

Gudang menurut status barang yang ditempatkan terbagi dua yaitu Gudang TPS adalah
gudang tempat penimbunan sementara, dan Gudang Industri adalah tempat penyimpanan
bahan baku dan bahan jadi yang melekat pada industri.

Gambar2.9. Gudang

 Gudang lini 1 atau gunang transito adalah tempat penimbunan sementara yang tidak
jauh dari aktivitas barang dari/ke kapal.
 Gudang lini 2 adalah gudang yang terletak dibelakang/berdekatan dengan gudang
lini 1 karena berfungsi perpanjangan dari lini 1. Berstatus sebagai gudang transito.

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 23


KEPELABUHANAN 2019

 Lapangan Penumpukan

Lapangan penumpukan/Container Yard (CY) adalah satu tempat berada di luar dan
terletak dekat dermaga, digunakan untuk menyimpan barang yang akan dimuat ke kapal
atau setelah dibongkar dari kapal. Lapangan penumpukan diperkeras dengan struktur
tertentu sehingga dapat menerima beban berat dari barang yang ditampungnya. Lapangan
penumpukan berfungsi untuk menyimpan barang-barang berat dan besar serta mepunyai
ketahanan panas matahari dan hujan. Persayaratan lain dari lapangan penumpukan adalah
harus memenuhi :

1. Tersedia tempat untuk area penyortiran barang, memperhatikan jenis, jumlah


barang yang ditangani dan kondisi penanganannya;
2. Lay-out lapangan harus aman bagi operasi kendaraan dan peralatan pengangkut
barang;
3. Area penyortiran barang harus dikeraskan dengan bahan untuk lapisan jalan/trotoar
seperti beton semen/ beton aspaldan dilengkapi dengan fasilitas pembuangan air.

Gambar2.10. Lapangan Penumpukan

2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
4
KEPELABUHANAN 2019

2.7. Peralatan Bongkar Muat

Ada beberapa macam alat yang digunakan untuk melakukan bongkar muat barang

potongan, seperti :

a. Derek kapal

Alat ini digunakan untuk mengangkat muatan yang tidak terlalu berat dan

pengangkatan berlaku untuk radius kecil, yaitu sekitar 6 meter dari lambung kapal.

b. Kran darat

Kran darat merupakan pesawat bongkar muat dengan lengan cukup panjang yang

ditempatkan di atas dermaga pelabuhan, dipinggir permukaan perairan pelabuhan. Kran

mempunyai roda dan dapat berpindah sepanjang rel kerta api.Jarak jangkauan lengan

sampai radius 20 meter dari lambung kapal.

c. Kran terapung

Kran terapung adalah pesawat bongkar muat yang mempunyai mesin sendiri untuk

bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Lengannya dipasang mati dan tidak

dapat diatur panjang jangkaunnya. Kapasitasnya sebesar 10 ton, 25 ton, 50 ton, 200 ton,

atau lebih.

d. Alat pengangkat di atas dermaga

Ada beberapa macam alat untuk mengangkat dan mengangkut barang di atas dermaga

di antaranya adalah fork lift, kran mobil, gerobag yang ditarik tractor,dsb.
2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
5
KEPELABUHANAN 2019

2.8. Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan

Menurut Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut, Kinerja Pelayanan

Operasional adalah hasil kerja terukur yang dicapai Pelabuhan dalam melaksanakan

Pelayanan Kapal, barang dan utilisasi fasilitas dan alat. ialam periode waktu dan satuan

tertentu. Standar Kinerja Pelayanan Operasional adalah standar hasil kerja dan tiap-tiap

pelayanan yang harus dicapai oleh operator Terminal/ pelabuhan dalam pelaksanaan

pelayanan jasa kepelabuhanan termasuk dalam penyediaan fasilitas dan peralatan

pelabuhan.

Fungsi kinerja  pelayanan operasional adalah sebagai alat untuk mengukur tingkat

keberhasilan penyelenggaraan transportasi laut, sebagai instrumen perencanaan untuk

menggambarkan kondisi yang ingin dicapai di masa yang akan datang, sebagai instrumen

perencanaan untuk mengalokasikan sumber daya/investasi, sebagai instrumen pemantauan

(monitoring) dan evaluasi kinerja (performance evaluation) untuk pelaksanaan kegiatan,

sebagai instrumen pembantu untuk pengambilan keputusan. Sedangkan Indikator Kinerja

Pelayanan Operasional adalah variabel - variabel Pelayanan, penggunaan fasilitas dan

peralatan pelabuhan. 

Indikator tersebut terdiri dari Waiting Time (WT) atau waktu tunggu kapal,

Approach Time (AT) atau waktu pelayanan pemanduan, Effektive Time dibanding Berth

Time (ET : BT), Produktivitas Kerja (T/G/J dan B/C/H), Receiving/Delivery Petikemas,

Berth Occupancy Ratio (BOR) atau atau tingkat penggunaan dermaga, Shed Occupancy

Ratio (SOR) atau tingkat penggunaan gudang, Yard Occupancy Ratio (YOR) atau tingkat
2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
6
KEPELABUHANAN 2019

penggunaan lapangan penumpukan, Kesiapan operasi peralatan.Adapun untuk tugas ini

hanya menganalisa masalah BOR dan SOR sehingga pembahasan lebih lanjut hanya pada

kedua indikator tersebut :

 Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR)

Tingkat penggunaan dermaga (BOR) merupakan perbandingan antara waktu

penggunaan dermaga dengan waktu yang tersedia (dermaga siap operasi) dalam periode

waktu tertentu yang dinyatakan dalam persentase. BOR dapat dituliskan dengan rumus

sebagai berikut :

Σ ( Panjang kapal + jarak antar kapal ) × Jumlah waktu bertambat


BOR = × 100%
Panjang dermaga × jumlah hari dalam kalender

 Tingkat Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy Ratio/YOR)

Tingkat Penggunaan Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy Ratio/YOR )

merupakan perbandingan antara jumlah pengguna ruang penumpukan dengan ruang

penumpukan yang tersedia yang dihitung dalam satuan ton hari atau satuan m 3 hari dan

dinyatakan dalam persen (%). YOR dapat diinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah arus barang ( muatan ) tahun 2025 X Dwelling Time


YOR = X 100 %
Luas Lap. Penumpukan X Tinggi Tumpuakan X Waktu Tersedia

Pencapaian kinerja operasional kedua indikator diatas dapat ditentukan sebagai

berikut (Menurut Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut) :

2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
7
KEPELABUHANAN 2019

 Apabila nilai pencapaian dibawah nilai standar kinerja pelayanan operasiona yang

dltetapkan, dinyatakan baik;

 Apabila nilai pencapalan 0% sampai dengan 10% diatas nilai standar kinerja

pelayanan operasional yang ditetapkan. dinilai cukup baik.

 Apablla.nilai pencapaian diatas 10% dari nilai standar kinerja pelayanan

operaslonal yang ditetapkan dinilai kurang baik.

2.9. Daerah Hinterland Pelabuhan

Perkembangan dan pertumbuhan suatu pelabuhan sangat ditentukan oleh luas

wilayah layanannya. Dengan mengetahui wilayah layanan maka jumlah keluar masuknya

barang melalui pelabuhan tersebut dapat diketahui. Wilayah layanan suatu pelabuhan dapat

dibagi atas dua wilayah yaitu wilayah layanan belakang (hinterland) dan wilayah layanan

kedepan (foreland).

a. Pengertian hinterland

a) The land directly ejection to and inland from a coast (Daratan yang secara

langsung berdekatan dengan sebuah pantai).

b) A region served by aport city and it’s facilities (Suatu daerah yang dilayani oleh

suatu pelabuhan beserta fasilitasnya).

c) A region remote from urban areas; back country (Suantu daerah yang digerakkan

oleh daerah perkotaan).

2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
8
KEPELABUHANAN 2019

Jadi yang dimaksud dengan hinterland adalah daerah belakang (daerah sekitar)

yang terhubung, serta dapat dilayani oleh suatu pelabuhan dan beserta fasilitasnya. Ukuran

dan luas hinterland bervariasi mulai dari daerah kecil dan kota, dan negara-negara. Ukuran

kepentingan ekonomi dan hinterland pelabuhan diantaranya :

a) Gross Domestic Product (GDP).

b) Populasi dan angkatan kerja.

c) Luas dan karakter fisik.

d) Struktur perdagangan

e) Dan lain-lain

Sedangkan faktor atau kendala yang sangat menentukan ukuran atau perkembangan

hinterland adalah :

a) Batasan fisik, seperti gunung, gurun, dll.

b) Jaringan transportasi.

c) Aspek operasional.

d) Aspek politik.

Seluruh aspek diatas merupakan hal penting dalam menentukan hasil ramalan arus

barang pada suatu pelabuhan.

2
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
9
KEPELABUHANAN 2019

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Peramalan

Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang terjadi

pada masa depan, berdasarkan data yang relevan di masa lalu. Metode peramalan akan

membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data

masa lalu sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang

sistematis dan pragmatis serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas

ketepatan hasil peramalan yang dibuat atau disusun.

Peramalan merupakan suatu alat bantu yang penting pada perencanaan yang efektif

dan efisien. Peramalan juga sangat penting dalam pengambilan suatu keputusan. Aspek-

aspek yang menggunakan peramalan cukup luas baik secara waktu, faktor-faktor penentu

kejadian seharusnya dan jenis-jenis pola data dan beberapa hal lain.

Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi

pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama, sedangkan waktu yang relatif

singkat tidak dibutuhkan peramalan. Pada umumnya, kegunaan peramalan adalah sebagai

berikut :

a) Untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa yang akan datang

b) Sebagai alat bantu perencanaan

3
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
0
KEPELABUHANAN 2019

c) Untuk membuat keputusan yang tepat

Dalam peramalan terdapat dua jenis yaitu :

1. Model deret berkala (Time series)

Model ini pandangan masa depan dilakukan berdasarkan nilai masa lalu yang bertujuan

untuk menemukan pola dalam deret data historis dan mengesktrapolasikan pola dalam

deret dan historis dan mengeksrapolasikan pola tersebut ke masa depan.

2. Model regresi (Kausal)

Pada model ini diasumsikan bahwa factor yang diramalkan menunjukkan suatu

hubungan sebab akibat dengan satu atau lebih variable bebas. Maksud dari metode ini

adalah menemukan hubungan dan meramalkan nilai mendatang dari variable tak bebas.

 Regresi Linear Sederhana

Analisa regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variable

independen (X) dengan variable dependen (Y). Analisa ini untuk mengetahui arah

hubungan antara variable independen dengan variable dependen apakah positif atau

negative dan untuk memprediksi nilai dari variable dependen apabila nilai variable

independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala

interval atau rasio.

Persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :

Y’ = a + bx

Keterangan :

Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 31


KEPELABUHANAN 2019

X = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X=0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

Koefisien regresi a dan b dapat dihitung dengan rumus :

a = Σ Yi/n – b ΣXi/n

(∑ )
n n
b1 = n ∑ XiYi− Xi ¿ ¿
i=1 i=1

 Multiple Regresi Linear

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih

dari satu variable predictor (veriabel bebas) terhadap variable terikat.

Rumus :

Y = a + b1x1 + b2xn + ..... + bnxn

Keterangan :

a = konstanta

b1,b2 = koefisien regresi

x1,x2 = Variabel bebas

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 32


KEPELABUHANAN 2019

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Pelabuhan Terminal Kariangau Balikpapan

4.1.1 Kondisi Fisik Pelabuhan Kariangau Balikpapan

Gambar 4.1. Layout Kariangau Balikpapan

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 33


KEPELABUHANAN 2019

Kawasan Industri Kariangau (KIK) yang berlokasi di kota Balikpapan,

menempati area seluas 2,721 hektare. KIK merupakan kawasan strategis yang berada

di teluk Balikpapan yang berhadapan langsung dengan selat Makassar yang

merupakan bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. Posisi strategis

tersebut memudahkan mobilisasi barang untuk tujuan domestik maupun

mancanegara (ekspor - impor).

Hal ini ditunjang dengan kedalaman laut teluk Balikpapan yang dapat dilalui

kapal berkapasitas 50.000 ton dan selanjutnya melakukan bongkar muat pada

Terminal Peti Kemas Kariangau. Terminal peti kemas internasional Kariangau untuk

aktifitas bongkar muat peti kemas, general cargo, termasuk batu bara, menempati luas

areal sekitar 57,5 hektare.

Gambar 2.3. TPK Kariangau tampak dari atas.

3
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
4
KEPELABUHANAN 2019

Fasilitas yang terdapat pada Pelabuhan Peti Kemas Kariangau terdiri dari fasilitas

perairan, fasilitas daratan dan peralatan penangan peti kemas. Fasilitas pada

Pelabuhan Kariangau dapat dilihat pada table di bawah ini.

1. Fasilitas Perairan.

Tabel Fasilitas Perairan Pelabuhan Peti Kemas Kariangau, Balikpapan

No Nama Fasilitas Keterangan

 Panjang Alur : 15 mile

1 ALUR PELAYARAN  Lebar Alur : 600 meter

 Kedalaman Alur : 13 meter

 Panjang : 270 meter

2 DERMAGA  Lebar : 30 meter

 Ukuran Kapal yang dilayani : s.d. 35.000

DWT

 Panjang : 282 meter


3 TRESTLE
 Lebar : 10,5 meter

 Luas Kolam : 10 Hektar

4 KOLAM  Kedalaman kolam minimum : 20 meter

PELABUHAN  Kedalaman sisi dermaga : 14 meter

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 35


KEPELABUHANAN 2019
2. Fasilitas Daratan.

Tabel Fasilitas Daratan Pelabuhan Balikpapan.

No Nama Fasilitas Keteranga

 Luas Lapangan : 6 Hektar


LAPANGAN
1  Kapasitas Pertahun : 300.000 TEUs
PENUMPUKAN
 Reefer Plug : 28 Plug

2 DEPO PETIKEMAS  Jumlah :1 Hektar

 Dermaga : 2.000 m2

KAWASAN PABEAN  Lapangan Penumpukan Blok E :


3 DAN TPS
1.560 m2

 Penyimpanan Cargo Petikemas :

145,2 m2

4 BENGKEL  Jumlah :1 unit

 Jumlah : 4 unit
5 JEMBATAN TIMBANG
 Kapasitas : 60 ton

6 LAHAN  Luas : 72,5 Hektar

PENYIMPANAN CARGO
7  Luas : 1.500 m2
PETIKEMAS

8 GENSET 250 KVA  Jumlah : 2 Unit

9 GENSET 750 KVA  Jumlah :2 Unit

PENAMPUNGAN AIR
10  Volume : 1.000 to/m3
BERSIH

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 36


KEPELABUHANAN 2019
 Kapasitas : 10 liter/detik
11 AIR SUMUR BOR
 Jumlah : 4 unit

12 TANGKI LIMBAH  Kapasitas : 5 ton

13 TANGKI BBM  Kapasitas : 10 ton

TRUK PEMADAM
14  Jumlah : 1 unit
KEBAKARAN

 Bentuk dermaga pelabuhan kariangau, balikpapan adalah dermaga memanjang

(continous berth)

4.1.2 Operasional Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan

4.1.2.1 Data Kunjungan Kapal (Call Kapal) 5 Tahun Terakhir

Tabel 4.1 Data Kunjungan Kapal

Y
Tahun Call Kapal
Unit
2013 500
2014 421
2015 200
2016 398
2017 357

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 37


KEPELABUHANAN 2019
4.1.2.2 DataArus Barang (Bongkar-Muat) Peti Kemas Pelabuhan Peti Kemas

Kariangau

Tabel 4.2 Data Arus Barang Peti Kemas

BONGKAR
BONGKAR MUAT
No Tahun MUAT

TEUS TEUS TEUS


1 2013 76591 74135 150726
2 2014 92612 87730 180342
3 2015 105680 110228 215908
4 2016 119009 124241 243250
5 2017 133644 139661 273305

Dari tabel diatas data arus peti kemas (bongkar dan muat) kapal yang saya ambil

mulai dari tahun 2013 sampai 2017 mengalami peningkatan di setiap tahunnya, mengikuti

alur perdagangan yang terus meningkat.

4.1.2.3 Data Hinterland dan Potensi Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan

Perkembangan dan pertumbuhan suatu pelabuhan sangat ditentukan oleh luas wilayah

layanannya. Dengan mengetahui wilayah layanan maka jumlah keluar masuknya barang

melalui pelabuhan tersebut dapat diketahui.

hinterland adalah daerah belakang (daerah sekitar) yang terhubung, serta dapat

dilayani oleh suatu pelabuhan dan beserta fasilitasnya. Ukuran dan luas hinterland bervariasi

mulai dari daerah kecil dan kota, dan negara-negara. Ukuran kepentingan ekonomi dan

hinterland pelabuhan diantaranya :

a) Gross Domestic Product (GDP).

b) Populasi dan angkatan kerja.

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 38


KEPELABUHANAN 2019
c) Luas dan karakter fisik.

d) Struktur perdagangan

e) Dan lain-lain

Daerah hinterland untuk Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan adalah

kabupaten paser, kabupaten kutai kartanegara, kabupaten berau, kabupaten kutai barat,

kabupaten kutai timur, kabupaten panajam paser utara, kabupaten Mahakam ulu, kabupaten

bulungan, kabupaten malinau, kabupaten nunukan, kota tarakan, kota samarinda, kota

bontang.

Potensi Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan dipilih data jumlah penduduk dan

PDRB dari tahun 2013-2017 yang dapat mempengaruhi arus barang dan kunjungan kapal.

Petumbuhan untuk jumlah penduduk dan PDRB dari tahun 2013-2017 mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.3 Data Hinterland Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan

Call Kapal Penduduk PDRB


Tahun
Unit Orang Rp
2013 500 594322 367587875
2014 421 605096 382356338
2015 200 615574 440647702,8
2016 398 625968 438977044,5
2017 357 636012 508405660

4.2. Analisis Data

4.2.1 Peramalan Call Kapal Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan

4.2.1.1 Peramlan dengan Metode Regresi Berganda

Data call kapal yang dimiliki diregresi dan korelasi dimana :

 Hinterland

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 39


KEPELABUHANAN 2019
 Iterasi 1

Tabel 4.4 Data Iterasi 1 Call Kapal dan Hinterland

Y X1 X2
Tahun Call Kapal Penduduk PDRB
Unit Orang Rp
2013 500 594322 367587875,0
2014 421 605096 382356338,0
2015 200 615574 440647702,8
2016 398 625968 438977044,5
2017 357 636012 508405660,0

REGRESI I
SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0,561158869
R Square 0,314899277
Adjusted R Square -0,370201447
Standard Error 129,8457459
Observations 5

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 2 15498,96452 7749,482259 0,459639387 0,685100723
Residual 2 33719,83548 16859,91774
Total 4 49218,8

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0%Upper 95,0%
Intercept -1356,070712 6628,978852 -0,20456706 0,856839228 -29878,26467 27166,12324 -29878,3 27166,12
X Variable 1 0,004403399 0,013359173 0,329616098 0,77301012 -0,053076485 0,061883282 -0,05308 0,061883
X Variable 2 -2,28851E-06 3,94305E-06 -0,580391944 0,620330675 -1,92541E-05 1,4677E-05 -1,9E-05 1,47E-05

KORELASI I
Y X1 X2
Y 1
X1 -0,446664908 1
X2 -0,526955677 0,955558655 1

 Iterasi 2

Tabel 4.5 Data Iterasi 2 Call Kapal dan Hinterland

Y X2
Tahun Call Kapal PDRB
Unit Rp
2013 500 367587875,0
2014 421 382356338,0
2015 200 440647702,8
2016 398 438977044,5
2017 357 508405660,0

4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
0
KEPELABUHANAN 2019

REGRESI II
SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
Multiple R 0,526955677
R Square 0,277682286
Adjusted R Square 0,036909714
Standard Error 108,860172
Observations 5

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 13667,18888 13667,18888 1,153297005 0,361552886
Residual 3 35551,61112 11850,53704
Total 4 49218,8

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 822,7125781 419,5449017 1,960964308 0,144715985 -512,4665444 2157,891701 -512,4665444 2157,892
X Variable 1 -1,04658E-06 9,74546E-07 -1,073916666 0,361552886 -4,14802E-06 2,05486E-06 -4,14802E-06 2,05E-06

KORELASI II
Y X2
Y 1
X2 -0,526955677 1

 Kesimpulan

Tabel 4.6 Kesimpulan Regresi Berganda


KESIMPULAN Tanda yang diharapkan ITERASI I ITERASI II
Intercept +/- -1356,070712 822,7125781
X1 + 0,004403399
X2 + -2,28851E-06 -1,04658E-06
R^2 0,314899277 0,277682286

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 41


KEPELABUHANAN 2019
Hasil Peramalan Call Kapal

Tabel 4.7 Hasil Peramalan Call Kapal


Y X1 X2
No Tahun Call Kapal Penduduk PDRB
Unit Orang Rp
1 2013 500 594322 367587875,0
2 2014 421 605096 382356338,0
3 2015 200 615574 440647702,8
4 2016 398 625968 438977044,5
5 2017 357 636012 508405660,0
6 2018 289 647504 481055416,6
7 2019 268 658605 520444094,3
8 2020 249 669897 563057905,6
9 2021 232 681383 609160923,3
10 2022 215 693066 659038842,7
11 2023 200 704948 713000751,7
12 2024 186 717035 771381046,1
13 2025 173 729329 834541502,0
14 2026 161 741833 902873517,7
15 2027 150 754552 976800539,1
16 2028 139 767489 1056780683,4
17 2029 129 780648 1143309578,7
18 2030 120 794033 1236923434,9
19 2031 112 807647 1338202366,4
20 2032 104 821494 1447773987,3
21 2033 97 835579 1566317300,8
22 2034 90 849905 1694566906,3
23 2035 83 864477 1833317552,3
24 2036 78 879299 1983429060,8
25 2037 72 894374 2145831656,0

4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
2
KEPELABUHANAN 2019

PENDUDUK
640000
584715.091292144
f(x) = 10425.2 exp( 0.0169504470570427 x )
x + 584118.8
630000 0.999489482828237
R² = 0.999840079746288

620000
PENDUDUK
610000 Exponential (PENDUDUK)
Linear (PENDUDUK)
600000

590000

580000

570000
1 2 3 4 5

PDRB
600000000.0

500000000.0
335438617.272982x exp(
f(x) = 33825627.644834 0.0786728658405835 x )
+ 326118041.116332
R² = 0.927900458708438
0.916975942487972 PDRB
400000000.0
Exponential (PDRB)
Exponential (PDRB)
300000000.0
Linear (PDRB)

200000000.0

100000000.0

0.0
1 2 3 4 5

Metode yang digunakan untuk mencari Call Kapal, penduduk dan PDRB ialah metode
peramalan dimana metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang
terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan di masa lalu. Peramalan merupakan
suatu alat bantu yang penting pada perencanaan yang efektif dan efisien. Peramalan juga
sangat penting dalam pengambilan suatu keputusan.

Melihat tabel hasil peramalan diatas, terdapat penurunan Call kapal pada pelabuhan
peti kemas Kariangau balikpapan, sedangkan Penduduk mengalami peningkatan yang
signifikan, adapun PDRB yang mengalami pendapatan yang naik dan turun.

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 43


KEPELABUHANAN 2019
4.2.2 Perhitungan BOR ( Berth Occupancy Ratio )

BOR adalah perbandingan antara jumlah waktu pemakaian tiap dermaga yang tersedia
dengan jumlah waktu siap operasi selama satu periode (bulan/tahun) yang dinyatakan dalam
persentase.

Keterangan :

Faktor keamanan yang diambil = 15 m

Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari

Jumlah Kunjungan Kapal tahun 2018 = 289 unit

Jumlah Kunjungan Kapal tahun 2037 = 72 unit

Waktu Bertambat = 40 Jam

Panjang Dermaga = 270 meter

Waktu Tersedia = 24 x 365 = 8760 Jam

Panjang Kapal = 97,5 meter

Space antar kapal = 5 meter

Spase antara kapal denga dermaga = 25 meter

BOR Standar = 65%

Jumlah kunjungan kapaltahun 2018 x panjang kapal x waktu bertambat


BOR = x 100%
Panjang Dermaga x waktu tersedia( jam)

289 x 97,5 x 5 x 40
= 270 x 8760 =0,50%

4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
4
KEPELABUHANAN 2019
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh BOR untuk tahun 2018-2037

Tabel 4.11 Dari Hasil Perhitungan BOR untuk Tahun 2018-2037

No Tahun Call Kapal BOR (%) Pemakaian Dermaga


1 2013 500 86,67 360,03
2 2014 421 72,98 303,14
3 2015 200 34,67 144,01
4 2016 398 68,99 286,58
5 2017 357 61,88 257,06
6 2018 289 50,02 207,78
7 2019 268 46,50 193,15
8 2020 249 43,23 179,56
9 2021 232 40,18 166,92
10 2022 215 37,35 155,17
11 2023 200 34,72 144,24
12 2024 186 32,28 134,09
13 2025 173 30,01 124,65
14 2026 161 27,90 115,87
15 2027 150 25,93 107,72
16 2028 139 24,11 100,13
17 2029 129 22,41 93,08
18 2030 120 20,83 86,53
19 2031 112 19,36 80,44
20 2032 104 18,00 74,78
21 2033 97 16,73 69,51
22 2034 90 15,56 64,62
23 2035 83 14,46 60,07
24 2036 78 13,44 55,84
25 2037 72 12,50 51,91

Berdasarkan Dirjen Perla Sea Transport Study bahwa BOR standar adalah 65%. Berdasarkan

hasil perhitungan diatas nilai BOR Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan memenuhi

standar kinerja operasional pelabuhan yang ditentukan sehingga tidak diperlukan adanya

penambahan dermaga.

4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
5
KEPELABUHANAN 2019
4.2.3 Peramalan Bongkar Muat Peti Kemas Kariangau Balikpapan

4.2.3.1 Peramalan dengan menggunakan Metode Peramalan

Hasil Peramalan Bongkar Muat Peti Kemas

Tabel 4.16 Hasil Peramalan Bongkar Muat Peti Kemas

BONGKAR
Penduduk PDRB
No Tahun MUAT
TEUS Orang Rp
1 2013 150726 3275844 367587875
2 2014 180342 3351432 382356338
3 2015 215908 3426638 440647703
4 2016 243250 3501232 438977045
5 2017 273305 3595391 508405660
6 2018 325227 3443927 481055417
7 2019 377444 3524055 520444094
8 2020 438046 3606047 563057906
9 2021 508377 3689948 609160923
10 2022 590000 3775800 659038843
11 2023 684729 3863650 713000752
12 2024 794667 3953544 771381046
13 2025 922256 4045529 834541502
14 2026 1070331 4139654 902873518
15 2027 1242180 4235970 976800539
16 2028 1441621 4334526 1056780683
17 2029 1673083 4435376 1143309579
18 2030 1941708 4538571 1236923435
19 2031 2253463 4644168 1338202366
20 2032 2615272 4752222 1447773987
21 2033 3035172 4862790 1566317301
22 2034 3522490 4975930 1694566906
23 2035 4088050 5091703 1833317552
24 2036 4744414 5210169 1983429061
25 2037 5506163 5331392 2145831656

4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
6
KEPELABUHANAN 2019

Penduduk
3700000

3600000
f(x) = 3199829.69562319 exp( 0.0229881784885531 x )
R² = 0.998691656147808
3500000
penduduk
3400000 Exponential (penduduk)

3300000

3200000

3100000
1 2 3 4 5

PDRB
600000000

500000000
f(x) = 335438617.272982 exp( 0.0786728658405835 x )
R² = 0.927900458708438
400000000
PDRB
Exponential (PDRB)
300000000

200000000

100000000

0
1 2 3 4 5

BONGKAR MUAT
300000

f(x) = 133103.173790597 exp( 0.14894842103484 x )


250000 R² = 0.988018540835416

200000 BONGKAR MUAT


Exponential (BONGKAR
150000 MUAT)

100000

50000

0
1 2 3 4 5

4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
7
KEPELABUHANAN 2019
4.3. Perhitungan Kebutuhan Luas Lapangan Penumpukan / CY

Luas Lapangan Penumpukan (CY) = 600000 m2

Luas Efektif = 60% x Luas CY

= 360000 m2

Luas 1 box peti kemas 20 ft = 15 m2

Jumlah Tumpukan / tier = 3 box

Kapasitas CY = 72000 teus

Dwelling Time = 3 hari

= 72 jam

YOR Optimal = 65 %

Waktu tersedia = 365 hari/ 72 jam x 24 jam

= 2920 jam

Luas efektif merupakan 60 % dari total luas container yard (CY) / lapangan
penumpukan yang tersedia. Hal ini dikarenakan tidak semua lahan/lapangan penumpukan
digunakan untuk menumpuk peti kemas, melainkan harus tersedia akses keluar masuknya
truk kontainer atau alat angkat untuk memudahkan mobilisasi atau pengaturan peti kemas
yang keluar masuk di pelabuhan.

Arus peti kemas di pelabuhan kariangau mengalami peningkatan.Untuk mengetahui


kesesuaian antara kapasitas CY yang dibutuhkan dan yang tersedia di Pelabuhan Peti kemas
Kariangau Balikpapan pada tahun 2018 hingga 2037 maka digunakan rumus untuk mencari
persentasi nilai YOR :

Jumlah Peti Kema s x Dwelling Time


YOR (2018) = x 100 %
kapasitas CY x waktu tersedia ( jam)

Jumlah Peti Kemas x Dwelling Time


Kapasitas CY (2018) = YOR Standar x waktu tersedia ( jam)

305128 x 72 jam
= 10,4 % x 2920 jam

4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
8
KEPELABUHANAN 2019
= 11574,92 m2

Luas Efektif
Luas Total =
60 %

= 19291,55 m2

Tabel 4.11. Perhitungan YOR Pada Lapangan Penumpukan Di Pelabuhan Peti Kemas
Kariangau Balikpapan.

Jumlah Kapasitas
Kapasitas
No Tahun Peti tersedia / YOR (%) Luas CY (m2)
CY (teus)
Kemas tahun
1 2013 150726 72000 2920000 5,2 9529,57
2 2014 180342 72000 2920000 6,2 11402,02
3 2015 215908 72000 2920000 7,4 13650,66
4 2016 243250 72000 2920000 8,3 15379,35
5 2017 273305 72000 2920000 9,4 17279,56
6 2018 305128 72000 2920000 10,4 19291,55
7 2019 335935 72000 2920000 11,5 21239,30
8 2020 366742 72000 2920000 12,6 23187,06
9 2021 397549 72000 2920000 13,6 25134,82
10 2022 428356 72000 2920000 14,7 27082,57
11 2023 459163 72000 2920000 15,7 29030,33
12 2024 489970 72000 2920000 16,8 30978,08
13 2025 520777 72000 2920000 17,8 32925,84
14 2026 551584 72000 2920000 18,9 34873,59
15 2027 582391 72000 2920000 19,9 36821,35
16 2028 613198 72000 2920000 21,0 38769,10
17 2029 644005 72000 2920000 22,1 40716,86
18 2030 674812 72000 2920000 23,1 42664,62
19 2031 705619 72000 2920000 24,2 44612,37
20 2032 736426 72000 2920000 25,2 46560,13
21 2033 767233 72000 2920000 26,3 48507,88
22 2034 798040 72000 2920000 27,3 50455,64
23 2035 828847 72000 2920000 28,4 52403,39
24 2036 859654 72000 2920000 29,4 54351,15
25 2037 890461 72000 2920000 30,5 56298,90

4
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
9
KEPELABUHANAN 2019
Dari tabel diatas memperlihatkan peningkatan arus peti kemas di pelabuhan Peti
kemas Kariangau terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Walaupun begitu seiring
bertambahnya jumlah peti kemas setiap tahunnya dari tahun 2018-2037 lapangan
penumpukan atau luas lahan yang disiapkan masih dapat menampung peningkatan
petikemas. Lapangan penumpukan seluas 600000 m2 dengan luas efektif seluas 360000 m2.

Nilai YOR Standar ialah 65 %. Dari tabel diatas dapat kita lihat tidak terdapat nilai
YOR yang melebihi 65 % dan ini mempelihatkan bahwa tidak perlu dilakukan penambahan
luas lapangan penumpukan sampai dengan tahun 2037 dan luas lapangan yang digunakan
ialah 33779,32 m2 pada tahun 2037.

5
ANDI MAHIRA MH – D311 16 506
0
KEPELABUHANAN 2019
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Daerah Hinterland Pelabuhan Peti Kemas Kariangau, Balikpapan ialah kabupaten

paser, kabupaten kutai kartanegara, kabupaten berau, kabupaten kutai barat,

kabupaten kutai timur, kabupaten panajam paser utara, kabupaten Mahakam ulu,

kabupaten bulungan, kabupaten malinau, kabupaten nunukan, kota tarakan, kota

samarinda, kota bontang.

2. Hasil Peramalan

 Call Kapal :

Jangka Pendek (2018) = 268 unit

Jangka Menengah (2017) = 150 unit

Jangka Panjang(2018) = 72 unit

 Arus Bongkar Muat Peti Kemas

Jangka Pendek (2018) = 32557 TEUS

Jangka Menengah (2027) = 1242180 TEUS

Jangka Panjang (2037) = 5506163 TEUS

Berdasarkan data call kapal dari tahun ke tahun mengalami penurunan

sedangkan jumlah arus bongkar muat peti kemas mengalami peningkatan,

dapat diasumsikan ukuran kapasitas kapal yang berkunjung di pelabuhan

semakin meningkat.

3. BOR (Berth Occupancy Ratio) adalah perbandingan antara jumlah waktu

pemakaian tiap dermaga yang tersedia dengan jumlah waktu siap operasi selama

satu periode (bulan/tahun) yang dinyatakan dalam persentase.

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 51


KEPELABUHANAN 2019
Dari hasil perhitungan BOR (Berth Occupancy Ratio) ada 3 jangka waktu yang

dapat diketahui:

1. Untuk Jangka Pendek (2018) BOR yang didapatkan sebesar 50,02% dengan

luas pemakaian dermaga ialah 207,78 m.

2. Untuk Jangka Menengah (2027) BOR yang didapatkan sebesar 25,93%

dengan luas pemakaian dermaga 107,72 m.

3. Untuk Jangka Panjang (2037) BOR yang didapatkan sebesar 12,50% dengan

luas pemakaian dermaga 51,91 m2.

Berdasarkan Dirjen Perla Sea Transport Study bahwa BOR standar adalah 65%.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas nilai BOR Pelabuhan Peti Kemas Kariangau

Balikpapan memenuhi standar kinerja yang ditentukan dengan Panjang dermaga 270

m sehingga tidak diperlukan adanya penambahan dermaga.

4. YOR (Yard Occupancy Ratio) merupakan perbandingan antara jumlah pengguna

ruang penumpukan dengan ruang penumpukan yang tersedia yang dihitung dalam

satuan teus hari atau satuan m2 hari dan dinyatakan dalam persen (%).

Dari hasil perhitungan YOR (Yard Occupancy Ratio) ada 3 jangka waktu yang

didapatkan:

1. Untuk Jangka Pendek (2018) YOR yang didapatkan sebesar 10,4% dengan

Kapasitas Container Yard yang digunakan ialah 16204,9 m2.

2. Untuk Jangka Menengah (2027) YOR yang didapatkan sebesar 19,9% dengan

Kapasitas Container Yard yang digunakan ialah 30929,93 m2.

3. Untuk Jangka Panjang (2037) YOR yang didapatkan sebesar 30,5% dengan

Kapasitas Container Yard yang digunakan ialah 47291,08 m2.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, memperlihatkan peningkatan peti kemas di

pelabuhan Peti kemas Kariangau terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya.


ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 52
KEPELABUHANAN 2019
Walaupun begitu seiring bertambahnya jumlah peti kemas setiap tahunnya dari tahun

2018-2037 lapangan penumpukan atau luas lahan yang disiapkan masih dapat

menampung peningkatan petikemas. Diketahui Luas Container Yard Pelabuhan Peti

Kemas Kariangau Balikpapan adalah 600000 m2 dan luas efektif 360000 m2 dengan

Kapasitas Container Yard 72000 Teus.

5.2. SARAN

Saran kepada pembaca/mahasiswa yang nantinya akan mengerjakan tugas

Kepelabuhanan agar memperbanyak literature yang dibaca agar tidak kebingungan dalam

menentukan rumus-rumus yang digunakan. Diharapkan memperoleh data dari sumber-

sumber yang terpercaya, selain menggunakan beberapa referensi juga diperlukan ketekunan

dan ketelitian dalam mengerjakan tugas kepelabuhanan juga memperbanyak konsultasi

dengan dosen pembimbing.

ANDI MAHIRA MH – D311 16 506 53

Anda mungkin juga menyukai