BAB 2
PEMAHAMAN TERHADAP
PELABUHAN PARIWISATA
Bab ini menyajikan hal-hal mengenai landasan teori mengenai pelabuhan,
pariwisata, fasilitas pelabuhan, jenis Pelabuhan, tinjauan fasilitas pada pelabuhan,
kajian terhadap fasilitas sejenis, kondisi wilayah perencanaan, kekuatan,
kelemahan, peluang, dan masalah pada wilayah perencanaan, serta pemahaman
terhadap Peabuhan Pariwisata di Sanur. Nantinya hal tersbut digunakan sebagai
bahan acuan sekaligus pertimbangan dalam perencanaan dan perancangan
Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur.
i. Car terminal
j. Terminal multipurpose
k. Terminal daratan (dryport)
l. Fasilitas penampungan dan pengolahan limbah
m. Fasilitas bunker
n. Fasilitas pemadam kebakaran
o. Fasilitas gudang untuk Barang Berbahaya dan Beracun (B3)
p. Fasilitas pemeliharan dan perbaikan peralatan fasilitas pelabuhan dan Sarana
Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
q. Fasilitas pokok lain sesuai dengan perkembangan teknologi
Untuk fasilitas yang terdapat pada perairan juga terbagi menjadi dua.
Berdasarkan Adnyana dan Ngakan Ketut Acwin Dwijendra (2012 : 6) fasilitas-
fasilitas tersebut antara lain:
a. Fasilitas Pokok:
Alur Pelayaran
b. Fasilitas Penunjang:
Untuk klasifikasi yang lebih luas lagi, Kepmen Pehubungan No. KM.53
Tahun 2002) menyebutkan jenis dari pelabuhan berdasarkan beberapa klasifikasi
antara lain:
a. Menurut Konstruksinya:
Pelabuhan Alam
Pelabuhan Semi Alam
Pelabuhan Buatan
b. Menurut Fungsinya:
Pelabuhan Umum
Pelabuhan Khusus
c. Menurut Pelayannya:
Pelabuhan Dagang
Pelabuhan Militer
Pelabuhan Ikan
Pelabuhan Minyak
Pelabuhan Industri
Pelabuhan Wisata
Pelabuhan Untuk Menghindari Gangguan Alam
d. Menurut Kegiatan Pelayarannya:
Pelabuhan Samudra
Pelabuhan Nusantara
Pelabuhan Pelayaran Rakyat
e. Menurut Perdagangan ke Luar Negeri:
Pelabuhan Ekspor
Pelabuhan Impor
f. Menurut Jenis Pungutan Jasa:
Pelabuhan yang Diuasahakan
Pelabuhan yang Tidak Diusahakan
Pelabuhan Otonom
Pelabuhan Bebas
g. Menurut Wilayah Pengawasan Bea Cukai:
Custom Por
Free Port
h. Menurut Perannya:
Transito
Ferry
Turning Area
Merupakan area yang berada ditengah-tengah kolam pelabuhan berfungsi
sebagai area maneuver berbelok dari kapal. Diameter area ini minimal 4
kali panjang kapal untuk manuver tanpa tugboat (kapal penarik) dan 2
kali panjang kapal untuk manuver dengan tugboat. Apabila
menggunakan kapal yang beroperasi propeller atau rudder, diameter ini
dapat berkurang menjadi 1.5 kali panjang kapal.
Stopping Distance
Merupakan jarak sebuah kapal berhenti total dari kondisi berjalan.
Perhitungan kasar dari jarak ini adalah 3-8 kali dari panjang kapal
tergantung berat serta muatan kapal. Untuk jarak berhenti dari sebuah
kapal masuk dari entrance yang terekspos kondisi cuaca, jarak henti
kapal adalah sejauh jarak dari entrance menuju titik turning area.
Berthing Area
Merupakan area parkir atau tambat kapal. Perencanaan area ini
menyesuaikan dengan jenis kapal yang akan beroperasi. Untuk parkir
kapal-kapal boat pariwisata, dimensi dari area parkir kapal dapat dilihat
pada Gambar 2.7.
Ket:
1 : Entrannce
2 : Turningg Area
3 : Stoppinng Distancee
4 : Berthinng Area
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 14
N PARIWISATA
Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur
b. Breakwater
Menurut Thoresen (2003 : 521) breakwater merupakan gundukan puing-
puing atau struktur beton yang melindungi area pelabuhan dari arus
gelombang ombak. Triatmodjo (2008 : 128) menjelaskan pertimbangan dari
pemilihan tipe breakwater. Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:
Ketersediaan material di atau dekat lokasi pekerjaan.
Kondisi dasar laut.
Kedalaman air, fungsi pelabuhan.
Ketersediaan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan.
Breakwater memiliki beberapa klasifikasi serta jenis-jenis yang dapat
digunakan dengan mempertimbangkan elemen-elemen yang disebutkan
diatas. Berdasarkan Bugler (1994 : 47) secara umum terdapat dua jenis
breakwater antara lain:
Fixed Breakwater, merupakan breakwater tetap dan solid serta
berhubungan langsung dengan tanah.. Tipe ini mampu menahan
gelombang dengan kekuatan yang besar.
Floating Breakwater, merupakan breakwater yang mengapung dimana
breakwater tipe ini ditahan oleh rantai. Tipe ini hanya mampu menahan
gelombang dengan kekuatan yang kecil.
Mandi (2015 : 234) menjelaskan lebih mendetail mengenai jenis-jenis dari
breakwater ini dibagi kedalam beberapa kategori, antara lain:
Berdasarkan Bentuk Konstruksi
Pemecah gelombang sisi miring, tipe ini menggunakan bentuk
miring pada kedua sisinya.
Pemecah gelombang tegak, pemecah vertical mempunyai dinding
vertikal dengan tinggi yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk
refleksi gelombang. Disisi dalam dari pemecah gelombang dapat
digunakan untuk bersandarnya kapal-kapal.
Pemecah gelombang campuran (bentuk gabungan), merupakan
pemecah gelombang dengan menggabungkan kedua bentuk yang
telah disebutkan sebelumnya (miring dan tegak). Dalam tipe ini
terbagi lagi menjadi dua yaitu vertical composite breakwater yang
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 16
N PARIWISATA
P
Pelabuhan Pariwisatta di Pantaai Mataharri Terbit Sanur
S
Berdasarkan
B n Bahan Banngunan yangg Digunakaan
Tumpukkan batu alaam (natural rocks)
Blok betton (concreete block)
Gabungan antara baatuan alam dan blok beeton
Batu buuatan dari beeton dengann bentuk khhusus (tetrappod, quadraapod,
hexapodd, Tribar)
Berdasarkan
B n Letak Konnstruksi
Attachedd / shore co
onnected breeakwaters
Detacheed / off shorre breakwatters
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 17
N PARIWISATA
P
Pelabuhan Pariwisatta di Pantaai Mataharri Terbit Sanur
S
a. Derm
maga
Seperrti yang telaah dijelaskan
n sebelumnnya, dermagga merupakaan area tam
mbatan
kapal sekaligus dapat
d menjaadi area paarkir atau saandar kapal. Selain meenjadi
area tambatan kapal,
k derm
maga ini menjadi
m saarana untuk
k penaikann dan
penurrunan penuumpang serrta barang. Menurut Triatmodjo
o (2008 : 157)
dermaaga memilikki dua jenis yaitu
Wharf
W atau quay meruupakan jeniis dermaga yang sejajjar dengan garis
pantai
p dimaana selain menjadi tempat bersaandarnya kapal
k juga dapat
berfungsi
b sebbagai dindinng penahann tanah dibellakangnya.
Jetty
J atau piier atau jem
mbatan merrupakan jen
nis dermagaa yang mennjorok
kedalam
k lautt atau tegakk lurus denggan garis pan
ntai.
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 18
N PARIWISATA
P
Pelabuhan Pariwisatta di Pantaai Mataharri Terbit Sanur
S
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 19
N PARIWISATA
Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur
Lebih detail lagi, menurut Maine State Planning Office (1997 : 13), ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah dermaga,
antara lain:
Ukuran dan Bentuk
Bagaimana sebuah dermaga harus menyesuaikan bentuk yang
mengurangi dampak benturan gaya-gaya yang terjadi baik itu berupa
gaya ombak atau angin, menyesuaikan tinggi dermaga dengan pasang
surut air laut, serta menyesuaikan fungsi yang terjadi di dermaga baik
berupa jalur lalu lalang penumpang, barang, kendaraan, dan minyak.
Desain
Bagaimana kondisi alam yang ada pada lokasi menjadi pertimbangan
dalam pemilihan jenis dermaga, bagaimana dapat menambah berat
dermaga agar tidak mudah tersapu ombak dan angin (sistem platform
atau sistem chain and turnbuckle), pertimbangan area terbuka dibawah
dermaga sebagai area maintenance serta inspeksi struktur, tambatan atau
pijakan dari struktur dermaga itu sendiri dengan memperhatikan kondisi
tanah, kekuatan struktur dermaga baik menggunakan tiang ataupun
dinding penahan yang ditambahkan struktur kuda-kuda, serta decking
dari dermaga yang harus diberi rongga agar air tidak menggenang di
dermaga.
Material
Sebuah dermaga dapat dibangun menggunakan material-material seperti
kayu, besi, aluminium, dan beton.
b. Term
minal Penum
mpang
Permeenhub Repuublik Indonnesia Nomorr PM 37 Taahun 2015 Tentang Standar
Pelayanan Penum gkutan Lautt menjelaskan tentang jenis pelayyanan,
mpang Ang
uraiann, indikator, serta tolakk ukur fasiliitas-fasilitass yang terdaapat pada seebuah
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 21
N PARIWISATA
Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur
petunjuk arah
angkutan lanjutan
5 Fasilitas Fasilitas yang Jumlah Mempunyai tempat dan 1
Layanan disediakan untuk (satu) meja kerja, dan 1
Penumpang memberikan (satu) orang petugas yang
informasi perjalanan memiliki kecakapan
kapal dan layanan Bahasa Inggris
pengaduan
6 Fasilitas Memberikan Aksesibilitas Tersedia tangga
Kemudahan kemudahan bagi embarkasi/debarkasi
Naik/Turun penumpang untuk beratap
Penumpang naik ke kapal dan
turun dari kapal
7 Tempat Parkir Tempat untuk parkir 1. Luas 1. Luas temat parkir
kendaraan baik roda 2. Sirkulasi disesuaikan dengan
4 (empat) dan roda 2 lahan yang tersedia
(dua) 2. Sirkulasi kendaraan
masuk, keluar, dan
parkir lancar
c. Pengolahan Limbah
Berdasarkan PermenLH Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Pengolahan Limbah
di Pelabuhan, limbah merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan. Lebih lanjut
lagi dijelaskan bahwa fasilitas pengolahan limbah merupakan fasilitas
reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemnfaatan, pengolahan
dan penimbunan limbah di pelabuhan yang berasal dari kegiatan operasional
kapal maupun kegiatan penunjang di pelabuhan.
Didalam pelabuhan, menurut Hero (2014) secara umum terdapat dua jenis
limbah, yaitu limbah yang berasal dari fasilitas-fasilitas penunjang pelabuhan
(kamar mandi, kantin, dapur, dsb) serta limbah yang berasal dari kapal
beserta aktifitasnya. Lebih lanjut, Hero (2014 : 14) menjelaskan bahwa secara
umum, terdapat tiga limbah yang dihasilkan oleh sebuah bangunan maupun
kapal kapal yaitu:
Black Water, limbah berupa kotoran yang dihasilkan oleh mahluk hidup
(manusia).
Grey Water, limbah yang berasal sisa-sisa penggunaan air (drainase, sink,
kamar mandi, cuci kapal dan mesin)/
Ballast Water, air yang digunakan untuk menstabilkan kapal (umumnya
kapal besar seperti tanker). Ballast water umumnya diambil dari perairan
di suatu daerah dan dibuang pada pelabuhan yang dituju.
Untuk penanggulangan dari pencemaran air laut telah diatur oleh Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 Tentang
Perlindungan Maritim, bahwa setiap kapal atau kegiatan pelabuhan wajib
memiliki peralatan dan alat paling sedikit terdiri dari:
Alat pelokalisir (oil boom)
Alat penghisap (skimmer)
kondisi fisik, keberadaan kapal serta peralatan pada pelabuhan perlu dimanajemen
dan dijual kepada wisatawan.
Pelabuhan yang menjadikan wisata atau kesenangan sebagai sasaran utama
umunya dapat didefinisikan sebagai Marina sesuai dengan Cambridge Dictionary
Online (Diakses pada tanggal 19 Desember 2017) yang mendefinisikan marina
sebagai pelabuhan kecil yang lebih condong digunakan untuk kegiatan
kesenangan ketimbang perdagangan dimana memiliki atau dekat dengan fasilitas
pendukung seperti hotel, restoran, bar, dan fasilitas-fasilitas sejenis lainnya.
Sisi Darat
Ruang Tunggu, yang diletakkan pada dermaga-dermaga yang melayani
perjalanan pariwisata (Dermaga 15 hingga 17). Apabila ada kapal
pariwisata yang parkir diluar dermaga tersebut, maka penumpang
menunggu di area sekitaran dermaga yang dimaksud. Kapasitas 50
tempat duduk (seluruh ruang tunggu)
Kantin dan Warung
Jalur Pedestrian dengan lebar 1.2 m dengan area hijau di kedua sisi
dengan lebar pot tanaman 40 cm
Jalur Kendaraan 2 arah dengan lebar tiap jalur 5 m dan pot tanaman lebar
4 m berada diantaranya
Parkir disepanjang jalan dengan lebar 6 m dan area parkir dengan luas
lahan 192 m2 yang menampung 30 mobil.
Loket Tiket, terdapat dua titik loket yaitu pada dermaga 1 dan dermaga
17. Loket pada dermaga 1 lebih dikhususkan bagi warga Kepulauan
Seribu yang ingin menyebrang (lokal) dan pada dermaga 17 lebih
ditujukan untuk wisatawan.
Kamar Mandi terdapat pada tiga titik yaitu dermaga 1 (loket), dermaga
17 (loket), dan area dermaga 19 – 21.
Kantor Pengelola 1 (satu) unit
Kantor Syahbandar 1 (satu) unit
Kantor Dinas Pehubungan 1 (satu) unit
Derm
maga Marinna Ancol berada
b di perairan
p yan
ng memilik
ki kekuatann arus
gelombangg dan angin cukup reendah sehinngga pada utara
u kolam
m yaitu entrrance
kolam pelabuhan tiddak diberikkan pemecaah gelombaang. Dari enctrance
e k
kolam
pelabuhann hingga bagian selatann kolam pelabuhan dap
pat dialiri air
a langsungg dari
perairan laaut.
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 31
N PARIWISATA
P
Pelabuhan Pariwisatta di Pantaai Mataharri Terbit Sanur
S
Gam
mbar 2.15: Area
A Bongkaar Muat Kappal Barang
Sumber : Observasi, 18
1 Oktober 2017
2
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 32
N PARIWISATA
P
Pelabuhan Pariwisatta di Pantaai Mataharri Terbit Sanur
S
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 33
N PARIWISATA
P
Pelabuhan Pariwisatta di Pantaai Mataharri Terbit Sanur
S
Untuk
k jam operaasional dari dermaga inni dimulai daari pukul 077.00 WIB hingga
pukul 17..00 WIB dengan
d frek
kuensi kapaal yang menyebrang
m tergantungg dari
jumlah wiisatwan yanng ingin meenyebrang (Wawancara
( a dengan Bapak
B Maheendra,
18 Oktobeer 2017, Jakkarta)
Untuk
k layout gloobal dari Deermaga Marrina Ancol dapat dilihaat pada Gam
mbar
2.21.
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 34
N PARIWISATA
P
Pelabuhan Pariwisatta di Pantaai Mataharri Terbit Sanur
S
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 35
N PARIWISATA
Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur
Pos
P pemerikksaan tiket, loket
l tiket kendaraan,
k d pos jagaa masing-m
dan maisng
masing 9 m2
1 (satu) unit dengan luaas masing-m
Toilet
T umum
m 1 (satu) unnti dengan luas
l 25 m2
Gudang
G 1 (saatu) unit deengan luas 100 m2
Tower
T air 1 (satu) unit dengan
d kapaasitas 50,466 m3
Sistem
S komuunikasi radiio VHF Marrine DSC
Tempat
T Sucii
Bangunan
B lain yang berfungsi untuk menunjang pengoperrasian
pelabuhan
p seecara umum
m
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 37
N PARIWISATA
P
Pelabuhan Pariwisatta di Pantaai Mataharri Terbit Sanur
S
: Area
A Putar Kapal
K
: Dermaga
D dann Area Parkkir Kapal
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 38
N PARIWISATA
Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur
Gammbar 2.26: In
nterior Salerrno Maritimme Terminall
S
Sumber : ww
ww.archdaily..com, diaksess pada tangggal 17 Oktobber 2017
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 40
N PARIWISATA
Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur
2.6.4 Kesimpulan
Berdasarkan ketiga studi banding tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
merancang sebuah pelabuhan ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu:
Aktivitas perairan, berupa kegiatan kapal, manuver kapal, bongkar muat
barang, naik turun penumpang, maintenance kapal, jalan kapal, dan
lainnya.
Aktivitas daratan, berupa kegiatan administrasi, pengawasan,
pengelolaan, penyediaan, pelayanan, transaksi penyewaan, dan lainnya.
Kondisi lingkungan / alam (baik daratan dan perairan), berupa kekuatan
angin dan ombak, struktur tanah, cuaca / iklim, dan lainnya.
Mengingat Seminar Tugas Akhir ini mengarah kepada perencanaan dan
perancangan arsitektur, selain pengelolaan dan organisasi ruang juga perlu
diperhatikan unsur estetika sehingga tidak hanya fungsional pelabuhan juga
memiliki nilai jual lebih di bidang estetika dan unsur tampilan.
b. Iklim
m
Berikut merupakan
m data-data mengenai
m k
kondisi ikliim yang teerdapat di Kota
Denpasar berdasarkaan Denpasaar Dalam Angka
A 20177 yang dapat disimak pada
Tabel 2.6 – Tabel 2.99.
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 42
N PARIWISATA
P
Pelabuhan Pariwisatta di Pantaai Mataharri Terbit Sanur
S
Sumber : Denpasar
D Daalam Angka, 2017
2
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 43
N PARIWISATA
Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur
Tabel 2.9: Angka Gelombang Pasang dan Surut Sanur dalam Satu Bulan
Tanggal Surut (m) Pukul Pasang (m) Pukul Kondisi
(WITA) (WITA) Bulan
1 0.4 02.14 1.3 08.14 92%
0.2 14.15 1.5 20.41
2 0.1 02.50 1.5 08.75 97%
0.1 14.49 1.8 09.11
3 -0.1 03.24 1.6 09.36 99%
0.0 15.21 2.0 21.43
4 -0.4 03.58 1.7 10.14 Purnama
-0.1 15.52 2.1 22.16
5 -0.5 04.33 1.7 10.50 96%
-0.2 16.24 2.2 22.51
6 -0.7 05.09 1.7 11.28 90%
-0.1 16.59 2.3 23.27
7 -0.7 05.47 1.6 12.07 82%
-0.1 17.34 - -
8 -0.6 06.28 2.2 00.03 72%
0.0 18.11 1.5 12.46
9 -0.4 07.10 2.1 00.42 61%
0.2 18.52 1.4 13.29
10 -0.2 07.58 1.9 01.23 50%
0.4 19.39 1.3 14.19
11 0.1 08.57 1.6 02.10 Last
0.6 20.50 1.2 15.28 Quarter
12 0.3 10.14 1.4 03.15 29%
0.7 23.04 1.2 17.13
13 0.4 11.48 1.2 05.13 20%
- - 1.3 18.48
14 0.5 01.07 1.2 07.09 12%
0.3 13.10 1.5 19.47
15 0.3 02.14 1.4 08.16 6%
0.3 14.06 1.7 20.30
16 0.1 02.57 1.5 09.04 2%
0.2 14.48 1.9 21.07
17 -0.1 03.33 1.5 09.44 0%
0.2 15.22 2.0 21.40
18 -0.2 04.05 1.6 10.19 Bulan Baru
0.1 15.53 2.1 22.12
19 -0.3 04.36 1.6 10.52 1%
0.1 16.23 2.1 22.42
20 -0.4 05.04 1.6 11.22 5%
0.2 16.50 2.1 29.10
21 -0.4 05.33 1.6 11.51 9%
0.2 17.17 2.0 23.36
22 -0.3 06.02 1.5 12.20 16%
0.3 17.43 - -
23 -0.2 06.31 2.0 00.03 23%
0.4 18.10 1.4 12.49
24 -0.1 07.01 1.9 00.29 32%
0.5 18.38 1.4 13.20
25 0.1 07.34 1.7 00.58 41%
0.6 19.11 1.3 13.58
26 0.2 08.14 1.6 01.29 51%
0.8 19.55 1.2 14.48
27 0.4 09.07 1.4 02.10 First
0.9 21.28 1.2 16.05 Quarter
28 0.5 10.24 1.2 03.23 71%
- - 1.3 17.49
29 0.8 00.11 1.2 05.33 80%
0.5 11.55 1.5 19.01
30 0.6 01.30 1.3 07.23 88%
0.5 13.05 1.7 19.49
Biru : Pasang Surut Tertinggi
Hijau : Pasang Surut Terendah
Sumber : TIDES application, 2017
c. Pembagian Wilayah
Sesuai dengan Perda Kota Denpasar Tahun 2011 Tentag Rencana Tata
Ruang dan Tata Wilayah Kota Denpasar 2011-2031, secara administratif Kota
Denpasar terbagi menjadi 4 wilayah kecamatan, 27 desa, dan 16 kelurahan antara
lain:
Wilayah Kecamatan Denpasar Utara dengan luas kurang lebih 3.112 Ha,
terdiri atas 8 desa dan 3 kelurahan terdiri atas: Desa Dangin Puri Kaja, Desa
Dangin Puri Kangin, Kelurahan Tonja, Desa Dangin Puri Kauh, Desa
Pemecutan Kaja, Kelurahan Ubung, Desa Ubung Kaja, Desa Dauh Puri Kaja,
Kelurahan Peguyangan, Desa Peguyangan Kaja dan Desa Peguyangan
Kangin.
Wilayah Kecamatan Denpasar Timur dengan luas kurang lebih 2.254 Ha,
terdiri atas 7 desa dan 4 kelurahan terdiri atas: Desa Dangin Puri Kelod, Desa
Sumerta Kelod, Kelurahan Kesiman, Desa Kesiman Petilan, Desa Kesiman
Kertalangu, Kelurahan Sumerta, Desa Sumerta Kaja, Desa Sumerta Kauh,
Kelurahan Dangin Puri, Kelurahan Penatih dan Desa Penatih Dangin Puri.
Wilayah Kecamatan Denpasar Selatan dengan luas kurang lebih 4.999 Ha,
terdiri atas 4 desa dan 6 kelurahan terdiri atas Desa Pemogan, Kelurahan
b. Sarana Kepariwisataan
Berdasarkan Denpasar Dalam Angka 2017, Kota Denpasar memiliki 33 hotel
berbintang dan 506 akomodasi peenginapan (losmen, hostel, dan-lainnya), 176
unit biro perjalanan umum, 30 cabang biro perjalanan umum, 471 unit bar, rumah
makan, dan restoran, 89 unit perusahaan angkutan wisata, 1 unit pusat informasi
kepariwisataan, dan 24 unit objek wisata. Perbadingan jumlah sarana
kepariwisataan di Kota Denpasar dapat dilihat pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12
2: Jumlah Saarana Keparriwisataan di
d Kota Den
npasar
Sumber : Denpasar
D Daalam Angka, 2017
2
c. Kun
njungan Wisatawan
W
Berdasark
kan arsip data
d Dinas Pariwisata Pemerintaahan Kota Denpasar 2017,
2
jumlah wiisatwan yanng berkunju
ung (baik lookal ataupuun mancaneegara) berjuumlah
625.431 jiiwa, ini merrupakan perrkembangann dari tahun
n-tahun sebelumnya diimana
ma wisatawan sejumlaah 580.450 jiwa,
pada tahuun 2015 Koota Denpasar menerim
2014 sejumlah 504.1130 jiwa, 20013 sejumlah480.124 jiwa, dan pada
p tahun 2012
sejumlah 423.539 jiiwa. Grafikk jumlah w
wisatawan yang berkuunjung ke Kota
Denpasar dapat dilihaat pada Gam
mbar 3.2.
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 47
N PARIWISATA
P
Pelabuhan Pariwisatta di Pantaai Mataharri Terbit Sanur
S
Gam
mbar 2.27: Jumlah
J Wissatawan yan ng Berkunjuung ke Kota Denpasar
S
Sumber : Arsip Dinas Parriwisata Pem
merintahan Kota
K Denpasaar, 2017
2.8 Poten
nsi dan Perrmasalahan
n Lokasi Peerencanaan
n
Dalam n, setiap lookasi yang akan di rencanakan
m proses perencanaan
p r pasti
memiliki potensi-potensi yangg ingin dikkembangkan
n serta dim
manfaatkann dan
permasalaahan yang harus dian
ntisipasi seerta dicarik
kan solusi penanganaannya.
Penentuann potensi daan permasaalahan yangg terdapat pada
p lokasi didapat melalui
pengamataan langsunng di lokassi, wawanccara dengann narasumbber terkait,, dan
pencarian data-data lainnya yaang menduukung prosses penentuuan potensii dan
permasalaahan pada lookasi.
Berdaasarkan annalisis dataa-data obsservasi, wawancara,
w dan dataa-data
pemerintaahan yang teerkait, poten
nsi yang terddapat antaraa lain:
1. Minat
M wisataawan yangg berkunjunng menuju Kota Denp
pasar dan Nusa
Peenida terus meningkat selama limaa tahun teraakhir.
2. Wilayah
W Sannur khususn
nya daerah pantai yangg sudah meenjadi salahh satu
deestinasi wissata di Kota Denpasar.
3. Suudah ada penyedia
p jassa penyebraangan menuuju Nusa Penida
P dan Nusa
Lembongan di
d Sanur. Dapat dilihatt pada Tabeel 2.13.
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 48
N PARIWISATA
Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur
Tabel 2.13: Penyedia Jasa Penyebrangan serta Spesifikasi Kapal yang Dimiliki
Gam
mbar 2.28: Kondisi
K Jalurr Sirkulasi dan
d Parkir Kendaraan
K pada
p Sanurr
Sum
mber : Obserrvasi Lapanggan, 23 Septeember 2017
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 51
N PARIWISATA
Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur
2.9.1 Pengertian
Pelabuuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur merupakan fasilitas
yang melayani kegiatan transportasi laut (tambat dan luncur kapal, naik turun
penumpang dan barang). Transportasi yang dilayani ini merupakan transportasi
yang mengakomodasi akses pariwisata dari Sanur menuju Nusa Penida dan Nusa
Lembongan.
Selain kegiatan transportasi laut (daerah perairan) pada Pelabuhan
Pariwisata juga akan memfasilitasi kegiatan-kegiatan darat yang menjadi
penunjang kegiatan pelayaran seperti penyedian jasa pelayaran, penjualan tiket,
2.9.2 Fungsi
Fungsi dari Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur ini
sesuai dengan pengertian sebelumnya adalah untuk melayani kegiatan (utamanya
terkait dengan pariwisata) yang berhubungan dengan moda transportasi laut (baik
di perairan ataupun di darat) yang menghubungkan antara Pantai Sanur dengan
Nusa Penida dan Nusa Lembongan.
2.9.4 Civitas
a. Penumpang
Merupakan civitas yang menggunakan jasa pelayaran. Civitas ini terdiri dari
wisatawan baik lokal maupun mancanegara serta orang dengan keperluan
tertentu (persembahyangan).
b. Penyedia Jasa
Merupakan civitas yang menyediakan jasa pelayaran. Pada penyedia jasa ini
terbagi berdasarkan perannya dalam menjalankan sebuah penyediaan jasa
pelayaran. Peran-peran tersebut antara lain sebagai penjaga loket, manajer
atau pengawas, porter atau pengangkut barang, serta awak kapal yang terdiri
dari kru dan nahkoda.
c. Pengelola
Pengelolaan yang dimaksudkan disini dirangkum dari Permenhub Republik
Indonesia Nomor PM 51 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
Laut pada pasal 34 hingga pasal 35 bahwa badan usaha pelabuhan haruslah
memiliki:
Fungsi pemeliharaan kelayakan pelabuhan (maintenance)
Fungsi pelayanan (bekerjasama dengan penyedia jasa pelayaran)
Fungsi keamanan (menjaga keamanan, ketertiban, serta keselamatan baik
pada fasilitas di darat maupun perairan)
Fungsi manajemen pelabuhan (mengawasi kinerja pelabuhan serta
membuat laporan berkala tiap tiga (3) bulan sekali kepada Direktur
Jendral)
d. Pengawas
Pengawas yang dimaksudkan disini merupakan pengawasan dari pihak
pemerintahan dalam hal ini Pihak Syahbandar yang memang sudah
melakukan pengawasan pada berjalannya proses pelayaran di Pantai Sanur
selama ini. Selain kondisi sebelumnya, kegiatan pengawasan dari pihak
pemerintahan ini sudah diatur dalam Permenhub Republik Indonesia Nomor
2.9.5 Fasilitas
Sesuai dengan penjabaran pemahaman sebelumnya serta observasi
lapangan, fasilitas pada Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur ini
dibagi menjadi dua berdasarkan lokasi fasilitas tersebut antara lain:
1. Fasilitas pada daerah daratan, yang dibagi lagi kedalam dua kategori yaitu:
a. Terminal penumpang
b. Area loket penyedia jasa pelayaran
c. Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan
d. Kantor pengelola
e. Kantor pengawasan
f. Area bersantai (pleasure area)
g. Restroom
h. Parkir
2. Fasilitas pada daerah perairan
a. Dermaga
b. Kolam Pelabuhan (dilengkapi breakwater)
c. Kolam sandar dan olah gerak kapal
d. Jalur layar kapal (kanal)
e. Perairan untuk berlabuh dan tambatan kapal
f. Perairan untuk keperluan darurat
Keterangann:
: Garis
G Komando
: Garis
G Koordinnasi
: Garis
G Pengaw
wasan
BAB 2 – PEMAHAM
MAN TERHADA
AP PELABUHAN A | 56
N PARIWISATA
Pelabuhan Pariwisata di Pantai Matahari Terbit Sanur