Anda di halaman 1dari 55

BAGAN ALIR PERENCANAAN DERMAGA PELABUHAN

STUDI
PENDAHULUAN
- V 01
- Transportasi
- Perdagangan

- Lokasi Pelabuhan
- Fungsi Pelabuhan
- Jenis / Volume barang yang dilayani

LAY OUT DERMAGA

SURVEY / PENGUMPULAN DATA

- Data Topografi dan Geologi


- Data Sondir / Boring
- Data Hidrografi
- Data Kelautan ( Gelombang, Arus, Kecepatan dan
Arah Angin, Kedalam air )

PENGOLAHAN
DATA

ANALISA DATA

- Perhitungan Gaya - gaya yang bekerja


- Pemeriksaan Kestabilan Dinding Dermaga
- Perencanaan Kondor danm Bollard

EVALUASI

PELAKSANAAN

TUGAS PELABUHAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. PENGERTIAN

Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang laut yang dilengkapi dengan fasilitas
terminal laut.
Fasilitas terminal tersebut disesuaikan dengan jenis/fungsi dari pelabuhan tersebut.

Untuk jenis pelabuhan barang, fasilitas yang disediakan meliputi :


- Dermaga untuk tempat bertambat/sandarnya kapal untuk bongkar muat barang.
- Kran - kran untuk bongkar muat barang
- Gudang laut (sebagai tempat transite dan tempat - tempat penyimpanan dimana kapal membongkar
muatannya.
- Gudang darat, sebagai tempat penyimpanan barang yang dapat disimpan dalam waktu lama selama
menunggu pengiriman dan pengapalan kedaerah tujuan.

Untuk jenis Pelabuhan penumpang, yang diperlukan adalah stasion penumpang yang berfungsi untuk
melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, misalnya :

- Kantor Imigrasi
- Kantor Direksi dan Keamanan Pelabuhan
- Maskapai Pelayaran, dsb.
- Barang - barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar.
- Untuk kelancaran keluar masuknya penumpang dan barang sebaiknya jalan keluar/masuk dipisahkan.

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhanyang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang
melakukan bongkar muat barang dan penumpang. Dimensi dermaga pada jenis dan ukuran kapal yang
merapat dan menambat pada dermaga tersebut. Dibelakang dermaga terdapat halaman yang cukup luas yang
terdiri dari Apron, gedung transit, tempat bongkar muat barang dan jalan untuk lalu lintas didermaga.
Apron adalah daerah yang terletak antara sisi dermaga dan sisi depan gudang dimana terjadi pengalihan
kegiatan dari angkutan laut (kapal) ke angkutan darat atau sebaliknya.
Dermaga dapat dibedakan atas dua type, yaitu :

- Wharf : Dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpitdengan garis pantai atau agak
menjorok kelaut. apabila garis kedalaman laut hampir merata dan sejajar dengan garis pantai
Wharf dibangun
- Pier atau Jetty
: Dermaga yang dibangun membentuk sudut terhadap garis pantai. Pier digunakan untuk
merapatkan kapal pada satu sisi atau kedua sisinya.
Pier yang berbentuk jari lebih efisien karena dapat digunakan untuk merapatkan kapal pada
kedua sisinya untuk panjang dermaga yang sama

Selain bangunan fasilitas, dermaga juga dilengkapi oleh bangunan pelengkap, yaitu :

- Bollard : Yaitu bangunan yang berfungsi untuk menahan gaya tarik kapal pada saat kapal merapat. Pada
umumnya tiap kapal menggunakan dua buah bollard, yaitu pada bagian depan dan belakang
kapal.

- Fender :Yaitu bangunan yang berfungsi untuk melindungi dinding dermaga dari benturan kapal pada
saat kapal akan merapat di demaga.
- Bangunan Pemecah Gelombang : berfungsi untuk melindungi kapal / dermaga dari benturan
gelombang.

- Lampu Dermaga : sebagai alat penunjuk letak dermaga pada malam hari.
- Tambatan Kapal : tempat untuk menambatkan kapal pada saat kapal berlabuh.

TUGAS PELABUHAN
1
1.2. MACAM PELABUHAN

A. Ditinjau dari segi penyelenggaraannya

a. Pelabuhan Umum
Pelabuhan Umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayaran masyarakat umum.
Penyelenggaraan Pelabuhan Umum dilakukan oleh Pemerintah dan Pelaksanaannya dapat
dilimpahkan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan untuk maksud tersebut.

Contoh BUMN yang dibentuk di Indonesia :


- PT. Pelabuhan Indonesia I (Medan )
- PT. Pelabuhan Indonesia II (Jakarta )
- PT. Pelabuhan Indonesia III (Surabaya )
- PT. Pelabuhan Indonesia IV (Makassar )

b. Pelabuhan Khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna untuk menunjang kegiatan
tertentu, dengan tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum kecuali dalam keadaan tertentu
dengan ijin pemerintah. Pelabuhan Khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun
swasta yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut.

Contoh Pelabuhan Khusus :


- Pelabuhan LNG Arun di Aceh
- Pelabuhan Pabrik Aluminium di Kuala Tanjung Sumatera Utara.

B. Ditinjau dari segi Pengusahanya

a. Pelabuhan yang diusahakan


Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberi fasilitas - fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang
memasuki pelabuhan untuk bongkar muat barang, menaik turunkan penumpang serta kegiatan
lainnya.

b. Pelabuhan yang tidak diusahakan


Pelabuhan ini hanya untuk tempat singgah kapal tanpa fasilitas bongkar muat, bea cukai dan
sebagainya.

c. Pelabuhan Otonomi
Pelabuhan ini diserahkan wewenangnya untuk mengatur diri sendiri.

C. Ditinjau dari segi fungsinya dalam Perdagangan Nasional dan Internasional

a. Pelabuhan Laut Internasional


Pelabuhan Laut Internasional ialah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal - kapal berbendera
asing.

b. Pelabuhan Pantai (Intrisuler)


Pelabuhan pantai ialah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh karena
itu tidak bebas disinggahi oleh kapal - kapal berbendera asing, kecuali dengan meminta ijin terlebih
dahulu.

c. Pelabuhan Sungai (Lokal)

TUGAS PELABUHAN
2
D. Ditinjau dari segi penggunaannya

a. Pelabuhan Ikan

b. Pelabuhan Minyak

c. Pelabuhan Barang
Contoh :
- Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara
- Pelabuhan milik Pabrik Aluminium Asahan
- Pelabuhan milik Pabrik Pupuk Asean dan Iskandar Muda

d. Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang tidak jauh berbeda dengan Pelabuhan barang. Pada pelabuhan barang
dibelakang dermaga terdapat gudang-gudang, sedang untuk pelabuhan penumpang dibangun
stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang
bepergian seperti kantor imigrasi, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai penerbangan dsb.

e. Pelabuhan Campuran

f. Pelabuhan Militer

E. Ditinjau menurut Letak Geografis

a. Pelabuhan Alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari badai dan gelombang secara alam.
Contoh :
- Pelabuhan Cilacap, Palembang, Belawan, Pontianak, New York, San Fransisco, London
dan masih banyak lagi khususnya pelabuahn yang terletak dimuara sungai (estuari ).

b. Pelabuhan Buatan
Ialah suatu daerah yang terlindung dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah
gelombang (Break Water).
Contoh :
- Pelabuhan Tanjung Priuk, Tanjung Mas dan sebagainya.

c. Pelabuhan Semi Alam


Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe Pelabuhan diatas.
Contoh :
- Pelabuhan Bengkulu.

TUGAS PELABUHAN
3
1.3. URUTAN PERENCANAAN PELABUHAN

A. Pemilihan Type Dermaga

Pemilihan type dermaga disesuaikan dengan type pelayanan, agar dapat melayani kapal yang direncanakan
merapat kedermaga.
Dalam pemilihan type dermaga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Topografi daerah Pantai

Hal yang perlu diperhatikan dalam topografi daerah pantai adalah :


- Kedalaman peraiaran pantai yang cukup
- Posisi dermaga terhadap arah datangnya gelombang dan arah datangnya angin.
- Dipilih daerah yang tidak mengganggu kawasan pengembangan pemukiman penduduk.
- Ukuran gelombang dan besarnya tekanan angin yang mengarah kedermaga rencana.

b. Jenis Kapal yang dilayani

Panjang dari suatu dermaga ditentukan oleh jenis kapal yang akan dilayani atau yang akan menambat
didermaga. Panjang dermaga harus dapat menampung panjang kapal ditambah ruang jarak antar kapal
agar tidak terjadi tumbukan antar kapal.

c. Daya Dukung Tanah

Kapasitas daya dukung tanah sangat mempengaruhi bentuk konstruksi dermaga yang akan
direncanakan, utamanya pondasi yang berfungsi untuk memikul beban dermaga. Dengan mengetahui
beban yang terjadi dan daya dukung tanah, maka dapatlah ditentukan kebutuhan pondasi dermaga.

B. Dasar Perhitungan Perencanaan Dermaga

a. Menghitung Panjang Dermaga

Panjang dermaga dipengaruhi oleh :


- Panjang Kapal
- Ruang bebas antar kapal
- Jumlah kapal maximum yang akan merapat ke dermaga.

Panjang dermaga dapat dihitung dengan rumus :

Lp = n . Loa + ( n - 1 ) 15 + ( 2 x 25 )

dimana
Lp = Panjang Dermaga (m)
Loa = Panjang Kapal (m)
n = Jumlah kapal yang akan merapat
15 = Jarak (ruang bebas) antar kapal (m)
2 x 25 = Jarak (ruang bebas) ujung dermaga (m)

TUGAS PELABUHAN
4
m 25 Loa 15)n-1( Loa m 25

DERMAGA

Lp

b. Menghitung Kedalaman Kolam Dermaga


Penentuan kedalaman kolam Dermaga, ditentukan dengan :

Dimana :

Draft Draft = Dilihat dari tabel

c. Beban - beban yang bekerja


Beban - beban yang diperhitungkan dalam perencanaan dermaga adalah :
- Beban Horizontal
• Beban akibat tekanan angin
• Beban akibat tekanan gelombang
• Gaya Lateral akibat manuver kapal terhadap dinding dermaga
• Tekanan air laut pada sisi dermaga
• Tekanan tanah

- Beban Vertikal
• Beban Hidup
• Beban Mati (Berat Sendiri Dermaga)
• Beban Konstruksi pendukung dermaga
• Berat tanah timbunan (urugan)

d. Perencanaan Plat Lantai Dermaga


Perencanaan Plat Lantai Dermaga didasarkan pada pembebanan yang dipikul oleh plat.
- Beban mati
• Berat sendiri plat
• Muatan dermaga (barang)
• Konstruksi yang berada diatas plat

- Beban Hidup
• Berat Orang (Penumpang)
• Berat Kendaraan (beban bergerak)

TUGAS PELABUHAN
5
e. Perencanaan Pondasi Dalam
Pondasi dalam yang digunakan pada perencanaan dermaga pada umumnya digunakan tiang pancang.
Kriteria penggunaan tiang pancang dipengaruhi oleh :
- Tinggi Dermaga
- Daya dukung (kedalaman tanah keras)
- Besarnya beban yang bekerja

C. Perencanaan Fasilitas Dermaga

Fasilitas dermaga pada umumnya, antara lain :


- Terminal transit (untuk penumpang)
- Gudang penyimpanan barang
- Areal parkir kendaraan darat
- Fasilitas penunjang lainnya

TUGAS PELABUHAN
6
DATA PERENCANAAN

1. DATA KAPAL

- Type kapal = Passenger ship (kapal penumpang)


- Gross Tonage = 4000 Ton
- Kecepatan merapat kapal = 0.20 m/dtk
- Jumlah rencana kapal yang merapat = 3 buah

2. DATA BEBAN
A. Beban Material dan Bahan yang digunakan

a. Urugan Tanah
γut = 1.80 T/m³
γsat = 2.10 T/m³
Ө = 30 °

b. Urugan Batu
γub = 2.00 T/m³
γsat = 2.30 T/m³
Ө = 35 °
T = 1.00 m

c. Tanah Dasar
γsat = 2.10 T/m³
Ө = 30.00 °
C = 0.50

d. Aspal
γaspal = 2.20 T/m³

e. Beton Bertulang
γbtn = 2.40 T/m³

f. Air
γw = 1.00 T/m³

B. Beban Tambahan

a. Beban Hidup = 2.00 T/m²


b. Tekanan Angin = 45.00 km/jam Þ 1 Knot = 1.852 km/jam
c. Kecepatan Arus = 0.10 m/dtk 45.00
= = 24.298 Knot
d. Beban Truck = 15.00 Ton 1.852
e. Beban Crane/Forklift = 25.00 Ton Dari tabel Beaufort V = 24.298
diperoleh P = 41.0 Kg/m2 = 0.041 t/m2
3. DATA AIR LAUT
- HWL (High Water Level) = 1.50 m
- LWL (Low Water Level) = ± 0.00 m

TUGAS PELABUHAN
i
BAB II
PERENCANAAN DERMAGA

2.1 PERENCANAAN LAY OUT DERMAGA

- Type dermaga yang dipilih adalah = Type Marginal Wharf (sejajar garis pantai)
- Type kapal = Passenger ship (kapal penumpang)
- Bobot kapal = 4000 Ton
Dari tabel tentang karakteristik kapal, dari DKPP (Desain Kriteria Perencanaan Pelabuhan), diperoleh
sebagai berikut :
¤ Panjang Kapal Loa = 109.50 m
¤ Lebar Kapal B = 15.80 m
¤ Draft Kapal d2 = 4.85 m (Bambang Triatmojo, 22)
- Jumlah kapal yang merapat n = 3.00 bh
- Kecepatan merapat kapal = 0.20 m/dtk

dimana :
¤ Panjang total (length overall, LOA) adalah panjang kapal dihitung dari ujung depan (haluan) sampai
ujung belakang (buritan).
¤ Lebar kapal (Beam) adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal.
¤
Sarat (Draft) adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan muatan maksimum, yaitu jarak antara
garis air pada beban yang direncanakan (Design Load Water Line) dengan titik terendah kapal.

Direncanakan dermaga type Warf , dimana muka dermaga sejajar dengan garis pantai dimana kapal - kapal
sandar berderet memanjang.
sehingga, panjang dermaga yang dibutuhkan adalah :

Lp = n . Loa + ( n - 1 ) 15 + ( 2 x 25 )
= 3 . 109.50 +( 3 - 1 ) 15 +( 2 . 25 )
= 408.50 m

d = Lp - 2e

2A
b =
d - 2e

dimana :
Lp = Panjang Dermaga b = Lebar Gudang/Rg. Transit
Loa = Panjang Kapal a = Lebar Apron = diambil 25 m
A = Luas Gudang e = Lebar Jalan = diambil 10 m

Fasilitas yang dibutuhkan :


- Lebar Apron = 25 m
- Luas Ruang Tunggu (Rg. Transit) = 6,500 m²
- Luas Areal Parkir = 15,000 m²
Panjang Gudang/Rg. Transit , masing - masing :

d = ½( Lp - 2e )
= ½( 409 - 2 10 ) = 194.3 m

TUGAS PELABUHAN
7
Sehingga Lebar Gudang dan Ruang Transit :

2A
b =
2d - 2e

2 6,500
= = 35.278 m
388.5 - 2 10

2.2 PERENCANAAN KEDALAMAN DASAR DERMAGA

Pada umumnya kedalaman dari dasar dermaga/pelabuhan ditetapkan berdasarkan max draft kapal yang akan
bertambat ditambah dengan jarak aman terbesar (0.8 - 1.0 m) di bawah kapal.
Jarak aman ini ditentukan berdasarkan ketentuan operasional pelabuhan (penambatan kapal / tanpa kapal
tunda) dan konstruksi dermaga.
Sedangkan taraf dermaga ditetapkan 0,5 - 1,5 m diatas muka air pasang (High Water Level), dan sesuai dengan
besarnya kapal.
Dalam Perencanaan ini digunakan tarf dermaga setinggi 1,0 m. Dengan demikian kedalaman minimum kolam
dermaga adalah :

kedalaman minimum = max draft + Jarak aman bawah kapal


= 4.85 + 1
= 5.85 m diambil 6.00 m

Taraf Dermaga
HWL

LWL

Draft
Kedalaman Minimum

1m

TUGAS PELABUHAN
8
BAB III
PERHITUNGAN GAYA - GAYA YANG BEKERJA

Pada dasarnya gaya - gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan atas gaya lateral dan gaya vertikal.

Gaya lateral meliputi :


- Gaya benturan kapal
- Gaya tarikan kapal
- Gaya gempa
- Gaya akibat angin

Sedangkan gaya vertikal meliputi :


- Berat sendiri bangunan
- Beban Hidup

Lantai Beton t = 20 cm
Aspal t = 5 cm
+ 3.65

HWL + 1.5 1.000 m


3.400 m Muka air naik akibat pasang surut
LWL ± 0.0 0.500 m
Urugan Batuan g
= 2.00 T/m³ Tanah Timbunan g
2.500 m g sat = 2.30 T/m³ θ = 1.80 T/m³ g sat =
9.35 m = 35° 2.10 T/m³ θ = 30°

2.500 m
11.70 m

= Urugan batuan t 1.00 m

Tanah Dasar

Dalam perencanaan ini, gaya - gaya yang bekerja ditinjau permeter tiap satuan panjang dermaga.

TUGAS PELABUHAN
9
5.43 m
l
b3 7.27 m

3.65 m
b2 l2
Vub1 4.96 m ho1 1.90 m
h1 2.08 m ho2 1.000 m
3.40 m Vbd1 Vub2
l3
Vub3 hw1 0.50 m

Vbd2 0.532 Vub4


h2 2.500 m l4
9.35 m 2.35 m
b1 h 5.00 m

Vbd3
h3 2.500 m 11.70 m
b

Sehingga, gaya - gaya yang bekerja dapat dihitung sebagai berikut :

A. Beban Tambahan
Yaitu berupa beban hidup :
- q = 2.00 T/m dengan lebar b = 11.70 m
- Beban Truck = 15.00 Ton
- Beban Forklift = 25.00 Ton
- Beban Angin = 0.041 Ton
Vh = (( q x b ) + beban truck + beban forklift + beban angin x 1
= (( 2.00 x 11.70 ) + 15.00 + 25.00 + 0.041 ) x 1
= 63.441 Ton

B. Beban mati Konstruksi

a. Berat aspal b = 11.70 m ,t = 0.05 γaspal = 2.20

Vaspal = γaspal x b x t x 1
= 2.20 x 11.70 x 0.05 x 1
= 1.287 Ton

b. Berat Lantai beton b = 11.70 m ,t = 0.20

Vbtn = γbtn x b x t x 1
= 2.40 x 11.70 x 0.20 x 1
= 5.616 Ton

TUGAS PELABUHAN
10
c. Berat Urugan batu diatas dinding dermaga ; γub = 2.00

( 5 + 4.962 )
Vub1 = γub x 1.00 x x 1
2

( 5 + 4.962 )
= 2.00 x 1 x x 1
2

= 10.3924 Ton

( 4.962 + 4.430 )
Vub2 = γub x 0.5 x x 1
2

( 4.962 + 4.430 )
= 2.00 x 0.5 x x 1
2

= 4.696 Ton

Vub3 = γub x 2.500 x 2.35 x 1


= 2.00 x 2.500 x 2.35 x 1
= 11.750 Ton

d. Berat dinding balok dermaga γbtn = 2.40

( 3.65 + 7.27 )
Vbd1 = γbtn x 3.40 x x 1
2

( 3.65 + 7.27 )
= 2.40 x 3.40 x x 1
2

= 44.55 Ton

Vbd2 = γbtn x 2.500 x 9.35 x 1


= 2.40 x 2.500 x 9.35 x 1
= 56.100 Ton

Vbd3 = γbtn x 2.50 x 11.70 x 1


= 2.40 x 2.50 x 11.70 x 1
= 70.200 Ton

C. Gaya akibat beban tanah aktif


Berupa beban tanah kering dan tekanan tanah basah aktif akibat beban merata diatasnya.
Koefisien tekanan tanah aktif adalah :

Ka = tan² ( 45 - ½ Ө )
= tan² ( 45 - ½ 30.00 0
)
= 0.333
`

TUGAS PELABUHAN
11
C.1. Pada tanah kering h1 = 2.90 m
a. Akibat tekanan beban merata dari beban hidup, berat aspal, berat lantai beton terhadap tanah.
Beban merata :
- Berat Lantai beton = 2.40 x 0.20 = 0.48 T/m²
- Beban hidup = = 2.00 T/m²
- Berat aspal = 2.20 x 0.05 = 0.11 T/m²

Jumlah q = 2.59 T/m²

Sehingga tekanan tanah aktif yang ditimbulkannya adalah :

Pa1 = Ka x q x ho x 1
= 0.333 x 2.59 x 2.90 x 1
= 2.504 Ton

b. Akibat tekanan tanah aktif , Pa1 dan tanah setinggi 2.90 m

Pa2 = Pa1 + (½ γut x h² x Ka ) x 1


= 2.50 + (½ 1.80 x 8 x 0.333 ) x 1
= 5.027 Ton

C.2. Pada tanah terendam air h = 5.500 m

a. Akibat beban merata dan tanah kering setinggi 2.90 m

Pa3 = Ka x ( q + γut x ho ) h x 1
= 0.333 x ( 2.59 + 1.80 x 2.90 ) 5.5 x 1
= 14.318 Ton

b. Akibat Pa3 dengan tanah terendam air setinggi h = 5.5 m

Pa4 = Pa3 + ( ½( γsat - γw ) x h² x Ka ) x 1


= 14.32 + ( ½( 2.10 - 1.00 ) x 30.25 x 0.333 ) x 1
= 19.864 Ton

D. Akibat Tekanan Air

a. Akibat tekanan air diatas LWL (muka air surut) setinggi hw1 = 0.5 m

Pa5 = ½ γw x (hw1)² x 1
= ½ 1.00 x 0.25 x 1
= 0.125 Ton

b. Akibat tekanan air setinggi hw1 terhadap air dibawahnya setinggi hw2 = 5.00 m

Pa6 = γw x hw1 x hw2 x 1


= 1.00 x 0.5 x 5.00 x 1
= 2.500 Ton

TUGAS PELABUHAN
12
E. Beban akibat tarikan kapal pada Bollard

Gaya tarikan kapal pada bollard dapat dilihat pada tabel 6.2 Bambang Triatmojo, selain gaya tersebut bekerja
secara horizontal juga secara vertikal sebesar ½ dari nilai yang tercantum dalam tabel.
Diasumsikan gaya tarik ini bekerja pada jarak 0.50 m diatas lantai dermaga.
Berdasarkan tabel 6.2. untuk bobot kapal = 4000 Ton
diperoleh gaya tarik pada bollard sebesar = 50 Ton
Apabila jarak tiap bollard diambil 20 m, maka dalam meter lari dinding dermaga menerima beban tarikan kapal
sebesar :

F 50
Pa7 = x 1 = x 1
20 20

= 2.500 Ton

F. Beban akibat gaya angkat (Up Lift Pressure)

Gaya ini bekerja selebar dermaga b = 11.70 m

- Pada ujung kaki depan dasar dinding dermaga, tekanan terbesar terjadi pada saat air pasang (High Water
Level) yaitu muka air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang pada suatu siklus pasang surut . . . . . . . . . (B.
Triadmojo 86)

Dengan demikian beban akibat gaya angkat pada titik ini adalah :

Pa (P1) = γw x ( H + HWL ) H = 5.00 m


= 1.00 x 6.26 1 + 0.50
HWL = = 0.75 m
= 6.260 Ton 2

- Pada ujung kaki belakang dasar dinding dermaga dengan tinggi muka air
hw = 5.50 m ( tinggi muka air dianggap konstan )

Pa (P2) = γw x hw
= 1.00 x 5.50
= 5.500 Ton

Berdasarkan gaya angkat pada kedua kaki dasar dermaga / dindingnya, maka besarnya daya angkat yangterjadi
pada dinding dermaga adalah :

Pa (P1) + Pa (P2)
Vap = x lebar dasar dermaga x 1
2

6.26 + 5.50
= x 11.70 x 1
2

= 68.796 Ton

TUGAS PELABUHAN
13
PERHITUNGAN JARAK - JARAK GAYA

• Lantai beton dan aspal

0.05 m
11.70
x = = 5.850 m
2
0.20 m

x
11.70 m

• Urugan Batuan
a. Vub1
- Bidang I
0.470 m 4.960 m A1 = ½ 0.470 × 1.90 = 0.446 m²
x1 = 2/3 × 0.470 = 0.313 m

I - Bidang II
II 1.90 m A2 = 4.960 × 1.90 = 9.42 m²
x2 = ½ 4.960 + 0.470 = 2.950 m

x1 sehingga :
x2 A1 x 1 + A2 x 2 0.140 + 27.80
x = = = 2.831 m
A1 + A2 9.42 + 0.446
b. Vub2
- Bidang I
0.400 m 4.900 m A1 = ½ 0.400 × 1.00 = 0.200 m²
x1 = 2/3 × 0.400 = 0.267 m

I - Bidang II
II 1.000 m A2 = 4.900 × 1.00 = 4.90 m²
x2 = ½ 4.900 + 0.400 = 2.850 m

x1 sehingga :
x2 A1 x 1 + A2 x 2 0.053 + 13.97
x = = = 2.749 m
A1 + A2 4.90 + 0.200

c. Vub3
- Bidang I
0.532 m 4.430 m A1 = ½ 0.532 × 0.50 = 0.133 m²
x1 = 2/3 × 0.532 = 0.355 m

I - Bidang II
II 0.50 m A2 = 4.430 × 0.50 = 2.215 m²
x2 = ½ 4.430 + 0.532 = 2.747 m

x1 sehingga :
x2 A1 x 1 + A2 x 2 0.047 + 6.09
x = = = 2.612 m
A1 + A2 2.215 + 0.133

d. Vub4
2.350 m

2.500 m 2.350
x = = 1.175 m
x = = 1.175 m
2

x
TUGAS PELABUHAN
14
• Dinding beton balok dermaga

a. Vbd1
x2 - Bidang II
x1 A2 = ½ 3.62 × 3.40 = 6.154 m²
x2 = 1/3 3.62 + 3.650 = 4.857 m

I - Bidang I
3.40 m II A1 = 3.65 × 3.40 = 12.410 m²
x1 = ½ × 3.650 = 1.825 m

3.65 m 3.62 m

sehingga :
A1 x1 + A2 x2 22.65 + 29.89
x = = = 2.830 m
A1 + A2 12.41 + 6.154

b. Vbd2
9 m

2.50 m 9
x = = 4.675 m
2

c. Vbd3
11.70 m

2.50 m 11.70
x = = 5.850 m
2

• Gaya Up Lift Pressure


11.70 m - Bidang II
A2 = ½ 0.760 × 11.70 = 4.446 m²
x2 = 1/3 11.70 = 3.900 m
I
5.50 - Bidang I
6.26 A1 = 5.50 × 11.70 = 64.35 m²
II x1 = ½ × 11.70 = 5.850 m

sehingga :
x1 A1 x 1 + A2 x 2 376.4 + 17.34
x = = = 5.724 m
x2 A1 + A2 64.35 + 4.446

TUGAS PELABUHAN
15
BAB IV
PERHITUNGAN TOTAL GAYA DAN MOMEN

A. Gaya dan Momen akibat Beban Vertikal

Besar Lengan Momen Momen


Simbol
No Jenis Beban Beban x y Mx My
Beban
(Ton) (m) (m) ( T.m ) ( T.m )

1 Beban Tambahan Vh 63.441 5.850 371.130


2 Beban Mati
a. Beban Aspal Vaspal 1.287 5.850 7.529
b. Beban Lantai Beton Vbtn 5.616 5.850 32.854
c. Beban Urugan Batu
• Pot. 1 Vub1 3.468 6.481 22.475
• Pot. 2 Vub2 15.363 6.869 105.524
• Pot. 3 Vub3 7.129 7.132 50.842
• Pot. 4 Vub4 11.750 10.525 123.669
d. Beban Beton dinding drm
• Pot. 1 Vbd1 44.554 2.830 126.087
• Pot. 2 Vbd2 56.100 4.675 262.268
• Pot. 3 Vbd3 70.200 5.850 410.670

sub jumlah I 278.908 1513.047

3 Beban Up lift (gaya apung) Vap 68.796 5.724 393.787

TOTAL 347.704 1906.834

B. Gaya dan Momen akibat Beban Horizontal

Besar Lengan Momen Momen


Simbol
No Jenis Beban Beban x y Mx My
Beban
(Ton) (m) (m) ( T.m ) ( T.m )

1 Tekanan Tanah Aktif


a. Beban Merata Pa1 2.504 6.9500 17.400
b. Beban Tanah Pa2 5.027 6.467 32.506
c. Beban Merta + Tanah Pa3 14.318 2.750 39.375
d. Beban Tanah Basah Pa4 19.864 1.833 36.418
e. Beban air (hw1) Pa5 0.125 5.167 0.646
f. Beban air (hw2) Pa6 2.500 2.500 6.250

2 Beban tarik pada Bollard Pa7 2.500 1.667 4.167

TOTAL 46.838 136.762

TUGAS PELABUHAN
16
TUGAS PELABUHAN

Gaya Tambahan

Vh

Vaspal qx
Ka
Bbtn
Ka ( q + h1 .
Bub1 Pa g )
HWL 1 Pa

Bbd1 Bub2 Pa
LWL Bbd2
Pa Pa
Bub3
Bbd3 Bbd4

g w x LWL
Bbd5 Bub4

Pa Pa
Pa
Pp2 Pp2

Bbd6

Ka ( q + h1 . g + g' . gw ( hw1 +
Tekanan Air h2 ) hw2 )
m 10.0

Tekanan Tanah Aktif Tekanan Tanah Pasif


Vap
PaP1 PaP2

Up Lift Pressure

Gambar :
DIAGRAM GAYA-
Gambar :
DIAGRAM GAYA-
GAYA YANG
BEKERJA
BAB V
PERHITUNGAN GAYA AKIBAT GEMPA

A. Koefisien Gempa

Untuk menghitung besarnya koefisien gempa adalah dengan membuat persamaan dengan memasukkan
faktor-faktor :
- Faktor klasifikasi daerah gempa
- Faktor kondisi tanah dasar
- Faktor tingkat kepentingan bangunan
sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Koefisien gempa (K) = Koef. Daerah gempa × Koef. Kondisi tanah dasar × Koef. Kepentingan
bangunan

Besarnya koefisien daerah gempa dapat dilihat pada Peraturan Muatan Indonesia (PMI), besarnya nilai
koefisien tanah dan koefisien kepentingan bangunan dapat dilihat pada D.K.P.P.

B. Gaya Gempa

Besarnya gaya gempa yang bekerja pada suatu konstruksi adalah :

Gaya Gempa = Berat sendiri konstruksi × koefisien ; atau


= (Berat sendiri konstruksi + 50 % muatan luar) × koefisien gempa

Gaya gempa tersebut bekerja pada titik berat dari konstruksi. Arah kerja gempa harus diperhitungkan dari
segala arah.
Persamaan untuk menghitung gaya gempa adalah :

F = K × w ; atau
F = (Ki × L × b ) × w ; atau
F = f × Ko × L × b

dimana :
F = Gaya gempa
w = Beban vertikal dengan muatan hidup penuh
K = Koefisien gempa
Ki = Koefisien gempa berdasarkan tingkat bersangkutan
Ko = Koefisien gempa dasar
f = Koefisien sesuai tingkat kepentingan penggunaan bangunan
( Untuk Konstruksi Bangunan Pelabuhan f = 0.12 )
L = Faktor lajur gempa
Indonesia terbagi atas 3 lajur gempa, yaitu :
- Lajur 1 ( L1 ) nilainya = 1.00
- Lajur 2 ( L2 ) nilainya = 0.50
- Lajur 3 ( L3 ) nilainya = 0.25 . . . . . . . . . . . . . . PMI 70
b = Faktor tanah yang mendukung bangunan

Koefisien gempa dasar ditentukan tinggi rendah bangunan, untuk H > 10.0 m ;
Ko = 0.20

TUGAS PELABUHAN
17
Berdasarkan data - data tersebut diatas, maka :
a. Konstruksi direncanakan didaerah Palu, yang menurut letak geografis daerah gempa terletak pada
daerah III ( lihat peta daerah gempa , PMI 1970 ).
diperoleh dari tabel :
Ko = 1.00

b. Tanah dasar konstruksi C = 0.50 (kondisi tanah dasar kelas II )


Diperoleh koefisien kondisi tanah dasar = 1.00 (DKPP pasal 26 ayat a)

c. Pelabuhan adalah bangunan sipil yang mempunyai pengaruh terhadap aktifitas sosial ekonomi suatau
daerah, sehingga Pelabuhan masuk dalam klasifikasi bangunan klas A.
Koefisien tingkat kepentingan bangunan = 0.12 (DKPP pasal 26 ayat a)

sehingga koefisien gempa diperoleh

Koefisien gempa (K) = 1.00 × 1.00 × 0.12 = 0.12

C. Perhitungan Momen yang terjadi akibat Gaya Gempa

Besar Lengan Momen


Simbol
No Jenis Beban Beban Momen
Beban
(Ton) (m) ( T.m )

BEBAN HORISONTAL AKIBAT GEMPA


1 50 %Beban Tambahan × 0.12 Hh 3.806 8.650 32.926
2 Beban Mati
a. Beban Aspal × 0.12 Haspal 0.154 8.625 1.332
b. Beban Lantai Beton × 0.12 Hbtn 0.674 8.500 5.728
c. Beban Urugan Batu
• Pot. 1 × 0.12 Hub1 0.416 7.450 3.100
• Pot. 2 × 0.12 Hub2 1.844 6.000 11.061
• Pot. 3 × 0.12 Hub3 0.855 5.250 3.208
• Pot. 4 × 0.12 Hub4 1.410 3.750 5.287
d. Beban Beton dinding drm
• Pot. 1 × 0.12 Hbd1 5.346 6.700 35.821
• Pot. 2 × 0.12 Hbd2 6.732 3.750 25.245
• Pot. 3 × 0.12 Hbd3 8.424 1.250 10.530

BEBAN AIR PORI, TANAH DAN BEBAN TARIK PADA BOLLARD

3 Tekanan Tanah Aktif


a. Beban Merata Pa1 2.504 6.950 17.400
b. Beban Tanah Pa2 5.027 6.467 32.506
c. Beban Merta + Tanah Pa3 14.318 2.750 39.375
d. Beban Tanah Basah Pa4 19.864 1.833 36.418
e. Beban air (hw1) Pa5 0.125 5.167 0.646
f. Beban air (hw2) Pa6 2.500 2.500 6.250

Beban tarik pada Bollard Pa7 2.500 1.667 4.167

TOTAL 76.500 271.001


TUGAS PELABUHAN
18
BAB VI
PEMERIKSAAN KESTABILAN DINDING DERMAGA

A. Pemeriksaan Terhadap Gaya Gelincir ( Sliding )

F × V
Ft =
SH
dimana :
F : koefisien gesek statis antara dasar dinding dan pondasi tanah dasar
diambil nilai 0.70 - 0.80
V : Resultan gaya - gaya vertikal yang bekerja.
H : Resultan gaya - gaya horizontal yang bekerja.
Ft : Faktor keamanan izin
• kondisi normal Ft ≥ 1.20
• kondisi gempa Ft ≥ 1.00

a. Tinjau kondisi normal


F × V 0.70 × 374.827
Ft = =
SH 92.747

= 2.829 > 1.20 . . . . . . . . (konstruksi aman terhadap sliding)

b. Tinjau kondisi gempa


F × V 0.70 × 374.827
Ft = =
SH 124.845

= 2.102 > 1.00 . . . . . . . . . (konstruksi aman terhadap sliding)

B. Pemeriksaan terhadap Gaya Guling ( Over Turning )

Mt dimana :
Ft =
Mg Mt : Resultan dari momen tahanan yang bekerja.
Mg : Resultan dari momen guling yang bekerja.
Ft : Faktor keamanan izin
• kondisi normal Ft ≥ 1.20
• kondisi gempa Ft ≥ 1.00

a. Tinjau kondisi normal


Mt 1989.1025
Ft = =
Mg 301.4169

= 6.599 > 1.20 . . . . . . . . . (konstruksi aman terhadap guling)

b. Tinjau kondisi gempa


Mt 1989.1025
Ft = =
Mg 460.2732

= 4.322 > 1.00 . . . . . . . . . . (konstruksi aman terhadap guling)

TUGAS PELABUHAN
19
C. Pemeriksaan terhadap Kapasitas Daya Dukung Tanah Dasar ( Bearing Capacity )

B = 11.7 m

Dasar dinding dermaga

Diketahui : x
m

30° 30° tan 30° =


γsat = 2.10 T/m³ 1.00
= 1.00

q = 30 °
C = 0.50 x = tan 30 °
= 0.577 m
D

B' = B + 2x
x x = 11 + 2 0.577
= 12.15 m
B'

Karena D < 1.58 B, maka digunakan kapasitas daya dukung tanah dasar asli.

a. Berat isi tanah dasar :


• Urugan Batuan (lapisan 1) γsat1 = 2.00 T/m³
• Tanah dasar asli γsat2 = 2.10 T/m³

b. Kapasitas daya dukung tanah dasar izin :

Qizin = 1/FK ( C Nc + γsat1 D (Nq - 1 ) + 0.5 γsat2 B' Ng ) + γsat1 × 1

dimana : C = kohesi tanah dasar asli ( lapisan 2 )


FK = Faktor keamanan
untuk konstruksi penting FK diambil minimum 2.50

Dari tabel 3.2 Buku " SOIL ENGINEERING " Bradja M. Das halaman 131, diperoleh :
• Urugan Batuan (lapisan 1)
q = 35.000 ° Nq = 33.40

• Tanah dasar asli (lapisan 2)


q = 30.000 ° Nc = 32.67
Ng = 25.99

sehingga kapasitas daya dukung tanah dasar asli adalah :

Qizin = 1/ 2.50 ( 0.50 × 32.67 + 2.00 × 1.00 ( 33.40 - 1) +


0.50 × 2.10 × 12.15 × 25.99 )+ 2.00 × 1

= 167.13068 T/m²

TUGAS PELABUHAN
20
c. Kemungkinan - kemungkinan tegangan tanah yang terjadi
B = 11.70 m

SH

R SV

B/2

x e

- e ≤ 1/6 B , maka : V 6e
Qt = 1 ±
L × B B

dimana konstruksi aman jika : Qt max < Qizin


Qt min ≥ 0

- e ≥ 1/6 B , maka : 3V
Qt =
3L × x

dimana konstruksi aman jika : Qt < Qizin

L : Panjang dinding dermaga, karena perencanaan dihitung permeter maka


L = 1.00 m
Nilai 1/6 B = 1/6 11.00 = 1.833 m

c.1. Tegangan yang terjadi pada tanah tanah dasar pada kondisi normal
• Mencari eksentrisitas (e) dari resultan beban ( R ) yang bekerja :

Mt - Mg 1989.10 - 301.4169
x = = = 4.5026 m
V 374.827

e = 5.5 - x = 5.5 - 4.5026


= 0.9974 m < 1/6 B

• Tegangan yang terjadi


V 6e 374.827 6 0.9975
Qt max = 1 + = 1 +
L × B B 1.00 11 11

= 52.615 T/m² < Qizin 167.131 T/m² . . . . . Oke

V 6e 374.827 6 0.9975
Qt min = 1 - = 1 -
L × B B 1.00 11 11

= 15.535 T/m² > 0 . . . . . Oke

15.535 T/m²
52.615 T/m²

TUGAS PELABUHAN
21
21
c.2. Tegangan yang terjadi pada tanah tanah dasar pada kondisi gempa

• Mencari eksentrisitas (e) dari resultan beban ( R ) yang bekerja :

Mt - Mg 1989.10 - 460
x = = = 4.0795 m
V 374.827

e = B/2 - x = 5.5 - 4.0795


= 1.4205 m < 1/6 B

• Tegangan yang terjadi

V 6e 374.827 6 1.4205
Qt max = 1 + = 1 +
L × B B 1.00 11.00 11

= 60.478 T/m² < Qizin 167.131 T/m² . . . . . Oke

V 6e 374.827 6 1.4205
Qt min = 1 - = 1 -
L × B B 1.00 11 11

= 7.673 T/m² > 0 . . . . . Oke

7.673 T/m²
60.478 T/m²

D. Pemeriksaan Terhadap Bahaya Slip Lingkaran

- Metode analisa stabilitas lereng yang digunakan adalah Metode Irisan


- Analisa pengaruh beban horizontal

d.1. Mencari Lengan Momen Beban Horizontal

- Kondisi Normal
My 136.76
a' = B - = 11.00 - = 9.525 m
ΣH 92.747

- Kondisi Gempa
Mg 460
a' = B - = 11.00 - = 7.315 m
ΣH 124.845

TUGAS PELABUHAN
22
d.2. Kontrol Slip Lingkaran
Untuk Analisa Stabilitas Lereng dengan Metode Irisan, Rumus yang digunakan :

Ft ≥ Fizin

dimana :

Σ RCL + Σ (W. y tanø)


Ft =
Σ (W . x) + ΣH . a'

• Faktor Keamanan ( Fizin ) kondisi normal = 1.3


• Faktor Keamanan ( Fizin ) kondisi gempa = 1.1

maka keamanan keruntuhan Lereng Konstruksi :


- Kondisi Normal

Σ RCL + Σ (W. y tanø)


Ft =
Σ (W . x) + ΣH . a'

170.749 + 626.199
=
1752.309 + ( 92.747 × 9.525 )

= 0.302 < Fizin = 1.30 (Kestabilan Lereng tidak aman) !

- Kondisi Gempa

Σ RCL + Σ (W. y tanø)


Ft =
Σ (W . x) + ΣH . a'

170.749 + 626.199
=
1752.309 + ( 124.845 × 7.315 )

= 0.299 < Fizin = 1.10 (Kestabilan Lereng tidak aman) !

Catatan :
- Pemeriksaan kestabilan dinding dermaga, lebih diutamakan terhadap Kontrol Kestabilan
terhadap gelincir, guling dan terhadap daya dukung tanah dasar. Jika ketiganya sudah
memenuhi, maka konstruksi Dermaga sudah Aman.

- Kontrol kestabilan terhadap kelongsoran dengan bidang longsor lingkaran tidak perlu, karena
kondisi mateial lereng tidak homogen, artinya tidak tepat penggunaan metode ini untuk
dinding dermaga.

TUGAS PELABUHAN
25
TUGAS PELABUHAN

TABEL PERHITUNGAN KESTABILAN LERENG

b t A γ W x R y
BAGIAN NO JENIS BEBAN W.x W.y
(m) (m) (m²) (t/m³) (A . γ) (m) (m) ( R² - x² )

I 1 Beban Hidup 0.30 3.40 1.020 - 1.020 12.605 12.755 1.950 12.857 1.989
2 Aspal 0.30 0.05 0.015 2.20 0.033 12.605 12.755 1.950 0.416 0.064
3 Lantai Beton 0.30 0.20 0.060 2.40 0.144 12.605 12.755 1.950 1.815 0.281
4 Urugan Tanah 1 0.11 1.00 0.055 1.80 0.099 12.492 12.755 2.578 1.237 0.255
5 Urugan Tanah 2 0.19 1.00 0.190 1.80 0.342 12.440 12.755 2.817 4.254 0.963
6 Urugan Tanah 3 0.19 1.21 0.115 1.80 0.207 12.408 12.755 2.954 2.567 0.611

II 7 Beban Hidup 2.84 3.40 9.656 - 9.656 13.120 12.755 Err:502 126.687 Err:502
8 Aspal 2.84 0.05 0.142 2.20 0.312 13.120 12.755 Err:502 4.099 Err:502
9 Lantai Beton 2.84 0.20 0.568 2.40 1.363 13.120 12.755 Err:502 17.885 Err:502
10 Urugan Tanah 4 1.21 1.00 1.210 1.80 2.178 10.877 12.755 6.662 23.689 14.511
11 Urugan Tanah 5' 1.21 1.21 0.732 1.80 1.318 13.935 12.755 Err:502 18.362 Err:502
12 Urugan Batu 5'' 1.21 1.21 0.732 2.00 1.464 13.935 12.755 Err:502 20.402 Err:502
13 Urugan Tanah 6 1.63 1.00 0.815 1.80 1.467 12.787 12.755 Err:502 18.758 Err:502
14 Urugan Batu 7 1.63 1.00 0.815 2.00 1.630 12.243 12.755 3.576 19.957 5.830
15 Urugan Batu 8 1.63 1.21 1.972 2.00 3.945 12.515 12.755 2.463 49.367 9.714
16 Urugan Batu 9 2.84 4.29 6.092 2.00 12.184 11.017 12.755 6.428 134.223 78.320
17 Urugan Batu 10 2.35 1.00 2.350 2.00 4.700 12.483 12.755 2.618 58.672 12.307

III 17 Beban Hidup 5.43 3.40 18.462 - 18.462 12.065 12.755 4.138 222.744 76.402
18 Aspal 5.43 0.05 0.272 2.20 0.597 12.065 12.755 4.138 7.206 2.472
19 Lantai Beton 5.43 0.20 1.086 2.40 2.606 12.065 12.755 4.138 31.446 10.786
20 Urugan Batu 11 2.35 0.50 1.175 2.00 2.350 10.525 12.755 7.205 24.734 16.932
21 Urugan Batu 12 2.35 2.50 5.875 2.00 11.750 10.525 12.755 7.205 123.669 84.661
22 Blok Beton 13 2.35 2.50 5.875 2.40 14.100 10.525 12.755 7.205 148.402 101.593
23 Urugan Batu 14 1.01 1.00 1.010 1.80 1.818 9.687 12.755 8.298 17.610 15.086
24 Urugan Batu 15 1.34 1.00 0.670 1.80 1.206 10.020 12.755 7.892 12.084 9.518
25 Tanah Asli 16 1.01 0.28 0.141 2.10 0.297 9.855 12.755 8.097 2.926 2.404
26 Urugan Batu 17 2.85 1.00 2.846 1.80 5.123 10.773 12.755 6.829 55.192 34.984
23
TUGAS PELABUHAN

b t A γ W x R y
BAGIAN NO JENIS BEBAN W.x W.y
(m) (m) (m²) (t/m³) (A . γ) (m) (m) ( R² - x² )

IV 27 Beban Hidup 9.35 3.40 31.790 - 31.790 4.675 12.755 11.867 148.618 377.264
28 Aspal 9.35 0.05 0.468 2.20 1.029 4.675 12.755 11.867 4.808 12.206
29 Lantai Beton 9.35 0.20 1.870 2.40 4.488 4.675 12.755 11.867 20.981 53.261
30 Urugan Batu 18 2.35 0.50 1.173 2.00 2.346 4.823 12.755 11.808 11.316 27.704
31 Blok Beton 19 5.46 3.40 18.564 2.40 44.554 9.468 12.755 8.547 421.818 380.806
32 Blok Beton 20 9.35 2.50 23.375 2.40 56.100 4.675 12.755 11.867 262.268 665.759
33 Blok Beton 21 9.35 2.50 23.375 2.40 56.100 4.675 12.755 11.867 262.268 665.759
34 Urugan Batu 22 9.35 1.00 9.350 1.80 16.830 4.675 12.755 11.867 78.680 199.728
35 Tanah Asli 23 9.35 0.28 2.618 2.10 5.498 4.675 12.755 11.867 25.702 65.244
36 Tanah Asli 24 9.35 1.70 7.948 2.10 16.690 4.675 12.755 11.867 78.025 198.063
37 Urugan Batu 25 9.35 1.00 9.350 1.80 16.830 3.117 12.755 12.368 52.454 208.160

JUMLAH I 2528.198

V 38 Tanah Asli 26 9.35 0.28 2.618 2.10 5.498 4.675 12.755 11.867 25.702 65.244
39 Tanah Asli 27 9.35 1.70 7.948 2.10 16.690 4.675 12.755 11.867 78.025 198.063
40 Tanah Asli 28 0.61 0.50 0.153 2.10 0.320 0.203 12.755 12.753 0.065 4.084
41 Tanah Asli 29 1.01 0.28 0.141 2.10 0.297 10.023 12.755 7.888 2.976 2.342
42 Tanah Asli 30 2.00 0.50 0.500 2.10 1.050 10.683 12.755 6.968 11.218 7.317
43 Urugan Batu 31 0.61 1.00 0.305 1.80 0.549 4.675 12.755 11.867 2.567 6.515
44 Tanah Asli 32 0.61 0.50 0.153 2.10 0.320 10.163 12.755 7.707 3.255 2.468
45 Tanah Asli 33 1.53 0.50 0.383 2.10 0.803 10.683 12.755 6.968 8.581 5.597
46 Air 34 11.70 5.00 58.500 1.00 58.500 11.000 12.755 6.457 643.500 377.722

JUMLAH II 775.889

( I - II )
TOTAL
1752.309
24
L RCL
ø W. y tanø C
(m) (m)

30 0.147 1.001
30 0.556
30 0.353 1.212

30 8.378
30 Err:502
35 Err:502
30 Err:502
35 4.082
35 6.802
35 54.840 4.377
35 8.617

35 11.856
35 59.280

35
35 6.665 1.001
35 1.684 0.50 0.280 1.787
35 24.496
L RCL
θ W. y tanø C
(m) (m)

35 19.398

35 139.851
30.00 37.669 0.50 0.280 1.787
30.00 114.352 0.50 1.706 10.878
35 145.755

457.025 0.000

30.00 37.669 0.50 10.499 66.957


30.00 114.352 0.50 10.499 66.957
30.00 2.358 0.50 0.610 3.893
30.00 1.352 0.50 1.011 6.451
30.00 4.224 0.50 2.009 12.813
35 4.562 0.610
30.00 1.425 0.50 0.610 3.893
30.00 3.232 0.50 1.534 9.785
1.275

169.174 170.749

( I + II ) ( I + II )

626.199 170.749
BAB VII
PERENCANAAN FENDER DAN BOLDER

A. Perencanaan Fender

Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan didepan dermaga. Fender akan menyerap energi
benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus ditahan oleh dermaga tergantung pada tipe dan
konstruksi fender serta defleksi dermaga yang diizinkan.

Kapal yang akan merapat ke dermaga akan membentuk sudut terhadap sisi dermaga dan mempunyai
kecepatan tertentu. Dalam perencanaan diasumsikan kapal bermuatan penuh dan merapat dengan sudut
10° terhadap sisi depan dermaga. Pada saat merapat sisi depan kapal akan membentur fender dan hanya
setengah dari bobot kapal yang secara efektif menimbulkan energi benturan yang diserap oleh fender dan
dermaga. Energi yang diserap oleh sistem fender dan dermaga biasanya ditetapkan ½ E, setengah yang
lain diserap oleh kapal dan air.

LOA
l)
c. Kapa
l V (ke

V × sin 10°
E/R
E 10°

F.d
PIER
2

gbr. Benturan kapal pada dermaga

kerja yang diterima oleh dermaga akibat benturan kapal adalah :

K = ½ F × d

Energi yang membentur dermaga adalah ½E, akibat benturan ini fender memberikan gaya reaksi F.
Apabila d adalah defleksi fender, maka :

½E = ½ F × d1 w × V²
E =
g
½ ⅛ w × V² = ½ F × d1

w
F = V²
2 . g d1

Besarnya energi yang dapat diserap oleh fender

w V²
Ek = cm × ce × cs × cc
2g

TUGAS PELABUHAN
26
dimana :

E : Energi benturan (T.m)


V : Kecepatan merapat kapal (m/dtk)
w : displacement / berat kapal (vertical wight)(Ton)
g : Percepatan gravitasi ( 9.81 m/dt² )
F : Gaya bentur yang diserap oleh fender
cm : Koefisien massa
π d2
cm = 1 + ×
2 cb B
cb : Koefisien blok kapal
w
cb =
Lpp . B d2 gw
B : Lebar kapal (m)
d1 : defleksi fender
d2 : Draf kapal (m)
Lpp : Panjang garis air (m)
ce : Koefisien eksentrisitas
l + (l/R)² sin² α
ce =
Panjang/jarak sepanjang lpermukaan
+ (l/R)² air dermaga dari pusat berat kapal sampai titik sandar
l : kapal (m)
R : Jari - jari putaran disekeliling pusat berat kapal pada permukaan air (m)
gw : Berat jenis air laut (T/m³)
cs : Koefisien kekasaran diambil = 1
cc : koefisien bentuk dari tambatan diambil = 1

DATA - DATA KAPAL


- Type kapal = Passenger ship (kapal penumpang)
- Gross Tonage (GT) = 4,000.00 Ton
- Kecepatan merapat kapal (V) = 0.20 m/dtk
- Lebar kapal (B) = 15.80 m
- Panjang kapal (LOA) = 109.50 m
- Draf kapal (d2) = 4.85 m
- Additional weight (AW) = 3,355.00 Ton
- Vertical weight (w)
w = GT + AW = 7,355.00 Ton

PERHITUNGAN :

a. Panjang garis air

Lpp = 0.846 × LOA(1.0193)


= 0.846 × 110 (1.0193) = 101.425 m

b. Koefisien blok kapal

w
cb =
Lpp . B d2 gw

7,355.00
= = 0.946
101.425 × 15.80 × 4.85 × 1.00
TUGAS PELABUHAN
27
c. Koefisien massa

π d2
cm = 1 + ×
2 cb B

3.143 4.85
= 1 + × = 1.510
2 0.946 15.80

d. Koefisien eksentrisitas

l + (l/R)² sin² α
ce =
l + (l/R)²

dimana :
LOA 110 α = 10 °
R = = = 27.375 m
4 4 l = R cos α = 27.38 × 0.9848
= 26.959 m
sehingga
26.96 +( 26.96 / 27.38 )² × sin² 10 °
ce =
26.96 +( 26.96 / 27.38 )²

= 0.971

e. Besarnya energi yang diserap oleh fender

w V² 7355 × 0.20 ²
Ek = cm × ce × cs × cc = 1.510 × 0.971 × 1 × 1
2g 2 × 9.81

= 21.989 T.m

untuk menerima energi dibutuhkan minimal 2 fender, sehingga tiap fender menerima energi sebesar :

Efd = ½ Ek = ½ 21.989
= 10.994 Ton

Dari perhitungan diatas, digunakan fender SEIBU V


dipilih type : 400 H (V - 400H) CV2
dari tabel 7.2 dan 7.3 (Buku Bambang Triadmojo) , diperoleh spesifikasi sebagai berikut :
- Gaya reaksi permeter = 30.00 T/m
- Energi absorbsi permeter = 4.00 T/m
- Panjang fender (L) = 3.50 m
sehingga :
- Gaya reaksi (Reaction Load) = 30.00 × 3.50
= 105.00 Ton

- Energi absorbsi (Energi Absorbtion) = 4.00 × 3.50


= 14.00 Ton
Digunakan jarak antar fender : 10.00 m

Syarat : Efd < Energi absorbtion


10.994 Ton < 14.00 Ton ………. Siiiiip

TUGAS PELABUHAN
28
Karakteristik fender 400 H (V - 400H) CV2

- H = 400 mm s3 = 690 mm
- L = 3500 mm s4 = 85 mm
- h = 360 mm s5 = 710 mm
- ht = 40 mm B = 250 mm
- l = 3950 mm b = 500 mm
- l1 = 225 mm b1 = 840 mm
- l2 = 235 mm t = 19 mm
- l3 = 140 mm t1 = 108 mm
- s = 3780 mm u = 4 mm
- s1 = 1200 mm baut d (inc) = 1½ inc
- s2 = 0 mm jumlah baut = 8 buah

TUGAS PELABUHAN
29
B. Perencanaan Bolder

Kapal yang berlabuh ditambatkan kedermaga dengan mengikatkan tali - tali penambat ke bagian haluan,
buritan dan badan kapal. Tali - tali penambat tersebut diikatkan pada alat penambat yang dikenal dengan
nam BITT yang dipasang di sepanjang sisi dermaga. Bitt dengan ukuran yang lebih besar disebut
BOLLARD (corner mooring post)yang diletakkan pada kedua ujung dermaga atau ditempatkan yang agak
jauh dari sisi muka dermaga.
Bit digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal, sedangkan Bolder selain untuk mengikat
pada kondisi normal dan badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat ke dermaga atau
untuk membelok/memutar kapal terhadap ujung dermaga atau dolphin.

Tali pengikat

◙ ○ ○ ○ ○ ◙
DERMAGA

◙ Bollard
○ Bitt

gbr. METODE PENGIKATAN KAPAL PADA DERMAGA

Supaya tidak mengganggu kelancaran kegiatan di dermaga (bongkar muat barang), maka tinggi bolder
tidak boleh lebih dari 0.5 m diatas permukaan lantai dermaga.

Dalam perencanaan ini Bobot kapal (GRT) : 4000 Ton


Berdasarkan Tabel 6.2 (Bambang Triadmojo hal . 174), diperoleh :
- Gaya tarik pada bollard = 50 Ton
- Gaya tarik pada bitt = 50 Ton

Dari tabel dimensi bollard (terlampir) untuk bollard dengan kapasitas daya tarik = 50 Ton
diperoleh ukuran bollard sebagai berikut :
a. Dimensi Bollard

D = 350 mm H = 330 mm H3 = 160 mm


B0 = 560 mm H0 = 123 mm T = 27 mm
B1 = 840 mm H1 = 70 mm Berat = 360 kg
H2 = 613 mm
b. Dimensi baut

d2 = 56 mm Berat = 132 kg
L = 1150 mm Jumlah baut = 6 buah

C. Dimensi cincin

d3 = 225 mm Berat = 108 kg


t2 = 45 mm Jumlah baut = 6 buah

TUGAS PELABUHAN
30
Jumlah bollard yang digunakan didasarkan pada jumlah kapal yang mampu ditampung oleh dermaga.
- Jumlah kapasitas kapal yang akan merapat : 3 buah
- Jumlah Bollard 1 + jumlah kapal : 4 buah
- Jumlah Bitt : 12 buah
- Jarak antar bitt : 20 m

catatan
Jarak maksimum antar bitt didasarkan pada bobot kapal
- untuk bobot kapal 4000 Ton jarak maksimum antar bitt 20 m

( Bambang Triadmojo 210 )

B0

H0

H H2

H1

B1

Gbr. PENAMPANG BOLLARD

TUGAS PELABUHAN
31
BAB VIII
PERENCANAAN PENULANGAN PLAT LANTAI DERMAGA

8.1. DATA - DATA


- Mutu beton ( fc' ) = 28 MPa 280 kg/cm²
- Mutu Baja ( fy' ) = 340 MPa 3400 kg/cm²
- Pembebanan :
a. Beban Bergerak
- Beban hidup (Wh) = 2.00 Ton/m²
- Beban hidup tambahan (Wht) = Beban Truck + Beban Forklip + Beban Angin
= 15.0 + 25.00 + 0.041
(Wht) = 40.04 Ton 40.041
= 3.64009090909 Ton/m²
11.00
b. Beban Mati
- Berat aspal = 0.05 × 2.20 = 0.11 Ton/m²
- Berat plat lantai = 0.20 × 2.40 = 0.4800 Ton/m²

(Wd) = 0.59 Ton/m²

Wu = ( 1.2 Wd + 1.6 Wh ) + Wht


= ( 1.2 0.59 + 1.6 2.00 ) + 3.64 × 1
= 7.5480909 Ton/m²

8.2. PERHITUNGAN MOMEN


A. Momen Tumpuan
Wu
MA MB

A B

11 m

MA = MB = ⅛ Wu L²
= ⅛ 7.5480909 . 11 ² = 114.16488 T.m

B. Momen Lapangan

RA = RB = ½ Wu L
= ½ 7.5480909 . 11 = 41.5145 Ton

Mx = RA x - MA - ½ Wu x²
= 41.5145 x - 114.16488 - 3.774 x²

Momen maximum tejadi pada saat dx = 0


dx = 41.5145 - 7.548 x = 0
41.5145
x = = 5.500 m
7.548

Mmax = 41.5145 × 5.500 - 114.16488 - 2.750 × 5.500 ²


= 30.977 T.m
TUGAS PELABUHAN
32
menghitung nilai x, pada saat Mx = 0 (menggunakan rumus abc)

-b ± b² - 4 a c
x12 =
2 a

-41.515 ± 41.5145 ² - 4 -3.774 × 114.16488


=
2 × -3.774

-41.515 + 58.710369
x1 = = -2.278 + 11.000 = 8.722 m
-7.548091

-41.515 - 58.710369
x2 = = 13.278 + 11.000 = 2.278 m
-7.548091

Gambar Bidang Momen


-114.1649 T.m -114.164875 T.m

2.28 2.28

41.5145 Ton 30.977 T.m

5.5 m
41.5145 Ton

Karena terjadi penyeberangan tekanan diseluruh dasar lantai akibat perlawanan tanah dibawahnya, maka
terjadi perubahan arah momen

-30.977 T.m

2.28 2.28

114.16488 T.m 114.164875 T.m

11 m

TUGAS PELABUHAN
33
8.3. PERHITUNGAN TULANGAN
- Lebar Dermaga Lx = 11 m
- Panjang Dermaga Ly = 408.50 m

Ly 408.50
= = 37.136364 > 2 (digunakan penulangan plat satu arah)
Lx 11

A. Tulangan Lapangan

-Momen Lapangan maximum Mmax = 30977.375 kg.m 309.774 KN.m


-Perhitungan dilakukan per meter b = 1000 mm
-direncanakan menggunakan besi Ø 16 mm
-selimut beton d' diambil = 0.25 × h
= 50 mm
maka :

d = h - d' - ½ Ø tulangan
= 200 - 50 - 8 = 142 mm 14.2 cm

Menghitung Momen perlu (Mn perlu)

ΣMu
Mn perlu =
f f = Faktor kekuatan reduksi
untuk beban aksial tarik lentur = 0.80
309.774
=
0.80

= 387.217 KN.m 38721718.750 N.mm

Menghitung Rasio Penulangan

fy 340
m = = = 15.179
β1 × fc' 0.80 × 28.0

Mn perlu 38721718.750
Rn = = = 1.9203
b × d² 1000 × 142 ²

- Rasio penulangan perlu ρperlu

1 2 m Rn
ρperlu = ( 1 - 1 - )
m fy

1 2 15.179 1.9203
= ( 1 - 1 - = 0.00591344478
15.179 340

- Rasio penulangan minimum ρmin

1.4 1.4
ρmin = =
fy 340

= 0.0041176 < ρperlu

TUGAS PELABUHAN
34
- Rasio penulangan maximum ρmax

0.85 fc' 600


ρmax = 0.75 β1 ×
fy 600 + fy

0.85 28 600
= 0.75 0.80 ×
340 600 + 340

= 0.0268085 > ρperlu . . . . . . . . . Ok

Menghitung Luas Tulangan (As)

As = ρ b d
= 0.0059134 × 1000 × 142
= 840 mm² 8.397 cm²

Direncanakan menggunakan besi Ø = 16 mm


As tul = ( ¼ π ( 16 )²
= 201.14286 mm²

- Menghitung jumlah tulangan

As 840
n = =
As tul 201.14286

= 4.175 7 batang

- Menghitung jarak tulangan

b 1000
Jarak = =
(n-1) 7 - 1

= 166.67 mm 16.67 cm

Tulangan yang digunakan adalah : Ø 16 mm jarak 16.667 cm

B. Tulangan Tumpuan

•Momen Tumpuan Mt = 114164.875 kg.m 1141.649 KN.m


•Perhitungan dilakukan per meter b = 1000 mm
•direncanakan menggunakan besi Ø = 16 mm
•selimut beton d' diambil = 0.10 × h
= 20 mm
maka :

d = h - d' - ½ Ø tulangan
= 200 - 20 - 8 = 172 mm 17.2 cm

TUGAS PELABUHAN
35
Menghitung Momen perlu (Mn perlu)

ΣMu
Mn perlu =
f f = Faktor kekuatan reduksi
untuk beban aksial tarik lentur = 0.80
1141.649
=
0.80

= 1427.061 KN.m 142706093.750 N.mm

Menghitung Rasio Penulangan

fy 340
m = = = 15.179
β1 × fc' 0.80 × 28.0

Mn perlu 142706093.750
Rn = = = 4.8238
b × d² 1000 × 172 ²

- Rasio penulangan perlu ρperlu

1 2 m Rn
ρperlu = ( 1 - 1 - )
m fy

1 2 15.179 4.8238
= ( 1 - 1 - = 0.01617250403
15.179 340

- Rasio penulangan minimum ρmin

1.4 1.4
ρmin = =
fy 340

= 0.0041176 < ρperlu

- Rasio penulangan maximum = ρmax


0.85 fc' 600
ρmax = 0.75 β1 ×
fy 600 + fy

0.85 28 600
= 0.75 0.80 ×
340 600 + 340

= 0.0268085 > ρperlu . . . . . . . . . Ok

Menghitung Luas Tulangan (As)


As = ρ b d
= 0.0161725 × 1000 × 172
= 2782 mm² 27.817 cm²

Direncanakan menggunakan besi Ø = 16 mm


As tul = ( ¼ π ( 16 )²
= 201.14286 mm²

TUGAS PELABUHAN
36
- Menghitung jumlah tulangan

As 2782
n = =
As tul 201.14286

= 13.829 13 batang

- Menghitung jarak tulangan

b 1000
Jarak = =
(n-1) 13 - 1

= 83.33 mm 83.50 cm

Tulangan yang digunakan adalah : Ø 16 mm jarak 83.5 cm

TUGAS PELABUHAN
37
TABEL KARAKTERISTIK KAPAL

Bobot LOA Beam Tinggi Draf Bobot LOA Beam Tinggi Draf
(Ton) (m) (m) (m) (m) (Ton) (m) (m) (m) (m)
KAPAL PENUMPANG ( GRT ) OIL TANKER ( DWT )
500 51 10.20 4.00 2.90 2,000 73 11.10 5.60 5.10
1,000 63 11.90 5.00 3.60 3,000 85 12.30 6.10 5.90
2,000 92 13.90 6.20 4.50 5,000 102 14.70 7.60 6.90
3,000 109 15.30 7.10 5.10 10,000 139 19.00 9.90 8.10
4,000 123 16.30 7.30 5.60 15,000 157 21.70 11.30 9.00
5,000 135 17.20 8.40 6.00 20,000 171 23.80 12.40 9.20
6,000 138 17.30 10.60 7.40 30,000 191 27.20 14.10 10.90
7,000 144 18.60 11.10 7.70 40,000 211 29.90 15.10 11.70
8,000 150 19.30 11.60 7.80 50,000 226 32.10 16.50 12.50
9,000 155 20.00 12.00 8.00 70,000 250 35.90 18.40 13.60
10,000 160 20.60 12.30 8.20 100,000 270 39.00 19.20 14.60
15,000 181 23.10 13.90 8.80 150,000 291 44.20 23.00 17.90
20,000 197 25.10 15.10 9.20 200,000 325 47.20 24.50 18.00
30,000 223 28.20 17.00 10.00 250,000 343 51.80 25.60 20.00
KAPAL BARANG ( DWT ) KAPAL BARANG CURAH ( DWT )
700 51 8.50 4.60 2.90 10,000 140 18.70 10.80 8.00
1,000 58 9.50 5.10 3.60 15,000 157 21.50 11.20 8.20
2,000 74 11.70 6.30 4.50 20,000 170 23.70 12.70 8.80
3,000 86 13.20 7.20 5.10 30,000 192 27.30 13.80 9.20
4,000 95 14.40 7.80 5.60 40,000 208 30.20 15.70 10.00
5,000 103 15.40 8.40 6.00 50,000 222 32.60 17.20 10.00
6,000 124 16.90 9.50 7.40 70,000 244 37.80 18.40 10.00
7,000 129 17.60 10.00 7.70 90,000 250 38.50 18.40 10.00
8,000 135 18.30 10.40 7.80 100,000 275 42.00 18.40 10.00
9,000 139 18.90 10.80 8.00 150,000 313 44.50 18.40 10.00
10,000 144 19.40 11.20 8.20 KAPAL FERRY ( GRT )
15,000 162 21.70 12.70 8.80 1,000 58 9.50 5.10 3.60
20,000 177 23.40 13.80 9.20 2,000 74 11.70 6.30 4.50
30,000 199 26.10 15.70 10.00 3,000 86 13.20 7.20 5.10
40,000 217 28.80 17.20 10.00 4,000 95 14.40 7.80 5.60
50,000 232 30.00 18.40 10.00 6,000 103 15.40 8.40 6.00
KAPAL TANKER ( DWT ) 8,000 124 16.90 9.50 7.40
700 51 8.50 4.60 2.90 10,000 129 17.60 10.00 7.70
1,000 58 9.50 5.10 3.60 13,000 129 17.60 10.00 7.70

TUGAS PELABUHAN LAMPIRAN 1


Tabel 4.4. Kedalaman Kolam Pelabuhan

KEDALAMAN KEDALAMAN
BOBOT BOBOT
(m) (m)
KAPAL PENUMPANG (GRT) KAPAL MINYAK (DWT)
500 3.50 700 4.50
1,000 4.00 1,000 5.00
2,000 4.50 2,000 5.50
3,000 5.00 3,000 6.50
5,000 6.00 5,000 7.50
8,000 6.50 10,000 9.00
10,000 7.00 15,000 10.00
15,000 7.50 20,000 11.00
20,000 9.00 30,000 12.00
30,000 10.00 40,000 13.00
KAPAL BARANG (DWT) 50,000 14.00
700 4.50 60,000 15.00
1,000 5.00 70,000 16.00
2,000 5.50 80,000 17.00
3,000 6.50 KAPAL FERRY (GRT)
5,000 7.50 1,000 4.50
8,000 9.00 2,000 5.50
10,000 10.00 3,000 6.00
15,000 11.00 4,000 6.50
20,000 11.50 6,000 7.50
30,000 12.00 8,000 8.00
40,000 13.00 10,000 8.00
50,000 14.00 13,000 8.00
KAPAL PETI KEMAS (DWT) KAPAL BARANG CURAH (DWT)
20,000 12.00 10,000 9.00
30,000 13.00 15,000 10.00
40,000 14.00 20,000 11.00
50,000 15.00 30,000 12.00
40,000 12.50
50,000 13.00
70,000 15.00
90,000 16.00
100,000 18.00
150,000 20.00

TUGAS PELABUHAN LAMPIRAN 2


TABEL. KECEPATAN KAPAL MERAPAT PADA DERMAGA

KOMPONEN KECEPATAN YANG ARAHNYA TEGAK LURUS


TINGKAT DERMAGA PADA SAAT KAPAL MENUMBUK DERMAGA (
FAKTOR KESULITAN m/dtk )
PADA SAAT
LOKASI MENDEKATI
DERMAGA s.d. DL = DL =
DL > 100.000
DL = 5.000 5.000 - 10.000 10.000 - 100.000

1. Angin keras dan ada Sweel sulit 0.75 0.55 0.40 0.20

2. Angin keras dan ada Sweel mudah 0.60 0.45 0.30 0.20

3. Angin yang moderat dan normal 0.45 0.35 0.20 0.15


ada sweel

4. Terlindung sulit 0.25 0.20 0.15 0.10

5. Terlindung mudah 0.20 0.15 0.10 0.10

TABEL. KOEFISIEN KONDISI TANAH

TANAH DASAR KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3


FAKTOR 0.80 1.00 1.20

TEBAL LAPISAN Kerikil Pasir Sandy Clay Tanah Lunak


< 5m Kelas 1 Kelas 1 Kelas 2
5 m - 25 m Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
> 25 m Kelas 2 Kelas 3 Kelas 3

TABEL. KOEFISIEN TINGKAT KEPENTINGAN BANGUNAN

Karakteristik
KLASIFIKASI BANGUNAN Koef. Tingkat Kepentingan
Bangunan
Kelas Khusus 0.15
Kelas A 0.12
Kelas B 0.10
Kelas C 0.05

TUGAS PELABUHAN LAMPIRAN 3


TABEL. DIMENSI KAPAL PADA PELABUHAN

DIMENSI KAPAL
PANJANG
TIPE PELABUHAN BOBOT DRAFT PANJANG DERMAGA
(DWT) (m) (m)
1. GATE WAL PORT
a. Kapal Kontainer 15.000 - 25.000 9,0 - 12,0 175 - 285 300
b. Kapal Barang Umum 8.000 - 20.000 8,0 - 10,0 135 - 185 200
c. Kapal Barang dari Collector P 5.000 - 7.000 8 100 - 130 150
d. Kapal Penumpang 3.000 - 5.000 5,0 - 6,0 100 - 135 165
2. COLLECTOR PORT
a. Dari Pelabuhan Pengumpul 5.000 - 7.000 7,5 100 - 130 150
b. Dari Pelabuhan Cabang 500 - 3.000 4,0 - 6,0 50 - 90 110
3. TRUNK PORT
a. Kapal Barang
- Dari Pelabuhan Pengumpul 500 - 3.000 4,0 - 6,0 50 - 90
- Dari Pelabuhan Feeder 500 - 1.000 6,0 75
b. Kapal Perintis 700 - 1.000 6,0 75
4. FEEDER PORT
a. Kapal Barang < 7.000 6,0
b. Kapal Perintis 500 - 1.000 6,0 75

TABEL. GAYA TARIKAN KAPAL

GAYA TARIK PADA GAYA TARIK PADA


BOBOT KAPAL
BOLLARD BITT
(GRT)
(TON) (TON)

200 - 500 15 15
501 - 1.000 25 25
1.001 - 2.000 35 25
2.001 - 3.000 35 35
3.001 - 5.000 50 35
5.001 - 10.000 70 50 (25)
10.001 - 15.000 100 70 (25)
15.001 - 20.000 100 70 (35)
20.001 - 50.000 150 100 (35)
50.001 - 100.000 200 100 (50)

Nilai dalam kurung adalah untuk gaya pada tambatan yang dipasang
disekitar tengah kapal yang mempunyai tidak lebih 2 (dua) tali
pengikat.

TABEL. JARAK ANTAR FENDER

KEDALAMAN AIR JARAK ANTAR


(m) FENDER (m)

4 - 6 4 - 7
6 - 8 7 - 10
8 - 10 10 - 15

TUGAS PELABUHAN LAMPIRAN 4


TABEL DIMENSI FENDER SEIBU V
(dalam milimeter kecuali ditentukan lain)

DIMENSI 1300H 1000H 800H 600H 500H 400H 300H

H 1.300 1.000 800 600 500 400 300


L 4.000 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.000
h 1.235 935 740 550 460 360 265
h1 65 65 60 50 40 40 35
l 4.850 4.200 4.100 4.150 4.050 3.950 3.350
l1 425 350 300 325 275 225 175
l2 460 400 360 285 260 230 195
l3 230 200 180 185 160 140 130
s 4.450 3.900 3.840 3.920 3.850 3.780 3.200
s1 900 1.200 1.050 1.020 1.000 1.200 1.000
s2 900 0 0 0 0 0 0
s3 875 750 870 940 925 690 600
s4 200 150 130 115 100 85 75
s5 2.030 1.600 1.350 1.050 860 710 530
B 815 625 500 375 315 250 188
b 1.625 1.250 1.000 750 625 500 375
b1 2.250 1.800 1.550 1.210 1.000 840 645
t 38 35 35 32 25 19 16
t1 364 280 225 168 140 108 80
u 10 10 8 6 5 4 3
Baut Ø (in) 3 2,50 2,50 2,00 1,75 1,50 1,25
Jumlah Baut 10 8 8 8 8 8 8
Sumber : Seibu Rubber Chemical Co. Ltd (dalam AF Quinn)

ENERGI REAKSI DEFLEKSI


TYPE
(Ton-mtr) (Ton) (mm)

Sistem Fender Tunggal


(standar per meter, defleksi 45 %)
300H 2,25 22,50 135,00
400H 4,00 30,00 180,00
500H 6,25 37,50 225,00
600H 9,00 45,00 270,00
800H 16,00 60,00 360,00
1000H 25,00 75,00 450,00
1300H 42,25 97,50 585,00
Sistem Fender Ganda
(standar per meter, defleksi 45 %)
300H 4,50 19,50 270,00
400H 8,00 26,00 360,00
500H 12,50 32,50 450,00
600H 18,00 39,00 540,00
800H 32,00 52,00 720,00
1000H 50,00 65,00 900,00
1300H 84,50 84,50 1.170,00
Sumber : Seibu Rubber Chemical Co. Ltd (dalam AF Quinn)

TUGAS PELABUHAN LAMPIRAN 5


Catatan :
L = panjang busur lingkaran
α
L= 2πR
360°

Anda mungkin juga menyukai