STUDI
PENDAHULUAN
- V 01
- Transportasi
- Perdagangan
- Lokasi Pelabuhan
- Fungsi Pelabuhan
- Jenis / Volume barang yang dilayani
PENGOLAHAN
DATA
ANALISA DATA
EVALUASI
PELAKSANAAN
TUGAS PELABUHAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. PENGERTIAN
Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang laut yang dilengkapi dengan fasilitas
terminal laut.
Fasilitas terminal tersebut disesuaikan dengan jenis/fungsi dari pelabuhan tersebut.
Untuk jenis Pelabuhan penumpang, yang diperlukan adalah stasion penumpang yang berfungsi untuk
melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, misalnya :
- Kantor Imigrasi
- Kantor Direksi dan Keamanan Pelabuhan
- Maskapai Pelayaran, dsb.
- Barang - barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar.
- Untuk kelancaran keluar masuknya penumpang dan barang sebaiknya jalan keluar/masuk dipisahkan.
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhanyang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang
melakukan bongkar muat barang dan penumpang. Dimensi dermaga pada jenis dan ukuran kapal yang
merapat dan menambat pada dermaga tersebut. Dibelakang dermaga terdapat halaman yang cukup luas yang
terdiri dari Apron, gedung transit, tempat bongkar muat barang dan jalan untuk lalu lintas didermaga.
Apron adalah daerah yang terletak antara sisi dermaga dan sisi depan gudang dimana terjadi pengalihan
kegiatan dari angkutan laut (kapal) ke angkutan darat atau sebaliknya.
Dermaga dapat dibedakan atas dua type, yaitu :
- Wharf : Dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpitdengan garis pantai atau agak
menjorok kelaut. apabila garis kedalaman laut hampir merata dan sejajar dengan garis pantai
Wharf dibangun
- Pier atau Jetty
: Dermaga yang dibangun membentuk sudut terhadap garis pantai. Pier digunakan untuk
merapatkan kapal pada satu sisi atau kedua sisinya.
Pier yang berbentuk jari lebih efisien karena dapat digunakan untuk merapatkan kapal pada
kedua sisinya untuk panjang dermaga yang sama
Selain bangunan fasilitas, dermaga juga dilengkapi oleh bangunan pelengkap, yaitu :
- Bollard : Yaitu bangunan yang berfungsi untuk menahan gaya tarik kapal pada saat kapal merapat. Pada
umumnya tiap kapal menggunakan dua buah bollard, yaitu pada bagian depan dan belakang
kapal.
- Fender :Yaitu bangunan yang berfungsi untuk melindungi dinding dermaga dari benturan kapal pada
saat kapal akan merapat di demaga.
- Bangunan Pemecah Gelombang : berfungsi untuk melindungi kapal / dermaga dari benturan
gelombang.
- Lampu Dermaga : sebagai alat penunjuk letak dermaga pada malam hari.
- Tambatan Kapal : tempat untuk menambatkan kapal pada saat kapal berlabuh.
TUGAS PELABUHAN
1
1.2. MACAM PELABUHAN
a. Pelabuhan Umum
Pelabuhan Umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayaran masyarakat umum.
Penyelenggaraan Pelabuhan Umum dilakukan oleh Pemerintah dan Pelaksanaannya dapat
dilimpahkan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan untuk maksud tersebut.
b. Pelabuhan Khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna untuk menunjang kegiatan
tertentu, dengan tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum kecuali dalam keadaan tertentu
dengan ijin pemerintah. Pelabuhan Khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun
swasta yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut.
c. Pelabuhan Otonomi
Pelabuhan ini diserahkan wewenangnya untuk mengatur diri sendiri.
TUGAS PELABUHAN
2
D. Ditinjau dari segi penggunaannya
a. Pelabuhan Ikan
b. Pelabuhan Minyak
c. Pelabuhan Barang
Contoh :
- Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara
- Pelabuhan milik Pabrik Aluminium Asahan
- Pelabuhan milik Pabrik Pupuk Asean dan Iskandar Muda
d. Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang tidak jauh berbeda dengan Pelabuhan barang. Pada pelabuhan barang
dibelakang dermaga terdapat gudang-gudang, sedang untuk pelabuhan penumpang dibangun
stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang
bepergian seperti kantor imigrasi, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai penerbangan dsb.
e. Pelabuhan Campuran
f. Pelabuhan Militer
a. Pelabuhan Alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari badai dan gelombang secara alam.
Contoh :
- Pelabuhan Cilacap, Palembang, Belawan, Pontianak, New York, San Fransisco, London
dan masih banyak lagi khususnya pelabuahn yang terletak dimuara sungai (estuari ).
b. Pelabuhan Buatan
Ialah suatu daerah yang terlindung dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah
gelombang (Break Water).
Contoh :
- Pelabuhan Tanjung Priuk, Tanjung Mas dan sebagainya.
TUGAS PELABUHAN
3
1.3. URUTAN PERENCANAAN PELABUHAN
Pemilihan type dermaga disesuaikan dengan type pelayanan, agar dapat melayani kapal yang direncanakan
merapat kedermaga.
Dalam pemilihan type dermaga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
Panjang dari suatu dermaga ditentukan oleh jenis kapal yang akan dilayani atau yang akan menambat
didermaga. Panjang dermaga harus dapat menampung panjang kapal ditambah ruang jarak antar kapal
agar tidak terjadi tumbukan antar kapal.
Kapasitas daya dukung tanah sangat mempengaruhi bentuk konstruksi dermaga yang akan
direncanakan, utamanya pondasi yang berfungsi untuk memikul beban dermaga. Dengan mengetahui
beban yang terjadi dan daya dukung tanah, maka dapatlah ditentukan kebutuhan pondasi dermaga.
Lp = n . Loa + ( n - 1 ) 15 + ( 2 x 25 )
dimana
Lp = Panjang Dermaga (m)
Loa = Panjang Kapal (m)
n = Jumlah kapal yang akan merapat
15 = Jarak (ruang bebas) antar kapal (m)
2 x 25 = Jarak (ruang bebas) ujung dermaga (m)
TUGAS PELABUHAN
4
m 25 Loa 15)n-1( Loa m 25
DERMAGA
Lp
Dimana :
- Beban Vertikal
• Beban Hidup
• Beban Mati (Berat Sendiri Dermaga)
• Beban Konstruksi pendukung dermaga
• Berat tanah timbunan (urugan)
- Beban Hidup
• Berat Orang (Penumpang)
• Berat Kendaraan (beban bergerak)
TUGAS PELABUHAN
5
e. Perencanaan Pondasi Dalam
Pondasi dalam yang digunakan pada perencanaan dermaga pada umumnya digunakan tiang pancang.
Kriteria penggunaan tiang pancang dipengaruhi oleh :
- Tinggi Dermaga
- Daya dukung (kedalaman tanah keras)
- Besarnya beban yang bekerja
TUGAS PELABUHAN
6
DATA PERENCANAAN
1. DATA KAPAL
2. DATA BEBAN
A. Beban Material dan Bahan yang digunakan
a. Urugan Tanah
γut = 1.80 T/m³
γsat = 2.10 T/m³
Ө = 30 °
b. Urugan Batu
γub = 2.00 T/m³
γsat = 2.30 T/m³
Ө = 35 °
T = 1.00 m
c. Tanah Dasar
γsat = 2.10 T/m³
Ө = 30.00 °
C = 0.50
d. Aspal
γaspal = 2.20 T/m³
e. Beton Bertulang
γbtn = 2.40 T/m³
f. Air
γw = 1.00 T/m³
B. Beban Tambahan
TUGAS PELABUHAN
i
BAB II
PERENCANAAN DERMAGA
- Type dermaga yang dipilih adalah = Type Marginal Wharf (sejajar garis pantai)
- Type kapal = Passenger ship (kapal penumpang)
- Bobot kapal = 4000 Ton
Dari tabel tentang karakteristik kapal, dari DKPP (Desain Kriteria Perencanaan Pelabuhan), diperoleh
sebagai berikut :
¤ Panjang Kapal Loa = 109.50 m
¤ Lebar Kapal B = 15.80 m
¤ Draft Kapal d2 = 4.85 m (Bambang Triatmojo, 22)
- Jumlah kapal yang merapat n = 3.00 bh
- Kecepatan merapat kapal = 0.20 m/dtk
dimana :
¤ Panjang total (length overall, LOA) adalah panjang kapal dihitung dari ujung depan (haluan) sampai
ujung belakang (buritan).
¤ Lebar kapal (Beam) adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal.
¤
Sarat (Draft) adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan muatan maksimum, yaitu jarak antara
garis air pada beban yang direncanakan (Design Load Water Line) dengan titik terendah kapal.
Direncanakan dermaga type Warf , dimana muka dermaga sejajar dengan garis pantai dimana kapal - kapal
sandar berderet memanjang.
sehingga, panjang dermaga yang dibutuhkan adalah :
Lp = n . Loa + ( n - 1 ) 15 + ( 2 x 25 )
= 3 . 109.50 +( 3 - 1 ) 15 +( 2 . 25 )
= 408.50 m
d = Lp - 2e
2A
b =
d - 2e
dimana :
Lp = Panjang Dermaga b = Lebar Gudang/Rg. Transit
Loa = Panjang Kapal a = Lebar Apron = diambil 25 m
A = Luas Gudang e = Lebar Jalan = diambil 10 m
d = ½( Lp - 2e )
= ½( 409 - 2 10 ) = 194.3 m
TUGAS PELABUHAN
7
Sehingga Lebar Gudang dan Ruang Transit :
2A
b =
2d - 2e
2 6,500
= = 35.278 m
388.5 - 2 10
Pada umumnya kedalaman dari dasar dermaga/pelabuhan ditetapkan berdasarkan max draft kapal yang akan
bertambat ditambah dengan jarak aman terbesar (0.8 - 1.0 m) di bawah kapal.
Jarak aman ini ditentukan berdasarkan ketentuan operasional pelabuhan (penambatan kapal / tanpa kapal
tunda) dan konstruksi dermaga.
Sedangkan taraf dermaga ditetapkan 0,5 - 1,5 m diatas muka air pasang (High Water Level), dan sesuai dengan
besarnya kapal.
Dalam Perencanaan ini digunakan tarf dermaga setinggi 1,0 m. Dengan demikian kedalaman minimum kolam
dermaga adalah :
Taraf Dermaga
HWL
LWL
Draft
Kedalaman Minimum
1m
TUGAS PELABUHAN
8
BAB III
PERHITUNGAN GAYA - GAYA YANG BEKERJA
Pada dasarnya gaya - gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan atas gaya lateral dan gaya vertikal.
Lantai Beton t = 20 cm
Aspal t = 5 cm
+ 3.65
2.500 m
11.70 m
Tanah Dasar
Dalam perencanaan ini, gaya - gaya yang bekerja ditinjau permeter tiap satuan panjang dermaga.
TUGAS PELABUHAN
9
5.43 m
l
b3 7.27 m
3.65 m
b2 l2
Vub1 4.96 m ho1 1.90 m
h1 2.08 m ho2 1.000 m
3.40 m Vbd1 Vub2
l3
Vub3 hw1 0.50 m
Vbd3
h3 2.500 m 11.70 m
b
A. Beban Tambahan
Yaitu berupa beban hidup :
- q = 2.00 T/m dengan lebar b = 11.70 m
- Beban Truck = 15.00 Ton
- Beban Forklift = 25.00 Ton
- Beban Angin = 0.041 Ton
Vh = (( q x b ) + beban truck + beban forklift + beban angin x 1
= (( 2.00 x 11.70 ) + 15.00 + 25.00 + 0.041 ) x 1
= 63.441 Ton
Vaspal = γaspal x b x t x 1
= 2.20 x 11.70 x 0.05 x 1
= 1.287 Ton
Vbtn = γbtn x b x t x 1
= 2.40 x 11.70 x 0.20 x 1
= 5.616 Ton
TUGAS PELABUHAN
10
c. Berat Urugan batu diatas dinding dermaga ; γub = 2.00
( 5 + 4.962 )
Vub1 = γub x 1.00 x x 1
2
( 5 + 4.962 )
= 2.00 x 1 x x 1
2
= 10.3924 Ton
( 4.962 + 4.430 )
Vub2 = γub x 0.5 x x 1
2
( 4.962 + 4.430 )
= 2.00 x 0.5 x x 1
2
= 4.696 Ton
( 3.65 + 7.27 )
Vbd1 = γbtn x 3.40 x x 1
2
( 3.65 + 7.27 )
= 2.40 x 3.40 x x 1
2
= 44.55 Ton
Ka = tan² ( 45 - ½ Ө )
= tan² ( 45 - ½ 30.00 0
)
= 0.333
`
TUGAS PELABUHAN
11
C.1. Pada tanah kering h1 = 2.90 m
a. Akibat tekanan beban merata dari beban hidup, berat aspal, berat lantai beton terhadap tanah.
Beban merata :
- Berat Lantai beton = 2.40 x 0.20 = 0.48 T/m²
- Beban hidup = = 2.00 T/m²
- Berat aspal = 2.20 x 0.05 = 0.11 T/m²
Pa1 = Ka x q x ho x 1
= 0.333 x 2.59 x 2.90 x 1
= 2.504 Ton
Pa3 = Ka x ( q + γut x ho ) h x 1
= 0.333 x ( 2.59 + 1.80 x 2.90 ) 5.5 x 1
= 14.318 Ton
a. Akibat tekanan air diatas LWL (muka air surut) setinggi hw1 = 0.5 m
Pa5 = ½ γw x (hw1)² x 1
= ½ 1.00 x 0.25 x 1
= 0.125 Ton
b. Akibat tekanan air setinggi hw1 terhadap air dibawahnya setinggi hw2 = 5.00 m
TUGAS PELABUHAN
12
E. Beban akibat tarikan kapal pada Bollard
Gaya tarikan kapal pada bollard dapat dilihat pada tabel 6.2 Bambang Triatmojo, selain gaya tersebut bekerja
secara horizontal juga secara vertikal sebesar ½ dari nilai yang tercantum dalam tabel.
Diasumsikan gaya tarik ini bekerja pada jarak 0.50 m diatas lantai dermaga.
Berdasarkan tabel 6.2. untuk bobot kapal = 4000 Ton
diperoleh gaya tarik pada bollard sebesar = 50 Ton
Apabila jarak tiap bollard diambil 20 m, maka dalam meter lari dinding dermaga menerima beban tarikan kapal
sebesar :
F 50
Pa7 = x 1 = x 1
20 20
= 2.500 Ton
- Pada ujung kaki depan dasar dinding dermaga, tekanan terbesar terjadi pada saat air pasang (High Water
Level) yaitu muka air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang pada suatu siklus pasang surut . . . . . . . . . (B.
Triadmojo 86)
Dengan demikian beban akibat gaya angkat pada titik ini adalah :
- Pada ujung kaki belakang dasar dinding dermaga dengan tinggi muka air
hw = 5.50 m ( tinggi muka air dianggap konstan )
Pa (P2) = γw x hw
= 1.00 x 5.50
= 5.500 Ton
Berdasarkan gaya angkat pada kedua kaki dasar dermaga / dindingnya, maka besarnya daya angkat yangterjadi
pada dinding dermaga adalah :
Pa (P1) + Pa (P2)
Vap = x lebar dasar dermaga x 1
2
6.26 + 5.50
= x 11.70 x 1
2
= 68.796 Ton
TUGAS PELABUHAN
13
PERHITUNGAN JARAK - JARAK GAYA
0.05 m
11.70
x = = 5.850 m
2
0.20 m
x
11.70 m
• Urugan Batuan
a. Vub1
- Bidang I
0.470 m 4.960 m A1 = ½ 0.470 × 1.90 = 0.446 m²
x1 = 2/3 × 0.470 = 0.313 m
I - Bidang II
II 1.90 m A2 = 4.960 × 1.90 = 9.42 m²
x2 = ½ 4.960 + 0.470 = 2.950 m
x1 sehingga :
x2 A1 x 1 + A2 x 2 0.140 + 27.80
x = = = 2.831 m
A1 + A2 9.42 + 0.446
b. Vub2
- Bidang I
0.400 m 4.900 m A1 = ½ 0.400 × 1.00 = 0.200 m²
x1 = 2/3 × 0.400 = 0.267 m
I - Bidang II
II 1.000 m A2 = 4.900 × 1.00 = 4.90 m²
x2 = ½ 4.900 + 0.400 = 2.850 m
x1 sehingga :
x2 A1 x 1 + A2 x 2 0.053 + 13.97
x = = = 2.749 m
A1 + A2 4.90 + 0.200
c. Vub3
- Bidang I
0.532 m 4.430 m A1 = ½ 0.532 × 0.50 = 0.133 m²
x1 = 2/3 × 0.532 = 0.355 m
I - Bidang II
II 0.50 m A2 = 4.430 × 0.50 = 2.215 m²
x2 = ½ 4.430 + 0.532 = 2.747 m
x1 sehingga :
x2 A1 x 1 + A2 x 2 0.047 + 6.09
x = = = 2.612 m
A1 + A2 2.215 + 0.133
d. Vub4
2.350 m
2.500 m 2.350
x = = 1.175 m
x = = 1.175 m
2
x
TUGAS PELABUHAN
14
• Dinding beton balok dermaga
a. Vbd1
x2 - Bidang II
x1 A2 = ½ 3.62 × 3.40 = 6.154 m²
x2 = 1/3 3.62 + 3.650 = 4.857 m
I - Bidang I
3.40 m II A1 = 3.65 × 3.40 = 12.410 m²
x1 = ½ × 3.650 = 1.825 m
3.65 m 3.62 m
sehingga :
A1 x1 + A2 x2 22.65 + 29.89
x = = = 2.830 m
A1 + A2 12.41 + 6.154
b. Vbd2
9 m
2.50 m 9
x = = 4.675 m
2
c. Vbd3
11.70 m
2.50 m 11.70
x = = 5.850 m
2
sehingga :
x1 A1 x 1 + A2 x 2 376.4 + 17.34
x = = = 5.724 m
x2 A1 + A2 64.35 + 4.446
TUGAS PELABUHAN
15
BAB IV
PERHITUNGAN TOTAL GAYA DAN MOMEN
TUGAS PELABUHAN
16
TUGAS PELABUHAN
Gaya Tambahan
Vh
Vaspal qx
Ka
Bbtn
Ka ( q + h1 .
Bub1 Pa g )
HWL 1 Pa
Bbd1 Bub2 Pa
LWL Bbd2
Pa Pa
Bub3
Bbd3 Bbd4
g w x LWL
Bbd5 Bub4
Pa Pa
Pa
Pp2 Pp2
Bbd6
Ka ( q + h1 . g + g' . gw ( hw1 +
Tekanan Air h2 ) hw2 )
m 10.0
Up Lift Pressure
Gambar :
DIAGRAM GAYA-
Gambar :
DIAGRAM GAYA-
GAYA YANG
BEKERJA
BAB V
PERHITUNGAN GAYA AKIBAT GEMPA
A. Koefisien Gempa
Untuk menghitung besarnya koefisien gempa adalah dengan membuat persamaan dengan memasukkan
faktor-faktor :
- Faktor klasifikasi daerah gempa
- Faktor kondisi tanah dasar
- Faktor tingkat kepentingan bangunan
sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
Koefisien gempa (K) = Koef. Daerah gempa × Koef. Kondisi tanah dasar × Koef. Kepentingan
bangunan
Besarnya koefisien daerah gempa dapat dilihat pada Peraturan Muatan Indonesia (PMI), besarnya nilai
koefisien tanah dan koefisien kepentingan bangunan dapat dilihat pada D.K.P.P.
B. Gaya Gempa
Gaya gempa tersebut bekerja pada titik berat dari konstruksi. Arah kerja gempa harus diperhitungkan dari
segala arah.
Persamaan untuk menghitung gaya gempa adalah :
F = K × w ; atau
F = (Ki × L × b ) × w ; atau
F = f × Ko × L × b
dimana :
F = Gaya gempa
w = Beban vertikal dengan muatan hidup penuh
K = Koefisien gempa
Ki = Koefisien gempa berdasarkan tingkat bersangkutan
Ko = Koefisien gempa dasar
f = Koefisien sesuai tingkat kepentingan penggunaan bangunan
( Untuk Konstruksi Bangunan Pelabuhan f = 0.12 )
L = Faktor lajur gempa
Indonesia terbagi atas 3 lajur gempa, yaitu :
- Lajur 1 ( L1 ) nilainya = 1.00
- Lajur 2 ( L2 ) nilainya = 0.50
- Lajur 3 ( L3 ) nilainya = 0.25 . . . . . . . . . . . . . . PMI 70
b = Faktor tanah yang mendukung bangunan
Koefisien gempa dasar ditentukan tinggi rendah bangunan, untuk H > 10.0 m ;
Ko = 0.20
TUGAS PELABUHAN
17
Berdasarkan data - data tersebut diatas, maka :
a. Konstruksi direncanakan didaerah Palu, yang menurut letak geografis daerah gempa terletak pada
daerah III ( lihat peta daerah gempa , PMI 1970 ).
diperoleh dari tabel :
Ko = 1.00
c. Pelabuhan adalah bangunan sipil yang mempunyai pengaruh terhadap aktifitas sosial ekonomi suatau
daerah, sehingga Pelabuhan masuk dalam klasifikasi bangunan klas A.
Koefisien tingkat kepentingan bangunan = 0.12 (DKPP pasal 26 ayat a)
F × V
Ft =
SH
dimana :
F : koefisien gesek statis antara dasar dinding dan pondasi tanah dasar
diambil nilai 0.70 - 0.80
V : Resultan gaya - gaya vertikal yang bekerja.
H : Resultan gaya - gaya horizontal yang bekerja.
Ft : Faktor keamanan izin
• kondisi normal Ft ≥ 1.20
• kondisi gempa Ft ≥ 1.00
Mt dimana :
Ft =
Mg Mt : Resultan dari momen tahanan yang bekerja.
Mg : Resultan dari momen guling yang bekerja.
Ft : Faktor keamanan izin
• kondisi normal Ft ≥ 1.20
• kondisi gempa Ft ≥ 1.00
TUGAS PELABUHAN
19
C. Pemeriksaan terhadap Kapasitas Daya Dukung Tanah Dasar ( Bearing Capacity )
B = 11.7 m
Diketahui : x
m
q = 30 °
C = 0.50 x = tan 30 °
= 0.577 m
D
B' = B + 2x
x x = 11 + 2 0.577
= 12.15 m
B'
Karena D < 1.58 B, maka digunakan kapasitas daya dukung tanah dasar asli.
Dari tabel 3.2 Buku " SOIL ENGINEERING " Bradja M. Das halaman 131, diperoleh :
• Urugan Batuan (lapisan 1)
q = 35.000 ° Nq = 33.40
= 167.13068 T/m²
TUGAS PELABUHAN
20
c. Kemungkinan - kemungkinan tegangan tanah yang terjadi
B = 11.70 m
SH
R SV
B/2
x e
- e ≤ 1/6 B , maka : V 6e
Qt = 1 ±
L × B B
- e ≥ 1/6 B , maka : 3V
Qt =
3L × x
c.1. Tegangan yang terjadi pada tanah tanah dasar pada kondisi normal
• Mencari eksentrisitas (e) dari resultan beban ( R ) yang bekerja :
Mt - Mg 1989.10 - 301.4169
x = = = 4.5026 m
V 374.827
V 6e 374.827 6 0.9975
Qt min = 1 - = 1 -
L × B B 1.00 11 11
15.535 T/m²
52.615 T/m²
TUGAS PELABUHAN
21
21
c.2. Tegangan yang terjadi pada tanah tanah dasar pada kondisi gempa
Mt - Mg 1989.10 - 460
x = = = 4.0795 m
V 374.827
V 6e 374.827 6 1.4205
Qt max = 1 + = 1 +
L × B B 1.00 11.00 11
V 6e 374.827 6 1.4205
Qt min = 1 - = 1 -
L × B B 1.00 11 11
7.673 T/m²
60.478 T/m²
- Kondisi Normal
My 136.76
a' = B - = 11.00 - = 9.525 m
ΣH 92.747
- Kondisi Gempa
Mg 460
a' = B - = 11.00 - = 7.315 m
ΣH 124.845
TUGAS PELABUHAN
22
d.2. Kontrol Slip Lingkaran
Untuk Analisa Stabilitas Lereng dengan Metode Irisan, Rumus yang digunakan :
Ft ≥ Fizin
dimana :
170.749 + 626.199
=
1752.309 + ( 92.747 × 9.525 )
- Kondisi Gempa
170.749 + 626.199
=
1752.309 + ( 124.845 × 7.315 )
Catatan :
- Pemeriksaan kestabilan dinding dermaga, lebih diutamakan terhadap Kontrol Kestabilan
terhadap gelincir, guling dan terhadap daya dukung tanah dasar. Jika ketiganya sudah
memenuhi, maka konstruksi Dermaga sudah Aman.
- Kontrol kestabilan terhadap kelongsoran dengan bidang longsor lingkaran tidak perlu, karena
kondisi mateial lereng tidak homogen, artinya tidak tepat penggunaan metode ini untuk
dinding dermaga.
TUGAS PELABUHAN
25
TUGAS PELABUHAN
b t A γ W x R y
BAGIAN NO JENIS BEBAN W.x W.y
(m) (m) (m²) (t/m³) (A . γ) (m) (m) ( R² - x² )
I 1 Beban Hidup 0.30 3.40 1.020 - 1.020 12.605 12.755 1.950 12.857 1.989
2 Aspal 0.30 0.05 0.015 2.20 0.033 12.605 12.755 1.950 0.416 0.064
3 Lantai Beton 0.30 0.20 0.060 2.40 0.144 12.605 12.755 1.950 1.815 0.281
4 Urugan Tanah 1 0.11 1.00 0.055 1.80 0.099 12.492 12.755 2.578 1.237 0.255
5 Urugan Tanah 2 0.19 1.00 0.190 1.80 0.342 12.440 12.755 2.817 4.254 0.963
6 Urugan Tanah 3 0.19 1.21 0.115 1.80 0.207 12.408 12.755 2.954 2.567 0.611
II 7 Beban Hidup 2.84 3.40 9.656 - 9.656 13.120 12.755 Err:502 126.687 Err:502
8 Aspal 2.84 0.05 0.142 2.20 0.312 13.120 12.755 Err:502 4.099 Err:502
9 Lantai Beton 2.84 0.20 0.568 2.40 1.363 13.120 12.755 Err:502 17.885 Err:502
10 Urugan Tanah 4 1.21 1.00 1.210 1.80 2.178 10.877 12.755 6.662 23.689 14.511
11 Urugan Tanah 5' 1.21 1.21 0.732 1.80 1.318 13.935 12.755 Err:502 18.362 Err:502
12 Urugan Batu 5'' 1.21 1.21 0.732 2.00 1.464 13.935 12.755 Err:502 20.402 Err:502
13 Urugan Tanah 6 1.63 1.00 0.815 1.80 1.467 12.787 12.755 Err:502 18.758 Err:502
14 Urugan Batu 7 1.63 1.00 0.815 2.00 1.630 12.243 12.755 3.576 19.957 5.830
15 Urugan Batu 8 1.63 1.21 1.972 2.00 3.945 12.515 12.755 2.463 49.367 9.714
16 Urugan Batu 9 2.84 4.29 6.092 2.00 12.184 11.017 12.755 6.428 134.223 78.320
17 Urugan Batu 10 2.35 1.00 2.350 2.00 4.700 12.483 12.755 2.618 58.672 12.307
III 17 Beban Hidup 5.43 3.40 18.462 - 18.462 12.065 12.755 4.138 222.744 76.402
18 Aspal 5.43 0.05 0.272 2.20 0.597 12.065 12.755 4.138 7.206 2.472
19 Lantai Beton 5.43 0.20 1.086 2.40 2.606 12.065 12.755 4.138 31.446 10.786
20 Urugan Batu 11 2.35 0.50 1.175 2.00 2.350 10.525 12.755 7.205 24.734 16.932
21 Urugan Batu 12 2.35 2.50 5.875 2.00 11.750 10.525 12.755 7.205 123.669 84.661
22 Blok Beton 13 2.35 2.50 5.875 2.40 14.100 10.525 12.755 7.205 148.402 101.593
23 Urugan Batu 14 1.01 1.00 1.010 1.80 1.818 9.687 12.755 8.298 17.610 15.086
24 Urugan Batu 15 1.34 1.00 0.670 1.80 1.206 10.020 12.755 7.892 12.084 9.518
25 Tanah Asli 16 1.01 0.28 0.141 2.10 0.297 9.855 12.755 8.097 2.926 2.404
26 Urugan Batu 17 2.85 1.00 2.846 1.80 5.123 10.773 12.755 6.829 55.192 34.984
23
TUGAS PELABUHAN
b t A γ W x R y
BAGIAN NO JENIS BEBAN W.x W.y
(m) (m) (m²) (t/m³) (A . γ) (m) (m) ( R² - x² )
IV 27 Beban Hidup 9.35 3.40 31.790 - 31.790 4.675 12.755 11.867 148.618 377.264
28 Aspal 9.35 0.05 0.468 2.20 1.029 4.675 12.755 11.867 4.808 12.206
29 Lantai Beton 9.35 0.20 1.870 2.40 4.488 4.675 12.755 11.867 20.981 53.261
30 Urugan Batu 18 2.35 0.50 1.173 2.00 2.346 4.823 12.755 11.808 11.316 27.704
31 Blok Beton 19 5.46 3.40 18.564 2.40 44.554 9.468 12.755 8.547 421.818 380.806
32 Blok Beton 20 9.35 2.50 23.375 2.40 56.100 4.675 12.755 11.867 262.268 665.759
33 Blok Beton 21 9.35 2.50 23.375 2.40 56.100 4.675 12.755 11.867 262.268 665.759
34 Urugan Batu 22 9.35 1.00 9.350 1.80 16.830 4.675 12.755 11.867 78.680 199.728
35 Tanah Asli 23 9.35 0.28 2.618 2.10 5.498 4.675 12.755 11.867 25.702 65.244
36 Tanah Asli 24 9.35 1.70 7.948 2.10 16.690 4.675 12.755 11.867 78.025 198.063
37 Urugan Batu 25 9.35 1.00 9.350 1.80 16.830 3.117 12.755 12.368 52.454 208.160
JUMLAH I 2528.198
V 38 Tanah Asli 26 9.35 0.28 2.618 2.10 5.498 4.675 12.755 11.867 25.702 65.244
39 Tanah Asli 27 9.35 1.70 7.948 2.10 16.690 4.675 12.755 11.867 78.025 198.063
40 Tanah Asli 28 0.61 0.50 0.153 2.10 0.320 0.203 12.755 12.753 0.065 4.084
41 Tanah Asli 29 1.01 0.28 0.141 2.10 0.297 10.023 12.755 7.888 2.976 2.342
42 Tanah Asli 30 2.00 0.50 0.500 2.10 1.050 10.683 12.755 6.968 11.218 7.317
43 Urugan Batu 31 0.61 1.00 0.305 1.80 0.549 4.675 12.755 11.867 2.567 6.515
44 Tanah Asli 32 0.61 0.50 0.153 2.10 0.320 10.163 12.755 7.707 3.255 2.468
45 Tanah Asli 33 1.53 0.50 0.383 2.10 0.803 10.683 12.755 6.968 8.581 5.597
46 Air 34 11.70 5.00 58.500 1.00 58.500 11.000 12.755 6.457 643.500 377.722
JUMLAH II 775.889
( I - II )
TOTAL
1752.309
24
L RCL
ø W. y tanø C
(m) (m)
30 0.147 1.001
30 0.556
30 0.353 1.212
30 8.378
30 Err:502
35 Err:502
30 Err:502
35 4.082
35 6.802
35 54.840 4.377
35 8.617
35 11.856
35 59.280
35
35 6.665 1.001
35 1.684 0.50 0.280 1.787
35 24.496
L RCL
θ W. y tanø C
(m) (m)
35 19.398
35 139.851
30.00 37.669 0.50 0.280 1.787
30.00 114.352 0.50 1.706 10.878
35 145.755
457.025 0.000
169.174 170.749
( I + II ) ( I + II )
626.199 170.749
BAB VII
PERENCANAAN FENDER DAN BOLDER
A. Perencanaan Fender
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan didepan dermaga. Fender akan menyerap energi
benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus ditahan oleh dermaga tergantung pada tipe dan
konstruksi fender serta defleksi dermaga yang diizinkan.
Kapal yang akan merapat ke dermaga akan membentuk sudut terhadap sisi dermaga dan mempunyai
kecepatan tertentu. Dalam perencanaan diasumsikan kapal bermuatan penuh dan merapat dengan sudut
10° terhadap sisi depan dermaga. Pada saat merapat sisi depan kapal akan membentur fender dan hanya
setengah dari bobot kapal yang secara efektif menimbulkan energi benturan yang diserap oleh fender dan
dermaga. Energi yang diserap oleh sistem fender dan dermaga biasanya ditetapkan ½ E, setengah yang
lain diserap oleh kapal dan air.
LOA
l)
c. Kapa
l V (ke
V × sin 10°
E/R
E 10°
F.d
PIER
2
K = ½ F × d
Energi yang membentur dermaga adalah ½E, akibat benturan ini fender memberikan gaya reaksi F.
Apabila d adalah defleksi fender, maka :
½E = ½ F × d1 w × V²
E =
g
½ ⅛ w × V² = ½ F × d1
w
F = V²
2 . g d1
w V²
Ek = cm × ce × cs × cc
2g
TUGAS PELABUHAN
26
dimana :
PERHITUNGAN :
w
cb =
Lpp . B d2 gw
7,355.00
= = 0.946
101.425 × 15.80 × 4.85 × 1.00
TUGAS PELABUHAN
27
c. Koefisien massa
π d2
cm = 1 + ×
2 cb B
3.143 4.85
= 1 + × = 1.510
2 0.946 15.80
d. Koefisien eksentrisitas
l + (l/R)² sin² α
ce =
l + (l/R)²
dimana :
LOA 110 α = 10 °
R = = = 27.375 m
4 4 l = R cos α = 27.38 × 0.9848
= 26.959 m
sehingga
26.96 +( 26.96 / 27.38 )² × sin² 10 °
ce =
26.96 +( 26.96 / 27.38 )²
= 0.971
w V² 7355 × 0.20 ²
Ek = cm × ce × cs × cc = 1.510 × 0.971 × 1 × 1
2g 2 × 9.81
= 21.989 T.m
untuk menerima energi dibutuhkan minimal 2 fender, sehingga tiap fender menerima energi sebesar :
Efd = ½ Ek = ½ 21.989
= 10.994 Ton
TUGAS PELABUHAN
28
Karakteristik fender 400 H (V - 400H) CV2
- H = 400 mm s3 = 690 mm
- L = 3500 mm s4 = 85 mm
- h = 360 mm s5 = 710 mm
- ht = 40 mm B = 250 mm
- l = 3950 mm b = 500 mm
- l1 = 225 mm b1 = 840 mm
- l2 = 235 mm t = 19 mm
- l3 = 140 mm t1 = 108 mm
- s = 3780 mm u = 4 mm
- s1 = 1200 mm baut d (inc) = 1½ inc
- s2 = 0 mm jumlah baut = 8 buah
TUGAS PELABUHAN
29
B. Perencanaan Bolder
Kapal yang berlabuh ditambatkan kedermaga dengan mengikatkan tali - tali penambat ke bagian haluan,
buritan dan badan kapal. Tali - tali penambat tersebut diikatkan pada alat penambat yang dikenal dengan
nam BITT yang dipasang di sepanjang sisi dermaga. Bitt dengan ukuran yang lebih besar disebut
BOLLARD (corner mooring post)yang diletakkan pada kedua ujung dermaga atau ditempatkan yang agak
jauh dari sisi muka dermaga.
Bit digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal, sedangkan Bolder selain untuk mengikat
pada kondisi normal dan badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat ke dermaga atau
untuk membelok/memutar kapal terhadap ujung dermaga atau dolphin.
Tali pengikat
◙ ○ ○ ○ ○ ◙
DERMAGA
◙ Bollard
○ Bitt
Supaya tidak mengganggu kelancaran kegiatan di dermaga (bongkar muat barang), maka tinggi bolder
tidak boleh lebih dari 0.5 m diatas permukaan lantai dermaga.
Dari tabel dimensi bollard (terlampir) untuk bollard dengan kapasitas daya tarik = 50 Ton
diperoleh ukuran bollard sebagai berikut :
a. Dimensi Bollard
d2 = 56 mm Berat = 132 kg
L = 1150 mm Jumlah baut = 6 buah
C. Dimensi cincin
TUGAS PELABUHAN
30
Jumlah bollard yang digunakan didasarkan pada jumlah kapal yang mampu ditampung oleh dermaga.
- Jumlah kapasitas kapal yang akan merapat : 3 buah
- Jumlah Bollard 1 + jumlah kapal : 4 buah
- Jumlah Bitt : 12 buah
- Jarak antar bitt : 20 m
catatan
Jarak maksimum antar bitt didasarkan pada bobot kapal
- untuk bobot kapal 4000 Ton jarak maksimum antar bitt 20 m
B0
H0
H H2
H1
B1
TUGAS PELABUHAN
31
BAB VIII
PERENCANAAN PENULANGAN PLAT LANTAI DERMAGA
A B
11 m
MA = MB = ⅛ Wu L²
= ⅛ 7.5480909 . 11 ² = 114.16488 T.m
B. Momen Lapangan
RA = RB = ½ Wu L
= ½ 7.5480909 . 11 = 41.5145 Ton
Mx = RA x - MA - ½ Wu x²
= 41.5145 x - 114.16488 - 3.774 x²
-b ± b² - 4 a c
x12 =
2 a
-41.515 + 58.710369
x1 = = -2.278 + 11.000 = 8.722 m
-7.548091
-41.515 - 58.710369
x2 = = 13.278 + 11.000 = 2.278 m
-7.548091
2.28 2.28
5.5 m
41.5145 Ton
Karena terjadi penyeberangan tekanan diseluruh dasar lantai akibat perlawanan tanah dibawahnya, maka
terjadi perubahan arah momen
-30.977 T.m
2.28 2.28
11 m
TUGAS PELABUHAN
33
8.3. PERHITUNGAN TULANGAN
- Lebar Dermaga Lx = 11 m
- Panjang Dermaga Ly = 408.50 m
Ly 408.50
= = 37.136364 > 2 (digunakan penulangan plat satu arah)
Lx 11
A. Tulangan Lapangan
d = h - d' - ½ Ø tulangan
= 200 - 50 - 8 = 142 mm 14.2 cm
ΣMu
Mn perlu =
f f = Faktor kekuatan reduksi
untuk beban aksial tarik lentur = 0.80
309.774
=
0.80
fy 340
m = = = 15.179
β1 × fc' 0.80 × 28.0
Mn perlu 38721718.750
Rn = = = 1.9203
b × d² 1000 × 142 ²
1 2 m Rn
ρperlu = ( 1 - 1 - )
m fy
1 2 15.179 1.9203
= ( 1 - 1 - = 0.00591344478
15.179 340
1.4 1.4
ρmin = =
fy 340
TUGAS PELABUHAN
34
- Rasio penulangan maximum ρmax
0.85 28 600
= 0.75 0.80 ×
340 600 + 340
As = ρ b d
= 0.0059134 × 1000 × 142
= 840 mm² 8.397 cm²
As 840
n = =
As tul 201.14286
= 4.175 7 batang
b 1000
Jarak = =
(n-1) 7 - 1
= 166.67 mm 16.67 cm
B. Tulangan Tumpuan
d = h - d' - ½ Ø tulangan
= 200 - 20 - 8 = 172 mm 17.2 cm
TUGAS PELABUHAN
35
Menghitung Momen perlu (Mn perlu)
ΣMu
Mn perlu =
f f = Faktor kekuatan reduksi
untuk beban aksial tarik lentur = 0.80
1141.649
=
0.80
fy 340
m = = = 15.179
β1 × fc' 0.80 × 28.0
Mn perlu 142706093.750
Rn = = = 4.8238
b × d² 1000 × 172 ²
1 2 m Rn
ρperlu = ( 1 - 1 - )
m fy
1 2 15.179 4.8238
= ( 1 - 1 - = 0.01617250403
15.179 340
1.4 1.4
ρmin = =
fy 340
0.85 28 600
= 0.75 0.80 ×
340 600 + 340
TUGAS PELABUHAN
36
- Menghitung jumlah tulangan
As 2782
n = =
As tul 201.14286
= 13.829 13 batang
b 1000
Jarak = =
(n-1) 13 - 1
= 83.33 mm 83.50 cm
TUGAS PELABUHAN
37
TABEL KARAKTERISTIK KAPAL
Bobot LOA Beam Tinggi Draf Bobot LOA Beam Tinggi Draf
(Ton) (m) (m) (m) (m) (Ton) (m) (m) (m) (m)
KAPAL PENUMPANG ( GRT ) OIL TANKER ( DWT )
500 51 10.20 4.00 2.90 2,000 73 11.10 5.60 5.10
1,000 63 11.90 5.00 3.60 3,000 85 12.30 6.10 5.90
2,000 92 13.90 6.20 4.50 5,000 102 14.70 7.60 6.90
3,000 109 15.30 7.10 5.10 10,000 139 19.00 9.90 8.10
4,000 123 16.30 7.30 5.60 15,000 157 21.70 11.30 9.00
5,000 135 17.20 8.40 6.00 20,000 171 23.80 12.40 9.20
6,000 138 17.30 10.60 7.40 30,000 191 27.20 14.10 10.90
7,000 144 18.60 11.10 7.70 40,000 211 29.90 15.10 11.70
8,000 150 19.30 11.60 7.80 50,000 226 32.10 16.50 12.50
9,000 155 20.00 12.00 8.00 70,000 250 35.90 18.40 13.60
10,000 160 20.60 12.30 8.20 100,000 270 39.00 19.20 14.60
15,000 181 23.10 13.90 8.80 150,000 291 44.20 23.00 17.90
20,000 197 25.10 15.10 9.20 200,000 325 47.20 24.50 18.00
30,000 223 28.20 17.00 10.00 250,000 343 51.80 25.60 20.00
KAPAL BARANG ( DWT ) KAPAL BARANG CURAH ( DWT )
700 51 8.50 4.60 2.90 10,000 140 18.70 10.80 8.00
1,000 58 9.50 5.10 3.60 15,000 157 21.50 11.20 8.20
2,000 74 11.70 6.30 4.50 20,000 170 23.70 12.70 8.80
3,000 86 13.20 7.20 5.10 30,000 192 27.30 13.80 9.20
4,000 95 14.40 7.80 5.60 40,000 208 30.20 15.70 10.00
5,000 103 15.40 8.40 6.00 50,000 222 32.60 17.20 10.00
6,000 124 16.90 9.50 7.40 70,000 244 37.80 18.40 10.00
7,000 129 17.60 10.00 7.70 90,000 250 38.50 18.40 10.00
8,000 135 18.30 10.40 7.80 100,000 275 42.00 18.40 10.00
9,000 139 18.90 10.80 8.00 150,000 313 44.50 18.40 10.00
10,000 144 19.40 11.20 8.20 KAPAL FERRY ( GRT )
15,000 162 21.70 12.70 8.80 1,000 58 9.50 5.10 3.60
20,000 177 23.40 13.80 9.20 2,000 74 11.70 6.30 4.50
30,000 199 26.10 15.70 10.00 3,000 86 13.20 7.20 5.10
40,000 217 28.80 17.20 10.00 4,000 95 14.40 7.80 5.60
50,000 232 30.00 18.40 10.00 6,000 103 15.40 8.40 6.00
KAPAL TANKER ( DWT ) 8,000 124 16.90 9.50 7.40
700 51 8.50 4.60 2.90 10,000 129 17.60 10.00 7.70
1,000 58 9.50 5.10 3.60 13,000 129 17.60 10.00 7.70
KEDALAMAN KEDALAMAN
BOBOT BOBOT
(m) (m)
KAPAL PENUMPANG (GRT) KAPAL MINYAK (DWT)
500 3.50 700 4.50
1,000 4.00 1,000 5.00
2,000 4.50 2,000 5.50
3,000 5.00 3,000 6.50
5,000 6.00 5,000 7.50
8,000 6.50 10,000 9.00
10,000 7.00 15,000 10.00
15,000 7.50 20,000 11.00
20,000 9.00 30,000 12.00
30,000 10.00 40,000 13.00
KAPAL BARANG (DWT) 50,000 14.00
700 4.50 60,000 15.00
1,000 5.00 70,000 16.00
2,000 5.50 80,000 17.00
3,000 6.50 KAPAL FERRY (GRT)
5,000 7.50 1,000 4.50
8,000 9.00 2,000 5.50
10,000 10.00 3,000 6.00
15,000 11.00 4,000 6.50
20,000 11.50 6,000 7.50
30,000 12.00 8,000 8.00
40,000 13.00 10,000 8.00
50,000 14.00 13,000 8.00
KAPAL PETI KEMAS (DWT) KAPAL BARANG CURAH (DWT)
20,000 12.00 10,000 9.00
30,000 13.00 15,000 10.00
40,000 14.00 20,000 11.00
50,000 15.00 30,000 12.00
40,000 12.50
50,000 13.00
70,000 15.00
90,000 16.00
100,000 18.00
150,000 20.00
1. Angin keras dan ada Sweel sulit 0.75 0.55 0.40 0.20
2. Angin keras dan ada Sweel mudah 0.60 0.45 0.30 0.20
Karakteristik
KLASIFIKASI BANGUNAN Koef. Tingkat Kepentingan
Bangunan
Kelas Khusus 0.15
Kelas A 0.12
Kelas B 0.10
Kelas C 0.05
DIMENSI KAPAL
PANJANG
TIPE PELABUHAN BOBOT DRAFT PANJANG DERMAGA
(DWT) (m) (m)
1. GATE WAL PORT
a. Kapal Kontainer 15.000 - 25.000 9,0 - 12,0 175 - 285 300
b. Kapal Barang Umum 8.000 - 20.000 8,0 - 10,0 135 - 185 200
c. Kapal Barang dari Collector P 5.000 - 7.000 8 100 - 130 150
d. Kapal Penumpang 3.000 - 5.000 5,0 - 6,0 100 - 135 165
2. COLLECTOR PORT
a. Dari Pelabuhan Pengumpul 5.000 - 7.000 7,5 100 - 130 150
b. Dari Pelabuhan Cabang 500 - 3.000 4,0 - 6,0 50 - 90 110
3. TRUNK PORT
a. Kapal Barang
- Dari Pelabuhan Pengumpul 500 - 3.000 4,0 - 6,0 50 - 90
- Dari Pelabuhan Feeder 500 - 1.000 6,0 75
b. Kapal Perintis 700 - 1.000 6,0 75
4. FEEDER PORT
a. Kapal Barang < 7.000 6,0
b. Kapal Perintis 500 - 1.000 6,0 75
200 - 500 15 15
501 - 1.000 25 25
1.001 - 2.000 35 25
2.001 - 3.000 35 35
3.001 - 5.000 50 35
5.001 - 10.000 70 50 (25)
10.001 - 15.000 100 70 (25)
15.001 - 20.000 100 70 (35)
20.001 - 50.000 150 100 (35)
50.001 - 100.000 200 100 (50)
Nilai dalam kurung adalah untuk gaya pada tambatan yang dipasang
disekitar tengah kapal yang mempunyai tidak lebih 2 (dua) tali
pengikat.
4 - 6 4 - 7
6 - 8 7 - 10
8 - 10 10 - 15