Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN TUGAS MATA KULIAH

(21D03140903) KEPELABUHANAN
“Perencanaan Dermaga dan Lapangan Penumpukan Pelabuhan Peti
Kemas Kariangau Balikpapan”

Oleh
SRI UTARI
D031 18 1301

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDIN
2021
SURAT PENUGASAN
MATA KULIAH KEPELABUHANAN
Semester Awal 2021/2022

Tugas ini diberikan kepada


Nama : SRI UTARI
No. Stb : D031 18 1301
Departemen : Teknik Perkapalan
Data tugas :
“Perencanaan Dermaga dan Lapangan Penumpukan Pelabuhan Peti
Kemas Kariangau Balikpapan”

Waktu penyelesaian tugas : 18 Agustus 2021 - 17 Desember 2021 (4


Bulan)
Ditugaskan : Menyelesaikan Tugas MK. Kepelabuhanan
Gowa, 24 Agustus 2021
Di Bawah bimbingan :
Dosen pembimbing, Penyusun,

(Wihdat Djafar, ST., MT., MlogsupChMgmt) (Sri utari)


NIP : 19730828 200012 2 001 NIM : D031 18 1301
Koordinator Tugas,

(Dr. Ir. Misliah Idrus, M.STr)


NIP : 19620423 198802 2 001

LEMBAR PENGESAHAN
MATA KULIAH KEPELABUHANAN
Semester Awal 2021/2022

Tugas
“ Perencanaan Dermaga dan Lapangan Penumpukan Pelabuhan Peti Kemas
Kariangau Balikpapan ”
Nama : SRI UTARI
No. Stb : D031 18 1301
Departemen : Teknik Perkapalan

Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing sebagai persyaratan


untuk lulus pada mata kuliah tersebut di atas.
Gowa, 24 Agustus 2021

Mengetahui

Dosen Pembimbing, Penyusun,

(Wihdat Djafar, ST., MT., MlogsupChMgmt) (Sri utari)

NIP : 19730828 200012 2 001 NIM : D031 18 1301


LEMBAR PENILAIAN
MATA KULIAH KEPELABUHANAN
Semester Awal 2021/2022

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa mahasiswa dengan :
NAMA : SRI UTARI
STAMBUK : D311 18 1301
DEPARTEMEN : TEKNIK PERKAPALAN

Benar-benar telah menyelesaikan tugas :


“ Perencanaan Dermaga dan Lapangan Penumpukan Pelabuhan Peti Kemas
Kariangau Balikpapan ”
Dengan nilai :

A A- B+ B B- C+ C C- D E
Demikian lembar nilai ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Gowa , 24 Agustus 2021

Diperiksa dan disetujui oleh:


Dosen Pembimbing

(Wihdat Djafar, ST., MT., MlogsupChMgmt)

NIP : 19730828 200012 2 001


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Kepelabuhanan ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata kuliah Kepelabuhanan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Mata kuliah Labo Transportasi kapal bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Misliah Idrus, M.STr.
selaku kordinator matakuliah kepelabuhanan dan kepada ibu Wihdat
Djafar,ST.,MT.,MlogsupChMgmt selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
ini. Saya menyadari, laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan laporan
ini.

Gowa, 24 Agustus 2021

Sri utari
DAFTAR ISI

SURAT PENUGASAN.............................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................
LEMBARAN PENILIAN .........................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Batasan Masalah...................................................................................
1.4 Manfaat dan Tujuan..............................................................................
1.5 Sistematika Penulisan...........................................................................
BAB 2 LANDASAN TEORI.....................................................................................
2.1 Definisi Pelabuhan................................................................................
2.2 Jenis-Jenis Pelabuhan............................................................................
2.3 Peran Pelabuhan....................................................................................
2.4 Fungsi Pelabuhan..................................................................................
2.5 Tatanan Dan Infrastruktur Pelabuhan...................................................
2.6 Sarana dan Prasarana Pelabuhan Laut..................................................
2.7 Peralatan Bongkar Muat.......................................................................
2.8 Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan...........................................
2.9 Daerah Hinterland Pelabuhan...............................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................................
3.1 Metode Peramalan................................................................................
3.2 Metode Stepwise....................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................
4.1 Gambaran Umum Pelabuhan................................................................
4.2 Analisis Tingkat Pemanfaatan Dermaga (BOR)....................................
4.3 Analisis Tingkat Pemanfaatan Lapangan Penumpukan (YOR).............
BAB V PENUTUP....................................................................................................
5.1 Kesimpulan...........................................................................................
5.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan semakin berkembangnya suatu wilayah, maka salah satu


yang dapat diamati adalah meningkatnya arus penumpang, barang dan
kendaraan dengan meningkatnya mobilitas ini pada akhirnya akan menuntut
pelayanan jasa transportasi yang efisien dengan tingkat keselamatan,
keamanan, kelancaran .

Salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam transportasi laut
adalah pelabuhan. Bersama dengan unsur-unsur lainnya menciptakan suatu
sistem angkutan yang menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam pengoperasiannya pelabuhan harus menyediakan prasarana yang


diperlukan guna mendukung kelancaran kapal dan barang yang dibongkar.
Penyediaan fasilitas pelabuhan yang berlebihan akan menguntungkan
pemakaian jasa, karena kurang melancarkan arus barang dan kapal dan dapat
berdampak lebih luas yaitu tidak dapat mendukung perkembangan sektor-
sektor ekonomi lainnya yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat
secara keseluruhan. Hal tersebut di atas dapat diatasi apabila perencanaan
fasilitas pelabuhan dibuat seoptimal mungkin dengan memperthatikan luas
lapangan penumpukan setiap tahunnya serta jumlah muat dan bongkar barang
setiap tahunnya. Wilayah perairan atau laut memiliki kekayaan sumberdaya
kelautan yang potensial untuk dimanfaatkan dan diolah secara potensial.

Keberadaan pelabuhan pada suatu wilayah sangatlah penting. Perlu adanya


keseimbangan antara kinerja masing-masing pelabuhan dengan kinerja wilayah
dimana pelabuhan tersebut berada. Hal ini dikarenakan fungsi pelabuhan
merupakan pintu gerbang keluar masuknya orang dan barang dari suatu daerah.
Sehingga Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pelabuhan di suatu daerah
harus bagus dan susuai kebutuhan agar mampu mendukung perkembangan daerah
tersebut.
1.2. Rumusan Masalah

Kunjungan kapal tentunya berpengaruh terhadap kinerja pelayanan


pelabuhan agar waktunya tidak terbuang terlalu lama di pelabuhan dimana salah
satunya adalah kinerja lapangan penumpukan. Oleh karena itu yang akan
dijadikan sebagai rumusan masalah yakni :

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka batasan masalah yang akan dibahas
hanya pada menghitung dan menganalisis kebutuhan dermaga dan lapangan
penumpukan di Pelabuhan Kariangau Balikpapan berdasarkan faktor yang
mempengaruhinya.

1.4. Manfaat dan Tujuan

Adapun tujuan yang akan dicapai ialah :

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas ini adalah sebagai


berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi uraian tentang tinjauan umum, latar


belakang, maksud dan tujuan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian tentang defenisi pelabuhan,


jenis-jenis pelabuhan, peran pelabuhan, fungsi pelabuhan,
tatanan dam infrastruktur pelabuhan, sarana dan prasarana
pelabuhan laut, peralatan bongkar muat, kinerja pelayanan
operasional pelabuhan, daerah hinterland pelabuhan,

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang cara penganalisaan yang di


buat di dalam mencapai tujuan dari tugas ini.

BAB IV ANALISIS

Bab ini berisikan tentang kondis fisik Pelabuhan Peti


Kemas Kariangau Terminal dan juga berisikan tentang
penyajian data serta cara pengolahan data yang diperoleh dari
data sekunder. Analisa yang digunakan adalah BOR (Berth
Occupation Ratio) yaitu analisa tingkat persentase pemakaian
dermaga dan YOR (Yard Occupancy Ratio) yaitu analisa tingkat
persentase pemakaian lapangan penumpukan. Di dalam bab ini
juga dapat kita lihat parameter yang digunakan dan rekomendasi
yang sarankan untuk pemakaian dermaga dan luas lapangan
penumpukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab penutup yang berisikan tentang


kesimpulan dan saran. Penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan pada bab-bab terdahulu oleh penulis akan
menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang nantinya akan dapat
memberikan saran-saran yang berguna bagi perusahaan dalam
meningkatkan pengembangan pelabuhan sehingga mampu
memperbaiki dan menambah kinerja operasional pelabuhan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Defensis Pelabuhan


Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang,
yang dilengkapai, dengan fasilitas terminal laut, meliputi dermaga di mana kapal
dapat bertambat, untuk membongkar barang, kran-kran (crane) untuk bongkar muat
barang, gudang laut (transito) dan tempat- tempat penyimpanan di mana kapal
membongkar muatannya, dan gudang-gudang di mana barang dapa disimpan dalam
waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau
pengapalan. terminal ini dilengkapi dengan jalan kereta api atau jalan raya. Pelabuhan
merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu wilayahatau Negara dan
sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau atau bahkan antar Negara,
benua dan bangsa. Dengan funsinya tersebut maka pembangunan pelabuhan harus
dapat dipertanggung jawab kan baik secara sosial ekomis maupun teknis. Pelabuhan
mempunyai daerah pengaruh (hinterland), yaitu daerah yang mempunyai kepentingan
hubungan ekonomi, sosial dan lain-lain dengan pelabuhan tersebut. Misalnya Jawa
Barat dan bahkan Indonesia merupakan daerah pengaruh dari pelabuhan Tanjung
priok, atau pelabuhan Makasar mempunyai daerah pengaruh yang berupa pulau-pulau
dan laut-laut di sekitarnya. Barang-barang import, misalnya mobil masuk ke
Indonesia melalui pelabuhan tanjung Priok yang selanjutnya akan didistribusikan ke
seluruh wilayah Indonesia.
Menurut KM 53 tahun 2002, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dan
daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Menurut undang-undang No.17 tahun 2008 yang dimaksud dengan
“PELABUHAN” ialah kawasan yang terdiri dari daratan dan perairan yang memiliki
batas-batas tertentu dan sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan
pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun
penumpang, dan atau tempat bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal dan memiliki fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan dan sebagai tempat pemindahan intra dan antarmoda
transportasi.
Menurut pasal 21 UU no. 21 tahun 1992 tentang pelayaran kepelabuhanan
meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyelengaraan pelabuhan
dan kegiatan lain dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang
kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal. Penumpang atau barang,
keselamatan berlayar, serta tempat perpindahan intra dan antarmoda.
Beberapa pengertian pelabuhan dapat dilihat sebagai berikut :
Menurut Jinca 2001, Pelabuhan sebagai suatu daerah perairan yang terlindungi
dari badai, ombak dan arus sehingga kapal-kapal dapat melakukan oloah gerak,
bersandar, membuang jangkar sedemikian rupa sehingga bongkar muat dapat
terlaksana dengan aman.
Menurut Soedjono Kramadibrata dalam Perencanaan pelabuhan , Pelabuhan
adalah tempat yang terlindung dari gerakan gelombang laut, sehingga bongkar
muat dapat dilaksanakan dengan aman.
Menurut Triatmojo 1996, Pelabuhan adalah perairan yang terlindung terhadap
gelombang yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga untuk
kapal dapat bertambat dan labuh untuk bongkar muat barang, gudang laut
(transito) dan tempat-tempat penyimpanan dimana barang-barang dapat disimpan
dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau
pengapalan.
Dalam referensi kepelabuhanan (Pelabuhan Indonesia 2000), Pelabuhan adalah
wilayah perairan yang terlindung, baik secara alamiah maupun buatan, yang dapat
digunakan untuk tempat berlindung kapal yang melakukan aktifitas bongkar muat
baik barang, manusia ataupun hewan serta dilengkapi dengan fasilitas terminal
yang terdiri dari tambatan, gudang dan tempat penumpukan lainnya dimana kapal
melakukan transfer muatannya.
Menurut R. Bintarto, pelabuhan mempunyai empat arti. Pertama, arti ekonomis
karena pelabuhan mempunyai fungsi sebagai tempat ekspor impor kegiatan
ekonomi lainnya yang saling berhubungan sebab akibat. Kedua, arti budaya
karena pelabuhan menjadi tempat pertemuan berbagai bangsa, sehingga kontak –
kontak social budaya dapat terjadi dan berpengaruh terhadap masyarakat
setempat. Ketiga, arti politis karena pelabuhan mempunyai nilai ekonomis dan
merupakan urat nadi Negara, maka harus dipertahankan. Keempat, arti geografis
karena keterkaitannya dengan lokasi dan syarat-syarat dapat berlangsungnya
suatu pelabuhan.

2.2. Jenis-Jenis Pelabuhan


Dilihat dari peran pelabuhan yang begitu kompleks sehingga pelabuhan
berfungsi sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan pengusahaan. Pada dasarnya
pelabuhan terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu pelabuhan laut dan pelabuhan sungai dan
danau. Pelabuhan laut memiliki hierarki antara lain pelabuhan utama, pelabuhan
pengumpul, dan pelabuhan pengumpan (pengumpan regional dan pengumpan lokal).
a.    Pelabuhan Utama (PU)
Pelabuhan utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri
dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang
dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayaran
antarprovinsi.
Berdasarkan hierarkinya pelabuhan utama di Indonesia pada saat ini terdapat
sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) Pelabuhan Utama, termasuk di dalamnya 2 (dua)
Pelabuhan Utama yang berfungsi sebagai Hub Internasional (Bitung dan Kuala
Tanjung).
Dalam menetapkan rencana lokasi pelabuhan untuk pelabuhan utama
setidaknya dapat berpedoman pada:
- Kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;
- Kedekatan dengan jalur pelayaran internasional ± 500 mil dan jalur pelayaran
nasional ± 50 mil;
- Memiliki jarak dengan pelabuhan utama lainnya minimal 200 mil;
- Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
- Kedalaman kolam pelabuhan minimal -9 mLWS;Berperan sebagai tempat alih
muat peti kemas/curah/general cargo/penumpang internasional;
- Melayani angkutan petikemas sekitar 300.000 TEUs/tahun atau angkutan lain
yang setara;
- Memiliki dermaga peti kemas/curah/general cargo minimal 1 (satu) tambatan,
peralatan bongkar muat petikemas/curah/general cargo serta lapangan
penumpukan/gudang penyimpanan yang memadai. Berperan sebagai pusat
distribusi peti kemas/curah/general cargo/penumpang di tingkat nasional dan
pelayanan angkutan petikemas internasional.

b.    Pelabuhan Pengumpul (PP)


Pelabuhan pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani
kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam
jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta
angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi. Pada saat ini
terdapat sekurangnya sebanyak 240 (dua ratus empat puluh) pelabuhan yang
merupakan pelabuhan pengumpul yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dalam
menetapkan hierarki pelabuhan sebagai pelabuhan pengumpul setidaknya
memperhatikan kriteria teknis sebagai berikut:
- Kebijakan pemerintah yang meliputi pemerataan pembangunan nasional dan
meningkatkan pertumbuhan wilayah;
- Memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya setidaknya 50 mil;
Berada dekat dengan jalur pelayaran nasional ± 50 mil;
- Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
- Berdekatan dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota provinsi dan kawasan
pertumbuhan nasional;
- Kedalaman minimal -7 mLWS;
Memiliki dermaga serbaguna (multipurpose) minimal 1 (satu) tambatan dan
peralatan bongkar muat;
- Berperan sebagai pengumpul angkutan peti kemas/curah/general
cargo/penumpang nasional;
- Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang umum nasional.

c.    Pelabuhan Pengumpan


Pelabuhan pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani
kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam
jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan
pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta
angktan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi. Berdasarkan
hierarkiya pelabuhan pengumpan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu Pelabuhan Pegumpan
Regional (PR) dan Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL), pada saat ini terdapat sekitar
235 Pengumpan Regional dan 726 Pengumpan Lokal. Dalam penetapannya harus
memperhatikan kriteria teknis sebagai berikut:
1)    Pelabuhan Pengumpan Regional (PR)
- Berpedoman pada tata ruang wilayah provinsi dan pemerataan pembangunan
antarprovinsi;
- Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota serta pemerataan dan
peningkatan pembangunan kabupaten/kota;
- Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi wilayah provinsi;
Berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Pengumpul dan Pelabuhan
Utama;
- Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke Pelabuhan
Pengumpul dan/atau Pelabuhan Pengumpan lainnya;
- Berperan melayani angkutan laut antar kabupaten/kota dalam provinsi;
Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar
kecamatan dalam 1 (satu) provinsi;
- Berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau ± 25 mil;
Kedalaman maksimal pelabuhan -7 mLWS;
- Memiliki dermaga dengan panjang maksimal 120 m;
- Memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Regional lainnya 20 – 50 mil.

2)    Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL)


- Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota serta pemerataan dan
peningkatan pembangunan kabupaten/kota;
- Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota;
- Memiliki luas daratan dan perairan tertentu dan terlindung dari gelombang;
- Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar
kecamatan dalam 1 (satu) kabupaten/kota;
- Berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Utama, Pelabuhan
Pengumpul, dan/atauPelabuhan Pengumpan Regional;
- Berperan sebagai tempat pelayanan penumpang di daerah terpencil, terisolir,
perbatasan, daerah terbatas yang hanya didukung oleh moda transportasi laut;
- Berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi laut untuk mendukung
kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai tempat multifungsi selain
sebagai terminal untuk penumpang juga untuk melayani bongkar muat
kebutuhan hidup masyarakat disekitarnya;
- Berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi laut regular kecuali
keperintisan;
- Kedalaman maksimal pelabuhan -4 mLWS;
- Memiliki fasilitas tambat dan dermaga dengan panjang maksimal 70 m;
- Memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Lokal lainnya 5 – 20 mil.

2.3. Peran Pelabuhan


Pelabuhan berperan dan berfungsi sangat penting dalam perdagangan dan
pembangunan regional, nasional dan internasional, yaitu sebagai pintu gerbang
keluar-masuk barang dan penumpang ke dan dari suatu daerah, dimana pelabuhan
tersebut berada. Peranan dan fungsi pelabuhan meliputi beberapa aspek yaitu :
1. Ketersediaan sarana dan prasarana pelabuhan melayani kegiatan bongkar
muat barang dan kunjungan kapal, berkaitan dengan daerah belakang yang
dihubungkan oleh transportasi darat, investasi, teknologi, manajemen, dan
kualitas pelayanan.
2. Keterkaitan pelabuhan di pulau yang satu dengan pelabuhan lain (nasional dan
internasional), dan pelabuhan sekitarnya, sebagai asal dan tujuan pergerakan
barang.
3. Keterkaitan suatu pelabuhan dengan aspek yang berdampak social, ekonomi,
dan lingkungan hidup dari pengembangan pelabuhan terhadap daerah
sekitarnya.

Secara Skematis fungsi pelabuhan dibedakan atas pelabuhan umum dan


pelabuhan khusus. Sedangkan hierarki berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut
meliputi pelabuhan internasional hub (utama primer), pelabuhan internasional (utama
sekunder), pelabuha nasional (utama tersier), pelabuhan regional dan pelabuhan lokal.
Peran penting yang diemban pelabuhan dalam pelayaran yaitu :

1. Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hirarkinya.


Simpul adalah pertemuan, pertemuan yang bisa menyatukan, agar terciptanya
integrasi. Simpul disini berupa tempat, tempat bertemunya kapal dengan angkutan
darat untuk melanjutkan perjalanan suatu barang ke tempat tujuan akhirnya. Jika
dikatakan sebuah jaringan, berarti ada beberapa tahapan/ proses yang harus dilewati
dalam sebuah proses pengangkutan. Dan penyambung antara proses tersebut
bersimpul d Pelabuhan. Sesuai dengan hirarkinya adalah penjelas, bahwa dalam
proses tersebut juga tetap berjalan sebuah peraturan yang mengikat nya.  Hal ini
dikarenakan walaupun disana tetap terjadi pertemuan jaringan tetapi tetap ada hirarki
masing masing dalam menangani barang sesuai dengan angkutannya.

2. Pintu gerbang Kegiatan Perekonomian


Singkat kata, semua perekonomian berhubungan dengan barang dan jasa.
Barang barang yang disalurkan dari satu tempat ke tempat lain butuh Angkutan. Jika
jarak nya dekat dapat menggunakan angkutan darat tetapi jika sudah jauh dan
menyebrangii lautan, akan lebiih efisien jika menggunakan angkutan laut. Kegiatan
perekonomian tersebut berawal dari pelabuhan mengingat sebagian besar barang
untuk perekonomian tersebut dibongkar di Pelabuhan.

3. Tempat kegiatan alih moda transportasi


Moda transportasi ada darat, laut dan udara. Moda transportasi tersebut jika
bertemu pasti terjadi kegiatan alih muat. Kegiatan tersebut dnilai special karena pasti
penanganannya juga berbeda. Dari segi peralatan dan perlakuan khusus yang ada di
setiap moda. Pelabuhan sebagai pertemuan moda transportasi laut dengan darat juga
memiliki kegiatan yang dinamakan bongkar muat. Stevedoring yaitu kegiatan alih
muat dari kapal ke dermaga. Cargo doring  kegiatan alih muat dari dermaga ke
lapangan penumpukan. Dan receiving/ delivery adlah kegiatan alih muat dari
lapangan penumpukan ke sarana pengangkut lanjutan. Atau sebaliknya.

4. Penunjang kegiatan Industri dan atau perdagangan.


Kegiatan Industri dan perdagangan akan semakin berkembang ketika barang barang
yang masuk pun beragam dan semakin berkualitas. Barang barang tersebut tidak
hanya berasal dari dalam negeri saja, bahkan dari luar negeri. Ketika barang dari luar
negeri tersebut datang dan masuk ke dalam Pelabuhan di Indonesia tentunya berlabuh
di Pelabuhan. Saat inilah peranan Pelabuhan sebagai tempat dimana Kapal dapat
berlabuh tersebut dapat menunjang kegiatan industri atau perdagangan.

5. Tempat distribusi, produksi, dan konsolidasi muatan atau barang;


Pendistribusian barang dilaksanakan dari suatu tempat (angkutan) ke tempat
(angkutan) lain. Salah satu tempatnya adalah Pelabuhan. Jka pengangkutan barang
dengan menggunakan Angkutan laut, maka di Pelabuhan adalah awal muasal tempat
dimana barang ersebut didistribusikan ke masing masing pemilik barangnya. Barang
barang yang mau diangkut juga perlu konsoliidasi dengan pemilik barang lain agar
bisa diangkut pada satu waktu untuk menghemat biaya dan waktu.

6. Mewujudan Wawasan Nusantara dan kedaulatan Negara.


Selain sebagai tempat berlangsungnya arus barang, Pelabuhan juga berpean sebagai
pewujud Wawasan Nusantara dan kedaulatan Negara karena di Pelabuhan juga
sebagai temat massuk dan keluarnya warga Negara asing yang mungkin saja
membawa dampak buruk bagi Negara kita, serta barang barang terlarang yang bisa
menghancurkan kedaulatan Negara kita. Contohnya narkoba dan minuman keras. Jika
Pelabuhan bsa terjaga dari hal hal yang memungkinkan massuk secara illegal tersebut
maka tercaainya kedaulatan Negara ditangan kita.

2.4. Fungsi Pelabuhan


Pelabuhan berfungsi sebagai tempat pemerintahan dan tempat pengusahaan.
Fungsi pemerintahan meliputi pengaturan dan pembinaan, pengendalian, pengawasan
kegiatan kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran.  Sedangkan Fungsi
pemerintahan lainnya adalah kepabeanan, keimigrasian, kekarantinaan, dan kegiatan
pemerintahan lainnya yang bersifat tidak tetap.
Fungsi pengusahaan meliputi penyediaan/pelayanan jasa kapal dan jasa
kepelabuhanan. Pelayanan jasa kapal meliputi jasa dermaga, pengisian bahan bakar
dan air bersih, pelayanan naik/turun penumpang dan kendaraan, jasa dermaga untuk
bongkar/muat barang,jasa gudang dan tempat penimbunan, jasa terminal peti kemas,
barang curah, dan kapal roro, dan sebagainya.
Sedangkan Jasa terkait dengan kepelabuhanan adalah fasilitas penampungan
limbah, depo petikemas, pergudangan, instalasi listrik dan air bersih, perawatan dan
perbaikan kapal, pengemasan dan perlebelan, penyediaan perkantoran, dan
sebagainya.  

2.5. Tatanan Dan Infrastruktur Pelabuhan

Menutut UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Bab VII bagian


Kepelabuhanan, menjelaksan tentang tatanan kepelabuhanan nasional diwujudkan
dalam rangka penyelenggaraan pelabuhan yang andal dan berkemampuan tinggi,
menjamin efisiensi, dan mempunyai daya saing global untuk menunjang
pembangunan nasional dan daerah yang ber-wawasan nusantara. Tatanan
kepelabuhanan nasional merupakan sistem kepelabuhanan secara nasional yang
menggambarkan perencanaan kepelabuhanan berdasarkan kawasan ekonomi,
geografi, dan keunggulan komparatif wilayah, serta kondisi alam. Tatanan
kepelabuhanan nasional memuat peran, fungsi, jenis, dan hierarki pelabuhan, rencana
Induk Pelabuhan Nasional, lokasi pelabuhan.
Pelabuhan adalah suatu kawasan yang mempunyai infrastruktur (sarana dan
prasarana) dalam menunjang kegiatan operasional. Infrastruktur tersebut merupakan
fasilitas yang harus ada pada suatu pelabuhan untuk mendukung operasional atau
usaha pelabuhan. Infrastruktur atau fasilitas pelabuhan terdiri atas fasilitas pokok
(saran) dan fasilitas penunjang (prasarana). Dermaga merupakan salah satu fasilitas
pokok pelabuhan serta gudang dan lapangan penumpukan merupakan komponen dari
fasilitas penunjang (prasarana).
Dalam PP No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan bab tentang rencana
induk pelabuhan, daerah lingkungan kerja, dan daerah lingkungan kepentingan
pelabuhan dijelaskan bahwa Setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk
Pelabuhan. Rencana induk pelabuhan tersebut disusun oleh penyelenggara pelabuhan
dengan berpedoman pada:
a. Rencana Induk Pelabuhan Nasional;
b. Rencana tata ruang wilayah provinsi;
c. Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
d. Keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain terkait di lokasi
pelabuhan;
e. Kelayakan teknis, ekonomis, dan lingkungan; dan
f. Keamanan dan keselamatan lalu lintas kapal.

Rencana Induk pelabuhan dibuat dalam Jangka waktu perencanaan pelabuhan


meliputi:
a. jangka panjang yaitu di atas 15 (lima belas) tahun sampai dengan 20 (dua
puluh) tahun;
b. jangka menengah yaitu di atas 10 (sepuluh) tahun sampai dengan 15 (lima
belas) tahun; dan
c. jangka pendek yaitu 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun.

2.6. Sarana dan Prasarana Pelabuhan laut


a. Wilayah daratan
Rencana peruntukan wilayah daratan, Fasilitas pokok pelabuhan laut meliputi:
- dermaga;
- gudang lini 1;
- lapangan penumpukan lini 1;
- terminal penumpang;
- terminal peti kemas;
- terminal ro-ro;
- fasilitas penampungan dan pengolahan limbah;
- fasilitas bunker;
- fasilitas pemadam kebakaran;
- fasilitas gudang untuk Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3); dan
- fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan Sarana Bantu Navigasi-
Pelayaran (SBNP).
Fasilitas penunjang untuk wilayah daratan pelabuhan laut
- kawasan perkantoran;
- fasilitas pos dan telekomunikasi;
- fasilitas pariwisata dan perhotelan;
- instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;
- jaringan jalan dan rel kereta api;
- jaringan air limbah, drainase, dan sampah;
- areal pengembangan pelabuhan;
- tempat tunggu kendaraan bermotor;
- kawasan perdagangan;
- kawasan industri; dan
- fasilitas umum lainnya.

b. Wilayah Perairan
Fasilitas pokok pelabuhan laut untuk wilayah perairan
- alur-pelayaran;
- perairan tempat labuh;
- kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal;
- dperairan tempat alih muat kapal;
- perairan untuk kapal yang mengangkut Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun
(B3);
- perairan untuk kegiatan karantina;
- perairan alur penghubung intrapelabuhan;
- perairan pandu; dan
- perairan untuk kapal pemerintah.

Fasilitas penunjang pelabuhan laut untuk wilayah perairan


- perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;
- perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal;
- perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar);
- perairan tempat kapal mati;
- erairan untuk keperluan darurat; dan
- perairan untuk kegiatan kepariwisataan dan perhotelan.

 Pelabuhan Sungai dan Danau


a. Wilayah Daratan
Fasilitas pokok Pelabuhan sungai dan danau wilayah daratan
- Dermaga;
- apangan penumpukan;
- terminal penumpang;
- fasilitas penampungan dan pengolahan limbah;
- fasilitas bunker;
- fasilitas pemadam kebakaran; dan
- fasilitas penanganan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3).

Fasilitas penunjang Pelabuhan sungai dan danau wilayah daratan


- perkantoran;
- fasilitas pos dan telekomunikasi;
- fasilitas pariwisata;
- instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;
- jaringan jalan dan rel kereta api;
- jaringan air limbah, drainase, dan sampah;
- areal pengembangan pelabuhan;
- tempat tunggu kendaraan bermotor;
- kawasan perdagangan;
- kawasan industri; dan
- fasilitas umum lainnya.

b. Wilayah Perairan
Fasilitas pokok Pelabuhan sungai dan danau untuk wilayah perairan
- alur-pelayaran;
- areal tempat labuh;
- areal untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal;
- areal untuk kapal yang mengangkut Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun
(B3); dan areal untuk kapal pemerintah.

Fasilitas penunjang Pelabuhan sungai dan danau untuk wilayah perairan


- areal untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;
- areal untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal; dan
- areal untuk keperluan darurat

 Dermaga

Dermaga merupakan sarana tambatan dimana kapal-kapal bersandar untuk


memuat dan menurunkan barang atau untuk mengangkut dan menurunkan
penumpang. Sementara yang dimaksud tambatan adalah termasuk dermaga
(quaywalls), Pelampung tamabatan (mooring bouys), tiang-tiang pancang
tambatan (mooring piles), Piles piers, ponton-ponton dan dermaga ringan (lighter
wharves). Sarana dermaga (tambatan) perlu ditempatkan dengan memperhatikan
hal-hal berikut :
 Kondisi alam dan Topografi,
 Cuaca dan fenomena laut,
 Navigasi kapal-kapal
 Kondisi dari penggunaan daerah perairan sekitar lokasi dermaga.

Dermaga terdiri dari beberapa tipe seperti :


- Dermga memanjang (Continuous Berth) adalah dermaga yang dibangun
sejajar dengan garis pantai.

Gambar 2.1. Dermaga Memanjang


- Dermaga menyerupai jari (Finger Pier) adalah dermaga yang dibangun

mengikuti bentuk daratan yang menjorok kelaut.


Gambar 2.2. Dermaga Bentuk Jari

- Dermaga bentuk Pier adalah dermaga yang di bangun pada garis kedalaman
kolam yang jauh dari pantai, antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan
jambatan (trestle)

Gambar2.3. Dermaga Bentuk Pier

Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang
dari dan keatas kapal. Adapun jenis-jenis dermaga :
1. Dermaga barang umum, adalah dermaga yang diperuntukkan untuk
bongkarmuat barang umum/general cargo keatas kapal.

Gambar2.4. Dermaga Barang Umum

2. Dermaga peti kemas, dermaga yang khusus diperuntukkan untuk bongkar


muat peti kemas. Bongkar muat peti kemas biasanya menggunakan kran
(crane)

Gambar2.5. Dermaga Peti Kemas


3. Dermaga curah, adalah dermaga yang kusus digunakan untuk bongkar muat
barang curah yang biasanya menggunakan ban berjalan (conveyor belt)

Gambar2.6. Dermaga Curah

4. Dermaga khusus, adalah dermaga yang khusus digunakan untuk mengangkut


barang khusus, seperti bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan lain
sebagainya.

Gambar2.7. Dermaga Khusus


5. Dermaga marina, adalah dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar, speed
boat.

Gambar2.8. Dermaga Marina

6. Demaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan

Gambar2.9. Dermaga Kapal Ikan

 Pergudangan

Pergudangan merupakan fasilitas penunjang prasarana lain dari suatu


pelabuhan. Pergudangan didefinisikan sebagai tempat untuk menyimpan barang-
barang yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat di kapal (Sumardi, 2000
dalam Yamin Jinca)
menurut fungsinya gudang terbagi dua jenis yaitu gudang privat dan gudang
publik.Gudang privat adalah fasilitas yang disediakan untuk binsis dan
kepentingan sendiri.Gudang publik adalah gudang yang disediakan pemerintah
untuk barang yang dikuasai oleh bea cukai dan gunang yang diusahakan untuk
umum.
Gudang menurut status barang yang ditempatkan terbagi dua yaitu Gudang
TPS adalah gudang tempat penimbunan sementara, dan Gudang Industri adalah
tempat penyimpanan bahan baku dan bahan jadi yang melekat pada industri.

Gambar2.10. Gudang
 Gudang lini 1 atau gunang transito adalah tempat penimbunan sementara yang
tidak jauh dari aktivitas barang dari/ke kapal.
 Gudang lini 2 adalah gudang yang terletak dibelakang/berdekatan dengan
gudang lini 1 karena berfungsi perpanjangan dari lini 1. Berstatus sebagai
gudang transito.

 Lapangan Penumpukan

Lapangan penumpukan/Container Yard (CY) adalah satu tempat berada di


luar dan terletak dekat dermaga, digunakan untuk menyimpan barang yang akan
dimuat ke kapal atau setelah dibongkar dari kapal. Lapangan penumpukan
diperkeras dengan struktur tertentu sehingga dapat menerima beban berat dari
barang yang ditampungnya. Lapangan penumpukan berfungsi untuk menyimpan
barang-barang berat dan besar serta mepunyai ketahanan panas matahari dan
hujan. Persayaratan lain dari lapangan penumpukan adalah harus memenuhi :
1. Tersedia tempat untuk area penyortiran barang, memperhatikan jenis, jumlah
barang yang ditangani dan kondisi penanganannya;
2. Lay-out lapangan harus aman bagi operasi kendaraan dan peralatan
pengangkut barang;
3. Area penyortiran barang harus dikeraskan dengan bahan untuk lapisan
jalan/trotoar seperti beton semen/ beton aspaldan dilengkapi dengan fasilitas
pembuangan air.

Gambar2.11. Lapangan Penumpukan

2.7. Peralatan Bongkar Muat

Ada beberapa macam alat yang digunakan untuk melakukan bongkar muat
barang potongan, seperti :
a. Derek kapal
Alat ini digunakan untuk mengangkat muatan yang tidak terlalu berat dan
pengangkatan berlaku untuk radius kecil, yaitu sekitar 6 meter dari lambung
kapal.

Gambar2.12. Derek kapal


b. Kran darat
Kran darat merupakan pesawat bongkar muat dengan lengan cukup panjang yang
ditempatkan di atas dermaga pelabuhan, dipinggir permukaan perairan pelabuhan.
Kran mempunyai roda dan dapat berpindah sepanjang rel kerta api.Jarak
jangkauan lengan sampai radius 20 meter dari lambung kapal.
Gambar2.13. kran darat
c. Kran terapung
Kran terapung adalah pesawat bongkar muat yang mempunyai mesin sendiri
untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Lengannya dipasang
mati dan tidak dapat diatur panjang jangkaunnya. Kapasitasnya sebesar 10 ton, 25
ton, 50 ton, 200 ton, atau lebih.

Gambar2.14. kran terapung


d. Alat pengangkat di atas dermaga
Ada beberapa macam alat untuk mengangkat dan mengangkut barang di atas
dermaga di antaranya adalah fork lift, kran mobil, gerobag yang ditarik
tractor,dsb.

Gambar2.15. alat pengangkat diatas dermaga

2.8. Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan


Menurut Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut, Kinerja Pelayanan
Operasional adalah hasil kerja terukur yang dicapai Pelabuhan dalam melaksanakan
Pelayanan Kapal, barang dan utilisasi fasilitas dan alat. ialam periode waktu dan
satuan tertentu. Standar Kinerja Pelayanan Operasional adalah standar hasil kerja dan
tiap-tiap pelayanan yang harus dicapai oleh operator Terminal/ pelabuhan dalam
pelaksanaan pelayanan jasa kepelabuhanan termasuk dalam penyediaan fasilitas dan
peralatan pelabuhan.
Fungsi kinerja  pelayanan operasional adalah sebagai alat untuk mengukur
tingkat keberhasilan penyelenggaraan transportasi laut, sebagai instrumen
perencanaan untuk menggambarkan kondisi yang ingin dicapai di masa yang akan
datang, sebagai instrumen perencanaan untuk mengalokasikan sumber daya/investasi,
sebagai instrumen pemantauan (monitoring) dan evaluasi kinerja (performance
evaluation) untuk pelaksanaan kegiatan, sebagai instrumen pembantu untuk
pengambilan keputusan. Sedangkan Indikator Kinerja Pelayanan Operasional adalah
variabel - variabel Pelayanan, penggunaan fasilitas dan peralatan pelabuhan. 
Indikator tersebut terdiri dari Waiting Time (WT) atau waktu tunggu kapal,
Approach Time (AT) atau waktu pelayanan pemanduan, Effektive Time dibanding
Berth Time (ET : BT), Produktivitas Kerja (T/G/J dan B/C/H), Receiving/Delivery
Petikemas, Berth Occupancy Ratio (BOR) atau atau tingkat penggunaan dermaga,
Shed Occupancy Ratio (SOR) atau tingkat penggunaan gudang, Yard Occupancy
Ratio (YOR) atau tingkat penggunaan lapangan penumpukan, Kesiapan operasi
peralatan.Adapun untuk tugas ini hanya menganalisa masalah BOR dan SOR
sehingga pembahasan lebih lanjut hanya pada kedua indikator tersebut :
 Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR)
Tingkat penggunaan dermaga (BOR) merupakan perbandingan antara waktu
penggunaan dermaga dengan waktu yang tersedia (dermaga siap operasi) dalam
periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam persentase. BOR dapat dituliskan
dengan rumus sebagai berikut :
Σ ( Panjang kapal + jarak antar kapal ) × Jumlah waktu bertambat
BOR = × 100%
Panjang dermaga × jumlah hari dalam kalender

 Tingkat Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy Ratio/YOR)


Tingkat Penggunaan Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy Ratio/YOR )
merupakan perbandingan antara jumlah pengguna ruang penumpukan dengan ruang
penumpukan yang tersedia yang dihitung dalam satuan ton hari atau satuan m3 hari
dan dinyatakan dalam persen (%). YOR dapat diinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :

Jumlah arusbarang ( muatan ) tahun2025 X Dwelling Time


YOR = X 100 %
Luas Lap. Penumpukan X Tinggi Tumpuakan X Waktu Tersedia

Pencapaian kinerja operasional kedua indikator diatas dapat ditentukan


sebagai berikut (Menurut Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut) :
 Apabila nilai pencapaian dibawah nilai standar kinerja pelayanan operasiona
yang dltetapkan, dinyatakan baik;
 Apabila nilai pencapalan 0% sampai dengan 10% diatas nilai standar kinerja
pelayanan operasional yang ditetapkan. dinilai cukup baik.
 Apablla.nilai pencapaian diatas 10% dari nilai standar kinerja pelayanan
operaslonal yang ditetapkan dinilai kurang baik.

2.9. Daerah Hinterland Pelabuhan


Perkembangan dan pertumbuhan suatu pelabuhan sangat ditentukan oleh luas
wilayah layanannya. Dengan mengetahui wilayah layanan maka jumlah keluar
masuknya barang melalui pelabuhan tersebut dapat diketahui. Wilayah layanan suatu
pelabuhan dapat dibagi atas dua wilayah yaitu wilayah layanan belakang (hinterland)
dan wilayah layanan kedepan (foreland).
a. Pengertian hinterland
a) The land directly ejection to and inland from a coast (Daratan yang secara
langsung berdekatan dengan sebuah pantai).
b) A region served by aport city and it’s facilities (Suatu daerah yang dilayani
oleh suatu pelabuhan beserta fasilitasnya).
c) A region remote from urban areas; back country (Suantu daerah yang
digerakkan oleh daerah perkotaan).
Jadi yang dimaksud dengan hinterland adalah daerah belakang (daerah
sekitar) yang terhubung, serta dapat dilayani oleh suatu pelabuhan dan beserta
fasilitasnya. Ukuran dan luas hinterland bervariasi mulai dari daerah kecil dan kota,
dan negara-negara. Ukuran kepentingan ekonomi dan hinterland pelabuhan
diantaranya :
a) Gross Domestic Product (GDP).
b) Populasi dan angkatan kerja.
c) Luas dan karakter fisik.
d) Struktur perdagangan
e) Dan lain-lain
Sedangkan faktor atau kendala yang sangat menentukan ukuran atau perkembangan
hinterland adalah :
a) Batasan fisik, seperti gunung, gurun, dll.
b) Jaringan transportasi.
c) Aspek operasional.
d) Aspek politik.
Seluruh aspek diatas merupakan hal penting dalam menentukan hasil ramalan
arus barang pada suatu pelabuhan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Peramalan


Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang
terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan di masa lalu. Metode
peramalan akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah
laku atau pola dari data masa lalu sehingga dapat memberikan cara pemikiran,
pengerjaan dan pemecahan yang sistematis dan pragmatis serta memberikan tingkat
keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil peramalan yang dibuat atau disusun.
Peramalan merupakan suatu alat bantu yang penting pada perencanaan yang
efektif dan efisien. Peramalan juga sangat penting dalam pengambilan suatu
keputusan. Aspek-aspek yang menggunakan peramalan cukup luas baik secara waktu,
faktor-faktor penentu kejadian seharusnya dan jenis-jenis pola data dan beberapa hal
lain.
Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan
terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama, sedangkan
waktu yang relatif singkat tidak dibutuhkan peramalan. Pada umumnya, kegunaan
peramalan adalah sebagai berikut :
a) Untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa yang akan datang
b) Sebagai alat bantu perencanaan
c) Untuk membuat keputusan yang tepat
Dalam peramalan terdapat dua jenis yaitu :
1. Model deret berkala (Time series)
Model ini pandangan masa depan dilakukan berdasarkan nilai masa lalu yang
bertujuan untuk menemukan pola dalam deret data historis dan
mengesktrapolasikan pola dalam deret dan historis dan mengeksrapolasikan pola
tersebut ke masa depan.

2. Model regresi (Kausal)


Pada model ini diasumsikan bahwa factor yang diramalkan menunjukkan suatu
hubungan sebab akibat dengan satu atau lebih variable bebas. Maksud dari
metode ini adalah menemukan hubungan dan meramalkan nilai mendatang dari
variable tak bebas.
 Regresi Linear Sederhana
Analisa regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu
variable independen (X) dengan variable dependen (Y). Analisa ini untuk mengetahui
arah hubungan antara variable independen dengan variable dependen apakah positif
atau negative dan untuk memprediksi nilai dari variable dependen apabila nilai
variable independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan
biasanya berskala interval atau rasio.
Persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :
Y’ = a + bx
Keterangan :
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X=0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Koefisien regresi a dan b dapat dihitung dengan rumus :
a = Σ Yi/n – b ΣXi/n

( )
n n
b1 = n ∑ XiYi− ∑ Xi ¿ ¿
i=1 i=1

 Multiple Regresi Linear


Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara
lebih dari satu variable predictor (veriabel bebas) terhadap variable terikat.
Rumus :
Y = a + b1x1 + b2xn + ..... + bnxn
Keterangan :
a = konstanta
b1,b2 = koefisien regresi
x1,x2 = Variabel bebas
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Pelabuhan Terminal Kariangau Balikpapan


4.1.1 Kondisi Fisik Pelabuhan Kariangau Balikpapan
Gambar 4.1. Pelabuhan Kariangau Balikpapan

Gambar 4.2. Layout Kariangau Balikpapan

Kawasan Industri Kariangau (KIK) yang berlokasi di kota Balikpapan,


menempati area seluas 2,721 hektare. KIK merupakan kawasan strategis yang
berada di teluk Balikpapan yang berhadapan langsung dengan selat Makassar
yang merupakan bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. Posisi
strategis tersebut memudahkan mobilisasi barang untuk tujuan domestik
maupun mancanegara (ekspor - impor).
Hal ini ditunjang dengan kedalaman laut teluk Balikpapan yang dapat
dilalui kapal berkapasitas 50.000 ton dan selanjutnya melakukan bongkar muat
pada Terminal Peti Kemas Kariangau. Terminal peti kemas internasional
Kariangau untuk aktifitas bongkar muat peti kemas, general cargo, termasuk batu
bara, menempati luas areal sekitar 57,5 hektare.

Gambar 4.3. TPK Kariangau tampak dari atas.

Fasilitas yang terdapat pada Pelabuhan Peti Kemas Kariangau terdiri dari
fasilitas perairan, fasilitas daratan dan peralatan penangan peti kemas.
Fasilitas pada Pelabuhan Kariangau dapat dilihat pada table di bawah ini.

1. Fasilitas Perairan.

Tabel 4.1. Fasilitas Perairan Pelabuhan Peti Kemas Kariangau, Balikpapan

No Nama Fasilitas Keterangan

 Panjang Alur : 15 mile


1 ALUR PELAYARAN  Lebar Alur : 600 meter

 Kedalaman Alur : 13 meter

 Panjang : 270 meter

2 DERMAGA  Lebar : 30 meter

 Ukuran Kapal yang dilayani : s.d. 35.000

DWT

 Panjang : 282 meter


3 TRESTLE
 Lebar : 10,5 meter

 Luas Kolam : 10 Hektar

4 KOLAM  Kedalaman kolam minimum : 20 meter

PELABUHAN  Kedalaman sisi dermaga : 14 meter


2. Fasilitas Daratan.

Tabel 4.2. Fasilitas Daratan Pelabuhan Balikpapan.

No Nama Fasilitas Keterangan

 Luas Lapangan : 6 Hektar


LAPANGAN
1  Kapasitas Pertahun : 300.000 TEUs
PENUMPUKAN
 Reefer Plug : 28 Plug

2 INLAND CONTAINER  Jumlah :1 Hektar

DEPOT (ICD)

 Dermaga : 2.000 m2

KAWASAN PABEAN  Lapangan Penumpukan Blok E : 1.560


3 DAN TPS
m2

 Penyimpanan Cargo Petikemas : 145,2

m2

4 BENGKEL  Jumlah :1 unit

 Jumlah : 4 unit
5 JEMBATAN TIMBANG
 Kapasitas : 60 ton

6 LAHAN  Luas : 72,5 Hektar

PENYIMPANAN CARGO
7  Luas : 1.500 m2
PETIKEMAS

8 GENSET 250 KVA  Jumlah : 2 Unit

9 GENSET 750 KVA  Jumlah :2 Unit

45
PENAMPUNGAN AIR
10  Volume : 1.000 to/m3
BERSIH

 Kapasitas : 10 liter/detik
11 AIR SUMUR BOR
 Jumlah : 4 unit

12 TANGKI LIMBAH  Kapasitas : 5 ton

13 TANGKI BBM  Kapasitas : 10 ton

TRUK PEMADAM
14  Jumlah : 1 unit
KEBAKARAN

3. Fasilitas Peralatan Dan Penanganan Petikemas


Tabel 4.3. Fasilitas Peralatan dan Penanganan Petikemas.

No Nama Fasilitas Keterangan

 Daya angkat s.d. 45 ton

1 CONTAINER CRANE  Jumlah : 2 unit

(CC)

 Daya angkat s.d. 40 ton

2 RUBBER TYRED  Jumlah : 7 unit

GANTRY (RTG)

CRANE

 Daya angkat s.d. 40 ton


3 TERMINAL TRACTOR
 Jumlah : 16 unit

46
 Daya angkat s.d. 45 ton

4 REACH STACKER  Jumlah : 1 unit

5 SIDE LOADER  Maksimal Tier : 7 tier (empty)

 Jumlah : 1 unit

6 FORKLIFT 7 TON  Jumlah : 3 unit

7 FORKLIFT 3 TON  Jumlah : 4 unit

4.1.2 Operasional Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan

4.1.2.1 Data Kunjungan Kapal (Call Kapal) 5 Tahun Terakhir

Tabel 4.4. Data Kunjungan Kapal

Call Kapal
Tahun
Unit
2016 5576
2017 5511
2018 4854
2019 6849
2020 7100

4.1.2.2 DataArus Barang (Bongkar-Muat) Peti Kemas Pelabuhan Peti

Kemas Kariangau

Tabel 4.5. Data Arus Barang Peti Kemas

47
Bongkar Muat Bongkar Muat
Tahun
TEUS TEUS TEUS
2016 96113.16 64075.44 160188.60
2017 62289.36 41526.24 103815.60
2018 74788.20 49858.80 124647.00
2019 75057.48 50038.32 125095.80
2020 78647.52 52431.68 131079.20

Dari tabel diatas data arus peti kemas (bongkar dan muat) kapal yang saya
ambil mulai dari tahun 2016 sampai 2020 mengalami peningkatan di setiap
tahunnya, mengikuti alur perdagangan yang terus meningkat.

4.1.2.3 Data Hinterland dan Potensi Pelabuhan Peti Kemas

Kariangau Balikpapan

Perkembangan dan pertumbuhan suatu pelabuhan sangat ditentukan oleh

luas wilayah layanannya. Dengan mengetahui wilayah layanan maka jumlah

keluar masuknya barang melalui pelabuhan tersebut dapat diketahui.

hinterland adalah daerah belakang (daerah sekitar) yang terhubung, serta

dapat dilayani oleh suatu pelabuhan dan beserta fasilitasnya. Ukuran dan luas

hinterland bervariasi mulai dari daerah kecil dan kota, dan negara-negara. Ukuran

kepentingan ekonomi dan hinterland pelabuhan diantaranya :

a) Gross Domestic Product (GDP).

b) Populasi dan angkatan kerja.

c) Luas dan karakter fisik.

d) Struktur perdagangan

e) Dan lain-lain

48
Daerah hinterland untuk Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan

adalah kabupaten paser, kabupaten kutai kartanegara, kabupaten berau, kabupaten

kutai barat, kabupaten kutai timur, kabupaten panajam paser utara, kabupaten

Mahakam ulu, kabupaten bulungan, kabupaten malinau, kabupaten nunukan, kota

tarakan, kota samarinda, kota bontang.

Potensi Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan dipilih data jumlah

penduduk dan PDRB dari tahun 2016 – 2020 yang dapat mempengaruhi arus

barang dan kunjungan kapal. Petumbuhan untuk jumlah penduduk dan PDRB dari

tahun 2016-2020 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dapat dilihat pada

table dibawah ini :

Tabel 4.6 Data Hinterland Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Balikpapan

49
DAFTAR PUSTAKA

50
LAMPIRAN

51
52

Anda mungkin juga menyukai