Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, hidayah dan perkenanNya-
lah Buku Pintar Pelabuhan Makassar ini dapat diselesaikan dengan baik.
Buku ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi untuk berbagai stakeholder di
lingkungan kepelabuhanan maupun masyarakat pada umumnya.
Kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna. Kami akan terus menyempurnakan
dan memperbaiki isi dari buku ini, sehingga diharapkan lebih menarik minat dan dapat
memberikan informasi yang bermanfaat. Untuk itu kami mengharapkan masukan dan
sumbangan pemikiran untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini diwaktu-waktu yang
akan datang.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak yang telah
berpartisipasi di dalam penyusunan Buku Pintar Pelabuhan Makassar, semoga isi yang
tersaji di dalamnya dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
Maksud dan Tujuan 8
Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Kantor Otoritas Pelabuhan Utama 9
Makassar
Sumber Daya Manusia Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar 12
VI. INAPORNET
Penerapan Inaportnet di Pelabuhan Makassar 55
VII. KONSESI
Konsesi Badan Usaha Pelabuhan 62
VIII. DOKUMENTASI
Foto-foto 64
DAFTAR ISTILAH
Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan,
kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim.
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan
yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau
bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.
Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat
kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun
penumpang, dan/atau tempat bongkar muat barang.
Terminal untuk Kepentingan Sendiri adalah terminal yang terletak di dalam Daerah
Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian
dari pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan
atau terminal khusus yang digunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.
Badan Usaha Pelabuhan adalah badan usaha yang kegiatan usahanya khusus di
bidang pengusahaan terminal dan fasilitas pelabuhan lainnya.
Dwelling time adalah waktu yang dihitung mulai dari suatu petikemas (kontainer) dibongkar
dan diangkat (unloading) dari kapal sampai petikemas tersebut meninggalkan terminal
pelabuhan melalui pintu utama.
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dengan sekitar 17.508
buah pulau yang membentang sepanjang 5.120 km2 dari Timur ke Barat sepanjang
khatulistiwa dan 1.760 km2 dari Utara ke Selatan. Luas daratan Indonesia mencapai 1,9 juta
km2 dan luas perairan laut Indonesia skitar 7,9 juta km. Indonesia mempunyai garis pantai
sepanjang 81.791 km2. Mengingat perairan pantai atau pesisir merupakan perairan yang
sangat produktif, maka sepanjang pantai Indonesia merupakan potensi sumber daya alam
(hayati) yang besar untuk pembangunan ekonomi di negeri ini.
Indonesia sebagai negara maritim yang mempunyai posisi dan peran yang sangat penting
serta strategis dalam hubungan antar bangsa. Pemerintah Indonesia memanfaatkan potensi
yang ada dengan mengoptimalkan sub. sektor transportasi laut sebagai salah satu urat nadi
perekonomian karena pada umumnya angkutan barang baik antar pulau maupun ekspor –
impor dilaksanakan melalui jalur laut, dengan demikian transportasi laut sangat dibutuhkan
untuk mendukung kehidupan ekonomi, sosial, politik, budaya maupun pertahanan dan
keamanan negara.
Pelabuhan merupakan suatu infrastruktur ekonomi, yang berperan dan berfungsi untuk
mendukung pertumbuhan, pengembangan ekonomi dan aktifitas non ekonomi lainnya baik
pada tingkat nasional maupun daerah.
Pelabuhan merupakan suatu kawasan yang mempunyai beberapa fasilitas untuk menunjang
kegiatan operasional. Fasilitas-fasilitas tersebut ditujukan untuk melancarkan kegiatan usaha
di pelabuhan. Fasilitas pelabuhan dibagi atas 2 (dua) bagian, yaitu fasiltas pokok berupa
alur pelabuhan, kolam pelabuhan, penahan gelombang (breakwater) dan demaga
sedangkan fasititas penunjang terdiri fasilitas yang ada di daratan.
Tatanan kepelabuhanan nasional adalah suatu sistim kepelabuhanan nasional yang memuat
tentang hirarki, peran, fungsi klasifikasi, jenis, penyelenggara, kegiatan, keterpaduan intra
dan antar moda serta keterpaduan dengan sektor lainnya.
Pada saat ini terdapat ribuan pelabuhan di dunia, yang secara fisik bermanfaat sebagai
jembatan penghubung antara transportasi darat dan laut. Dimana Pelabuhan merupakan
suatu infrastruktur ekonomi, yang berperan dan berfungsi untuk mendukung pertumbuhan,
pengembangan ekonomi dan aktifitas non ekonomi lainnya baik pada tingkat nasional
maupun daerah yang mempunyai pengaruh dengan wilayah belakangnya dan memberikan
pelayanan yang optimal dengan kapasitas yang memadai terhadap tingkat kebutuhan.
Melihat pentingnya fungsi pelabuhan sebagai salah satu sarana vital dalam perdagangan
nasional maupun internasional maka sudah selayaknya pelabuhan-pelabuhan di Indonesia
haruslah menyiapkan sarana maupun fasilitas yang memadai untuk kepentingan para
pengguna jasa khususnya para pelaku perdagangan nasional maupun internasional.
Kinerja pelabuhan yang efisien sangat berpengaruh dalam menunjang kelancaran sistem
logistik nasional yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan daya saing komoditas
Indonesia di pasar internasional. Kantor Otoritas Pelabuhan sebagai penyelenggara
pelabuhan mempunyai kewajiban untuk memelihara kelancaran dan ketertiban
pelayanan kapal, barang dan penumpang, serta menetapkan kinerja pelayanan
operasional pelabuhan.
Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar secara resmi ditetapkan oleh Menteri
Perhubungan berdasarkan KM. 63 Tahun 2010 pada tanggal 20 Desember 2010 di
Jakarta, pada tanggal 1 Juni 2012 oleh Menteri Perhubungan E.E Mangindaan
dikeluarkannya Peraturan Menteri Nomor 35 Tahun 2012 maka berubah menjadi Kantor
Otoritas Pelabuhan Utama Makassar.
a. Tugas Pokok
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM. 35 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama, kantor Otoritas
Pelabuhan Utama Makassar mempunyai tugas melaksanakan pengaturan,
pengendalian, dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada pelabuhan yang
diusahakan secara komersial.
b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam PM 35 Tahun 2012 pasal 2,
Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan penyediaan, pengaturan, dan pengawasan penggunaan lahan daratan
dan perairan pelabuhan;
2. Pelaksanaan penyediaan dan pemeliharaan penahan gelombang, kolam pelabuhan,
alur-pelayaran, dan jaringan jalan;
3. Pelaksanaan penyediaan dan pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran;
4. Pelaksanaan penjaminan dan pemeliharaan kelestarian lingkungan di pelabuhan;
5. Pelaksanaan penyusunan Rencana Induk Pelabuhan, Daerah Lingkungan Kerja dan
Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan, serta pengawasan penggunaannya;
6. Pelaksanaan pengusulan tarif untuk ditetapkan Menteri, atas penggunaan perairan
dan/atau daratan, dan fasilitas pelabuhan yang disediakan oleh Pemerintah serta jasa
c. Susunan Organisasi
Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar terdiri dari :
1. Bagian Tata Usaha;
2. Bidang Perencanaan dan Pembangunan; dan
3. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Operasi, dan Usaha Kepelabuhanan.
Pelabuhan Umum Makassar saat ini terdiri dari 3 (tiga) terminal utama yakni :
1. Terminal Soekarno ( pelayanan bagi barang-barang general cargo dan penumpang
serta barang curah)
2. Terminal Hatta dan Hasanudin (terminal petikemas, dan multipurpose)
3. Terminal Paotere (pelayanan bagi kapal-kapal pelayaran rakyat)
TERMINAL SOEKARNO
Layout Terminal Soekarno Pelabuhan Makassar (Sumber : Rencana Induk Pelabuhan Makassar)
Makassar
TERMINAL HATTA
Pangkalan Hasanuddin
Layout Terminal Hatta Pelabuhan Makassar (Sumber : Rencana Induk Pelabuhan Makassar )
Terminal Hatta dibangun pada tahun 1997, memiliki panjang dermaga 1000 m dengan
kedalaman minimum -12 m LWS dan dermaga Terminal Hasanudin sebagai dermaga
multipurpose untuk kapal Ro-ro dengan kedalaman -5 sd -12 m LWS. Dengan kedalaman
yang ada dapat melayani kapal-kapal berkapasitas maksimal 3.000 TEU’s. Pada tahun
2013 dilakukan perluasan dermaga Hatta seluas 150 meter persegi dari luas dermaga
sebelumnya 850 meter persegi. Dengan perluasan dermaga, kapasitas muat pelabuhan peti
kemas diharapkan bertambah dan waktu tunggu kapal yang akan sandar di pelabuhan juga
dapat dikurangi.
Komoditas antar pulau yang melalui terminal ini antara lain beras, kacang-kacangan, rotan,
coklat, terigu dan jagung. Sedangkan komoditas ekspor dominan adalah coklat, hasil laut,
plywood dan kacang mete yang diekspor langsung ke mancanegara yakni Jepang,
Singapura, China, Korea dan India. Dari data-data yang dihimpun, diketahui bahwa terminal
petikemas ini memiliki 7 unit Container Crane dan 18 unit Rubber Tyre Gantry Crane.
Terminal Hatta adalah terminal khusus untuk melayani kapal peti kemas, terminal ini
dilengkapi dengan jembatan timbang dan pintu masuk yang menjadi satu kesatuan. Terminal
Hatta khususnya diperuntukkan untuk melayani kapal peti kemas, namun berfungsi juga
sebagai dermaga mutipurpose. Untuk dermaga multipurpose yang ada di terminal Hatta,
telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor :
PP.001/1/18/DJPL-15 Tentang Penetapan pengoperasian Terminal Serbaguna
(multipurpose) Pelabuhan Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, dimana dalam keputusan
tersebut PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) diberikan persetujuan untuk mengoperasikan
terminal serbaguna (multipurpose) Pelabuhan Makassar sepanjang 150 m yang
diperuntukkan khusus bagi kapal-kapal pengangkut barang untuk kegiatan ekspor/impor
dan antar pulau.
TERMINAL PAOTERE
Layout Pangkalan Paotere Pelabuhan Makassar (Sumber : Rencana Induk Pelabuhan Makassar )
Terminal Paotere merupakan terminal yang diperuntukan untuk melayani kapal-kapal layar
phinisi atau kapal pelayaran rakyat. Terminal ini berlokasi terpisah dengan Pangkalan
Soekarno dan Hatta.
Terminal Paotere memiliki total panjang dermaga 525,88 m, dengan kedalaman -3 m LWS.
Terminal Paotere memiliki lapangan penumpukan seluas 7.962 m² berfungsi untuk pelayanan
barang umum kapal-kapal pelra.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2016 tentang PNBP, jasa kepelabuhanan pada
TUKS yaitu jasa penggunaan perairan. Untuk pelayanan penggunaan perairan dilaksanakan
dengan perjanjian penggunaan perairan dalam batas waktu paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang. Perhitungan luas penggunaan perairan sebagai dasar penghitungan
penggunaan perairan, dihitung berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut
Nomor : HK103/2/14/DJPL-16 tentang tata cara penerimaan, penyetoran, penggunaan
dan pelaporan penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut.
Adapun terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) yang berada di perairan pelabuhan
Makassar berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan No. KM 85 Tahun 1999 tentang
batas-batas DLKr/DLKp Pelabuhan Makassar, yaitu :
a. TUKS PT. Pertamina
TUKS PT. Pertamina beroperasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri perhubungan No.
S.KL. 88/0/1972. Dimana izin pengelolaan TUKS ini masih dalam proses pembaharuan
di Ditjen Hubla. TUKS PT. Pertamina terletak di sebelah Utara pangkalan Soekarno
dengan luas penggunaan perairan sebesar 23.161 m2 berdasarkan perjanjian
kerjasama penggunaan perairan. Tarif penggunaan perairan sebesar Rp. 2.500,00/m2.
b. TUKS PT. Bosowa Duta Energasindo
TUKS PT. Bosowa Duta Energasindo beroperasi berdasarkan surat keputusan Direktur
Jenderal Perhubungan laut Nomor : BX-131/PP008 tahun 2015 tanggal 12 maret 2015
tentang pemberian persetujuan pengelolaan terminal untuk kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan usaha dibidang penyimpanan LPG kepada PT. Bosowa Duta
Energasindo yang berlokasi di kelurahan Parangloe kecamatan Tamalanrea Kota
Makassar Provinsi Sulsel. TUKS PT. Bosowa Duta Energasindo terletak di sebelah Utara
TUKS PT. IKI, dengan luas penggunaan perairan sebesar 13.639, 6 m2 berdasarkan
perjanjian kerjasama penggunaan perairan. Batas-batas perairan TUKS PT. Bosowa
Duta Energasindo baik sebelah utara, selatan, timur dan barat berbatasan dengan
perairan selat makassar. Tarif penggunaan perairan pada TUKS PT. Bosowa Duta
Energasindo adalah Rp. 2.500,00/m2 per tahun sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 2016.
Lokasi TUKS PT. Pertamina dan TUKS PT. IKI di Perairan Pelabuhan Makassar
Data Bongkar Muat di Pelabuhan Makassar (Periode Januari s/d Desember Tahun
2017)
URAIAN JENIS ANGKUTAN LAUT
NO. BULAN DALAM NEGERI LUAR NEGERI KHUSUS PELAYARAN RAKYAT PERINTIS CONTAINER JUMLAH
BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT
1 JANUARI 286.757 558.797 123.989 11.726 137.013 47.975 550 9.023 - - 548.309 627.521
2 FEBRUARI 270.098 383.904 118.193 17.213 111.819 62.591 961 8.626 - 40 - 501.071 472.374
3 MARET 426.733 629.475 25.854 22.311 162.378 60.749 819 10.779 - - 615.784 723.314
4 APRIL 431.005 407.888 115.754 44.127 140.355 25.448 819 10.779 5 - 687.938 488.242
5 MEI 83.316 61.334 190.756 34.158 180.168 77.862 848 9.482 - 11 361.123 339.001 816.211 521.848
6 JUNI 157.080 61.252 153.252 141.313 116.289 51.216 746 7.667 - 11 284.659 282.242 712.026 543.701
7 JULI 235.907 135.625 19.474 26.891 181.750 37.824 1.233 15.137 - 110 266.810 318.649 705.174 534.236
8 AGUSTUS 163.184 203.585 128.743 22.000 180.656 39.959 1.663 8.069 - 61 246.307 335.610 720.553 609.284
9 SEPTEMBER 68.079 50.850 119.441 17.746 162.311 31.486 2.923 15.225 2 60 339.588 418.566 692.344 533.933
10 OKTOBER 15.850 67.787 71.674 29.795 193.052 55.871 2.121 16.893 24 2 373.469 464.802 656.190 635.150
11 NOVEMBER 63.720 52.818 270.460 11.071 127.195 92.398 1.469 12.540 - 54 429.724 475.711 892.568 644.592
12 DESEMBER 62.767 72.240 81.365 29.578 152.364 62.189 2.112 15.497 - 5 388.670 418.541 687.278 598.050
JUMLAH 2.264.496 2.685.555 1.418.955 407.929 1.845.350 645.568 16.264 139.717 31 354 2.690.350 3.053.122 8.235.446 6.932.245
Sumber : Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar
Data Arus Penumpang di Pelabuhan Makassar (Periode Januari s/d Desember Tahun
2017)
KEGIATAN JUMLAH
NO. BULAN CALL PENUMPANG PENUMPANG TURUN /NAIK KETERANGAN
TURUN NAIK DALAM JIWA
1 JANUARI 100 24.937 23.090 48.027
2 FEBRUARI 76 16.725 13.024 29.749
3 MARET 81 19.332 15.829 35.161
4 APRIL 85 13.218 17.783 31.001
5 MEI 82 21.737 16.837 38.574
6 JUNI 86 32.989 35.832 68.821
7 JULI 101 50.509 47.498 98.007
8 AGUSTUS 99 26.248 22.680 48.928
9 SEPTEMBER 94 20.251 22.091 42.342
10 OKTOBER 94 20.750 15.273 36.023
11 NOVEMBER 92 18.600 15.693 34.293
12 DESEMBER 94 26.094 24.156 50.250
JUMLAH 1084 291390 269786 561176
Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Makassar telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 92 Tahun 2013 tentang Rencana Induk
Pelabuhan Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, pada tanggal 11 Desember 2013 di
Jakarta.
1. Pangkalan Hatta
Meningkatkan kapasitas dan pelayanan fasilitas pangkalan Hatta yang ada yakni
berupa pembangunan perpanjangan dermaga multi purpose sepanjang 150m.
Luasan fasilitas terminal peti kemas di atas lahan reklamasi dibangun secara bertahap
disesuaikan kebutuhan. Menurut perkiraan / proyeksi petikemas pelabuhan Makassar
pada tahun 2017 adalah sebesar 820.000 TEU’s, sebanyak 500.000 TEU’s ditampung
Di lokasi Makassar New Port dibangun fasilitas 3 dermaga dengan panjang total 750
m yang dibangun secara bertahap sesuai kebutuhan dan pekerjaan pengerukan di
depan dermaga hingga kedalaman -14 m LWS pada area kolam sandar dan kolam
pelabuhan seluas 36 Ha. Memungkinkan untuk manuver dan bersandar bagi kapal
petikemas berdimensi Post Panamax (generasi keempat, LOA 275-300m, draft 13m,
kapasitas 4000-5000 TEUs)
Pada tahapan / periode ini pembangunan disertai dengan pembuatan jalan akses,
lapangan penumpukan petikemas, dan penyediaan fasilitas bangunan-bangunan
terkait untuk terminal peti kemas yang baru.
3. Pangkalan Soekarno
Pada periode ini di lokasi pangkalan Soekarno akan dilakukan pengaturan kembali
peruntukan lapangan dan dermaga untuk kapal Ro-Ro, general cargo, dan curah
kering. Terminal penumpang pada periode ini masih tetap beroperasi di pangkalan
Soekarno sambil menunggu kesiapan pengembangan pelabuhan Boddia sebagai
terminal penumpang yang ditargetkan siap beroperasi pada periode jangka
menengah.
4. Pangkalan Paotere
Pengadaan peralatan baru untuk memenuhi pelayanan bongkar muat peti kemas
proyeksi sampai dengan tahun 2022 yakni terdiri dari 9 unit quay crane / gantry
crane, 36 unit RTG, head truck 72 unit, dan chassis 80 unit.
2. Pangkalan Hatta
Tetap beroperasi khusus untuk terminal petikemas, namun tidak ada penambahan
fasilitas baru
3. Pangkalan Soekarno
Diharapkan terminal penumpang Boddia sudah siap beroperasi pada periode ini, dan
terminal penumpang di pangkalan Soekarno sepenuhnya direlokasi ke pelabuhan
Boddia/Galesong sehingga pangkalan Soekarno hanya untuk melayani kegiatan
bongkar muat kapal-kapal barang (general cargo, Ro-ro, dan curah kering pangan).
4. Pangkalan Paotere
Tetap beroperasi melayani kapal pelayaran rakyat, namun tidak ada penambahan
fasilitas baru.
Penyediaan lahan areal Makassar New Port tambahan berupa reklamasi untuk fasilitas
terminal petikemas seluas 30,8 Ha dan untuk terminal Ro-ro seluas 5,8 Ha. Fasilitas
yang dibangun pada periode ini adalah 4 dermaga petikemas sepanjang 3 x 250
meter dan 1 dermaga Ro-ro sepanjang 300 meter, lapangan penumpukan petikemas,
lapangan Ro-ro, dan fasilitas bangunan –bangunan terkait (petikemas dan Ro-ro).
Pengadaan peralatan baru terminal peti kemas untuk memenuhi pelayanan bongkar
muat petikemas yang diproyeksi sampai dengan tahun 2032 yakni terdiri dari 24 unit
quay crane / gantry crane, 96 unit RTG, head truck 120 unit, dan chassis 130 unit.
Pada tahap ini pembangunan lapangan peti kemas yang baru adalah untuk
menampung petikemas proyeksi sampai dengan tahun 2032 yang rencana disediakan
pada tahun 2027.
2. Pangkalan Hatta
Tetap beroperasi khusus untuk terminal petikemas, dan tidak ada penambahan
fasilitas baru.
3. Pangkalan Soekarno
Beroperasi khusus untuk melayani kegiatan bongkar muat kapal-kapal general cargo
dan curah kering pangan. Pada periode ini terminal untuk kapal Ro-ro direlokasi ke
Makassar New Port.
4. Pangkalan Paotere
Tetap beroperasi melayani kapal pelayaran rakyat, dan tidak ada penambahan
fasilitas baru.
Kebutuhan area perairan pelabuhan utama Makassar meliputi area tempat labuh, area alih
muat kapal, area tempat sandar, area kolam putar, area pemanduan dan penundaan, area
alur pelayaran, area pindah labuh kapal, areal keperluan darurat, areal pengandasan
kapal rusak / mati, areal karantina, areal percobaan berlayar, dan areal wajib pandu.
Berdasarkan informasi dari peta laut DISHIDROS, beberapa areal rencana untuk kebutuhan
lingkungan kerja dan lingkungan kepentingan pelabuhan utama Makassar berlokasi pada
area perairan yang masih belum steril dari ranjau peninggalan perang dunia kedua.
Sehingga dengan demikian perlu ada tahapan yang harus dilaksanakan terkait dengan
kebutuhan areal perairan ini yakni untuk mensterilisasi area perairan, khususnya pada seluruh
bagian dari areal daerah lingkungan kerja maupun daerah kepentingan pelabuhan utama
Makassar dari kemungkinan adanya ranjau-ranjau peninggalan sisa perang terdahulu.
Kebutuhan areal perairan meliputi areal perairan untuk operasional (daerah lingkungan
kerja pelabuhan / DLKr), dan areal terkait untuk keselamatan pelayaran (daerah lingkungan
kepentingan pelabuhan / DLKp).
Studi penyusunan DLKr/DLKp Pelabuhan Makassar telah dilakukan sejak tahun 2013 dan
sudah mendapatkan rekomendasi dari Walikota Makassar Ir. H. Moh. Ramdhan Pamanto
pada tanggal 17 Juni 2016, serta rekomendasi dari Gubernur Sulawesi Selatan Dr. H.
Syahrul Yasin Limpo, SH, M. Si, MH pada tanggal 6 Oktober 2016. Kepala Kantor Otoritas
Pelabuhan Makassar juga telah melayangkan surat ke Menteri Perhubungan untuk
ditetapkan sebagai Peraturan Menteri pada tanggal 19 Oktober 2016.
Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Makassar
Makassar New Port (MNP) juga nantinya akan diperuntukkan sebagai salah satu koridor di
jalur pendulum Nusantara, pendulum Nusantara merupakan salah satu bentuk pengelolaan
pelabuhan dalam terminal petikemas Indonesia ini untuk menghilangkan sektoralitas/
perwilayahan yang selama ini terjadi, sehingga secara Nasional dapat menjadikan
Indonesia sebagai tujuan perdagangan internasional secara langsung (direct call), khususnya
pada wilayah Timur Indonesia. Dan juga merubah trayek kapal-kapal internasional yang
selama ini menjadikan pelabuhan-pelabuhan Negara tetangga sebagai hub port
internasional dapat beralih ke pelabuhan hub port internasional di Indonesia.
Maksud dari kegiatan pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Makassar New Port (MNP)
antara lain :
a. Untuk mengantisipasi terjadinya over kapasitas di pelabuhan Hatta yang diperkirakan
pada tahun 2017 sudah tidak dapat menampung lagi kontainer.
b. Mengurangi terjadinya port stay di pelabuhan Soekarno Makassar.
c. Mewujudkan pembangunan akses jalan masuk pelabuhan.
d. Mewujudkan area daratan (reklamasi) sebagai back up area pelabuhan.
e. Menyiapkan fasilitas pelayanan barang/kontainer berupa dermaga atau terminal.
Perjanjian konsesi juga sudah dilaksanakan antara Kementerian Perhubungan RI dengan PT.
Pelindo IV (Persero) Nomor HK.107/02/01/OP.Mks-15 dan Nomor : 12/HK.301/3/DUT-
2015 tanggal 19 Mei 2015 tentang Pengusahaan Terminal Peti Kemas Makassar New Port
Tahap I di Pelabuhan Makassar.
Kegiatan Makassar New Port (MNP) Tahap I mulai berjalan sejak pertengahan tahun 2015,
dan progres kegiatan pembangunan pada tahun 2016 yaitu untuk Paket A sebesar 33,66%,
Paket B sebesar 2,46%, dan Paket C sebesar 9,75%.
KONSESI KE PT
PELINDO IV
TAHAP I PHASE
TAHAP II
1A
LUAS 106
1
TAHAP
H
0
IA
A
0
LUAS =
0 TAHAP IB
16 HA
M LUAS 16
TAHAP ID
H
TAHAP IC LUAS 74
A
LUAS 16 H
H A
104
A
3M
Pekerjaan Causeway
Pekerjaan Causeway
V. DWELLING TIME
Rekap dwelling time petikemas impor di terminal petikemas Makassar Tahun 2017
Pre-
Bulan clearance Custom clearance Post clearance Dwelling time
Januari 1,09 0,23 0,91 2,23
Februari 1,09 0,19 0,86 2,14
Maret 1,07 0,20 0,99 2,26
April 1,35 0,15 0,83 2,33
Mei 1,05 0,30 0,97 2,32
Juni 1,23 0,15 0,98 2,36
Juli 1,18 0,26 0,91 2,35
Agustus 1,00 0,71 0,61 2,32
september 1,00 0,42 0,93 2,35
Oktober 1,00 0,76 0,74 2,50
November 1,00 0,79 0,76 2,55
Desember 1,00 0,78 0,46 2,24
Sumber : Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar
Sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo untuk menurunkan angka dwelling time di pelabuhan
Makassar, saat ini ada beberapa upaya yang telah, sedang dan akan dilaksanakan.
Adapun upaya-upaya tersebut antara lain :
1. Upaya yang telah dilaksanakan
a. Telah diterbitkan SK Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar No.
27/SK.OP.MKS/V-16 tanggal 16 September 2016 tentang pembentukan Desk tim
terpadu penurunan dwelling time di pelabuhan makassar;
b. Telah dilakukan koordinasi dan sosialisasi dengan importir/pemilik barang khususnya
importir yang memiliki volume impor besar dan importir/forwarder yang barang
impornya telah memperoleh SPPB dari Bea Cukai namun tidak segera dikeluarkan dari
tempat penimbunan sementara (TPS) mengenai pemindahan barang yang melewati
batas waktu penumpukan (long stay) di pelabuhan;
c. Telah diterbitkan peraturan Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar
No.29/SK.OP.MKS/V-16 tanggal 10 Oktober 2016 tentang tata cara pemindahan
barang yang melewati batas waktu penumpukan (long stay) di pelabuhan utama
Makassar;
d. Telah menyiapkan transit area di 2 (dua) lokasi untuk petikemas ber SPPB dan
petikemas yang belum ber SPPB yang telah menumpuk tidak lebih dari 3 (tiga) hari di
TPS lini 1 Container Yard TPM pelabuhan Makassar;
e. Telah dibentuk satgas dwelling time oleh kepolisian yang bertugas secara bergiliran
selama 24 jam pada kantor yang disediakan oleh PT. Pelindo IV;
f. Telah dilakukan pertemuan sebanyak 6 (enam) kali yaitu tanggal 15 September
2016, tanggal 22 September 2016, tanggal 28 September 2016, tanggal 4 Oktober
2016, tanggal 10 Oktober 2016, tanggal 20 Oktober 2016, dan 2 November 2016;
g. Telah dilakukan presscon Gubernur Sulawesi Selatan, Kapolda Sulawesi Selatan dan
stakeholder di pelabuhan Makassar pada hari jumat tanggal 18 november 2016 pukul
08.30 WITA bertempat di PT. Pelindo IV (Persero) mengenai capaian waktu dwelling
time di pelabuhan Makassar yang sampai saat ini masih merupakan yang terbaik
diantara 4 (empat) pelabuhan utama lainnya.
VI. INAPORTNET
Inaportnet didukung oleh Sistem Informasi Manajemen Lalu Lintas (SIMLALA), aplikasi
pendaftaran kapal online, aplikasi sertifikasi pelaut, sistem informasi kepelabuhanan dan
SIMPONI.
Penerapan inaportnet secara online dilakukan secara bertahap dimana tahap awal
penerapan inaportnet dilaksanakan sesuai Instruksi Menteri Perhubungan No. 3 Tahun 2016
tentang penerapan inaportnet di pelabuhan utama salah satunya di pelabuhan Makassar
yang menjadi pilot project penerapan inaportnet yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juni
2016. Sebelum inaportnet dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan persiapan penerapan
inaportnet dalam bebrapa tahap yaitu :
A. Pelaksanaan Training Of Trainer (TOT) oleh tim inaportnet Ditjen Hubla, hari Senin s/d
Rabu tanggal 14 s/d 16 Maret 2016 kepada staf Kantor otoritas Pelabuhan Utama
Makassar, staf Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar dan staf KSOP Bitung di Hotel
Aston Makassar;
B. Pelaksanaan soft launching aplikasi Sistem Inaportnet hari kamis tanggal 17 Maret 2016
di hotel Aston Makassar;
C. Pendampingan penggunaan aplikasi inaportnet terhadap perusahaan pelayaran (AP),
perusahaanbBongkar muat (PBM), dan jasa pengurusan transportasi (JPT) oleh tim
Inaportnet Ditjen Hubla pada tanggal 17 s/d 20 Maret 2016;
D. Registrasi perusahaan dan user ID Management terhadap agen pelayaran (AP),
perusahaan bongkar muat (PBM) dan jasa pengurusan transportasi (JPT) yang
beroperasi di pelabuhan Makassar di Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar
tanggal 21 Maret 2016 sampai sekarang. Adapun rincian AP, PBM dan JPT di
pelabuhan Makassar adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan Pelayaran/Agen Pelayaran (AP) berjumlah 51 (pusat 6, cabang 45);
2. Perusahaan Bongkar Muat (PBM) berjumlah 24 (pusat 20, cabang 4);
3. Jasa Pengurusan Transportasi (JPT) berjumlah 10 (pusat 6, cabang 4).
Dalam penerapan sistem inaportnet di pelabuhan Makassar ada beberapa kendala yang
dihadapi antara lain :
1. Pada saat perusahaan pelayarana/agen pelayaran (AP) membuat warta kedatangan
kapal untuk melaporkan pemberitahuan kedatangan kapal (PKK), RPK/PKKA terkadang
masih tidak ditemukan pada SIMLALA;
2. Masih ada Tanda Pendaftaran Kapal yang tidak ditemukan pada SIMLALA;
3. Ukuran isi kotor (GT) dan jenis kapal masih ada yang tidak sesuai dengan surat ukur ,
surat laut dan data yang ada pada Ditkappel;
4. Perusahaan pelayaran/agen pelayaran (AP) belum tertib menyampaikan PKK sesuai
dengan SOP yaitu selambat-lambatnya 1x24 jam sebelum kapal tiba di pelabuhan,
terkadang kapal sudah tiba labuh baru menginput warta kapal kedatangan terkait
dengan dokumen kapal , Crew List dan SPB pelabuhan asal sebagai persyaratan surat
persetujuan masuk (SPM) oleh Syahbandar;
5. Masih ada perusahaan pelayaran/agen pelayaran (AP) yang keliru saat penginputan
data yakni jumlah bongkar/muat dan penumpang naik/turun sehingga sistem harus
diopen untuk update data;
6. Integrasi sistem pelayanan pada sistem Inaportnet dengan Isport PT. Pelindo dengan
status still open/still not close (02) mengakibatkan pelayanan terhambat sehingga kapal
mengalami delay 2 s/d. 5 jam waktu di pelabuhan ;
7. Masih ada perusahaan pelayaran (AP) dan perusahaan bongkor muat (PBM) yang
sering memasukan data yang tidak sesuai seperti : kode tambatan, Jenis barang,
kemasan dan Nomor NPWP (muncul status No found/not match) sehingga tidak bisa
terintegrasi pada sistem karena secara otomatis sistem aplikasi tidak dapat membaca
data jika berbeda antara Inaportnet dengan Isport;
8. Perusahaan pelayaran/agen pelayaran (AP) belum tertib menyampaikan permohonan
kapal – kapal ke Ditlala terhadap perubahan trayek omisi /deviasi dan penambahan
pelabuhan singgah sehingga pelayanan terkadang terhambat karena menunggu deviasi
dan izin penambahan pelabuhan singgah/deviasi;
9. Pengkodean pelabuhan asal dan tujuan sesuai yang tertera pada trayek terkadang
tidak tercantum pada sistem Inaportnet maupun Isport;
10. RKBM khususnya dari PBM TPM, dalam kenyataannya tidak mengisi sesuai dengan
jumlah barang di kegiatan B/M yg diajukan dalam PKK, dan hanya sebagai syarat
untuk memenuhi proses dlm Aplikasi Inaportnet saja;
11. Terkadang AP hanya menginput data bongkar pada pengajuan PKK masih menunggu
penunjukan PBM dan JPT untuk kegiatan muatnya sehingga pada saat update kegiatan
muat PKK harus diopen oleh Tim IT Inaportnet;
12. Terputusnya integrasi sistem simponi dengan sistem Inaportnet menyebabkan
keterlambatan karena kode billing tidak muncul pada nota tagihan sehingga tidak bisa
dilakukan transaksi pembayaran untuk proses LK3 dan selanjutnya penerbitan surat
persetujuan berlayar (SPB);
13. Kapal masih sering mengalami delay pada karena PPKB keberangtkatan diinput secara
manual di Isport sehingga SPK Pandu tidak bisa muncul pada sistem Inaportnet untuk
verifikasi SPB;
14. Masih ada RPK baru yang diinput ke sistem yang tidak ditemukan/terdaftar pada
SIMLALA;
15. Setiap RPK yang diinput pada warta kedatangan kapal apabila expire pada saat
warta keberangkatan maka RPK baru yang diinput tidak terdaftar;
16. Setiap kendala yang dialami telah dilaporkan ke tim Inaportnet pusat namun terkadang
responnya masih lama.
Upaya yang telah dilakukan untuk meminimalisir delay kapal di Pelabuhan Makassar antara
lain sebagai berikut :
1. Telah Mengarahkan AP Khususnya terhadap kapal penumpang, Roro dan petikemas
mengisi data reel sesuai manifest pada pengisian warta Kapal masuk (PKK) dan warta
kapal keluar (LKK);
2. Tim Otoritas Pelabuhan Utama Makassar masih melakukan pendampingan terhadap
pemakai jasa dalam proses penginputan data;
3. Meningkatkan koordinasi dengan tim inaportnet pusat Ditjen Hubla, Syahbandar Utama
Makassar dan PT. Pelindo setiap ada kendala, sejak soft launching hingga saat ini;
Proses Inapornet
Warta
RPK/PKKA Kedatangan
Kapal Front End
Perpanjangan
Approval RPK/RO
Masa Tambat
SIMPADU
Kapal Pindah
SPK (Rencana) Inhouse
PPK SPOG BUP
Pandu Tunda
Realisasi
Pandu Tunda
Sistem
Pencatatan Lainnya
Operasi
5% Biaya
Bongkar Muat
Pandu Tunda
SP2/Stacking
LAB Draft LAB
Card
Invoicing &
Payment Simponi
Jasa Labuh
LK3 SPB
VII. KONSESI
Perjanjian konsesi antara Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar dengan PT. Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) tentang kegiatan pengusahaan jasa kepelabuhanan di pelabuhan
yang diusahakan oleh PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero), dengan Nomor : HK.
107/07/01/OP.MKS-15 dan Nomor : 1/HK.301/6/DUT-2015, telah dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 9 November 2015 di Jakarta. Adapun jangka waktu perjanjian konsesi
selama 30 (tiga puluh) tahun, terhitung sejak tanggal ditandatangani perjanjian konsesi
kedua belah pihak.
Adapun pelabuhan yang diusahakan oleh PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) adalah sebagai
berikut :
1. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
2. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas Makassar
3. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Balikpapan
4. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda
5. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Bitung
6. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas Bitung
7. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Ambon
8. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Sorong
9. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Jayapura
10. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Tarakan
VIII. DOKUMENTASI
Apel Bersama Kesiapan Angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018
Pengarahan Kegiatan Bersih Pelabuhan Paotere oleh Kepala KOP Utama Makassar dengan
berbagai instansi di Pelabuhan Makassar
FGD Transformasi Pengelolaanb Pelabuhan di kawasan timur Indonesia serta Program Tol
Laut Pemerintah