Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

ANALISIS KINERJA FASILITAS PELABUHAN


TANJUNG RINGGIT
KOTA PALOPO

MUH IDUL A. MANSUR


20.023.22.201.205

PRORGAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO
2023
ABSTRAK

Proposal ini adalah tugas matah kuliah metodologi penelitian yang membicarakan soal
analisis kinerja fasilitas pelabuhan tanjung ringgit kota palopo.

Kata Kunci: Proposal Penelitian; fasilitas; Pelabuhan; Tanjung Ringgit


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Sebagai tempat


pertolongan, karena berkat rahmat-Nyalah penulis bisa menyelesaikan tugas
proposal yang berjudul Analisis Kinerja Fasilitas Pelabuhan Tanjung Ringgit Kota
Palopo walaupun sifatmya sangat sederhana. Tak lupa juga sholawat serta salam
kepada Rasulullah Saw. Yaitu contoh teladan bagi umat manusia.
Penulis juga ingin mengucapkan rasa terimah kasi kepada Bapak Amiruddin
Akbar Fisu, ST.,MT. Selaku Dosen Pembibing yang telah membantu dalam proses
penyelesaian tugas ini. Dan juga kepda kedua orang dua saya yang telah
memberikan dukungan penuh dan telah mendoakan saya dalam mengerjakan
tugas ini.
Penulis menyadari bahwa kempuannya sangat terbatas sehingga tugas ini
tidak luput dari kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu dengan segala saran
dan kritik akan saya terima sebagai acuan dalam menyelesaikan tugas ini kedepan.

Palopo,.................2023

Muh Idul A. Mansur


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran yang strategis untuk

pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang

dapat memberikan konstribusi bagi pembangunan daerah dan nasional . Hal ini

membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha pelabuhan tersebut

agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efesien dan profesional

sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya

yang terjangkau. Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah

pelayanan terhadap kapal dan pelayanan terhadap muatan (barang dan muatan).

Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai transportasi laut, fungsi

pelabuhan adalah tempat pertemuan (interface) dua moda angkutan atau lebih

serta interface berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang diangkut

dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain separti moda darat

(truk). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk kepelabuhan akan di bongkar

dan dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu

dipelabuhan seperti perbankan, perusahaan, pelayaran, bea cukai, imigrasi,

karantina, syahbandar dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat

dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transportasi, dapat

membangkitkan kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan

bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun logistik (Elfrida

Gultom, 2017).
Pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo merupakan salah satu pelabuhan barang

yang berada dibawah lingkup Kementrian Perhubungan dan dikelolah oleh Kantor

Unit Pelabuhan Kelas II Palopo. Pelabuhan Tanjung Ringgit memiliki peranan

penting dalam kemajuan perkembangan ekonomi khususnya daerah-daerah yang

berada dibagian utara Provinsi Sulawesi Selatan antara lain Kota Palopo,

Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, dan Kabupaten Luwu Timur. Selain

mendatangkan barang keperluan dari luar Kota Palopo, Pelabuhan Tanjung

Ringgit juga melayani muat barang komoditas lokal untuk dikirim keluar daerah

(Dian Pranata Putra Ambali, 2020).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka

dirumuskan masalah penelitian sebaga berikut :

a. Bagaimana kinerja pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Tanjung Ringgit

meliputi Berth Occupancy Ratio (BOR), Shed Occupancy Ratio (SOR),

Yard Occupancy Ratio (YOR) saat ini ?

b. Bagaimana perkiraan kinerja fasilitas pelabuhan akibat peningkatan


kunjungan kapal dan bongkar muat barang masa yang akan datang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas adapun tujuan dari penelitian ini sebagai

berikut :

a. Menganalisis kinerja pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Tanjung Ringgit

saat ini yang meliputi Berth Occupancy Ratio (BOR), Shed Occupancy

Ratio (SOR), Yard Occupancy Ratio (YOR).

b. Memperkirakan kinerja fasilitas Pelabuhan Tanjung Ringgit dimasa yang

akan datang. Akibat peningkatan kunjungan kapal dan bongkar muat

barang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

a. Adris A. Putra dan Susanti Djalante, 2016. Pengembangan Infrastruktur

Pelabuhan Dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis infrastruktur pelabuhan dan merumuskan

strategi pengembangan pelabuhan, metode penelitian ini termasuk jenis

penelitian dengan pendekatan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :

1. kinerja operasional pelayanan Pelabuhan Bungkutoko masih

kurang baik, rasio antara waktu tunggu dan waktu pelayanan masih

sangat besar. Fasilitas dermaga dan lapangan penumpukan pada

umumnya kritis untuk melayani pertumbuhan lalu lintas angkutan

laut 5 tahun mendatang.

2. Strategi pengembangannya adalah perluasan pembangunan

infrastruktur pelabuhan, perlu pembangunan dermaga, selain itu

lapangan petikemas perlu dibangun seluas 30,680 m2 pada tahap

awal, dan pada tahun 2030 perlu dibangun 119,691 m2.

b. Tulus Umy Purwati, Erika dan Edi Kadarsah, 2021. Analisis Tingkat

Kepuasan Penggunaan Jasa Terhadap Kinerja Layanan Terminal Peti

Kemas Boom Baru Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk

mengevaluasi kinerja pelayanan Terminal Peti kemas Boom Baru

Palembang serta menganalisis tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap


kinerja pelayanannya, Metode yang digunakan metode importance

performance analysis (IPA).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. Kinerja pelayanan Operasional di Terminal Peti Kemas Palembang

untuk nilai BOR pada tahun 2018 dan 2019 perlu dilakukan

peningkatan pelayanan nilai ET : BT yang masih dibawah standar

DIRJENHUBLA. Sedangkan untuk indikator lainnya masih dinilai cukup

baik dan memenuhi standar. Sedangkan untuk arus kapal dan peti

kemas setelah diproyeksikan ditahun 2029 jumlah kapal yang masuk

sebanyak 522 kapal dan peti kemas sebanyak 148122 TEUs dengan

kenaikan rata-rata sekitar 1, 46 % per tahun.

2. Terdapat 13 atribut penilaian dengan nilai persepsi MP-MXP negative

dan di kategorikan memiliki persepsi rendah atau tidak memuaskan.

3. Faktor yang perlu ditingkatkan atau diprioritaskan yaitu instrument atau

atribut yang termasuk ke dalam kuadran 1. Sedangkan atribut layanan

yang perlu dipertahankan adalah atribut yang masuk kedalam kuadran

2.

c. Doriah Hasipatul Munah, 2016. Analisa Pengukuran Kinerja Pelabuhan

Laut Lembar Berdasarkan Kriteria Kinerja Pelabuhan.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat Kinerja Pelabuhan Laut

Lembar dilihat dari kinerja pelayanan berdasarkan kriteria kinerja

pelabuhan, untuk mengetahui tingkat kinerja Pelabuhan Laut Lembar

produktivitas berdasarkan kriteria kinerja pelabuhan dan untuk mengetahui

tingkat kinerja Pelabuhan Laut Lembar diliat dari kinerja utilitas

berdasarkan kriteria kinerja pelabuhan, metode yang digunakan yaitu


analisis kuantitatif dengan menggunakan formulasi BOR, SOR, dan YOR,

serta perhitungan WT, AT, dan ET.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. Tingkat kinerja Pelabuhan Laut Lembar berdasarkan kriteria kinerja

pelayanan dapat dinyatakan cukup baik dari Waiting Time dan

Aproach Time, sedangkan nilai effective time dibanding Berth Time

dapat dikatakan kurang baik.

2. Tingkat kinerja Pelabuhan Laut Lembar kriteria kinerja produktivitas

dapat dikatakan cukup baik dimana kinerja produktivitas kerja bongkar

muat kapal barang bag cargo, dan container kurang baik, sedangkan

untuk kapal barang curah kering dan curah cair mempunyai kinerja

yang baik demikian juga dengan receiving/delivery peti kemas.

3. Tingkat Penggunaan Lapangan (YOR) yang mempunyai kinerja yang

baik, sedangkan parameter yang lain kurang baik.

d. Sahyuni Bancin, 2021. Analisis Kinerja Pelayanan Dan Kenyamanan

Fasilitas Pelabuhan Laut Singkil Kabupaten Aceh Singkil.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pelayanan Pelabuhan

Laut Aceh Singkil, untuk mengetahui kenyamanan fasilitas yang

disediakan, untuk mengetahui tingkat keamanan dan keselamatan

penumpang. Untuk mengetahui kepuasan pelanggan terhadap pelayanan

dan kenyamanan fasilitas Pelabuhan. Metode yang digunakan yaitu

analisis statistik dan preferensi penumpang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Dari hasil pengolahan r tabel lebih

besar dari nilai r hitung maka semua pernyataan di katakan valid dan nilai

Cronbach’s Alpha 0,692 sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja


Pelabuhan Laut Singkil cukup baik. Kenyaman yang diberikan juga

terhadap pelanggan pelabuhan cukup baik. Tingkat keamanan dan

Keselamatan penumpang juga sangat baik diperhatikan oleh pihak

pelabuhan. Begitu pula dengan tingkat kepuasan pelayanan dan

kenyamanan fasilitas pelabuhan juga sangat baik.

e. Dian Pranata Putra Ambali, Henrianto Masiku, Tandi sirupang, dan M. L.

Paembonan, 2020. Tinjauan Tingkat Penggunan Dermaga Pelabuhan

Tanjung Ringgit Kota Palopo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan dermaga di

Pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo, metode yang digunakan adalah

analisis kuantatif dengan perhitungan BOR, SOR, dan YOR.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tingkat penggunaan dermaga

(Bert Occupancy Ratio) 5 tahun terakhir adalah 32 %. Nilai ini masih rendah

dari nilai standar BOR yang disarankan oleh UNCTAD yaitu 55 % untuk 3

tambatan. Hal ini menunjukkan bahwa kesibukan di dermaga Pelabuhan

Tanjung Ringgit belum begitu tinggi, yang berarti bahwa dermaga

Pelabuhan Tanjung Ringgit masih mampu melayani arus kapal dan barang

dengan baik.

f. Chaerul Paotonan, Rosita Sinaga, Windra P. Humang dan Abdi

Kurniawan,2018. Studi Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Kairantu,

Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permintaan jasa angkutan laut

dan menentukan kebutuhan fasilitas untuk pengembangan pelabuhan

Kairatu, metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dengan

perhitungan kebutuhan fasilitas pelabuhan dari UNTAC.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. Permintaan jasa transportasi laut di pelabuhan Kairatu

memperlihatkan perkiraan muatan pada tahun 2036 untuk curah

(BBM) berkisar 23.733 ton dan barang general cargo yang dibongkar

mencapai 35.831 ton, dimuat mencapai 9.830 ton. Perkiraan jumlah

penumpang naik mencapai 119.328 orang, jumlah penumpang turun

99.043 orang. Perkiraan kunjungan kapal LCT berkisar 158 call, kapal

general cargo berkisar 61 call, kapal penumpang (speed) sebesar

3.978 call.

2. Pengembangan fasilitas pelabuhan dibagi dalam tiga tahap

pengembangan yaitu jangka pendek (2017-2021) dengan fasilitas

yang antara lain dermaga umum (70 m), dermaga LCT (30 m),

dermaga speed boat (48 m), trestle (panjang 100 m dan 66 m), gudang

general cargo 60 m2, lapangan penumpukan 200 m2, lapangan parker

truck 40 m2, terminal penumpang 60 m2, lapangan parkir penumpang

150 m2. Pengembangan jangka menengah (2022 – 2026)

penambahan lapangan penumpukan 50 m2, sedangkan untuk

pengembangan jangka panjang perlu penambahan dermaga speed

boat sepanjang 54 m.

g. Riyan Abdillah Takdir dan I Gusti Ngurah Sumanta Buana, 2019. Analisis

Strategi Pengembangan Pelabuhan Kendari.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak rencana pemindahan

pelabuhan tersebut dengan mengamati beberapa indikator kinerja.

Indikator kinerja pelabuhan yang digunakan yaitu Berth Occupancy Ratio

(BOR), Shed Occupancy Ratio (SOR) dan Yard Occupancy Ratio (YOR),
metode yang digunakan adalah menganalisis nilai indikator kinerja pada

Pelabuhan Nusantara dan Pelabuhan Bungkutoko berdasarkan faktor

internal dan faktor eksternal. Data faktor internal berupa kunjungan kapal,

tingkat penggunaan dermaga, volume muatan, penggunaan lapangan

penumpukan peti kemas, penggunaan gudang, dan arus muatan baik

barang maupun penumpang. Sedangkan data faktor eksternal adalah

spesifikasi Jembatan Teluk Kendari dan gambaran umum Teluk Kendari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengestimasi nilai indikator

kinerja pelabuhan sesuai strategi pengembangan, dapat diketahui pada

Pelabuhan Nusantara terdapat beberapa nilai indikator kinerja yang tidak

memenuhi standar kinerja operasional, nilai indikator kinerja tersebut

adalah nilai indikator kinerja dermaga (BOR) untuk muatan peti kemas dan

barang umum sejak tahun 2019 dengan nilai 75,79%, nilai indikator kinerja

lapangan penumpukan (YOR) untuk muatan peti kemas sejak tahun 2016

dengan nilai 89,06%, dan nilai indikator kinerja gudang (SOR) untuk

muatan barang umum sejak tahun 2020 dengan nilai 62,55%. Sedangkan

pada Pelabuhan Bungkutoko nilai indikator yang tidak memenuhi standar

kinerja operasional adalah nilai indikator kinerja dermaga (BOR) untuk

muatan peti kemas sejak tahun 2028 dengan nilai 75,37%, nilai indikator

kinerja lapangan penumpukan (YOR) untuk muatan peti kemas mulai tahun

2033 dengan nilai 70,96% dan nilai indikator kinerja gudang (SOR) untuk

muatan barang umum mulai tahun 2021 dengan nilai 67,21. Berdasarkan

hasil analisis, dapat diketahui bahwa strategi pengembangan pelabuhan

dengan merelokasi fungsi pelabuhan tidak seluruhnya efektif memperbaiki

nilai kinerja operasional hingga tahun 2035. Maka dari itu, dibutuhkan
analisis yang lebih komprehensif untuk menghasilkan strategi alternatif

pengembangan pelabuhan, sehingga nilai indikator kinerja Pelabuhan

Kendari dapat memenuhi standar kinerja operasional yang dirujuk oleh

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

h. Nurmaiyasa Marasaoly, Sabaruddin, dan Nasrun, 2021. Analisis Kinerja

Pelayanan Operasional Peti Kemas Di Pelabuhan Babang Kabupaten

Halmahera Selatan.

Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kapasitas Berth

Occupancy Ratio (BOR), Berth Throughput (BTP), Kapasitas Container

Yard Occupancy (YOR) untuk saat ini dan yang akan datang, metode yang

digunakan adalah metode regresi linear.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisa serta perhitungan kinerja

Pelabuhan Babang yakni buat tingkatan pemakaian dermaga serta

tingkatan pemakaian lapangan penumpukan Peti Kemas Pelabuhan

Babang dikategorikan baik untuk hasil proyeksi nilai BOR 10 tahun yang

akan datang, dimana pada tahun 2031 mencapai 26, 33% begitu pula buat

tingkat pemakaian dermaga bongkar muat petikemas masih bisa di layani

dengan panjang dermaga 363 meter dengan hasil perhitungan BTP

pemakaian dermaga tahun 2031 di bisa 164, 89 meter akan pada

perhitungan lapangan penumpukan peti kemas( YOR) tahun 2031 telah

terjadi over capacity dengan nilai YOR 135, 6% yang telah melibihi standar

yang di tentukan.

i. Ruslin, 2021. Analisis Kinerja Pelayanan Operasional Terminal Petikemas

Pelabuhan Soekarno Hatta.


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dermaga dan lapangan

penumpukan terminal petikemas dalam melayani arus kapal dan barang

tahun 2017, untuk memprediksi tingkat penggunaan dermaga dan

lapangan penumpukan terminal petikemas untuk 10 tahun kedepan, untuk

mengukur kinerja peralatan bongkar muat di terminal petikemas tahun

2017, dan untuk memprediksi kapasitas alat angkat dalam melayani arus

barang untuk 10 tahun kedepan, metode penelitian yang di gunakan adalah

metode kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. Kinerja dermaga terminal petikemas Makassar saat ini dapat

dinyatakan baik, hasil perhitungan nilai BOR untuk kondisi eksisting

yaitu 56.4%, kinerja lapangan penumpukan pada saat ini yaitu tahun

2017 juga mengalami capaian kinerja yang baik karena bobot nilai YOR

yaitu 34.7%, atau setara dengan luas lapangan penumpukan 4.4 Ha

karena nilai capaian YOR dibawah standar maka perlu

mempertimbagkan jumlah tumpukan petikemas di lapangan

penumpukan, diketahui semakin sedikit jumlah tumpukan maka akan

semakin maksimal pemanfaatan lapangan penumpukan dan

memperpanjang umur lapangan penumpukan akibat beban yang

ditanggung oleh struktur perkerasan tidak terlalu berat.

2. Kunjungan kapal untuk tahun 2027 adalah 2.695 kunjungan atau setara

dengan nilai BOR 98.44%, melakukan penambahan panjang dermaga

yaitu 8 tambatan setara dengan 1.972 m. Arus petikemas pada tahun

2027, mencapai 734.396 TEUs atau setara dengan nilai YOR 44%,

dengan kebutuhan luas lapangan penumpukan mencapai 55.616 m2.


3. Diketahui jumlah arus petikemas pada tahun 2017 yaitu 1588 box per

hari dengan jumlah pemanfaatan alat angkat jenis Container Crane

sebanyak 4 unit, jenis Rubber Tyred Gantry Crane sebanyak 14 unit.

Jadi kinerja peralatan bongkar muat di terminal petikemas pelabuhan

Soekarno Hatta Makassar masih mampu memenuhi kebutuhan alat

bongkar muat untuk tahun 2017.

4. Hasil prediksi kebutuhan alat angkat diterminal petikemas Pelabuhan

Soekarno Hatta Makassar untuk tahun 2027 dinyatakan mampu

melayani arus barang sebanyak 2012 box per hari, dengan jumlah

pemanfaatan alat angkat berupa Container Crane sebanyak 5 unit dari

total 7 unit yang tersedia dan alat angkat jenis Rubber tyred Gantry

Crane sebanyak 18 unit dari 18 unit yang tersedia, jadi pihak

manajemen terminal petikemas hanya perlu memaksimalkan fungsi

alat angkat yang tersedi saat ini.

j. Amiruddin Akbar Fisu, 2018. Analisis Kebutuhan Fasilitas Sisi Laut

Pelabuhan Terminal Khususnya PLTGU Lombok.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan fasilitas pelabuhan

pada rencana pembangunan terminal khusus CNG PLTGU Lombok

Peaker dan untuk mengetahui kebutuhan fasilitas pelabuhan, metode yang

digunakan adalah penelitian deskriptif-evaluatif, dengan pendekatan

kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lombok diprediksikan hampir tidak

memiliki energi cadangan, karena alasan dari beberapa unit generator

tunggal yang tidak akan dapat beroperasi pada waktu tersebut. Sementara

itu, beban puncak pada tahun 2018 akan menjadi sebesar 278 MW serta
di tahun 2025 akan menjadi 486 MW, sehingga dibutuhkan unit pembangkit

tambahan. Dari hasil analisis pula, diperoleh bahwa dengan kapasitas

penampungan 22,62 MMSCF dan day stock sebanyak 2,62 MMSCF,

PLTGU Lombok hanya dapat beroperasi empat hari. Untuk proses loading-

unloading, aktifitas pelayaran Gresik – Lombok pulang pergi dengan segala

persiapannya, dibutuhkan waktu tidak lebih dari 4 hari. Jadi dapat

dikatakan bahwa dalam empat hari akan terdapat satu kunjungan kapal,

dan apabila diasumsikan bahwa PLTGU Lombok terus beroperasi dan

terus membutuhkan gas alam sepanjang tahun, maka dalam setahun

terdapat setidaknya 90 kunjungan kapal. Dari perhitungan yang telah

dilakukan, diperoleh kebutuhan fasilitas pelabuhan untuk sisi perairan.

k. Chairunnisa, 2012. Kajian Evaluasi Kinerja Pelayanan Bongkar Muat

Barang Di Pelabuhan Kendari.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja bongkar muat barang di

Pelabuhan Kendari terkait tingkat pemakaian dermaga (BOR), utilisasi

lapangan penumpukan (YOR), dan utilisasi fasilitas pelabuhan (SOR) di

Pelabuhan Kendari, metode yang digunakan adalah metode deskriptif

kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. Kinerja pelayanan barang di Pelabuhan Kendari berdasarkan

perbandingan antara kondisi eksisting dengan Keputusan Direktur

Jenderal Perhubungan Laut Nomor: UM. 002/38/ 18/DJPL-11 Tentang

Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan untuk kinerja

pelayanan barang peti kemas dan non peti kemas di Pelabuhan


Kendari telah melampui standar yang telah ditentukan. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

a. Tenaga kerja bongkar muat barang yang seharusnya bekerja

selama 24 jam atau 3 shift yaitu shift I dari pukul 08.00 s.d 12.00,

shift II dari pukul 13.00 s.d 16.00 dan shift III dari pukul 19.00 s.d

24.00, namun dalam kenyataan di lapangan TKBM hanya bekerja

sampai dengan pukul 16.00.

b. Jumlah buruh yang bekerja dalam satu gang hanya 4 orang yang

seharusnya 12 orang.

c. Kurangnya jumlah armada truk untuk mengangkut langsung

barang.

d. Rendahnya disiplin kerja TKBM, khususnya terkait jam kerja.

2. Utilisasi fasilitas Pelabuhan Kendari masih dibawah standar yang telah

ditentukan. Hal ini disebabkan alur distribusi barang yang ada di

pelabuhan kendari sebagian besar tidak melalui gudang pelabuhan,

sehingga barang dari kapal langsung didistribusikan ke konsumen.

3. Kondisi utilisasi fasilitas Pelabuhan 516 Kendari berpengaruh terhadap

utilisasi lapangan penumpukan (YOR), dimana pada tahun 2007

hingga 2008 nilai YOR melampaui standar dan pada tahun 2009 hingga

2011 nilai YOR berada dibawah nilai standar yang telah ditentukan.

2.2 Sistem Transportasi Laut

2.2.1 Transportasi Laut dan Perekonomian

Globalisasi internasional yang terjadi saat ini adalah era perdagangan

bebas, mempengaruhi sistem dan distribusi logistik, mobilitas modal, dan

persaingan semakin tinggi menuntut efisiensi. Efisiensi dalam sistem


distribusi dan logistik dapat dicapai melalui pengembangan teknologi dan

penerapan sistem transportasi terpadu. Gambar 2.1 menunjukkan peringkat

pelabuhan dalam jalur pelayaran kontainer dunia. Pelabuhan Tanjung Priok

nampak untuk fungsi regional hub menduduki peringkat 26 untuk kegiatan

transportasi laut kontainer. Pelabuhan mega hub dengan peringkat 1 sampai

dengan 3 tetap berada di Asia yaitu PTP/Singapura, Shanghai dan

Hongkong.

Gambar 2.1 Jalur Pelayaran Kontainer Dunia

Kemajuan teknologi transportasi mengikuti perkembangan ekonomi dan

perdagangan, begitu pula sebaliknya. Transportasi mempunyai peran

memperluas daerah cakupan distribusi barang atau jasa, mendukung distribusi

logistik industri yang efisien dan spesialisasi kegiatan produksi, sehingga

menciptakan konsentrasi aktivitas produksi di suatu tempat, dan dapat menim-

bulkan "Economics of Scale” dan “Aglomeration Economics" dalam sistem

logistik (Humang wp, Jinca MY & Salamah Umi, 2013).


(a) Unitized, Petikemas, Curah Kering, Cair,
Perdagangan, Investasi dan Produksi,
(a) Ekonomi-Bisnis
Pertumbuhan Ekonomi
Pelayaran Industri,
Teknologi dan
Spesialisasi
(A) (B)

CARGO/ KAPAL
MUATAN

(c) Akses Laut dan Darat, TRANSPORTASI


(C)
Kapasitas dan Pelayanan, LAUT
Efisiensi dan Efektifitas, PELABUHAN
Spesialisasi Terminal Hub
Port

Gambar 2.2 Sistem Transportasi Laut (Sumber : Jinca, 2009)


Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai potensi wilayah yang

tersebar dari hinterland, dihubungkan oleh jaringan transportasi jalan ke

pelabuhan, sistem transportasi laut (kepelabuhanan, pelayaran/perkapalan dan

potensi pergerakan barang) sebagaimana tampak pada Gambar 2.2,

mempunyai fungsi sangat penting. Pelabuhan sebagai titik-titik simpul jasa

distribusi melalui laut dan sebagai pusat kegiatan transportasi laut,

menyediakan ruang untuk industri dan menunjang pembangunan masa depan.

Moda transportasi laut lebih efisien untuk mengangkut barang dalam

jumlah besar, kecepatan dan biaya angkutan per ton mil relatif rendah dan

sangat menguntungkan untuk angkutan barang jarak jauh pada wilayah

kepulauan (Sihaloho. A, Jinca MY, 2013). Pengembangan transportasi jangka

pendek dan menengah berdasar pada kriteria pengembangan jaringan

transportasi nasional meliputi: fungsi kota dalam tata ruang nasional, pola

produksi dan konsumsi, faktor geografis dan moda yang paling ekonomis dalam

melayani arus barang dan penumpang. Untuk daerah yang secara ekonomis

tidak mempunyai potensi atau daerah yang belum berkembang, namun


membutuhkan pelayanan transportasi, maka pelayanan transportasi berfungsi

untuk membantu perkembangan ekonomi daerah tersebut.

2.2.2 Sistem Prasarana Transportasi Laut

Pelabuhan adalah suatu kawasan yang mempunyai infrastruktur

(sarana dan prasarana) dalam menunjang kegiatan operasional.

Infrastruktur tersebut merupakan fasilitas yang harus ada pada suatu

pelabuhan untuk mendukung operasional atau usaha pelabuhan. Infra-

struktur atau fasilitas pelabuhan terdiri atas fasilitas pokok (sarana) dan

fasilitas penunjang (prasarana). Pembagian ini berdasarkan atas

kepentingan terhadap kegiatan pelabuhan itu sendiri.

Secara komprehensif, peran pelabuhan tidak hanya dari eksistensinya

dan perkembangan pada masa depan. Tetapi sangat terkait dengan aspek

perencanaan dan manajemen dalam menunjang pembangunan regional,

antara daerah/ pulau/pelabuhan, sehingga terjadi interaksi antar

sumberdaya pembangunan, seperti: penduduk, SDA (sektoral), modal,

teknologi, dan sumberdaya pembangunan lainnya.

Pelabuhan berperan dan berfungsi sangat penting dalam perdagangan

dan pembangunan regional, nasional dan internasional, yaitu sebagai pintu

gerbang keluar-masuk barang dan penumpang ke dan dari suatu daerah,

dimana pelabuhan tersebut berada. Peranan dan fungsi pelabuhan meliputi

berbagai aspek yaitu:

1. Ketersediaan prasana dan sarana pelabuhan melayani kegiatan

bongkar muat (B/M) barang dan kunjungan kapal, berkaitan dengan


daerah belakang yang dihubungkan oleh transportasi darat, investasi,

teknologi, manajemen, dan kualitas pelayanan.

2. Keterkaitan pelabuhan di pulau yang satu dengan pelabuhan di pulau

lain (nasional dan internasional), dan pelabuhan sekitarnya, sebagai

asal dan tujuan pergerakan barang.

3. Keterkaitan suatu pelabuhan dengan aspek-aspek yang berdampak

sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup dari pengembangan pelabuhan

terhadap daerah sekitarnya.

Secara skematis fungsi pelabuhan dibedakan atas pelabuhan umum

dan pelabuhan khusus. Sedangkan hirarki berdasarkan peran dan fungsi

pelabuhan laut meliputi pelabuhan internasional hub (utama primer),

pelabuhan internasional (utama sekunder), pelabuhan nasional (utama

tersier), pelabuhan regional, dan pelabuhan lokal.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis

penelitian kuantitatif merupakan suatu cara yang digunakan untuk menjawab

masalah penelitian yang berkaitan dengan data berupa angka dan program

statistik. Untuk dapat menjabarkan dengan baik tentang pendekatan jenis

penelitian, populasi, sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,

dan analisis data dalam suatu proposal (Wahidmurni, 2017).

3.2 Lokasi dan Lokasi Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Pelabuhan Tanjung Ringgit Kota Palopo,

Kelurahan Pontap, Kacamatan Wara Timur, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

dua yaitu :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber

asli (langsung dari informan) yang memiliki informasi atau data tersebut

(Idrus, 2009). Data primer yang akan diperoleh berupa dokumentasi di

Pelabuhan Tanjung Ringgit Kota Palopo.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua (bukan

orang pertama, bukan asli) yang memiliki informasi atau data tersebut
(Idrus, 2009).
DAFTAR PUSTAKA

Ambali, Dian Pranata, dkk. (2020). Tinjauan Tingkat Penggunaan Dermaga

Pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo. Toraja : Program Studi Teknik Sipil -

Universitas Kristen Indonesia Toraja, 951.

Beny A.S. (2011). Peranan Fasilitas Pelabuhan Dalam Menunjang Kegiatan

Bongkar Muat Di Devisi Teminal Jamrud PT. Pelindo III Tanjung Perak,

Surabaya. Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, 2(1), 199.

Chairunnisa. (2012). Kajian Evaluasi Kinerja Pelayanan Bongkar Muat Barang Di

Pelabuhan Kendari. Jurnal Peneliti Bidang Transportasi Laut – Badan

Litbang Perhubungan, Jakarta Pusat, 24(5), 504-516.

Chaerul Paotanan, dkk. (2018). Studi Pengembangan Fasilitas Pelabuhan

Kairantu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Journal Of

Sustainable City and Urban Development, 1(2), 45-55.

Elfrida Gultom. (2017). Pelabuhan Indonesia Sebagai Penyumbang

Devisa Negara Dalam Persektif Hukum Bisnis. Jurnal Ilmu Hukum.

Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 19(3), 420-421.

Fisu, Amiruddin Akbar. (2018). Analisis Kebutuhan Fasilitas Sisi Laut

Pelabuhan Terminal Khususnya PLTGU Lombok. Pena Teknik : Jurnal

Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 3(2), 197-205.

Humang, WP. Natsir R, & Fisu AA. (2021). Development of a feeder port of

Tanjung Ringgit Facilities To Support Implementation Of Seol Tolway.

Jurnal Penelitian Transportasi Laut, 23(1), 1-8.


Humang, WP. (2018). Kinerja Jaringan Transportasi Jalan Akses dari Hinterland

ke Pelabuhan Tanjung Ringgit Kota Palopo. Jurnal Warta Penelitian

Perhubungan, 30(1), (35).

Humang, WP. Jinca MY & Salamah Umi. (2013). Prospek Pelabuhan Bitung

Simpul Utara Koridor Ekonomi MP3I Sulawesi. Warta Penelitian

Perhubungan, 25(2), 96-103.

Jinca, MY. (2009). Transportasi Laut Indonesia : Analisa Sistem dan Studikasus

Brilian Internasional Surabaya.

Munah, Doriah Hasipatul. (2016). Analisa Pengukuran Kinerja Pelabuhan

Pelabuhan Laut Lembar Berdasarkan Kriteria Kinerja Pelabuhan. Skripsi,

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram.

Fisu, A. A. (2018). Analisis Lokasi Pada Perencanaan Terminal Topoyo Mamuju

Tengah. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 3(1), 1-12.

Fisu, A. A. (2016). Potensi Demand Terhadap pengembangan Kanal Jongaya &

Panampu Sebagai Moda Transportasi (Waterway) di Kota Makassar.

Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik, 3(3), 285-298.

Fisu, A. A. (2016). Analisis dan Konsep Perencanaan Kawasan Pelabuhan Kota

Penajam Sebagai Pintu Gerbang Kab. Penajam Paser Utara kalimantan

Timur. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 1(2), 125-136.

Fisu, A. A. (2019). Merawat Nilai Membangun Kota


Fisu, A. A., & Didiharyono, D. (2020, April). Economic & Financial Feasibility

Analysis of Tarakan Fishery Industrial Estate Masterplan. In IOP

Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 469, No. 1,

p. 012002). IOP Publishing.

Hafid, Z., Fisu, A. A., Humang, W. P., & Natsir, R. (2022). Application of The PPP

Scheme on The Tourism-Transportation, Case Study: The Concept Of


Palopo City Tourism. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik,

7(1), 35-52.

Anda mungkin juga menyukai