Oleh :
AYU AZHARIAH
NIM : 170505031065
S1 MTL B 2017
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau dengan
total wilayah 735.355 mil persegi, sehingga tanpa sarana transportasi yang memadai
maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini.
Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat
aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi,
transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan
lokal, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat bahwa sistem
transportasi memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja pelayanan transportasi
sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital
dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan
daerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dan lain-lain akan menjadi lebih mudah
dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan
berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk antara wilayah satu
dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil
pembangunan yang ada.
Skala ekonomi (economy of scale) lingkup ekonomi (economy of scope), dan
keterkaitan (interconnectedness) harus tetap menjadi pertimbangan dalam
pengembangan transportasi dalam kerangka desentralisasi dan otonomi daerah yang
kerap didengungkan akhir-akhir ini. Ada satu kata kunci ini disini, yaitu integrasi, di
mana berbagai pelayanan transportasi harus ditata sedemikian rupa sehingga saling
terintegrasi, misalnya truk pengangkut kontainer, kereta api pengangkut barang,
pelabuhan peti kemas, dan angkutan laut peti kemas, semuanya harus terintegrasi
dan memungkinkan sistem transfer yang terus menerus (seamless).
Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi
oleh sistem ransportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan
pelabuhan dan bandara yang efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling
terintegrasi dalam satu sistem logistik dan manajemen yang ampu enunjang
pembangunan nasional, sehingga angkutan penyeberangan merupakan salah satu
moda transportasi yang memiliki peran penting dalam menunjang pembangunan
nasional.
Pelabuhan penyeberangan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik/turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengakapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Pelabuhan penyeberangan
dapat diartikan sebagai pelabuhan umum yang diselenggarakan untuk kepentingan
pelayanan masyarakat umum untuk kegiatan angkutan penyeberangan harus
mampu memberikan kemudahan/aksesbilitas bagi masyarakat dalam segala bentuk
kegiatannya di semua lokasi yang berbeda dan tersebar.
Pelabuhan penyeberangan Merak (Provinsi Banten)-Bakauheni (Provinsi Lampung)
berfungsi menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera dengan jarak sebesar
15 mil, merupakan barometer dari kualitas pelayanan angkutan penyeberangan di
Indonesia. sebagai barometer, maka kinerja dari pelabuhan tersebut menjadi contoh
untuk pelabuhan – pelabuhan lain di seluruh Indonesia sehingga fungsi pelabuhan
sebagai tempat pertemuan (interface), mata rantai sistem transportasi (link), pintu
gerbang (gate way) dan unit ekonomi (industry entity) bisa berjalan dengan baik dan
pelayanan terhadap masyarakat sebagai tujuan utama dari kegiatan dipelabuhan
dapat lebih dioptimalkan dan sebagai salah satu sub system yang terintegrasi dari
system transportasi darat secara keseluruhan dalam menunjang transportasi
nasional, maka angkutan penyeberangan harus mampu memberikan kontribusi yang
efektif dan efisien sehingga pergerakan masyarakat dengan segala kemudahan dan
kenyamanannya dapat terwujud.
Kinerja suatu pelabuhan penyeberangan dapat dinilai dengan beberapa parameter
yang menjadi tolak ukur hasil pencapaian terhadap pekerjaan dan keberhasilan
tingkat pelayanan jasa pelabuhan penyeberangan yang diberikan terhadap kapal
maupun muatan yang ada diareal pelabuhan tersebut untuk mencapai kondisi
optimal, efektif dan efisien tersebut.
Seiring dengan itu, maka penyelenggaraan angkutan penyeberangan harus secara
terus menerus dapat menunjukan perbaikan terhadap semua fasilitas dan pelayanan
yang tersedia, sehingga masyarakat sebagai pengguna jasa angkutan ini dapat
merasa aman dan nyaman. Berdasarkan latar belakang diatas maka diambil judul
dalam penulisan skripsi ini dengan judul: “ANALISIS KINERJA PELAYANAN
PELABUHAN PENYEBERANGAN MERAK-BAKAUHENI”
1.2.1. Identifikasi masalah
Bertitik tolak dari latar belakang judul penelitian diatas maka penulis mengangkat
permasalahana sebagai berikut :
a. Terbatasnya jumlah kapal yang layak beroperasi.
b. Kurangnya kapasitas angkut kapal penyeberangan.
c. Kondisi dermaga yang kurang memadai.
d. Terbatasnya lahan parkir.
e. Meningkatnya jumlah muatan.
f. buruknya manajemen pelabuhan.
g. Belum adanya SOP terpadu, sistem ticketing manual, akses jalan.
h. Masih adanya pungutan liar di pelabuhan.
1.2.2. Pembatasan Masalah
1.3.1. Tujuan Penelitian
1.3.2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Menambah khasanah dan wawasan ilmiah bagi penulis khususnya dalam hal sumber
daya manusia. Disamping itu penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan
akademis dalam rangka mendapat gelar Sarjana Ekonomi Tranportasi Laut program
S1 di Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti Jakarta.
b. Bagi STMT Trisakti dan Masyarakat
Sebagai bahan informasi tambahan yang berkaiatan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas pelayanan penumpang di Pelabuhan Penyeberangan, serta
sebagai data dokumentasi di perpustakaan.
c. Bagi Perusahaan dan Instansi Terkait
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau input
sebagai pengambilan keputusan dan kebijakan dimasa yang akan datang tentang
Kinerja Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Merak-Bakauheni.
1.4. Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan penelitian ini sangat diperlukan dukungan data yang obyektif.
Berdasarkan perumusan masalah yang penulis tuangkan pada bagian sebelum ini
ada tiga metode yang dipakai penulis dalam mengumpulkan data yaitu:
1.4.1. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dalam bentuk angket dan data
kuantitatif dalam bentuk skor jawaban responden pada setiap pernyataan angket.
Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh penulis
melalui kuesioner atau angket yang disebar kepada penumpang di Pelabuhan
Penyeberangan Merak-Bakauheni.
Tabel I.1
Bobot Nilai Jawaban Pertanyaan
Teknik analisis statistik yang akan digunakan penulis dalam rangka penelitian ini akan
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Analisis persamaan regresi linear sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan proporsional antara variabel X
(pemberian tunjangan risiko) terhadap variabel Y (kinerja anak buah kapal) menurut
(M. Iqbal Hasan, 2002 : 250)
Y = a + b X
Dimana
Y = variabel terikat (kinerja anak buah kapal);
X = variabel bebas (pemberian tunjangan risiko);
a = bilangan tetap;
b = koefisien regresi;
n = jumlah sampel dalam hal ini responden
1.4.5. Sistematika Penulisan
Menguraikan teori yang berkaitan dengan judul skripsi secara deduktif dari teori
yang berlingkup luas hingga keteori yang akan digunakan untuk menganalisis
permasalahan, judul skripsi haruslah menggambarkan variabel penelitian yang
memiliki teori, sehingga memudahkan untuk menganalisis, setiap bentuk rujukan,
terutama kutipan-kutipan haruslah jelas menyebutkan sumbernya, dan kutipan
harus menggunakan body-note.
BAB III : GAMBARAN UMUM PT. SEMBAWANG KIMSTRANS INDONESIA
Dalam bab ini menguraikan secara singkat tentang sejarah PT. Sembawang
Kimstrans Indonesia, Organisasi, dan Manajemen serta perkembangan dan kegiatan
usaha perusahaan.
Dalam bab ini yang dibahas adalah masalah-masalah yang diungkapkan dalam
perumusan masalah. Jumlah sub dari bab ini sangat bergantung pada tujuan
penelitian dan ruang lingkup pembahasannya. Berdasarkan hal tersebut maka dalam
sub ini masalah dianalisis dengan teori dan alat analisis yang telah dipilih dan di
tentukan sebelumya, misalnya pengujian hipotesis, analisis data dan penafsiran data.
Merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi yang terdiri dari kesimpulan dan
saran. Kesimpulan diambil dari bab IV yaitu analisis dan pembahasan, sedangkan
saran disesuaikan dengan pembahasan dari perumusan masalah dan hasil
pemecahan/solusi pada analisis dan pembahasan.