Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN LINTASAN TOMOK-PANGURURAN

VIA RONGGUR NI HUTA TERHADAP AKSESIBILITAS

KALVARI DANIEL TERTIB SINULINGGA ABADI SASTRODIYOTO


Taruna Program Studi Sarjana Dosen Program Studi Sarjana Terapan Dosen Program Studi Sarjana Terapan
Terapan Transportasi Darat Transportasi Darat Transportasi Darat
Politeknik Transportasi Darat Politeknik Transportasi Darat Politeknik Transportasi Darat
Indonesia-STTD Indonesia-STTD Indonesia-STTD
Jalan Raya Setu Km.3,5, Cibitung, Jalan Raya Setu Km.3,5, Cibitung, Jalan Raya Setu Km.3,5, Cibitung,
Bekasi Jawa Barat 17520 Bekasi Jawa Barat 17520 Bekasi Jawa Barat 17520
kalvaridaniel@gmail.com

ABSTRACT

Samosir District located in centre of Toba Lake is a developing district in tourism sector. This thing
happened because Toba Lake is one of the touristm spot in sumatera. Lake Toba is a national strategic
area, so it requires good mobile access to and from the Lake Toba area. The Samosir Regency
Government has a plan to develop a Line connecting 2 CBDs, namely between Tomok and Pangururan.
By using Load Analysis, the accessibility value is found with time and distance indicators. The purpose of
this study is to assess whether the project to develop this trajectory is profitable from a macroeconomic
perspective.

Keywords: Trip Assignment, Accesibility, project assesment.

ABSTRAK

Kabupaten Samosir yang terketak di Danau Toba merupakan kabupaten yang sedang berkembang di
dalam bidang pariwisata. Hal ini terjadi karena Danau Toba merupakan salah satu destinasi wisata turis
local maupun mancanegara. Danau Toba merupakan kawasan strategis nasional sehingga membutuhkan
akses bergerak yang baik menuju maupun di kawasan Danau Toba tersebut. Pemerintah Kabupaten
Samosir memiliki rencana untuk mengembangkan Lintasan yang menghubungkan 2 CBD yaitu antara
Tomok dan Pangururan. Dengan menggunakan Analisis Pembebanan, ditemukan nilai aksesibilitas
dengan indikator waktu dan jarak. Tujuan penilitian ini adalah menilai apakah proyek pengembangan
lintasan ini menguntungkan dari segi ekonomi makro.

Kata Kunci: Pembebanan, Aksesibilitas, Nilai manfaat finansial.


.

PENDAHULUAN
Transportasi merupakan kebutuhan yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari
perkembangan suatu daerah. Transportasi yang merupakan urat nadi kehidupan suatu
daerah menjadi kebutuhan turunan sebagai akibat dari permintaan jasa lain seperti jasa
ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. Masalah transportasi berbeda dengan masalah
lain yang dihadapi oleh daerah berkembang, karena transportasi justru memburuk seiring
dengan perkembangan ekonomi. Sementara sektor pendidikan, sosial, budaya, dan
kesehatan akan bertambah baik seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikenal
dengan istilah transport paradox (Breithaupt, 2002). Transportasi di kabupaten Samosir
adalah salah satu elemen pendukung mendasar yang sangat mempengaruhi pertumbuhan
berbagai sektor seperti sektor ekonomi, pariwisata, sosial, industri, dll. Analisis terhadap
kebutuhan transportasi kedepannya sangat perlu untuk dikaji. Dengan jumlah pergerakan
antar dua CBD dan akses yang tersedia bagi pelaku perjalanan dalam bergerak dan
berpindah keluar atau masuk ke 2 CBD tersebut, apakah ketersediaan transportasi sudah
memenuhi kebutuhan terhadap nilai aksesibilitas di masa yang akan datang sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah? Analisis pengaruh pembangunan jalan terhadap
aksesibilitas antar kedua pusat kegiatan tersebut sangat diperlukan dan menjadi salah satu
fokus utama dalam menciptakan suatu sistem transportasi yang aman, selamat, cepat, dan
efisien demi menunjang pembangunan dan perkembangan kabupaten Samosir. Sesuai
dengan Peraturaturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Kawasan Strategis
Nasional, Danau Toba merupakan salah satu aset penting pariwisata yang menjadi poin
dalam peraturan tersebut, sehingga sebagai salah satu pembangunan di kawasan Sekitar
Danau Toba harus berpengaruh terhadap kemudahan untuk mengakses lokasi tersebut.
Dengan adanya Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Samosir, transportasi kedepannya
harus menyediakan tingkat aksesibilitas yang tinggi di setiap pusat kegiatan. Kegiatan
wisata dan pemerintahan menjadi alasan utama tingginya tingkat perjalanan antar 2 Central
Bussines District tersebut. Menurut hasil survey TIM PKL Kabupaten Samosir 2019,
Tomok-Pangururan memiliki ratio tertimbang yang bisa dikatakan tergolong buruk. Hal ini
membuat pemerintah setempat mencari solusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan
transportasi. Oleh karena itu, kajian tentang evaluasi manfaat dari rencana pengembangan
lintasan ini sangat diperlukan sehingga penulis melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Pengembangan Lintasan Tomok-Pangoruran Via Ronggur Ni Huta
Terhadap Aksesibilitas”

TINJAUN PUSTAKA
Pemodelan Transportasi
Pemodelan transportasi ialah analisis merepresentasikan kondisi transportasi di
lapangan ke dalam suatu model. Pada penelitian ini analisis pemodelan transportasi
dilakukan dengan menggunakan aplikasi Vissum 16 dimana tahap yang dilakukan
meliputi analisis bangkitan perjalanan, distribusi perjalanan, pemilihan moda dan
pembebanan.

Aksesibilitas
Aksesibilitas diartikan sebagai kemudahan pengangkutan, yang dimaksudkan adalah bila
seseorang menginginkan melakukan perjalanan senantiasa tersedia sarana angkutan yang
diperlukan, tidak ada kesulitan untuk mendapatkan fasilitas transportasi yang akan
digunakan. (Adisasmita, Rahardjo. Analisis Tata Ruang Pembangunan. Yogyakarta. Graha
Ilmu. 2012 (hlm. 124-125))

Indikator Kinerja Ruas Jalan


Indikator kinerja ruas jalan terdiri dari kapasitas ruas jalan, volume, v/c rasio (volume
lalu lintas/kapasitas), kecepatan, dan Tingkat Pelayanan

Kapasitas Ruas Jalan (c)


Kapasitas adalah jumlah arus lalu lintas (stabil) maksimum yang dapat dipertahankan
pada kondisi tertentu, yang meliputi geometri, distribusi arah dan komposisi lalu lintas,
serta faktor lingkungan, dengan satuan smp/jam. Perhitungan kapasitas ruas jalan
menggunakan perhitungan manual kapasitas jalan Indonesia (MKJI, 1997) dengan
persamaan sebagai berikut:
C=Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (1)
Keterangan:
C = Kapasitas jalan (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah untuk jalan tak terbagi
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota

Volume
Volume yaitu jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang tertentu pada suatu
ruas jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu dalam satuan mobil penumpang.

Kecepatan
Kecepatan dihitung dari panjang jalan di bagi waktu tempuh rata-rata kendaraan yang
melalui segmen jalan. Sehingga semakin tinggi kecepatan suatu kendaraan ketika
melewati suatu ruas jalan, maka semakin baik kinerja ruas jalan tersebut.

Nilai Waktu
Henser (1989), menyatakan bahwa nilai waktu didefenisikan sebagai jumlah uang yang
besedia dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat waktu perjalanan. Atau seperti
pendapat Rogers (1975), yang mengemukakan bahwa sejumlah uang yang disiapkan untuk
membelanjakan atau dikeluarkan oleh seseorang dengan maksud menghemat atau
mendapatkan satu unit nilai waktu perjalanan.

Kelayakan Finansial
Analisis Kelayakan Finansial dari analisis kelayakan finansial adalah untuk mengurai
analisis kuantitatif terhadap kelayakan finansial (keuangan) dari suatu proyek. Bagian ini
juga akan menunjukkan apakah suatu proyek membutuhkan dukungan fiskal dan
pendanaan tambahan dari Pemerintah. Analisa finansial penting artinya dalam
memperhitungkan keuntungan atau manfaat yang diterima pribadi atau institusi pemodal
dalam mensukseskan pelaksanaan proyek. Analisis yang digunakan adalah analisis NPV,
BCR dan IRR.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan metodologi penelitian dari tahap awal
identifikasi masalah, rumusan masalah, pengumpulan data sekunder dan data primer,
pengolahan dan analisis data, permodelan lalu lintas dengan software VISSUM. Unjuk
akhir dari penelitian ini adalah membandingkan biaya perjalanan sebelum beroperasinya
lintasan yang baru dan setelah beroperasinya lintasan yang baru.

Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis hipotesis komparatif, yaitu penelitian bersifat
membandingkan, dengan analisis data bersifat kuantitatif. Tahapan penelitian
perencanaan transportasi ini dengan memperhatikan tahapan dari kegiatan perencanaan,
pengaturan, perekayasaan, pemberdayaan dan pengawasan.
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Kinerja Jaringan Jalan Kabupaten Samosir
Kinerja jaringan jalan di wilayah studi Kabupaten Samosir hasil keluaran dari pembebanan
lalu lintas pada kondisi tanpa adanya pengoperasian Jalan Lingkar tahun 2024 dapat
diuraikan pada tabel berikut ini: Dapat dilihat dari perbandingan kedua tabel diatas yaitu
dengan adanya jalan penghubung dan tanpa adanya jalan penghubung maka dapat
disimpulkan kinerja jaringan jalan Kabupaten Samosir nilainya lebih baik ketika adanya
pengoperasian jalan penghubung yang menghubungkan Tomok dan Pangururan

Tabel 1. Kinerja Jaringan Jalan Tanpa Melakukan Apapun 2024


Kinerja Jaringan Jumlah Satuan
Volume Lalu-lintas Jaringan 301420,7 smp/hari

Aksesibilitas Jarak 2070760,209 smp-km


322520,149 smp-jam
Aksesibilitas Waktu
6,87 km/smp
Jarak Tempuh Rata-rata
Waktu Tempuh Rata-rata 1,07 jam/smp

Tabel 2. Kinerja Kerja Jaringan Dengan Adanya Jalan Penghubung 2024


Indikator Kinerja Jaringan Jumlah Satuan
Volume Lalu-lintas Jaringan 281976,3 smp/hari

Aksesibilitas Jarak 882585,819 smp-km

132528,861 smp-jam
Aksesibilitas Waktu
3,13 km/smp
Jarak Tempuh Rata-rata
0,47 jam/smp
Waktu Tempuh Rata-rata

Dapat dilihat dari perbandingan kedua tabel diatas yaitu dengan adanya jalan penghubung
dan tanpa adanya jalan penghubung maka dapat disimpulkan kinerja jaringan jalan
Kabupaten Samosir nilainya lebih baik ketika adanya pengoperasian jalan penghubung
yang menghubungkan Tomok dan Pangururan.

Analisis Nilai Waktu


Nilai waktu dihitung berdasarkan PDRB (Produk Domestik Rata-rata Bruto) yang dimiliki
oleh Kabupaten Samosir. Nilai Waktu yang dihitung akan disesuaikan dengan jenis moda
yang digunakan dalam melakukan perjalanan. Jenis moda yang akan digunakan dalam
perhitungan dibagi kedalam 3 kelompok yaitu:
1. Sepeda Motor : Rp. 7,236,00
2. Mobil : Rp. 3,888,00
3. Becak Mesin : Rp. 972,00

Analisis Biaya Operasional Kendaraan


Metode penghitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) pada penelitian ini sesuai
dengan jurnal yang ditulis oleh Dr. Gito Sugiyanto pada jurnal “Biaya Operasi Kendaraan”
dan M. Yasir Arafat dengan jurnal “Analisis Biaya Operasional Kendaraan dan Waktu
Perjalanan” yang menggunakan Metode PCI 1998 (Pasific Consultant International)
sebagaimana dikutip pada Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB 1996
untuk jenis jalan perkotaan (non toll road). Komponen BOK pada model ini terdiri dari
biaya konsumsi bahan bakar, biaya oli mesin, biaya pemakaian ban, biaya pemeliharaan
yang meliputi biaya suku cadang dan biaya awak (montir), biaya penyusutan/depresiasi,
biaya bunga modal, dan biaya asuransi serta biaya perjalanan crew. Meskipun masih
terdapat beberapa komponen lain yang perlu diperhitungkan, namun komponen tersebut
tidak terlalu dominan. Dalam perhitungan biaya operasional kendaraan ini yang akan
dijadikan dasar perhitungan adalah tahun 2019, yaitu kondisi eksisting saat belum
dioperasikannya Jalan Penghubung Ronggur Ni Huta Kabupaten Samosir.

Tahun 2019 (Eksisting)


1. Motor : Rp. 964,00
2. Mobil : Rp. 4,923,00
3. Becak Mesin : Rp. 1,304,00

Analisis Biaya Perjalanan


Berikut adalah tabel biaya perjalanan dengan indikator perhitungan menggunakan jarak
dan waktu yang dikalkulasikan dengan nilai waktu dan biaya operasional kendaraan
dengan kondisi do nothing pada tahun 2024.

Tabel 3. Biaya Perjalanan 2024 tanpa adanya jalan penghubung

Tabel 4. Biaya Perjalanan 2024 tanpa adanya jalan penghubung

Berikut adalah tabel biaya perjalanan dengan adanya pengoperasian jalan penghubung di
tahun 2024
Tabel 5. Biaya Perjalanan indikator jarak 2024 dengan adanya jalan penghubung
Tabel 6. Biaya Perjalanan dengan indikator waktu dengan adanya jalan penghubung 2024

Perbandingan Biaya Transportasi


Dari hasil perhitungan diatas, dapat kita bandingkan biaya transportasi tanpa adanya jalan
penghubung dan biaya transportasi dengan adanya jalan penghubung yang disajikan dalam
Tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 7. Perbandingan Biaya Transportasi

Analisis Kelayakan Finansial


Dengan mengasumsikan biaya perbaikan jalan atau pengembangan lintasan sebesar Rp.
130.000.000.000 per kilometer, maka didapatkan perhitungan keuntungan dan kelayakan
finansial sebagai berikut.

Tabel 8. Tabel Analisis Kelayakan Finansial


NO INDIKATOR NILAI SYARAT HASIL

1 Net Present Value Rp271,756,494,085 >0 LAYAK


2 B/C Ratio 1,18 >1 LAYAK
3 Internal Rate of Return 11,3% 10%< IRR <15% LAYAK
4 Payback Period 15 <25 LAYAK

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil pemodelan, dapat diketahui perbedaan waktu tempuh rata rata dan jarak
tempuh rata rata pada model do nothing dan do something dimana kondisi aksesibilitas
model do something lebih baik dibanding nilai aksesibilitas model do nothing.
2. Biaya Transportasi pada kondisi tanpa adanya pengembangan lintasan pada tahun
2024 didapatkan sebesar Rp4,253,051,992,777. Sementara biaya transportasi pada
kondisi dengan adanya jalan penghubung pada tahun 2024 adalah sebesar
Rp1,908,107,244,250. Sehingga didapatkan nilai manfaat atau keuntungan dari
dibangunnya jalan penghubung adalah sebesar Rp2,344,944,748,525.
3. Pengembangan Lintasan Ronggur Ni Huta dinilai sangat menguntungkan untuk
dibangun menurut analisis kelayakan finansial karena memiliki nilai:
NPV = Rp271,756,494,085
IRR = 11,3%
BCR = 1,18
Dengan kembali modal (Payback Period) pada tahun ke-15.
Dari hasil perhitungan tiga indikator tersebut maka disimpulkan bahwa pengembangan
lintasan Ronggur Ni Huta jalan sangat layak untuk dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita. 2011. Jaringan Transportasi. Teori dan Analisis.Yogyakarta. Graha Ilmu
Ardhana (dkk).2015. Studi Dampak Lalu Lintas Pembangunan Gudang dan Kantor PT.
Wismilak Group di Jalan Raya Solo Sragen.Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Blunden (dkk). 1981. The Land Use/Transport System, 2nd ed. Perganon Press. Sydney
Dedek (dkk).2018. Studi Dampak Lalu Lintas Kawasan Akibat Pembangunan Jalan
Layang (Flyover) Simpang Surabaya dan Jalan Lintas Bawah (Underpass) Kuta Alam Kota
Banda Aceh. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
_________Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI). Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga
Harinaldi. 2005. Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains. Erlangga. Jakarta
Indriadi. 2010. Analisis Dampak Lalu Lintas Renovasi Pasar Aceh.Sekolah Tinggi
Transportasi Darat, Bekasi
Iskandar.2011. Ekuivalen Kendaraan Ringan dan Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan Cetakan
ke-1. Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung.
Kelompok PKL Kabupaten Samosir. 2019. Pola Umum Transportasi Darat Kabupaten
Samosir. 2019. Bekasi (ID) : Sekolah Tinggi Transportasi Darat.
Khisty. 2003. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
LPM-ITB. 1997. Modul Pelatihan, Studi Kelayakan Proyek Transportasi. Lembaga
Pengabdian Masyarakat ITB bekerjasama dengan kelompok Bidang Keahlian Rekayasa
Transportasi Jurusan Teknik Sipil ITB. Bandung.
Morlok.1978. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga.
Ortuzar, J.D. dan Willumsen. 1990. Modelling Transport. First Edition.John Wiley &
Sons.
Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir.2018. Samosir Dalam Angka 2018. Badan Pusat
Statistik, Kabupaten Samosir.
_________. 2004. Undang–undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan, Jakarta: Kementrian Perhubungan
_________.2009. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Departemen Perhubungan, Jakarta: Kementrian Perhubungan
_________. 2011. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas, Jakarta.
_________. 2015. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 96 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, Jakarta: Kementrian
Perhubungan.
_________. 2015. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas, Jakarta: Kementrian Perhubungan
_________.1997. Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib. Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat, Jakarta.
_________.2018. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas, Jakarta: Kementrian Perhubungan
Salim. 2000. Manajemen Transportasi. Cetakan Pertama. Edisi Kedua. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Tamin dan Nahdalina. 1998. Analisis Dampak Lalu Lintas (Andall). Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota. Bandung: ITB
Tamin. 1997. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung: ITB
Tamin. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai