id
Disusun Oleh:
PRIYANDI MURWANDONO
NIM. I0110089
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
Pencapaian kondisi yang ideal dalam sistem transportasi sangat ditentukan oleh
berbagai faktor, antara lain kondisi prasarana (jalan), sistem jaringan jalan,
kondisi sarana (kendaraan) dan sikap mental pemakai fasilitas transportasi
tersebut (Sinulingga, 1999).
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
Surakarta merupakan kota yang saat ini mengalami perkembangan yang cukup
pesat di berbagai bidang seperti bidang ekonomi dan pariwisata. Perkembangan
tersebut tidak lepas dari adanya dukungan sektor transportasi. Bentuk dukungan
tersebut adalah ketersediaan moda transportasi yang dapat digunakan di Surakarta
seperti angkutan umum. Berbagai macam angkutan umum dengan berbagai
ukuran maupun rute tujuan telah disediakan. Angkutan umum yang baru saja
ditawarkan oleh kota Surakarta pada bulan September 2010 adalah Batik Solo
Trans (BST). Maksud dan tujuan adanya BST adalah untuk meningatkan kualitas
pelayanan angkutan umum di Surakarta, oleh sebab itu BST mempunyai sistem
tersendiri berkonsep cepat, tepat waktu, nyaman, dan aman (Yanuarti, 2011).
Cepat dan tepat waktu karena BST tidak berhenti terlalu lama untuk mencari
penumpang dan BST mempunyai jadwal waktu tersendiri untuk keberangkatan
dan tiba di tempat pemberhentian terakhir maupun di halte tertentu. Nyaman dan
aman karena di dalam BST dilengkapi fasilitas-fasilitas antara lain air conditioner
(AC) dan led display ( papan informasi trayek elektrik). BST hanya menaikkan
dan menurunkan di halte yang sudah disediakan. Keberadaan BST ini sangat
penting dan diperlukan suatu pengaturan agar dapat melayani penumpang secara
maksimal dan efisien.
Pengoperasiannya Batik Solo Trans dikelola oleh pihak swasta, yaitu PT.
commit to user
Bengawan Solo Transport yang merupakan konsorsiurm beberapa perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
Secara keseluruhan kinerja keuangan dalam keadaan kurang sehat dan menurun
akibat dari adanya krisis ekonomi global. Wijonarko (2003) memaparkan hasil
studi mengenai pengaruh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang
menyebabkan kenaikan harga pada beberapa sektor termasuk kenaikan harga suku
cadang, minyak pelumas, ban, biaya servis dan lain sebagainya. Kenaikan harga-
harga tersebut akan menyebabkan kenaikan Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
serta nilai kemampuan dan kemauan pengguna angkutan umum yang erat
kaitannya dengan penetapan tarif.
Tarif yang berlaku saat ini pada semua koridor BST di dapat dari penentuan tarif
pada satu koridor saja, padahal commit
setiap to
koridor
user memiliki jarak tempuh trayek,
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
kondisi jalan dan keadaan armada yang berbeda serta demand penumpang dan
karakteristik penumpang dan trayek yang berbeda, jadi tarif yang berlaku saat ini
belum mewakili karakteristik masing – masing koridor BST.
Break Even Point (BEP) adalah kondisi dimana perusahaan tidak mengalami
kerugian maupun keuntungan. Kondisi BEP ini harus ditentukan oleh suatu
peruasahaan untuk menilai bahwa perusahaan sedang dalam keadaan rugi atau
dalam keadaan untung, dalam hal ini adalah operator bus BST koridor 3. BEP
operator BST belum pernah dianalisis sebelumnya, sehingga diperlukan analisis
untuk menentukan nilai BEP tersebut. Setelah analisis dilakukan akan diketahui
apakah operator bus BST dalam keadaan rugi atau untung dalam menjalankan bus
BST koridor 3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari rumusan masalah
yang ditinjau, batasan-batasan yang diambil dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Angkutan umum yang diamati adalah angkutan bus kota Batik Solo Trans
koridor 3.
2. Menghitung Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dengan metode Dephub,
DLLAJ dan FSTPT serta Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP)
di dasarkan hitungan di lapangan.
3. Menghitung Break Even Point / BEP (load factor, pengadaan bus, waktu bus
untuk mencapai BEP) bus Batik Solo Trans koridor 3.
4. Penelitian dilakukan saat harga solar Rp.5.500,- per liter.
5. Tarif angkutan bus BST sebesar Rp.3.500,- untuk umum dan Rp.2.000,- untuk
pelajar.
6. Pengambilan data dilakukan selama waktu operasi bus Batik Solo Trans
koridor 3 pada hari kerja dan hari libur, pada jam sibuk dan tidak sibuk.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 2
LANDASAN TEORI
Transportasi adalah proses pergerakan atau perpindahan orang atau barang dari
suatu tempat ke tempat lain. Prosesnya dapat dilakukan dengan menggunakan
sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa kendaraan. Perlu sebuah sistem
manajemen yang baik agar pengelolaan transportasi dapat berjalan sesuai dengan
peraturan dan perencanaan.
Sistem manajemen dalam usaha angkutan menghadapi pilihan yang sangat luas
dalam hal penentuan harga dan rencana operasi, walaupun sering pilihan-pilihan
ini dibatasi oleh peraturan pemerintah (Morlok, 1988). Pilihan-pilihan ini antara
lain ialah operasi pada rute yang tetap atau tidak, operasi dengan penjadwalan
yang tetap atau tergantung pada kebutuhan, ukuran kendaraan yang akan
dioperasikan, jenis lalu-lintas yang akan dilayani (terutama dalam transport
muatan barang), dan harga atau tarif yang akan ditarik.
7
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
Sofyan (2004) melakukan penelitian tentang Analisis Ability To Pay (ATP) dan
Willingness To Pay (WTP) Penumpang Taksi di Wilayah Surakarta. Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan membayar
konsumen (ATP) berdasarkan pendapatan yang dialokasikan untuk biaya
transportasi dan WTP berdasarkan fasilitas yang dinikmatinya. Penelitian tersebut
berkesimpulan bahwa ATP tarif buka pintu sebesar Rp. 3113, 22,- , WTP tarif
buka pintu sebesar Rp. 2756, 76,- dan ATP tarif per kilometer sebesar Rp. 2298,
commit to user
04,- , WTP tarif per kilometer sebesar Rp. 1514, 98,- , sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
hari libur (weekend) sebesar Rp.2.338,93 untuk kategori umum dan Rp.1.884,62
untuk kategori pelajar. Penelitian ini akan mengkaji tarif dan nilai BEP bus BST
koridor 3 di kota Surakarta berdasarkan BOK, ATP dan WTP.
diharapkan dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan layak bagi
masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah aman, nyaman, cepat dan murah.
melekatkan ke hati masyarakat Kota Solo maupun luar Kota Solo bahwa batik
tidak hanya merupakan sebuah objek yang lekat dengan pakaian saja, akan tetapi
diaplikasikan ke dalam sebuah moda transportasi pun tidak aneh. BST diharapkan
dapat semakin meningkatkan kualitas Kota Solo dalam sektor pariwisata.
Ditinjau dari kegiatan usaha angkutan biaya yang dikeluarkan, untuk suatu
produksi jasa angkutan yang akan dijual kepada pemakai jasa, dapat dibagi dalam
tiga bagian, yaitu;
1. Biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan perusahaan;
2. Biaya yang dikeluarkan untuk operasi
commitkendaraan,
to user dan
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
3. Biaya yang dikeluarkan untuk retribusi, iuran, sumbangan, dan yang berkenaan
dengan pemilikan usaha dan operasi.
Biaya Operasional Kendaraan (BOK) bergantung dari jumlah dan tipe kendaraan
yang memakai jalan yang dinilai, termasuk maksud dan tujuan dari perjalanan itu
(trip classification). BOK juga dipengaruhi oleh geometri alinemen jalan: apabila
melalui jalan yang terdapat banyak tanjakan terjal, pemakaian bahan bakar akan
lebih banyak, jadi BOK akan lebih tinggi. Penentuan tarif angkutan umum
berdasarkan biaya operasional menggunakan metode Dephub (KM 89 tahun 2002),
DLLAJ dan FSTPT.
k. Pajak perusahaan
l. Izin trayek
m.Izin usaha
n. Biaya pemasaran
o. Lain-lain
Sumber: Departemen Perhubungan (2002)
....................(2 – 1)
b. Bunga Modal
...........................(2 – 2)
Keterangan:
n = masa pengembalian pinjaman
.........................(2 – 3)
................(2 – 4)
……………………………..(2 – 5)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
f. Servis Kecil
.............................(2 – 6)
g. Servis Besar
........................(2 – 7)
. .........................................(2 – 8)
..........(2 – 9)
.......................................(2 – 10)
............... (2 – 11)
k. Retribusi Terminal
……………………………………..........(2 – 12)
..........(2 – 13)
m. Biaya KIR
...............(2 – 14)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
……………....................(2 – 15)
.................................................................(2 – 16)
…………...................(2 – 17)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
f. Penentuan Tarif
………..……(2 – 18)
Biaya Langsung
a. Penyusutan Kendaraan
Besarnya penyusutan dibebankan sama besarnya pada setiap satuan waktu.
Penyusutan per tahun:
…..……………….(2 – 19)
…..…………………….(2 – 20)
c. Awak Kendaraan
Awak kendaraan ini adalah supir. Upah pengemudi ditentukan oleh pemilik
kendaraan.
f. Service Kecil
Service kecil dilakukan dengan patokan km tempuh. Biasa dilakukan setiap
satu bulan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
g. Service Besar
Service besar dilakukan setiap 5 kali service kecil atau dengan patokan km
tempuh (biasa dilakukan setiap 6 bulan).
h. Overhoul
Overhoul dilakukan untuk memperbaiki kondisi kendaraan keseluruhan
termasuk pengecatan dang anti tempat duduk.
i. Suku Cadang
Biaya untuk penggantian suku cadang dilakukan jika suku cadang tersebut
telah mencapai masa layanannya atau jika terjadi kerusakan.
j. Cuci Bus
Untuk bus angkutan kota dilakukan setiap seminggu sekali.
k. PKB
Pembayaran PKB dilakukan setahun sekali dan besarnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
l. Kir
Biaya Kir adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan kendaraan secara
teknis layak atau tidaknya beroperasi di jalan raya. Kir kendaraan dilakukan
sekali setiap 6 bulan.
m. Asuransi
Biaya asuransi terdiri dari biaya asuransi kendaraan dan asuransi Jasa Raharja.
Dengan membayar asuransi, maka kendaraan terlepas dari membayar akibat
tabrakan atau kehilangan kendaraan, dan untuk awak kendaraan apabila terjadi
kecelakaan akan mendapat ganti rugi pengobatan dan santunan bagi keluarga
bila awak kendaraan meninggal dunia.
Metode FSTPT memberikan komponen keuntungan sebesar 10% per tahun dari
harga kendaraan dan biaya asuransi untuk semua jenis angkutan umum pada
perhitungan tarif. Perbedaannya jika komponen keuntungan pada metode FSTPT
diambil sebagai presentase dari harga kendaraan, maka komponen keuntungan
pada metode Dishub diambil sebagai presentase dari total biaya operasi kendaraan
sebesar 5%. Komponen biaya asuransi untuk metoda Dishub tidak diberikan
untuk angkutan umum bus kota.
Biaya Tetap
a. Upah Mengemudi
Upah mengemudi didapat dari sisa pendapatannya tiap hari setelah dikurangi
setoran dan biaya pemakaian bahan bakar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
b. Biaya Adminstrasi
1. Biaya STNK, adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak
kendaraan, dibayarkan setiap 5 tahun.
2. Biaya KIR, adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan kendaraan
secara teknis layak atau tidak beroperasi di jalan raya, dilaksanakan selama
6 bulan
3. Biaya izin usaha, adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh izin
dalam pengusahaan angkutan umum, yang berlaku secara 5 tahun.
4. Biaya izin trayek, adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh izin
pengoperasian kendaraan untuk suatu trayek tertentu, berlaku dalam 6
bulan.
5. Biaya organda, iuran yang digunakan oleh organisasi angkutan darat dan
iuran koperasi untuk kesejahteraan anggota.
6. Biaya pajak kendaraan, biaya yang dibayar bersamaan dengan saat
mengesahkan STNK yang dilakukan sekali setahun.
c. Asuransi
Terdiri dari biaya asuransi kendaraan dan asuransi Jasa Raharja. Dengan
membayar asuransi maka kendaraan terlepas dari resiko membayar akibat
tabrakan atau kehilangan kendaraan dan untuk awak kendaraan apabila terjadi
kecelakaan akan mendapat ganti rugi pengobatan dan santunan bagi keluarga
bila korban meninggal dunia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
Biaya Variabel
a. Biaya Bahan Bakar
Peningkatan dalam kilometer per liter akan menyatakan penurunan biaya.
Faktor yang mempengaruhi pemakaian bahan bakar adalah :
1. Jenis dan tipe kendaraan
2. Iklim dan ketinggian lokasi
3. Kondisi kendaraan
4. Faktor muatan (load factor)
5. Permukaan jalan
6. Kecepatan kendaraan
e. Biaya Perawatan
Biaya perawatan berupa perawatan, perbaikan dan penggantian suku cadang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
f. Retribusi
Biaya yang dipungut oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) setiap kali
kendaraan umum masuk terminal.
g. Depresiasi
Biaya penyusutan nilai kendaraan atau Depresiasi (D), yaitu biaya yang
dikeluarkan atas penyusutan nilai kendaraan karena berkurangnya nilai
ekonomis kendaraan yang bersamaan dengan bertambahnya waktu.
Jenis penyusutan :
1. Penyusutan fisik, disebabkan karena berkurangnya kemampuan fisik dari
sebuah aset untuk menghasilkan produksi yang sebab umumnya
dikarenakan keausan dan kemerosotan. Hal ini menyebabkan biaya opera-
sional dan perawatan meningkat sedangkan produksi menurun.
2. Penyusutan fungsional, kerap kali disebut keusangan atau kekunoan
(obsulescenne) yang lebih sulit ditentukan dari penyusutan fisik. Penyusutan
fisik ini disebabkan karena berkurangnya permintaan untuk fungsinya
seperti direncanakan semula seperti akibat pergantian mode, pasar yang
telah jenuh, ataupun karena produksi mesin-mesin baru yang lebih efisien.
3. Penyusutan yang disebabkan oleh perubahan dalam tingkat harga (monetary
depreciation), yang hampir tidak mungkin diramalkan sehingga jarang
dijelaskan dalam studi-studi ekonomi.
Metode penyusutan yang digunakan adalah Metode Garis Lurus (Straight Line
Method). Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan paling banyak
diterapkan karena biaya penyusutan tahunannya konstan.
…..……………………………………………………………...(2 – 21)
Dengan :
D = Penyusutan per periode
P = Harga beli kendaraan
S = Nilai jual kembali pada akhir umur ekonomis kendaraan
N = Umur ekonomis kendaraan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Biaya Lainnya
Biaya ini mencakup biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pemilik /
pengemudi kendaraan untuk hal–hal tak terduga, misalnya pungutan–pungutan
tambahan di luar ketentuan yang berlaku. Biaya ini biasanya diambil 10% per
tahun dari biaya.
Dimana :
n = perbandingan antara tarif pelajar dan tarif umum dalam %.
Terdapat perbedaan dalam cara penentuan tarif angkutan umum dengan metode
Dishub. Asumsi jumlah penumpang pada metode FSTPT disesuaikan dengan
jumlah penumpang hasil survai primer sedangkan pada metode Dishub asumsi
jumlah penumpang yang dipakai dalam perhitungan tarif diasumsikan menurut
faktor muatan / load factor.
pada alokasi biaya untuk transportasi dan intensitas perjalanan pengguna. Besar
ATP adalah rasio anggaran untuk untuk transportasi dengan intensitas perjalanan.
Besaran ini menunjukkan kemampuan masyarakat dalam membayar ongkos
perjalanan yang dilakukannya. Dengan kata lain, ability to pay adalah kemampuan
masyarakat dalam membayar ongkos perjalanan yang dilakukannya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi ATP adalah (Soetijowarno, 2005) :
a. Penghasilan keluarga per bulan
Apabila pendapatan total keluarga semakin besar, tentunya semakin banyak
uang yang dimilikinya sehingga akan semakin besar alokasi biaya transportasi
yang disediakannya.
b. Alokasi biaya transportasi
Semakin besar alokasi biaya transportasi yang disediakan sebuah keluarga,
maka secara otomatis akan meningkatkan kemampuan membayar
perjalanannya, demikian pula sebaliknya.
c. Intensitas perjalanan
Semakin besar intensitas perjalanan keluarga tentu akan semakin panjang pula
jarak (panjang) perjalanan yang ditempuhnya maka akan semakin banyak
alokasi dana dari penghasilan keluarga per bulan yang harus disediakan.
d. Jumlah anggota keluarga
Semakin banyak jumlah anggota keluarga tentunya akan semakin banyak
intensitas perjalanannya, semakin panjang jarak yang ditempuhnya dan secara
otomatis akan semakin banyak alokasi dana dari penghasilan keluarga per
bulan yang harus disediakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Penghasilan
keluarga per
bulan
Alokasi biaya
transportasi
ABILITY TO
Intensitas PAY (ATP)
perjalanan
Jumlah
anggota
keluarga
Menggunakan metode travel cost individual ATP yang dapat diterima oleh
pengguna jasa (Hotmaida, 1999), adalah :
................................................................................................................. (2 – 23)
Dimana :
Ic = Penghasilan
%TC = Persentase dari penghasilan untuk travel cost
D = Frekuensi perjalanan
dan jasa pelayanan angkutan umum tersebut. Besarnya WTP masyarakat terhadap
angkutan umum dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masyarakat bersangkutan dan
juga tergantung pada kondisi budayanya (Aspiani, 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
Produk yang di
tawarkan
Kualitas dan
kuantitas pelayanan
WILLINGNESS
TO PAY (WTP)
Utilitas atau
maksud pengguna
Penghasilan
keluarga per bulan
Nilai WTP yang diperoleh dari masing-masing responden yaitu berupa nilai
maksimum rupiah yang bersedia dibayarkan oleh responden untuk tarif angkutan
jasa bus, diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean) dari nilai WTP tersebut,
dengan rumus :
....................(2 – 24)
Pelaksanaan dalam menentukan tarif sering terjadi benturan antara besarnya ATP
dan WTP, kondisi tersebut dapat berupa:
a. ATP lebih besar dari WTP
Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan membayar lebih besar daripada
keinginan membayar jasa tersebut. Ini terjadi bila pengguna mempunyai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
penghasilan yang relatif tinggi tetapi utilitas terhadap jasa tersebut relatif
rendah, pengguna pada kondisi ini disebut choiced riders.
b. ATP lebih kecil dari WTP
Kondisi ini merupakan kebalikan dari kondisi yang diutarakan sebelumnya
dimana keinginan pengguna untuk membayar jasa tersebut lebih besar daripada
kemampuan membayarnya. Hal ini mungkin terjadi bagi pengguna yang
mempunyai penghasilan yang relatif rendah tetapi utilitas terhadap jasa
angkutan sangat tinggi, sehingga keinginan pengguna untuk membayar jasa
tersebut relatif lebih dipengaruhi oleh utilitas, pada kondisi ini pengguna
disebut captive riders.
c. ATP sama dengan WTP
Kondisi ini menunjukkan bahwa antara kemampuan dan keinginan membayar
jasa tersebut adalah sama, pada kondisi ini terjadi keseimbangan utilitas
pengguna dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut.
Pada prinsipnya penentuan tarif dapat ditinjau dari beberapa aspek utama dalam
sistem angkutan umum. Aspek-aspek tersebut adalah:
1. Pengguna (User);
2. Operator;
3. Pemerintah (Regulator)
Bila parameter ATP dan WTP yang ditinjau, maka aspek pengguna dalam hal ini
dijadikan subyek yang menentukan nilai tarif yang diberlakukan dengan prinsip
sebagai berikut:
1. ATP merupakan fungsi dari kemampuan membayar, sehingga nilai tarif yang
diberlakukan, sedapat mungkin tidak melebihi nilai ATP kelompok masyarakat
sasaran. Intervensi/campur tangan pemerintah dalam baik bentuk subsidi
langsung atau silang maupun dukungan pemerintah lainnya yang dibutuhkan
sesuai pada kondisi, dimana nilai tarif berlaku lebih besar dari ATP, sehingga
didapat nilai tarif yang besarnya sama dengan nilai ATP.
2. WTP merupakan fungsi dari tingkat pelayanan angkutan umum, sehingga bila
nilai WTP masih berada dibawah ATP maka masih dimungkinkan melakukan
peningkatan nilai tarif dengan perbaikan kinerja pelayanan.
3. Apabila perhitungan tarif berada jauh dibawah ATP dan WTP, maka terdapat
keleluasaan dalam perhitungan/pengajuan nilai tarif baru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
Nilai Tarif
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel agar bisa dipercaya / masih bisa
mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan
secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling
atau teknik pengambilan sampel.
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolelir sampai 10 %.
Menurut Riyanto (2001), mudah tidaknya hitungan titik break even point baik
dengan rumus matematik maupun dengan grafik tergantung pada asumsi atau
konsep dasar yang digunakan dalam penghitungan tersebut. Pada umumnya
konsep dasar atau asumsi yang digunakan dalam analisa break even point adalah
sebagai berikut:
a. Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan golongan
biaya tetap.
b. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsional
dengan volume produksi/penjualan.
c. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan
volume produksi/penjualan.
d. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis.
e. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih
dari satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-
masing produk atau sales mix-nya adalah tetap konstan.
Rumus Analisis Break Even Point atas dasar Load Factor adalah:
LFBE ......................................................(2 – 26)
Dimana:
BOK = Biaya Operasional Kendaraan
Pd = Rata – rata pendapatan tiap hari
Lf = Tingkat load factor rata – rata
Dimana:
P = Pinjaman Awal / modal
A = Pendapatan bersih
n = Periode pinjaman
ί = Tingkat suku bunga bank 7,5% ( Bank Indonesia tahun 2014 )
Analisis break even point merupakan analisis untuk menentukan tingkat penjualan
yang harus dicapai oleh perusahaan agar tidak menderita kerugian, tetapi juga
belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis break even point akan diketahui
berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan
(Munawir, 2004).
Dari beberapa teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Break Even Point
merupakan suatu titik dimana perusahaan otobus masih dapat mengikuti
permintaan penumpang dan mengoperasikan bus tanpa menderita kerugian
maupun mendapat keuntungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Mulai
Selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Umum
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Umumnya data yang telah diperoleh dari
penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak
diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau
menghilangkan masalah dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah
tidak terjadi.
34
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
gambaran yang cukup jelas atas masalah yang diteliti. Penelitian ini penulis
memperoleh data dengan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan semi
terbuka dimana kuisioner tersebut memiliki pertanyaan yang teleh diberikan
pilihan jawabannya kemudian masih ada kemungkinan bagi responden untuk
memberikan tambahan jawaban.
Gambaran proses tahapan penyusunan skripsi dapat dilihat pada diagram alir
penelitian (flow chart) berikut ini:
Mulai
Survei Pendahuluan
- Survei jam sibuk dan jam tidak sibuk
- Survei bus yang beroperasi
- Survei ruas jalan yang dilalui bus dan populasi
Desain Survei
- Merencanakan form survei jumlah penumpang dan
kuisioner ATP dan WTP
- Menentukan jumlah surveyor
- Merancang form survei jumlah penumpang dan
kuisioner ATP dan WTP
A
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
Pilot Survey
- Pengecekan form survei jumlah penumpang dan
kuisioner ATP dan WTP
- Pengecekan kesiapan surveyor
- Survey ruas jalan yang dilalui bus dan populasi
Pengumpulan Data
SELESAI
commit
Gambar 3.1. to user
Diagram Alir Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
a. Survei jam sibuk dan jam tidak sibuk merupakan survei awal yang
berguna mengetahui waktu penuh penumpang dan waktu senggang
penumpang.
c. Survei ruas jalan yang dilalui bus merupakan survei yang berguna untuk
mengetahui tempat – tempat berhenti dan jalur yang dilalui.
7. Pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya.
8. Data Primer data yang diperoleh dari survei langsung di lapangan meliputi :
a. Jumlah Penumpang adalah lebih dari pada satu orang yang hanya
menumpang, baik itu pesawat, kereta api, bus, maupun jenis transportasi
lainnya, yang membayar sejumlah biaya jasa kendaraan tersebut (tidak
termasuk awak kendaraan).
b. Waktu Tempuh adalah waktu yang digunakan bus tersebut untuk menuju
lokasi yang sudah ditentukan.
f. Persepsi tarif yang sesuai adalah sebuah proses saat individu mengatur
dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan
arti bagi tarif angkutan.
9. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara wawancara meliputi:
d. Biaya servis (kecil dan besar) adalah semua pengorbanan yang perlu
dilakukan untuk suatu proses pengerjaan kendaraan, yang dinyatakan
dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah
terjadi maupun yang akan terjadi.
k. Jam kerja awak bus adalah satuan waktu untuk melakukan pekerjaan,
yang dapat dilaksanakan siang hari dan/atau malam hari oleh awak bus.
l. Kapasitas oli adalah ruang yg tersedia atau daya tampung tabung pada bus
yang mampu memuat sejumlah ukuran oli.
n. Jumlah awak bus adalah lebih dari pada satu orang awak bus dalam satu
perusahaan otobus (PO).
10. Analisis dan Pembahasan, Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah
kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan
dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari
kaitannya dan ditaksir maknanya. Pembahasan atau diskusi dalam sebuah
laporan penelitian sebenarnya merupakan upaya peneliti untuk meyakinkan
hasil penelitian kepada pembaca.
a. Menentukan tarif berdasarkan BOK dengan metode Dephub,
DLLAJ, FSTPT serta ditinjau dari persepsi Ability To Pay (ATP) dan
Willingness To Pay (WTP) dilakukan dengan menghitung tarif
berdasarkan BOK dengan commit
metodetoDephub,
user DLLAJ, dan FSTPT dari data
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
Bus BST koridor 3 merupakan gabungan dari 4 perusahaan otobus, yaitu P.O
ATMO ( 7 armada ), P.O NUSA ( 7 armada ), P.O Surya Kencana ( 3 armada )
commit
dan P.O SKA ( 3 armada ), total to user
terdapat 20 armada yang beroperasional di
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
lapangan. Bus BST koridor 3 masih menggunakan sistem setoran, setiap hari
pemilik bus meminjamkan bus kepada supir dan kernet untuk mengejar setoran.
Semua biaya operasional ditanggung pemilik bus kecuali untuk gaji, BBM,
retribusi dan biaya cuci bus karena menggunakan sistem kejar setoran. Jam
operasional bus dari jam ± 06.30 sampai ± 17.00. Bus dalam sehari menempuh 10
rit dengan 1 rit sepanjang 24 km. Sistem pemberhentian naik – turun penumpang
bus BST koridor 3 masih menyesuaikan keinginan penumpang / berhenti di
sembarang tempat, tidak berhenti di halte bus yang telah disediakan. Sistem tarif
yang diberlakukan menyesuaikan jarak jauh – dekat tujuan penumpang sehingga
setiap penumpang membayar tarif yang berbeda – beda, tidak sesuai dengan tarif
yang dikeluarkan oleh Dishubkominfo kota Surakarta.
Sebelum melakukan suatu penelitian maka terlebih dahulu harus diketahui sumber
data yang akan diteliti. Sumber data dalam suatu penelitian adalah subyek dimana
suatu data dapat diperoleh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
3.7. Peralatan
Survey pendahuluan merupakan survei skala kecil tetapi sangat penting agar
survai sesungguhnya dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien. Survei
pendahuluan ini meliputi:
1. Penentuan lokasi survei dan pengenalan lapangan
Pengenalan lokasi survei bertujuan untuk mengenal rute yang dilalui dan untuk
mengetahui tempat-tempat pemberhentian angkutan yang akan di survei.
2. Penentuan waktu survei
Pelaksanaan survei dilaksanakan dalam dua pembagian waktu yaitu pada jam
sibuk dan tidak sibuk. Penentuan hari survei harus dengan pertimbangan
bahwa hari yang dipilih dapat mewakili hari dalam seminggu..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data-data yang akan diolah pada
tahap selanjutnya. Tahap ini dibedakan atas dua macam data yaitu data primer dan
sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, sedangkan data primer
diperoleh secara langsung dengan pengamatan di lapangan.
kepada penumpang secara acak. Ada 4 surveyor di 4 bus yang berbeda denngan
masing membawa 30 kuisioner untuk dibagikan secara acak kepada penumpang.
Data primer diperoleh dengan penyebaran kuisioner langsung secara acak kepada
penumpang bus Batik Solo Trans koridor 3 trayek Palur - Kartasura (pulang-
pergi).Waktu pelaksanaan survai dilakukan 2 (dua) hari,pada hari kerja dan hari
libur, pada jam operasional bus BST koridor 3.
Penarikan sampel dilakukan secara seksama yang dikenal dengan nama teknik
sampling atau teknik pengambilan sampling supaya hasil penelitian yang
dilakukan terhadap sampel dapat mewakili karakteristik populasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
Tabulasi silang merupakan penyajian data dalam bentuk tabulasi dari dua data
yang berbeda untuk mencari korelasi dari dua data yang terdapat dalam kuisioner.
Hasil dari analisis data lalu di bandingkan dengan tarif berdasarkan Biaya
Operasional Kendaraan, Ability To Pay dan Willingness To Pay dengan tarif yang
sudah berlaku saat ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Umum
Penentuan tarif yang baik adalah tarif yang ditinjau dari sisi operator dan dari sisi
penumpang sebagai pengguna jasa angkutan umum sehingga pengambil kebijakan
dalam hal ini pemerintah dapat memenuhi kepentingan antara operator dan
pengguna angkutan umum dan tidak memihak pada salah satunya.
Survei dilaksanakan pada hari Rabu 2 Juli 2014 dan hari Sabtu 5 Juli 2014.
Surveyor diberangkatkan dari terminal Palur. Pengalokasian tenaga surveyor di
lapangan adalah 5 orang. Dengan rincian penempatan dan tugas adalah sebagai
berikut:
a. 4 orang bertugas membagikan kuisioner kepada penumpang untuk mengetahui
daya beli penumpang.
b. 1 orang surveyor bertugas mencatat jumlah penumpang.
Pengambilan sampel dilakukan kepada pegguna angkutan bus kota Batik Solo
Transyang selanjutnya disingkat BST koridor 3, untuk mengetahui persepsi
pengguna angkutan umum bus kota mengenai tarif dilihat dari kemampuan
membayar (Ability To Pay) dan kemauan membayar (Willingness To Pay). Hasil
survei pengambilan data didapat :
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
a. Data primer
Jumlah penumpang = 815 (hari kerja) ; 650 (hari libur)
Waktu tempuh = Kartosuro – Palur = ± 55 menit
Palur – Kartosuro = ± 65 menit
Tarif penumpang = Rp. 3.500 (umum) ; Rp. 2.000 (pelajar)
Waktu operasi = ± 06.30 – ± 17.00 WIB
Kapasitas = 27 penumpang
Jumlah armada beroperasi = 20 kendaraan
Jumlah perjalanan bus/hari = 10 trip
Km-tempuh/rit = 24 km
b. Data sekunder
Harga bus = Rp. 250.000.000,-
Jumlah awak kendaraan = 2 orang
Rata-rata gaji awak/hari = memakai sistem setoran
Penggunaan BBM/hari = 40 liter
Harga ban per buah = Rp. 1.000.000,-
Harga oli mesin/liter = Rp. 30.000,-
Harga oli gardan/liter = Rp. 30.000,-
Biaya servis kecil = Rp. 425.500,-
Biaya servis besar = Rp. 675.500,-
Retribusi terminal/hari = Rp. 7.500,-
Biaya STNK/tahun = Rp. 1.000.000,-
Biaya kir bus/tahun = Rp. 120.000,-
Biaya montir bengkel/bulan = Rp. 1.500.000,-
Biaya listrik/bulan = Rp. 120.000,-
a. Hari Kerja
Hasil survei di dapat data rata – rata jumlah penumpang per rit per bus
(penghitungan terlampir pada lampiran jumlah penumpang/bus/hari) :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
b. Hari Libur
Hasil survei di dapat data rata – rata jumlah penumpang per rit per bus
(penghitungan terlampir pada lampiran jumlah penumpang/bus/hari) :
Kuisioner yang telah disebar pada hari kerja sebanyak 120 dan pada hari libur
sebanyak 116. Keduanya telah memenuhi syarat minimum sampel yang diambil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
/ bus-km
2) Bunga Modal
/ bus-km
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
6) Servis Kecil
a) Servis kecil dilakukan setiap 1 bulan sekali (7200 km)
b) Biaya bahan: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
7) Servis Besar
a) Servis besar dilakukan setiap 3 bulan sekali (21600 km)
b) Biaya bahan:
- Oli mesin = 6 x Rp. 30.000,- = Rp. 180.000,-
- Oli gardan = 4 x Rp. 30.000,- = Rp. 120.000,-
- Oli transmisi = 4 x Rp. 30.000,- = Rp. 120.000,-
- Kampas rem = Rp.200.000,-
- Filter (oli+udara) = Rp.50.000,-
- Solar/bensin = 1 x Rp.5.500,- = Rp.5.500,-
Jumlah = Rp.675.500,-
c) Upah servis = tidak ada (dilakukan sendiri)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
= Rp.11,574,-/ bus-km
13) KIR
a) Frekuensi KIR per tahun = 2 kali per tahun
b) Biaya setiap kali KIR = Rp.60.000,-
c) Biaya KIR/tahun = Rp.120.000,-
= Rp.1,389,- /bus-km
Gaji:
- Administrasi = -
- Teknisi = Rp.1.500.000,- x 12 x 1,2 = Rp.21.600.000,-
- Biaya pegawai selain awak bus
1) Gaji = Rp.21.600.000,-
2) Lembur =-
3) Tunjangan sosial =-
Jumlah = Rp.21.600.000,-
- Biaya pengelolaan
1) Biaya pemeliharaan pool = Rp.100.000,- x 12 = Rp.1.200.000,-
2) Biaya listrik = Rp.150.000,- x 12 = Rp.1.800.000,-
Jumlah = Rp.3.000.000,-
Total biaya tidak langsung = biaya pegawai selain awak bus + biaya pengelolaan
= Rp.21.600.000,- + Rp.3.000.000,-
= Rp.24.600.000,-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
Jp = Jumlah penumpang per hari (penghitungan jumlah penumpang terlampir)
K = Kapasitas penumpang bus
= Rp.42,48,-/pnp-km x 24 km
= Rp. 1.014,72,-/penumpang
Tabel 4.2. Rekapitulasi biaya pokok kondisi sistem setoran metode Dephub
dengan load factor eksisting 62,96 %
No Komponen biaya Rp/bus-km Rp/pnp-km %
A Biaya Langsung 704,55 41,45 98,02
1 Penyusutan 257,2 15,13 35,78
2 Bunga modal 96,45 5,67 13,42
3 Gaji dan tunjangan awak bus 0 0 0
4 BBM 0 0 0
5 Biaya Pemakaian Ban 166,667 9,80 23,19
6 Servis kecil 59,097 3,48 8,22
7 Servis besar 31,273 1,84 4,35
8 Pemeriksaan umum 43,403 2,55 6,04
9 Penambahan oli mesin 37,5 2,21 5,22
10 Cuci bus 0 0 0
11 Retribusi terminal 0 0 0
12 STNK/pajak kendaraan 11,574 0,68 1,61
13 KIR 1,389 0,08 0,19
B Biaya Tidak Langsung 14,236 0,84 1,98
C Biaya pokok (A+B) commit to user
718,79 42,28 100
Sumber: Hasil Penghitungan
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
Jp = Jumlah penumpang per hari (penghitungan jumlah penumpang terlampir)
K = Kapasitas penumpang bus per hari
= Rp.122,92,-/pnp-km x 24 km
= Rp.2.950,08,-/penumpang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3. Rekapitulasi biaya pokok kondisi sistem normal metode Dephub
dengan load factor eksisting 62,96 %
No Komponen biaya Rp/bus-km Rp/pnp-km %
A Biaya Langsung 2075,387 122,09 99,32
1 Penyusutan 257,2 15,13 12,31
2 Bunga modal 96,45 5,67 4,62
3 Gaji dan tunjangan awak bus 400 23,53 19,14
4 BBM 916,667 53,92 43,87
5 Biaya Pemakaian Ban 166,667 9,80 7,98
6 Servis kecil 59,097 3,48 2,83
7 Servis besar 31,273 1,84 1,50
8 Pemeriksaan umum 43,403 2,55 2,08
9 Penambahan oli mesin 37,5 2,21 1,79
10 Cuci bus 16,667 0,98 0,80
11 Retribusi terminal 37,5 2,21 1,79
12 STNK/pajak kendaraan 11,574 0,68 0,55
13 KIR 1,389 0,08 0,07
B Biaya Tidak Langsung 14,236 0,84 0,68
C Biaya pokok (A+B) 2089,62 122,92 100
Sumber: Hasil Penghitungan
/ bus-km
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
2) Bunga Modal
/ bus-km
b) Km-tempuh/hari = 240 km
c) Pemakaian BBM = 7,332 km/liter
d) Harga BBM = Rp.5.500,- /liter
e) Biaya/bus/hari = Rp.0,-
6) Servis Kecil
a) Servis kecil dilakukan setiap 1 bulan sekali (7200 km)
b) Biaya bahan:
- Oli mesin = 6 x Rp. 30.000,- = Rp.180.000,-
- Oli gardan = 4 x Rp. 30.000,- = Rp.120.000,-
- Oli transmisi = 4 x Rp. 30.000,- = Rp.120.000,-
- Solar = 1 x Rp. 5.500,- = Rp.5.500,-
Jumlah = Rp.425.500,-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
7) Servis Besar
a) Servis besar dilakukan setiap 3 bulan sekali (21600 km)
b) Biaya bahan:
- Oli mesin = 6 x Rp. 30.000,- = Rp. 180.000,-
- Oli gardan = 4 x Rp. 30.000,- = Rp. 120.000,-
- Oli transmisi = 4 x Rp. 30.000,- = Rp. 120.000,-
- Kampas rem = Rp.200.000,-
- Filter (oli+udara) = Rp.50.000,-
- Solar/bensin = 1 x Rp.5.500,- = Rp.5.500,-
Jumlah = Rp.675.500,-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
= Rp.11,574,-/ bus-km
12) KIR
a) Frekuensi KIR per tahun = 2 kali per tahun
b) Biaya setiap kali KIR = Rp.60.000,-
c) Biaya KIR/tahun = Rp.120.000,-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
= Rp.1,389,- /bus-km
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
Total biaya tidak langsung = biaya pegawai selain awak bus + biaya pengelolaan
= Rp.21.600.000,- + Rp.3.000.000,-
= Rp.24.600.000,-
Keterangan :
Jp = Jumlah penumpang per hari (penghitungan jumlah penumpang terlampir)
K = Kapasitas penumpang bus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
= Rp.42,28,-/pnp-km x 24 km
= Rp. 1.014,72,-/penumpang
Tabel 4.4. Rekapitulasi biaya pokok kondisi sistem setoran metode DLLAJ
dengan load factor eksisting 62,96 %
No Komponen biaya Rp/bus-km Rp/pnp-km %
A Biaya Langsung 704,55 41,45 98,02
1 Penyusutan 257,2 15,13 35,78
2 Bunga modal 96,45 5,67 13,42
3 Gaji dan tunjangan awak bus 0 0 0
4 BBM 0 0 0
5 Biaya pemakaian ban 166,667 9,80 23,19
6 Servis kecil 59,097 3,48 8,22
7 Servis besar 31,273 1,84 4,35
8 Pemeriksaan umum 43,403 2,55 6,04
9 Penambahan oli mesin 37,5 2,21 5,22
10 Cuci bus 0 0 0
11 STNK/pajak kendaraan 11,574 0,68 1,61
12 KIR 1,389 0,08 0,19
B Biaya Tidak Langsung 14,236 0,84 1,98
C Biaya pokok (A+B) 718,79 42,28 100
Sumber: Hasil Penghitungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
Jp = Jumlah penumpang per hari (penghitungan jumlah penumpang terlampir)
K = Kapasitas penumpangbus per hari
= Rp.120,72,-/pnp-km x 24 km
= Rp.2.897,28,-/penumpang
Tabel 4.5. Rekapitulasi biaya pokok kondisi sistem normal metode DLLAJ
dengan load factor eksisting 62,96 %
No Komponen biaya Rp/bus-km Rp/pnp-km %
A Biaya Langsung 2037,887 119,88 99,31
1 Penyusutan 257,2 15,13 12,53
2 Bunga modal 96,45 5,67 4,7
3 Gaji dan tunjangan awak bus 400 23,53 19,49
4 BBM 916,667 53,92 44,67
5 Biaya pemakaian ban 166,667 9,80 8,12
6 Servis kecil 59,097 3,48 2,88
7 Servis besar 31,273 1,84 1,52
8 Pemeriksaan umum 43,403 2,55 2,12
9 Penambahan oli mesin 37,5 2,21 1,83
10 Cuci bus 16,667 0,98 0,81
11 STNK/pajak kendaraan 11,574 0,68 0,56
12 KIR 1,389 0,08 0,07
B Biaya Tidak Langsung 14,236 0,84 0,69
C Biaya pokok (A+B) 2052,12 120,72 100
Sumber: Hasil Penghitungan
- Kernet = 1 orang
Jumlah = 2 orang
b) Biaya awak bus per tahun
Gaji: (memakai sistem setoran)
- Sopir = -
- Kernet = -
- Gaji/upah =-
- Uang dinas jasa/tunjangan kerja operasi = -
- Tunjangan sosial =-
Jumlah = Rp.0,-
2) STNK/ Pajak Kendaraan
a) Biaya STNK/ bus / tahun = Rp.1.000.000,-
3) KIR
a) Frekuensi KIR per tahun = 2 kali per tahun
b) Biaya setiap kali KIR = Rp.60.000,-
c) Biaya KIR/tahun = Rp.120.000,-
4) Asuransi
a) Asuransi kendaraan per tahun =-
b) Asuransi penumpang
- Asuransi penumpang per bus per bulan = Rp. 60.000,-
- Asuransi penumpang per bus per tahun = Rp. 60.000,- x 12
= Rp. 720.000,-
5) Bunga Modal
- KIR = Rp.120.000,-/bus-tahun
- Asuransi = Rp.720.000,-/bus-tahun
- Bunga modal = Rp.8.333.333,33,-/bus-tahun
Jumlah = Rp.10.173.333,33,-/bus-tahun
B. Biaya Variabel
1) Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM)
a) Pemakaian BBM/bus/hari = 40 liter
b) Km-tempuh/hari = 240 km
c) Pemakaian BBM = 6 km/liter
d) Harga BBM = Rp.5.500,- /liter
e) Biaya/bus/hari = Rp.0,-
f) Biaya/bus/tahun = Rp.0,-
3) Servis Kecil
a) Servis kecil dilakukan setiap 1 bulan sekali (7200 km)
b) Biaya bahan:
- Oli mesin = 6 x Rp. 30.000,- = Rp.180.000,-
- Oli gardan = 4 x Rp. 30.000,- = Rp.120.000,-
- Oli transmisi = 4 x Rp. 30.000,- = Rp.120.000,-
- Solar = 1 x Rp. 5.500,- = Rp.5.500,-
4) Servis Besar
a) Servis besar dilakukan setiap 3 bulan sekali (21600 km)
b) Biaya bahan:
- Oli mesin = 6 x Rp. 30.000,- = Rp. 180.000,-
- Oli gardan = 4 x Rp. 30.000,- = Rp. 120.000,-
- Oli transmisi = 4 x Rp. 30.000,- = Rp. 120.000,-
- Kampas rem = Rp.200.000,-
- Filter (oli+udara) = Rp.50.000,-
- Solar/bensin = 1 x Rp.5.500,- = Rp.5.500,-
Jumlah = Rp.675.500,-
c) Biaya Servis Besar per tahun = Rp.675.500,- x 4 = Rp.2.702.000,-
7) Retribusi Terminal
a) Retribusi terminal/hari = Rp.0,-
b) Retribusi terminal/tahun = Rp.0,-
8) Biaya Penyusutan
- Harga kendaraan = Rp.250.000.000,- (tahun 2005)
- Masa penyusutan = 9 tahun
commit to user
- Nilai residu = 20 % dari harga kendaraan
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id
= 20 % x Rp.250.000.000,-
= Rp.50.000.000,-
( ( ) ( ))
Dimana :
n = perbandingan antara tarif pelajar dan tarif umum dalam %.
( ( ) ( ))
Dimana :
n = perbandingan antara tarif pelajar dan tarif umum dalam %.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id
a. Hari Kerja
39%
Laki - Laki
61%
Perempuan
Gambar 4.1. Persentase rata-rata jenis kelamin penumpang bus BST koridor 3
pada hari kerja.
Gambaran mengenai perbandingan jenis kelamin responden pada hari kerja
ditunjukkan pada gambar 4.1. dimana kuisioner terdistribusikan kepada 120
responden dengan persentase sebesar 61% untuk penumpang perempuan dan 39%
untuk penumpang laki - laki, sehingga kuisioner telah tersebar merata untuk tiap
jenis kelamin dan diharapkan memberikan karakteristik perjalanan yang berbeda.
Pendapatan Penumpang
Gambar 4.2. Persentase pendapatan penumpang bus BST koridor 3 pada hari
kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6. Tabel jumlah responden berdasarkan maksud perjalanan dan pekerjaan
pada hari kerja.
Maksud Perjalanan
Kunjungan
Bisnis/ Sekolah/ Belanja/ Total
Rekreasi Keluarga/
Bekerja Kuliah Ke toko
teman
P PNS/TNI jml 6 1 1 - - 8
E Polri % 5% 0,83% 0,83% - - 6,67%
K jml 22 - 2 - 1 25
E Peg. Swasta
% 18,33% - 1,67% - 0,83% 20,83%
R
jml - 10 - - - 10
J Pelajar
A % - 8,33% - - - 8,33%
A jml 2 8 3 5 1 19
Mahasiswa
N % 1,67% 6,67% 2,5% 4,17% 0,83% 15,83%
Ibu Rumah jml 3 5 10 - 13 31
Tangga /
% 2,5% 4,17% 8,33% - 10,83% 25,83%
Lain - lain
jml 22 - 2 - 3 27
Wiraswasta
% 18,33% - 1,67% - 2,5% 22,5%
jml 55 24 18 5 18 120
Total
% 45,83% 20% 15% 4,17% 15% 100%
Sumber: Hasil Penghitungan
Jenis pekerjaan responden dapat mempengaruhi nilai ATP dan WTP, jenis
pekerjaan berkaitan dengan pendapatan yang diterima oleh responden yang
nantinya akan mempengaruhi kemampuan dan keinginan dalam membayar tarif.
Tabel 4.6. memperlihatkan bahwa jenis pekerjaan ibu rumah tangga / lain – lain
memiliki persentase yang paling tinggi sebesar 25,83% dan persentase maksud
perjalanan dari penumpang yang paling dominan adalah untuk bisnis / bekerja.
Sehingga tabel 4.6. memperlihatkan bahwa responden dengan pekerjaan ibu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id
rumah tangga / lain lain dan maksud perjalanan untuk bisnis / bekerja merupakan
penumpang tetap (regular trip maker).
Tabel 4.7. Tabel jumlah responden berdasarkan tarif yang dibayar dan pekerjaan
pada hari kerja
Tarif yang dibayar
Total
Rp2.000 Rp2.500 Rp3.000 Rp3.500 Lain…
PNS/TNI jml - - 8 - - 8
Polri % - - 6,67% - - 6,67%
P jml 2 2 21 - - 25
Peg. Swasta
E % 1,67% 1,67% 17,5% - - 20,83%
K jml 10 - - - - 10
Pelajar
E % 8,33% - - - - 8,33%
R jml - - 17 2 - 19
J Mahasiswa
% - - 14,17% 1,67% - 15,83%
A Ibu Rumah jml - 5 26 - - 31
A Tangga/
N % - 4,17% 21,67% - - 25,83%
Lain-lain
jml - 4 23 - - 27
Wiraswasta
% - 3,33% 19,17% - - 22,5%
jml 12 11 95 2 - 120
Total
% 10% 9,17% 79,17% 1,67% - 100%
Sumber: Hasil Penghitungan
Tabel 4.7. menunjukkan besaran tarif yang dibayar dari tiap jenis pekerjaan.
Terlihat bahwa tarif dominan yang dibayar untuk pelajar sebesar 8,33% atau
sebanyak 10 responden yaitu Rp.2.000,-. Ini menunjukkan bahwa penumpang
kategori pelajar membayar sesuai tarif yang berlaku untuk pelajar, yaitu
Rp.2.000,-. Untuk penumpang kategori umum tarif dominan yang dibayar yaitu
Rp.3.000,- dengan persentase sebanyak 79,17% dari jumlah responden. Hal ini
menunjukan sebagian besar responden kategori umum belum membayar sesuai
tarif yang berlaku untuk umum, yaitu Rp. 3.500,-. Hanya 1,67% atau sebanyak 2
responden yang membayar tarif sesuai tarif yang berlaku untuk umum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id
b. Hari Libur
43%
Laki - Laki
57%
Perempuan
Gambar 4.3. Persentase rata-rata jenis kelamin penumpang bus BST koridor 3
pada hari libur.
Gambaran mengenai perbandingan jenis kelamin responden pada hari libur
ditunjukkan pada gambar 4.3. dimana kuisioner terdistribusikan kepada 116
responden dengan persentase sebesar 57% untuk penumpang perempuan dan
43% untuk penumpang laki laki, sehingga kuisioner telah tersebar merata untuk
tiap jenis kelamin dan diharapkan memberikan karakteristik perjalanan yang
berbeda.
Pendapatan Penumpang
Gambar 4.4. Persentase pendapatan penumpang bus BST koridor 3 pada hari
libur.
Pendapatan penumpang mempengaruhi kemampuan penumpang untuk membayar
tarif bus, apabila pendapatan penumpang tinggi maka kemampuan membayarnya
juga tinggi begitupun sebaliknya, pendapatan penumpang rendah maka
kemampuan membayarnya juga rendah. Dari gambar 4.4. menunjukkan bahwa
pendapatan penumpang bus BST koridor 3 mempunyai penghasilan rendah,
terlihat dari persentase pandapatancommit to yaitu
terbesar user 43% sebesar < Rp.900.000,-
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.9. Tabel jumlah responden berdasarkan tarif yang dibayar dan pekerjaan
pada hari libur
Tarif yang dibayar
Total
Rp2.000 Rp2.500 Rp3.000 Rp3.500 Lain...
PNS/TNI jml - 2 6 - - 8
Polri % - 1,72% 5,17% - - 6,89%
jml 2 6 25 3 1 37
P Peg. Swasta
% 1,72% 5,17% 21,55% 2,59% 0,86% 31,89%
E
K jml 8 - - - - 8
Pelajar
E % 6,89% - - - - 6,89%
R jml - 4 7 - - 11
J Mahasiswa
% - 3,45% 6,03% - - 9,48%
A
A Ibu Rumah jml 5 9 12 1 - 27
N Tangga/
Lain-lain % 4,31% 7,76% 10,34% 0,86% - 23,28%
jml 2 6 16 - 1 25
Wiraswasta
% 1,72% 5,17% 13,79% - 0,86% 21,55%
jml 17 27 66 4 2 116
Total
% 14,65% 23,28% 56,89% 3,45% 1,72% 100%
Sumber: Hasil Penghitungan
Tabel 4.9. menunjukkan besaran tarif yang dibayar dari tiap jenis pekerjaan.
Terlihat bahwa tarif dominan yang dibayar untuk pelajar sebesar 6,89% atau
sebanyak 8 responden yaitu Rp.2.000,-. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar
penumpang kategori pelajar membayar sesuai tarif yang berlaku untuk pelajar,
yaitu Rp.2.000,-. Untuk penumpang kategori umum tarif dominan yang dibayar
yaitu Rp.3.000,- dengan persentase sebanyak 56,89% dari jumlah responden. Hal
ini menunjukan sebagian besar responden kategori umum belum membayar sesuai
tarif yang berlaku untuk umum, yaitu Rp. 3.500,-. Hanya 3,45% atau sebanyak 4
responden yang membayar tarif sesuai tarif yang berlaku unuk umum.
Ic %TC
ATPindividual
D
Dimana :
Ic = Penghasilan
%TC = Persentase dari penghasilan untuk travel cost
D = Frekuensi perjalanan
a. Hari Kerja
Tabel 4.10. Tabel jumlah responden berdasarkan penghasilan dan uang saku
penumpang pada hari kerja
Penghasilan/Uang Saku (dalam Rupiah)
< 900.000 – 1.800.000 – 2.700.000 – >
TOTAL
900.000 1.800.000 2.700.000 3.600.000 3.600.000
PNS/TNI jml 7 - 1 - - 8
P POLRI % 5,83% - 0,83% - - 6,67%
e Pegawai jml 4 15 5 - 1 25
k Swasta % 3,33% 12,5% 4,17% - 0,83% 20,83%
e Pelajar jml 10 - - - - 10
r % 8,33% - - - - 8,33%
j Mahasiswa jml 11 3 4 1 - 19
a % 9,17% 2,5% 3,33% 0,83% - 15,83%
a Ibu rumah jml 14 10 5 2 - 31
n Tangga/ %
11,67% 8,33% 4,17% 1,67% - 25,83%
Lain-lain
jml 9 9 5 3 1 27
Wiraswasta
% 7,5% 7,5% 4,17% 2,5% 0,83% 22,5%
TOTAL jml 55 37 20 6 2 120
% 45,83% 30,83% 16,67% 5% 1,67% 100 %
Sumber: Hasil Penghitungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.11. Tabel jumlah responden berdasarkan frekuensi penggunaan bus pada
penumpang hari kerja
Frekuensi (per minggu) TOTAL
Setiap Setiap 1–2 3- 4 Kadang -
Hari Hari Kerja Hari Hari Kadang
PNS/TNI jml - 1 1 1 5 8
P POLRI % - 0,83% 0,83% 0,83% 4,17% 6,67%
e Peg. jml 3 6 - 2 14 25
k Swasta % 2,5% 5% - 1,67% 11,67% 20,83%
e Pelajar jml - 1 2 2 5 10
r % - 0,83% 1,67% 1,67% 4,17% 8,33%
j Mahasiswa jml 1 1 1 1 15 19
a % 0,83% 0,83% 0,83% 0,83% 0,83% 15,83%
a Ibu rumah jml 3 - 5 2 21 31
n Tangga/ % 2,5% - 4,17% 1,67% 17,5% 25,83%
Lain-lain
jml 6 2 3 5 11 27
wiraswasta
% 5% 1,67 2,5 4,17% 9,17% 22,5%
TOTAL jml 13 11 12 13 71 120
% 10,83% 9,17% 10% 10,83% 59,17% 100 %
Sumber: Hasil Penghitungan
Asumsi :
Setiap hari = 14 PP
Setiap hari kerja = 10 PP
1 – 2 hari seminggu = 3 PP
3 – 4 hari seminggu = 7 PP
Kadang – kadang =2P
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.12. Penghitungan jumlah penghasilan per bulan (Ic) untuk setiap jenis
pekerjaan pada hari kerja
Penghasilan/Ic Jumlah Sampel Rata – Rata
Pekerjaan
(Rp) (orang) (Rp)
PNS/TNI/ POLRI 8.550.000 8 1.068.750
Pegawai Swasta 38.700.000 25 1.548.000
Pelajar 9.000.000 10 900.000
Mahasiswa 26.100.000 19 1.373.684
Ibu rumah tangga/ 43.650.000 31 1.408.064
Lain-lain
Wiraswasta 44.550.000 27 1.650.000
Sumber: Hasil Penghitungan
Tabel 4.13. Penghitungan persentase per bulan penggunaan travel cost (TC) dari
penghasilan untuk setiap jenis pekerjaan pada hari kerja
Total Pengeluaran Untuk
Persentase/%TC
Pekerjaan Penggunaan Bus BST (%)
(Rp)
PNS/TNI/ POLRI 360.000 4,21
Pegawai Swasta 1.656.000 4,28
Pelajar 320.000 3,56%
Mahasiswa 816.000 3,13%
Ibu rumah tangga/ 1.334.000 3,06
Lain-lain
Wiraswasta 2.002.000 4,49
Sumber: Hasil Penghitungan
%TC
Frekuensi tarif commit
4 to%
100 user
Ic
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id
%TC
1 10 1 3 1 7 5x2 3000 4 100%
Ic
%TC
30 3000 4 100% = 4,21
8550000
Tabel 4.14. Penghitungan ATP untuk setiap jenis pekerjaan pada hari kerja
Penghasilan Persentase ATP
Pekerjaan /Ic /%TC Frekuensi
(Rp)
(Rp) (%)
PNS/TNI/ 8.550.000 4,21 120 2.999,62
POLRI
Pegawai Swasta 38.700.000 4,28 576 2.875,62
Pelajar 9.000.000 3,56 160 2.002,5
Mahasiswa 26.100.000 3,13 256 3.191,13
Ibu rumah 43.650.000 3,06 452 2.995,07
tangga/Lain-lain
Wiraswasta 44.550.000 4,49 680 2.941,61
Sumber: Hasil Penghitungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id
b. Hari Libur
Tabel 4.15. Tabel jumlah responden berdasarkan penghasilan dan uang saku pada
penumpang hari libur
Penghasilan/Uang Saku (dalam Rupiah)
< 900.000 – 1.800.000 – 2.700.000 – >
TOTAL
900.000 1.800.000 2.700.000 3.600.000 3.600.000
PNS/TNI jml - 1 4 3 - 8
P POLRI % - 0,86% 3,45% 2,59% - 6,89%
e Peg. jml 10 16 6 1 4 37
k Swasta % 8,62% 13,79% 5,17% 0,86% 3,45% 31,89%
e Pelajar jml 8 - - - - 8
r % 6,89% - - - - 6,89%
Mahasiswa Jml 3 6 2 - - 11
% 2,59% 5,17% 1,72% - - 9,48%
j Ibu rumah jml 20 5 1 1 - 27
a Tangga/ %
17,24% 4,31% 0,86% 0,86% - 23,28%
Lain-lain
a wiraswasta jml 9 8 3 3 2 25
n % 7,76% 6,89% 2,59% 2,59% 1,72% 21,55%
TOTAL Jml 50 36 16 8 6 116
% 43,10% 31,03% 13,79% 6,89% 5,17% 100%
Sumber: Hasil Penghitungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.16. Tabel jumlah responden berdasarkan frekuensi penggunaan bus pada
penumpang hari libur
Frekuensi (per minggu)
Setiap Setiap 1–2 3- 4 Hari Kadang -
TOTAL
Hari Hari Kerja Hari Kadang
PNS/TNI jml 1 2 2 - 3 8
P POLRI % 0,86% 1,72 % 1,72% - 2,59% 6,89%
e Peg. jml 3 10 8 1 15 37
k Swasta % 2,59% 8,62% 6,89% 0,86% 12,93% 31,89%
e Pelajar jml 2 2 2 2 - 8
r % 1,72% 1,72% 1,72% 1,72% - 6,89%
j Mahasiswa jml - - - - 11 11
a % - - - - 9,48% 9,48%
a Ibu rumah jml - - 2 2 23 27
n Tangga/ %
- - 1,72% 1,72% 19,83% 23,28%
Lain-lain
jml 4 5 2 5 9 25
wiraswasta
% 3,49% 4,31% 1,72% 4,31% 7,76% 21,55%
TOTAL jml 10 19 16 10 61 116
% 8,62% 16,38% 13,79% 8,62% 52,59% 100 %
Sumber: Hasil Penghitungan
Asumsi :
Setiap hari = 14 PP
Setiap hari kerja = 10 PP
1 – 2 hari seminggu = 3 PP
3 – 4 hari seminggu = 7 PP
Kadang – kadang = 2 PP
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.17. Penghitungan jumlah penghasilan per bulan (Ic) untuk setiap jenis
pekerjaan pada hari libur
Pekerjaan Penghasilan/Ic Jumlah Sampel Rata – Rata
(Rp) (orang) (Rp)
Tabel 4.18. Penghitungan persentase per bulan penggunaan travel cost (TC) dari
penghasilan untuk setiap jenis pekerjaan pada hari libur
Total Pengeluaran Untuk Persentase /%TC
Pekerjaan Penggunaan Bus BST (%)
(Rp)
PNS/TNI/ POLRI 526.000 2,66%
Pegawai Swasta 2.312.000 3,75%
Pelajar 544.000 7,56%
Mahasiswa 240.000 1,57%
Ibu rumah tangga/ 730.000 2,42%
Lain-lain
Wiraswasta 2.030.000 4,79%
Sumber: Hasil Penghitungan
%TC
Frekuensi tarif 4 100%
Ic
%TC
1 10 1 3 2500 (((1x14) (1x10) (1x3) (3x2)) x3000 ) 4 100%
Ic
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id
Total
Rp.1.500 Rp.2.500 Rp.3.500 Rp.4.500 Rp.5.500
PNS/TNI jml 3 5 - - - 8
Polri % 2,5% 4,17% - - - 6,67%
P jml 6 18 1 - - 25
Peg. Swasta
E % 5% 15% 0,83% - - 20,83%
K jml 5 5 - - - 10
Pelajar
E % 4,17% 4,17% - - - 8,33%
R jml 4 14 1 - - 19
J Mahasiswa
% 3,33% 11,67% 0,83% - - 15,83%
A Ibu Rumah jml 7 22 2 - - 31
A Tangga/
N Lain-lain % 5,83% 18,33% 1,67% - - 25,83%
jml 7 13 7 - - 27
Wiraswasta
% 5,83% 10,83% 5,83% - - 22,5%
jml 37 68 11 - - 120
Total
% 30,83% 60% 9,17% - - 100%
Sumber: Hasil Penghitungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id
b. Hari Libur
Tabel 4.21. Tabel jumlah responden berdasarkan WTP dan pekerjaan pada hari
libur :
Tarif yang dibayar
Total
Rp.1.500 Rp.2.500 Rp.3.500 Rp.4.500 Rp.5.500
PNS/TNI jml 1 4 3 - - 8
Polri % 0,86% 3,49% 2,59% - - 6,89%
jml 2 33 1 1 - 37
P Peg. Swasta
E % 1,72% 28,49% 0,86% 0,86% - 31,89%
K jml 5 3 - - - 8
E Pelajar
% 4,31% 2,59% - - - 6,89%%
R jml 6 5 - - - 11
J Mahasiswa
% 5,17% 4,31% - - - 9,48%
A
A Ibu Rumah jml 13 11 3 - - 27
N Tangga/
% 11,21% 9,48% 2,59% - - 23,28%
Lain-lain
jml 10 9 6 - - 25
Wiraswasta
% 8,62% 7,76% 5,17% - - 21,55%
jml 37 65 13 1 - 116
Total
% 31,89% 56,03% 11,21% 0,86% - 100%
Sumber: Hasil Perhitungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id
WTP rata-rata untuk kategori umum pada hari libur sebesar Rp.2.340,-
WTP untuk kategori pelajar pada hari libur sebesar Rp.1.875,-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id
3500
2950 3001
3000
2321
2500
2002 2000
2000
1500
1015
1000
500
0
Setoran Normal Umum Pelajar Umum Pelajar
BOK ATP WTP
Gambar 4.5. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari kerja
Gambar 4.5. Menunjukkan bahwa besaran tarif pada hari kerja berdasarkan BOK
kondisi sistem setoran metode Dephub sebesar Rp.1.014,72,- ; metode DLLAJ
sebesar Rp.1.014,72,- ; metode FSTPT sebesar Rp.434,46,- ; kondisi sistem
normal metode Dephub sebesar Rp.2.950,08,- ; metode DLLAJ sebesar
Rp.2.897,28,- ; metode FSTPT sebesar Rp.1.385,59,-. Berdasarkan ATP untuk
kategori umum sebesar Rp.3.000,61,- dan berdasarkan WTP untuk kategori umum
sebesar Rp.2.321,-. Kemampuan dan kemauan membayar penumpang berada di
bawah tarif yang berlaku yaitu sebesar Rp.3.500,-, hal ini dapat terjadi karena
sebagian besar penumpang berpenghasilan rendah. Masih banyak penumpang
yang membayar tarif tidak sesuai tarif yang berlaku, peranan pemerintah akan
pemberian subsidi juga sangat penting agar penumpang dapat membayar sesuai
kemampuannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id
2950 2855
3000
2340
2500
2001
1875
2000
1500
1015
1000
500
0
Setoran Normal Umum Pelajar Umum Pelajar
BOK ATP WTP
Gambar 4.6. Perbandingan tarif menurut BOK, ATP, dan WTP pada hari libur
Gambar 4.6. memperlihatkan bahwa besaran tarif pada hari libur berdasarkan
BOK kondisi sistem setoran metode Dephub sebesar Rp.1.014,72,- ; metode
DLLAJ sebesar Rp.1.014,72,- ; metode FSTPT sebesar Rp.434,46,- ; kondisi
sistem normal metode Dephub sebesar Rp.2.950,08,- ; metode DLLAJ sebesar
Rp.2.897,28,- ; metode FSTPT sebesar Rp.1.385,59,-. Berdasarkan ATP untuk
kategori umum sebesar Rp.2.854,58,- dan berdasarkan WTP untuk kategori umum
sebesar Rp.2.340,-. Terlihat bahwa terjadi kenaikan ATP dan penurunan WTP
dibanding hari kerja. Hal ini terjadi karena sebagian besar perkantoran libur
sehingga terjadi perubahan nilai ATP dan WTP.
Metode break even point digunakan dalam penentuan jumlah armada kendaraan
dengan menentukan biaya operasi kendaraan yang dibutuhkan dan rata-rata faktor
muat agar dalam operasionalnya tidak mengalami kerugian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id
2. Hari Libur
Berdasarkan hasil survei didapatkan data sebagai berikut:
a. Tingkat faktor muat rata-rata (LF) = 51,85%
b. Jumlah kapasitas (Td) = 27 penumpang
g. Biaya operasi kendaraan (BOK) / hari (metode Dephub) = Rp. 172.509,6,-
c. Rata-rata pendapatan dalam 1 hari (Pd) diambil dari setoran per bus
= Rp. 300.000,-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id
= 37,62 38 kendaraan
Jadi kendaraan yang harusnya beroperasi pada hari kerja adalah 38 kendaraan.
2. Hari Libur
Berdasarkan hasil survei didapatkan data sebagai berikut:
a. Tingkat faktor muat rata-rata (LF) = 51,85%
b. Jumlah kapasitas (Td) = 27 penumpang
g. Biaya operasi kendaraan (BOK) / hari (metode Dephub) = Rp. 501.508,8,-
c. Rata-rata pendapatan dalam 1 hari (Pd)
= (2000x21)+(2500x64)+(3000x174)+(3500x9)+(1500x3)+(5000x2)
=Rp.770.000,-
d. Tingkat faktor muat kondisi break even (LFBE) =
BOK
LFBE xLF
Pd
501508 ,8
LFBE x0,5185
770000
= 0,3377
e. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan (KT) =
LF
KT xKO
LFBE
0,5185
KT x 20
0,3377
= 30,71 31 kendaraan
Jadi kendaraan yang harusnya beroperasi pada hari libur adalah 22 kendaraan.
Rata – rata pendapatan hari libur/hari diambil dari setoran per bus
= Rp. 300.000,-
Rata – rata pendapatan hari kerja/bulan = Rp. 300.000,- x 22
= Rp. 6.600.000,-
Rata – rata pendapatan hari libur/bulan = Rp. 300.000,- x 8
= Rp. 2.400.000,-
Rata – rata pendapatan/tahun
= (Rp. 6.600.000,- + Rp. 2.400.000,-) x 12= Rp. 108.000.000,-
3. Biaya operasional kendaraan (BOK)/tahun (metode Dephub)
= Rp. 62.103.456,-
4. Pendapatan bersih (A) = Rp. 108.000.000 - Rp. 62.103.45
= Rp. 45.896.544,-
5. Lama waktu untuk BEP
F1 =
= Rp 250.000.000 (1+0,075)n
F2 = A * +
= Rp 45.896.544* +
F1 = F2
= * +
= - Rp 45.896.544
=
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id
Analisis waktu bus untuk mencapai BEP diperoleh hasil Rp. 45.896.544
> Rp. 18.750.000 atau pendapatan lebih besar dari suku bunga pinjaman,
sehingga bus dapat mencapai waktu BEP dalam waktu 7,3 tahun.
F2 = A * +
= Rp. 142.460.832 * +
F1 = F2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id
= - Rp. 142.460.832
=
4.7. Pembahasan
a. Terdapat tiga metode untuk menentutakan tarif bus BST koridor 3 berdasarkan
BOK kondisi sistem setoran metode Dephub sebesar Rp.1.014,72,- ; metode
DLLAJ sebesar Rp.1.014,72,- ; metode FSTPT sebesar Rp.434,46,- ; kondisi
sistem normal metode Dephub sebesar Rp.2.950,08,- ; metode DLLAJ sebesar
Rp.2.897,28,- ; metode FSTPT sebesar Rp.1.385,59,-. Rata – rata terjadi
peningkatan tarif berdasarkan BOK sistem setoran ke sistem normal sebesar
198,39%. Hasil dari perhitungan tersebut berbeda – beda nilainya, hal ini
disebabkan karena setiap metode BOK mempunyai komponen – komponen
yang berbeda dalam peninjauannya. Dari ketiga metode BOK tersebut, metode
Dephub yang paling detail dalam perhitungannya karena banyak komponen –
komponennya yang ditinjau. Dengan diketahui BOK maka besaran subsidi
pemerintah dapat ditentukan, agar kelangsungan bus BST koridor 3 ini dapat
berlanjut. Tarif berdasarkan BOK sesuai dengan kemampuan penumpang tapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id
belum sesuai dengan kemauan penumpang. Hal ini dapat terjadi karena
penumpang merasa fasilitas yang diberikan bus BST koridor 3 tidak sesuai
dengan tarif yang berlaku. Nilai load factor yg mencapai 62,96% menunjukan
bahwa bus BST koridor 3 mempunyai peminat / penumpang yang cukup tinggi.
Dalam rangka memenuhi pelayanan masyarakat, telah menjadi kewajiban
pihak Dishubkominfo Surakarta dan pemerintah kota Surakarta untuk bersama
– sama memperbaiki sarana dan prasarana bus BST koridor 3. Terjalinnya
kerja sama yang baik antara Pemerintah Kota Surakarta, Dishubkominfo
Surakarta dan pihak Perusahaan Otobus dapat menciptakan kebijakan –
kebijakan untuk mengatasi semua permasalahan tersebut. Apabila
permasalahan – permasalahan tersebut telah diatasi, diharapkan akan
meningkatkan minat masyarakat untuk memilih angkutan umum sebagai moda
transportasi utama dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. Selain itu,
pembatasan kepemilikan kendaraan dan peningkatan pajak kendaraan mungkin
dapat mengurangi kepemilikan kendaraan pribadi. Dampaknya kepemilikan
kendaraan pribadi berkurang sehingga angkutan umum lebih banyak diminati
masyarakat sebagai moda transportasi yang cepat, aman dan nyaman. Tarif
berdasarkan ATP pada hari kerja : Rp.3.000,61,- (umum ) dan Rp.2.002,5,-
(pelajar), pada hari libur Rp.2.854,58,- (umum ) dan Rp.2.001,18,- (pelajar).
Tarif ATP untuk kategori pelajar lebih kecil daripada tarif yang berlaku saat ini
untuk kategori pelajar, yaitu Rp.2.000,-. Nilai ATP untuk kategori umum lebih
kecil dari tarif yang berlaku karena penumpang tidak membayar sesuai tarif
yang berlaku tetapi berdasarkan jauh/dekatnya perjalanan penumpang. Pada
dasarnya sebagian besar pengguna bus BST koridor 3 memiliki penghasilan
rendah, yaitu kurang dari Rp.900.000,- selain itu apabila operator bus BST
koridor 3 menerapkan tarif yang berlaku maka mereka akan kehilangan
penumpang dan beralih ke angkutan umum lainnya serta dapat mengurangi
jumlah pendapatan mereka. Tarif berdasarkan WTP pada hari kerja : Rp.
2.321,- (umum ) dan Rp. 2.000,- (pelajar), pada hari libur Rp. 2.340,- (umum )
dan Rp. 1.875,- (pelajar). Nilai WTP terdapat selisih yang cukup banyak
dengan nilai ATP nya. Hal ini terjadi karena penumpang merasa sarana dan
commit
prasarana yang diberikan bus BST to user
koridor 3 kurang baik, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id
b. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tariff yang berlaku saat ini sebesar
Rp.3.500,- (umum) lebih besar daripada tarif berdasarkan BOK, ATP dan
WTP. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat belum memiliki kemampuan dan
kemauan untuk membayar tarif yang berlaku saat ini sehingga dibutuhkan
peran serta pemerintah kota Surakarta dan Dishubkominfo Surakarta untuk
melakukan evaluasi terhadap tarif yang berlaku saat ini. Solusi lainnya adalah
dengan meningkatkan sarana dan prasarana, kenyamanan, dan memperbaiki
sistem operasional bus BST koridor 3 sehingga akan menarik minat masyarakat
untuk menggunakan bus BST koridor 3. Untuk tarif berdasarkan BOK, ATP
dan WTP kategori pelajar lebih besar tarif yang berlaku sebesar Rp.2.000,-
sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan dan kemauan pelajar untuk
membayar telah sesuai dengan tarif yang berlaku. Penelitian ini mendukung
penelitian Asmara (2001) mengenai Analisis Tarif Angkutan Umum
berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan Daya beli Penumpang,
penelitian dilakukan pada P.O. Bekonang Putra Sukoharjo. Hasil analisis
keduanya didapat bahwa tarif yang diberlakukan masih berada dibawah tarif
berdasarkan ATP dan WTP.
c. Hasil analisis BEP kondisi sistem setoran pada hari kerja menunjukan bahwa
LF eksisting sebesar 62,96% lebih besar dari LFBE sebesar 36,2% dan pada hari
libur LF eksisting sebesar 51,85% dan LFBE sebesar 29,8%. BEP kondisi sistem
normal pada hari kerja menunjukan bahwa LF eksisting sebesar 62,96% lebih
besar dari LFBE sebesar 33,47% dan pada hari libur LF eksisting sebesar
51,85% dan LFBE sebesar 33,77%. Rata – rata terdapat selisih LFBE sistem
setoran dan sistem normal sebesar 3,35%. Hal ini berarti pihak operator
mengalami keuntungan jika ditinjau dari load factor, karena penerimaan
commit to user
pembayaran tarif oleh penumpang lebih besar daripada pengeluaran biaya
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id
untuk operasional bus, sehingga dapat dikatakan penerimaan biaya dari tarif
dapat menutupi biaya operasional kendaraan. Selain itu, perusahaan otobus
masih dapat mengikuti permintaan penumpang dan mengoperasikan bus tanpa
menderita kerugian. Perhitungan jumlah kendaraan untuk mencapai BEP
kondisi sistem setoran pada hari kerja yang dibutuhkan sebesar 35 armada dan
hari libur sebesar 35 armada, BEP kondisi normal pada hari kerja yang
dibutuhkan sebesar 38 armada dan hari libur sebesar 31 armada lebih besar
daripada jumlah armada yang ada dilapangan sekarang sebesar 20 armada.
Rata – rata terdapat selisih jumlah kendaraan untuk mencapai BEP sistem
setoran dan sistem normal sebesar 4 armada. Penelitian ini juga menghitung
lamanya waktu agar terjadi titik impas / break even point. Waktu yang
dibutuhkan agar impas / balik modal pada kondisi sistem setoran adalah 7,3
tahun. Pada sistem normal dibutuhkan waktu 1,9 tahun untuk mencapai waktu
BEP. Perlu adanya peningkatan pelayanan terhadap penumpang sehingga dapat
meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum.
Bertambahnya jumlah penumpang akan berdampak pada LF yang meningkat
dan menambah pendapatan pihak operator sehingga mempersingkat waktu
untuk mencapai kondisi BEP.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB 5
5.1. Kesimpulan
33,77% pada hari libur (weekend). Rata – rata terdapat selisih LFBE sistem
setoran dan sistem normal sebesar 3,35%. Keempatnya telah berada dibawah
nilai LF eksisting sehingga berada pada posisi yang menguntungkan
operator bus BST koridor 3. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan untuk
mencapai kondisi BEP pada hari kerja (weekdays) 35 armada dan pada hari
libur (weekend) 35 armada pada kondisi sistem setoran. BEP pada hari kerja
(weekdays) 38 armada dan pada hari libur (weekend) 31 armada pada
kondisi sistem normal, sedangkan armada yang tersedia dilapangan sebesar
20 armada. Rata – rata terdapat selisih jumlah kendaraan untuk mencapai
BEP sistem setoran dan sistem normal sebesar 4 armada. Selain itu, dihitung
juga waktu yang dibutuhkan agar impas / balik modal. BEP pada kondisi
sistem setoran adalah 7,3 tahun dan pada kondisi sistem normal dibutuhkan
waktu 1,9 tahun untuk mencapai waktu BEP.
5.2. Saran
a. Tarif yang diberlakukan lebih tinggi dari daya beli penumpang sehingga
diperlukan evaluasi tarif dan subsidi dari pemerintah agar menarik daya beli
penumpang dan semua lapisan penumpang dapat menjangkau tarif yang
berlaku.
b. Perlu peningkatan pelayanan dalam hal kenyamanan, kebersihan, dan
keamanan sehingga dapat menumbuhkan minat masyarakat untuk
menggunakan angkutan umum.
c. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi kepemilikan
kendaraan pribadi dan memaksimalkan fungsi angkutan umum sehingga
load factor dapat meningkat.
d. Pemerintah perlu memberikan bantuan berupa penambahan armada pada bus
BST koridor 3 karena armada yang berada dilapangan belum mencapai
kondisi BEP.
e. Sistem setoran menurut analisis BEP membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mencapai BEP, yaitu
commit7,3 tahun. Pihak operator sebaiknya
to user
perpustakaan.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id
commit to user