Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN PELAKSANAAN BUY THE SERVICE UNTUK

KEPERINTISAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN

KERANGKA ACUAN KERJA

(TERMS OF REFERENCE)

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT, SUNGAI,
DANAU DAN PENYEBERANGAN

JAKARTA, OKTOBER 2021

1 dari 10
KERANGKA ACUAN KERJA
(TERMS OF REFERENCE)
KAJIAN PELAKSANAAN BUY THE SERVICE UNTUK KEPERINTISAN
ANGKUTAN PENYEBERANGAN

KEMENTERIAN NEGARA/
: Kementerian Perhubungan.
LEMBAGA
UNIT ORGANISASI : Badan Litbang Perhubungan.
UNIT ESELON II / SATKER : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan
Penyeberangan.
PROGRAM : Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
HASIL (OUTCOME) : Pelaksanaan buy the service untuk keperintisan angkutan
penyeberangan yang lebih optimal menjangkau seluruh
wilayah 3TP sehingga tercipta pemerataan pembangunan
antar wilayah di seluruh Indonesia
KEGIATAN : Riset Kebijakan Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan
Penyeberangan
INDIKATOR KINERJA : IKK 5 (initial): Tingkat kemanfaatan rekomendasi hasil
KEGIATAN kajian evaluasi implementasi program, regulasi,
kelembagaan, pendanaan, dan dukungan
kebijakan/standarisasi IPTEK dan sumber daya manusianya
bidang transportasi laut, sungai, danau, dan penyeberangan
JENIS KELUARAN : Rekomendasi konsep optimalisasi pelaksanaan buy the
(OUTPUT) service untuk keperintisan angkutan penyeberangan
VOLUME : 1 (satu)
SATUAN UKUR KELUARAN : Laporan
(OUTPUT)

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan,
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2011;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia;
e. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian
Perhubungan;
f. Permenhub Nomor 189 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan;
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2015 Tentang Standar
Keselamatan Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan;
h. Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 432 tentang Rencana Induk
Pelabuhan Nasional

2 dari 10
2. Gambaran Umum
Angkutan Penyeberangan Perintis adalah angkutan yang berfungsi sebagai
jembatan yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api
yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan
beserta muatannya yang digunakan untuk penyelenggaraan angkutan
penyeberangan di daerah terpencil, terisolir, dan tertinggal serta perbatasan. PT.
ASDP Indonesia Ferry (Persero) pada tahun 2020 mendapatkan kontrak subsidi
perintis senilai Rp 377 miliar, terdapat penambahan layanan kapal, lintasan perintis,
dan jumlah perjalanan (trip). Tahun 2020 PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)
ditargetkan dapat melayani sekitar 187 lintasan perintis atau bertambah 25 lintasan
dibandingkan 2019 sebanyak 162 lintasan. Layanan kapal perintis juga bertambah,
dari 69 unit pada 2019 menjadi 73 unit pada tahun 2020. Sedangkan trip juga naik
30 persen, dari 58.630 trip tahun 2019 menjadi 76.654 trip pada tahun 2020.
Diketahui, keberadaan angkutan penyeberangan perintis sebagai wujud pengabdian
Pemerintah kepada masyarakat yang sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 34
yang dilakukan berdasarkan pertimbangan kebijakan pemerataan pembangunan
antarwilayah. Tujuan layanan perintis sendiri untuk menghubungkan daerah yang
masih tertinggal atau wilayah terpencil yang belum berkembang dengan daerah
yang sudah berkembang atau maju; sebagai penghubung daerah yang secara
komersil belum menguntungkan untuk dilayani oleh pelaksana angkutan
penyeberangan; dan menghubungkan daerah yang moda transportasi lainnya belum
memadai.
Angkutan penyeberangan perintis menjadi salah satu moda transportasi yang sangat
dibutuhkan masyarakat. Apalagi, Indonesia merupakan negara kepulauan. Layanan
angkutan perintis menjadi jalan pembuka akses suatu daerah untuk menghubungkan
daerah satu dengan daerah lainnya guna meningkatkan perkembangan perekonomian
wilayah.
Menurut data yang ada angkutan penyeberangan perintis pada tahun 2020 telah
mencapai 253 lintasan yang dilayani. Untuk itu, PT. ASDP berharap dapat
berkontribusi lebih maksimal lagi dam memberikan layanan keperintisan yang
andal dan memadai.
Angkutan perintis sangat berperan besar dalam menyambung ikatan
kemasyarakatan antar pulau. Dengan begitu, ekonomi melalui perdagangan bisa
tumbuh selain juga untuk merawat dan menjaga rasa nasionalisme masyarakat di
wilayah terluar dan perbatasan. Untuk itu dukungan operator angkutan
penyeberangan perintis dan operator pelabuhan penyeberangan untuk
mengoptimalkan pasokan layanan angkutan penyeberangan perintis. Begitu juga
pemerintah daerah untuk mendorong terciptanya permintaan layanan angkutan
penyeberangan perintis.
Sejak tahun 2020, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat telah mengembangkan sistem buy the service (BTS) untuk
memenuhi kebutuhan angkutan umum di beberapa daerah, yaitu Banyumas,
Bandung, Banjarmasin, Makassar dan Surabaya. Seperti di wilayah Banyumas,
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menghadirkan layanan jasa angkutan
massal perkotaan yang memperkuat konektivitas dengan program BTS di Kota
Banyumas. Strategi yang harus dilakukan pemerintah dalam menerapkan program
BTS tersebut, yaitu pull and push strategy. Pull strategy dilakukan oleh pemerintah
pusat dengan memberikan kebutuhan bus dan lisensi kepada operator, sedangkan
push strategy merupakan kewajiban pemerintah daerah untuk mendorong
masyarakat agar beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik, seperti

3 dari 10
Teman Bus. Program ini salah satunya didasarkan dari amanat amanat dalam
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
bahwa pemerintah harus menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan
baik di perkotaan atau pedesaan. Dengan adanya sistem BTS ini diharapkan
angkutan umum daerah bisa lebih bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan
masyarakat, dengan sistem BTS, pemerintah melimpahkan sistem transportasi
umum daerah kepada swasta.
Skema BTS ini kemudian direncanakan akan diadaptasi untuk angkutan
penyeberangan, dengan uji coba di Indonesia bagian timur. Uji coba adaptasi
subsidi BTS angkutan bus ke angkutan penyeberangan adalah sebagai upaya
peningkatan efektivitas subsidi, dengan harapan perjalanan masyarakat yang
menggunakan angkutan penyeberangan dapat murah, efektif, dan efisien. Berkaitan
dengan hal tersebut diatas, maka perlunya kajian yang terkait dengan optimalisasi
pelaksanaan BTS di angkutan untuk keperintisan angkutan penyeberangan.

3. Permasalahan Kajian
a. Dimana lokasi yang perlu dilayani oleh BTS?
b. Apa saja komponen yang terkait dengan biaya operasional yang dibayar
sebagai pengganti layanan yang telah diberikan?

4. Tujuan Kajian
a. Maksud dan Tujuan
Sedangkan maksud kajian ini adalah mengevaluasi pelaksanaan buy the
service untuk keperintisan angkutan penyeberangan
Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan pelaksanaan buy the service untuk
keperintisan angkutan penyeberangan.
b. Output
Tersedianya konsep rekomendasi optimalisasi yang jelas dan terukur dalam
pelaksanaan buy the service untuk keperintisan angkutan penyeberangan.
c. Outcome
Pelaksanaan buy the service untuk keperintisan angkutan penyeberangan
yang lebih optimal menjangkau seluruh wilayah 3 TP sehingga tercipta
pemerataan pembangunan antarwilayah di seluruh Indonesia.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kajian ini adalah Kementerian Perhubungan, Kementerian
Pariwisata, Pemerintah Daerah, dan stakeholder terkait lainnya.

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metoda Pelaksanaan
a. Kegiatan kajian dilakukan secara kontraktual.
b. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui survei kepustakaan, meliputi
dasar-dasar teori, referensi-referensi, serta peraturan perundang-undangan,
yang terkait dan relevan dengan studi dimaksud. Pengumpulan data primer
dilakukan melalui survei lapangan di lokasi terkait dan relevan, yang
dimungkinkan melalui kuesioner sebagai panduan yang telah disusun
sebelumnya serta pelaksanaan simulasi atau peragaan di lokasi pelabuhan dan
institusi terkait di dalam negeri. Ruang lingkup kegiatan pengumpulan data
yang dikumpulkan mencakup inventarisasi dan identifikasi peraturan dan
referensi terkait instrumen.

4 dari 10
c. Analisis dan evaluasi dilakukan secara komprehensif, dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif yang ditunjang oleh data primer hasil pengukuran,
pengamatan dan wawancara serta data sekunder berupa kepustakaan dan
peraturan perundang-undangan dengan ruang lingkup analisis dan evaluasi
sebagai berikut:
1) Identifikasi stakeholder;
2) Identifikasi dan inventarisasi peraturan perundang-undangan terkait
dengan penyelenggaraan angkutan penyeberangan perintis;
3) Inventarisasi dan identifikasi wilayah hinterland pelabuhan
penyeberangan perintis;
4) Identifikasi jumlah pelabuhan penyeberangan yang merupakan
hinterland pelabuhan penyeberangan singgah, termasuk jarak, dan
waktu tempuh dari dan ke pelabuhan penyeberangan singgah;
5) Inventarisasi dan identifikasi layanan lintas penyeberangan perintis;
6) Inventarisasi dan identifikasi layanan kapal penyeberangan perintis;
7) Inventarisasi dan identifikasi layanan trip kapal penyeberangan
perintis;
8) Analisis dan evaluasi layanan lintas, layanan kapal, dan layanan trip
angkutan penyeberangan perintis yang sedang berlaku/existing;
9) Analisis dan evaluasi load factor/muatan kapal/angkutan
penyeberangan perintis yang sedang berlaku/existing;
10) Analisis proyeksi dan estimasi pertumbuhan potensi wilayah
hinterland pelabuhan penyeberangan perintis, dalam jangka pendek,
menengah dan jangka panjang;
11) Analisis proyeksi dan estimasi kebutuhan infrastruktur yang
mendukung angkutan penyeberangan perintis, dalam jangka
pendek, menengah dan jangka panjang pada daerah-daerah
terpencil, tertinggal dan daerah perbatasan;
12) Analisis dan evaluasi besaran subsidi biaya angkutan barang kebutuhan
pokok, barang penting lainnya, dan penumpang dari dan ke wilayah
hinterland pelabuhan penyeberangan singgah, sehingga barang
kebutuhan pokok dan barang penting lainnya sesuai dengan daya beli
masyarakat hinterland pelabuhan penyeberangan singgah;
13) Analisis optimalisasi pelaksanaan BTS untuk angkutan penyeberangan;
14) Analisis karakteristik dari daerah terpencil.
15) Rekomendasi optimalisasi pelaksanaan BTS angkutan penyeberangan.
d. Hasil yang diharapkan adalah rekomendasi konsep optimalisasi pelaksanaan
BTS untuk keperintisan angkutan penyeberangan.
e. Dalam pelaksanaan tahapan kegiatan kajian dan tahapan pelaporan
pembahasan kajian, perlu memperhatikan saran dan masukan dari Tim
Pengarah, Narasumber, dan pakar/praktisi.
f. Dalam setiap tahapan pelaporan pembahasan, wajib melibatkan Tim
Pendamping, Tim Pengarah, dan pakar/praktisi agar diperoleh masukan yang
berkualitas. Setiap tahapan laporan akan dipresentasikan/dibahas bersama
dengan Tim Pengarah dan Tim Pendamping yang dikoordinasikan oleh ketua
Tim Pendamping dan harus dihadiri oleh semua tenaga ahli dan asistennya
yang tercantum dalam kontrak.
g. Setiap tahapan laporan akan dipresentasikan dan dibahas bersama dengan
Tim Pengarah dan Narasumber.

5 dari 10
h. Kegiatan kajian dilakukan di Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Sulawesi Barat,
Maluku Utara, dan NTT.

2. Tahapan Kegiatan
Kegiatan kajian ini dilaksanakan melalui enam tahap pelaporan, dan pada setiap
tahapan kegiatan (milestone) dilakukan pembahasan bersama Tim Pendamping
dan/atau Pengarah, yang dikoordinasikan oleh Ketua Tim Pendamping yaitu:
a. Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Laporan ini berisi tentang penjabaran kerangka acuan yang meliputi
metodologi dan pendekatan teori yang digunakan, penjelasan metode
pengolahan/analisis, mencakup juga rencana kerja serta desain kuesioner
yang akan digunakan.
b. Laporan Antara (Interim Report)
Laporan ini berupa hasil pengumpulan dan pengolahan data yang diperoleh
dari data primer dan data sekunder, serta penyusunan langkah selanjutnya.
c. Tahapan Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report)
Laporan ini berisi tentang pengolahan data, analisis dan evaluasi dari hasil
pengumpulan data pada Laporan Antara serta penyusunan draft rekomendasi.
d. Laporan Akhir (Final Report)
Laporan Akhir merupakan hasil penyempurnaan Rancangan Laporan Akhir,
setelah melalui proses pembahasan bersama Tim Pengarah dan diperkaya
oleh masukan-masukan yang relevan dengan tujuan studi hingga
menghasilkan konsep optimalisasi pelaksanaan buy the service untuk
keperintisan angkutan penyeberangan.
e. Laporan Ringkas (Executive Summary)
Laporan ini merupakan rangkuman singkat suatu dokumen yang tidak lebih
panjang dari 10% dokumen aslinya.
f. Policy Brief.

3. Pelaksana Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan secara kontraktual melibatkan tenaga ahli dengan
deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing personil tenaga ahli dan
penunjang kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Tenaga Ahli Bidang Transportasi Laut (Ketua):
Memiliki pengalaman kerja di bidang transportasi laut, minimal 5 tahun dan
dilengkapi sertifikat keahlian, berpendidikan serendah-rendahnya Strata-2
(S2) diutamakan Strata-3 (S3) dari perguruan tinggi terakreditasi, jurusan
Teknik Sipil (Transportasi)/Teknik Kelautan.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
1) Memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pekerjaan;
2) Melakukan komunikasi tingkat pimpinan dan pemberi tugas;
3) Bertanggung jawab penuh terhadap pemberi tugas/hasil pelaksanaan
proyek;
4) Menyusun organisasi pelaksanaan proyek dan program kerja;
5) Bertanggung jawab atas kualitas dan kontinuitas, jadwal serta efisiensi
pelaksanaan pekerjaan;
6) Melakukan analisa dan optimalisasi pelaksanaan BTS untuk
6 dari 10
keperintisan angkutan penyeberangan.
7) Menyusun konsep rekomendasi pelaksanaan BTS angkutan
penyeberangan.
b. Tenaga Ahli Bidang Jaringan Transportasi Laut (Anggota Tim)
Memiliki pengalaman kerja di bidang jaringan transportasi laut, minimal 5
tahun dan dilengkapi sertifikat keahlian, berpendidikan serendah-rendahnya
Strata-1 (S1), diutamakan Strata-2 (S2) dari perguruan tinggi terakreditasi,
jurusan Teknik Sipil/Teknik Industri/Teknik Kelautan/Perencanaan Wilayah dan
Kota.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
1) Menginventarisasi jaringan pelayanan dan jaringan prasarana
transportasi penyeberangan eksisting.
2) Menganalisis dan mengevaluasi kebutuhan jaringan pelayanan dan
jaringan prasarana transportasi penyeberangan.
c. Tenaga Ahli Bidang Ekonomi Transportasi (Anggota Tim)
Memiliki pengalaman kerja di bidang ekonomi transportasi, minimal 5 tahun
dan dilengkapi sertifikat keahlian, berpendidikan serendah-rendahnya Strata-
1 (S1) di perguruan tinggi terakreditasi, jurusan Teknik Sipil/Teknik
Industri/Ekonomi.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
1) Menganalisis dan mengevaluasi besaran subsidi biaya angkutan barang
kebutuhan pokok, barang penting lainnya, dan penumpang.
2) Menganalisis kebutuhan pembiayaan BTS angkutan penyeberangan.
d. Tenaga Ahli Bidang Permodelan Transportasi (Anggota Tim)
Memiliki pengalaman kerja di bidang permodelan transportasi, minimal 5
tahun dan dilengkapi sertifikat keahlian, berpendidikan serendah-rendahnya
Strata-1 (S1, diutamakan Strata-2 (S2)) dari perguruan tinggi terakreditasi,
jurusan Teknik Sipil/Teknik Industri/Teknik Informatika.
Deskripsi pekerjaan menganalisis model dan skema pelaksanaan BTS
angkutan penyeberangan yang optimal.
e. Tenaga Ahli Bidang Kebijakan Publik (Anggota Tim)
Memiliki pengalaman kerja di bidang kebijakan publik, minimal 5 tahun dan
dilengkapi sertifikat keahlian, berpendidikan serendah-rendahnya Strata-1
(S1, diutamakan Strata-2 (S2)) dari perguruan tinggi terakreditasi, jurusan
Sosial Politik/Hukum/Antropologi.
Deskripsi pekerjaan yaitu menyusun policy brief rekomendasi optimalisasi
pelaksanaan BTS angkutan penyeberangan.
f. Asisten Tenaga Ahli.
1) Asisten Ahli Bidang Transportasi Laut
Berpengalaman kerja di bidang transportasi laut minimal 3 tahun dan
diutamakan yang memiliki sertifikat keahlian dengan pendidikan
serendah-rendahnya Strata-1 (S1) dari perguruan tinggi terakreditasi,
jurusan Teknik Sipil (Transportasi)/Perencanaan Wilayah dan
Kota/Teknik Kelautan.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a) Membantu tenaga ahli dalam hal menyusun konsep rekomendasi
pelaksanaan BTS angkutan penyeberangan.
b) Membantu tenaga ahli dalam hal melakukan analisa dan optimalisasi
pelaksanaan BTS untuk keperintisan angkutan penyeberangan.
7 dari 10
2) Asisten Ahli Bidang Ekonomi Transportasi
Berpengalaman kerja di bidang ekonomi transportasi minimal 3 tahun
dan diutamakan yang memiliki sertifikat keahlian dengan pendidikan
serendah-rendahnya Strata-1 (S1) dari perguruan tinggi terakreditasi,
jurusan Teknik Sipil/Teknik Industri/Ekonomi.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a) Membantu tenaga ahli dalam hal menganalisis dan mengevaluasi
besaran subsidi biaya angkutan barang kebutuhan pokok, barang
penting lainnya, dan penumpang.
b) Membantu tenaga ahli dalam hal menganalisis kebutuhan
pembiayaan BTS angkutan penyeberangan.
3) Asisten Ahli Bidang Jaringan Transportasi Laut
Berpengalaman kerja di bidang jaringan transportasi laut minimal 3 tahun
dan diutamakan yang memiliki sertifikat keahlian dengan pendidikan
serendah-rendahnya Strata-1 (S1) dari perguruan tinggi terakreditasi,
jurusan Teknik Sipil/Teknik Industri/Teknik Kelautan/Perencanaan
Wilayah dan Kota.
Deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a) Membantu tenaga ahli dalam hal menginventarisasi jaringan
pelayanan dan jaringan prasarana transportasi penyeberangan
eksisting.
b) Membantu tenaga ahli dalam hal menganalisis dan mengevaluasi
kebutuhan jaringan pelayanan dan jaringan prasarana transportasi
penyeberangan.

4) Asisten Ahli Bidang Permodelan Transportasi Laut


Berpengalaman kerja di bidang permodelan transportasi laut minimal 3
tahun dan diutamakan yang memiliki sertifikat keahlian dengan
pendidikan serendah-rendahnya Strata-1 (S1) dari perguruan tinggi
terakreditasi, jurusan Teknik Sipil/Teknik Industri/Teknik Informatika.
Deskripsi pekerjaan yaitu membantu tenaga ahli dalam hal menganalisis
model dan skema pelaksanaan BTS angkutan penyeberangan yang
optimal.
g. Sekretaris
Berpendidikan serendah-rendahnya Strata-1 (perguruan tinggi terakreditasi)
dengan pengalaman kerja di bidangnya minimal 3 tahun, semua jurusan.
Deskripsi pekerjaan adalah sebagai berikut:
1) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan administrasi pendukung
pelaksanaan proyek;
2) Melakukan evaluasi jadwal waktu pelaksanaan proyek;
3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan administrasi dan
evaluasi proyek.
h. Operator Komputer
Berpendidikan serendah-rendahnya Strata-1 (perguruan tinggi terakreditasi)
dengan pengalaman kerja di bidangnya minimal 3 tahun, semua jurusan.
Membantu tenaga ahli dalam hal penggambaran hasil pendataan atau
pengetikan;
1) Mengoperasikan komputer dalam kegiatan harian proyek, sesuai
dengan kebutuhan masing-masing tenaga ahli

8 dari 10
Penanggung jawab kegiatan kajian ini adalah Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan.

4. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran.


a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kajian ini dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan pada tahun 2022.
b. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun sebagai berikut:

Tabel 1.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan TA 2022
Bulan ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Pemantapan atas TOR

2. Penyusunan Laporan Pendahuluan

3. Pengumpulan Data

4. Penyusunan Laporan Antara

5. Penyusunan Rancangan Laporan Akhir


Penyusunan Laporan Akhir, Executive Summary,
6.
Policy Brief

Jakarta, Oktober 2021

KEPALA PUSLITBANG
TRANSPORTASI LAUT, SUNGAI, DANAU, DAN
PENYEBERANGAN

Dr. Ir. GUNUNG HUTAPEA, M. M.


Pembina Utama Muda/(IV/c)
NIP. 19630925 199303 1 001

9 dari 10

Anda mungkin juga menyukai